Paper Review: Poverty and Deliquency: A Qualitative Study on Selected Juvenile Offenders in Malaysia

Page 1


A. Informasi Jurnal

Jurnal

: Poverty and delinquency: A Qualitative Study on Selected Juvenile

Offenders in Malaysia Penulis

: Shong, Tai S., Abu Bakar, Siti Hajar., Islam, Muhammad R.

Tahun

: 2018

Diulas Oleh: M. Riyan Rizki B. Pendahuluan Risiko perkembangan yang terkait dengan kemiskinan dan kerugian ekonomi telah didokumentasikan dengan baik, tetapi proses yang menjelaskan hubungan antara kemiskinan dan perkembangan anak belum dieksplorasi secara menyeluruh. (Bradley and Corwyn, 2002; McLoyd, 1998; National Institute of Child Health and Human Development Early Child Care Research Network, 2005). Riset telah menunjukkan bahwa kemiskinan dan status sosial ekonomi yang rendah di masa kanak-kanak adalah faktor risiko yang kuat yang selalu dikaitkan dengan penyalahgunaan narkotika, tindak pidana yang dilakukan oleh anak-anak dan kenakalan remaja. (Bjerk, 2007; D’Onofrio et al., 2009; Galloway and Skardhamar, 2010). Kemiskinan itu sendiri bukanlah penyebab, tetapi itu (kemiskinan) dikombinasikan dengan keadaan lain yang dapat menyebabkan perilaku menyimpang tersebut. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kemiskinan terhadap perkembangan karakter dan perilaku anak-anak di Malaysia. B. Tinjauan literatur Studi ini mendasari tiga konsep utama: kemiskinan, kenakalan, dan pelakunya adalah anak – anak atau remaja. Perihal kemiskinan menurut Booth (dikutip dalam Fried dan Elman, 1971), “orang miskin” adalah mereka yang kemampuannya mungkin memadai, tetapi hampir tidak cukup untuk kehidupan mandiri yang layak dan yang 'sangat miskin' didefinisikan adalah mereka yang penghasilannya tidak mencukupi untuk ini menurut standar kehidupan biasa di negara ini. Kenakalan adalah tindakan atau perilaku remaja yang secara sosial tidak diinginkan. Perihal kenakalan remaja sendiri pada umumnya berarti kegagalan anak dalam memenuhi kewajiban tertentu yang dilakukan oleh mereka dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat. Kesalahan dapat ditempatkan pada faktor-faktor, mulai dari perkembangan anak, dilihat dari keluarga yang tidak berfungsi perihal menjaga dan mendidik anak, sekolah yang gagal dalam


memberikan, kemiskinan yang struktural, hubungan teman sebaya, hingga pengendalian diri yang rendah atau kombinasi dari masalah ini dan masalah lainnya (Joshi, 2013). C. Metodologi Penelitian Studi ini mengeksplorasi pada tiga tema utama kejahatan yang sangat terkait dengan kemiskinan, yaitu, kondisi keluarga yang memprihatinkan, putus sekolah dan hubungan dengan teman sebaya yang menyimpang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada para responden, ini digunakan untuk mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang fenomena yang diselidiki berdasarkan pengalaman para pelaku yang dipilih berdasarkan 99 populasi pelaku kenakalan remaja, yang berada di penjara remaja Malaysia, diambil 6 responden terkait fenomena yang diselidiki. Tabel Responden Penelitian yang namanya telah disamarkan:

D. Hasil

Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa faktor yang menjadikan tindak kenakalan pada remaja dapat terjadi, faktor seperti kondisi keluarga yang memprihatinkan, seperti ketidakmampuan orangtua dalam mendukung aktivitas akademik anak atau dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan anak. Selain itu, faktor seorang anak yang putus sekolah juga dapat menimbulkan kenakalan pada remaja. Remaja yang memilih putus sekolah dan langsung bekerja akibat faktor seperti orangtua yang tidak mendukung aktivitas akademik anak, ingin membantu orang tua, hingga merasa sekolah tidak memberikan jalan keluar bagi permasalahan ekonomi yang dihadapi. Permasalahan baru yang muncul adalah rendahnya tingkat Pendidikan pada saat putus sekolah membuatnya susah untuk mendapatkan pekerjaan, sehingga menyebabkan dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan uang, termasuk tindakan kriminal. Faktor terakhir, yaitu seorang anak yang berteman dengan perkumpulan yang menyimpang akan membawa serta mempengaruhi perilaku anak untuk melakukan perbuatan menyimpang, dari memalak, hingga perbuatan kriminal seperti mencuri.


E. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemiskinan dapat menimbulkan faktor turunan yang akhirnya menimbulkan kenakalan remaja di Malaysia, faktor seperti kondisi keluarga yang memprihatinkan karena tidak mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan anak akibat keluarganya yang miskin sehingga akhirnya melakukan segala cara agar dapat memenuhi kebutuhannya. Selain itu, kemiskinan juga dapat menyebabkan anak putus sekolah karena perlu membantu mencukupi kebutuhan keluarga atau karena tidak adanya dukungan dari keluarga untuk mereka melanjutkan sekolah. Terakhir, dampak dari kemiskinan cenderung membentuk kelompok pertemanan berdasarkan sosio-ekonomi, dimana anak-anak yang lebih miskin membatasi kelompok sebaya mereka pada kelas sosial ekonomi yang serupa yang menyebabkan tindak pidana pada remaja seperti pencurian, perampokan, dan perampokan untuk memenuhi kebutuhan individu mereka.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.