3 minute read

Komunitas: Wujudkan Lingkungan yang Bermanfaat

Wujudkan Lingkungan yang Bermanfaat dan Berkeadilan Bersama KPA Pashtunwali

Oleh : Bunga Kiscahyaning | Desainer: Zakiyah

Advertisement

Di masa yang masih dilanda pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) ini, aktivitas di alam bebas semakin digemari kalangan pemuda. Bagaimana tidak? tak bepergian keluar rumah menjadikan diri jarang melakukan travelIing, bukan? apalagi yang berkaitan dengan pendakian dan kebersihan lingkungan, salah satu contoh komunitas yang telah mewadahi kegiatan di alam bebas yaitu Komunitas Pecinta Alam (KPA) Pashtunwali.

KPA Pashtunwali bagi beberapa orang yang mendengar namanya, mungkin merasa asing. Nama Pashtunwali, diambil dari kepala suku Afghanistan yang syarat makna jika menganggap semua orang adalah tamu mereka. Bahkan orang lain pun dianggap tamu yang harus ada ikatan kekeluargaan dan tolong menolong. KPA Pashtunwali ini dibentuk pada 14 Desember 2014 silam. Pada mulanya, berasal dari embrio para pemudapemuda yang aktif bekerja ke alam bebas tetapi ingin membentuk sebuah wadah tertentu. Di mana kegiatan mereka tidak hanya di luar ruangan saja tetapi ada penguasaan teori dan praktik lapangannya. Sehingga terbentuklah Komunitas Pashtunwali. Selain itu, komunitas ini secara ideologis memiliki keterkaitan dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), tetapi secara struktural tidak ada.

Walaupun di tahun 2021 ini, komunitas Pashtunwali belum memiliki basecamp, tetapi semangat dalam diri mereka tetap ada untuk melakukan suatu kegiatan. Hal ini dapat dibuktikan dari kesiapan mereka mengikuti adventure di tengah pandemi. Dalam melakukan aktivitas di alam bebas, tentunya harus memiliki public speaking yang cakap dan mental kuat. Tak kalah menariknya, kegiatan di komunitas ini mengkolaborasikan antara adventure, diskusi, dan advokasi lingkungan. Seperti yang diungkapkan Ahmad Zakia Alfi Daroja, Kepala Suku KPA Pashtunwali 2021, "Kami menyatukan 3 instrumen yang pertama petualangan atau adventure, diskusi, dan advokasi. Ketiga instrumen tersebut diterapkan menjadi kegiatan-kegiatan yang sedemikian rupa," ujar Ahmad. Adapun kegiatan adventure telah dilaksanakan di Pegunungan Tempur-Kudus dan advokasi lingkungan hidup telah dilakukan bersamaan dengan bersih Pantai Tirang di Semarang. Sedangkan untuk kegiatan diskusi masih direncanakan dan akan dilaksanakan bulan April mendatang.

Di dalam Pashtunwali, terdapat anggota kehormatan, warga suku, dan kepengurusan yang terdiri dari kepala suku, mendreng (bendahara), carik (sekretaris), divisi lingkungan hidup dan divisi mountaineering. Dari total 70 anggota saat ini, mereka berhasil menempati posisi tiap divisi dan melakukan kegiatannya. Jika kalian tertarik untuk bergabung dengan KPA Pashtunwali Semarang, persyaratannya bebas saja, yang terpenting bersedia dan mendaftarkan diri dalam Pendidikan Dasar. Setelah melakukan pendidikan dasar baru melakukan ekspedisi pendakian gunung di atas 3000 mdpl.

Meskipun KPA Pashtunwali sendiri belum pernah mendapat penghargaan, akan tetapi telah banyak manfaat yang didapatkan. Yaitu dalam feedback penguasaan materi di mana ketika sudah menjadi warga suku Pashtunwali, mereka mampu menguasai materi, mulai dari cara bertahan hidup sampai wawasan intelektual. Sehingga dapat menjadi modal hidup ke depannya. Selain itu, hubungan silaturahmi antar alumni tetap terjalin walaupun mereka sudah tidak menjabat di KPA Pashtunwali. Dalam hal ini, berfokus pada pelestarian lingkungan hidup, tidak hanya menguntungkan tetapi juga bermanfaat bagi orang lain, sesuai motto utama Pashtunwali "Memiliki Manfaat Alam yang Berkeadilan".

Dalam hal menata alam menjadi lebih baik, komunitas ini terus mengupayakan pembaruan, diantaranya menyelenggarakan diskusi “Jeda Iklim 2020” dengan komunitas lain. Namun, ada beberapa kendala yang dihadapi misalnya lebih sulit menyentuh hal - hal yang berkaitan dengan kebijakan politik, apalagi pasal-pasal eksploitatif setelah Omnibus Law disahkan, mereka kesulitan untuk melakukan advokasi. Sedangkan kendala lainnya, tentu saja pandemi Covid-19 yang tak bisa dihindarkan. Dalam melakukan kegiatan selalu ada pembatasan dan sulitnya mengupayakan kegiatan outdoor berbasis heroes adventure. Heroes adventure adalah kegiatan yang tidak menghasilkan sampah sama sekali. Bukan berarti membuang sampah pada tempatnya saja tetapi bagaimana tidak menghasilkan atau membawa sampah plastik.

Di akhir, Ahmad Zakia menambahkan bahwa harapannya lebih banyak pemuda terlibat upaya pelestarian lingkungan hidup yang berkeadilan. Jadi persoalan/isu seputar lingkungan tidak hanya pecinta alam yang menggali tetapi semua orang dapat terlibat aktif dalam kampanye lingkungan. Bahwasanya kita tahu, semakin ke sini lingkungan semakin rusak, jadi kita mengupayakan lingkungan berkeadilan dan berkelanjutan.

This article is from: