Buletin Erlangga 17 Edisi September 2020

Page 1


Dari Redaksi Dari Redaksi

DITERBITKAN OLEH :

Selama masa perkuliahan daring, mahasiswa sudah tidak asing lagi jika mendengar acara webinar dan pelatihan online. Saat ini banyak sekali institusi maupun organisasi yang mengadakan acara seminar daring (webinar) dan pelatihan daring. Dengan diadakannya kegiatan tersebut pada platform online, mahasiswa yang sedang berada di wilayah yang berbeda dapat turut berpartisipasi. Selain untuk mengisi waktu luang, mahasiswa juga dapat mengikuti kegiatan tersebut untuk menambah ilmu dan mengasah keterampilannya. Pada laporan utama satu, kami membahas mengenai webinar yang menggantikan seminar tatap muka selama adanya pandemi. Setelah itu, pada laporan utama dua turut dibahas mengenai pelatihan online yang diadakan selama pandemi. Pada kedua laporan utama tersebut, kami mengulik tentang tren webinar dan pelatihan online di kala pandemi, tantangan, serta efektivitas kegiatannya.

Selain laporan utama, Buletin Edents Volume 3 Edisi September 2020 ini juga menyajikan berbagai rubrik pendamping seperti Tea Time, Polling, Review Film, Kolom Pemimpin, Kolom Sastra, Geliat Usaha, dan Teka-Teki Silang. Akhir kata, kami dari redaksi memohon maaf apabila ada kesalahan dan kekeliruan dalam penulisan. Kritik dan saran selalu kami harapkan dari para pembaca. Selamat membaca!

BULETIN ERLANGGA 17 Lembaga Pers Mahasiswa Edents

Pemimpin Umum: Bayu Teguh Imani

Pemimpin Redaksi: Amadea Arum Diani

Redaktur Pelaksana Buletin: Luthfia Rizqi Maulida Pemimpin Artistik: Kurnia Wulandari

Layouter dan Ilustrator: Cahyani Sulistyaning Wulandari Reporter:

Rizqy Dwi, Fitri Widyaningrum, Dewima Rima, Erva Hamidah,

Luthfia Rizqi, Shela Nur, Aisyah Yuliyanti, Wening Shafiyah, Dwi Ratna Silviani, Kurnia Wulandari, dan Rio Dwi.

Sirkulasi dan Pendanaan: Winnarti

Erlangga 17 | Volume 3 Edisi September 2020 Erlangga 17 | Volume 1 Edisi April 2017


Daftar Isi 1

Tea Time with

Amanda Margareth

LAPORAN UTAMA: Web Seminar Solusi Terbaik di Kala Pandemi

6

polling: Maraknya Seminar dan Pelatihan Online di Tengah Pandemi

LAPORAN UTAMA:

Pelatihan Online, Alternatif Baru di Kala Pandemi COVID-19

11

8

RESENSI FILM: Classic Again

KOLOM SASTRA: Penyair Gila dan Kekasihnya

14

3

13

kolom pemimpin: Pandemi dan Percepatan Reformasi Digital yang Tak Diekspektasikan

TEKA-TEKI SILANG

Erlangga 171717 | Volume 3 1Edisi September 2020 Erlangga | Volume Maret Erlangga | Volume 1Edisi Edisi April 2020 2017

15


Tea Time with Amanda Margareth Oleh : Shela Nur Fajriya

Sebenarnya, ikut Pilmapres baik di tingkat Undip maupun Nasional ini ada di list rencana Anda dari awal masuk Undip atau tiba-tiba saja?

“Tiba-tiba banget karena sebenarnya aku cuma bantuin teman. Jadi, temanku itu satu bidang di himpunan sama aku, terus akhirnya karena proker dia itu Mawapres dan di jurusanku itu jarang banget antusiasnya tentang Mawapres, akhirnya dia minta tolong aku. Terus akhirnya aku ikut itu. Jadi, at first point aku benar-benar nggak tau Mawapres itu apa dan ngapain aja, itu nggak tau, pokoknya intinya cuma sekadar taunya kita cuma nge-list prestasi terus ditandingin di sana gitu.” Selama jadi maba sampai sekarang, apa prestasi yang paling membanggakan dan berkesan bagi Anda? “Ada dua sih, yang kalo grup itu aku ada namanya Ksatria Hydros. Itu grup yang kayak buat prototype kapal untuk dilombain di International Contest gitu, yang kemarin kita ke Perancis tahun 2018. Itu pengalaman paling gila sih dan pelajarannya banyak banget dari sana. Yang kedua, kalau untuk individual aku sendiri pribadi, aku bisa jadi pembicara di TedEx Talks itu benarbenar salah satu yang paling berkesan juga, menurut aku paling life changing dan goal ku tuh sudah tercapai di sana kayak gitu.”

Saat ini Anda sedang persiapan di babak final Pilmapres Nasional mewakili Undip. Adakah persiapan khusus atau persiapan yang lebih serius daripada di Pilmapres Undip kemarin?

1

dok. Pribadi

Amanda Margareth Inganta Sebayang merupakan mahasiswa Departemen Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro angkatan 2017. Ia berhasil meraih Juara Utama di Pemilihan Mahasiswa Berprestasi UNDIP Tingkat Sarjana tahun 2020. Selain itu, ia juga seorang penulis, fotografer, YouTuber, dan memiliki podcast di Spotify, serta CEO di platform kesehatan mental Talk Now.

“Nggak sih, statusnya sama. Menurut aku, intensitas sama phasenya itu sama. Jadi, kayak ya, serius ya serius banget. Cuma kan kalo di Pilmapres Nasional kan memang tahapnya ada tiga gitu ya. Jadinya nggak yang langsung kayak kemarin sekali doang dan habis itu selesai gitu. Jadi lebih panjang lagi, cuma secara intensitas sama aja menurut aku.” Bagaimana cara membagi waktu saat persiapan babak final Pilmapres Nasional ini? Terlebih sekarang sudah masuk kuliah daring dan Anda pun punya tanggung jawab sebagai CEO di Talk Now. Boleh tolong diceritakan Talk Now ini platform seperti apa?

“Oh iya, Talk Now itu adalah tempat ini guys, jadi kalian itu curhat online gitu, yang isinya PFA (Psychological First Aid). Jadi, kayak orang-orang yang pengen curhat ke sana bisa. Anak-anak yang ada di dalamnya, kita manggilnya PFA Giver. Jadi, orang-orang yang bisa melayani curhat online kalian itu anak-anak Psikologi semua gitu. Intinya, Talk Now itu sebagai platform pemberi informasi mengenai kesehatan mental.

Nah, kalau cara pembagian waktu sih sebenarnya sudah sering aku bahas di manamana juga. Aku punya hal yang sangat strict sama time management, jadi kayak skala prioritas, time table. Aku ngapa-ngapain itu selalu harus ada setiap hari, supaya aku nggak miss apapun itu. Nah, itu termasuk juga kayak aktivitasku, kayak misalnya bersih-bersih kamar lah. Terus kayak ambil laundry, mandi,

Erlangga 17 | Volume 3 Edisi September 2020


makan, itu semua masuk ke sana gitu. Jadi, menurut aku, itu yang paling bisa masukin aku ke dalam suatu hal yang lebih teratur gitu kalau misalkan dalam pembagian waktu.” Seberapa optimis untuk Pilmapres Nasional?

menang

di

“Wah, saya sangat pesimis teman-teman hahaha. Karena saya tidak, aku nggak pernah merasa pantas untuk bisa berdiri di posisi sekarang gitu. Jadi, kalau ditanya seberapa optimis sih, sebenarnya aku nggak merasa optimis sama sekali.” Saat Pilmapres Undip kemarin dan juga Pilmapres Nasional sekarang, bagaimana dukungan dari orang-orang sekitar?

“Teman dan jurusan sih sangat luar biasa ya. Terutama teman dan dosen-dosen di Perkapalan itu sangat apresiatif dan suportif terhadap apa yang sekarang aku sedang rangkai gitu. Keluarga, oke lah. Tapi aku nggak, mungkin karena aku tidak terlalu maparin di mana-mana. Jadi, kayak nggak terinformasikan juga ke mereka gitu. Jadi, yang paling besar sekarang sih dari teman-teman sama jurusan biasanya.” Value apa yang baru didapatkan dari ikut kompetisi baik di lingkup Undip dan Nasional?

“Banyak sih. Time management itu salah satunya ya teman-teman, dan menurut aku manajemen diri sih sebenernya. Manajemen diri adalah value yang terbesar yang bisa aku dapat di sini, karena kita ikut hal-hal seperti ini ya kita harus bisa menyeimbangkan hal ini dengan proyek-proyek dan kesibukan kita yang lain. Terutama kalau misalnya kita memang bekerja di luar kuliah gitu kan. Jadi itu sih, paling manajemen diri yang paling aku hargain disini, dan cara kita bisa mencintai diri kita sendiri. Karena kebanyakan ada hambatan-hambatan yang biasanya terjadi itu, kalo itu kejadian, kita harus tau seperti apa kita harus bertindak kepada diri kita sendiri kan, dan itulah yang aku pelajari besar banget di sini gitu.” Adakah kendala yang Kakak alami saat Pilmapres Undip kemarin atau bahkan di Pilmapres Nasional?

“Kendala ya, kendala paling mindset kali ya. Pesimistik dan aku tuh tipe owl nighter gitu,

yang kayak benar-benar kalau sekalinya ada sesuatu yang urgent aku nggak bakal stop kerja sampai terus-terusan kerja yang nggak ada istirahat sama sekali, dan menurut aku itu hal yang buruk gitu. Karena aku tidak bisa, melakukan kebanyakan hal spontan itu susah buat aku, aku harus semuanya terencana dan pada akhirnya bisa terlaksana gitu. Jadi, cara aku mengatasi kendala seperti itu ya, memperbaiki time management-ku sebaikbaiknya, dan masukin waktu untuk istirahat di dalam time management-ku gitu.” Bagaimana cara melepas penat sejenak di sela-sela hectic-nya persiapan Pilmapres?

“Banyak sih sebenarnya kalau aku. Nonton film satu aja gitu, Netflix, menurut aku sudah termasuk pelepasan penat gitu. Nonton film, nulis esai, nulis apapun deh, karena aku juga suka nulis. Nulis puisi, baca buku, melukis, itu yang menurut aku salah satunya gitu, untuk melepas penat.” Tips dan pesan buat adik-adik mahasiswa yang sedang ambis berprestasi?

“Silakan teman-teman, tapi ingat. Kalian bertindak minimal untuk diri sendiri dan maksimal untuk orang lain. Kalau misalkan kalian cuma pengen pamer untuk diri kalian sendiri, berarti itu bukan berarti apa-apa, karena sudah terlalu banyak keegoisan manusia di saat ini. Makanya, dunia itu lagi ngingetin kita untuk peduli satu sama lain. Jadi, jangan kehilangan nilai itu.”

Setelah semua kegiatan yang dijalani, adakah rencana ke depan yang ingin Anda realisasikan? “Aku pengen banget dari dulu kerja di NGO, apapun itu. Kayak aku pengen kerja di WWF, di UNICEF, dan lain lain. Semoga bisa, semoga aku bisa kerja di tempat seperti itu dan bisa melaksanankan love language aku terhadap orang lain, gitu. Kayak special service kan, jadi kayak gitu.”

Adakah niatan lagi untuk rilis buku dan lebih produktif di kanal Youtube ataupun podcast?

“Ada banget, sangat ada. Cuma karena aku tahun ini targetnya lulus dulu, ya mungkin habis itu nanti aku bisa pikirin lebih lanjut seperti apa aku bisa ngerangkainya gitu.” (amd)

Erlangga 17 | Volume 3 Edisi September 2020

2


LAPORAN UTAMA

Web Seminar Solusi Terbaik di Kala Pandemi

dok. pinterest.com

Oleh : Fitri dan Rizqy

Mewabahnya COVID-19 di tanah air nyatanya membawa dampak yang cukup signifikan pada semua bidang. Salah satunya adalah bidang pendidikan yang utamanya dirasakan oleh seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Pelaksanaan pembelajaran dan semua kegiatan kampus yang semula dilaksanakan secara tatap muka, kini mau tidak mau harus diganti dengan sistem online. Kegiatan organisasi kemahasiswaan juga tidak dapat terhindar dari efek pandemi. Beberapa kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) atau organisasi yang semula sudah dijadwalkan terpaksa harus tertunda, diubah konsepnya, dan digantikan dengan kegiatan melalui media virtual. Hal tersebutlah yang menjadi alasan munculnya webinar. Webinar adalah singkatan dari web seminar, yaitu seminar yang dilakukan melalui situs web atau aplikasi berbasis internet. Tren Baru di Masa Pandemi Sejak diberlakukannya kuliah secara daring, webinar seakan menjadi pilihan terbaik untuk melanjutkan segala rencana pelaksanaan seminar sebuah UKM yang tertunda. Sehingga tak heran apabila webinar menjadi sebuah tren

3

dikala pandemi ini. Selain itu, ada beberapa kelebihan webinar dibandingkan seminar secara offline, hal tersebut juga penyebab webinar menjadi populer. Pertama, efisiensi waktu. Jika biasanya peserta​ seminar diharuskan datang ke tempat seminar itu diadakan berbeda dengan webinar hanya memerlukan koneksi internet. Peserta bisa langsung mengikuti acara tersebut melalui laptop atau gawai mereka masing-masing tanpa harus keluar rumah. Kedua, hemat tenaga. Hal ini sangat dirasakan terutama oleh panitia acara seminar itu sendiri, mereka tidak perlu menentukan lokasi dimana seminar akan dilaksanakan dan tidak perlu bersusah payah mendekorasi ruangan seperti layaknya kegiataan persiapan pada seminar offline. Sebagaimana webinar, tempat pelaksanaannya cukup menggunakan platform saja.

Selanjutnya, ketiga yaitu jangkauan pesertanya juga lebih luas dalam artian tidak hanya antar kota, webinar juga mampu menjangkau antar negara. “Terus kan biasanya kalau seminar secara offline, kita kan juga harus datang di tempat

Erlangga 17 | Volume Edisi September 2020


pelaksanaannya dan pesertanya juga hanya sekitaran kota itu, kalau webinar ini bisa mencakup lebih luas jangkauannya buat pesertanya,� ujar Haydan Rohman, ketua pelaksana webinar ILF KSHI. Keempat, dari segi anggaran. Dalam menyelenggarakan webinar, anggaran yang dikeluarkan relatif murah dibandingkan seminar offline. Sebagai contoh dalam seminar offline panitia harus menyediakan anggaran terkait sewa tempat, dekorasi, konsumsi, dan lain sebagainya. Kelima, peserta lebih interaktif, karena tidak semua peserta seminar adalah tipe peserta yang memiliki keberanian dan kepercayaaan diri yang lebih untuk bertanya pada saat sesi tanya jawab. Justru kebanyakan dari mereka adalah tipe yang pemalu, sedangkan saat webinar, hal tersebut dapat terhindarkan dan peserta yang bertanya menjadi semakin banyak dan seminar pun semakin interaktif. Karena biasanya pada saat webinar, peserta yang ingin bertanya tinggal menulis pertanyaan mereka pada room chat. Webinar Gratis vs Webinar Berbayar

Hampir setiap hari masyarakat selama pandemi mendapatkan informasi mengenai jadwal webinar mulai dari yang gratis hingga berbayar. Fakta mengejutkan datang mengenai webinar berbayar lebih diminati masyarakat dibandingkan webinar gratis. Hal tersebut berdasarkan survei yang dilakukan oleh Imogen Communications Institute (ICI) dari seratus orang responden di seluruh Indonesia pada Mei 2020, hasilnya 56% responden menyatakan tertarik mengikuti webinar berbayar. Sementara itu, 44% responden lainnya lebih memilih mengikuti webinar gratis. Principal ICI dan Managing Director Imogen PR, Jojo S Nugroho mengungkapkan bahwa responden rela mengeluarkan uang untuk mengikuti webinar berbayar sesuai dengan kemampuan ekonominya dan kebutuhan mereka masing-masing. Perbedaan juga tampak jelas pada webinar berbayar sebagian besar mengadakan pelatihan-pelatihan yang dikhususkan untuk

peserta, sedangkan webinar gratis tidak ada. Memilih

Platform

yang

Tepat

Berbeda dengan seminar offline yang diadakan secara tatap muka, webinar pada umumnya memanfaatkan aplikasi video conference atau lebih dikenal dengan istilah platform sebagai media untuk menggelar konferensi jarak jauh. Selain menawarkan kemudahan lewat fitur user interface yang canggih, menjadikan keuntungan menggunakan aplikasi video conference ini memungkinkan setiap orang berinteraksi dengan lebih leluasa. Platform yang lazim digunakan di Indonesia diantaranya adalah Zoom, Google Meet, dan Microsoft Teams. Masing-masing platform tersebut tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dari segi fiturfitur atau daya tampung yang disediakan.

Misalnya aplikasi Zoom Cloud Meeting, aplikasi yang sedang hype dan banyak digunakan para pekerja kantoran maupun mahasiswa untuk video conference maupun meeting online. Zoom dapat digunakan secara gratis dan mampu menampung hingga lebih dari seratus peserta rapat dengan pembatasan durasi meeting online selama empat puluh menit. “Buat pertimbangan platformnya, kita lihat dari target pesertanya. Kalau pesertanya lebih dari seratus orang biasanya sih lebih enak pakai Zoom. Dan Zoom juga kan bisa unlimited buat waktunya cuma ya itu Zoom yang berbayar sih, dan juga biasanya kan webinar juga rata-rata pakai Zoom juga kan itu menjadi salah satu pertimbangan,� ucap Hadyan. Kemudian Google Meet, platform google yang sebelumnya bernama Google Hangouts ini juga mampu melakukan panggilan video. Keunggulannya, Google Meet terintregrasi langsung dengan google dan gmail, sehingga memudahkan akses bagi pengguna. Sama seperti Skype, Teams juga milik Microsoft hanya saja jangkauannya lebih banyak pengguna,

Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Mei 2020

4


bisa mencapai sepuluh ribu dalam sekali panggilan. Ini menjadikan salah satu solusi jika ingin melakukan live conference sekaligus.

Keefektifan Media Sosial Sebagai Promosi Webinar Panitia pelaksana seminar tentu mengharapkan seminar yang sudah disiapkan dapat berjalan lancar, hidup, dan interaktif. Ketiga komponen tersebut tentu berasal dari narasumber dan peserta. Pemilihan tema seminar dan pembicara adalah faktor penentunya. Tema yang diangkat tentu harus sesuai dengan kondisi yang sedang hangat dibicarakan masyarakat. Sedangkan pembicaranya adalah harus orang yang benarbenar kompeten di bidangnya. Agar materi yang disampaikan dapat tersampaikan dengan baik kepada audiens. “Pastinya pemilihan tema dan narasumber juga menjadi faktor penentu buat menarik peserta banyak yang daftar. Cuma kalau misal nggak diikuti promosi di sosial media juga sama aja nggak efektif. Jadi menurut aku tiga elemen itu memang harus dipadu-padankan tema, narasumber, sama promosi di sosmed, kalau ditinggalkan salah satu nggak bisa sih,� tuturnya lagi.

Dalam promosi webinar, instagram dianggap menjadi media sosial yang paling efektif, hal itu bukan tanpa alasan. Keunikan platform ini adalah dapat digunakan disamping untuk kepentingan pribadi, korporasi, maupun sebagai media promosi. Selain itu, instagram juga digunakan sebagai penyebar dan sumber informasi untuk kalangan tertentu dan juga karena pengguna instagram di Indonesia terus meroket. Menurut data yang dirilis Napolen Cat, pada periode Januari hingga Mei 2020 pengguna instagram menjapai 69,2 juta pengguna yang didominasi oleh kalangan melenial. Pandemi Tren

Berakhir, Webinar

Akankah Meredup?

Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa

5

webinar menjadi sebuah tren baru di tengah pandemi ini, dan seakan menjadi kebutuhan khayalak umum sejak adanya himbauan work from home dari pemerintah. Webinar ini juga melibatkan banyak kalangan, tidak hanya kalangan mahasiswa namun juga pejabat, pekerja kantoran, sampai pada kelompok kecil di unit kerja. Namun, permasalahan muncul jika suatu saat pandemi ini berakhir apakah tren webinar akan meredup. Seiring aktivitas keseharian berjalan normal kembali, yang mana orang sudah mulai memasuki kehidupan barunya secara perlahan akan kembali menuju situasi kehidupan lamanya. Tidak menutup kemungkinan pamor webinar akan meredup dikarenakan beberapa faktor diantaranya banyak peserta webinar yang mulai jenuh mengikuti webinar karena banyak topik dan narasumber yang sama antara webinar satu dengan lainnya. Kemudian, bertemu dan berdialog langsung menjadikan suasana kebatinan webinar memang sangat berbeda dengan hanya berdialog lewat dunia maya.

Mengutip dari Kompasiana, bahwa webinar memang memberikan manfaat tersendiri di era pandemi ini karena menjadi salah satu cara untuk tetap melaksanakan aktivitasnya. Namun, dengan semakin berjalannya waktu, pamor webinar ini sudah dipastikan akan semakin meredup. Demam webinar ini tampaknya hanya berlaku sesaat saja dan tidak langgeng menjadi tren baru dalam kehidupan new normal pasca pandemi Corona. Pada akhirnya dengan berjalannya waktu, hanya webinar yang benar-benar berkualitas saja yang akan bertahan di era new normal karena kebutuhan bukan hanya sekadar tren. “Menurut aku kalau semua udah balik normal nggak menutup kemungkinan seminar offline akan booming lagi sih walaupun seminar offline memang dari segi budgeting lebih memakan biaya. Tapi biasanya dari pihak kampus juga pengennya diadain secara offline mau nggak mau kita juga harus ngikutin maunya dari kampus juga kan,� kata Hadyan diakhir wawancaranya. (amd)

Erlangga 17 | Volume 3 Edisi Mei 2020


Erlangga 17 | Volume 2 Edisi Mei 2020

6


7

Erlangga 2020 2017 Erlangga1717| Volume | Volume2 3Edisi EdisiMei Oktober

6


LAPORAN UTAMA

Pelatihan Online, Alternatif Baru di Kala Pandemi COVID-19 Oleh: Dewima dan Erva

Pada bulan Maret lalu Presiden Jokowi mengumumkan kasus pertama positif COVID-19 di Indonesia. Sejak saat itu pemerintah mulai menerapkan beberapa kebijakan seperti Work from Home (WFH), Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan pembelajaran secara daring karena di era pandemi ini kegiatan yang mengumpulkan massa dilarang. Bahkan di era new normal pemerintah masih melarang dan meminta masyarakat untuk tetap patuh pada penerapan protokol kesehatan dan menerapkan physical distancing. Akibatnya, selama pandemi banyak kegiatan-kegiatan terpaksa diadakan secara online, salah satunya adalah pelatihan online. Pelatihan tersebut memanfaatkan berbagai macam platform seperti Google Meet, Zoom, maupun Microsoft Teams. Lalu apakah pelatihan online ini efektif? Dan akankah tetap menjadi tren jika pandemi berakhir? Maraknya Pelatihan Online

Saat ini istilah physical distancing sudah tidak asing lagi bagi masyarakat dunia, tidak terkecuali Indonesia. Hal ini merupakan dampak dari pandemi COVID-19 yang mulai menyebar tahun 2019 lalu. Sebagai upaya agar suatu acara tetap dapat dilangsungkan, sarana online menjadi alternatif pilihan yang memungkinkan untuk digunakan. Secara umum, hampir seluruh kegiatan yang mengharuskan pengumpulan massa dialihkan melalui pertemuan virtual, salah satunya adalah pelatihan online. Dapat dilihat di media sosial banyak sekali acara berbasis pelatihan online yang dibalut webinar. Kegiatan ini sebagian besar diselenggarakan

oleh organisasi-organisasi dari suatu kampus maupun organisasi eksternal yang memiliki acara rutin tahunan. Pelatihan online dirasa mampu untuk menggantikan acara offline. Sebagai sarana pendukung kegiatan ini pun dilakukan melalui aplikasi pertemuan daring yang tersedia di berbagai platform.

Tema yang disajikan juga sangat bervariasi dan tentunya bermanfaat. Seperti kegiatan yang diadakan oleh himpunan mahasiswa Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro dengan tajuk kelas prestasi essay “Menggapai Prestasi di Tengah Pandemi”. Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan topik atau tema pelatihan adalah isu apa saja yang sedang hangat dibicarakan antar mahasiswa atau mengapa mahasiswa melakukan sesuatu, atau hal apa yang bisa menjadi boomerang bagi mahasiswa itu sendiri yang membuat aktivitas mahasiswa terhalangi. “Itu merupakan pertimbangan dalam pemilihan topik atau tema pelatihan dan bisa juga melalui tema yang berbeda dengan pelatihan lainnya jadi mahasiswa lebih tertarik,” jelas Rosa Maria, ketua panitia penyelenggara acara tersebut. Di sisi lain kegiatan yang diadakan oleh Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri GDE Pudja Mataram dengan tajuk “Asiknya Belajar Asing Teori + Praktik”. Dalam memilih tema acara, Rieka, salah satu panitia penyelenggara acara mengatakan, “Pemilihan topik webinar tentunya disesuaikan dengan bidang penyelenggara namun juga disesuaikan dengan kondisi terkini dengan tujuan

Erlangga | VolumeEdisi 3 Edisi September Erlangga 1717 | Volume3 Oktober 2017 2020

8


menarik antusiasme untuk pendaftar.�

Perbedaan Mencolok antara Pelatihan Online dan Pelatihan Offline Melihat sarana dan proses berjalannya kegiatan terlihat dengan jelas bahwa pelatihan online dan pelatihan offline memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Baik dari segi persiapan sampai proses berlangsungnya acara. Ketika menyelenggarakan acara offline panitia tentu harus menyewa tempat, membeli konsumi, dan menyiapkan kebutuhan lain yang mendukung terselengaranya acara. Akan tetapi saat pelatihan online persiapannya tidak serumit saat offline dan panitia hanya menyiapkan beberapa hal. Seperti jaringan yang stabil, komputer atau laptop yang baik, serta listrik yang perlu dipastikan agar tetap menyala. Mengenai pelaksanaan hal ini dapat dikaitkan dengan jumlah peserta. Menurut Rosa Maria, selaku ketua penyelenggara pelatihan online dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip, ia menyatakan bahwa dari segi jumlah peserta lebih banyak pelatihan online dibandingkan pelatihan offline. Hal ini karena pelatihan online dinilai lebih fleksibel dibandingkan dengan pelatihan offline. Para peserta hanya perlu menyediakan laptop atau komputer dengan jaringan yang baik. Apabila dirasa kurang praktis, peserta dapat menggunakan smartphone sehingga mereka mengikuti pelatihan online melalui smartphone. Selain berkaitan dengan persiapan, pelatihan online juga memiliki kendala tersendiri. Rosa menjelaskan beberapa kendala yang dihadapi saat pelaksanaan pelatihan online, kendala pertama terletak pada jaringan sebab jaringan tidak bisa dikendalikan. Kendala kedua ialah sulitnya mencocokkan waktu luang antar panitia untuk mengadakan rapat dan hal

9

lain. Kendala ketiga ialah miss communication sebab keadaan online seperti ini jadi setiap informasi diinfokan secara online pula. “Jadi terkadang ada info yang tidak tersampaikan. Beda jika kita bertemu langsung, infonya dapat tersampaikan dan tidak ada misscom,� tegas Rosa Maria. Tidak jauh berbeda dengan Rosa, dalam wawancaranya melalui aplikasi pesan Rieka juga mengatakan “Kendala yang sering terjadi mungkin jaringan lelet sehingga secara audio visual terganggu, namun itu bisa diantisipasi degan kesiapan kuota jaringan internet. Pelatihan Online Bisa Dikatakan Efektif

Pelatihan secara online merupakan alternatif yang tepat untuk dilakukan saat ini. Rosa Maria mengatakan bahwa tujuan diselenggarakannya kelas prestasi ini yang pertama untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa terutama mahasiswa IESP untuk mengetahui bagaimana caranya membuat karya untuk diikutkan dalam sebuah kompetisi. Kedua menyediakan informasi untuk mahasiswa IESP agar nantinya bisa mengikuti kompetisi dengan baik dan benar. Ketiga yaitu meningkatkan wawasan baik untuk mahasiswa yang ingin ikut lomba atau mahasiswa yang ingin mengetahui informasi mengenai lomba tersebut. Sedangkan Rieka menyatakan bahwa tujuan webinar secara umum adalah untuk meningkatkan mutu civitas akademika dengan melaksanakan kegiatan seminar oleh unit-unit yang ada di kampus, dalam hal ini unit pengembangan bahasa, sehingga secara khusus tujuannya adalah peningkatan pengetahuan bahasa asing bagi civitas akademika. Rosa berpendapat bahwa pelatihan online dinilainya efektif. “Pada pelatihan online mahasiswa yang ikut bisa dikatakan lebih banyak karena bisa didengar di mana saja

Erlangga 17 | Volume 3 Edisi September 2020


asal mahasiswa tersebut memiliki jaringan yang baik. Semisal ada kendala, tidak bisa ikut, padahal ingin, dia bisa mendengar record yang ada,� ucap Rosa Maria. Selain itu dengan dilakukannya secara online jangkauan peserta bisa tidak terbatas satu kampus saja atau satu kota saja, tetapi bisa lebih meluas bahkan dapat diikuti peserta dari berbagai daerah. Sejalan dengan Rosa, Rieka juga berpendapat “Webinar baik secara offline maupun online tentunya efektif bagi yang memang mengikuti kegiatan dengan serius, namun dalam kegiatan secara online interaksi bisa tergabung dari mana saja, tidak hanya terbatas lingkup kampus maupun kota penyelenggara kegiatan.� Kelebihan Online

dan

Kekurangan

Pelatihan

Pelatihan online ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya yaitu dapat dikatakan pelatihan online ini fleksibel, dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja asal memiliki jaringan yang baik. Selain itu pelatihan online dapat menjangkau peserta lebih luas. Peserta yang mengikuti pelatihan online bisa berasal dari berbagai daerah. Selain itu pelatihan online ini dapat direkam sehingga apabila peserta merasa kurang

paham selama mengikuti pelatihan dapat membuka lagi materi pelatihan dari rekaman. Hal itu merupakan perbedaan yang signifikan antara pelatihan online dan pelatihan offline. Kemudian kekurangannya yaitu jaringan yang buruk. Hal itu merupakan sesuatu yang tidak bisa dikendalikan ataupun dihindari. Selain itu juga banyak peserta yang hanya ikut pelatihan demi mendapat e-certificate saja. Eksistensi Tren Pelatihan Online

Tren acara online muncul karena adanya pandemi. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa tren ini akan tetap eksis bahkan setelah pandemi berakhir. Rosa menilai pelatihan online dapat menjadi alternatif bila pelatihan offline tidak bisa dilakukan. Hal ini mengingat kelebihankelebihan yang ada pada pelatihan online. Akan tetapi, menurut Rieka Mataram “Tren webinar online akan menurun atau tidak ketika pembelajaran maupun seminar offline diadakan itu kembali lagi kepada waktu, bagaimana cara mengemas agar webinar online tidak hanya menjadi cerita dikala pandemi, tetapi menjadi suatu perubahan untuk pembaharuan ilmu pengetahuan yang tanpa batas.� (amd) dok. EDENTS

Salah satu pelatihan online yang dilaksanakan dikala pandemi Erlangga 17 | Volume 3 Edisi September 2020

10 10


RESENSI FILM

dok. wikipedia

Judul Sutradara Tanggal rilis Skenario Rumah Produksi Genre Peresensi

Ekspektasi terhadap Classic Again Beberapa tahun terakhir, CJ Entertainment dengan gencar bekerja sama dengan sejumlah negara di Asia untuk mendaur ulang kembali film populernya. Classic Again merupakan film bergenre romansa yang dirilis pada 2 Februari 2020 yang merupakan hasil remake dari The Classic (2003). Tatchapong Supasri melakukan debut pertamanya sebagai sutradara melalui film ini.

Pada tahun 2003 The Classic sangat sukses di pasaran dan melambungkan nama Son YeJin sehingga membuatnya dijuluki ratu untuk film melodrama. Hal itu menyebabkan ekspektasi yang membumbung tinggi terhadap film Classic Again terlebih ketika mengetahui bahwa pemain filmnya merupakan aktris dan aktor ternama. Mint Ranchrawee Uakoolwarawat mengambil peran sebagai Dallah di masa muda dan Bota, serta New Thitipoom Techaapaikhun berperan sebagai Kajorn.

11

: Classic Again : Tatchapong Supasri : 2 Februari 2020 : Tatchapong Supasri : CJ Major Entertainment : Drama dan Romansa : Aisyah Yuliyanti

Kisah Cinta Masa Remaja Persahabatan, dan Cinta Segitiga

Dallah,

Classic Again menceritakan kisah cinta pertama dengan dua generasi berbeda yang entah kenapa kisah yang terjadi pada sang ibu juga terjadi dan mirip dengan kisah cinta sang anak. Selain bergenre drama romantis, film ini juga mengisahkan cinta segitiga. Alur yang digunakan dalam film remake ini merupakan alur maju mundur, di mana pada awal cerita digambarkan sosok Bota seorang mahasiswa muda yang diam-diam jatuh cinta pada seorang pemuda tampan di universitasnya. Namun, cinta itu terhalang lantaran sahabat Bota yaitu Poppy juga menyukai pria tersebut. Tidak seperti Poppy yang secara terang-terangan, Bota memilih untuk memendam perasaannya. Suatu hari Bota menemukan kotak rahasia yang disimpan ibunya dengan surat-surat cinta lamanya tentang masa muda, antara seorang wanita muda bernama Dallah dan seorang pria muda bernama Khajorn. Bota membaca setiap kata dengan hati-hati dan hari itu dia mengetahui kisah cinta pertama ibunya saat masih muda. Cinta di masa lalu yang disembunyikan sang ibu ternyata tidak berbeda dengan miliknya. Ketika Bota membuka buku harian milik ibunya, sebuah foto yang terselip dalam buku tersebut

Erlangga 17 | Volume 3 Edisi September 2020


RESENSI FILM jatuh. Foto Khajorn yang tengah duduk di jendela itu dipotret oleh Tanil yang meminta bantuan Khajorn untuk menuliskan surat kepada seorang gadis. Gadis yang dimaksud Tanil tak lain adalah Dallah, dan Khajorn setuju untuk membantu Tanil.

Ternyata, Khajorn dan Dallah sudah pernah bertemu ketika gadis itu mengunjungi rumah kakeknya beberapa minggu sebelumnya. Dallah menangkap basah Khajorn saat ia dan teman-temannya mencuri ikan di kolam milik kakek Dallah. Dallah setuju merahasiakan hal itu asalkan Kajorn mau membawanya ke rumah tak berpenghuni di seberang sungai untuk melihat hantu. Di akhir film menceritakan bahwa Dallah dan Tanil menikah karena perjodohan yang dilakukan kedua orang tua mereka. Kisah cinta Khajorn dan Dallah harus berakhir dan permintaan terakhir Khajorn sebelum meninggal dunia adalah ia ingin abunya disebar di sebuah sungai yang punya kenangan bersama Dallah. Dallah pun menyaksikan saat terakhir Khajorn itu dengan penuh air mata.

Selepas itu, Bota menyadari bahwa kisah cintanya dan ibunya benar – benar mirip di mana mereka begitu jatuh cinta pada seseorang yang disukai oleh sahabat mereka. Akan tetapi, kisah cinta ibunya tidak berakhir bahagia dan Bota tidak mau kisah cintanya sedemikian rupa. Maka dari itu, Bota menyatakan perasaannya saat pementasan drama dihadapan semua yang menonton, pemain, dan kru. Hal tersebut tentu membuat sang sahabat, Poppy hancur berkeping keping. Namun, Poppy akhirnya mengerti

sehingga Bota dan Non pun menjalin cinta. Sebagai ending film ini, kita tahu bahwa Non sebenarnya merupakan anak dari Khajorn. Pandangan terhadap Classic Again sebagai Remake The Classic

Sebagai remake, Classic Again tak memberi warna baru, apalagi mengobrak-abrik pondasi yang disusun oleh The Classic ( 2003 ), yang menampilkan Son Ye jin, Jo In sung, dan Cho Seung woo di jajaran pemeran utamanya. Akan tetapi, tidak menyangkal bahwa Classic Again tidak kalah bagus dengan film sebelumnya, yakni The Classic. Memasuki babak akhir, Classic Again unggul perihal melahirkan paralel dengan menampilkan potongan-potongan peristiwa serupa antara dua kisah cinta beda zamannya. Hal ini membuat dampak emosi yang ditamatkan dalam Classic Again semakin kuat dan sangat mengoyak hati penonton.

Meskipun adegan - adegan pada Classic Again dianggap seolah copy-paste, tetapi hal tersebut tidak serta-merta menjadikan Classic Again sebuah remake inferior. Khususnya saat ada poin-poin yang dipresentasikan lebih baik daripada pendahulunya. Secara keseluruhan, film ini sangat rekomendasi untuk ditonton. Penonton merasa seperti ada di tengah-tengah setiap adegan yang diputarkan. Penonton juga bisa merasakan betapa apiknya kisah Dallah dan Khajorn ketika keduanya berpayung selendang di bawah naungan hujan. Classic Again merupakan sebuah film yang tidak hanya menyajikan romansa yang mengaduk perasaan, namun juga mengenalkan tentang arti cinta dan persahabatan. Film ini resmi tayang di Netflix pada tanggal 11 Juni 2020 kemarin. (amd)

Erlangga 17 | Volume 3 Edisi September 2020

12


KOLOM SASTRA Penyair Gila dan Kekasihnya Oleh : Rio Dwi Cahyono

Pada sekat-sekat huruf yang ada, dia mulai bercerita dalam sembunyinya mengisahkan tentangnya dan kekasihnya aku pun mulai khidmat mendengarkan.

-Dia mulai menarik napas dan berlagak seperti pendongeng andal

Dulu kami senang sekali bercumbu hingga matahari terbit

dalam kehangatan memudarkan kedinginan

dalam hening malam menciptakan desahan

dalam bayang ingatan menjamah jengkal kemesraan

tapi itu dulu, saat aku dan dia tidak berjarak seperti saat ini.

-Dia mulai terhenti sejenak dan menunjukkan raut wajah kecewa

Sekarang kami berjarak, ada sekat antara aku dan dia, ada tembok tinggi penghalang semesta seakan tak mendukungku dengannya

dalam kematian dan kekalahan rasa yang juga tak lagi ingin berdua bukan, aku tidak selingkuh. Bukan juga dirinya yang selingkuh. hanya saja kami mulai bosan menjalani kehidupan ini sampai akhirnya berpisah dengan baik-baik juga.

-Dia mulai sedikit tersenyum konyol, mungkin memikirkan masa lalunya

Sejujurnya aku rindu pada mereka, para kekasihku

Bukankah kau tahu sebuah rasa rindu? Sungguh saat ini aku merindu mereka

si huruf yang imut, si kata yang banyak polah, si kalimat yang manis, dan si paragraf yang selalu merayuku untuk bercumbu.

tapi biarlah waktu yang menghapus jejak mereka dalam memoar ingatanku.

-Dia bangkit dan tertawa renyah

Kini aku bebas, tidak lagi menghadapi mereka yang selalu menuntutku. Kini aku bebas, sudah berjarak dengan mereka Jarak yang jauh dan jauh dan jauh sekali Aku bebas! Aku bebas! Aku bebas!

-Dan dari situlah dongeng berakhir.

Kisah antara penyair gila dan kekasihnya yang telah berjarak.

Blora, 23 April 2020

13

Erlangga 17 | Volume 3 Edisi September 2020


KOLOM OPINI Pandemi dan Percepatan Reformasi Digital yang Tak Diekspektasikan

dok.NorrdWood Themes on unplash

Oleh: Kurnia Wulandari

Pandemi COVID-19 telah bertahan di Indonesia selama hampir tujuh bulan lamanya. Selama berlangsungnya pandemi ini, banyak sekali penyesuaian yang sama sekali tidak terduga sebelumnya. Dunia seolah-seolah berubah menjadi serba daring (online) demi meminimalisir adanya pertemuan berskala besar dan sentuhan fisik antar manusia. Sebelum adanya pandemi ini, reformasi digital yang paling terlihat hanya berasal dari sektor perdagangan (commerce) dan juga transportasi. Sektor-sektor seperti pendidikan belum terlalu terlihat. Sebagian besar penggunanaan fasilitas digital dalam dunia pendidikan, masih sebatas platform bimbingan belajar atau sebatas untuk pengumpulan tugas semata. Nyatanya, Indonesia masih cenderung menerapkan sekolah luring dibanding daring. Adanya pandemi kemudian menyebabkan sebuah perubahan mendadak dan menyebabkan para siswa harus beradaptasi secara cepat. Begitu pula di sektorsektor lain, seperti kesehatan dan pelayanan

masyarakat, semua harus melewati fase ini dan harus segera berbenah diri menyesuaikan perkembangan dunia digital yang cepat ini. Apa

itu

Reformasi

Digital?

Reformasi dalam KBBI berarti perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama). Dilansir dari laman dailysocial.id, reformasi digital dapat diartikan sebagai pergeseran tata cara dari konvensional menjadi serba digital. Sebelum adanya pandemi proses digitalisasi di Indonesia terkesan sangat pelan. Digitalisasi di beberapa aspek belum sepenuhnya di-digitalisasi.

Reformasi digital merupakan salah satu modal penting dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Pergerakan zaman yang terus berkembang pesat membuat kita mau tidak mau harus beradaptasi pada perubahan tersebut. Reformasi digital perlu dilakukan karena sifatnya yang lebih efisien. Dengan proses yang serba digital, bisa mengurangi

Erlangga | VolumeEdisi 3 Edisi September Erlangga 17 17 | Volume3 Oktober 2017 2020

14


KOLOM OPINI uang yang dikeluarkan (less money) dan meminimalisir terbuangnya waktu (less time).

Pandemi COVID-19 seolah-olah menjadi ajang bagi reformasi digital menampakkan eksistensinya. Berdasarkan pemaparan Daniel Oscar Baskoro dalam Webinar Digital Mindset, adanya pandemi membuat terjadinya percepatan penerapan pola pikir (mindset) dan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Dampaknya, kita semua melakukan kegiatan dengan “Less Mobility”, “More Technology”, dan “More Automation”. Arti dari ketiganya adalah dalam kondisi sekarang kita cenderung melakukan kegiatan yang bermobilitas kecil (misal: keluar rumah) dan menggantikannya dengan hal yang bisa diakses melalui teknologi (misal: belanja daring dan belajar dari rumah). Dari segi industri pun terkena dampak “more automation” dimana perusahaan akhirnya menggunakan fasilitas robot untuk meminimalisir adanya penularan di area pabrik karena banyaknya manusia yang bekerja di suatu area tertutup. Menerapkan Pola Pikir Digital

Berlangsungnya kondisi pandemi ini sekaligus menguji kesiapan Indonesia dari segala pihak apakah Indonesia telah siap untuk menghadapi kehidupan yang serba digital. Pola pikir digital atau digital mindset harus diterapkan pada pribadi setiap rakyat Indonesia. Disadur dari Pijar-PPM Manajemen, pola pikir digital adalah kesadaran seseorang akan adanya manfaat menggunakan peralatan digital, bukan sekedar kemampuan untuk menggunakan teknologi. Jadi, rakyat Indonesia tidak sekadar mengikuti tren menggunakan gawai, tetapi juga paham untuk memanfaatkan gawai sebagai alat yang produktif.

Pola pikir digital memiliki matriks yang terbagi ke dalam empat kuadran, yaitu Digital Mindset, Digital Knowledge Oriented Mindset, Digital Usage Oriented Mindset, dan Non-

15

Digital Mindset. Pertama, Pola Pikir Digital (Digital Mindset), yaitu ketika seseorang paham mengenai apa yang up-to-date dalam dunia digital, tetapi juga menggunakan perangkat digital tersebut. Kedua, Pola Pikir yang Berorientasi pada Pengetahuan Digital (Digital Knowledge Oriented Mindset), yaitu ketika seseorang paham mengenai peralatan digital tetapi tidak memakai peralatan tersebut. Ketiga, Pola Pikir Penggunaan Digital (Digital Usage Oriented Mindset), yaitu ketika seseorang memakai peralatan digital tanpa tau manfaat sesungguhnya, biasanya terjadi karena hanya ingin mengikuti kereta tren semata. Keempat, Pola Pikir Tidak Digital (Non-Digital Mindset), yaitu ketika seseorang tidak tahu mengenai manfaat alat digital dan tidak pernah menggunakannya juga.

Pola pikir digital mempunyai empat karakteristik. Pertama, rasa keingintahuan, di mana seseorang merasa ingin tahu terhadap perkembangan teknologi digital. Kedua, selalu up-to-date, karena rasa keingintahuan tadi, maka ia akan selalu up-to-date terhadap perkembangan terkini dalam dunia digital. Ketiga, penggunaan teknologi, menggunakan teknologi sebagai sarana untuk berbagai aktivitas. Terakhir, tantangan yang diberikan oleh teknologi digital, berkat keingintahuan, seseorang akan terdorong untuk menaklukan hal-hal baru dalam teknologi digital dan menganggapnya sebagai tantangan. Pola pikir digital dapat dibentuk dan dilatih seiring dengan berjalannya waktu. Beberapa kriteria dapat mendorong seseorang untuk menerapkan pola pikir ini dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya yaitu pola pikir bahwa sesuatu tidak terbatas dan berlimpah, memiliki pola pikir terus bertumbuh, pendekatan kolaboratif, pendekatan yang cekatan terhadap perubahan, kenyamanan dengan ambiguitas, pikiran senang berekspolarasi, dan merangkul keragaman

Erlangga 17 17 | Volume 2 Edisi September Erlangga | Volume 3 Edisi Oktober 2020 2017


KOLOM OPINI (embracing diversity).

Pandemi dan Reformasi Digital Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kondisi pandemi telah mengubah kebiasaan masyarakat kita secara tiba-tiba. Adanya peraturan PSBB (Pembatasan Sosial Bersakala Besar) juga turut membuat reformasi teknologi datang lebih cepat. Reformasi digital yang paling terlihat mencolok terdapat pada bidang pendidikan. Platform digital yang berbentuk Learning Management System (LMS) sangat laris dan digemari di kondisi saat ini. Adapun contoh plarform digital yang laris antara lain: Moodle, Schoology, Edmodo, edX, dan BukaKampus. Selain platform LMS, platform yang memfasilitasi pertemuan virtual juga sering disinggung penggunaannya antara lain: Microsoft Teams, Google Meet, Zoom, dan juga WebEx Cisco. Dari sisi kesehatan, karena dunia kesehatan adalah sektor yang paling rentan terpapar COVID-19, maka pelayanan sebisa mungkin dilakukan secara luring. Sebelum adanya pandemi, aplikasi-aplikasi kesehatan sebenarnya sudah menampakkan eksistensinya, dengan keadaan pandemi seperti ini, kemudian aplikasi-aplikasi tersebut menjadi alternatif untuk menanyakan keluhan sakit dengan biaya yang terjangkau dan juga less mobility.

Sedangkan dari sisi perdagangan, kebiasaan belanja daring telah ada dan sudah menjadi kebiasaan di masyarakat. Namun, dengan adanya pandemi, tidak hanya dari sisi pembeli yang meningkat, jumlah penjual yang mencoba menjajakan jajanan di platform e-commerce semakin banyak. Bahkan tidak hanya di platform e-commerce, mereka juga merambah sosial media seperti twitter. Semenjak adanya pandemi, tidak jarang dari mereka yang beinteraksi dengan meninggalkan komentar yang disertai promosi jualan mereka.

Ketiga sektor tersebut tampaknya adalah sektor yang “paling terlihat� selama pandemi ini. Namun, di balik mereka, terdapat beberapa sektor yang masih belum menyesuaikan kondisi pandemi ini dan masih berjuang untuk bisa survive. Sektor yang paling terdampak adalah pariwisata, terutama para pedagang yang berjualan di area tersebut, karena dagangan mereka akan laku jika ada wisatawan yang datang. Dengan kondisi seperti ini, orang-orang yang sadar, akan cenderung menahan diri agar tetap di rumah dan melakukan pembatasan fisik. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah mulai memikirkan adanya tur virtual interaktif yang dapat diakses “wisatawan� dari mana saja. Hal tersebut juga dapat disertai dengan pengelola tempat wisata yang juga dapat menjajakan cinderamata secara daring. Sehingga tetap memiliki pemasukan selama pandemi ini. (amd)

*) Penulis merupakan Pemimpin Artistik LPM Edents 2020

Erlangga 17 | Volume 3 Edisi September 2020 Erlangga 17 | Volume3 Edisi Oktober 2017

16


17

Erlangga 17 | Volume 3 Edisi Oktober 2017


Erlangga 17 | Volume3 Edisi Oktober 2017

18


19

Erlangga 17 | Volume 3 Edisi Oktober 2017


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.