Mini Majalah Edisi Magang 2022

Page 1

DIMENSI MINI MAJALAH EDISI MAGANG

MAJALAH KAMPUS POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

Thrifting dan Eksistensinya dalam Dunia Fast Fashion




LEMBAGA PERS MAHASISWA

DIMENSI

Cover

Pelindung Prof. Dr. Totok Prasetyo, B.Eng., M.T., IPU Penasehat Adhy Purnomo, S.T., M.T.

DIMENSI MINI MAJALAH EDISI MAGANG

Pembina Junaidi, S.T., M.T.

MAJALAH KAMPUS POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

Pemimpin Umum Rakha Yusan Al Hafizh Koordinator Kharisma Wahyu Liliana Reporter Inayah Bulan Dzulqoidah, Siti Ratnasari, Khotijah Rizki Putri Isnaeni, Dea Prima Pratistha, Adilla Fatimah Zahro, Neza Ahnasyah, Lutfia Diva Asharah, Ela Melianti, Maria Angelina Silviani, Muhammad Nur Ikhsan, Klara Ramadani, Rofiqul Ulya Rizqiyani Fotografer Lucky Khairul Effendi, Nadea Elva Rosalia Arizaky, Afifin Ihza Ramadlan, Dina Kania Widawati Ilustrator Sabrina Safira Ridhani, Sofiya Nur Azizah, Nurera Alicia Siregar

Thrifting dan Eksistensinya dalam Dunia Fast Fashion

Layouter Desdiera Khairunnisha, Arshanty Dona Hapsari, Dian Chintiya Febrianti, Salma Velita Litbang Nisrina Nur Rahma, Maura Nanda Prameswari, Ulya Fauzia Perusahaan Nadliatul Maula, Vikha Putri Amandha, Nabila Aristawidya, Khamim Nur

Ilustrasi Sabrina Safira R.

Salurkan Idemu Redaksi menerima tulisan, karikatur, ilustrasi, atau foto. Hasil karya merupakan karya asli, ­ bukan ­terjemahan/saduran atau hasil kopi. ­Redaksi ­berhak memilih karya yang masuk dan me­nyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah ­esensi. Karya dapat langsung dikirim melalui e-mail redaksidimensi23@gmail.com atau dikirm langsung ke alamat kantor redaksi di: Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Baru Lantai 2 No. 4-5, Kampus Politeknik Negeri Semarang Jalan Prof. Soedharto Tembalang, PO Box 6199 Semarang 50061 Selamat berkarya!


Dari Dapu r Fashion, pasti sudah tak asing lagi di telinga masyarakat luas. Hal yang selalu diperbarui, semakin berkembang dan semakin banyak ragam jenisnya. Perkembangan dunia teknologi dan kreativitas manusia pun turut andil dalam mengubah pola pikir manusia dalam bidang fashion. Munculnya kembali tren Thrifting, sebagai salah satu contohnya. Thrifting atau membeli kembali pakaian bekas dinilai sebagai sebuah kreativitas baru untuk mengurangi limbah sampah tekstil dan dampak dari adanya fast fashion dikalangan generasi muda, kini kembali eksis. Dalam majalah kali ini pada rubrik Laporan Utama, kami memusatkan perhatian pada tren Thrifting, sebuah tren yang saat ini digandrungi masyarakat. Harga yang murah dan terjangkau adalah alasan utamanya. Selain itu, tren Thrifting merupakan solusi untuk mengurangi limbah sampah dari maraknya fast fashion. Peluang usaha yang dihasilkan dari tren ini juga sangat menjanjikan, dengan tetap memperhatikan kebersihan dari produk. Selain itu, kami pun menyediakan sebuah riset mengenai tren Thrifting pada kalangan generasi Z saat ini. Selain Laporan Utama, kami juga menyajikan informasi seputar kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dalam rubrik Kampusiana, yaitu mengenai kurangnya komunikasi dan informasi yang diberikan pihak institusi dalam program Kampus Merdeka. Tak hanya itu, dalam rubrik Semarangan, kami menampilkan berbagai potret pemrosesan kain batik sebagai tren busana masa kini. Dalam galeri foto ini, pembaca akan mengetahui sisi lain dibalik tren kain warisan budaya Indonesia tersebut. Kami juga akan membawa pembaca mengetahui suasana Curug Semirang di kaki Gunung Ungaran dalam rubrik Travelog. Air terjun dengan air jernih kehijauan dan lingkungan sekitarnya yang masih asri akan memanjakan mata pembaca. Tak hanya itu, dalam rubrik Incognito, terdapat referensi film menarik dan teka teki yang membuat perhatian Anda teralihkan sejenak dari rubrik sebelumnya. Kemudian, terdapat ilustrasi Kangprov yang menghadirkan gambar terbaik dengan bacaan yang mampu menghibur pembaca. Dengan adanya majalah ini, kami berharap pembaca mendapatkan informasi yang berguna untuk mengetahui tren Fashion yang digemari saat ini. Selain itu, kami juga berharap pembaca dapat terhibur dengan beberapa rubrik yang kami sediakan. Semoga informasi mengenai tren Fashion ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadikan LPM Dimensi lebih dikenal luas dan dipercaya pembaca untuk menyajikan informasi yang bermanfaat. Kami ucapkan terima kasih. HIDUP PERS MAHASISWA! Redaksi

DIMENSI

05


CONTENTS

Laporan Utama

7

Kampusiana

16

Semarangan

20

Thrifting, Maraknya Fast Fashion Banyak Diminati Generasi Milenial Opini : Peluang Bisnis Thrifting Di Tengah Industri Tekstil Infografis : Tren Thrifting di Kalangan Generasi Z

Speak Up : Minim Komunikasi dan Informasi, Institusi Resahkan Mahasiswa Kampus Merdeka

Galeri Foto : Batik dalam Tren Busana Masa Kini

17

21

Travelogue

Plesir : Menapaki Curug Semirang Di Kaki Gunung Ungaran

Incognito

24 25

27

Resensi Film : Yowis Ben 2 Ngedims Teka-Teki Kang Prov

16

8 10 12

28 30 31 33

07 20

27

24


LAPORAN UTAMA


LAPORAN UTAMA

Thrifting, Maraknya Fast Fashion Banyak Diminati Generasi Milenial Oleh: Ratna, Inayah, Kiki | Ilustrator: Sabrina | Desainer: Arshanty

Awal Mula Munculnya Thrifting Dikutip dari voi.id, thrifting mulai marak di­ kalangan masyarakat dunia sejak abad ke ­1819 di Inggris. Dikarenakan terjadi­nya mass production atau produksi b ­erlebih pada pakaian yang menyebabkan b ­ ­anyaknya ­pakaian yang digunakan untuk sekali p ­ akai atau jangka pendek. Hal­tersebut m ­ embuat harga produk menjadi sangat murah sehingga masyarakat terbiasa ­ ­ menjadikan pakaian sebagai produk sekali pakai. Di lain sisi, ­ krisis ekonomi Amerika tahun 1920 membuat masyarakat mulai t­erbiasa ­membeli pakaian bekas karena tidak ­mampu membeli pakaian baru dan hal ini menjadi sebuah kebiasaan di kalangan masyarakat dalam hal jual-beli ­pakaian bekas. Kelebihan dan Kekurangan Thrifting

D

i masa maraknya kepekaan atas ­fashion, thrifting hadir di kalangan anak muda sebagai sebuah tren. M ­ ­ erujuk pada kamus urban, thrifting merupakan k­egiatan ­berbelanja demi mendapatkan ­harga ­barang yang ­lebih murah dan barang yang tidak ­biasa ­seperti selera pasar saat ini. Thrifting bercirikan ­penggunaan kembali pakaian ­masih ­layak pakai dengan menargetkan anak muda yang ingin tetap fashionable ­sehingga di­anggap on-budget. Merujuk pada ­kelebihan t­ ersebut, pastinya ada ­kekurangan ­dibaliknya. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan thrifting menjadi tren di kalangan generasi muda.

08

DIMENSI

Hilda Nur Fadilah, guru jurusan tata busana dari Sekolah Menengah K ­ ­ejuruan ­Negeri (SMK N) 3 Garut memaparkan jika tren ­thrifting memiliki kelebihan m ­ aupun ­kekurangan. Untuk kelebihannya, ­pelanggan dapat m ­ enemukan barang-­ barang unik ­seperti barang yang sudah tidak ­diproduksi, barang edisi terbatas, atau b ­ ahkan m ­ ereka mampu mendapatkan barang ­ ­ merek ternama ­ ­ dengan harga yang rendah. Sedangkan untuk ­ ­ kekurangannya, barang yang didapat sudah pasti­­kualitasnya ­tidak sebagus barang baru karena ­ pelanggan merupakan pengguna kedua. Tidak h ­ anya itu tren thrifting ­ sebenarnya tidak di­ rekomendasikan karena ­merupakan ­barang bekas yang dipakai oleh orang lain sehingga berkemungkinan tidak ­higienis. “Kita tidak pernah tahu apakah orang pertama yang memiliki barang tersebut benar-benar sehat

DI-

11


LAPORAN UTAMA

dan m ­ ementingkan kebersihan atau ­tidak” ujarnya. Thrifting ­Pekerjaan

Sebagai

Lapangan

Meskipun memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, seiring p ­ erkembangan zaman dengan ­ kebutuhan ­ manusia yang beragam, thrifting nyatanya mampu ­ menjadi lapangan p ­ekerjaan tersendiri. Ghani Arridho, salah s­ eorang ­pengusaha thrifting di ­ Semarang ­awalnya ­merupakan pecinta ­thrifting. Setelah Ghani m ­ engetahui banyak hal dan ­ keuntungan dari thrifting, ia ­ memulai usaha ­thrifting Pams.­ second di ­Surakarta pada awal ­tahun 2021. Baginya, t­hrifting adalah ajang anak muda untuk ­ mengekspresikan diri dan tampil beda dari yang lain atau usaha yang tidak basi, barang­ nya ­ tidak mudah rusak akan tetap laku suatu saat nanti.­P ­erkembangan ­usaha ­thrifting-nya dinilai cukup untuk ­ memenuhi ­ kehidupan sehari-hari, tetapi ­ ­ belakangan ini ia ­ mengaku berhenti ­ sejenak untuk meneruskan pendidikan­nya. “Toko ­sebenarnya bisa menjadi a­ lternatif ­pendapatan utama,” ungkap Ghani. Isu Thrifting Menghalangi Inovasi dan Kreativitas Selain menghadirkan kelebihan dan ­kekurangan, trend thrifting dianggap menghalangi inovasi dan ­ kreativitas ­karena dinilai membawa ­kemunduran dalam dunia fashion. Namun, menurut Azwa Tamara, salah satu mahasiswa ­jurusan Tata Busana, adanya tren t­ hrifting ini ­ tidak mempengaruhi ­ kreativitas ­desainer ­dalam ­mengembangkan desain nya. D ­ ­ ikarenakan tidak semua

01

MAJALAH DIMENSI 66

kalangan ­memilih barang-barang thrift sebagai tujuan utama mereka dalam ­mencocokan style fashionnya. Desainer tetap dapat b ­ ­erinovasi dan berkreasi s­esuai d ­ ­engan ide gagasan mereka sendiri. “Sebab ­thrifting ­bukan merupakan sebuah ­ ­ kegiatan yang dapat menghasilkan style fashion baru, melainkan hanya mengulang style yang sudah berlalu,” terangnya. Tren Thrifting Pada Generasi Z Catherine Widya, seorang model mengungkapkan jika menggunakan ­ kembali atau membeli barang bekas ­ dapat mengurangi tingkat ­penggunaan sumber daya yang kian menipis setiap ­tahunnya. Selain mendapatkan barang dengan ­harga murah, barang t­ersebut juga dapat dijadikan Outfit Of the Day (OOTD) yang keren dan menarik. ­Catherine ­mengungkapkan ­bagaimana cara untuk membuat OOTD dari p ­ akaian thrifting ­dalam dunia model, “Biasanya hanya perlu mencocokan warna s­ esuai dengan warna kulit kita dan yang ­terpenting kita nyaman menggunakan pakaian tersebut. “ ujarnya. Di sisi lain, sebagai generasi muda ­penggemar thrifting dari kalangan ­mahasiswa, Salma Saniva berpendapat bahwa thrifting itu menguntungkan. Salma mengatakan alasan kecintaan­ ­ nya ialah karena model barang ­thrifting tidak pasaran dan jarang dimiliki orang lain. Ia berharap kedepannya ­ barang ­thrifting bisa digencarkan untuk ­sortir dari ­ dalam negeri sendiri, karena ­selama ini k­ ebanyakan barang thrifting ­berasal dari impor. “Diharapkan ­thrifting dapat ­ membantu perekonomian dan mengurangi produksi serta sampah ­ kain dalam negeri,” pungkas Salma.

DIMENSI

09


OPINI

Peluang Bisnis Thrifting Di Tengah Industri Tekstil

Dok. Pribadi

Penyunting: Adilla, Dea | Oleh : Iqbal Alviannur, Pemilik Kinely.co | Desainer: Arshanty

T

hrifting adalah kegiatan berbelanja ­barang bekas yang masih layak ­pakai. Bukan b ­ ­erati karena barang bekas kualitasnya ­menjadi ­tidak terjamin. Bahkan sebalik­ nya ­ barang-barang yang dijual di ­thrifting itu ­ biasanya dalam keadaan baik dan s­ udah dicuci bersih serta sudah wangi, dan b ­ erkualitas sehingga tidak menimbulkan ­bahaya bagi pemakainya.

membeli pakaian-pakaian bekas. Kebiasaan tersebut memicu tumbuhnya industri jual-beli pakaian bekas. Menyikapi Thrifting

Persaingan

dalam

Dunia

Melihat thrifting yang sedang booming, ­tentunya persaingan tidak dapat dihindari. Tidak hanya bersaing dengan industri Sejarah panjang budaya thrifting ini dimulai ­tekstil yang sedang menurun saja, t­ etapi tak sejak abad ke-18 sampai awal abad ke-19, dapat dipungkiri persaingan juga datang di mana revolusi industri memungkinkan dari tren fashion yang lain. Jadi, t­idak bisa ­pakaian diproduksi secara massal. Di masa ­dikatakan apabila maraknya bisnis t­hrifting itu, harga pakaian menjadi sangat murah, ini dapat menyebabkan industri tekstil sehingga cara pandang masyarakat tentang ­gulung t­ikar. ­Setiap industri sudah ­memiliki ­asarnya masing-masing. Sukses pakaian berubah menjadi barang ­ sekali target p t ­ idaknya suatu industri juga tergantung pakai lalu buang. Krisis ekonomi besar-­ ­ besaran Amerika tahun 1920-an membuat dengan pelaku industri tersebut, apakah industri tersebut mau berkembang atau banyak warganya kehilangan pekerjaan. Hal ­ ini ­berdampak pula pada ­ketidakmampuan ­tidak, ­serta strategi yang digunakan sudah untuk membeli pakaian baru, sehingga tepat ­ataupun belum. Sebagai pengusaha ­sebagian besar dari mereka mulai terbiasa sikap yang harus diambil untuk ­menghadapi

10

DIMENSI

MAJALAH DIMENSI 66

01


OPINI persaingan yang ada yaitu dengan memanfaatan ­ semua kesempatan secara maksimal untuk kemajuan ­ usaha t­ ersebut dan meminimalisir ­kemungkinan risiko yang akan terjadi. Tak jarang ada beberapa masyarakat yang meremehkan bisnis thrifting karena dinilai dapat menimbulkan ­ ­penyakit. Ada pula yang m ­ enganggap hanya ­ masyarakat kelas bawah yang membeli baju bekas karena ­ masalah kebersihan dan harga yang m ­ ­urah. ­Padahal hal itu tergantung oleh ­pemilik usaha ­tersebut. Barang ­thrifting ­memang tidak ­ ­ semuanya berkualitas baik, maka ­ perlu dilaundry terlebih ­ dahulu sebelum di­ ­ perjualbelikan agar tidak membahayakan pembeli. Tidak semua ­ orang juga memiliki selera yang sama tentang fashion, kita hanya perlu saling menghargai tanpa menjatuhkan. Peluang Thrifting di Industri Tekstil Masyarakat modern kini tidak ­ hanya ­melihat thrifting dari k­ acamata ekonomi saja, tidak hanya m ­elihat pakaian bekas sebagai ­ alternatif ­ pemenuhan ­kebutuhan sandang ­dengan ­harga murah. Kini, m ­ ­asyarakat juga m ­ulai melihatnya ­ dari sisi ­ pelestarian ­lingkungan. Hal itu dikarenakan ­usaha thrifting ini ­ternyata dapat ­mengurangi pencemaran ­ lingkungan yang ­diakibatkan limbah ­tekstil.­ ­Limbah ­tekstil tidak akan terurai dalam air. ­Tekstil dan kain akan tetap utuh, ­merusak, m ­ elukai, bahkan membunuh satwa liar alami ­ yang ada di dalam laut. ­Selain itu, dalam aspek produksi, untuk m ­ ­ emproduksi satu kaos, dibutuhkan beberapa galon air. Dengan demikian, ­ memproduksi lebih sedikit pakaian, ­ ­ kualitas laut dan penggunaan air kita dapat dilestarikan. Selain itu, pabrik-pabrik ­

­tekstil pada­ ­umumnya ­memproduksi pakaian dengan k­ ­ ecepatan tinggi dapat ­ menyebabkan polusi udara. Memilih un­ untuk ­ berbelanja dengan metode t­ hrifting ini dapat­m ­enjadi salah satu u ­paya dalam m ­ engurangi ­penyalahgunaan ­lingkungan ­karena membantu m ­ engurangi produksi ­pakaian. Secara umum proses pembuatan t­ekstil melibatkan penggunaan ­ pewarna berbahaya dan produk sampingan ­ minyak mentah, sehingga industri ­ ­fashion juga merupakan salah satu pencemar ­ udara terbesar di dunia. ­Selain itu, salah satu manfaat bagi diri sendiri kita bisa mendapatkan barang limited edition atau jumlahnya hanya ada satu. Lalu, biasanya barang yang ­diperjualbelikan pun merupakan barang vintage ­berkualitas bagus dan memiliki nilai tinggi. Barang-barang thrift yang ­memiliki nilai jual tinggi adalah produk yang berasal dari brand atau desainer ­ternama. Jadi, untuk sebagian ­pecinta barang jaman dulu (jadul) kegiatan ­thrifting akan sangat diminati. ­Thrifting juga dapat menantang kreativitas ­seseorang dalam styling. Agar bisnis thrifting ini tetap berkembang pesat harus ada inovasi ­ dan ­ pemasaran yang baik. Banyaknya media sosial dapat dimanfaatkan untuk media ­promosi ­secara maksimal s­ eperti Instagram. Kita juga dapat membuat ­ iklan ­dengan sewa bulanan. Selain itu, dapat ­dilakukan ­dengan membuat ­video TikTok yang kreatif, sehingga menarik para p ­ enonton untuk membeli produk yang kita ­miliki. Di zaman serba digital saat ini, ­melakukan promosi di media sosial jauh lebih efektif karena dapat menghemat waktu dan biaya.

DIMENSI

11


INFOGRAFIS LAPORAN UTAMA

Tren Thrifting di Kalangan Generasi Z

A

Oleh: Maura Nanda, Ulya Fauzia, Nisrina Rahma | Desainer: Salma Velita

danya tren thrifting saat ini cukup diminati remaja lantaran banyaknya influencer yang melakukan kegiatan thrift di sosial media. Jika dikulik lebih dalam, budaya thrifting sebenarnya sudah muncul sejak lama di Indonesia, hanya saja berbeda penyebutan. Sebagaimana yang kita tahu, thrift sendiri diambil dari kata thrive yang berarti berkembang atau maju. Sedangkan thrifting dapat diartikan sebagai kegiatan membeli barang bekas. Jadi, kegiatan ini tak sekadar membeli barang bekas saja, tetapi barang keren dan juga murah yang didapat menjadi kepuasan tersendiri. Di Indonesia sendiri thrifting yang paling banyak diminati adalah fashion thrift. Hal ini bisa dilihat dari maraknya toko daring yang menjual beraneka ragam jenis pakaian mulai dari celana, baju, jaket hingga aksesoris yang berasal dari merek ternama dunia. Oleh karena itu, kami dari Kru Magang LPM Dimensi melakukan riset terkait “Tren Thrifting di Kalangan Generasi Z”. Dimana riset tersebut telah terkumpul sebanyak 274 responden, dengan rincian sebesar 87,2% berada pada usia 15-20 tahun. Sedangkan sisanya sebesar 9,1% berada pada usia 21-25 tahun dan 3,6% pada usia >25 tahun. 1. Apakah Anda mengetahui tentang tren thrifting? Mungkin 8%

Sebesar 87% responden mengaku mengetahui tren thrifting, 8% responden menjawab mungkin mengetahuinya. Sedangkan 5% responden masih belum mengetahui mengenai tren thrifting ini.

Tidak 5%

Ya 87%

2. Apakah Anda menyukai barang dari thrifting?

Sebanyak 274 responden dari 205 menyatakan suka dengan barang thrifting, sedang sisanya sebanyak 69 responden menyatakan tidak.

Tidak 69

Ya 205

12 01

DIMENSI


INFOGRAFIS 3. Bagaimana Anda bisa mengenal tren thrifting?

Teman 6%

Influencer 25%

Lainnya 1%

Media Sosial 68%

4. Seberapa sering Anda membeli barang thrift? Sering 18

Cukup Sering 72

Sejumlah 68% responden mengenal tren thrifting melalui media sosial, selain itu 25% responden melalui teman, 6% responden melalui influencer, dan sisanya mengaku melalui media lainnya.

5. Apa tren fashion yang Anda sukai di thrifting? Sepatu & Sandal 4%

Lainnya 4%

Tas 7% Pakaian 85%

Jarang 184

Dilihat dari waktu pembelian, keputusan tiap responden dapat berbeda-beda. 18 responden mengaku sering membeli barang thrift, 184 responden jarang melakukannya, sedangkan sisa responden sebanyak 72 orang mengaku cukup sering membeli barang thrift.

Sebesar 4% responden mengaku tidak ada tren fashion yang disukai dalam thrifting, sedangkan mayoritas responden sebesar 85% menyukai tren fashion dalam bentuk pakaian. Sebesar 7% menyukai tas serta 4% menyukai sepatu dan sandal. Adapun barang thrifting lain yang disukai seperti buku dan kamera.

6. Berapa range harga yang sering dibeli pada pasar thrift? Perihal range harga dari produk thrifting, sebanyak 50% responden mengaku sering membeli barang thrift dengan kisaran harga Rp50.000 sampai dengan Rp100.000. Selain itu 45% responden mengaku sering membeli dengan kisaran harga kurang dari Rp50.000 dan sisanya 5% responden membeli dengan kisaran harga lebih dari Rp100.000.

>Rp100.000 5%

Rp50.000Rp100.000 50%

<Rp50.000 45%

DIMENSI

13


INFOGRAFIS 7. Apakah membeli lewat thrifting sebanding dengan harganya?

Tidak 4%

Ya 37,6%

Lainnya 15,4%

Mungkin 58,4%

Jika dilihat dari harga yang ditawarkan dalam thrifting, kualitas barang yang diperjualbelikan sebanding dengan harganya. Hal tersebut dibuktikan dengan data riset sebesar 37,6% responden menyatakan sebanding, 4% responden menyatakan tidak sebanding, dan 58,4% lainnya berpendapat bahwa kualitas barang mungkin sesuai dengan harganya. 9. Menurut Anda apa kekurangan dari menggunakan produk thrift?

Lainnya 8%

Merek Palsu 7% Tidak Bisa Retur 18%

Cacat Produk 67%

Dilihat dari survei, cacat produk menjadi pilihan tertinggi bagi responden sebagai kekurangan dalam penggunaan produk thrift. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya 67% responden yang memilih cacat produk. Sementara itu terdapat 18% responden yang menyatakan bahwa produk thrift tidak bisa dikembalikan. Sisanya menyatakan bahwa produk thrift kurang bersih, bau, dan barang seken.

14

DIMENSI

8. Dimanakah Anda biasanya membeli barang thrift?

Pasar Tradisional 24,3%

Online Shop 60,3%

Dari 274 responden, terdapat 60,3% yang mengaku biasa membeli barang thrift melalui online shop dan 24,3% melalui pasar tradisional. Sedangkan responden lain mengaku membeli barang thrift melalui instagram, toko thrift atau pameran, serta teman.

10. Menurut Anda apa kelebihan menggunakan produk thrift?

Ramah Lingkungan 3%

Barang Yang Unik 18%

Lainnya 2%

Harga Lebih Murah 77%

Sejumlah 77% responden kompak menyuarakan kelebihan menggunakan produk thrift dikarenakan harga barang yang lebih murah, 18% responden menyatakan produk thrift adalah barang yang unik, serta 3% menganggap itu ramah lingkungan dan sisanya berpendapat bahwa tidak ada kelebihan dari produk thrift.


INFOGRAFIS 11. Apakah faktor yang mendukung generasi Z menggunakan barang thrift? Lainnya 3%

Limited Edition 14% Gaya Busana Lebih Stylish 23%

Harga Yang Sesuai 13% Berkontribusi Menjaga Lingkungan 47%

Dilihat dari hasil survei, sebesar 47% responden menyatakan harga yang sesuai apabila menggunakan barang thrift, 23% menyatakan gaya busana dari barang thrift lebih stylish, 14% menyatakan karena limited edition, dan 13% menyatakan barang thrift berkontribusi menjaga lingkungan. Sisa responden menyatakan hanya mengikuti tren thrifting dan bisa mendapat barang dengan model bagus, bermerek, dan harga murah.

12. Sebagai generasi Z, bagaimana pendapat Anda mengenai perkembangan thrift saat ini? Berdasarkan jawaban responden, perkembangan thrift saat ini begitu pesat, dimana ditandai banyaknya peminat dalam jual beli produk thrift dan juga banyaknya penjual yang menjualnya melalui sosial media. Sehingga akan lebih memudahkan pembeli dalam mencari produk dengan harga yang lebih terjangkau serta produk yang ditawarkan lebih fashionable. Namun, sebagian kecil responden mengkhawatirkan produk thrift yang dibeli akan menularkan beberapa penyakit. Bahkan terdapat responden yang mengkhawatirkan menumpuknya limbah dikarenakan produk thrift impor ini. Kesimpulan Dari hasil riset yang telah dilakukan Kru Magang LPM Dimensi, dapat disimpulkan bahwa dari 274 responden menyatakan tren thrifting saat ini digemari masyarakat dari berbagai tingkat usia terutama di kalangan generasi Z. Dimana barang yang paling digemari adalah pakaian yang bisa dibeli melalui online shop. Dengan adanya kegiatan thrifting ini, pembeli bisa mendapatkan harga yang lebih murah, lebih fashionable, dan barang yang cukup unik. Meskipun demikian, jika membeli dengan cara thrifting seringkali terdapat cacat pada produk, kotor, dan bahkan tidak bisa dikembalikan lagi sehingga membuat kecewa pembeli.

DIMENSI

15


KAMPUSIANA


SPEAK UP

Minim Komunikasi dan Informasi, Institusi Resahkan Mahasiswa Kampus Merdeka Oleh : Neza, Lutfia, Ela │ Desainer : Desdiera K.

K

ampus merdeka merupakan kebijakan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) yang dimulai sejak tahun 2020. Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa/i untuk mengambil Satuan Kredit Semester (SKS) di luar program studi (Prodi) dan melaksanakan pembelajaran di luar perguruan tinggi serta mengasah kemampuan sesuai minat dan bakat sebagai persiapan karir masa depan. Tidak sedikit mahasiswa Politeknik Negeri Semarang (Polines) yang ingin mengikuti program ini. Namun, kurangnya informasi dari pihak kampus menjadi salah satu hambatan bagi mahasiswa. Lalu bagaimana keresahan mahasiswa terhadap komunikasi dan informasi Polines terkait program kampus merdeka?

Alex Rahman Jurusan Akuntansi (PS-4A) Menurut saya, komunikasi pihak Polines dengan mahasiswa terkait kampus merdeka masih sangat minim. Hal ini dibuktikan dengan hanya beberapa mahasiswa dari Polines yang mengikuti program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) pada batch 1. Maka dari itu, perlu adanya evaluasi bagi pihak kampus seperti mengoptimalkan kembali tugas pokok dan fungsi terkait program kampus merdeka ini. Adanya sosialisasi dan dukungan bagi mahasiswa untuk mengikuti program tersebut dari pihak kampus juga merupakan hal penting. Menurut dari pengalaman yang saya dapatkan, program kampus merdeka di Polines sedikit sulit untuk dikonversikan menjadi SKS sehingga mahasiswa diharuskan mengikuti dua kegiatan yaitu kuliah dan MSIB. Padahal esensi dari kampus merdeka itu sendiri yaitu mahasiswa diperbolehkan magang/studi independen di luar prodi yang mereka ditempuh.

Husniyatur Rahmaniyah Jurusan Administrasi Bisnis (MB-3A) Menurut saya, komunikasi Polines dengan mahasiswa terkait kampus merdeka itu sangat kurang. Dari pengalaman saya, mahasiswa harus mencari informasi sendiri karena pihak kampus hanya memberikan informasi yang masih dari mulut ke mulut. Perlu adanya evaluasi seperti dalam hal sosialisasi atau seminar yang melibatkan aspirasi mahasiswa dan juga konversi SKS yang masih dipersulit. Dengan adanya evaluasi tersebut, mahasiswa yang ingin mengikuti program kampus merdeka bisa mendapatkan informasi yang lebih lengkap, tertata, dan terstruktur.

DIMENSI

17


SPEAK UP

Mughiratul Laila Ari Juwita Jurusan Akuntansi (KA-3B) Menurut saya, Polines masih kurang sosialisasi yang matang mengenai kampus merdeka kepada mahasiswa sehingga perlu diadakan evaluasi. Salah satunya dengan membuat program sosialisasi kampus merdeka layaknya sosialisasi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang sering dilakukan. Jadi sebaiknya untuk program tahap selanjutnya dapat dipikirkan secara matang agar tidak terjadi salah informasi dan kebingungan mahasiswa dalam memperoleh perizinan. Evaluasi tersebut dapat berjalan lancar jika ada kesadaran dan kemauan dari pihak Polines untuk berbenah menjadi lebih baik dari program kampus merdeka sebelumnya. Polines juga perlu berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa di setiap jurusan. Tujuannya agar himpunan bisa membantu pihak kampus dalam mengkoordinasikan mahasiswa di jurusan masing-masing untuk ikut serta program kampus merdeka.

Asraf Aprianto Jurusan Teknik Elektro (IK-3B) Menurut saya, kurangnya komunikasi pihak Polines tentang kampus merdeka cukup membuat mahasiswa merasa bimbang untuk mengikuti program tersebut atau tidak. Sejujurnya, saya merasa bimbang untuk mengikuti program kampus merdeka karena informasi yang diberikan oleh pihak kampus masih terlalu sedikit. Oleh karena itu, saya mulai mencari informasi lebih dalam dari luar kampus mengenai program tersebut. Saat ini, saya sedang magang untuk kedua kalinya dan pada magang kedua mendapatkan kesempatan untuk magang di kampus merdeka. Pihak kampus perlu melakukan evaluasi terkait informasi yang diberikan. Salah satunya bisa dengan memperbanyak informasi akurat mengenai kampus merdeka, tidak hanya berasal dari satu wadah saja, karena menurut saya semakin banyak wadah yang tersedia maka semakin cepat pula berita tersebut didapatkan. Pihak kampus juga bisa berkolaborasi dengan Organisasi Mahasiswa (Ormawa) guna memperluas informasi yang ada.

Merry Nilna Na'ma Jurusan Teknik Elektro (EK - 3C) Pada awalnya saya merasa sedikit bingung atas ketidakpastian pihak kampus terkait informasi kampus merdeka. Banyak pertanyaan yang mulai timbul dari diri saya, salah satunya pertanyaan mengenai keberadaan kampus merdeka di Polines. Sempat saya memiliki keinginan untuk bertanya pada Kepala Program Studi (Kaprodi) tetapi bimbang, karena merasa dari pihak Polines sendiri kurang memiliki persiapan dalam memberikan informasi terkait kampus merdeka. Saya berharap semoga kedepannya pihak kampus dapat lebih aktif dalam memberikan sosialisasi terkait kampus merdeka ini.

18

DIMENSI


Gunakan paper bag saat belanja, sebuah langkah kecil untuk selamatkan dunia.


SEMARANGAN


GALERI FOTO

B atik dalam Tren Busana Masa Kini Oleh : Afifin Ihza │ Desainer : Desdiera K.

F

ashion telah menjadi sebuah industri dengan perputaran roda yang sangat cepat. Salah satu tren busana yang sedang naik daun saat ini adalah batik. Tak hanya di Indonesia, peminat batik pun merambah hingga ke luar negeri. Kain batik yang dipadupadankan dengan gaya modern banyak diminati oleh kalangan anak muda. Namun, di tengah maraknya tren busana batik, terdapat satu faktor penting yang jarang orang pedulikan, yaitu pengrajin batik. Pengrajin batik dianggap remeh oleh beberapa kalangan karena dianggap berpenghasilan rendah. Hal ini menyebabkan minat anak muda untuk melanjutkan budaya batik terbilang kecil. Dengan adanya tren busana batik ini, diharapkan dapat menggugah minat anak muda tentang batik, terutama menjadi pengrajin batik itu sendiri, sehingga tren busana batik akan terus ada sampai generasi selanjutnya. DIMENSI

21


GALERI FOTO

22 DIMENSI


GALERI FOTO

DIMENSI

23


TRAVELOGUE


Menapaki Curug Semirang

PLESIR

di Kaki Gunung Ungaran

Dok. M. Nur Ikhsan

Oleh : Maria Angelina, M. Nur Ikhsan | Desainer : Dian Chintiya

Jalan memasuki tempat wisata Curug Semirang.

K

ota Ungaran yang merupakan bagian dari Kabupaten Semarang memiliki berbagai tempat wisata eksotis baik alam maupun buatan. Tak hanya Gunung Ungaran yang menjadi ciri khas dari kota ini, Ungaran sendiri juga memiliki bermacam wisata air seperti air terjun atau yang kerap disapa curug oleh warga lokalnya. Terdapat banyak air terjun di Ungaran seperti Air Terjun Gonoharjo, Air Terjun Kalipancur, Curug Semirang, Curug Lawe, Curug Benowo, Curug Indrakila, Curug Tedjo Asmara, Curug Gendhing Asmoro dan masih banyak lagi. Dari sekian banyaknya air terjun yang berada di Kota Ungaran, kami kru magang LPM Dimensi yang beranggotakan 2 orang, akhirnya memilih untuk menyambangi Curug Semirang. Selain memiliki jarak yang tidak terlalu jauh dari jalan raya, Curug Semirang juga memiliki daya tarik tersendiri, antara lain air terjun yang berkilauan, kolam renang yang memantulkan warna hijau di siang hari, rumah pohon yang

indah, dan pastinya ada beberapa spot foto yang menunjukkan keindahan Kota Ungaran. Curug Semirang terletak di Desa Gogik, Kecamatan Ungaran Barat di dalam hutan lindung seluas 10 hektar. Hutan lindung tersebut memiliki banyak pohon pinus yang cukup rindang. Disamping itu, lokasi Curug Semirang kiranya berjarak sekitar 15 km dari Kota Ungaran. Rute untuk menuju curug tersebut memang agak sedikit jauh dari jalan raya. Hal ini karena Curug Semirang masih memiliki suasana yang asri dan juga berada di daerah pedesaan. Untuk menuju kesana kami membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam dari Tembalang untuk mencapai daerah tujuan. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam, akhirnya kami mencapai tempat tujuan pada pukul 10.00 WIB. Curug Semirang memiliki tempat parkir yang cukup luas dengan ongkos parkir sebesar Rp2.000 untuk sepeda motor DIMENSI

25


Dok. M. Nur Ikhsan

PLESIR

Potret hijaunya air kolam renang karena pantulan pohon di sekitarnya.

dan Rp5.000 untuk mobil. Namun, untuk menuju pintu wisata Curug Semirang, kami perlu berjalan terlebih dahulu dari tempat parkir. Setelah sampai di pintu masuk, kami membayar tiket masuk yang merogoh kocek sebesar Rp10.000 saja per orangnya. Kami disambut dengan warung-warung seperti tempat angkringan di daerah pintu masuknya. Warung tersebut menjual makanan dan juga minuman baik untuk dinikmati di tempat ataupun dibungkus sebagai bekal perjalanan menuju curug. Mereka menjual berbagai macam hal selayaknya angkringan pada umumnya yaitu seperti mie instan, gorengan, camilan, beberapa minuman instan, kopi, teh, dan tentunya menyediakan air mineral.

Dok. M. Nur Ikhsan

Lokasi Curug Semirang dengan pintu masuknya berjarak sekitar 1,5 km. Meskipun demikian, hal tersebut tidak meruntuhkan semangat kami untuk menanjaki track Curug Semirang hingga akhir. Selama perjalanan menuju curug, kami dimanjakan dengan melimpahnya pepohonan yang rindang. Tak hanya itu, terdapat juga kolam renang berwarna hijau yang juga sempat mencuri perhatian kami. Warna hijau yang dihasilkan dari kolam renang tersebut bukanlah karena kotor ataupun tidak terawat, namun Rumah pohon yang menjadi salah satu spot foto hal itu disebabkan oleh pantulan dari pohon-pohon wisata Curug Semirang. disekitarnya. Air yang ada di dalam kolam sangatlah sejuk karena air tersebut bersumber langsung dari Gunung Ungaran. Selain itu, pinggiran kolam dipasangi batuan buatan dan keramik yang memberikan kesan natural dan menyatu dengan alam disekitarnya. Di dekat kolam, kami dapat menikmati kopi sambil bersantai dan berfoto. Curug Semirang juga memiliki spot foto nan menarik, salah satunya adalah rumah pohon. Kami dapat mengabadikan momen tidak hanya di sekitar rumah pohon saja, tetapi juga diperbolehkan untuk naik ke atas rumah pohon dengan menaiki anak tangga. Semua obyek wisata dan spot foto yang ditemukan saat kami menuju curug cukuplah bersih dan terawat.

Sesampainya di curug, kami langsung menikmati pesona alam yang ditawarkan. Ketinggian Curug Semirang yaitu sekitar 45 m dan disana kami dapat bermain air sepuasnya tanpa khawatir karena Curug Semirang menyediakan fasilitas untuk berganti baju dan juga toilet. Curug Semirang buka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB - 16.00 WIB dengan harga tiket yang sama. Bagaimana Sahabat Dims? Tertarik menjadikan Curug Semirang sebagai tujuan wisata selanjutnya?

26 DIMENSI

Dok. M. Nur Ikhsan

Setelah asyik bermain air di kolam renang dan beristirahat di kafe, kami melanjutkan perjalanan menuju obyek wisata utama ke curug. Jalan yang ditempuh merupakan jalan setapak yang menanjak dan agak berbatu. Jika berkunjung, Sahabat Dims perlu berhati-hati karena jalannya cukup licin. Oleh sebab itu, disarankan untuk memakai alas kaki yang tidak licin dan nyaman. Sepanjang perjalanan, kami sering menemukan aliran air mengalir dan sungai yang memanjakan mata.

Terdapat Kafe KAMPUNGATAS yang berada di sekitar kolam renang.


INCOGNITO


RESENSI FILM

Yowis Ben 2 :

Perjalanan Menggapai Mimpi

Oleh : Klara Ramadani Desainer : Dian Chintiya

28

DIMENSI

rvia ia, Fiaz Se rwez Serv a P d n a h k :C Ska ros, Bayu Produser : Fajar Nug anti ra a d a m Sutr , Bradon : Bagus Bra Suherman a o u ri sh a ine, n Jo e , k k S nya Gerald : Bayu Ska omson, A h ura T a L s l, tu e Pemeran u T re Salim, vina Au e D i, rl te ols on Anggika B Dudi Dalt ef Didu, ri A , x u e h T ix, n Plus tstar, Netfl : Starvisio si k u isney+Ho D , y Prod la P h r : Catc Distributo Vidio, Viu ret 2019 : s 14 Ma it Taggal rili m : 109 en Durasi


B

elakangan ini, film berbahasa Jawa menarik minat penonton. Salah satunya film garapan Starvision, Yowes Ben 2. Setelah sukses pada film yang pertama, pada film kedua ini, Yowes Ben 2 menceritakan tentang kehidupan anggota Yowis Ben setelah lulus sekolah yang diwarnai dengan berbagai macam intrik masalah yang menimpa setiap anggotanya. Berdurasi lebih dari 100 menit, film ini dikemas dengan jalan cerita yang ringan dengan genre yang unik. Dalam film Yowis Ben 2, penonton akan diajak untuk melihat bagaimana sebuah hubungan persahabatan yang terjalin kuat, kekeluargaan, dan bagaimana seseorang mampu menjadi pemimpin dalam sebuah kelompok. Tak hanya itu, film ini juga menggambarkan bagaimana realita seseorang dalam menggapai mimpi yang tidak selalu mulus. Dibumbui suasana komedi, romantis, dan haru, film ini merupakan garapan dari kolaborasi Fajar Nudgros dan Bayu Skak yang akan menyuguhkan setiap masalah yang menimpa sekelompok sahabat dalam mengejar mimpi mereka, perbedaan prinsip, keegoisan Bayu, dan masalah pribadi yang menimpa masing-masing anggota Yowis Ben. Bayu (Bayu Skak) dan keluarganya yang terancam diusir dari kontrakan karena biaya kontrakan yang meningkat, Doni (Joshua Suherman) yang bertekat untuk mendapatkan pacar, Nando (Brandon Salim) yang ayahnya menikah lagi, serta Yayan (Tutus Thomson) yang baru saja menikah. Tak hanya itu, perjalanan mereka seolah dipersulit dengan hadirnya Cak Jim (Timo Scheunemann) seorang manajer bodong yang menipu mereka. Perjalanan anggota Yowis Ben 2 ke daerah Bandung dengan tujuan agar mereka menjadi band yang terkenal dengan Cak Jim sebagai manajer, malah menimbulkan masalah lain. Setibanya di Bandung apa yang mereka harapkan tidak sesuai dengan bayangan mereka, mulai dari dijemput dengan angkot dari bandara, apartemen yang dijanjikan ternyata kontrakan sempit, dan justru menjadi band pengiring dengan kostum aneh. Harapan palsu yang diberikan Cak Jim menjadi kelompok

RESENSI FILM

penyanyi terkenal itu hanya tinggal omongan belaka, membuat Yayan dan Nando memilih keluar dari Yowis Ben. Konflik mulai memuncak ketika ditengah masalah tersebut, Bayu lebih memilih sibuk mengejar cinta Asih dibandingkan para sahabatnya. Asih yang diperankan oleh Anya Geraldine ini merupakan seorang owner cafe martabak di Bandung yang telah membuat Bayu jatuh cinta pada pandangan pertama ketika Yowis Ben tengah makan di cafenya. Tak mudah mengejar cinta Asih, Bayu dihadapkan pada sebuah rintangan, yakni Abah Kosasih (Budi Dalton) seorang bapak yang sangat protektif kepada putrinya. Rintangan yang diberikan Abah Asih tak melulu soal romansa anak muda. Dalam film ini, Abah Kosasih memberikan pelajaran yang lebih berharga dibandingkan cinta Bayu pada Asih, yaitu tentang arti penting seorang sahabat. Chemistry yang disuguhkan para tokoh dapat membuat penonton merasa seolah ikut masuk dalam alur film. Selain itu, penonton dibuat ikut merasakan masing-masing emosi yang diciptakan oleh para pemain. Film Yowis Ben 2 ini terbukti mampu membuat penonton tertawa dengan aksi konyol dan emosi hati pada adegan yang disuguhkan para tokoh. Film Yowis Ben 2 ini memiliki memiliki pesan moral yaitu persahabatan merupakan hal yang paling mahal di dunia dan janganlah menjunjung tinggi ego diri sendiri. Hal ini ditunjukkan dari adegan ketika bapak Asih memberi nasihat kepada Bayu ketika Yowis Ben tengah terpuruk dan hampir bubar. Meski dikemas dengan adegan yang epik dan penuh guyonan Bahasa Jawa, film ini memiliki kekurangan pada bagian akhir cerita yang mudah ditebak. Walaupun film ini tidak dapat ditonton lagi ditonton di bioskop, tetapi penonton dapat menikmatinya di layanan streaming CatchPlay, Disney+Hotstar, Netflix, Vidio, dan Viu. Secara keseluruhan saya memberikan nilai 8.5/10 untuk film ini dengan mempertimbangakan kelebihan dan kekurangannya. Film Yowis Ben 2 sangat direkomendasikan untuk ditambahkan ke dalam daftar film yang akan ditonton. DIMENSI

29


NGEDIMS

NGEDIMS Oleh : Rofiqul Ulya | Desainer : Dian Chintiya

Presma dan Wapresma 2021 sangat profesional didepan mahasiswa. Kinerja lebih utama,tak hanya profesional memikat hati mahasiswi.

Olimpiade Polines 2022 kembali diadakan luring. Ajang perlombaan atau hanya unjuk sensasi setiap prodi sihh? Polines mengadakan seleksi panitia PPKS 2022. Beneran terealisasikan atau hanya memenuhi persyaratan menteri? LKMM Dasar menjadi persyaratan calon anggota BPM. Peningkatan dari standar sebelumnya,tapi jadi sepi peminat nihh. Reses Akbar 2022 telah dilaksanakan secara daring. Semoga aspirasi terlealisasi tak hanya sekedar mimpi.

30 DIMENSI


TEKA-TEKI

Teka-teki :

Temukan Negara Tersembunyi Oleh : Rofiqul Ulya| Ilustrator : Sofiya Nur Azizah | Desainer : Dian Chintiya

DIMENSI

31


TEKA-TEKI

CARA BERMAIN : 1. Perhatikan nomor-nomor pada peta di atas.

2. Carilah nama negara nomor 9,10,11,20,22,26,30,39,41,43 pada peta tersbut. 3. Tuliskan jawaban pada kotak yang tersedia dengan cara menyambungkan antara huruf satu dengan yang lain secara mendatar, menurun, atau diagonal, sehingga membentuk sebuah nama negara.

32

DIMENSI


KANG PROV :

KANG PROV

Lunturnya Budaya Batik di Zaman Milenial Ilustrator : Alicia Siregar | Desainer : Dian Chintiya

DIMENSI

33


Biarkan Perbedaan Warna Menjadi Potensi Besar Berkembangnya Pola Pikir



“Seseorang dengan penampilan yang baik akan dihargai karena cerminan pribadi yang baik. Berpenampilanlah yang baik, sesuai kondisi dan tempatnya.” -Dimensi-


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.