Jurnal isu aspirasi bulan mei juni 2015

Page 1

JURNAL ISU BULAN MEI-JUNI 2015

SAPA REDAKSI Tidak seperti jurnal Aspirasi biasanya yang terbit per-bulan. Kini, jurnal Aspirasi hadir untuk dua bulan atau katakanlah edisi yang sedang kalian baca ini ialah double edition Mei dan Juni. Fokus Aspirasi pada jurnal kali ini terletak pada maraknya kasus tindak kekerasan yang terjadi dalam lingkungan kampus. Juga kesimpangsiuran dana UKM yang hingga kini masih diselimuti asap misteri.

ISSN : 0853-9804

Info Utama : - Gencarnya Pembangunan Di Kampus Hijau

Fokus :

- Menindak Mahasiswa Brutal - Mempertanyakan Kejelasan Dana UKM

Selintas : - Aji Mumpung Pencurian Kendaraan Bermotor, etc.

Hot News :

Tidak hanya itu, jurnal Aspirasi kali ini pun berisikan informasi teraktual yang terjadi di dalam kampus hijau ini.

- BEM Bukan Event Organizer

Semoga saja, apa yang telah kami sajikan mampu menjadi bacaan bergizi untuk para civitas UPNVJ.

- Mahasiswa Hari Ini, etc.

Tabik, Alfian Putra A.

- Kunjungan Pejabat Thailand, etc.

Testimonial : Jendela :

Penasehat: Drs. Haryanto|Pemimpin Redaksi: Alfian Putra|Redaktur Pelaksana: Faizal Rapsanjani|Sekretaris Redaksi: Amalia Solehah|Bendahara Redaksi: Nadia Sepria Bada|Koord. Umum Jurnal: Helena Lisa Rosalin|Produksi: Haris Prabowo, Faiz Irsyad Kamil|Koord. Fotografi: Mevi Renanda|Reporter: Fitri, Haris, Mevi, Maryam, Brigita, Winda.

Setiap reporter ASPIRASI diberikan tanda pengenal berupa kartu pers. Narasumber dilarang keras memberikan intensif atau gratifikasi dalam bentuk apapun ketika masa penugasan. JURNAL ISU BULAN MEI - JUNI 2015




Fokus

Menindak Mahasiswa Brutal

Dalam memberantas kasus tindak kekerasan, tak hanya pihak rektorat yang bergerak, presiden mahasiswa pun ikut andil. Masih terdapat mahasiswa yang tersandung kasus pelanggaran aturan, terlebih tindak kekerasan di lingkungan kampus UPNVJ. Tentu hal ini menjadi kontras tersendiri dengan esensi institusi pendidikan yang memang diperuntukan sebagai wadah menimba ilmu, kebebasan berekspresi akan ide dan sarana mahasiswa untuk berdialektika.

kekerasan telah diatur dalam Bab IV Larangan dan Sanksi, Pasal 7 mengenai Pelanggaran Mahasiswa, butir (g) dan (h) dalam poin 3. Dan sanksi yang akan diterapkan berupa diminta mengundurkan diri sebagai mahasiswa, diberhentikan/dipecat sebagai mahasiswa, atau mengganti atas kerugian yang ditimbulkan, sesuai dengan Pasal 10 mengenai Jenis-Jenis Sanksi.

Memang bukan pekerjaan mudah mengatasinya, apalagi dengan kuantitas mahasiswa yang mencapai angka ribuan dengan pola pikir yang berbeda-beda. Namun, Bambang B. Sulistiyono, selaku wakil rektor III (Warek III) mengatakan selalu memantau setiap pelanggaran aturan yang terjadi. Seluruh stakeholder yang ada di UPNVJ, baik fakultas maupun petugas yang ada selalu memberikan laporan akan tindakan-tindakan mahasiswa terhadap aturan yang berlaku, jelasnya kepada ASPIRASI (1/6).

Bambang pun menjelaskan terdapat dua pihak yang berwenang menyelesaikan tindak pelanggaran dalam kategori kekerasan, seperti contoh pemukulan atau penempelengan, dipisahkan menurut ruang lingkupnya. Jika konflik terjadi dalam internal fakultas, tingkat penyelesaian akan dilakukan langsung oleh dekan fakultas tersebut. Namun jika hal semacam ini terjadi antar fakultas, maka pihak rektorat-lah yang langsung menanganinya. “Semua penyelesaian atas dasar laporan yang didapat dalam kasus itu, sumber laporan dapat dari fakultas yang bersangkutan, atau dari instansi lain,” tambahnya.

“Ketika anda masuk UPNVJ, apakah diberikan buku saku tata tertib? Semua tertera bagaimana ketentuan yang harus dipatuhi, bagaimana bentuk sanksi yang diberikan kalau terjadi pelanggaran,” ujar mantan dekan Fakultas Teknik tersebut ketika ditanya perihal jenis-jenis pelanggaran dan sanksi yang membedakannya. Menurut buku saku Kode Etik Dan Peraturan Tata Tertib Mahasiswa, tindak

Lain hal jika tindak kekerasan tersebut ada dalam lingkup organisasi. Faisal Hadi selaku presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEM-U) tahun 2015/2016, mengatakan bahwa jika terdapat konflik antar organisasi mahasiswa (ormawa) dan unit kegiatan mahasiswa (UKM) seharusnya pihak BEM-U yang terlebih dahulu menangani, bukan langsung

menuju rektorat. “Menurut saya seharusnya kita selesaikan dahulu secara organisasi, sebelum kita ke pengadilan lebih tinggi lagi, kan ada ADKBM sebagai acuan kita. Jikalau kita memang tidak bisa menyelesaikan itu, ya, mungkin dari pihak rektorat itu berwenang,” ujar pria jurusan Teknik Mesin tahun 2012 tersebut. Jika merunut ke Anggaran Dasar Keluarga Besar Mahasiswa (ADKBM), disitu terdapat BAB VXIII mengenai Pembelaan. Yaitu pasal 59 berisikan; (1) Pembelaan diberikan kepada anggota KBM oleh MPM dan BEM-U pada tingkatan Universitas, (2) Pembelaan dilakukan berdasarkan asas praduga tak bersalah dan (3) Pembelaan dilakukan dengan melakukan mediasi.

Meneliti Lingkar Tindak Kekerasan Dengan adanya aturan-aturan yang sudah berlaku, masih saja terdapat tindak kekerasan di kampus, bahkan terjadi secara berlanjut dan terus menerus. Perlu adanya kajian lebih mendalam.

Wakil Rektor III (Warek III), Bambang B. Sulistiyono selaku pemegang kendali ranah kemahasiswaan mengatakan bahwa dengan telah ditetapkannya aturan dan norma sedemikian rupa, seharusnya ketika awal menginjak dunia perkuliahan di UPNVJ para calon mahasiswa setuju dan sepakat dengan seluruh tata tertib yang ada. Namun realitanya pelanggaran-pelanggaran khususnya tindak kekerasan tak kunjung menghilang.

Beberapa tahun silam mahasiswa UPNVJ kedapatan melakukan pelanggaran seperti pencurian, dengan hasil laptop, helm, hingga extra harddisk pun turut raib. Akhirnya warek III membentuk Tim Komisi Disiplin yang memfokuskan untuk mengatasi masalah-masalah kehilangan mengingat banyaknya laporan yang datang. Selama ini, menurut Bambang, sudah beberapa cara ditempuh seperti pemecatan mahasiswa baik dalam masalah perkelahian, pencurian, hingga pengguna narkoba. “Itu kurang apa coba? Sudah tegas kita lakukan, tetapi sekarang kok masih ada yang berkelahi,” ujarnya. Tidak hanya itu, ketika masih menjabat sebagai dekan Fakultas Teknik pun Bambang pernah mengumpulkan orang tua mahasiswa, terutama mahasiswa angkatan 2014. Bambang menekankan kepada orang tua untuk mulai berani melaporkan kepada pihak fakultas jika sesuatu terjadi kepada anaknya. Melihat tindak kekerasan yang terjadi dalam lingkungan kampus, Faisal selaku presiden mahasiswa punya penilaian sendiri. Ia menilai hal tersebut terjadi kare-

q Isi buku tata tertib mahasiswa UPNVJ

JURNAL ISU BULAN MEI - JUNI 2015


na kurangnya toleransi antar mahasiswa. “Karena mungkin ketika pas kita (awal) masuk (perkuliahan) pun kita udah diajarin buat masing-masing lah, jadi ada tongkrongan ini, tongkrongan itu. Bagaimana cara kita menumbuhkan cara toleransi dan kebersamaan kita, nih?,” ujarnya. Tidak hanya itu, mahasiswa Fakultas Teknik Mesin angkatan 2012 ini pun juga memiliki program kerja (Proker) khusus untuk mencegah konflik atau hal semacam itu antar mahasiswa. Dengan adanya rapat rutin intra per satu bulanan dengan keluarga besar mahasiswa (KBM), Faisal berusaha akan menghasilkan output pengenalan lebih dekat antar mahasiswa yang dapat menimbulkan rasa toleransi.

Fokus Mempertanyakan Kejelasan Dana UKM Para pegiat unit kegiatan mahasiswa (UKM) kelimpungan masalah dana pagu yang belum menemukan titik jelas, kendala berpusat di Menristek Dikti.

Lebih lanjut, Bambang mengatakan perlu adanya pengkajian terhadap kasus kekerasan dan pelanggaran aturan yang lainnya. “Apa karena sosialisasinya kurang? Apa karena latar belakang mahasiswanya yang berkarakter seperti itu (melanggar aturan. Red) ? Karena aturan itu kan kesepakatan, dan peraturan itu kan baku,” tegasnya.

1 Haris

Petinggi-petinggi UKM kebingungan ihwal ketidakjelasannya dana pagu, mengingat UKM sudah banyak yang berjalan periode baru namun nominal dana tahun ini belum diketahui, UKM Pecinta Alam GIRIGAHANA pun angkat bicara. “Ketidakjelasan dana pagu ini pasti akan mengganggu, pasti ganggu, kita udah bicara masalah duit, semua kegiatan pake duit, kalo sampai sekarang dana pagu belum jelas gimana mau jalan proker, masa kita mau nalangin terus dari organisasi, sedangkan kita kan organisasi dari kampus, masa duit nggak turun,” keluh Rinoto Harto, selaku ketua umum GIRIGAHANA. Tak hanya itu, rumor terdengar kabar bahwa nominal dana yang akan turun akan memangkas hingga 40% dari dana pagu tahun sebelumnya. “Saya denger selentingan doang, tapi nggak fix, katanya kemaren itu (akan turun) 60% dari dana pagu tahun sebelumnya,” ujar lelaki berambut kriting tersebut. Bambang, selaku Wakil Rektor III (Warek III) menanggapi, dengan berubahnya status UPNVJ menjadi perguruan tinggi

q Sargih Ginting, selaku KARO KERMAWA.

negeri (PTN) tentunya akan ada masa transisi dimana banyak terjadi penyesuaian, termasuk soal anggaran. “Sampai sekarang pun kita masih belum ada suatu kejelasan sejauh mana anggaran pemerintah (Menristek Dikti) akan turun kepada kita, karena konsekuensi menjadi negeri maka anggaran pemerintah yang akan membiayai semua kehidupan yang ada di UPN,” jelasnya. Sargih Ginting selaku Karo Kermawa menjelaskan, salah satu faktor ketidakjelasan masalah dana pagu ialah karena dengan adanya Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang mulai di terapkan di UPNVJ tahun ini. Jumlah uang masuk dari mahasiswa baru tidak sama seperti tahun-tahun sebelumnya yang membuat pihak rektorat bergerak secara hati-hati. Dengan berkurangnya dana pemasukan tentu saja berimbas lebih mengecilnya nominal uang dari anggaran tahun lalu. Masalah pertimpangan dana ini berdampak tak hanya ke UKM, namun juga ke satuan kerja di UPNVJ. Ada beberapa satuan kerja programnya dihilangkan kare-

na tidak lagi didukung oleh pihak kampus, yang mana lebih mengutamakan bidang pendidikan dan pengajaran. “Kalian masih dikurangin pun masih bisa bergerak, ada satuan kerja yang sama sekali tidak ada, karena memang anggaran itu harus berimbang dan proporsional,” jelas wanita berambut pendek itu Menanggapi masalah masa depan UKM, Sargih mengatakan telah sharing dengan mahasiswa UKM dari PTN mengenai dana pagu. Dukungan anggaran untuk UKM pun sedikit, UKM dituntut mandiri, karena itu tak sedikit UKM yang mencari dana keluar. “Untuk transparan sekarang, kita belum bisa karena kita sendiri belum tahu, begitu nanti sudah turun dari pemerintah anggaran untuk UPN, baru nanti kumpulkan UKM dan ormawa, nggak mungkin kita kerjakan sendiri, pasti semua yang terkait akan dikumpulkan dan disampaikan, kita tunggu hingga bulan juli, mudah-mudahan akan ada kepastian,” tutup wanita berkacamata itu.

JURNAL ISU BULAN MEI - JUNI 2015

1 Haris


Info Utama Gencarnya Pembangunan di Kampus Hijau Bukan karena alih status menjadi PTN, UPNVJ gencarkan pembangunan yang sudah direncanakan jauh sebelum alih status. 1 Parkir baru adalah salah satu contoh dari sekian banyaknya proyek pembangunan yang direncanakan UPNVJ.

Sejumlah pembangunan terlihat diberbagai sudut Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ). Beberapa pembangunan yang sedang berlangsung diantaranya pembangunan gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan pembangunan lift di Gedung Jendral Soedirman. Disalah satu sudut kampus lainnya tepatnya di parkiran dekat guest house, nampak gedung kantin baru yang sudah siap pakai. Untuk semua pembangunan yang saat ini sedang berlangsung masih menggunakan dana dari yayasan, “karena ini perencanaan pembangunan dari 2014 dan pembangunannya pada 2015 jadi masih menggunakan dana yayasan dan juga masih mendapat surat perintah dari yayasan,” tambah Kasubag pemeliharaan dan penghapusan ini. Pembangunan yang terlihat dimulai paska UPNVJ negeri ini ternyata bukan pembenahan pihak kampus karena baru menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN). “Pembangunan ini memang perencanaan, bukan karena negeri. Rencana ini harus diajukan dulu ke yayasan dan kalau disetujui baru kita paparan ke yayasan kemudian kalau disetujui lagi kita lelang kontrak dan baru pembangunan, kalau tidak disetujui ya dipending. Bahkan ada perencanaan dari 2013 dan baru terealisasi 2015,” jelas pria tinggi berkacamata ini. Pembangunan tersebut dimaksudkan untuk dapat memfasilitasi mahasiswa, seperti halnya pembangunan gedung FISIP. “Karena memang ruang kelas kita (FISIP) kurang, jadi untuk memenuhinya diadakan penambahan ruang kelas, kan selama ini harus pinjam kelas sana sini seperti di Pusbabimkar, FIK dan FIKES,” jelas Iswahyuni selaku Wakil Dekan II FISIP. Iswahyuni juga menjelaskan bahwa pembangunan gedung FISIP ini akan menambah 4 kelas, “untuk tingkat 2 dan 3 masing-masing akan ditambah 2 kelas, sedangkan untuk tingkat 4 yang merupakan laboratorium akan diperluas”. Pembangunan Gedung ini awalnya direncanakan akan dimulai pada Maret dan selesai pada Agustus, namun ternyata pembangunan ini baru dimulai pada April. Walaupun pelaksanaannya tidak sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, namun pembanguan ini akan tetap selesai pada Agustus sehingga dapat di gunakan pada tahun ajaran baru.

JURNAL ISU BULAN MEI - JUNI 2015

Rencananya pada lantai dasar yang dikenal dengan Kanopi FISIP akan ditutup dengan kaca, “nanti dibawah (kanopi) akan ditutup dengan kaca dan Insha Allah akan ditambah pendingin ruangan,” ujar Ibu dari 2 anak ini menjelaskan spesifikasinya. Gedung FISIP tersebut nantinya akan menjadi gedung tertutup seperti gedung kedokteran dan teknik. “Nanti kemungkinan tidak lagi ada balkon. Dengan gedung jadi tertutup ini semoga kegiatan perkuliahan tidak terganggu,” tambah wanita kelahiran Sleman ini. Pembangunan lain yang sedang berlangsung yaitu pembangunan lift di Gedung Jendral Soedirman. “Untuk pembangunan lift ini bukan untuk karyawan, melainkan untuk mempermudah akses ke auditorium kita (UPNVJ) di lantai 4, kalau karyawan itu cuma kena imbasnya saja,” jelas Sukartomo diselingi dengan candaannya. Sukartomo juga menjelaskan bahwa auditorium lantai 4 akan diperbaiki dan akan digunakan apabila ada pertemuan maupun kegiatan yang mengundang masyarakat luar, “untuk acara di audit nanti yang mengundang orang luar kan aksesnya akan jadi lebih mudah dengan menggunakan lift”. Sedangkan untuk pembangunan Kantin baru yang tertulis dalam kontrak dimulai pada 26 April 2015 dan selesai pada 26 Mei 2015 sampai saat ini belum mulai digunakan. Kantin baru yang memiliki stand lebih banyak dibanding yang lama ini terlihat sudah selesai dibangun. Saat ditanyai mengenai pembangunan gedung kantin, Sukartomo dari pihak biro umum mengakui hanya mengurus bagian pembangunannya saja dan untuk penempatannya sedang dalam proses negosiasi antara pihak penjual kantin lama dan juga pihak koperasi. “Kemungkinan mulai Juni sudah bisa mulai ditempati, tapi tergantung dari pihak koperasinya. Yang pasti tahun ajaran baru kantin sudah bisa dipakai,” jelas Sukartomo. Pembangunan Kantin ini juga dibangun untuk memberikan kenyamanan untuk mahasiswa, “pasti untuk memfasilitasi mahasiswa dan juga untuk kepuasan mahasiswa,” tambah Sukartomo.

1 Brigita


Selintas Tiga Mapala UPN Eksplor Alam Bersama UKM Girigahana, sebagai tuan rumah dalam acara yang penuh dengan jalinan silahturami antar mahasiswa pecinta alam UPN se-Indonesia.

1 Para mahasiswa pecinta alam dari ketiga UPN.

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Girigahana Universitas

pas Latgab itu kita ke puncak Salak 2 dan itu belum ada jalur

Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) kali ini ber-

dan jarang orang melewati,” ungkap Kumle mahasiswa fakultas

kesempatan menjadi tuan rumah dalam Latihan Gabungan (Lat-

Ilmu Komputer. Ia pun menambahkan bahwa untuk divisi arung

gab) dan temu wicara sesama pecinta alam. Latihan ini meru-

jeram di Sungai Citatih Sukabumi, Jawa Barat dan panjat tebing

pakan gabungan antar tiga Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala)

yaitu Tebing Citatah 125 meter Padalarang, Bandung tidak kalah

UPN se-Indonesia. Tepatnya UPN Yogyakarta, Jawa Timur dan

menantang.

Jakarta serta hadir juga tamu undangan dari mahasiswa pecinta alam Universitas Lampung (Unila).

Selesai melakukan penjelajahan yang begitu penuh tantangan selama berhari-hari baik itu di hutan, goa, sungai, mau-

Acara berlangsung selama delapan hari, terhitung sejak

pun tebing, barulah diadakanya temu wicara di Ruang BEJ lantai

tanggal 11 hingga 16 Mei dengan masing – masing delegasi 23

IV Gedung MH. Thamrin Fakultas Ekonomi UPNVJ. Dalam acara

orang. “Intinya untuk kegiatan ini hanya 23 delegasi untuk se-

tersebut diadakan sharing, presentasi laporan divisi dan juga

tiap kampus UPN se-Indonesia,” tutur Muhammad Karim Am-

pembahasan latihan gabungan selanjutnya dengan kondisi UPN

rullah selaku ketua pelaksana latihan gabungan Girigahana.

sudah Negeri. Temu wicara yang berlangsung seharian diakhiri

Latihan gabungan yang rutin diadakan dua tahun sekali

dengan acara malam keakraban, diakui Kumle sebagai ketua

ini bukan semata – mata untuk menemukan jalur baru saja,

pelaksana berjalan dengan lancar. Adapun harapan dari ketua

tetapi memiliki berbagai tujuan. Mulai dari silaturahmi, bertu-

pelaksana dari latihan gabungan selanjutnya ialah dapat dise-

kar ilmu hingga melestarikan alam, “latihan gabungan ini bertu-

lenggarakan acara serupa sebagai bekal bagi para mapala dalam

juan untuk mempererat silaturahmi mapala tiga UPN, sharing

mengeksplor alam, yang dilansir dari situs resmi UPNVJ.

ilmu, serta membahas ekspedisi selanjutnya,” ujar pria yang

1 Maryam

kerap dipanggil Kumle. Kegiatan Latgab ini terpecah dalam beberapa divisi agar dimaksudkan tujuan dari setiap divisi tercapai. Divisi Susur goa salah satunya, para peserta divisi ini yang terdiri dari 12 orang, melakukan penyusuran ke Goa Bayah, Banten. Sebelumnya goa tesebut belum pernah di eksplor oleh masyarakat. Begitu pula divisi hutan gunung yang juga penuh tantangan di latihan gabungan ini, terbukti dari pendakian ke Gunung Salak 2. “Biasanya pendaki tujuannya ke puncak salak satu, namun

JURNAL ISU BULAN MEI - JUNI 2015


Testimonial

Mahasiswa Hari Ini Status mahasiswa memang sangat mudah disandang oleh orang yang telah mengecam pendidikan dari tingkat dasar hingga putih abu-abu, tak terkecuali pun bagi mereka yang telah berkarir. Memang sudah menjadi kebutuhan yang khusus untuk membekali ilmu kita sebanyak mungkin agar tercapainya kepentingan yang ada, mungkin salah satunya membantu bangsa ini menjadi lebih baik lagi dalam hal apapun. “Kejarlah ilmu sampai negeri cina!�, itulah salah satu pepatah yang memotivasi ribuan orang yang mayoritas adalah siswa yang telah lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) langsung mengikuti tes seleksi di berbagai universitas yang dituju, terutama yang memiliki status negeri dan berkualitas sangat baik. Tujuan umumnya ialah agar mendapatkan label sarjana dari universitas yang prestisius dan mempermudah mencari pekerjaan, walaupun dalam kenyataannya di dunia kerja skill-lah yang sangat diperhitungkan. Lingkungan mahasiswa yang biasa disebut kampus, sangat berperan besar dalam membantu meningkatkan skill dan edukasi formal untuk para pengontrol sosial ini. Entah itu fasilitas, hukum yang diterapkan, visi dan misi bagi mahasiswa hingga dinamika kampus tersebut. Banyak cara untuk membuat mahasiswa agar menjadi pintar dan handal dalam berbagai hal seperti, pendidikan akademik yang sesuai minat (jurusan) pilihan para mahasiswa serta non-akademik, yaitu ilmu tentang berbagai hal salah satunya yaitu mengikuti club atau organisasi mahasiswa. Banyak hal yang bisa kita bicarakan mengenai mahasiswa dari berbagai sudut pandang. Mahasiswa yang biasa disebut ujung tombak bangsa yang masih kokoh ini, diharapkan dapat membawa perubahan yang signifikan bagi bangsa merah putih. Akan tetapi ketika kita selami dunia kampus lebih dalam, ternyata masih ada juga mahasiswa yang kurang re-



JURNAL ISU BULAN MEI - JUNI 2015

spect atau bisa disebut apatis terhadap kehidupan sosial yang terjadi. Entah itu terjadi dalam kampus sendiri ataupun pada negeri ini. Kehidupan mahasiswa yang stylish ataupun yang hanya ingin mencari kesenangan pribadi banyak membawa perubahan besar terhadap tujuan awal kuliah. Adapula yang hanya memenuhi kebutuhan pribadi, seperti kuliah pulang (kupu-kupu) walaupun semua hal ini menjadi pilihan pribadi masing-masing orang. Tidak dipungkiri bahwa zaman telah berubah drastis dimana kehidupan moderen membawa masyarakat dipaksa menjadi konsumtif. Rakyat pun menjadi kurang memperhatikan sosial karena disibukan oleh kondisi ekonomi yang tak terduga. Ketika dilihat pada zaman pasca kemerdekaan, mahasiswa selalu berkolaborasi dengan rakyat biasa untuk mencari kebenaran agar masyarakat menjadi sejahtera. Hingga pergerakan mahasiswa dan aktivis lain dapat menurunkan jabatan presiden yang dianggap otoriter, karena selalu menjadi pengawas atau pengontrol kinerja pemerintah. Akan tetapi, apabila mahasiswa hanya dibentuk menjadi pekerja tanpa adanya sistem pemikiran lain, akankah negeri ini hanya dipadati oleh robot yang dapat dikendalikan. Pendidikan akademik memang penting bagi semua orang, akan tetapi apabila tidak diimbangi oleh bagaimana cara bersosialisasi, berorganisasi, mencari relasi baru, serta lebih peka terhadap kejadian sosial yang ada di lingkungan, apakah penerus bangsa seperti ini yang dibutuhkan. Negeri ini membutuhkan kader yang kritis, jujur, bertanggung jawab serta adil, bukan pemuda penurut yang dapat dikendalikan oleh ocehan sang juragan.

Oleh : Ari Firmansyah Mahasiswa Fakultas Hukum 2011 UPN “Veteran� Jakarta


Testimonial

Cacatnya Penerapan Birokrasi Berbicara mengenai sistem kepemimpinan dan pemerintahan di Indonesia, memang tidak ada habisnya. Setidaknya itu yang masih menjadi problema yang difikirkan oleh para cendekiawan negeri ini mengenai birokrasi yang diterapkan oleh presiden RI kita sekarang. Topik yang masih dijadikan bahan diskusi para aktivis mengenai penerapan birokrasi di Indonesia. Mengambil contoh pengangkatan jajaran menteri yang dilakukan oleh presiden Joko Widodo pada awal menjabat. Para pembantu orang nomor satu di negeri ini yang menamakan diri mereka dengan “Kabinet Kerja Jokowi”. Namun ada yang ganjal dengan cara penunjukan tersebut. Joko Widodo dengan mudahnya memanfaatkan posisinya untuk menunjuk para menteri yang sebenarnya tidak berasal dari birokrasi sesungguhnya, yang tentunya tidak mempunyai latar belakang yang mumpuni. Birokrasi berasal dari kata bureaucracy, pada dasarnya adalah suatu pemerintahan moderen, terutama untuk tugas-tugas yang bersifat administratif. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan birokrasi adalah sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah karena telah berpegang pada hierarki dan jenjang jabatan. Untuk itu menjadi birokrat murni di negara dengan pendudukan terbesar ke-empat di dunia ini bukan hal yang mudah. Butuh waktu dan pendidikan yang panjang, kerja keras dan persaingan yang ketat untuk seorang lulusan S-1 menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), hingga menduduki kursi Direktorat Jenderal (Dirjen) di bidangnya. Kasarnya, butuh belasan tahun untuk menempati posisi

tersebut yang biasanya diisi oleh orang bergelar S-3/doktor. Orangorang mempunyai ilmu nyaris sempurna dan networking yang luas pada pekerjaan yang mereka geluti. Dan yang paling penting adalah mengerti tata kerja pola menejemen dan berhubungan dengan birokrasi. Tentunya hal ini bertolak belakang dengan kebijakan yang Jokowi ambil mengenai penempatan kursi-kursi menteri di jajarannya. Tidak tahu pengalaman birokrasi yang kurang atau pemimpin negeri yang cenderung ngawur, pemilihan nama-nama menteri sepertinya lebih mementingkan kepopuleran, bahkan kedekatan dengan pemimpin negara tersebut. Iya, benar, ini adalah nepotisme. Agak menyedihkan jika kesalahpahaman mengenai birokrasi seperti ini juga terjadi di ranah kampus-kampus nasional. Seperti pemilihan jajaran organisasi mahasiswa tertinggi juga tidak jauh berbeda dengan apa yang saya bahas daritadi. Setidaknya itu yang saya rasakan di kampus saya sendiri. Jajaran tersebut diisi oleh para mahasiswa yang kurang akan pengalaman organisasi bahkan tidak paham mengenai struktur administrasi di kampusnya sendiri, jika sudah seperti ini apa yang bisa dibanggakan dengan status “mahasiswa tertinggi” kalau tidak bisa menjawab pertanyaan mahasiswa biasa untuk permasalahan birokrasi dan administrasi di kampusnya sendiri? Dengan sistem pendaftaran yang hanya membagikan form dengan mudah, ini menjadi jalan mulus bagi mahasiswa yang berlatar belakang non-organisasi untuk mengisi jabatan di mahasiswa tertinggi. Seperti orang-orang yang

dipilih Jokowi untuk mengisi kursikursi kementerian yang sebenarnya bukan latar belakangnya, mereka disulap untuk dapat memahami, mengkaji, dan memberikan solusi untuk bidangnya hanya dalam waktu singkat. Hal yang terdengar absurd mengingat seharusnya tugas tersebut dikerjakan oleh manusiamanusia yang sudah ahli dibidang. Yang sudah lama menggeluti bidang tersebut. Itulah birokrasi. Apakah keanehan seperti ini juga akan terjadi di ranah mahasiswa? Apakah mereka yang menduduki jabatan “mahasiswa tertinggi” diharuskan mempelajari lagi permasalahan kampus yang bersifat administratif? Pada dasarnya jabatan mahasiswa tertinggi bukanlah posisi untuk belajar organisasi, karena seharusnya mahasiswa yang mengisi jabatan tersebut adalah mahasiswa yang sudah mengerti organisasi dan administrasi kampus secara mendalam. Organisasi mahasiswa tertinggi bukan tempat belajar organisasi. Untuk para petinggi kampus maupun negeri ini, mohon maaf, tolong pahami birokrasi!

Oleh : Haris Prabowo Mahasiswa Fakultas Hukum 2013 UPN “Veteran” Jakarta

JURNAL ISU BULAN MEI - JUNI 2015


Selintas Marak Pencurian Motor, Ciptakan Peluang Bisnis Banyaknya kasus pencurian kendaraan bermotor, seorang mahasiswa semester empat Fakultas Ekonomi UPNVJ memanfaatkannya menjadi ladang bisnis.

Melihat maraknya pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) khususnya beroda dua di ibukota, Erico Dwi Dharmawan atau yang kerap disapa Erico menelurkan usaha barang elektronik yang berbasis pengaman kendaraan terutama kendaraan beroda dua. “Usaha ini tuh karena melihat banyaknya motor dan kasus kehilangan motor karena tidak ada pengamannya terus kebetulan ayah, kan, basic-nya (ilmu) elektro jadi terbentuklah usaha ini,” ujar Erico. SHERCODE adalah nama produk alarm yang dijalani oleh Erico dan juga ayahnya. Usaha yang berdiri sejak 2013 lalu mampu bersaing di pasaran, mulai dari Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi, Sumatra, Batam hingga Papua. Pasaran harga alarm ini pun berani memasang harga dibawah rata-rata pemasaran alarm kendaraan lainnya. “Untuk harga dari produk kita, harganya dibawah rata-rata produk alarm lain yaitu 150 ribu per unit untuk konsumen langsung,” ulas lelaki kelahiran 1995. Penjualan produk alarm beroda dua ini di pasarkan melalui via online bagi yang berada di luar kota, sedangkan yang masih berada di Jakarta Erico melayani langsung para konsumennya. Usaha yang digeluti Erico pun di gandrungi para pengendara motor, mulai dari kalangan bapak-bapak, ibu-ibu, mahasiswa, pelajar hingga para pekerja.

JURNAL ISU BULAN MEI - JUNI 2015

1 Produk SHERCODE.

Bagi para konsumen tak perlu khawatir dengan segala kecemasan akan barang elektro yang kapanpun saat pengiriman ataupun pembelian terjadi kerusakan, produk SHERCODE memiliki garansi selama satu tahun, sehingga apabila terjadi kerusakan para konsumen bisa menukarnya. Dengan petunjuk yang lengkap pada produk ini, mempermudah para konsumen untuk memasang pada kendaraannya. Bila merasa bingung konsumen bisa langsung meminta pemasangan alarm sehingga konsumen tidak merasa bingung untuk memasang guna keamanan kendaraannya. “Jadi yang mau beli produk kita , tapi gangerti pemasangannya bisa langsung kontak ke sales-sales produk kita yang udah di training dan sebenernya pemasangannya ga ribet juga karena ada petunjuknnya juga jadi mempermudah konsumen,” tegas lelaki yang hobi berpetualang. 1 Mevi


Selintas Fourtyfive Radio Rayakan Hari Jadi Ke Tujuh Tak sekedar perayaan euforia ulang tahun semata. Perayaan hari jadi dibalut dengan edukasi. 1 Pamflet untuk Talkshow dan Celebration Day.

Dalam rangka HUT ke-7 nya, Fourtyfive radio

sana. Meski mengalami keterlambatan, para peserta yang

mengadakan acara Talk Show, Public Speaking and An-

juga terdiri jajaran dekanat FISIP, delegasi ormawa dan be-

nouncing dengan tema “GROW UP your public speaking

berapa media eksternal tetap antusias menunggu hingga

ability and SPEAK OUT as great announcer”. Acara yang

berlangsungnya acara.

berlangsung pada (27/5) di ruang 101 FISIP UPN “VETER-

Sebelum mentup acara, Fourtyfive radio

AN” JAKARTA, merupakan rangkaian acara yang pertama.

melakukan re-launching logo mereka, yang dilanjutkan

Pada acara pertama ini, Fourtyfive radio menghadirkan

dengan pemotongan kue. “Kalo yang buat ini (logo) per-

Bintang Cahya dari Kelas Penyiar Indonesia dan penyiar

tama senior gue 2011, namanya Luki Nurhakim. Dia tuh

98.7 Gen fm yaitu Leo Utomo.

yang bener-bener buatnya yang ngga ada di font. Terus

Acara yang seharusnya dimulai jam 1 siang,

pas diangkatan gue ada yang namanya Pradana, dia yang

sempat molor 2 jam lamanya, “ada kendala dari dalam

buat background-nya,” jelas Tommy mengenai peluncuran

(lokasi acara), karena sebelumnya kan dipakai kelas jadi

logo terbaru Fourtyfive.

soundnya sempat bermasalah. Tapi Alhamdulillah ngga

Setelah rangkaian pertama, Fourtyfive akan

sampe parah banget sih,” ujar Tommy selaku Ketua Pelak-

melaksanakan Celebration Day mereka pada (4/6) dan rangkaian kedua tersebut akan dimeriahkan pula oleh Hajarbleh Big Band, Dancing Dice, Goodwill Trigger, PSM Gita Advayatva, Kosmik, Albera, Indonesian Rock Law. Mengenai rangkaian acara selanjutanya, yaitu acara puncak, Tommy menghanturkan harapannya, “gue mau acaranya keren, sukses, pokoknya beda dari acara sebelumya,” ungkapnya. 1 Fitri

JURNAL ISU BULAN MEI - JUNI 2015


Hot News Cegah Aklamasi, Open Recruitment Kembali Dijalankan

MPM selaku penyelenggara Pemira ketua BEM UPNVJ, menentukan keputusan untuk membuka open recruitment ketiga demi mencegah adanya aklamasi bagi ‘sang pemimpin’. Pemilihan Raya (Pemira) ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (BEM UPNVJ) merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM). Proses pemira dimulai dari open rekruitmen (Oprek) calon kandidat ketua BEM UPNVJ, kemudian pemungutan suara dan penghitungan suara hingga sah terpilihnya ketua BEM UPNVJ. Pada pelaksanaannya, pemira kali ini menuai banyak tanggapan dari mahasiswa terkait sistem aklamasi yang kabarnya hampir diberlakukan oleh sang penyelenggara. Mengingat, pro dan kontra selalu hadir dalam proses pemilihan seorang pemimpin. Menanggapi hal tersebut, Aldi selaku ketua pelaksana pemira angkat bicara. “Untuk temen-temen semua ketahui MPM belum menetapkan Elya sebagai ketua BEM saat itu secara resmi dan kami belum menetapkan aklamasi, karena hanya Elya calon yang saat itu melengkapi persyaratan yang ada. Sekali lagi saya jelaskan Elya bukan diaklamasikan, tetapi calon tunggal,” jelasnya. MPM selaku penyelenggara menegaskan tidak menerapkan sistem aklamasi dan dikarenakan hanya satu orang kandidat yang memenuhi persyaratan maka MPM mengambil keputusan untuk membuka kembali Oprek untuk ke-tiga kalinya. Pada oprek pertama yang dibuka mulai 16 – 26 Maret 2015 hanya terdapat satu orang yang mendaftarkan diri yaitu Rio mahasiswa program studi (progdi) S-1 Kesehatan Masyarakat. Namun, sampai batas akhir pendaftaran Rio belum melengkapi persyaratan yang ditentukan, maka dari itu dibuka kembali oprek kedua. Oprek kedua pun berlangsung mulai 30 Maret hingga 10 April 2015. Pada oprek kedua ini, terdapat tiga orang yang mendaftarkan diri yaitu Elyasari mahasiswi progdi S-1 Ilmu Gizi, Hadi mahasiswa progdi S-1 Hukum, dan Achmad Faisal Hadi mahasiswa progdi S-1 Teknik Mesin. Dari ketiga orang tersebut, hanya menyisakan Elyasari yang sudah melengkapi seluruh persyaratan sampai dengan pukul 12 malam ditutupnya oprek. Sebagai penyelenggara, tentunya MPM sudah menentukan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon ketua BEM UPNVJ. Beberapa syaratnya yaitu merupakan mahasiswa aktif UPNVJ, memenuhi IPK minimal 2,75, menguasai Tri Dharma perguruan tinggi, melampirkan biodata diri dan print out KHS terakhir serta melampirkan surat rekomendasi dari organisasi tingkat fakultas atau jurusan. Selain itu, diadakan pula tes kesehatan dan tes anti



narkoba bagi calon ketua BEM UPNVJ. Menurut pernyataan Aldi, kedua orang lainnya yang telah mendaftar belum melengkapi persyaratan dengan lengkap salah satunya adalah Achmad Faisal Hadi atau yang biasa dipanggil Faisal. Syarat yang belum dilengkapi saat itu adalah surat rekomendasi dari organisasi di tingkat jurusan disertai cap serta print out KHS terakhir. “Faisal baru bisa melengkapi seluruh syarat dengan lengkap pada 13 April 2015 dan itu sudah melewati batas akhir yang ditentukan oleh MPM maka dari itu memaksa kami untuk belum bisa menerima Faisal menjadi kandidat calon ketua BEM. Disitu kami MPM selaku penyelenggara Pemira benar-benar berpegang teguh dengan aturan yang telah kami buat terutama mengenai persyaratan,” tambah lelaki yang hobi bermusik. Dengan satu orang kandidat calon ketua BEM UPNVJ menandakan bahwa akan terjadinya aklamasi. Namun, MPM pun berputar otak untuk mencegah terjadinya aklamasi yang nantinya akan menjadi polemik di lingkungan civitas kampus. Setelah diadakan rapat sosialisasi bersama organisasi mahasiswa (Ormawa) pada (21/4), MPM akhirnya mengadakan rapat kembali dengan seluruh anggotanya. Kemudian MPM memutuskan akan mengadakan Oprek ketiga yang berlangsung pada 27 – 30 April 2015. “Sebelum kita memutuskan secara resmi hitam diatas putih mengenai aklamasi, kami membuat rapat sosialisasi bersama ormawa tujuannya adalah melaporkan hasil kerja kami ditambah kami ingin memperkenalkan calon kandidat. Lalu kami mengadakan rapat kembali dan pada tanggal 27 april MPM memutuskan untuk membuka open rekruitmen kembali dan untuk terakhir kalinya. Saat itu Elya kami pastikan sebagai calon pertama yang sudah masuk,” tambah Aldi. Sejak dibukanya Oprek ketiga pada (27/4), akhirnya Elyasari memiliki pesaing untuk menjadi ketua BEM UPNVJ. Pasalnya, Achmad Faisal Hadi mendaftarkan kembali dirinya untuk menjadi kandidat calon ketua BEM. Hal itu menandakan pula bahwa sistem aklamasi tidak akan diberlakukan. Hadirnya Faisal kembali membuat suasana pemira menjadi lebih kompetitif. Pemungutan suara dilaksanakan pada (12/5) di setiap fakultas. MPM menyediakan 6818 surat suara berdasarkan jumlah seluruh mahasiswa UPNVJ yang diperoleh dari kermawa. Namun, saat pelaksanaannya hanya terdapat 1777 mahasiswa yang memilih dan menggunakan hak suara nya. Aldi selaku

JURNAL ISU BULAN MEI - JUNI 2015

ketua pelaksana pemira menyatakan, bahwa sosialisasi yang belum maksimal menjadi salah satu faktor penyebab tidak seluruh mahasiswa UPNVJ menggunakan hak suaranya. Kemudian untuk penghitungan surat suara dilaksanakan esok harinya yaitu pada (13/5). Kendala yang ditemui saat proses penghitungan surat suara ialah hilangnya empat surat suara dari tiga fakultas. Menyangkut masalah surat suara yang hilang, Aldi memastikan bahwa pihak MPM tidak lalai dalam hal penyimpanan kotak suara. “Kami bisa pastiin semua kotak suara disegel dan semua orang yang jaga di situ mulai dari pihak MPM, pihak dari fakultas dan pihak dari Menwa tanda tangan disitu terus kita taruh di kermawa dan kita dokumentasikan, posisi kotak suara juga masih dalam bentuk yang sama saat kita ambil kembali dan segel tidak rusak jadi gue pastiin kotak suara aman,” jelasnya dengan tegas. Hasil penghitungan surat suara pun menyatakan bahwa Achmad Faisal Hadi sebagai kandidat nomor dua memperoleh suara terbanyak yaitu sejumlah 793 suara. Sedangkan Elyasari memperoleh 751 suara. Dari data yang diperoleh oleh ASPIRASI, jumlah suara Faisal mendominasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan Fakultas Ekonomi (FE), sedangkan jumlah suara Elyasari mendominasi di lima fakultas lainnya. Dengan begitu, terpilih lah Achmad Faisal Hadi sebagai ketua BEM UPNVJ periode 2015/2016. Terpilih nya Faisal sebagai ketua BEM UPNVJ periode 2015/2016, Aldi pun menyatakan bahwa ketua BEM yang terpilih merupakan pilihan mahasiswa yang terbaik. Selain itu, Aldi juga memiliki keyakinan sejak awal bahwa Faisal layak menjadi ketua BEM. “Sejauh ini yang gue liat Faisal orang yang baik dan berkompeten, dia berpengaruh di HMM S-1 dan dia layak menjadi presiden BEM UPNVJ saat ini. Menurut gue patut kita coba, patut kita lihat, patut kita kawal dan patut kita dukung. Kalo tidak layak dia gak bakal lulus dari proper test gue,” tambahnya.

1 Winda


Hot News Faisal: BEM Bukan Event Organizer Susun Proker sebagai bagian mengatasi apatisme di kalangan mahasiswa UPNVJ dan mengurangi pengadaan event. dap organisasi. Selain itu, alasan Faisal tidak mengutamakan pengadaan event karena menurutnya BEM memiliki tugas untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa bukan menjadi Event Organizer (EO) di kampus. “Sebenernya kalo ngadain event tuh gampang ya karena setiap ormawa dan himpunan itu bisa ngadain event tapi gue berpikir disini bahwa BEM itu bukan EO dan gue sendiri terpilih karena mahasiswa. Jadi lebih baik menyalurkan aspirasi-aspirasi mahasiswa biar BEM terlihat lebih aktif, lebih komunikatif dan transparan,” tambahnya. Setelah sah terpilih sebagai ketua BEM UPNVJ, hal yang akan dilakukannya terlebih dahulu adalah memperbaiki fasilitas kampus yang mempersulit mahasiswa dalam melak1 Ketua MPM 2015/2016, Marah Putra (Kiri) berjabat tangan dengan Ketua BEM-U sanakan kegiatan akademik maupun non akademik. MengTerpilih, Faisal Hadi (Kanan). ingat, setiap mahasiswa dituntut untuk berorganisasi demi menunjang kegiatan akademiknya di kampus. Menurut lelaki Terpilihnya Achmad Faisal Hadi sebagai ketua Badan yang hobi bersosialisasi ini, setiap organisasi itu berhak mengaEksekutif Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Vetdakan acara dengan menggunakan fasilitas yang ada di kampus eran” Jakarta (BEM UPNVJ) periode 2015/2016 menghadirkan asalkan dapat dipertanggung jawabkan. sosok pemimpin baru di kalangan mahasiswa UPNVJ. Visi misi pun dicanangkan oleh lelaki yang kerap disapa Faisal ini. Salah Untuk pengadaan event, Faisal memiliki cara tersendiri satu misi nya adalah mengadakan rapat kerja mahasiswa guna yaitu dengan mengarahkan setiap divisi untuk membuat Promenyatukan mahasiswa UPNVJ. Misi ketua BEM-Universitas kali ker berjalan agar tidak hanya Proker seorang ketua saja yang ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena berjalan. Selain itu, Proker berjalan juga bertujuan untuk mengtidak mengutamakan untuk mengadakan event atau acara ter- hindari adanya Proker yang tidak terealisasi dan hasilnya tidak tentu namun lebih mengutamakan untuk menyelesaikan ma- maksimal. “Kalo untuk event itu ada tapi termasuk Proker bersalah internal yang ada di lingkungan mahasiswa UPNVJ. jalan. Nanti setiap divisi gue suruh buat Proker berjalan karena Tidak hanya rapat kerja, pada periode kepengurusannya Faisal juga akan mengadakan Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa (LDKM) yang termasuk pula ke dalam misi nya sebagai ketua BEM UPNVJ. “Sebenernya gak banyak proker sih, cuma LDKM sama rapat kerja mahasiswa karena itu termasuk misi gue untuk menyatukan mahasiswa,” ujarnya. Dengan adanya rapat kerja mahasiswa, diharapkan dapat diketahui permasalahan apa saja yang ada di mahasiswa dan bisa menemukan solusi yang tepat. Pemilihan program kerja (Proker) tersebut juga bertujuan untuk menghilangkan rasa apatis mahasiswa UPNVJ terha-

gak mau Proker gue aja yang berjalan, biar setiap divisi benerbener bekerja bukan cuma numpang nama. Karena yang udahudah seperti itu banyak Proker tapi gak terealisasi dan hasilnya gak maksimal juga, mending yang pasti-pasti aja,” jelas lelaki kelahiran Depok. Terselip harapan dari Faisal selaku ketua BEM UPNVJ, “semoga kedepannya apa yang gue harapkan terkabul walaupun gak maksimal di mata orang lain tapi akan terus berusaha. Kaya main game aja ketika kita kalah kita ulang lagi,” tambahnya diakhir wawancara.

1 Winda

JURNAL ISU BULAN MEI - JUNI 2015




Jendela Kunjungan Petinggi Beberapa Universitas dari Thailand ke UPN “Veteran” Jakarta Kedatangan petinggi dari Thailand ke Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan (Fikes) untuk membangun jalinan kerja sama. Jakarta, 27 Mei 2015, dua pejabat Thailand dan satu mahasiswa asal Indonesia berkesempatan mengunjungi UPN “Veteran” Jakarta. Pejabat yang datang diantara nya Asst. Prof. Mantana Vongsirinavart, PhD,PT dari Mahidol University Thailand dan Asst. Prof. Pakavalee Poomsu-TAT, PhD, PT dari Saint Louis College Thailand serta Wahyuddin, SST.FT, M.Sc selaku mahasiswa yang sedang mengambil gelar PhD di Thailand jurusan Fisioterapi. Kunjungan dilakukan tak hanya ke UPN saja, namun ke berbagai universitas lainnya seperti Universitas Esa Unggul dan Universitas di Solo. Pada kesempatan tersebut, kedua pejabat serta mahasiswa berkesempatan untuk melihat kemampuan UPN secara umum maupun fakultas, terutama untuk program studi fisioterapi. Berawal dari penyambutan oleh rektor selaku tuan rumah, dilanjutkan dengan pemaparan profil UPN, lalu beranjak pada peninjauan gedung fisioterapi. Tak sampai disitu, Desak Nyoman Sithi selaku Dekan Fikes, juga membawa para penjabat dan satu mahasiswa tersebut ke kampus UPN di Limo untuk melihat keadaan lingkungan Fikes. Kunjungan universitas Thailand ke UPN merupakan kunjungan peninjauan yang nantinya akan berlanjut pada penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kepada pihak UPN. Dekan Fikes mengatakan, bahwa apabila nanti dapat bekerjasama dengan Mahidol University dan Saint Louis College Thailand, pihak UPN ingin mengadakan pertukaran mahasiswa maupun dosen untuk proses peng-upgrade-an. “Jadi untuk kedepan kita sudah jadi negeri kan harus upgrade, dosen-dosen nya, pembelajarannya harus ditingkatkan,” ujar Dekan Fikes. Menurut Desak, ini merupakan langkah yang baik untuk berkerjasama dengan kedua universitas tersebut. Menimbang Mahidol University Thailand adalah salah satu universitas cukup tua di Thailand, dan jenjang pendidikan fisioterapinya sudah sampai tingkat doktoral. “Kalau dari sisi pengembangan mereka sudah lebih maju Fisioterapinya, karena mereka juga universitasnya sudah cukup tua,” ujarnya. Persiapan kedatangan pejabat ini hanya berlangsung selama 2 minggu dari pengajuan surat oleh pihak Thailand kepada UPN. Surat tersebut di kirimkan kepada Dekan Fikes kemudian disampaikan lagi kepada Rektor yang sekaligus untuk meminta izin untuk melakukan pertemuan ini.



JURNAL ISU BULAN MEI - JUNI 2015

Setelah bersafari di lingkungan kampus hijau, pada kesempatan kali itu juga turut berbincang mengenai kerjasama yang akan di bangun. “Lalu kita mengobrol dan bertukar pikiran, jadi apa kemungkinan atau peluang-peluang yang bisa kita manfaatkan dari sini,” tutur wanita kelahiran Bali. Pihak Thailand menawarkan para dosen untuk kuliah disana dan riset bersama serta mengadakan pertukaran mahasiswa. Acara dimulai pukul 10.00 WIB sampai pukul 13.30 WIB. Setelah melakukan perbincangan hangat dari pihak Thailand dan Fikes, akhirnya acara ditutup dengan foto bersama di depan gedung Fikes, kampus Limo. “Harapan saya, kita kedepan ini semua harus update kemampuan, update kompetensi terutama dosen. Karena begitu tahun ajaran baru, kita terima mahasiswa baru sudah dengan status negeri, jadi kualitas mahasiswa nya sudah beda kan, jadi kita harus mempersiapkan diri dengan benar,” ujar Wanita berkacamata sambil menutup wawancara.

1 Helena


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.