Dari Redaksi
DITERBITKAN OLEH :
Dari Redaksi,
Pandemi Covid-19 telah berlangsung kurang lebih selama satu tahun. Seluruh kegiatan dialihkan dari offline ke online. Penyesuaian pastinya dilakukan dari pihak mana pun agar segala kegiatan tetap terlaksana dengan baik. Akan tetapi, tetap saja ada kendala yang dihadapi dalam setiap pelaksanaan kegiatan. Begitu juga dengan lingkungan kampus, terdapat beberapa hambatan yang perlu dilakukan evaluasi lagi.
Pada laporan utama satu, kami fokus membahas bagaimana keberlangsungan penyelenggaraan Orientasi Diponegoro Muda serta Pendidikan Karakter yang dilaksanakan oleh pihak kampus. Dalam pembahasan ini, kamu juga membahas apa saja kendala yang dihadapi dalam program Kampus Merdeka tersebut. Setelah itu, pada laporan utama dua, kami membahas pengangkatan Ketua BEM Undip 2021 yang sebelumnya mengalami proses yang panjang. Selain itu, pada Buletin Edents Volume 2 Edisi Agustus 2021 ini kami turut menyajikan berbagai rubrik pendamping yaitu, Tea Time, Polling, Review Film, Kolom Opini, Kolom Sastra, Geliat Usaha, dan Teka-Teki Silang.
Akhir kata, kami dari redaksi memohon maaf apabila ada kesalahan dan kekeliruan dalam penulisan. Kritik dan saran selalu kami harapkan dari para pembaca. Selamat Membaca!
BULETIN ERLANGGA 17 Lembaga Pers Mahasiswa Edents
Pemimpin Umum: Muhammad Anisulfuad Pemimpin Redaksi:
Luthfia Rizqi Maulida
Redaktur Pelaksana Buletin: Indah Sulistyo Utami Pemimpin Artistik:
Marsha Sabrina Lillah
Layouter dan Ilustrator: Hatfina Dini Sabrina
Fatimah Daffa Ramadhanti Fortuna Tunggadewi S. Reporter:
M. Rijal Rifqi, Sulistiawati M.,
Salma Vaza, Banindhia Shalfa,
Deva Zhalzha, Vaneza Tadzkia, Tarisa R., Siti Choiriyah, Dhia
Librani, Kanaya Sandra, Rahayu Sirkulasi dan Pendanaan:
Erlangga 17 | Volume 21 Edisi Agustus 2021 April 2017
Annisa Pratiwi
DAFTAR ISI TEA TIME WITH
1
Edwin Marpaung
3
LAPORAN UTAMA 1:
8
POLLING:
11
LAPORAN UTAMA 2:
16
RESENSI FILM:
18
GELIAT USAHA:
21
KOLOM SASTRA:
22
KOLOM OPINI:
25
TEKA-TEKI SILANG
Suka Duka Mahasiswa Menjalani Kegiatan Kampus Serba Online Menilik Pandangan dan Kondisi Mahasiwa Undip saat Semua Kegiatan Serba Online
Kuliah Online dalam Sudut Pandang Mahasiswa Baru
Ali & Ratu - Ratu Queens
Locabite Local Burger Box: Memulai Bisnis dengan Eksekusi Peluang di Era Pandemi
Pertanyaan
Sampai Kapan Harus Kuliah Online?
Erlangga17 17| Volume | Volume21Edisi EdisiAgustus April 2017 Erlangga 2021
Tea Time with Edwin Marpaung Oleh : Vaneza Tadzkia R.
Apakah awalnya Anda mengikuti lomba sebagai pencapaian diri atau ada ambisi yang lebih besar? Mengapa demikian.
“Awal mengikuti lomba itu bisa dibilang sebagai pencapaian diri. Waktu itu aku dapat medali perak, pertama kali itu sebagai pencapaian diri saya yang paling besar di dalam prestasi non-akademik. Setelah itu, saya tidak sangka kalau saya bisa mendapatkan medali lagi, jadi semuanya adalah sebagai pencapaian diri saja. Apa yang saya dapat itu yang bisa saya kasih ke orang-orang,” tutur Edwin. Perlombaan apa saja yang telah diikuti dan proses awal ketertarikan?
“Sebelum pandemi itu ada tiga lomba yaitu Jakarta Pencak Silat Championship 11 mendapat medali perak pada April 2019, Jakarta Pencak Silat Championship 12 mendapat medali perak pada Oktober 2019, dan juga Jakarta Silat Competition mendapat medali perak pada Desember 2019. Terus selama kuliah baru satu perlombaan yaitu Merpati Putih Jawa Barat Open Virtual mendapat medali perunggu di ganda putra pada Juni 2021. Awalnya pas waktu di SMA, ayah saya merupakan seorang guru bela diri dan disuruh untuk ikut sama beliau, mulai dari situ saya mulai tertarik dengan dunia silat dan sampai sekarang jadi keterusan tertariknya,” tangkas Edwin.
dok. Pribadi
Edwin Jonathan Marpaung, atau yang kerap disapa Edwin merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro (Undip) jurusan Manajemen angkatan 2020. Dimulai dari SMA hingga sekarang kuliah di FEB Undip, ia telah aktif mengikuti berbagai perlombaan non-akademik. Pada bulan Juni 2021, ia berhasil memenangkan medali perunggu di acara Merpati Putih Jawa Barat Open Virtual yang dilaksanakan secara dalam jaringan (daring).
Apakah motivasi awal Anda mengikuti lomba-lomba? Motivasi awal adalah dulu saat Edwin masuk SMA pernah mengalami pembullyan. Motivasi pertamanya adalah karena balas dendam dengan cara berprestasi di bela diri. Motivasi lainnya yaitu agar tidak dibully lagi, juga punya prestasi di bidang lain, serta digunakan sebagai pertahanan diri.
Adakah kendala atau hambatan yang Anda rasakan saat masih mau mencoba mengikuti lomba-lomba? “Hambatan yang saya rasakan adalah beberapa cabang olahraga mengalami kesusahan dalam mengadakan lomba, karena yang biasanya kita datang ke tempat, tanding, bertemu dengan lawan, dan membicarakan latihan-latihan. Sementara sekarang serba susah, sampai latihan pun harus sendiri-sendiri di rumah, tidak diperbolehkan untuk datang ke tempat untuk menurunkan angka covid. Nah, setelah itu juga kemarin saya mengikuti lomba secara daring dengan sistem membuat video dan kirim ke panitianya. Untuk hambatan, ada suatu lomba yang kemarin saya sudah daftar, sudah sampai ke technical meeting, tapi dibatalkan karena pandemi, lagi-lagi diundur,” jelas Edwin. Adakah
seseorang
Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Agustus 2021
yang
memiliki
1
pengaruh besar terhadap Anda? “Ada, guru saya sendiri. Dia adalah alumni SMA saya, beliau sudah menjadi guru besar bela diri. Cukup berpengaruh di hidup saya karena beliau juga sama seperti saya, dibully juga, setelah beliau tau kemampuannya di bela diri, semuanya sudah tidak seperti dulu lagi. Sekarang beliau sudah menjadi guru besar dan itu yang membuat saya ingin seperti beliau,” ungkap Edwin. Apakah ada keluh kesah yang dirasakan selama pandemi untuk kegiatan kuliah dan non-kuliah?
“Pasti yah, kita semua juga pasti tau, mulai dari internet tidak stabil, tidak bisa ketemu teman, terus semuanya serba laptop. Kalau lomba, banyak yang ditunda karena pandemi, mau diadain juga harus diubah technical-nya,” jelas Edwin. Bagaimana Anda mengatur waktu sehingga apa yang dilakukan mendapat porsi waktu yang sesuai prioritas?
“Untuk time management saya adalah dengan cara menulis di sticky notes yang mana yang perlu dilakukan sekarang dan mana yang tidak terlalu penting yang dalam arti besok-besok bisa dikerjakan. Jadi saya menulis hari ini ngapain aja, jam berapa aja, lalu jika ada jadwal yang bertabrakan saya akan memilih yang harus diprioritaskan yang mana, jadi semuanya bisa setara dan tidak terlewatkan,” pungkas Edwin.
Adakah Tips n Tricks yang ingin Anda bagikan untuk mereka yang ingin mencoba lomba tersebut? “Sebelum mau ikut lomba pastinya kita akan memikirkan apakah jadwal lomba akan bertabrakan dengan kegiatan mahasiswa atau kegiatan perkuliahan. Nah, tips dari saya adalah tetap mengikuti lomba dengan cara H-1 bulan sudah mempersiapkan diri untuk berlomba dengan latihan intensif, ini berlaku untuk lomba akademik dan non-akademik. Dengan begitu, saat lomba kita tidak keteteran dengan kegiatan
2
perkuliahan karena kita sudah berlatih sebelum-sebelumnya. Tips and Tricks bagi seseorang yang ingin memasuki dunia bela diri adalah kebanyakan orang semangat di awal doang, karena mereka cuman melihat bela diri untuk jadi jago, bisa pecahin batu, bisa banting orang tapi saat mereka sudah masuk di latihan-latihan, mereka kadang suka absen dan lama-kelamaan tidak mau ikut lagi. Tips saya adalah jika ingin masuk ke dunia bela diri, jangan hanya karena keren-kerennya saja, untuk pamer di depan orang. Jadi, masuk karena kalian ingin membela diri. Tentukan fokus awal mengikuti kegiatan ini untuk apa. Harus konsisten,” jelas Edwin. Adakah yang ingin dikatakan kepada mereka yang saat ini merasa tertekan karena Pandemi Covid-19? “Pasti untuk mahasiswa yang sedang tertekan dalam hal finansial, mereka juga terbatas, saran saya adalah kita laluin dan tetap mengikuti alurnya. Kita pun tidak bisa apa-apa. Jangan keluar rumah untuk menurunkan angka penularan covid. Berdoa dan berusaha supaya nggak terlalu masalah dan cobaan ke depannya. Saran untuk mahasiswa yang banyak kegiatan adalah time management, tentukan prioritas yang mana yang harus dikerjakan dahulu, kalau ada yang bisa dikerjakan jauh hari, mungkin bisa diatur lagi,” ungkap Edwin.
Menurut Anda, apa saja manfaat yang bisa dirasakan setelah mengikuti berbagai perlombaan? “Dapat benefit dari fakultas, dapat bangsa karena mewakili universitas di tingkat nasional, terus juga lebih dikenal orang, dan dapat kesempatan beasiswa prestasi nonakademik,” tutur Edwin. Apakah ada pesan atau saran yang ingin Anda sampaikan kepada pembaca nantinya? “Cuma satu kalimat usaha tidak akan mengkhianati hasil,” tungkas Edwin. (lth)
Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Agustus 2021
LAPORAN UTAMA
dok. Google
Suka Duka Mahasiswa Menjalani Kegiatan Kampus Serba Online Oleh: M. Rijal Rifqi F. & Salma Vaza Zahiduzzakka Indonesia hingga saat ini masih dilanda pandemi virus Covid-19. Seluruh sektor terkena dampak dari virus ini, tak terkecuali pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Sistem pembelajaran daring atau “dalam jaringan” diterapkan sebagai pengganti pembelajaran luring “luar jaringan”. Pelaksanaan pembelajaran daring ini biasanya dilakukan melalui platform online yang telah tersedia, seperti Google Meet, Microsoft Teams, Zoom Meetings dan lain sebagainya. Di Indonesia, pembelajaran daring sudah berlangsung selama kurang lebih satu setengah tahun terhitung sejak Maret 2020 lalu. Setelah diumumkan adanya kasus virus Covid-19 di Indonesia, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim memutuskan untuk mengalihkan pembelajaran luring menjadi daring dalam upaya menekan penyebaran virus Covid-19. Adanya
pandemi
Covid-19,
memaksa
seluruh jenjang pendidikan mengalihkan sistem pembelajarannya dengan daring, tak terkecuali di jenjang perkuliahan. Banyak suka duka yang dialami mahasiswa dalam menjalani kuliah daring seperti sekarang. Apalagi mahasiswa baru yang langsung dihadapkan kuliah daring dan belum pernah menjajaki perkuliahan tatap muka. Sedangkan sebagian mahasiswa yang menempuh semester akhir seperti mahasiswa angkatan 2017 dan 2018, sebelumnya sudah dapat merasakan bagaimana pembelajaran luring. Tidak hanya perkuliahan saja yang menerapkan sistem daring, tetapi magang hingga KKN juga tidak ketinggalan terkena dampak harus dilakukan secara online. Dengan demikian, situasi yang tidak menentu seperti ini menimbulkan berbagai respons dari mahasiswa tingkat akhir terkait pelaksanaan perkuliahan daring hingga kegiatan kampus yang dilakukan secara
Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Agustus 2021
3
online. Mau tidak mau, mahasiswa pun jadi membandingkan ketika melaksanakan perkuliahan maupun kegiatan kampus secara offline dan online. Respons Kuliah Secara Daring
dok. Pribadi
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pembelajaran daring atau online sudah berlangsung sejak Maret 2020 lalu. Bagi mahasiswa tingkat akhir, tentu ini jadi sistem perkuliahan yang perbedaannya cukup kentara. Apalagi sebelumnya sistem perkuliahaan yang dijalankan secara tatap muka dengan mengharuskan mereka bertemu dosen secara langsung. Berbanding terbalik sistem perkuliahan sekarang yang hanya bisa bertemu dosen lewat layar laptop ataupun gadget saja. Kesan perkuliahan daring ini tentunya mendapatkan berbagai komentar dari kalangan mahasiswa. Ada mahasiswa yang menyukai perkuliahan online ini, bahkan lebih memilih kuliah online dibanding offline. Sebut saja salah satu mahasiswa Ilmu Ekonomi 2018, Alfi Syahrin mengungkapkan jika lebih menyukai kuliah online karena dirasa punya sisi-sisi positif yang bisa membantunya. Misalnya saja ketika dosen sedang mengajar, mahasiswa bisa melakukan recording dan menyimpan hasil video pembelajaran dosen tadi. Ini akan sangat membantu mahasiswa
4
Alfi Syahrin Ilmu Ekonomi 2018
ketika ketinggalan mencatat materi yang disampaikan dosen.
Di satu sisi ada juga mahasiswa yang tidak jarang akan merasa bosan jika terus-menerus melakukan kuliah online. “Sebenarnya belajar daring asik, tetapi pada beberapa momentum juga membosankan.” ujar Acik Febriyanti selaku mahasiswa Ekonomi Islam angkatan 2018. Senada dengan Acik tadi, Hana Huwaida seorang mahasiswa Ilmu Ekonomi 2018 juga merasakan hal yang sama. Hana mengungkapkan bahwa di awal-awal masa kuliah online merasa senang karena waktunya jadi lebih fleksibel. Akan tetapi, semakin kesini kuliah online rasanya semakin bosan dan kurang paham terhadap materi yang diajarkan dosen. Kuliah Offline vs Kuliah Online
Pembelajaran secara online terhitung sudah berjalan selama 3 semester. Tentu untuk mahasiswa semester akhir, jadi hal yang cukup berat lantaran sebelum kuliah online berlangsung, kuliah secara offline sudah diadakan lebih dahulu. Apalagi kedua sistem pembelajaran ini sangat terlihat sekali perbedaannya. Perbedaan mendasar yang sangat terlihat adalah kehadiran mahasiswa serta dosen dalam satu kelas. Jika kuliah offline mahasiswa dan dosen bisa berinteraksi langsung dalam satu ruangan tetapi dalam kuliah online seperti sekarang ini interaksinya jadi dibatasi oleh jarak meski tetap bisa mengadakan kelas secara virtual. Perbedaan ini tentunya sangat dirasakan bagi mahasiswa yang dari semester awal sudah dihadapkan dengan kuliah tatap muka. “Terasa banget bedanya. Kalau offline interaksi sama temen dan dosen bisa lebih intens sedangkan daring gini hanya bisa interaksi lewat roomchat,” kata Acik Febriyanti.
Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Agustus 2021
dok. Pribadi
Acik Febriyanti Ekonomi Islam 2018
Tidak hanya interaksi antara mahasiswa dengan dosen saja yang cukup terasa perbedaannya, interaksi antar mahasiswa pun juga tidak kalah terasa bedanya antara kuliah offline dan online. Hal ini juga diungkapkan oleh Hana yang juga pernah merasakan kuliah secara offline. “Perbedaannya beda banget sih pasti. Kalau pas offline lebih banyak effort. Kalau misal sebelum ke kampus mandi dulu lalu dandan dan rapi-rapi. Terkadang buru-buru lari ke kampus karena takut telat. Sampai kelas ketemu sama teman-teman lalu mengobrol dulu.” Suasana dan waktu ujian antara kuliah offline dan online pun juga cukup kentara bedanya “Terus bedanya lagi pas ujian. Kebanyakan sekarang ujiannya kan take home, pasti deadline-nya panjang. Kalau pas offline seru gitu lho. Masuk ke ruang ujian kita belajar dulu di depan ruangan dan pada lesehan di lantai. Rasanya asyik soalnya bareng sama teman-teman kan,” sambung Hana menjelaskan. Keuntungan dan Kendala Kuliah Online
Selama pelaksanaan kuliah online tentunya banyak persepsi yang berbeda dari para mahasiswa. Tak terkecuali mahasiswa yang merasa cukup diuntungkan dengan
keadaan seperti ini. Pembelajaran pun bisa dilakukan di mana saja oleh mahasiswa asalkan tempatnya tetap kondusif dan selalu membawa perangkat elektronik sebagai medianya. Adanya kuliah online ini membuat mahasiswa jadi punya waktu yang cukup banyak untuk melakukan kegiatan lain terutama ketika ada di rumah bisa membantu orang tua. “Kalau merasa diuntungkan sebenarnya ada dari segi waktu, ya. Lebih banyak waktu buat keluarga gitu, bantu-bantu orang tua. Tenaga juga lebih gak capek,” sebut Hana. Tidak hanya itu saja, Hana juga mengungkapkan saat kuliah online seperti ini dia merasa jauh lebih enak dan tidak grogi saat akan presentasi.
Keuntungan-keuntungan seperti itu bukan berarti kuliah online ini tidak mengalami kendala yang berarti. Banyak aspek yang menjadi kendala dalam kuliah online ini. Misalnya saja fasilitas ketika pelaksanaan kuliah online seperti ketersediaan jaringan dan device. Tidak bisa dipungkiri jika masih banyak mahasiswa yang daerahnya belum tersedia jaringan yang memadai. Bahkan tak jarang device atau perangkat elektronik guna menunjang kuliah online dari mahasiswa tidak bisa mengakses jaringan dan seringkali terkendala teknis. “Kalau kuliah online yang paling penting kan gadget sama sinyal internet ya. Ada salah satu temanku yang tinggalnya di daerah timur. Kadang mereka kesusahan banget soal sinyal internet dan aku merasa tidak adil. Ada juga temanku yang tidak pernah masuk karena dia tidak punya handphone yang connect sama sinyal internet. Laptop aku juga kameranya tidak bisa dan tidak bisa pakai mic. Terkadang kalau mau presentasi sedih ya soalnya tidak bisa share screen,” ungkap Hana ketika ditanya.
Kendala lain yang cukup sulit untuk dihindari
Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Agustus 2021
5
Pelaksanaan Magang dan KKN Secara Online
Sebagai mahasiswa semester akhir, selain berkuliah tentu tidak akan terlepas dari kegiatan magang dan juga Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai syarat penilaian kelulusan. Sama seperti kuliah yang dialihkan secara online, pelaksanaan kegiatan magang ataupun KKN juga terpaksa dilakukan secara online mengingat keadaan sekarang yang sedang mengalami pandemi virus Covid-19. Tentunya ini sangat disesalkan lantaran dalam pelaksanaannya mahasiswa jadi tidak bisa terjun langsung ke masyarakat. Hana berpendapat “Kalau KKN kan tujuannya ingin kasih solusi dari masalah di desa sana. Tetapi kita benar-benar kesulitan observasi karena tidak mengerti keadaan secara geografis dan keadaan warganya juga. Cuma ngawang-ngawang saja,” pungkasnya.
6
Tidak hanya tentang mahasiswa saja yang cukup kesulitan, Hana merasa masyarakat juga cukup kesulitan untuk bisa menyesuaikan program kerja yang diusung
mahasiswa. “Kalau KKN diharuskan online yang pasti bukan kita saja kan yang butuh perangkat gadget tapi warganya juga harus punya. Sedangkan faktanya di lapangan banyak orang tua yang memang masih belum bisa operasikan aplikasi Zoom atau Google Meet. Jadi kita kesusahan untuk mengawasi banyak warga biar sosialisasinya tersampaikan setidaknya lebih dari 50%,” tungkas Hana. Seakan sesuai dengan apa yang diungkapkan Hana, Alfi juga merasa kesulitan dalam melaksanakan magang ketika secara online. “Kita yang harusnya magang minimal 1 bulan, tetapi karena adanya pandemi dan waktu itu PSBB jadi dari instansinya diharuskan magangnya selang-seling. Jadi hari ini magang besoknya libur lalu besoknya lagi masuk begitu seterusnya. Jadi waktu yang kita dapatkan untuk menimba ilmu dibatasi menurut aku.”
Tentunya menjadi dilema ketika pelaksanaan magang ataupun KKN harus dilaksanakan secara online. Di satu sisi pelaksanaannya jadi kurang efektif tetapi di sisi lain tidak ada pilihan lain karena pandemi ini mengharuskan magang ataupun KKN dilakukan secara online. Mahasiswa
dok. Pribadi
oleh mahasiswa adalah tingkat pemahaman mereka terkait materi yang diajarkan dosen. Seperti yang diungkapkan oleh Acik bahwa pembelajaran daring tidak menguntungkan karena tingkat pemahaman menjadi turun. Tidak seperti saat pembelajaran luring berlangsung. Berseberangan dengan Hana dan Acik, Alfi justru berkata jika kuliah online yang dilaksanakan oleh Universitas Diponegoro khususnya Fakultas Ekonomika dan Bisnis, sudah sangat bagus. Alfi merasa puas dengan kuliah sistem kuliah online dari Undip karena jika dia menilik temannya di universitas lain, tidak semuanya menerapkan apa yang dilakukan oleh Undip. Misalnya saja dalam hal pengajaran dosen yang dilakukan melalui kelas virtual dengan para mahasiswanya.
Hana Huwaida Ilmu Ekonomi 2018
Erlangga 17 | Volume Edisi Agustus Erlangga 17 | Volume3 Edisi2 Oktober 2017 2021
6
yang menjadi pelaku kegiatan ini juga mau tidak mau juga harus melaksanakan dan membiasakan diri dengan hal ini. Keputusan melakukan magang dan KKN secara online seperti ini dirasa cukup tepat lantaran ketidakberdayaan adanya pandemi Covid-19 ini. Seperti yang diungkapkan oleh Alfi bahwa di saat seperti ini mahasiswa tidak bisa melakukan apa-apa dan hanya bisa mengikuti alurnya. Alfi mengatakan yang terpenting adalah bisa menjalankan magang dan KKN dengan sepenuh hati dan pikiran. Harapan dan Saran Menjalani Kegiatan Online
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kegiatan kampus baik itu perkuliahan, magang, ataupun KKN yang dilakukan secara online menimbulkan berbagai macam respon dari kalangan mahasiswa. Meski tidak bisa berbuat banyak dengan mengadakan kegiatan secara offline, mahasiswa tetap mengharapkan pihak universitas maupun fakultas bisa mengupayakan adanya terobosan baru. Paling tidak apabila pandemi Covid-19 ini masih butuh waktu lama, sistem yang jauh lebih baik sudah mulai diaplikasikan. Acik juga mengharapkan pembelajaran bisa dirancang agar tidak membosankan serta tugas yang diberikan sebaiknya tidak bertumpuk. Tidak hanya terkait sistem yang diharapkan lebih tertata, mahasiswa juga mengharapkan agar pihak kampus bisa semakin memperhatikan mahasiswa yang terkendala akan jaringan ataupun
7
perangkat elektronik yang digunakan untuk menimba perkuliahan. “Harapanku untuk pihak kampus semoga bisa lebih aware lagi sama mahasiswa-mahasiswanya sekarang yang lagi kuliah online. Kemana nih uang-uang UKT yang sudah dibayarkan? Hanya mampu bayar kuota doang gitu? Kayaknya kalau untuk dibelikan device ke teman-teman yang memang membutuhkan kayaknya masih bisa deh menurut aku dibanding memikirkan soal pembangunanpembangunan renovasi kampus,” harap Hana yang juga sering terkendala akan device-nya. Tidak hanya mempersoalkan tentang kuliah online saja, magang serta KKN pun menjadi sorotan karena pelaksanaannya yang dilakukan secara online. Apalagi magang dan KKN online juga akan dilaksanakan oleh mahasiswa angkatan 2019 di semester yang akan datang jika memang kasus virus Covid-19 masih belum bisa ditekan. Alfi selaku mahasiswa yang sudah melakukan magang dan KKN online, sedikit banyaknya memberikan saran untuk mahasiswa yang akan melakukan magang ataupun KKN online nanti. “Saran aku untuk KKN khususnya ikut aturan kampus yang soal KKN pulang kampung kalau tidak salah. Itu membantu banget jadi kita tidak perlu observasi terlalu dalam karena kita sudah kenal sama daerah kita sendiri dan kebutuhannya sudah tau meskipun sedikit. Kalau soal magang sekarang kan ada kampus merdeka. Di situ ada juga program yang benar-benar online dan sudah dipersiapkan dari perusahaannya harus melakukan apa,” saran Alfi. (lth)
Erlangga 17 | Volume 23 Edisi Agustus Oktober2021 2017
7
POLLING Menilik Pandangan dan Kondisi Mahasiswa Undip saat Semua Kegiatan Serba Online Oleh: Deva Zhalzha A. Universitas Diponegoro (Undip) telah menetapkan kegiatan perkuliahan secara online (daring) sejak tanggal 21 Maret 2020, selaras dengan keluarnya Surat Edaran Rektor No. 20/UN.7.P/SE/2020. Terhitung sejak tanggal tersebut sampai saat ini, memasuki tahun ajaran semester gasal tahun 2020/2021, Undip tetap menetapkan kegiatan perkuliahan secara online. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran dari Virus Covid-19 yang mana hingga saat ini masih terus menyebar. Kebijakan tersebut membuat semua civitas di Undip melakukan berbagai penyesuaian terhadap setiap kegiatan perkuliahan yang diadakan. Tentu penyesuaianpenyesuaian dengan sistem yang serba online ini membutuhkan beberapa waktu agar dapat terbiasa. Selama keberjalanan kebijakan perkuliahan secara online ternyata cukup menuai kontroversi dikarenakan substansi dari pembelajaran tersebut dirasa belum mencapai keefektifan yang baik dan dirasa menghambat perkembangan dari para mahasiswa. Sehubungan dengan keadaan tersebut, kami mengadakan sebuah survei terhadap mahasiswa Undip untuk mengetahui bagaimana pandangan dan kondisi mahasiswa selama pembelajaran secara online (daring). Sudahkah Terbiasa dengan Segala Kegiatan Perkuliahan yang Dilakukan secara Online?
6%
3,2%
20,
76,2% Iya
8
Tidak
Ragu-ragu
Berdasarkan jawaban dari responden mengenai kegiatan perkuliahan yang dilakukan secara online, mayoritas mahasiswa menjawab sudah terbiasa melakukan kegiatan perkuliahan secara online dengan persentasenya sebanyak 76,2%. Sedangkan sisanya menjawab ragu-ragu dan tidak terbiasa dengan persentase masing-masing sebanyak 20,6% dan 3,2%.
Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Agustus 2021
Sudahkah Mahasiswa Undip Merasakan Manfaat dari Sistem Daring?
41,3%
46%
12,7%
Iya
Tidak
Ragu-ragu
Berdasarkan jawaban dari responden, Persentase yang menjawab ragu-ragu dan iya mengenai apakah sudah merasakan manfaat sistem pembelajaran yang dilakukan secara online sama seperti saat offline atau tatap muka memiliki persentase yang hampir sama, di mana yang menjawab ragu ragu sebanyak 46% dan yang menjawab iya sebanyak 41,3%. Sedangkan dan persentase yang menjawab tidak sebanyak 12,7%.
Menurut Anda, Setujukan Mudah Merasa Jenuh Saat Serba Online?
8%
4,
7,93%
87,3%
Iya
9
Tidak
Ragu-ragu
Berdasarkan jawaban dari responden dengan persentase sebanyak 87,3% mengatakan bahwa mereka mudah merasa jenuh dan bosan selama melakukan segala kegiatan secara online. Sedangkan sisanya mengatakan ragu-ragu dan tidak mudah bosan dan jenuh dengan presentase masing-masing sebanyak 7.93% dan 4,8%.
Erlangga 17 | Volume 23 Edisi Agustus Oktober2021 2017
9
Sudahkah Anda Menemukan Tips n Trik Mengatasi Kebosanan Saat Serba Online?
23,8%
51,1%
Iya
19,
1%
Tidak
Ragu-ragu
Berdasarkan jawaban dari responden persentase terbesar dengan jumlah 51,1% mengatakan ragu-ragu bahwa mereka sudah menemukan cara yang efektif dalam mengatasi rasa jenuh dan bosan saat semua kegiatan serba online. Sedangkan persentase yang menjawab iya sebanyak 23.8% dan persentase yang menjawab tidak sebanyak 19.1%
Menurut Anda, Sudahkah Tepat Pemilihan Sistem Daring untuk Mengatasi Tatap Muka Selama Pandemi?
55,6%
36,5% 7, 9%
Iya
Tidak
Ragu-ragu
Berdasarkan jawaban responden mengenai ketepatan dan kesesuaian tujuan dari penerapan sistem pembelajaran secara online selama pandemi Covid-19, opsi jawaban ragu-ragu kembali menjadi jawaban mayoritas responden dengan persentase sebanyak 55,6%. Sedangkan persentase yang menjawab iya sebanyak 36,5% dan persentase yang menjawab tidak sebanyak 7,9%.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa sudah mulai terbiasa dengan sistem pembelajaran dan kegiatan perkuliahan lainnya secara online. Akan tetapi, mereka mudah merasa bosan dan jenuh, dan masih belum menemukan cara efektif untuk mengatasi hal tersebut. Para mahasiswa juga masih merasa ragu-ragu apakah sistem ini sudah tepat sesuai dengan tujuannya, mengingat mereka merasa belum benar-benar merasakan manfaat yang sama antara sistem pembelajaran secara online dengan sistem pembelajaran secara offline atau tatap muka. (lth)
10
Erlangga 17 | Volume Edisi Agustus Erlangga 17 | Volume3 Edisi2 Oktober 2017 2021
10
LAPORAN UTAMA
dok.Google
Kuliah Online dalam Sudut Pandang Mahasiswa Baru Oleh: Banindhia Shalfa dan Sulis Kesan menjadi Mahasiswa Pandemi Covid-19
di
saat
Pandemi Covid-19 merupakan keadaan yang tidak terbayangkan sebelumnya akan terjadi dan memiliki jangka waktu selama ini. Kondisi ini telah mengubah nyaris seluruh sendi kehidupan masyarakat. Keadaan tersebut juga menyebabkan masyarakat Indonesia tidak dapat menjalankan aktivitas seharihari mereka dengan normal. Kegiatan yang biasa mereka lakukan di luar rumah tentunya menjadi terhambat. Oleh karena itu, masyarakat kemudian beradaptasi dengan mengalihkan seluruh aktivitas yang tertunda melalui media secara online. Konsep pendidikan juga tak lepas dari proses adaptasi ini. Proses pembelajaran turut berubah yang tadinya dilakukan secara tatap muka, sekarang sudah berkembang
1111
dengan memanfaatkan berbagai platform jejaring sosial.
Menurut Agusman Reinaldo Butarbutar, selaku Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro (Undip) angkatan 2020, tentunya ada kesan-kesan yang baik dan yang kurang baik dari kehidupan mahasiswa di masa pandemi, terutama bagi yang belum pernah merasakan bangku perkuliahan sebelumnya, seperti yang dialami oleh Reinaldo. “Namun, secara keseluruhan, saya rasa lebih banyak kesan tidak baiknya (mungkin juga karena sudah terlalu lama), terutama di aspek sosial kehidupan saya,” tambah Reinaldo. Selama kegiatan yang serba online, memang tidak terhindarkan apabila mahasiswa merasa kurang memiliki kesan yang cukup berarti terhadap kehidupan perkuliahan,
Erlangga 17 | Volume 23 Edisi Agustus Oktober2021 2017
11
sebagaimana pendapat dari Anissa Mutiara Jakti seorang Mahasiswi FEB Undip angkatan 2020. “Kesan pertama sih, nggak seru gitu kan, karena ya kita nggak bisa ngerasain vibes-nya jadi anak kuliah pertama kalinya. Vibes-nya itu udah direnggut karena pandemi itu sih. Selain karena ngerasa kurang seru, yang seharusnya kelihatannya tuh vibes-nya udah berbeda yang nanti ketemu orang-orang dari berbagai daerah, juga bisa pakai baju yang bukan seragam udah nggak bisa dirasain kan untuk pertama kalinya. Tapi sebenarnya ada sisi positifnya yaitu lebih bisa mengenal keluarga, terus bisa mengontrol diri untuk memanfaatkan waktu yang ada. Karena di kuliah online ini kan waktunya nggak sebanyak kalau kita kuliah offline kan. Nah jadi di situ mungkin nilai positifnya, kalau negatifnya kayak kurang masuk aja ilmunya kalau kadang nggak dijelaskan secara tatap muka, karena kita sebelumnya udah terbiasa dengan tatap muka. Jadi di sini yang melatih kita juga untuk jadi mahasiswa yang adaptif dengan keadaan dan kondisi, jadi mahasiswa di masa pandemi kita harus jadi lebih agresif karena kalau kita nggak cari tahu yang kita dapetin nggak bakal maksimal, apalagi kalau nunggu cuma dikasih materi cuma kuliah online doang itu nggak bakal maksimal. Untuk mengimbangi, kita harus bisa memanfaatkan waktu-waktu luang kita di masa pandemi, gitu sih kalau menurut aku,” jelas Anissa. Persiapan Khusus untuk Kuliah Online
Kegiatan pembelajaran yang sebelumnya tatap muka dan sekarang menjadi online, tidak menutup kemungkinan jika mengalami perbedaan dalam persiapan dan prosesnya. Setiap mahasiswa memiliki persiapan yang berbeda, sehingga apa yang dihasilkan pun juga berbeda.
12
Menurut Reinaldo, salah satu persiapan yang paling jelas adalah dari segi fasilitas pembelajaran. “Karena adik saya juga melaksanakan pembelajaran online, ayah saya membuat satu meja belajar tambahan di rumah. Lantai dua rumah saya yang hanya berupa gudang kecil pun saya rombak sedikit menjadi ruang belajar,” tambahnya.
Sementara itu, Anissa berpendapat hanya ada persiapan khusus waktu jadi maba atau mahasiswa baru. “Awal-awal mau kuliah, karena di situ aku merasa ‘wah ini materi materinya baru nih, jadi kayaknya aku harus cari tahu dulu’ gitu. Nah waktu itu aku kayak cari materinya lewat internet, dengerin dikitdikit gitu dari internet karena waktu awal kuliah, terus aku lihat jadwal, kelihatannya baru-baru semua nih buat aku. Walaupun semuanya dulu pernah secara general belajar materi ekonomi. Seiring berjalannya waktu, aku nggak jadi orang yang selalu mempersiapkan malah kadang kuliah ya tinggal kuliah gitu, belum tahu materinya apa, terus udah ganti bab baru kadang kaya nggak persiapan lagi. Apalagi setelah melewati semester 1, waktu semester 1 mungkin masih rada banyak persiapan, tapi seiring berjalannya waktu, sekarang kayak nggak terlalu mempersiapkan. Ini sih sebenernya jeleknya kuliah online karena kadang kita nggak bisa di-push, kadang masih ‘ah ntar tanya temen aja deh’ atau ‘ah ntar lihat recording aja deh’ kayak gitu, jadi banyak menundanya,” tambah Anissa. Kelebihan dan Kekurangan Kuliah Online
Kuliah online yang dirasakan oleh mahasiswa saat ini memiliki keuntungan atau daya tarik tersendiri yang menjadikannya tidak terlalu membosankan. Menurut Reinaldo, salah satu keuntungan yang sangat terasa adalah waktu yang lebih banyak karena
Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Agustus 2021
tidak termakan durasi pulang pergi ke tempat kuliah jika dibandingkan dengan kuliah tatap muka. Sementara itu, satu hal yang menurutnya cukup kurang selama pembelajaran online adalah interaksi antara dosen dan mahasiswa yang terbatas. Belum lagi kendala-kendala akibat jaringan atau bahkan kendala dari dosen yang memang belum terlatih menggunakan media pembelajaran online.
Sejalan dengan Reinaldo, Anissa juga memiliki pemikiran yang sama mengenai keuntungan yang dirasakan. “Kalau di aku sih, ada, karena waktu luang kita semakin banyak, kalau misalnya kita tatap muka, waktunya lebih banyak di kampus sedangkan online gini keuntungannya di aku itu bisa nyambi banyak hal. Kayak sekarang ini aku lagi nyambi untuk jualan thrift shop online, aku juga ada kesibukan untuk ngelesin jadi guru privat anak SD. Mungkin di situ sih kalau aku keuntungannya itu lebih banyak waktu luang, nah di waktu luang ini sebaik-baiknya kita harus memanfaatkan gitu dan ada banyak hal yang juga bisa dilakuin,” jelas Anissa.
dok. Pribadi
Meskipun demikian, Anissa juga merasakan hal yang paling kurang menurutnya materi yang disampaikan tidak maksimal apalagi
Anissa Mutiara Jakti Mahasiswa FEB 2020
tidak semua dosen antusias dalam mengajar. Saat mengajar ada juga yang langsung memberi tugas saja atau penjelasan yang diberikan kurang sehingga susah dimengerti. “Mungkin kalau misalnya pembelajaran tatap muka itu bisa lebih paham atau ada interaksi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang lebih interaktif. Karena ini online, terus kita juga nggak on camera dan kadang ada dosen yang nggak memaksakan untuk ngepush mahasiswanya, materi yang didapat kurang banget, nggak maksimal itu sih,” tambahnya. Tertarik Organisasi saat Online?
Kehidupan perkuliahan pasti tidak lepas dengan kegiatan organisasi mahasiswa kampus yang banyak diminati. Hal ini selain mengisi waktu luang, juga bisa menambah teman, relasi, atau pengetahuan. Namun, saat semua menjadi serba online seperti ini, sebagian mahasiswa akan merasa malas untuk mencari informasi dan mengikuti kegiatan di luar jam kuliah. Mahasiswa baru angkatan 2020 dan 2021 sudah pasti dihadapkan dengan berbagai pilihan yang akan menentukan kehidupan kuliah mereka kedepannya. “Kondisi yang serba online ini tidak menutup ketertarikan saya untuk tergabung ke dalam organisasi ataupun kepanitiaan. Karena dengan bergabung ke dalam organisasi atau kepanitiaan, saya harap saya bisa menambah relasi, mengingat posisi saya sebagai mahasiswa baru dan juga keadaan saat ini yang mempersulit interaksi,” jelas Reinaldo. Anisaa juga mengungkapkan ketertarikan terhadap kegiatan organisasi di kampus. “Ini kan online ya, kalau kita cuma ikut kuliah doang tuh pertemanan kita sempit banget. Nah aku pengen-nya walaupun online, relasinya juga banyak dan ada
Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Agustus 2021
13
Atur Waktu selama Kuliah Online
Waktu luang merupakan suatu hal yang cukup berharga untuk kalangan mahasiswa, terutama saat online seperti ini. Kemungkinan besar banyak waktu luang yang terbuang sia-sia, padahal terkadang memiliki pemikiran waktunya selalu kurang satu hari 24 jam. Maka, sebagai mahasiswa perlu mengatur waktunya agar tertata dengan baik terutama saat pembelajaran jarak jauh seperti sekarang. Menurut Reinaldo, tidak adanya kenalan justru merupakan sebuah kelonggaran dalam manajemen waktu. Karena dapat menyesuaikan jadwal dengan waktu yang memang diperlukan tanpa adanya kemungkinan terganggu oleh orang lain. Namun demikian, keputusan untuk mengikuti organisasi/kepanitiaan pasti akan memengaruhi manajemen waktu. Oleh karena itu, penting untuk memiliki skala prioritas dalam mengatur waktu dalam perkuliahan sebagai mahasiswa baru.
14
Sementara itu, menurut Anisaa di masa pandemi ini waktu organisasi dan kuliah memiliki perbedaan. “Nah biasanya waktu untuk kegiatan organisasi itu nggak diambil di hari aktif kuliah, biasanya itu organisasi di masa pandemi ini dilaksanakannya pada malam hari atau di hari fleksibel. Nah mungkin di sini agak susahnya waktu banyak kepanitiaan atau program kerja. Jadi di sini lebih memanfaatkan pleasure time. Kuliah kan nggak seharian, nah disitu ada
pleasure time, mungkin bisa nyicil tampilan dari kepanitiaan atau prokernya. Biar lebih tertata dan tersusun, biasanya itu harus ada catatan atau planning gitu dan juga timeline. Nah, dari situ bisa seimbang antara organisasi sama kuliahnya gitu. Selain itu, kita juga harus menentukan prioritas biar nantinya nggak tabrakan misal ada hal yang bertabrakan, kita bisa memprioritaskan salah satunya,” jelasnya. Kuliah Online, Sudahkah Maksimal?
Menurut Reinaldo, ia rasa lebih banyak kegiatan yang tidak maksimal dilaksanakan secara online di masa pandemi ini, karena ada beberapa kegiatan yang pada dasarnya memang memerlukan kehadiran partisipannya secara fisik. Seperti misalnya: kegiatan-kegiatan festival yang meriah akan sulit didapatkan jika dilaksanakan secara online karena euforia acara tersebut tidak tersampaikan. Selain itu, rapat-rapat yang seharusnya dilaksanakan dengan serius juga terkendala karena sinyal yang bisa terganggu, atau bahkan peserta rapat justru sibuk mengerjakan urusannya masingmasing karena berada di tempat yang berbeda-beda. Sejalan dengan Reinaldo, Anissa juga merasa tidak semua bisa maksimal. Misal
dok. Pribadi
pengalaman. Makanya aku tertarik buat ikut organisasi. Kenapa tertarik? karena biar kita kuliah nggak cuma yang ikut akademik doang, karena sebenarnya organisasi banyak manfaat dan pembelajaran yang bisa diambil. Kita juga bisa memperluas relasi,” jelasnya.
Agusman Reinaldo Butarbutar Mahasiswa FEB 2020
Erlangga 17 | Volume Edisi Agustus Erlangga 17 | Volume3 Edisi2 Oktober 2017 2021
14
kuliah tidak bisa maksimal karena tidak ada yang nge-push, seperti inisiatif untuk belajar sendiri dan tantangan untuk belajar saat online seperti ini. Jadi bisa terlalu terlena sama pleasure time dan juga kadang ada rasa menggampangkan karena pandemi atau karena kuliahnya secara online. “Nah, mungkin di situ sih, mengapa nggak maksimalnya karena kita terlalu terlena dengan waktu yang ada, kan kalau ada banyak waktu luang itu harusnya lebih produktif tapi di sini kita ngerasain malas. Kadang malasnya itu buat ngebuat semuanya kurang maksimal dan justru ini sebenarnya karena banyaknya waktu luang yang ada dan juga bosan mau ngapangapain atau ngerasa ‘ah capek mau ngapangapain’, itu sih apalagi di rumah terus gitu kan, mungkin nuansanya kayak mager,” tambahnya. Sulit jadi Mahasiswa saat Pandemi?
15
“Tentu ada kesulitan karena banyaknya keterbatasan, terutama dalam hal jarak dan interaksi,” jelas Reinaldo. Sementara Anissa juga merasakan hal yang sama. Terbiasa melakukan kegiatan secara tatap muka menjadikan salah satu kesulitan ketika dihadapkan dengan pembelajaran secara daring. Pasalnya, penjelasan materi melalui daring menyebabkan susahnya memahami dan juga beberapa orang selama pembelajaran harus mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. Sehingga tidak bisa fokus untuk memahami pembelajaran. “Terutama kesulitan untuk mencerna semua materi dan disini kita juga kesulitan untuk fokus, karena kita belajarnya dari rumah bisa disambi-sambi dan juga nggak bisa benar-benar fokus secara maksimal kayak kita waktu belajar tatap muka gitu. Jadi yang ilmu yang didapat kurang maksimal, terus selain itu juga untuk sosialisasi ini
dan juga relasi. Nah, di sini karena kalau online itu tuh bingung juga untuk memulai atau menambah relasinya karena banyak keterbatasan,” jelas Anissa. Harapan ke Depannya
“Seluruh kegiatan bisa dipersiapkan dengan lebih baik lagi dan memanfaatkan media yang ada dengan maksimal, terutama dalam pembelajaran. Sementara untuk hal-hal lainnya, seperti misalnya kegiatan-kegiatan yang sudah rutin dilakukan sebelum pandemi, ada baiknya jika disaring lagi dan tidak perlu memaksakan kegiatan yang memang tidak bisa dilaksanakan secara maksimal di masa pandemi seperti ini,” ungkap Reinaldo. “Selain itu, saya harap semua orang memiliki empati yang lebih lagi karena salah satu masalah terbesar dalam pelaksanaan kegiatan yang serba online ini adalah penentuan waktu kegiatan. tidak jarang ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan di waktu-waktu yang seharusnya menjadi waktu pribadi, seperti misalnya malam hari dan akhir minggu. Kurangnya empati, menurut saya adalah salah satu penyebabnya,” tambahnya. Anissa juga mengungkapkan agar pelaksanaan vaksin segera selesai dan kegiatan perkuliahan bisa kembali membaik seperti dulu. “Setelah itu, kalau misalnya sudah hybrid mungkin bisa memaksimalkan fasilitas yang ada dan juga lebih menekankan kepada pemaparan dari dosen mungkin bisa lebih memotivasi atau lebih nge-push mahasiswanya. Lalu untuk kegiatan yang lainnya itu menurut aku biar lebih efektif bisa misal kayak yang udah di Tembalang atau di Semarang bisa melakukan rapat ataupun bonding secara offline biar bisa saling mengenalnya itu nggak hanya melalui daring atau sosmed aja,” tutupnya. (lth)
Erlangga 17 | Volume 23 Edisi Agustus Oktober2021 2017
15
RESENSI FILM
dok. wikipedia
Judul Sutradara Produser Penulis Skenario Durasi Peresensi
Film Ali & Ratu-Ratu Queens dibuat berdasarkan pengalaman produser Muhammad Zaidy yang biasa disapa Eddy. Pada awal 2015, ia sempat tinggal di New York, Amerika Serikat, tepatnya di apartemen yang terletak di daerah Queens. Saat itu, Queens dipenuhi banyak imigran dari berbagai negara, termasuk dari Indonesia. Eddy bertemu dengan banyak orang yang berbeda kehidupan, termasuk empat wanita berusia 40-an yang unik. Pengalaman itu kemudian ia diskusikan dengan Gina S. Noer dan Lucky Kuswandi untuk mematangkan cerita dari Ali & RatuRatu Queens. Film ini dibintangi oleh Ali (Iqbaal Ramadhan), Party (Nirina Zubir), Biyah (Asri Welas), Ance (Tika Panggabean), Chinta (Happy Salma), Eva (Aurora Ribero), Mia/ibu Ali (Marissa Anita), dan Hasan/ ayah Ali (Ibnu Jamil).
16
Ali & Ratu-Ratu Queens menceritakan Ali, remaja 17 tahun yang mencari ibu kandungnya. Berlatar di Jakarta dan New York, cerita bermula ketika Ali (Iqbaal Ramadhan) menyampaikan rencananya
: Ali & Ratu-Ratu Queens : Lucky Kuswandi : Muhammad Zaidy dan Meiske Taurisia : Gina S. Noer : 100 Menit : Siti Choiriyah
pergi ke New York untuk mencari ibunya di acara syukuran keluarga besarnya. Meskipun tidak diperbolehkan, Ali tetap memutuskan pergi ke New York setelah mengetahui beberapa kebohongan yang dilakukan oleh ayah dan keluarganya. Berbekal uang dari hasil penyewaan rumah, Ali terbang menuju New York untuk menemukan tekateki hidupnya yang rumpang. Setibanya di New York, Ali langsung menuju alamat yang tertera di surat pemberian ibunya. Namun, yang ditemuinya adalah empat wanita imigran Indonesia yang dikenalkan sebagai Ratu-Ratu Queens. Keempatnya memiliki mimpi tersendiri di New York, tetapi keberuntungan belum bersama mereka. Ada Party yang merupakan seorang janitor, Biyah yang tidak jelas pekerjaannya, Ance yang hanya seorang ibu tunggal, dan Chinta seorang terapi pijat. Ratu-Ratu Queens tersebut mengizinkan Ali tinggal di apartemen dan berjanji akan membantu Ali menemukan ibunya. Sambil mencari ibu kandungnya, Ali mulai menjalin hubungan yang hangat dengan Ratu-Ratu Queens. Selain itu, Ali jatuh cinta pada Eva, anak semata wayang Ance, yang membuatnya lebih mengenal keajaiban New York. Setelah berhasil menemukan Mia, ibunya, Ali justru mendapati bahwa Mia tidak menginginkan kehadirannya karena Mia sudah menikah dengan orang Amerika dan memiliki dua orang anak. Hal ini membuat Ratu-Ratu Queens murka, mereka menyayangkan perlakuan Mia pada Ali. Setelah beberapa waktu, akhirnya Ali
Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Agustus 2021
RESENSI FILM berhasil menghabiskan waktu dengan Mia. Alih-alih menjadi titik balik hubungan ibu dan anak, Ali harus menerima kenyataan bahwa Mia lebih memilih keluarga barunya di New York dan menyuruh Ali kembali ke Indonesia. Dari sini, kehidupan Ali bersama Eva dan Ratu-Ratu Queens berada dalam satu harmoni. Ali memutuskan untuk mengadu nasib dan berkuliah di New York daripada pulang ke Indonesia.
Namun, di balik ceritanya yang mengesankan, film ini memiliki beberapa kelemahan. Seperti adanya banyak cabang cerita tetapi tidak ditemukan akhir jawabannya, sehingga cerita yang ada dijadikan semakin menggantung. Contohnya ketika Mia membicarakan Ali pada suami barunya di New York, kita tidak mengetahui apa dan bagaimana hasilnya. Arah hubungan Eva dan Ali yang menggantung, hingga tidak adanya penjelasan mengenai sebab kebohongan yang dilakukan Hasan. Beberapa premis yang dihadirkan dengan tujuan variasi cerita justru menjadi sebuah bumerang karena tidak adanya penjelasan dari premis tersebut. Lain lagi, jika ada sekuel yang menjadi lanjutan dari serial pertama, mungkin bagian yang belum terselesaikan dapat diberi toleransi. Namun, jika hanya ada bagian ini tanpa ada kelanjutannya, tentu saja menjadi hal yang sangat disayangkan. Kemudian, dari segi kualitas komedi yang berusaha dihadirkan, terasa berseberangan antara jokes tekstual Bayu Skak dengan lelucon spontan khas Asri Welas. Lelucon yang berusaha dihadirkan Bayu kurang menyatu dalam film karena memang tidak sesuai dengan ranah yang biasa dihadapinya. (lth)
dok.Google
Kelebihan dari film ini adalah hadirnya aktris lawakan yang diplot sebagai pemeran utama. Di tengah maraknya pemeran remaja di film Indonesia, karya ini justru memilih opsi sebaliknya. Akting Marissa Anita sebagai Mia di film ini memang sangat mengagumkan, rautnya selalu di garis batas, menyimpan asa kebaikan sambil menutupi kesalahan. Visualisasi modern dari visual artist, Pinot, juga menjadi daya tarik tersendiri. Penggambaran keahlian Ali dalam menggambar, memotret, dan membuat sebuah video menyajikan proses penyajian visualisasi yang sejalan dengan keadaan New York. Film dengan tema konflik keluarga ini terbilang berhasil masuk ke dalam imajinasi penonton hingga banyak yang menangis terharu karena terbawa suasananya. Kehadiran Iqbaal dengan dua karakter kuat di film sebelumnya sebagai Dilan dan Mince ternyata masih mampu mengemas figur Ali sesuai dengan porsinya. Tentu saja, film ini sangat layak untuk dinikmati publik. Film ini dapat memberikan beberapa pelajaran berharga,
seperti banyak jalan menemukan keluarga, home is not a place, it’s a feeling, berani bermimpi dan memulai, jangan mudah memberikan label kepada seseorang, dan hidup tidak harus selalu direncanakan.
Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Agustus 2021
17
dok.Google
G EL IAT U SAH A
Locabite Burger Box: Memulai Bisnis dengan Eksekusi Peluang di Era Pandemi Oleh: Tarisa Rahmawati
Pandemi Covid-19 di Indonesia sejak Maret 2020 membawa banyak dampak negatif di berbagai bidang kehidupan dan salah satu bidang yang paling terdampak ialah bidang ekonomi. Banyak usaha yang sudah berdiri mengalami kemerosotan bahkan tutup. Namun, di sisi lain banyak pula orang yang justru mendirikan usaha di kala pandemi. Salah satunya usaha yang didirikan oleh Fauzan Uyun, seorang mahasiswa Ilmu Ekonomi 2018 Universitas Diponegoro. Ia bersama teman SMP-nya mendirikan usaha kuliner khususnya burger bernama Locabite Burger Box di kota asalnya, Medan. Usaha ini resmi buka secara operasional pada tanggal 4 November 2020 setelah dua bulan persiapan.
18
Melihat Peluang Motivasi awal Fauzan membangun usaha adalah ingin mandiri secara finansial dengan melakukan perputaran uang beasiswa yang didapatnya. Sedangkan motivasi memilih usaha burger karena ia melihat tren pasar burger lokal yang begitu tinggi di Pulau Jawa. “Faktor yang mendorong berdiri awalnya tadi dari diri sendiri ada dorongan finansial juga, kondisi finansial. Terus dorongan ngelihat pasar, tren juga karena mulai tahun lalu sebenernya tren burger itu udah cukup terbangun, cuma lumayan terbangun itu mulainya dari pulau Jawa. Adanya, munculnya brand lokal yang namanya Lawless Burger, Burger Frost, Flip Burger,
Erlangga 17 | Volume3 Edisi2 Oktober 2017 2021 Erlangga 17 | Volume Edisi Agustus
18
banyak, banyak lah burger lokal yang middle up class burger bisa menyaingi kayak McD, Burger King, dan lain-lainnya itu udah lumayan ada trennya terbentuk dari, di pulau Jawa dan mulai terbawa ke Sumatra, udah mulai terasa gitu atmosfernya trennya di Sumatra gitu, banyak orang-orang yang mengenal burger-burger kelas middle up kayak gitu, jadinya, aku mikir ini jadi peluang juga, gimana aku buat burger lokal yang dari Sumatra sendiri, dari kota asalku sendiri, dan aku bisa ngebawanya mungkin insyaallah go nasional, bisa ngebawa tren,” papar Fauzan saat diwawancarai pada tanggal 31 Juli 2021 lalu. Modal Seadanya
Fauzan tetap yakin mendirikan usahanya meski dengan modal seadanya. Modal finansial berasal dari dana pribadinya dan temannya, serta pinjaman dari luar. Tak hanya secara finansial, peralatan yang digunakan pun juga seadanya. Tempat yang ia gunakan pun hanya outlet kecil berbentuk replika kontainer berukuran 2m x 1,5m yang terletak di salah satu halaman rumah yang telah disewa.
Selain terkendala modal usaha, Fauzan juga terkendala akan sumber daya manusia dan pengalaman. Ia hanya bersama temannya, berdua, mengurus segalanya mulai dari produksi hingga menjual produk, dengan belum adanya pengalaman usaha di bidang kuliner dan pengalaman bill up system. Meski demikian, Fauzan mengaku menikmatinya dan belajar dari kesalahan-kesalahan yang dilaluinya. Kontrol Kualitas yang Utama
19
Meski terkendala berbagai hal, Fauzan tetap mengutamakan kontrol kualitas Locabite, baik segi produk dan pelayanan. Produk yang ditawarkan oleh Locabite khususnya ialah burger dengan daging ayam sapi dengan isian yang berbeda-beda; snack
berupa onion fries dan fried fries; minuman berupa fanta, coca cola, dan teh botol; paket combo yang merupakan produk paket; serta extras yang merupakan isian burger. Harganya seperti kebanyakan burger middle up class. Harga burger dan combo berada dikisaran Rp 20.000 - Rp 50.000, harga extras berada dikisaran kurang dari Rp 10.000, serta harga minuman dan snack berada dikisaran Rp 10.000 - Rp 15.000. Kualitas produk Locabite sendiri dibuktikan dengan sistem produksi burger secara process food artinya burger akan dimasak ketika ada pesanan dan membutuhkan waktu 10-15 menit/burger, sehingga tetap ada kandungan nutrisinya meski sedikit dan bukan termasuk junk food. Bahan-bahan yang digunakan pun masih fresh dan benarbenar dibuat sendiri, termasuk daging burger. Fauzan menjelaskan bahwa untuk produksi burger sendiri ada dua tahap prepare untuk menyiapkan daging, acar dan lainnya dalam seminggu dua kali, dan semuanya dibuat sendiri untuk mengontrol kualitas rasa.
Salah satu cara unik dari Locabite dalam kontrol kualitas adalah lebih menekankan pada isian yang pas yang nantinya juga menjadi signature bagi Locabite di kalangan pembeli. Timbal Balik Pelanggan
Kontrol kualitas Locabite pun berbuah manis. Awalnya, usaha ini ditargetkan bagi anak-anak muda, tetapi pada keberjalanannya Locabite mampu menggaet pelanggan dari berbagai kalangan mulai dari keluarga, orang-orang kantor, dan lainnya. Bahkan terpantau dari online order, Locabite memiliki pelanggan tetap. Selain itu, banyak pembeli yang merekomendasikan orang lain hingga membuat story IG terkait Locabite menjadi nilai plus bagi pemasaran Locabite. Fauzan sendiri menjelaskan terkait
Erlangga Erlangga 17 17 || Volume Volume 23 Edisi Edisi Agustus Oktober2021 2017
19 19
pemasaran, tidak ada strategi khusus karena banyaknya agenda lain. Ia biasanya melakukannya secara langsung kepada pembeli untuk follow instagram Locabite, upload ulang snapgram pembeli, serta memposting feed instagram Locabite untuk memperkenalkan Locabite, meski belum rutin memposting. Tips n Trick dalam Dunia Bisnis
Dalam keberjalanan Locabite, Fauzan menerapkan beberapa tips n trick. Perubahan kebijakan terkait Covid-19 mengubah pola pembelian dari pembeli. Ia mengatasinya dengan cara menambah pembelian secara online serta menambah jumlah hari operasional. Selain itu, untuk keperluan penambahan profit sendiri, ia membuat target bulanan jumlah burger yang harus terjual, menaikkan harga produk karena dirasa ada salah perhitungan harga di awal, fokus menaikkan penjualan dan menekan beban produksi, serta menjaga kualitas produk dan pelayanan. Beberapa tips n trick itu membawa dampak baik bagi profit Locabite yang naik di tiap bulannya. Bahkan meski di masa pandemi dengan kebijakan yang banyak berubah, Locabite dirasa tidak begitu terdampak serta tidak mengalami penurunan.
artinya Locabite dapat bertindak sebagai supplier. Selain itu, ia berharap Locabite dapat berkembang dengan beberapa revenue channel sebagai supplier seperti sebagai butcher. Semangat untuk Kawula Muda
Pada sesi terakhir wawancara, Fauzan memberikan semangat untuk wirausahawan muda yang akan membuka usaha di tengah pandemi Covid-19 ini. Ia menyampaikan agar berani melakukan sesuatu dan berani mengambil resiko dalam artian merintis usaha, meski di tengah pandemi. Ia juga mengingatkan akan adanya perhitungan yang baik.
Fauzan juga berpesan agar bermental kuat dalam merintis usaha, tidak terlalu putus asa dalam menghadapi kesulitan, serta bersiap-siap untuk lingkaran kehidupan yang memang akan terus berputar. Harus bersiap untuk ke atas ketika di bawah dan harus bersiap ke bawah ketika di atas. Terakhir ia jug amengungkapkan agar terus berinovasi karena usaha itu bukan hanya untuk jangka pendek, tetapi juga jangka panjang, serta inovasi diperlukan untuk menghadapi perubahan. (lth)
Rencana dan Harapan
20
Ia juga berharap Locabite akan terus berkembang, usaha yang awalnya B2C atau hanya sekedar menjual kepada pembeli dapat berkembang menjadi B2B, yang
dok. Pribadi
Untuk rencana kedepannya, Fauzan membeberkan rencana Launching outlet kedua Locabite di bulan September 2021 dengan menambah beberapa varian baru produk burger dan snack. Ia akan menambah beberapa varian isian dan daging dalam burger sehingga produk dasarnya adalah tetap burger secara umum.
Fauzan Uyun Founder Locabite Burger Box
Erlangga 17 | Volume Edisi Agustus Erlangga 17 | Volume3 Edisi2 Oktober 2017 2021
KOLOM SASTRA Pertanyaan
Oleh: Kanaya Sandra Hidup Setiap harinya Dipenuhi pertanyaan Yang sering kali entah apa jawabnya
Mulai dari Apa yang harus kulakukan hari ini? Makan apa hari ini? Pukul berapa aku bisa beristirahat?
Kapan aku bisa bertemu dengan teman-temanku? Kapan aku bisa memenuhi wishlist ku yang tidak bisa kulakukan dari rumah? Sampai kapan aku harus berbicara dengan laptop? Sekarang, siapakah yang bisa menjawab pertanyaanku?
Hingga Apa tujuan hidupku? Apakah aku sudah mempersiapkan masa depanku dengan baik? Bagaimana jika aku gagal? Terlebih di saat pandemi ini
Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Agustus 2021
21
KOLOM OPINI
dok.Pexels
Sampai Kapan Harus Kuliah Online? Oleh: Dhia Putri Librani Pada masa pandemi Covid-19 ini,
Kuliah online memiliki sisi positif dan
atau yang biasa disebut dengan kuliah
online ini kurang efektif untuk mereka
beberapa perguruan tinggi memilih untuk
melakukan kuliah dengan sistem daring online. Kebijakan ini dilakukan sebagai
upaya untuk mengantisipasi penyebaran virus corona dengan mengurangi kontak
dan mengurangi massa pada masa pandemi ini. Metode yang digunakan dalam sistem daring ini pun beragam, mulai dari chatting
via Whatsapp, facetime dengan Microsoft Teams, Webex, Zoom, Google Meet, dan lain-
lain. Pengalihan sistem belajar mengajar tersebut dinilai merupakan keputusan yang
22
paling tepat untuk masa pandemi saat ini.
negatif dari beberapa sudut pandang. Beberapa mahasiswa menilai sistem kuliah karena materi yang diberikan tidak terserap
dan terimplementasi dengan baik. Beberapa
kendala juga dirasakan oleh mahasiswa terkait dengan jaringan yang digunakan
untuk mengakses media kuliah online yang
digunakan. Kendala tersebut diantaranya, kuota yang cepat habis, daerah tempat
tinggal mereka yang sulit untuk mengakses sinyal, dan lain lain. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut,
universitas memberikan bantuan
Erlangga 17 | Volume Edisi Agustus Erlangga 17 | Volume3 Edisi2 Oktober 2017 2021
beberapa
22
kepada
mahasiswanya
berupa
kuota
berakhirnya. Seperti yang kita tahu bahwa
bentuk uang tunai. Selain itu, ada juga
terus berlanjut sampai waktu yang belum
internet tiap bulan yang diberikan langsung
berupa paket internet maupun dalam universitas yang memberikan keringanan
kepada mahasiswanya dengan memberikan
potongan pada biaya kuliah yang harus dibayarkan tiap semester.
Selain kendala untuk mengakses media pembelajaran, masalah lain yang timbul
yaitu pemberian tugas yang sangat banyak
untuk mahasiswa. Tugas yang diberikan pun seakan hanya formalitas semata, tugas
diberikan, dikumpulkan, lalu diberikan tugas kembali. Mahasiswa seakan-akan
dianggap sudah menguasai semua materi. Pemberian tugas yang terlalu banyak
juga memforsir mahasiswa untuk terus menatap layar laptop maupun handphone selama berjam-jam. Seperti kita ketahui, terlalu lama menatap layar gawai akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan mata. Tugas yang menumpuk pun akan membuat mahasiswa kekurangan waktu
untuk istirahat sehingga jam tidurnya menjadi berantakan dan kurang dari jumlah
ideal yang seharusnya. Jika kondisi tersebut terjadi secara terus menerus, dikhawatirkan akan memberikan dampak yang buruk bagi
kesehatan mahasiswa. Kondisi tersebut
dapat juga terjadi pada tenaga pendidik ataupun dosen.
Kondisi pandemi Covid-19 yang ada ini
23
tidak bisa diprediksi dengan mudah kapan
kita telah melalui kondisi yang disebut new normal ini sejak awal tahun 2020 dan akan ditentukan. Sebagian besar mahasiswa merasa lelah dengan situasi tersebut, belum lagi para mahasiswa baru yang sejak awal
masuk langsung kuliah dengan sistem daring. Semua dilakukan universitas dengan sistem daring, mulai dari pendaftaran online, daftar ulang, dan masa orientasi mahasiswa baru pun dilakukan secara
virtual. Angka kasus Covid-19 yang mulai menurun dan bisa terkendali pada awal
tahun 2021 memberikan harapan bagi
sebagian mahasiswa untuk dapat segera menikmati kuliah dengan cara tatap muka.
Namun, harapan tersebut akhirnya pupus
ketika gelombang kedua lonjakan kasus Covid-19 kembali meningkat setelah Hari Raya Idul Fitri atau di pertengahan bulan Mei 2021.
Pada akhirnya rencana kuliah tatap muka pun
hanya menjadi sebuah wacana, dan akhirnya banyak universitas yang memutuskan untuk
menerapkan sistem perkuliahan online
kembali untuk semester gasal 2021/2022 ini. Lalu muncul pertanyaan sampai kapan
kita harus melaksanakan kuliah dengan cara daring ini? Apakah sampai satu tahun
ke depan? Dua tahun ke depan? Atau malah
sampai empat tahun? Kita di sini tidak ada yang tahu jawaban pasti dari pertanyaan
tersebut, yang dapat kita lakukan adalah mengusahakan yang terbaik agar pandemi
Erlangga 1717 | Volume 2 Edisi Agustus 2021 Erlangga | Volume 3 Edisi Oktober 2017
23
Covid-19 ini segera dapat diakhiri. Karena
7-8 jam sehari, makan secara teratur dengan
Semua pihak dari berbagai sektor juga
stress, mengurangi konsumsi makanan
dalam situasi seperti ini, bukan hanya dari sektor pendidikan saja yang dirugikan.
merasa dirugikan oleh Covid-19 ini. Di saat-saat seperti ini memang kuliah online adalah cara paling efektif untuk mencegah penyebaran
virus
agar
tidak
meluas,
meskipun jika ditelaah lebih jauh kuliah
online juga memiliki dampak yang negatif. Untuk itu kita perlu memahami situasi yang
sedang terjadi ini, mau tidak mau, kita harus belajar dengan cara seperti itu.
Semoga kedepannya terdapat cara yang
mungkin lebih efektif lagi untuk diterapkan dalam sistem perkuliahan yang tidak
gizi seimbang (buah, sayur, ikan), perbanyak minum air putih, melakukan olahraga, kelola instan, hindari begadang, konsumsi vitamin D dan juga vitamin C. Jadi, jangan lupa
lakukan vaksinasi, patuhi protokol 6M dan terapkan pola hidup sehat untuk kebaikan
diri, keluarga, dan orang-orang di sekitar kita. Semakin kita patuh melaksanakan ketiga hal tersebut semakin cepat pula
Covid-19 ini tertangani. Jika pandemi Covid-19 ini dapat ditangani dengan baik,
kesempatan kita untuk kuliah dengan cara tatap muka juga semakin dekat. (lth)
merugikan berbagai pihak yang terlibat
dalam jalannya sistem kuliah ini. Langkah tepat yang dapat kita lakukan saat ini yaitu
dengan tanpa menunda vaksinasi dan melakukan vaksin secepatnya tanpa harus memilih-milih
jenis
vaksinnya.
Vaksin
Covid-19 jenis apapun akan menghindarkan
dok.Edents
kita dari gejala berat saat terinfeksi oleh virus Covid-19. Selain itu, tetap mematuhi
protokol kesehatan juga sangatlah penting. Terus terapkan protokol 6M, yaitu memakai
masker, menjaga jarak, mencuci tangan, membatasi mobilitas, menjauhi kerumunan, dan menghindari makan bersama.
*) Penulis merupakan Pemimpin Divisi Marcom LPM Edents
Selain kedua hal mendasar tersebut, kita
juga harus menerapkan pola hidup sehat untuk menjaga imun tubuh. Kebiasaan sehat
24
yang harus dipertahankan terdiri dari tidur
Erlangga 17 | Volume Edisi Agustus Erlangga 17 | Volume3 Edisi2 Oktober 2017 2021
24
25
Erlangga17 17| |Volume Volume31Edisi EdisiOktober Maret 2021 Erlangga 2017
Erlangga 17 | Volume3 Edisi Oktober 2017
26
27
Erlangga 17 | Volume 3 Edisi Oktober 2017