BPJS Kesehatan dipercaya oleh masyarakat sebagai lembaga yang dapat menyelenggarakan hak peserta untuk dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Calon peserta dapat mengisi formulir pendaftaran yang berisikan data diri lengkap mulai dari KTP dan KK, nomor NPWP, alamat tempat tinggal tanpa surat keterangan domisili, serta nomor HP. Berkaitan dengan data pribadi yang diisikan oleh calon peserta BPJS Kesehatan pada saat mendaftar, belum lama ini diketahui bahwa sekitar 279 juta data peserta BPJS Kesehatan bocor. Jelas, hal tersebut merupakan salah satu permasalahan yang tidak dapat diremehkan oleh masyarakat karena Kebocoran data pribadi dapat disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Padahal, perlindungan data pribadi telah data pribadi masyarakat dijamin oleh konstitusi dalam Pasal 28G UUD 1945. Lantas, apakah kebocoran data pribadi dapat dituntut? Apakah perlindungan data pribadi seharusnya diatur dalam suatu peraturan perundang-undangan yang khusus?