Pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Conference of the Parties (COP) 26 pada tanggal 1-2 November 2021 di Glasgow, Skotlandia merefleksikan kesungguhan negara-negara di dunia untuk bersama menghadapi perubahan iklim. Dalam konferensi iklim COP 26, Indonesia turut berkomitmen untuk mengupayakan emisi nol bersih skala global di tahun 2050.
Dengan komitmen tersebut, pemerintah Indonesia menerapkan instrumen hukum Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) yang mengatur kebijakan yang cukup "baru" yaitu pajak karbon. Rencananya, penerapan pajak karbon ini akan dilakukan secara bertahap mulai dari sektor energi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) pada April 2022 kemudian menyusul skema pengenaan pajak karbon pada sektor lainnya. Kebijakan ini dinilai cukup beresiko bagi ekonomi di Indonesia, seperti potensi kenaikan inflasi dan kemungkinan adanya intervensi politik sehingga penerapan pajak karbon justru dialokasikan demi ekonomi nasional semata.