Pembahasan RUU Minol yang termasuk dalam Prolegnas 2020 menuai kontroversi oleh karena tidak adanya urgensi pembentukan peraturan perundangan-undangan untuk minuman beralkohol ketika negara seharusnya berfokus pada isu-isu yang lebih menekan. Ketentuan formalnya yang problematis dan materiilnya yang bersifat prohibitionist di bidang produksi, distribusi, dan konsumsi minuman beralkohol dikhawatirkan memberi efek kebalikan dari apa yang diharapkan. Tidak hanya itu, minuman beralkohol juga memiliki nilai sosial-budaya serta ekonomi yang cukup signifikan bagi sebagian kalangan masyarakat yang tidak ikut dipertimbangkan secara matang dalam pembahasan RUU ini.
Dengan segala persoalan bangsa yang lebih menekan dan pandangan masyarakat yang tidak seluruhnya senada, apakah pembahasan RUU Minol merupakan hal yang tepat dilakukan bagi bangsa Indonesia sekarang ini?