Dari Redaksi Dari Redaksi
Munculnya pandemi COVID-19 telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, terutama dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Kegiatan yang pada mulanya dilaksanakan secara tatap muka kemudian beralih menjadi secara daring. Peralihan ini tidaklah mudah karena masih terdapat berbagai hambatan dalam pelaksanaannya.
Pada laporan utama satu, kami fokus membahas mengenai dampak pandemi terhadap dunia perkuliahan di Universitas Diponegoro (Undip). Dalam pembahasan ini, kami membahas dampak yang timbul hingga berbagai kebijakan yang dikeluarkan Undip guna mempermudah pelaksanaan perkuliahaan. Pada laporan utama dua, kami membahas mengenai dilema mahasiswa rantau di tengah pandemi. Dikarenakan adanya pandemi ini, terdapat mahasiswa rantau yang memilih untuk pulang ke daerah asal, namun ada pula yang memilih untuk menetap di Semarang.
Selain itu, pada Buletin Edents Volume 2 Edisi Mei 2020 ini kami juga menyajikan berbagai rubrik pendamping seperti Tea Time, Polling, Resensi Film, Kolom Pemimpin, Kolom Sastra, Geliat Usaha, dan Teka-Teki Silang. Akhir kata, kami dari redaksi memohon maaf apabila ada kesalahan dan kekeliruan dalam penulisan. Kritik dan saran selalu kami harapkan dari para pembaca. Selamat membaca!
BULETIN ERLANGGA 17 DITERBITKAN OLEH : Lembaga Pers Mahasiswa Edents
Pemimpin Umum: Bayu Teguh Imani
Pemimpin Redaksi: Amadea Arum Diani
Redaktur Pelaksana Buletin: Luthfia Rizqi Maulida Pemimpin Artistik: Kurnia Wulandari
Layouter dan Ilustrator: Marsha Sabrina Lillah Reporter:
M. Anisulfuad, Nur Alfi, Yunita, Rachel, Aditya, Faya, Shalfa,
Faisal, Anika, Putri N., Yusak Sirkulasi dan Pendanaan:
Erlangga 2017 Erlangga17 17| Volume | Volume12Edisi EdisiApril Mei 2020
Winnarti
Daftar Isi Tea Time with
1
Linggom
LAPORAN UTAMA: Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Dunia Perkuliahan
3
polling:
6
Efektifkah Kuliah Online di Tengah Pandemi?
LAPORAN UTAMA: Dilema Mahasiswa Rantau di Tengah Pandemi
10
RESENSI FILM: Resistance
geliat usaha: Wirausahawan Muda dengan Persaingan Ketat
14
12
kolom sastra: Hati yang Padam
KOLOM PEMIMPIN: Pandemi COVID-19 dan Perubahannya
18
7
TEKA-TEKI SILANG Erlangga 17 | Volume 1 Edisi Maret 2020
15
Tea Time with Linggom Oleh : Aditya
dok. Pribadi
Linggom Bona Anggara merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro program studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan angkatan 2018. Selama kuliah di FEB Undip, Linggom aktif mengikuti berbagai perlombaan baik akademik maupun non akademik. Pada April lalu, Linggom menjadi salah satu delegasi Undip dalam Harvard World Model United Nations (MUN) 2020. Selain itu, tahun 2019 ia berhasil meraih Penghargaan “Honorable Mention” dalam ajang Asia Youth International MUN di Malaysia. Apa alasan Anda memilih Harvard World MUN sedangkan banyak MUN-MUN lainnya?
“Pada awalnya di UNDIP itu ada namanya Diponegoro MUN Society, komunitas itu setiap tahunnya selalu mengadakan seleksi untuk delegasi-delegasi internasional dari official UNDIP. Pada tahun 2019 saya ikut seleksi itu dan dari pihak Diponegoro MUN Society disediakan tiga tujuan MUN, yakni Harvard World MUN, Harvard National MUN, dan London International MUN. Kemudian saya mengikuti seluruh rangkaian seleksi. Dan pada akhirnya saya lolos dan oleh pihak Diponegoro MUN Society saya ditempatkan untuk menjadi delegasi Undip pada acara Harvard Wold MUN.” Apa syarat yang harus dipenuhi untuk bisa menjadi delegasi UNDIP? Dan bagaimana proses seleksinya?
“Untuk syarat seleksi sebenarnya tidak ada yang spesifik, jadi terbuka untuk seluruh mahasiswa Undip. Dan untuk proses seleksinya ada empat tahap. Pertama itu ada speech, kedua ada FGD, ketiga ada MUN Simulation, dan terakhir ada interview.” Bagaimana suka duka yang Anda alami selama mengikuti Harvard World MUN?
1
“Kalau untuk sukanya, pertama, saya bisa satu tim dengan teman-teman dari berbagai fakultas lain. Waktu itu saya satu tim dengan mahasiswa FH, FK, FISIP, jadi ketika kumpul
routine practice, di situ kita bisa sama-sama sharing dari perspektif ilmu kita masingmasing, sehingga nambah wawasan, pergaulan, pengalaman. Kedua, skill saya dalam hal speech dan research meningkat, membuat pemikiran saya menjadi berkembang, dan ketiga, ada pelatihan resmi dari Diponegoro MUN Society, di situ saya diajarkan untuk bagaimana caranya untuk menjadi pembicara yang baik, negosasiasi dan skill-skill lainnya yang dibutuhkan dalam MUN.” “Saya lebih senang menganggap itu sebagai konsekuensi, bukan duka. Untuk konsekuensinya ada hal-hal yang mengikat sebelum kita mengikuti Harvard World MUN, sehingga kita harus memenuhi semua target yang ada, seperti routine practice tadi, harus mengikuti beberapa MUN baik tingkat nasional ataupun internasional, dan harus minimal satu kali menjadi juara pada acara MUN itu dan terakhir masalah finansial. Hal itu membuat saya terus berlatih, membagi waktu kuliah dan lomba, dan semangat mencari sponsor.”
Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Mei 2020
Tips & Trik agar bisa mengimbangi antara lomba dengan kuliah? “Saya berusaha agar lomba yang aku ikuti memberikan pengaruh terutama bagi materi kuliah, sehingga ketika saya mempersiapkan lomba-lomba, di situ juga saya mempersiapkan materi kuliah. Jadi lomba-lomba yang saya ikuti itu memiliki topik ekonomi. Saya menetapkan target-target yang harus dicapai setiap semester, dan setiap semester itu saya detailkan target mana yang akan saya capai, jadi saya tahu apa yang harus dilakukan setiap semester dan tahu resiko yang harus saya terima atas target itu. Misalnya ketika semester pertama, saya menetapkan target untuk mengikuti lomba pertama dimasa kuliah dan mendapatkan beasiswa. Dan Puji Tuhan, saya bisa mengikuti lomba National English Debate 2018 dan mendapatkan beasiswa Tanoto Foundation.
Saya juga rutin membuat jadwal sehari-hari yang saya detail-kan per-jam-nya, sehingga waktu kita itu terstruktur, terjadwal dan membuat kita tetap produktif. Dan terkadang ketika dihadapkan antara deadline tugas dan di saat itu juga harus mempersiapkan lomba, maka saya membuat skala prioritas antara tugas dan lomba. Jika deadline kuliah harus dikumpulkan besok sedangkan lomba masih 4-5 hari ke depan, maka saya lebih memprioritaskan untuk mengerjakan tugas dan belajar dahulu baru mempersiapkan materi lomba. Jika tugasnya adalah kelompok dan lombanya 1-2 hari lagi, biasanya saya minta tolong teman satu kelompok untuk dapat meng-handle tugas saya di kelompok. Yang penting tahu porsi dan tujuan, sehingga kita bisa mengatur waktu lebih baik lagi.” Dengan banyaknya lomba yang pernah diikuti, lomba manakah yang paling berkesan dan mengapa?
“Yang paling berkesan itu ketika saya mengikuti MUN di Malaysia, di mana itu adalah MUN pertama saya dan langsung mendapatkan penghargaan sebagai Asia Youth International MUN 2019, setelah berhasil mengalahkan delegasi dari 16 negara.” Menurut Anda, seberapa besar peran fakultas dalam mendukung mahasiswanya untuk aktif berprestasi?
“Menurut saya peran fakultas sudah cukup baik karena memberikan penjaminan pencairan dana dan selama ini pengajuan pencairan dana yang saya lakukan selama ini tidak ada masalah dan saya juga merasa mendapat dosen yang baik dan support, bisa diajak brainstorming. Namun untuk ke depannya mungkin fakultas dapat lebih mempublikasikan mahasiswa yang berprestasi agar mahasiswa lainnya menjadi terpacu untuk berprestasi.” Bagaimana keseharian Anda sekarang di saat sedang mewabahnya COVID-19 ?
“Untuk keseharian pasti berubah ya, sebelum adanya ini kita lebih disibukkan dengan kuliah, organisasi ataupun lomba, dan ketika wabah ini muncul mengharuskan kita untuk stay at home atau work from home, kita pun merubah model kegiatan menjadi online seperti kuliah online, rapat online dan merancang proker (program kerja) agar dapat dijalankan secara online. Dan karena adanya anjuran stay at home kita dapat mengeksplor diri untuk melakukan hal-hal lain yang sebelumnya belum pernah kita lakukan seperti memasak atau memiliki waktu untuk diri sendiri.” Bagaimana cara Anda untuk tetap terpacu untuk mencapai goals yang sudah dibuat meski di tengah mewabahnya COVID-19 ?
“Harus ingat motivasi awal kita, dan untuk mencapai itu tentu ada kontribusi dari orang terdekat seperti keluarga dan teman-teman. Untuk target dan goals-goals saya, sejauh ini masih berjalan karena banyak lomba-lomba seperti essay, business plan yang dilaksanakan secara online, sehingga kita tetap bisa produktif. Dan ketika saya membuat target atau goalsgoals yang ingin dicapai, saya membuat plan A, plan B, dan plan C, jadi walau adanya wabah ini saya masih bisa menjalankan plan B dan C untuk memenuhi target yang sudah saya buat.” Apa harapan Anda untuk fakultas dan Undip di saat mewabahnya COVID-19 ? “Semoga fakultas ataupun Undip bisa mengevaluasi sistem pembelajaran online yang sudah diterapkan sebelumnya, dan semoga dapat semakin bijak dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang ada serta yang terpenting adalah selalu memprioritaskan pelayanan terhadap mahasiswanya.” (amd)
Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Mei 2020
2
LAPORAN UTAMA
Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Dunia Perkuliahan
dok. mamikos
Oleh : Aan dan Alfi
Sejak meningkatnya penyebaran COVID-19 di Indonesia sejak Maret lalu, pemerintah turut mengeluarkan himbauan agar menerapkan social distancing atau menjaga jarak sosial sebagai bentuk pemutusan rantai penyebaran Covid-19 semakin meluas. Himbauan ini mengakibatkan segala bentuk kegiatan yang melibatkan massa dalam jumlah banyak untuk ditiadakan atau ditunda sementara waktu, sampai batas waktu yang belum ditentukan. Aktifitas publik seperti aktifitas industri, sekolah hingga perkuliahan turut dirumahkan. Perubahan Sistem Perkuliahan
Dalam ranah perkuliahan, banyak universitas mulai menerapkan sistem kuliah online. Salah satunya Universitas Diponegoro (Undip), yang sejak 14 Maret 2020 mengeluarkan Surat Edaran No. 20/UN.7.P/SE/2020 yang berisikan penundaan perkuliahan secara offline yang kemudian digantikan dengan sistem kuliah online. Semua kegiatan secara mendadak terpaksa disesuaikan dengan keadaan. Mulai dari aktivitas perkuliahan, hingga organisasi. “Prinsipnya pandemi ini mengubah sistem perkuliahan. Sistem perkuliahan dari offline
3
ke online atau dalam jaringan,” jelas Edy Nuswantara Putra selaku Ketua Bidang Sosial Politik (Sospol) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran (FK) Undip. Pergantian sistem kuliah yang dirasa ‘mendadak’ ini tentu menimbulkan banyak problema, seperti kuota internet yang banyak dikeluhkan para mahasiswa. Bahkan, sempat viral di media sosial sebuah bentuk protes mahasiswa kepada pihak rektorat Undip terkait kebijakan yang dikeluarkan universitas selama masa pandemi COVID-19. Sebagai upaya penanganan keluh-kesah yang dihadapi para mahasiswa, pihak rektorat berupaya untuk dapat memberikan bantuan berupa subsidi kuota. Kebijakan pertama yang dikeluarkan pihak rektorat berupa subsidi sebesar Rp.50.000,-/bln yang semula ditujukan untuk mahasiswa undip Bidikmisi, mahasiswa dengan Uang Kuliah Tunggal (UKT) golongan 1 dan golongan 2. Bekerjasama dengan Provider
Hal tersebut dirasa masih kurang, sehingga mahasiswa diwakili oleh BEM Undip melakukan pengajuan banding kembali, yang kemudian kebijakan ini berubah menjadi
Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Mei 2020
subsidi kuota bagi mahasiswa Bidikmisi hingga mahasiswa dengan Golongan Uang Kuliah Tunggal (UKT) 4. Namun hal ini pun dirasa masih kurang adil, mengingat hal ini merupakan wabah yang berdampak terhadap seluruh lapisan masyarakat, keputusan ini menciptakan adanya kegiatan aksi online. Berdasarkan poin tuntutan aksi online adalah menuntut adanya pemberian subsidi kuota secara menyeluruh kepada mahasiswa aktif Undip. Saat ini sudah ada pemberian subsidi kuota sebesar 10GB yang bekerjasama dengan beberapa provider seperti Telkomsel, Indosat, XL dan Axis. Jadi, pada tanggal 15 Mei dilakukan pendataan dan per tanggal 1 Juni ini kuota tersebut sudah dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh mahasiswa Undip. Hal tersebut dibenarkan oleh Endah Tri Wulandari, Ketua Bidang Kesma BEM Undip “Dan sekarang pihak rektorat telah mengeluarkan kebijakan pemberian subsidi ini untuk seluruh mahasiswa aktif Undip,” jelasnya. Di sisi lain, Endah juga menyebut sempat terjadi tumpang tindih peraturan yang antara peraturan rektor yang baru dengan yang lama, di mana dalam peraturan rektor yang lama menetapkan UKT terbagi dalam golongan 1-7 sedangkan peraturan rektor yang baru terbagi dalam golongan 1-7 atau lebih. Diharapkan, pihak universitas dapat mematangkan terlebih dahulu peraturan UKT utamanya untuk mahasiswa baru, seperti dari kajian akademik terlebih dahulu, publikasi peraturan ini terlebih dahulu lalu revisi dasar yuridis rektor itu sendiri dan alasan mengenai COVID itu sendiri. Sementara itu, nasib mahasiswa PSDKU juga menjadi sorotan karena letaknya yang menyebar di beberapa daerah dan jauh dari kampus utama. Endah menuturkan, Kesma BEM Undip telah mendapat info bahwa mereka juga mendapat subsidi kuota. Namun, untuk banding dan penyesuaian UKT, Kesma BEM Undip masih terus mencoba menanyakan info lebih lanjutnya ke Wakil Rektor 2. “Karena bagaimanapun kawan-kawan PSDKU juga bagian dari Undip. Hingga saat ini belum ada jawaban, jadi kami masih menunggu,” ujar Endah. Kendala Lain yang Menjadi Perhatian
Kendati sudah ada bantuan subsidi kuota, namun keluhan mengenai kuliah online tak
hanya sebatas kuota saja. Banyak mahasiswa yang mengeluhkan jaringan internet yang kurang stabil di daerahnya yang membuat sistem perkuliahan terhambat atau terganggu. Yang mana gangguan ini juga dapat mengakibatkan materi yang dijelaskan akan semakin sulit untuk dipahami. Sistem kuliah online ini juga membuat banyak mahasiswa yang sedang dalam tahap pengerjaan Tugas Akhir (TA) kesulitan, yang mana kendala banyak dikeluhkan berkaitan dengan pengumpulan data penelitian yang cukup sulit untuk dilakukan. Dengan ini mahasiswa berharap agar fasilitas laboratrium jurusan tetap dapat digunakan untuk penelitian. “Kami mengharap fasilitas laboratorium jurusan dapat dipakai untuk pemenuhan riset Tugas Akhir mahasiswa,” harap Abiyyu Haidar, Ketua Bidang Kesma BEM Fakultas Teknik (FT) Undip.
Kemudian terkait dengan kegiatan praktikum yang dilakukan beberapa prodi, tentu proses praktikum yang menggunakan laboratorium maupun fasilitas lain tidak dapat terlaksana dengan baik. Mahasiswa masih mendapatkan materi praktikum namun untuk kegiatan praktik itu sendiri tidak dapat dilaksanakan. “Tentu saja praktikum yang harusnya dilakukan tidak bisa dilakukan karena praktikum di FK harus menggunakan laboratorium,” ungkap Edy. Adanya Keuntungan Dua Belah Pihak
Diharapkan, kebijakan Rektor dapat terlaksana secara adil oleh semua mahasiswa Undip. “Karena tidak ada yang menginginkan adanya musibah berkepanjangan seperti ini, kita semua juga mengharapkan adanya winwin solution ketika Rektor ini mengeluarkan suatu kebijakan yang menguntungkan universitas dan juga mahasiswa dan kami juga menginginkan adanya komunikasi dua arah ketika rektorat ini mengeluarkan kebijakan juga melibatkan mahasiswa,” ujar Endah. Selain itu, Abiyyu dan Edy juga mengungkapkan harapan yang serupa mengenai kebijakan yang mendukung mahasiswa selama pandemi. Bantuan Bertahan
terhadap
Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Mei 2020
Mahasiswa
yang
4
Di sisi lain, banyaknya keluhan di atas juga telah terdengar ke pihak universitas dan juga tiap fakultas. Selain pemberian subsidi kuota, ada juga bantuan yang diberikan kepada mahasiswa yang masih berada di area Tembalang. Bantuan tersebut berupa sembako untuk membantu memenuhi kebutuhan selama masa pandemi. Bahkan, beberapa organisasi mahasiswa juga turut menginisasi pemberian bantuan tersebut. Penundaan Kegiatan Ormawa
Selain menghambat proses kuliah online, pandemi ini pun turut menghambat proses kegiatan Organisasi Mahasiswa (Ormawa) yang ada. Untuk itu, pihak Senat Mahasiswa (SM) mengambil beberapa langkah kebijakan seperti: 1. Untuk sekarang, semua ormawa dihimbau untuk menunda program kerja yg berpotensi mengumpulkan massa dan juga program kerja yg mengharuskan untuk tatap muka
2. Untuk sementara waktu pengajuan proposal program kerja, proposal delegasi dihentikan. Dan lebih memprioritaskan untuk pengajuan surat-surat kelengkapan, baik itu akademik ataupun kemahasiswaan
3. Untuk sementara waktu pendanaan kegiatan mahasiswa dihentikan, karena adanya beberapa perubahan mengenai RKAT Universitas sendiri
Perubahan aktivitas organisasi juga berimbas pada anggaran organisasi yang ditunda pengajuannya. “Selama masa pandemi ini, dana kegiatan mahasiswa lebih kepada ditunda pengajuannya, sementara dananya masih disimpan,� jelas Adli Mustaghfirin Anshor sebagai Ketua SM Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Undip. Selain itu, kegiatan organisasi juga terpaksa dialihkan menggunakan sistem online. Kemudian dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap ormawa, SM sendiri akan melakukan perubahan sistem pengawasannya menjadi via online. Untuk teknik pengawasannya sendiri dengan bergabung ke dalam platfrom atau room meeting yang disediakan oleh ormawa itu sendiri. Adli berharap, dekan beserta jajarannya bisa selalu memperhatikan kebutuhan dari teman-teman mahasiswa. (amd)
5
“Karena tidak ada yang menginginkan adanya musibah berkepanjangan seperti ini, kita semua juga mengharapkan adanya win-win solution ketika Rektor mengeluarkan suatu kebijakan yang menguntungkan universitas dan juga mahasiswa, dan kami juga menginginkan adanya komunikasi dua arah ketika rektorat ini mengeluarkan kebijakan yang juga melibatkan mahasiswa,� - Endah, Ketua Bidang Kesma BEM Undip
Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Mei 2020
Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Mei 2020
6
LAPORAN UTAMA
Dilema Mahasiswa Rantau di Tengah Pandemi Oleh: Yunita dan Rachel
Pada bulan Maret lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi menyatakan COVID-19 sebagai pandemi global. Pada waktu yang sama, kasus penularan corona di Indonesia juga terus melonjak. Seiring dengan hal tersebut, Presiden Joko Widodo dalam konferensi pers di Istana Bogor pada 15 Maret lalu mengimbau masyarakat untuk membantu meminimalisir penyebaran penularan Covid-19 ini. Masyarakat diminta mengurangi aktivitasnya di luar rumah dan melakukan social distancing dengan bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah. Kuliah Daring sebagai Solusi
Menindaklanjuti imbauan pemerintah, Universitas Diponegoro (Undip) resmi melangsungkan program study from home dengan kuliah secara daring hingga akhir semester nanti di tengah pandemi COVID-19 ini. Upaya tersebut dipilih sebagai bentuk social distancing selaras dengan imbauan dari pemerintah. Pemilihan kuliah daring ini merupakan solusi praktis untuk mencegah penularan COVID-19 diantara civitas akademika Undip. Dengan pelaksanaan study from home, diharapkan aktivitas civitas akademika di luar rumah akan berkurang sehingga risiko terpapar virus tersebut akan menurun. Jika sampai semester depan kasus penyebaran COVID-19 belum mereda, ada kemungkinan kuliah daring diperpanjang hingga akhir tahun nanti. Dilema Mahasiswa di Tengah Pandemi
Pelaksanaan kuliah daring menimbulkan dilematis bagi mahasiswa rantau untuk memilih bertahan di Semarang atau pulang ke daerah asal. Banyak mahasiswa yang akhirnya memilih pulang ke daerah asal mereka walau tidak sedikit pula yang memilih bertahan di kos masing-masing di Semarang. Berbagai pertimbangan menyebabkan dilema ini terjadi. Alasan seperti susah sinyal jika pulang kampung, daerah asal yang lebih
7
rawan, takut terpapar selama di perjalanan dan mungkin beberapa alasan lain membuat sebagian mahasiswa memilih untuk tetap di Semarang. Di sisi lain, pertimbangan seperti mulai sepinya Tembalang, akses yang semakin terbatas, kemudian tingginya kasus COVID-19 di Semarang, atau bahkan permintaan keluarga membuat sebagian mahasiswa akhirnya memilih pulang. Alasan Memilih Bertahan di Semarang
Arum, mahasiswi Fakultas Sains dan Matematika Undip, merupakan salah satu mahasiswa yang memilih bertahan di Semarang dan pulang saat mendekati hari lebaran. Ia mengemukakan alasannya tetap di Semarang sementara waktu karena mempertimbangkan fasilitas kos yang sudah dibayar, produktivitas yang lebih maksimal saat jauh dari keluarga, serta mempertimbangkan keselamatan keluarga.
“Alasan bertahan mempertimbangkan terkait fasilitas kos yang sudah dibayar full satu semester terutama wifi sebagai penunjang kuliah online, part-time online, dan jualan online, sedangkan di rumah termasuk daerah yang sulit sinyal internet. Kemudian merasa lebih produktif ketika jauh dari ortu, mungkin karena habbit keluarga ‘rumah adalah tempat istirahat’, juga mempertimbangkan keselamatan keluarga karena dari redzone covid-19,” ujar Arum saat diwawancarai tekait alasannya memilih bertahan di Semarang. Selain hal tersebut, Arum mengaku keluarga mendukung penuh keputusannya untuk bertahan sementara di Semarang. “Keluarga sangat mendukung, baik secara mental maupun finansial,” jelasnya. Tembalang yang Semakin Sepi
Semenjak study from home dan work from home diberlakukan, aktivitas orang-orang di luar rumah benar-benar berkurang. Patroli dari aparat keamanan juga dilakukan
Mei 20202017 Erlangga 17 | Volume 32 Edisi Oktober
Banyak daerah yang membatasi akses keluar masuk dengan menutup portal. Hal ini dilakukan agar meminimalisir aktivitas di luar rumah. Selain itu, banyak usaha lokal yang tutup karena sepinya pelanggan. Toko-toko maupun warung banyak yang memutuskan untuk tidak beroperasi. Banyak mahasiswa yang akhirnya juga memutuskan untuk pulang. Seiring dengan hal tersebut, Tembalang yang mayoritas dihuni para mahasiswa pun menjadi daerah yang sepi.
Arum menjelaskan bahwa beberapa rumah makan yang buka hanya melayani secara online. “Tembalang sudah mulai sepi. Beberapa rumah makan sudah tutup. Yang masih buka pun kebanyakan hanya melayani dengan dibungkus atau secara online,” terangnya. Keputusan Memilih Pulang
Di samping keputusan mahasiswa untuk tetap bertahan di kos masing-masing, banyak pula mahasiswa yang memilih untuk kembali ke daerah asal mereka. Yusuf Sufyan, Ketua Himpunan Ekonomi Islam (HMEI) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Undip merupakan salah satu mahasiswa yang akhirnya memutuskan pulang setelah masa ujian tengah semester selesai. Keputusannya untuk pulang setelah masa ujian memang sudah diperhitungkan sebelumnya “Memutuskan pulang karena saya tahu pasti nanti bakal ada larangan untuk mudik. Nah, sebelum larangan itu dikeluarkan, saya memutuskan untuk pulang,” ujar Yusuf saat ditanya mengenai alasannya memilih pulang. Selain itu, ia mengatakan bahwa dengan keputusannya memilih pulang, ia bisa mengurangi pengeluaran uangnya. “Dengan pulang, maka pengeluaran juga bisa berkurang karena tidak perlu lagi memikirkan biaya untuk makan.” Narasumber lain juga mengemukakan hal yang hampir serupa, Meli Yonanda Pasaribu, salah satu mahasiswa jurusan Ilmu
dok. EDENTS
untuk membubarkan orang-orang yang berkerumun melakukan aktivitas di luar rumah. Hal ini dilakukan sejak muncul imbauan pemerintah untuk melakukan social distancing.
Yusuf Sufyan, Ketua Himpunan Ekonomi Islam Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP) Undip mengungkapkan mulanya ia tidak berniat untuk pulang, akan tetapi kakaknya memintanya untuk kembali ke rumah. “Lebih aman di rumah, karena kalau di Tembalang kan kasus (COVID-19) makin meningkat, udah gitu juga aku harus keluar buat beli bahan makanan,” ungkapnya. Selain itu, ia memutuskan pulang dikarenakan apabila ada larangan dari pemerintah, ditakutkan tertahan di Semarang cukup lama dan kondisi daerah kos-kosan yang rawan pencurian, karena lingkungan sudah sepi. Langkah Pulang
Keamanan
Saat
Perjalanan
Meskipun berisiko terpapar virus corona selama di perjalanan, alasan tersebut tidak menghalangi niat Yusuf untuk pulang. Ia memilih sepeda motor sebagai alat transportasi agar tidak berinteraksi secara langsung dengan orang lain serta menggunakan masker sehingga meminimalisir kemungkinan tertular virus. Ia juga berinisiatif melakukan karantina mandiri selama 14 hari sesampainya di rumah. “Untuk karantina dari pihak setempat tidak ada, tapi saya inisiatif mengisolasi diri tidak keluar rumah selama empat belas hari sesuai protokol pemerintah,” ujar Yusuf. Meli juga merasakan hal yang sama, ia khawatir di perjalanan dapat terpapar virus tersebut. Ia menggunakan pesawat sebagai alat transportasinya. “Sebenernya takut banget, apalagi kan bandara, dah gitu aku juga harus transit di Bandara Soekarno-Hatta dan harus bertemu dengan banyak orang yang nggak tahu riwayat kesehatannya,”
Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Mei 2020
8
ujarnya. Dalam mengatasi kekhawatirannya, ia menjalankan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, sarung tangan, pakaian lengan panjang, celana panjang, dan jaket selama bisa menutupi bagian yang mungkin berkontak langsung dengan lingkungan sekitar. Setibanya di rumah, ia melakukan pensterilan terhadap barang bawaan dan dirinya. Meli juga melakukan isolasi mandiri selama 14 hari dan makan makanan bergizi untuk menjadi kesehatan tubuhnya. Upaya Mencegah Penularan COVID-19
COVID-19 dapat menular dengan mudah melalui kontak fisik baik secara langsung atau tidak langsung. Tempat-tempat umum menjadi sangat rentan untuk didatangi karena rentannya penularan di sana. Kita tidak pernah tahu apakah benda yang kita sentuh di luar sana telah terpapar virus corona atau tidak. Jika tidak hati-hati, bukan tidak mungkin secara tidak sadar kita telah terpapar virus corona. Seperti yang disampaikan oleh pemerintah, aktivitas di luar harus benarbenar dibatasi. Jika tidak ada kepentingan yang sangat mendesak, maka dianjurkan untuk tetap di dalam rumah. “Langkahnya adalah tetap di rumah saja, keluar rumah jika mendesak dengan tetap melakukan social distancing, serta tidak ikut menyebarkan berita hoax di media sosial yang membuat semakin keruh suasana,” jawab Yusuf mengenai caranya turut mencegah penularan COVID-19. Ia juga mengemukakan untuk tidak memberikan stigma negatif kepada orang yang mungkin terpapar virus ini dan harus tetap semangat. “Jangan memberikan stigma negatif terhadap pihak-pihak yang kemungkinan terpapar COVID-19. Berikan semangat dan dukungan moril kepada teman dan sanak keluarga untuk tetap semangat menjalani hari-hari di tengah pandemi ini. Berdoa dan selalu berafirmasi positif bahwa wabah ini akan segera berakhir,” lanjutnya.
“Kalau pencegahan bisa dimulai dari diri sendiri dengan makan-makanan bergizi, berjemur di pagi hari dan menjaga kebersihan,” tambah Meli. Selain itu, ia mengungkapkan bahwa kita perlu untuk menjaga jarak dengan orang-orang sekitar, meminimalisir untuk keluar rumah, apabila terpaksa untuk keluar,
99
wajib sekali untuk menggunakan masker.
Pesan Untuk Mereka yang Bertahan di Semarang Berada di perantauan jauh dari keluarga di tengah kondisi yang tidak kondusif ini tentu merupakan hal yang berat. Akses yang semakin terbatas juga seringkali mempersulit keadaan. Tak banyak yang bisa dilakukan selain mengikuti peraturan yang ada dan tetap bersabar.
“Jaga kesehatan dan tetap semangat di sana. Tetap bersabar dan selalu bersyukur karena barang siapa yang bersyukur, Allah akan menambah nikmatnya. Tetap produktif dan lakukan hal-hal positif seperti memperbanyak ibadah dan memperdalam ilmu dengan membaca,” ujar Yusuf tentang pesannya untuk mahasiswa yang memilih tetap tinggal di Semarang.
Ia juga bepesan agar mereka tidak pulang kampung dulu. “Jangan pulang kampung dulu. Tidak pulang kampung bukan berarti tidak sayang keluarga, tetapi justru karena kita sayang kita tunda dulu pulang kampungnya sebab kita tidak tahu ketika pulang bisa saja membawa virus yang justru membahayakan keluarga kita di rumah. Intinya tetap semangat dan berafirmasi positif,” pungkasnya. “Untuk kalian yang memilih tetap stay, semangat ya!” ungkap Meli. Ia pun berpesan untuk tetap mematuhi anjuran pemerintah dan selalu saling menguatkan. Harapan di Tengah Pandemi
Di tengah pandemi ini, banyak orang berharap agar hal ini segera usai. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Meli, “Semoga keadaan jadi normal lagi, yang positif segera sembuh, dan kasusnya tidak semakin banyak dan semoga semua segera membaik,” pungkasnya. Keadaan seperti ini tidak dapat diprediksi oleh siapapun, oleh karena itu kita harus bisa memulai pencegahan dari diri kita sendiri untuk terus jaga kesehatan, kebersihan, dan untuk mengurangi kontak dengan orangorang di sekitar. Dengan demikian kita dapat membantu pemerintah dan tenaga medis untuk mengurangi kasus COVID-19. (amd)
Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Mei 2020
RESENSI FILM
dok. wikipedia
Judul Sutradara Tanggal rilis Skenario Rumah Produksi Genre Peresensi
Film berlatar belakang Perang Dunia II yang disutradarai Jonathan Jakubowicz ini rilis pada akhir Maret 2020 di tengah pandemi Corona. Walaupun begitu, ternyata film ini cukup menjadi perhatian warga Amerika karena menjadi film teater nomor satu di Amerika selama dua pekan berturut-turut. Berkisah tentang seorang pantomim bernama Marcel Marceau yang diperankan oleh Jesse Eisenberg. Semasa hidupnya ia dikenal dengan sifatnya yang egois, namun keadaan mengubah dirinya ketika ia dengan rekan-rekannya yang tergabung dalam gerakan bawah tanah Prancis membantu ratusan anak Yahudi yang orang tuanya dibunuh oleh tentara Nazi. Melalui bakat pantomimnya, Marcel turut andil untuk menghibur mereka di tempat penampungan. Kekejaman Tentara Nazi
Kisah ini diawali dengan gadis kecil yang diperankan oleh Bella Ramsey, dimana dia melihat dengan jelas bagaimana pihak Nazi dengan kejam membunuh kedua orang tuanya. Ketakutan akan tentara Nazi membawanya bersama ratusan anak lain yang orang tuanya terbunuh pada sekelompok gerakan bawah tanah Prancis. Gerakan bawah tanah ini bertujuan untuk melindungi anak yatim dari kekejaman pihak Nazi. Dari gerakan bawah tanah Prancis inilah Marcel bertemu dengan Emma, gadis impiannya yang diperankan oleh Clemence Poesy. Mereka (gerakan bawah tanah Prancis) membawa ratusan anak yatim ke sebuah kuil untuk diamankan. Bukan hanya mengamankan saja, tetapi mereka juga terutama
: Resistance : Jonathan Jakubowicz : 27 Maret 2020 : Jonathan Jakubowicz : Ingenious Media : Drama, War, History : Faya Nabila
Marcel menghibur ratusan anak yatim itu dengan bakat pantomimnya. Lain daripada itu, mereka juga mengajarkan kepada anak-anak bagaimana cara bersembunyi ketika tentara Nazi datang. Keadaan semakin memburuk ketika warga diharuskan meninggalkan kota. Marcel bersama gerakannya mau tidak mau harus membawa ratusan anak yatim itu pindah dari kuil tempat mereka berada. Dari Prancis Menuju Swiss?
Perjuangan gerakan bawah tanah Prancis untuk melindungi ratusan anak yatim tidak berjalan dengan mulus. Banyak cara yang dilakukan Marcel bersama dengan rekan-rekannya, sampai di titik ia memutuskan untuk bergabung dengan kelompok bawah tanah perlawanan Nazi. Marcel bergabung dengan kelompok tersebut bersama dengan kakaknya, Alain, yang diperankan oleh Felix Moati. Meskipun sempat menelan pil pahit sebab kakak beradik (Emma dan Mila) tertangkap oleh tentara Nazi, bahkan Emma melihat secara langsung pembunuhan oleh sosok Barbie yang merupakan tentara Nazi terkejam terhadap adiknya. Tidak sampai di situ saja, ketika perjalanan menuju Swiss mereka sempat terlihat oleh tentara Nazi yang mengakibatkan Emma tertembak mati oleh tentara Nazi. Namun, di sisi lain Marcel berhasil menyelamatkan dan membawa anak-anak yatim sampai ke Swiss dan terbebas dari kejamnya tentara Nazi. Berlatar Perang dengan Bumbu Komedi
Dalam film berlatar belakang Perang Dunia II ini, penonton dibuat terkesima dengan sosok Marcel yang bisa menghibur sekaligus melindungi anak yatim. Hal tersebut bisa dilihat ketika Marcel menghibur ratusan anak yatim dengan bakat pantomim yang dimilikinya. Saat memberi ajaran tentang bagaimana harus bersembunyi dari tentara Nazi pun ia tetap
Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Mei 2020
10
RESENSI FILM mengemasnya dengan sedikit lelucon. Namun, sosok Marcel menjadi lemah di pertengahan film karena lebih memperlihatkan dengan jelas bagaimana kejamnya sosok Barbie. Dari awal hingga pertengahan film penonton dibuat tertarik dengan alur plotnya namun, di akhir film penonton dibuat bertanya-tanya dengan keadaan tentara Nazi dan juga adegan penutup Marcel di panggung yang seharusnya bisa lebih menyentuh.
Walaupun film Resistance berlatar Perang Dunia II, pengambilan setting tampak nyata dan menarik sehingga tidak membuat penonton bosan untuk melihatnya. Film Resistance didedikasikan untuk 1,5 juta anak yang terbunuh oleh tentara Nazi termasuk di dalamnya anak-anak dengan disabilitas fisik dan mental serta lebih dari 1 juta anak Yahudi. Berkat perannya dalam melawan Prancis, Marcel Marceau mendapatkan ‘’Grand Officier de la Legion d’Honneur’’ dan dianugerahi National Order of Merit di Prancis. Marcel dianggap sebagai pantomim terpenting sepanjang masa. (amd)
What’s the best way to resist it’s not to kill them, it’s to survive
dok. medium
11
Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Mei 2020
Geliat Usaha
Wirausahawan Muda dengan Persaingan Ketat Oleh: Banindhia Shalfa
dok. Pribadi
ramai-ramainya bermunculan. Ia berpikir mengapa tidak mencoba usaha ini, namun dengan skala yang kecil serta segmentasi market yang berbeda dari coffee shop lainnya. “Jadi, saat itu mikirnya sedang baru-baru ramenya coffee shop. Nah, kenapa ga nyoba juga tapi skala kecil dengan segmentasi market berbeda dari yang lainnya. Kenapa memilih usaha ini karena pada waktu itu ada opportunity di sana,� kata Rafi.
Dari tahun ke tahun, jumlah wirausahawan muda yang mulai merintis usahanya sejak di bangku kuliah semakin meningkat. Salah satu wirausahawan yang memulai usahanya sejak di bangku perkuliahan adalah Arafih Firmansyah. Ia merupakan salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro. Arafih Firmansyah telah mulai merintis usahanya sejak bulan September tahun 2019 lalu. Usaha yang ia dirikan dikenal dengan nama Sarjana Kopi dimana produk yang dijual adalah es kopi, susu, hingga milkshake. Bisnis Baru dengan Skala Kecil
Pada awalnya, ia memulai usaha ini hanya bersama dengan seorang temannya. Namun seiring berjalannya waktu, Sarjana Kopi kini telah mempunyai timnya sendiri. Tim tersebut di dalamnya terdapat beberapa orang atau partner kerja untuk mengelola Sarjana Kopi itu sendiri. Usaha yang telah berjalan kurang lebih tujuh bulan ini target pasarannya adalah teman-teman yang ingin nongkrong dan ngopi tapi dengan harga yang terjangkau. Terlebih lagi di Tembalang banyak kalangan anak muda yang mencari tempat untuk sekadar nongkrong atau tempat nugas yang nyaman. Seperti yang kita ketahui, saat ini sudah ada banyak berdiri outlet-outlet kopi. Menurut Rafi, daya tarik Sarjana Kopi dibanding coffee shop yang lain terletak pada harga menumenunya yang relatif terjangkau, namun memiliki kualitas yang berani bersaing. Selain itu, ia juga memberikan berbagai penawaran promo untuk menarik minat para calon pembeli.
Sosial Media sebagai Sarana Promosi Rafi (panggilan akrabnya) memilih usaha coffee shop dikarenakan ia merasa memiliki peluang di Rafi memilih untuk memasarkan produk yang usaha ini. Pada saat itu, usaha coffee shop sedang
Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Mei 2020
12
Geliat Usaha ia buat melalui media sosial, seperti Instagram dengan nama akun @sarjanakopismg. Ia berusaha memaksimalkan media sosial sebagai sarana pemasaran produknya. Untuk menarik minat pembeli, ia membagikan banyak foto produknya dan juga info-info promo ataupun diskon di akun Instagram tersebut. Calon pembeli juga dapat mengetahui ulasan pelanggan lainnya di Sarjana Kopi karena di Instagram tersebut terdapat highlight kumpulan umpan balik oleh para pembeli yang telah mengonsumsi produk dari Sarjana Kopi.
Menjadi wirausahawan tentu tidak mudah, banyak tantangan yang dihadapi oleh pemiliknya. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh Rafi beserta tim dalam menjalankan usahanya adalah bagaimana agar usaha yang dijalankan olehnya serta timnya bisa tetap sustain dan terus berkembang di tengah maraknya persaingan ketat coffee shop. Meskipun memiliki banyak tantangan, Rafi beserta tim tetap yakin dan memberikan pelayanan yang baik untuk para pelanggan. Pelayanan yang baik terhadap pelanggan diyakini mampu menarik minat pembeli dan pembeli akan kembali lagi ke outlet-nya. Penutupan Outlet Akibat Pandemi
Sejak bulan Desember tahun 2019 kemarin, negara–negara di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia tengah dihadapkan oleh merebaknya wabah pandemi COVID-19. Berbagai aspek kehidupan kita terkena dampaknya. Termasuk usaha coffee shop milik Rafi ini ternyata juga terkena dampak pandemi tersebut. Mau tidak mau, Rafi terpaksa harus menutup outlet Sarjana Kopi miliknya. Ia juga belum tahu kapan Sarjana Kopi bisa mulai beroperasi lagi seperti sedia kala. Hal itu dikarenakan belum jelasnya akhir dari wabah pandemi COVID-19 ini. Selain menutup outlet Sarjana Kopi, langkah– langkah yang ia ambil selama masa wabah
13
pandemi Covid – 19 adalah memperbaiki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ia rasa perlu dievalusi. Ia dan timnya juga akan mengevaluasi menu–menu yang ia jual serta menginovasikannya lebih lanjut. “Ke depannya, semoga Sarjana Kopi ini semakin berkembang si dengan adanya penambahan outlet Sarjana Kopi sendiri,” kata Rafi. Rupanya, Rafi berharap untuk ke depannya dapat menambah outlet Sarjana Kopi yang baru. Selain itu, ia juga berharap bahwa setelah munculnya outlet baru ini dapat mendorong berkembangnya Sarjana Kopi ke arah yang lebih baik. (amd)
Pelayanan yang baik kepada pelanggan, merupakan kunci sebuah bisnis dapat terus berkembang
Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Mei 2020
KOLOM SASTRA
Hati yang Padam Oleh : Yusakyanto Aku pernah mencintaimu dengan sungguh, namun kau tak mau tahu Aku pernah berjuang tanpa lelah Hingga di titik ini aku terpaksa menyerah Jika
dahulu
aku
selalu percaya, sekarang kepercayaanku telah patah
tidak
bisa,
sebab
Bumi mengajarkan aku tentang menerima tanpa memaksa Sama halnya aku yang menerima luka tanpa memaksamu membalas rasa Jika mencintaimu adalah suratan takdir, maka melupakanmu adalah jawabannya Kelak, hati yang patah ini akan pulih Membangun bahagia di atas semua sedih Tanpamu tentunya, sebagai sosok yang paling berkontribusi membuat lara dan segala petaka Kelak, kau akan rindu menemukan hati yang setabah dan setulus punyaku Kemudian, saat waktu itu datang, kau hanya akan aku lirik dan tak sudi ekor mataku memandang Kenapa kau setega itu membuatnya patah? Berjuang hidup-hidupan sendiri di titik terparah dan terendah Kelak, kau akan menyesal. Hati yang pernah kau sia-siakan ini akan menjadi hati lain yang tak kau kenal Mungkin jika kita seumpama bersua tanpa sengaja, aku akan mengenalkan nama lalu bercerita tentang aku yang pernah melukis cerita bersama manusia pencipta lara di atas nama cinta Kelak, kau akan mengerti, hatiku tak sudi kau singgahi lagi Terima kasih, Mantan
Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Mei 2020
14
KOLOM OPINI
dok. The Jakarta Post
Pandemi COVID-19 dan Perubahannya Oleh: Anika Fathur
Saat ini kita semua sedang dihadapkan dalam situasi pandemi COVID-19. Dalam menghadapi keadaan seperti ini, orangorang di dunia menghadapinya dengan cara yang berbeda. Ada yang merasakan kesulitan karena tidak dapat bersosialisasi dengan orangorang di sekitar atau ada pula yang merasakan adanya balance antara urusan pekerjaan dan kehidupan di rumah. Hal-hal yang demikian menyebabkan terjadinya perubahan gaya hidup. Menurut Kantar World Panel Indonesia, perubahan gaya hidup tersebut dapat diurutkan melalui tiga tahap, yaitu: Pertama, tahap jangka pendek yaitu adanya perubahan secara mendadak, seperti perubahan gaya hidup dan rasa kehilangan kebebasan. Selain itu, ada perasaan ketidakpastian atau kebingungan di masa karantina ini. Kedua, tahap pengadopsian. Tahap ini ditandai dengan adanya kekhawatiran dari kebanyakan orang mengenai kondisi finansial. Sehingga mereka lebih memilih untuk menyiapkan rencana jangka panjang dan mengurangi pengeluaran yang terasa berat. Ketiga, tahap penerimaan. Ini merupakan tahap penerimaan secara normal, dengan perubahan perilaku jangka panjang dan
15
pandangan hidup yang baru.
Melalui ketiga tahap tersebut kita dapat merasakan adanya beberapa tahap perubahan yang terjadi pada kehidupan kita. Keadaan pandemi COVID-19 menghadirkan perubahan-perubahan, termasuk perubahan yang terjadi pada beberapa bidang, yakni bidang kesehatan, sosial budaya, dan perekonomian. Selain itu, perubahan yang demikian juga dirasakan pula oleh seluruh lapisan masyarakat.
Pada mulanya, kemunculan virus corona (COVID-19) tentunya berdampak pada bidang kesehatan. Perubahan pada bidang kesehatan ini berdampak pada perubahan perilaku masyarakat. Kemudian, ketika adanya sosialisasi mengenai penularan atau penyebaran virus membuat masyarakat sadar akan pentingnya untuk melakukan pencegahan dengan cara menjaga kesehatan dan kebersihan, serta melakukan jaga jarak fisik (physical distancing). Perubahan tersebut juga salah satunya karena terjadinya peningkatan kasus positif COVID-19. Peningkatan kasus positif ini pula menjadi
Erlangga17 17| |Volume Volume32Edisi EdisiOktober Mei 20202017 Erlangga
KOLOM OPINI salah satu alasan mengapa pemerintah memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di daerah tertentu atau lockdown di beberapa tempat untuk mencegah serta menghentikan penyebaran virus ini.
Keadaan pandemi seperti ini juga membuat masyarakat harus melaksanakan aktivitas di rumah. Pemerintah juga telah menghimbau untuk melaksanakan kegiatan di rumah. Selama berkegiatan di rumah, perubahan yang terjadi pada masa pandemi ini tidak hanya mengenai soal pentingnya menjaga kesehatan secara fisik. Namun, pentingnya untuk kesehatan mental selama masa pandemi atau masa karantina ini seharusnya selaras dengan pentingnya menjaga kesehatan fisik. Dilansir dari situs psychiatrictimes.com, selama terjadinya pandemi ini setiap orang pada tingkat yang berbeda-beda akan mengalami ketakutan akan terinfeksi, kekhawatiran somatik (psikosomatik), dan kekhawatiran mengenai konsekuensi pandemi. Kemudian dengan adanya transisi atau perubahan pada rutinitas sehari-hari yang tiba-tiba berubah menjadikan masyarakat mau tidak mau untuk melakukan kegiatannya di rumah. Perubahan pada bidang kesehatan saling memiliki keterkaitan dan kondisi ini juga berdampak pada kondisi perekonomian. Selama masa pembatasan kontak sosial atau bekerja dari rumah dengan waktu yang lebih lama menyebabkan kerugian pada finansial. Kerugian finansial tersebut seperti adanya kasus kenaikan tagihan atau tarif listrik yang naik hingga tiga kali lipat karena meningkatnya penggunaan listrik, akibat adanya pandemi COVID-19 yang membuat masyarakat lebih banyak melakukan kegiatan di rumah. Selain itu, adanya kecenderungan pada peningkatan konsumsi masyarakat juga utamanya berimbas pada ketersediaan bahan pangan, terutama pada saat bulan Ramadan dan adanya hambatan dari perdagangan pada sektor pangan dan pertanian. Menurut Kementerian Pertanian Indonesia (2020), menyatakan bahwa pasokan beras akan cukup hingga bulan Agustus, dengan prediksi panen sebesar 12,4 juta ton sepanjang Maret hingga Mei. Akan tetapi, Indonesia mengalami kelangkaan komoditas pangan
Perubahan pada bidang kesehatan saling memiliki keterkaitan dan berdampak pada kondisi perekonomian serta sosial budaya. Untuk itu, respons pencegahan penularan dan penanggulangan bukan hanya menjadi tugas pemerintah, namun tanggung jawab masyarakat juga.
Erlangga 17 | Volume Edisi Mei 2020 Erlangga 17 | Volume3 Edisi2Oktober 2017
16
KOLOM OPINI lainnya seperti bawang putih, daging sapi, dan gula yang merupakan komoditas penting selama bulan Ramadan. Perubahan-perubahan pada beberapa bidang, yakni bidang kesehatan, sosial budaya, dan perekonomian, ternyata saling memiliki keterkaitan. Keterkaitan tersebut juga dibuktikan dengan adanya kasus yang telah terjadi selama masa pandemi ini. Sebagai solusi bagaimana kita sebagai masyarakat, terutama generasi muda yang sedang dalam usia produktif dalam menghadapi situasi pandemi COVID-19 diantaranya yaitu:
Pertama, dirilis dari World Economic Forum mengenai cara untuk tetap menjaga kesehatan mental serta memperkuat sistem dukungan secara sosial dan emosional, yaitu dengan lima cara: 1.
2.
3.
4.
17
Menemukan dan menghabiskan waktu bersama orang-orang yang mendukung kita secara sosial dan emosional kepada kita. Dengan menemukan koneksi dan kepercayaan dengan seseorang untuk berbagi pengalaman hidup yang sama, bisa menjadi cara yang sangat memberdayakan dan mendukung untuk terhubung.
Koneksi waktu dengan orang-orang suportif secara lebih mendalam dan lebih dekat. Ketika terhubung dengan orang lain dan berbagi perasaan, koneksi real-time memungkinkan kita untuk tetap termotivasi dan untuk mendapatkan feedback serta dukungan yang kita butuhkan.
5.
ajak untuk berbagi.
Bersikap empati, yaitu memahami dan mengenali emosi orang lain dan belajar bagaimana menempatkan diri Anda pada “sepatu orang lain�. Merasa didengar dan dipahami adalah kebutuhan dasar manusia dan penting dalam semua hubungan. Berempati dengan orang lain bisa menjadi pengalaman yang memberdayakan dan merendahkan hati. Lebih jauh, itu memungkinkan kita untuk mengatur emosi kita sendiri dan memungkinkan kita untuk berbelas kasih kepada orang lain.
Kedua, solusi langkah yang perlu dilakukan oleh pemerintah agar Indonesia mampu untuk mengamankan harga pangan selama masa pandemi yaitu berdasarkan jurnal yang dirilis oleh Center for Indonesian Policy Studies, dengan mempertimbangkan untuk menghapus sebagian dari hambatan perdagangannya di sektor pangan dan pertanian, seperti tarif, larangan kuantitatif, dan sistem perizinan impor non-otomatis untuk komoditas-komoditas pangan utama. Indonesia harus mempertimbangkan untuk mengeliminasi tarif impor pangan untuk memaksimalkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Selain itu pemerintah perlu menjaga rantai pasokan makanan dengan upaya menyediakan proteksi kesehatan untuk distribusi pasokan pangan. (amd)
Dukungan dari kelompok yang yang terlatih dan terampil dapat membantu menyalurkan energi positif kelompok dengan cara yang berdampak untuk memupuk manfaat dan proses recovery mental secara bertahap. Membuka diri atau membicarakan mengenai perasaan yang dirasakan. Dengan cara membiasakan diri dan berbagi perasaan dengan seseorang. Berbagi perasaan juga dapat mengurangi stres dan kecemasan, memungkinkan kita merasa terhubung dan didukung oleh orang-orang yang kita
*) Penulis merupakan Pemimpin Perusahaan
Erlangga17 17| |Volume Volume32Edisi EdisiOktober Mei 20202017 Erlangga
Erlangga 17 | Volume3 Edisi Oktober 2017
18
19
Erlangga 17 | Volume 3 Edisi Oktober 2017
Erlangga 17 | Volume3 Edisi Oktober 2017
20