Buletin Erlangga 17 Edisi November 2018

Page 1


“Dari Redaksi Setiap tahunnya, Pemilihan Raya tingkat Universitas (Pemira) dan Pemilihan Raya tingkat Fakultas (Pemiltas) diselenggarakan sebagai perayaan pesta demokrasi mahasiswa. Tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita mengenai dua annual event ini, dimana kegiatan tersebut dilakukan untuk memilih Ketua dan Wakil ketua BEM baik tingkat Universitas maupun Fakultas. Pada Buletin Erlangga Volume IV ini, kami berusaha untuk mengupas tuntas jalannya Pemira dan Pemiltas yang baru saja berlangsung. Pada laporan utama, kami membahas mengenai jalannya Pemira dan Pemiltas, dimulai dari persiapan hingga keberjalanannya. Pada tahun ini terdapat 2 pasang calon untuk Pemira tahun ini, yaitu Faiq-Rayyan dan Anies-Dian. Sedangkan untuk Pemiltas FEB sendiri, tahun ini harus melihat kembali perlawanan dengan kotak kosong, dikarenakan hanya terdapat 1 pasang calon saja, yaitu SyukronIrham. Setelah melalui proses penghitungan suara, maka munculah pemenang pemira yaitu Anies-Dian dan pemenang pemiltas adalah Syukron-Irham. Tentu dalam pelaksanaannya tidak sedikit kendala dan hambatan yang terjadi yang turut akan kami sajikan dalam laporan utama ini.

Lezatnya keripik bonggol pisang dari Rut Amigos dan resensi film beken Midnight Sun juga tidak luput dari Buletin Erlangga Volume IV ini. Tak ketinggalan juga ada bincang-bincang hangat dengan pemenang Olimpiade Ekonomi Islam Nasional di Universitas Negeri Surabaya yang menjadi sangat inspiratif. Kritik dan saran sangat diperlukan untuk menjadikan LPM Edents menjadi lebih baik. Selamat Membaca!

BULETIN ERLANGGA 17 DITERBITKAN OLEH : Lembaga Pers Mahasiswa Edents

Pemimpin Umum: Aradeya Tangguh

Pemimpin Redaksi: Fana Mustika

Redaktur Pelaksana Buletin: Pearlytha Mayling

Pemimpin Artistik: Mutia Rahmania

Layouter dan Ilustrator: Rafi' Qurnia Reporter:

Nisrina, Putri, Yasinta, Dirga, Karima, Fanny, Wakhidatun, Amadea, Olivia

Sirkulasi dan Pendanaan: Cynthia Farah

Erlangga | Volume 1 Edisi April 2017 Erlangga 1717 | Volume 4 Edisi November 2018


“Daftar Isi 1

Tea Time with Muhammad Rizal Hidayat

3

Merayakan Pesta Demokrasi Mahasiswa Undip

9 Polling: Pemira FEB Undip 2018

11

Review Film "Midnight Sun"

13 Geliat Usaha

Rut Amigos, Keripik Antimainstream Terbuat dari Bonggol Pisang Erlangga 17 17 || Volume Volume 11 Edisi Edisi April April 2017 2017 Erlangga Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2018


Tea Time with Muhammad Rizal Hidayat Oleh : Nisrina, Putri, dan Yasinta

Pria yang mempunyai hobi bersepeda dan menulis ini aktif mengikuti berbagai perlombaan. Beberapa penghargaan dan prestasi telah banyak dijuarai oleh Rizal. Prestasi tersebut diantaranya juara 1 Olimpiade Sains Nasional Bidang Geografi Tingkat Kota Semarang tahun 2016, 100 penulis terbaik dalam kompetisi menulis artikel seputarkuliah.com tahun 2017, 20 Besar Opini Terbaik Lomba Menulis Opini Tingkat Nasional Super Event Tahun 2018, dan yang baru-baru ini adalah juara 1 Olimpiade Ekonomi Islam Nasional Islamic Festival Universitas Negeri Surabaya Tahun 2018.

1

Tidak hanya dalam mampu meraih berbagai pengahargaan Rizal juga aktif dalam organisasi dan kepelatihan. Organisasi yang sekarang ia ikuti adalah KSEI, Badan Pengelola Mentoring Agama Islam FEB, dan Volunteer Beasiswa 10.000 Regional Semarang. Rizal mempunyai motto hidup setiap orang dibekali dengan mimpi, potensi dan kompetensi untuk menggapai sukses di masa yang akan datang. Jadi, hidupkan mimpimu, kenali potensimu, dan asah kompetensimu sungguh-sungguh. Berikut

dok. BEM FEB

Muhammad Rizal Hidayat atau yang biasa disapa Rizal adalah mahasiswa FEB jurusan Ekonomi Islam 2017 yang baru saja menyabet juara 1 Lomba Ekonomi Islam Nasional bersama ketiga temannya. Lomba Ekonomi Islam Nasional ini diadakan di Universitas Negeri Surabaya pada tanggal 27-29 Oktober 2018. Rizal lahir di Semarang, 18 Februari 1999. Rizal telah menempuh pendidikan terakhirnya di SMA Negeri 1 Semarang.

merupakan salah satu tanya jawab terkait lomba yang telah Rizal ikuti.

Darimana memperoleh informasi terkait lomba ekonomi islam nasional? “Awalnya saya diajak oleh Mas Iam Ekonomi Islam 2016. Jadi sebenarnya pada satu tahun yang lalu saya sudah mengetahui info lomba seperti ini dan saya juga berpartisipasi didalamnya. Tetapi pada tahun pertama saya belum beruntung. Dan alhamdulillah ditahun kedua ini saya beruntung bisa memenangkan lomba ini.� Kenapa kamu tertarik mengikuti lomba ekonomi islam nasional?

“Motivasi terbesar saya untuk mengikuti lomba ekonomi islam nasional seperti ini adalah bahwa saya sadar betul olimpiade ekonomi islam nasional ini merupakan salah satu tipikal lomba yang paling sulit bagi mahasiswa di FEB sendiri. Dalam sejarah

Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2018


baru kali ini kami bisa memenangkan lomba ekonomi islam nasional ini. Hal ini merupakan suatu kebanggan bagi saya untuk bisa mengikuti lomba sekaligus menaklukannya.” Siapa saja anggota tim tersebut?

“Tim ini terdiri dari Mochamad Ardani (Ekonomi Islam 2016), Sakina Cahyati (Ekonomi Islam 2016), dan saya sendiri Mohammad Rizal Hidayat (Ekonomi Islam 2017).”

Bagaimana lomba?

tahapan

untuk

mengikuti

“Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah membuat essai. Sebanyak 50 tim mendaftarkan diri dalam lomba ini. Setelah dilakukan seleksi terpilih 35 tim yang masuk tahap selanjutnya. Tim yang masuk tahap selanjutnya akan mengitu tes mulitiple choice yang diadakan secara online. Tes tersebut mirip seperti tes kompre atau tes komprehensif. Akan dipilih 12 tim untuk masuk ke semifinal. Pada tahap semifinal tim yang lolos akan diuji secara dua tahap. Tahap pertama yaitu soal multiple choice secara offline dan tahap yang kedua yaitu debat. Pada tahap pertama soal multiple choice ini diadakan secara offline dan dikerjakan secara individu. Tipikal soal nya berupa sebab akibat dan mirip seperti sbmptn. Sedangkan debat yang diadakan menganut sistem asian parlementory debate. Tiga tim dengan akumulasi nilai tertinggi akan masuk ke tahap final untuk kemudian mempresentasikan essai yang sudah di submit ke alamat email.” Apa saja persiapan yang telah dilalui?

“Saya akan menjelaskan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad mengenai penaklukan Konstantinopel. Dalam hadist tersebut diriwayatkan bahwa Konstantinopel akan ditaklukan. Sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin mereka dan sebaik baik pasukan adalah pasukan mereka. Berangkat dengan hadis ini, Muhammad Al-Fatih yang

dikenal sebagai sultan terkenal dibawah kekhalifahan Turki Usmani yang bisa menaklukan Konstantinopel itu ada sebuah pelajaran berharga. Untuk mewujudkan kejayaan atau kesuksesan tertinggi dalam kehidupan kita dibutuhkan persiapan dengan kualifikasi dan kualitas khusus. Itulah yang Rizal terapkan dalam sistem pelatihan tim mereka dalam mengikuti seleksi lomba ini. Kita menerapkan drill soal dan terpola secara terstruktur dan konsisten. Selain itu kajian literatur yang terkait dengan ekonomi islam juga rutin dilakukan. “ Apakah ada kesulitan atau tantangan?

“Kesulitan dan tantangan justru tidak datang dari pihak eskternal akan tetapi dari pihak internal. Ketika ada beberapa kelompok orang yang awal mulanya terkesan meremehkan bahkan menertawakan impian saya. Hal ini karena impian saya dianggap idealis untuk diwujudkaan. Notabennya di lomba ini Undip belum ada sejarah menang dalam ajang tersebut. Sebenarnya tahun lalu ada 2 perwakilan dari Undip yang mengikuti ajang tersebut. Sayangnya mereka harus gagal ditahap semifinal.” Apa saja manfaat yang didapatkan?

“Lomba ini bermaanfaat untuk menjadi stimulus untuk bisa mengikuti lebih banyak lomba yang ada di depan. Seperti essai, paper, LKTI, bahkan hingga peluang beasiswa. Semua yang awalnya dianggap tidak mungkin dilakukan bisa menjadi mungkin dilakukan.” Apa harapan untuk sesama mahasiswa FEB?

“Mereka harus berpikir bahwa mereka harus senantiasa berkembang dan senantiasa menjadi lebih baik lagi. Serta mereka harus selalu merasa haus dan lapar untuk meraih prestasi.” (fn)

Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2018

2


LIPUTAN UTAMA

Merayakan Pesta Demokrasi Mahasiswa Undip

dok. Edents

Oleh : Dirga Adrian Nugroho dan Karima Suci

Roda kepengurusan organisasi mahasiswa terus berputar. Seiring berjalannya waktu, wajah-wajah lama yang menghiasi panggung dunia organisasi mahasiswa akan tergantikan pada waktunya. Sudah hampir satu tahun lamanya, masa kepengurusan sebuah organisasi akan lekas berakhir. Maka, tibalah waktunya mahasiswa untuk memilih kembali. Dalam hal ini, regenerasai adalah sebuah keniscayaan. Kini tiba saatnya mahasiswa menggunakan hak suaranya lagi dalam memilih para pemimpin untuk satu tahun kepengurusan ke depan. Tak terkecuali mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip). Mahasiswa Undip tengah dalam proses perayaan pesta demokrasi, baik dari tingkat universitas, fakultas, bahkan hingga departemen atau jurusan sekalipun. Melalui sebuah sistem yang disebut sebagai Pemilihan, mahasiswa Undip dihadapkan pada serangkaian proses penentuan pemimpin baru. Lantas, bagaimana sebenarnya keberlangsungan Pemilihan ini?

3

Baik dalam tingkat universitas, fakultas, dan departemen atau jurusan. Pesta Rakyat Universitas Diponegoro

Pemilihan Raya (Pemira) Universitas Diponegoro (Undip) yang diadakan setiap setahun sekali sukses menarik perhatian masyarakat kampus beberpa waktu terakhir. Sebagai ajang pemilihan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) terbesar di Undip, Pemira turut membangkitkan animo mahasiswa untuk terlibat dalam dunia politik, terutama bagi golongan aktivis kampus yang notabene selalu berhubungan dengan politik. Kemeriahan pesta rakyat Undip semakin jelas dengan pemasangan banner pasangan calon di titik utama lingkungan perkuliahan, kampanye melalui Official Account Line, atau sekedar bahan diskusi santai mahasiswa. Tentunya, Pemira merupakan pondasi dasar pembentukan image Undip versi 2019 karena Pemira berarti memilh pundak yang akan bertanggung jawab terhadap amanah mahasiswa.

Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2018


Kegiatan Pemira bukan sematamata pemilihan ketua BEM namun, ada beberapa rangkaian yang dilakukan sebelum pemilihan, dimulai dari pembentukan panitia, sidang petunjuk teknis (juknis), sosialisasi juknis, pendaftaran calon, verifikasi berkas, pengambilan nomor urut, Roadshow fakultas, debat terbuka, hari tenang, hingga kegiatan utama, hari pencoblosan. Pemira Undip: Nggak Nyoblos Nggak Jos!

Tidak berbeda dengan tahun sebelumnya, konsep Pemilihan Raya tahun ini bisa dikatakan sama karena pada dasarnya inti pelakasaan Pemira dari tahun ke tahun adalah menggunkan hak suara untuk memilih pasangan calon. Juga, rangkaian Pemira masih mengikuti pola tahun sebelumnya, seperti Roadshow fakultas sebagai wadah pengenalan visi, misi, dan program kerja calon yang rutin diagendakan setiap tahun. “Konsepnya tidak jauh berbeda dari tahun lalu, karena memang dari tahun ke tahun pelaksanaanya sama. Intinya adalah kita melakukan pencoblosan, menggunakan hak suara.” Jelas Rizky Tri Utomo, ketua Pemira Undip tahun 2018. Namun, Rizky juga memaparkan beberapa perbedaan Pemira 2018 dengan tahun sebelumnya. Perbedaan dapat dilihat pada penggunaan slogan “Nggak Nyoblos, Nggak Jos!”, desain-desain khas Pemira, dan pelaksanaan Roadshow. Jika tahun sebelumnya menargetkan 12 titik Roadshow yang terdiri dari sebelas fakultas dan satu Sekolah Vokasi (SV), tahun ini panitia mengubah target menjadi 14 titik, sebelas fakultas dan tiga titik Sekolah Vokasi. Tiga titik SV yaitu Sekolah Vokasi Peleberuan (SV bawah) yang dibagi menjadi dua titik, Ekonomi dan Mesin dan titik ketiga di Tembalang (SV atas). “Belajar dari Pemira sebelumnya, kita tetap melakukan roadshow di sebelas fakultas dan Sekolah Vokasi. Untuk SV kita

membagi menjadi tiga titik. SV bawah ada dua, Ekonomi sama Mesin dan SV atas. Jadi total kalau untuk Roadshow ada 14 lokasi.” Ucap Rizky. Tanpa Target, Tapi Berusaha Maksimal

Biasanya setiap kepanitiaan atau penyelenggaraan sebuah acara pasti memiliki target pelaksanaan. Berbeda dengan Pemilihan Raya Undip, tahun ini Pemira tidak menetapkan target khusus, hanya saja pelaksanaan dilakukan semaksimal mungkin, mulai dari persiapan, rangkaian kegiatan, sampai kepada hal mendetail seperti publikasi tatacara pencoblosan, tanggal pencoblosan, tempat pencoblosan, dan kepentingan lain seputar pemilihan. Dengan, persiapan serta eksekusi yang baik dan semaksimal mungkin diharapkan jumlah partisipan dapat tercapai serta keberlangsungan acara berjalan lancar.

Tidak diberikannya target pelaksanaan karena panitia mempertimbangkan kesulitan menghitung target pasrtisipan secara kuantitatif. Namun, untuk mengantisipasi kemungkinan jumlah partisipan, panitia tetap meneteapkan anggaran standar pemilih dalam proposal pelaksanaan,, yaitu menyediakan 27.000 lembar kertas suara. “ Kalau untuk tahun ini, seingat saya di proposal dibuat 27.000 lembar surat suara. Kita dari panitia sebisa mungkin menyelenggarakan ini sebaik mungkin, melayani masyarakat kampus untuk mencoblos dan menyediakan kerja sama panitia pemilih fakultas terkait pencoblosan. Tapi kalau detailnya berapa, dari kami tidak menargetkan sih. Cuma kita berusaha semaksimal mungkin dalam persiapan, publikasi, dan pelaksanaan.” Tambah Rizky. Roadshow Fakultas untuk Mahasiswa

Berbicara mengenai kesuksesan pelaksanaan Pemira, salah satu penunjangnya dalah Roadshow fakultas karena dengan adanya Roadshow

Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2018

4


masyarakat kampus akan semakin mengenal pasangan calon, sehingga bisa memiliki pertimbangan untuk memilih dan membangkitkan minat untuk berpartisipasi dalam pesta kampus. Untuk itu, sebelum dijalankan Roadshow, panitia mengumpulkan seluruh panlih fakultas, jika fakultas belum memilii panlih maka panitia akan meminta perwakilan dari senat fakultas terkait untuk mewakili fakultasnya. Roadshow juga memiliki rangkaia tersendiri, rangkaian pertama adalah penentuan tanggal Roadshow per titik yang telah dibagi. Kemudian, panitia akan mempublikasikan tanggal Roadshow yang sudah disepakati. Selanjutnya, panitia akan mempersiapkan panelis dan tempat pelaksanaan acara. Penentuan tempat pelaksanaan juga merupakan faktor penting, panlih harus bisa menentukan tempat strategis agar bisa menarik dan mudah mengumpulkan massa. “Untuk pemilihan panelis, panlih fakultas mengusulkan nama, misal A, B, C, D. Namun, kita juga menyaring nama-nama yang dirasa cocok. Kenapa panelis ini kita saring? Karena kita juga perlu menjaga paslon yang ada di depan. Jadi harapannya panelis yang dipilih itu memilki kredibilitas dan independen yang baik, tidak memihak salah satu paslon.” Pungkas ketua Pemira tahun 2018. Sementara itu, pelaksanaan Roadshow yang ditujukan untuk memfasilitasi mahasiwa mengenal calon pemimpin mereka juga mengalami hambatan berupa perizinan dari pihak rektorat yang tidak mudah, miskomunikasi dengan panlih fakuktas, hingga jumlah partisipan yang dirasa kurang oleh ketua Pemira bila dibandingkan dengan jumlah total mahasiswa. “ Semisal FEB, Kalau dibandingkan dengan mahasiswa FEB yang tiap angkatan bisa sampai 500 orang, kemudian dikalikan mahasiswa aktif, anggaplah 4 tahun. Ada 2.000. Sedangkan, seingat saya partisipasi kemarin 100 lebih sedikit. Dan itu juga hadir sebentar, terus hilang. Jadi entah kenapa partisipannya mahasiswa sekarang itu terkait perpolitikan

5

mulai berkurang,” ungkap Rizky mengenai kekecewaannya terhadap pasrtisipasi mahasiswa.

Terakhir, selaku ketua panitia Pemira 2018 Rizky menyampaikan harapannya “ Semoga semua mahasiswa Undip dapat berperan aktif dalam menggunakan hak pilih. Kemudian semasa kampanye bisa menjaga kekondusifannya. Kita berkompetisi dan bersaing, tapi harus dengan cara yang baik. Dan hadiri Roadshow agar teman-teman fakultas tahu siapa orang yang akan memimpin mereka dalam satu tahun periode ke depan”. Pemira FEB Tahun Ini

Tidak hanya di tingkat universitas, pesta politik mahasiswa pun juga turut dirasakan di lingkup fakultas. FEB Undip tak ketinggalan melaksanakan serangkaian proses dalam pencarian Ketua dan Wakil Ketua BEM FEB untuk periode mendatang. Daffa Rizqi Prayudya, Ketua Panitia Pemilihan (Panlih) FEB Undip, menuturkan bahwa proses berjalannya Pemira FEB telah dimulai sejak dilaksanakannya sidang penentuan petunjuk teknis (juknis) Senator dan Pasangan Calon (Paslon) Ketua dan Wakil Ketua BEM FEB, dilanjutkan dengan sosialisasi juknis, lalu pembukaan pendaftaran bagi calon senator dan paslon Ketua dan Wakil Ketua BEM FEB, verifikasi bagi paslon Ketua dan Wakil Ketua BEM FEB, mimbar bebas, hari tenang, masa pencoblosan, penghitungan suara, dan yang terkahir adalah penetapan paslon terpilih. “Bila tidak ada kendala, pada tanggal 14 November akan dilaksanakan penetapan paslon BEM terpilih,” tukas Daffa. Daffa menjelaskan adanya proses pemilihan ini dapat dijadikan sebagai ajang untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa FEB. Aspirasi yang dimaksud di sini ialah dalam menentukan pemimpin bagi fakultas mereka untuk satu tahun ke depan. “Mereka harus memilih pemimpin yang ideal bagi fakultas mereka, dimana di sini yang

Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2018


Meningkat, Target

Namun

Tidak

Mencapai

dok. Edents

Secara kuantitaf, memang jumlah pemilih dari mahasiswa untuk Pemira FEB tahun ini meningkat, akan tetapi tidak mencapai target yang telah ditentukan. “Kalau saya sendiri, tahun lalu itu 60 persen, jadi tahun ini harus lebih dari 60 persen. Yang saya pilih adalah 70 persen”.

dimaksud adalah FEB”.

Selain sebagai pelaksana Pemira FEB, Panlih juga memiliki andil dalam proses penjaringan Senator. Daffa menyebutkan bahwa masa pendaftaran yang relatif sempit membuat masing-masing organisasi mahasiswa (ormawa) belum mengirimkan delegasinya. “Saya rasa semua ormawa ini belum mengirimkan delegasi Senatornya. Meskipun jumlah pendaftarnya sudah lumayan,” ujar Daffa. Ia menambahkan bila ada ormawa yang tidak mengirimkan delegasi Senatornya, maka konsekuensinya akan diserahkan kepada pihak Senat Mahasiswa (SM) FEB Undip. “Kalau untuk konsekuensi itu dari pihak Senat Mahasiswa, pihak Pemira kurang mendalami terkait ormawa yang tidak mengirimkan delegasi Senator,” jelas Daffa. Dirinya juga menegaskan bahwa Panlih hanya bertugas melakukan seleksi administrasi. Artinya bila sudah melewati tahap seleksi berkas, maka proses selanjutnya dilakukan oleh SM FEB Undip. Daffa menilai animo mahasiswa FEB terkait pemilihan tahun ini cukup meningkat dibaningkan tahun lalu. Hal itu dilandasi pada meningkatnya total pemilih dari tahun lalu. Berdasarkan hasil real count yang telah dilaksanakan LPM Edents, tahun lalu total suara yang masuk adalah sebesar 1.872 suara dengan 48 suara tidak sah di dalamnya. Sedangkan, tahun ini total suara yang masuk sejumlah 2.013 suara dengan 285 suara tidak sah di dalamnya.

Berdasarkan publikasi terkait hasil pernghitungan suara oleh akun resmi PemiraFEBUndip2018, persentase total suara yang masuk hanya mencapai angka 59,7 persen, dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 3.367 suara. Bila dirinci lebih jauh lagi, 2013 suara yang masuk memiliki rincian sebagai berikut: (1) 1409 suara untuk pasangan Syukron-Irham, (2) 319 suara untuk kotang kosong, (3) 285 suara tidak sah. Daffa menjelaskan dalam Pemira FEB tahun ini, tidak ditemukan hal-hal yang relatif tidak lazim. Namun hanya sebatas kesalahan seseorang dalam memasukkan kertas ke dalam kotak suara. “Untuk anomali yang tidak lazim, kami belum menemukkan. Paling hanya kayak orang salah memasukkan ke kotak suara. Yang menyebabkan tidak seimbanganya antara kotak satu dengan kotak yang lain,” pungkas Daffa. Aspek Waktu dan Jumlah Panitia Menjadi Kendala

Berlangsungnya Pemira FEB tahun ini bukan tanpa kendala. Singkatnya waktu pembentukkan panitia dan sedikitnya jumlah panitia yang ada menjadi kendala dalam berlangsungnya pemilihan tahun ini. Kuota untuk Panlih sendiri yang seharusnya berjumlah 35 orang, hanya terisi sebanyak 19 orang saja. “Kalau dari pihak kami adalah pembentukan panitia yang waktunya relatif singkat waktunya. Juga keterbatasan SDM, yang harusnya Panlih terdiri dari 35 orang, namun kita hanya beranggotakan 19 orang saja,” jelas Daffa. Daffa berharap agar paslon yang

Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2018

6


terpilih dapat memenuhi janjinya semasa kampanye. “Untuk paslon terpilih semoga apa yang disampaikan di mimbar bebas dan OA mereka bisa diwujudkan”.

Terkait Suksesi Himpunan, HMD IESP Punya Caranya Sendiri Pesta demokrasi mahasiswa juga ikut dirasakan hingga ke tingkat departemen atau jurusan. Terdapat empat himpunan mahasiswa yang melakukan serangkaian pencarian ketua himpunan baru. Dalam tujuan mencari ketua himpunan baru, tiap himpunan tersebut menyelenggarakan acara yang disebut dengan Suksesi Himpunan. Adapun empat himpunan mahasisaw tersebut ialah Himpunan Mahasiswa Departemen Manajemen (HMDM), Himpunan Mahasiswa Departemen Akuntansi (HMDA), Himpunan Mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (HMD IESP), dan Himpunan Mahasiswa Ekonomi Islam (HMEI). Secara sederhana, rangkaian Suksesi ini hampir mirip dengan prosedur pemilihan Ketua dan Wakil Ketua BEM. Dimana terdapat kegiatan seperti pencalonan diri, verifikasi dan pengambilan nomor urut, pencoblosan, dan penghitungan suara. Namun, bila ditelisik lebih dalam lagi, ada sedikit perbedaan dalam penyelenggaraan Suksesi tiap himpunan. Seperti yang terjadi di HMD IESP.

dok. Edents

Muhammad Taufik Radhianshah, Ketua HMD IESP, menjelaskan bahwa

7

terdapat perbedaan rangkaian acara Suksesi yang diselenggarakan oleh HMD IESP dibandingkan dengan himpunan mahasiswa lain. “Kayaknya kalau mimbar bebas semua himpunan ada semua ya. Tapi yang bikin IESP beda itu kita punya debat sendiri,” tukas Taufik. Ia menjelaskan adanya debat bertujuan untuk melihat bagaiman probloem solving tiap calon ketua, serta menilai seberapa kritis kerangka berpikir masing-masing calon terhadap beberapa mosi debat yang telah disiapkan. Debat yang terbuka bagi seluruh mahasiswa IESP ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada tiap calon Ketua HMD IESP. “Kalau di debat ini, kita ngasih mereka isu, jebret. Ketika itu juga mereka harus berdebat gitu memberikan solusi terbaik di depan mahasiswa IESP. Jadi kita bisa melihat proses berpikirnya”.

Taufik menilai acara debat yang diselenggarakan relatif ramai, terutama dari mahasiswa IESP angkatan 2018. “Yang datang debat kemarin itu banyak sih, terutama dari teman-teman angkatan 18-nya. Artinya mereka cukup tertarik untuk tahu bagaimana sih calon-calon ini”. Taufik mengungkapkan bahwa dirinya cukup gembira, karena hal tersebut menunjukkan bahwa angkatan 2018 peduli dengan himpunannya. Apalagi mengingat kepengurusan HMD IESP yang hanya melibatkan dua angkatan saja yaitu angkatan 2017 dan angkatan 2018. “Jadi ketika melihat kemarin ramai, senang aja gitu. Ibaratnya mereka peduli dengan himpunannya,” jelas Taufik. Siapa Saja Boleh Mencalonkan Diri

Dalam keberlangusngannya, Suksesi HMD IESP menyelipkan acara debat tersendiri dalam rangkaiannya. Hal tersebut membuat Suksesi tersebut berbeda dengan Suksesi yang dimiliki oleh himpunan mahasiswa lain. Akan tetapi, tidak sampai di situ saja. Ternyata ada satu hal lagi yang cukup berbeda yaitu perihal pencalonan Ketua Himpunan (Kahim). Taufik menegaskan bahwa proses pencalonan Kahim di HMD IESP terbuka

Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2018


bagi seluruh mahasiswa IESP – dalam hal ini mahasiswa IESP angkatan 2017. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan bagi setiap orang yang ingin mencalonkan diri dari luar kepengurusan di tahun tersebut. “Kita buka kesempatan seluas-luasnya untuk semua orang yang berpotensi, yang punya visi baik untuk himpunan. Ya dengan kriteria tertentu pasti,” ujar Taufik. Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan bahwa kriteria tertentu ini meliputi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3,00 dan sertifikat kepanitiaan minimal satu buah dari HMD IESP itu sendiri. “Minimal dengan satu sertifikat ini, dia bisa tahu anak-anak kepengurusan himpunan itu siapa aja”. Terkait dengan kriteria yang harus dipenuhi oleh mahasiswa dari luar pengurus yang ingin mencalonkan diri sebagai Kahim, Taufik menyebutkan bahwa di tahun ini terdapat perubahan pada kriteria tersebut. “Jadi ada perubahan tahun ini dan tahun lalu ya. Tahun lalu itu minimal untuk menjadi calon Kahim itu harus punya tiga sertifikat dari HMD IESP. Nah, tahun ini kita longgarkan jadi satu,” pungkas Taufik. Wajah-Wajah Baru

Berbagai macam rangkaian acara pemilihan telah usai digelar. Baik di tingkat universitas, fakultas, serta departemen atau jurusan. Setelah dilakukan prosesi pencoblosan dan penghitungan suara, keluarlah nama-nama yang akan ‘menahkodai’ organisasi-organisasi mahasiswa dalam satu tahun ke depan. Pada tingkat universitas, keluar

nama pasangan Anies-Dian yang mampu mengungguli pasangan Faiq-Rayyan dalam persaingan memperebutkan posisi Ketua dan Wakil Ketua BEM Undip. Berdasarkan hasil real count yang dilakukan LPM Edents, Anies-Dian memperoleh suara sebanyak 11.087 suara. Sedangkan, pasangan FaiqRayyan memperoleh 5.733 suara.

Pada lingkup universitas, pasangan tunggal Syukron-Irham yang menghadapi kotak kosong akhirnya terpilih sebagai Ketua dan Wakil Ketua BEM FEB Undip. Mereka memperoleh suara sebanyak 1.409 suara. Sedangkan kotak kosong hanya meraup suara sebesar 319 suara. Dari total 3.367 Daftar Pemilih Tetap (DPT), hanya terdapat 2.013 suara yang masuk. Beralih ke tingkat departemen atau jurusan, empat himpunan mahasiswa yang ada di FEB sudah menemukan para Kahim barunya untuk kepengurusan tahun depan. Di HMDM, terdapat nama Khrisna Akbar yang mampu mengungguli dua pesaingnya yaitu Winson Gilbert dan Dhimas Angga. Sedangkan, di HMDA telah terpilih Darmawan Citrajaya sebagai Kahim baru, usai unggul dari Wuri Ismail dalam Suksesi HMDA tahun ini. Lalu ada Rangga Bayu Kresna yang terpilih sebagai Ketua HMD IESP, setelah memperoleh suara yang lebih banyak dibandingkan pesaingnya yaitu Ilham Fadhila Akbar. Dan ada nama Muhammad Zacky Dzulfikar yang mampu memperoleh suara terbanyak dalam Suksesi HMEI, mengungguli Fikrul Islam Faruqi dan Feri Setiawan. (fn)

“Konsepnya tidak jauh berbeda dari tahun lalu, karena memang dari tahun ke tahun pelaksanaanya sama. Intinya adalah kita melakukan pencoblosan, menggunakan hak suara,” -Rizky Tri Utomo, ketua Pemira Undip tahun 2018. Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2018

8


9

Erlangga 17 | Volume 3 Edisi Oktober 2017


Polling

Erlangga 17 | Volume3 Edisi Oktober 2017

10


REVIEW FILM

dok. Edents

Judul Sutradara Durasi Pemeran Tanggal Rilis Pereview

: Midnight Sun : Scott Speer : xxx Menit : Bella Thorne, Patrick Schwarzenegger, Rob Riggle, Quinn Shephard : 22 Maret 2018 (Indonesia) : Wakhidatun dan Amadea

Midnight Sun merupakan film bergenre

mereka berlanjut pada hari-hari berikutnya,

tahun 2006 (judul dalam bahasa Jepang-

dideritanya. Konflik semakin memuncak

romance yang diadaptasi dari salah satu film Jepang berjudul sama yang diproduksi pada

nya: Taiyo no Uta). Film ini mengisahkan tentang seorang wanita bernama Katie

Price yang diperankan oleh Bella Thorne yang mengidap penyakit XP atau Xeroderma Pigmentosum yaitu penyakit yang membuat

penderitanya sangat sensitif terhadap sinar matahari sehingga membuatnya sama sekali tidak dapat terkena paparan sinar matahari.

Katie hanya hidup bersama ayahnya, Jack, yang diperankan oleh Rob Riggle.

Sedangkan ibunya sudah meninggal dunia. Sehari-hari Katie menghabiskan waktunya

dengan home-schooling, bermain gitar, dan hal yang paling ia sukai yaitu menunggu

Charlie lewat di depan rumah melalui jendela kamarnya.

Pertemuan Katie dan Charlie terjadi di sebuah stasiun kereta api ketika Katie sedang

memainkan

menyanyikan

11

sebuah

gitarnya lagu.

sembari

Kedekatan

namun Katie tak sedikitpun memberitahu Charlie tentang penyakit yang sedang ketika pada suatu perjalanan malam,

keduanya terlambat untuk pulang ke rumah dan kulit Katie sempat tersentuh paparan sinar matahari dalam beberapa detik.

Namun, Charlie merupakan sosok yang mau menerima Katie apa adanya, sehingga tak

mempermasalahkan hal tersebut. Justru Charlie lah yang memberi semangat kepada Katie untuk tetap bertahan hidup.

Selain menyajikan romantisme antara Katie

dan Charlie, film ini juga menyuguhkan kisah persahabatan antara Katie dan Morgan yang sangat erat. Tak hanya itu, kehangatan hubungan antara ayah dan anak

perempuannya juga ditonjolkan dalam film keluaran tahun 2018 ini.

Dalam film ini Katie dan Charlie berusaha untuk tetap survive terhadap permasalahan hidup mereka. Katie dengan penyakitnya sedang

Charlie

harus

Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2018

tetap

mampu


REVIEW FILM mengejar mimpinya sebagai seorang atlit

renang walaupun bahu kananya sempat patah.

Bagi Katie, charlie adalah sosok pengubah hidupnya. Katie yang selama belasan

tahun hanya bisa berdiam diri di rumah, kini semenjak bertemu dan dekat dengan Charlie, ia bisa mewujudkan mimpinya salah

satunya

yaitu

menjadi

seorang

penyanyi dan berhasil meluncurkan satu single ciptaannya sendiri berjudul “Charlie Song�.

Latar waktu pada film ini didominasi pada

malam hari mengingat konflik utama yang dimiliki pemeran utama yaitu tidak dapat

terkena paparan sinar matahari. Film ini ditutup dengan kematian Katie yang memberikan duka mendalam bagi ayahnya, Charlie, juga Morgan, sahabatnya.

Berbicara tentang keunggulan film ini, Midnight Sun mampu membuat penonton hanyut dalam emosi yang terdapat pada film tersebut. Hal itu dikarenakan Bella

Thorne sangat menjiwai perannya sebagai

akan berakhir. Film ini berusaha agar penonton dapat menikmati alur sekaligus

merasakan apa yang dirasakan para tokoh

di dalam cerita. Selain itu, film ini juga membuat para penonton memahami setiap pesan yang hendak disampaikan dalam kisah tersebut.

Meskipun Midnight Sun merupakan film romansa, namun pesan yang disampaikan juga berkaitan dengan kehidupan. Dengan

keterbatasan dirinya, yakni mengidap XP, Katie tetap semangat dalam mengejar apa yang ia impikan. Ia tak pernah menjadikan penyakitnya

sebagai

halangan

dalam

berlatih musik maupun tampil di hadapan orang lain. Sementara Charlie, ia turut

memiliki keyakinan pada dirinya bahwa

ia mampu menjadi atlit renang seperti yang selama ini ia impikan. Penonton

dapat memetik pesan yang berharga dari film ini, yaitu tidak menjadikan masalah yang dimiliki sebagai halangan dalam mewujudkan apa yang diimpikan. (fn)

apa yang dirasakan Katie saat ia merasa bahagia, jatuh cinta, hingga turut merasa

sedih ketika konflik yang ada menerpa dirinya.

Pembawaan alur yang tidak terkesan

dok. Edents

Katie, sehingga penonton turut merasakan

terburu-buru juga memberi nilai tambah

pada film ini. Alur yang disajikan tidak hanya

terfokus pada bagaimana cerita tersebut

Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2018

12


Geliat Usaha

Rut Amigos, Keripik Antimainstream Terbuat dari Bonggol Pisang

dok. Rut Amigos

Oleh: Olivia Gita Melinda

Siapa yang tak tergiur untuk menjadi seorang wirausahawan muda? Berbagai usaha kini telah bermunculan di tanah air yang melibatkan wirausaha muda, lho! Salah satunya, Sastiansyah Akbar. Pemuda tersebut adalah owner dari Rut Amigos, yaitu camilan keripik nikmat yang berbahan dasar bonggol pisang. Berangkat dari Tugas Kewirausahaan

Ide awal usaha ini ternyata timbul karena adanya tugas kuliah kewirausahaan. “Rut Amigos itu dimulai waktu saya menjadi mahasiswa ilmu pemerintahan, tahun 2017, semester 2. Produksi awal kami jadikan awal Rut Amigos terbentuk, bulan Maret 2017 akhir, itu juga pas tugas kelompok, pas tugas mata kuliah kewirausahaan,� ujar Akbar. Adapun target pasar Rut Amigos sekarang adalah mahasiswa. Rut Amigos ini sebagai

13

teman ketika mereka beraktivitas. Rut Amigos berasal dari kata root dan amigos. “Jadi, awalnya Rut Amigos itu mempunyai 2 nama, Rut itu simplifikasi dari bahasa inggris, root. Biar enak disebut, kita ubah menjadi kata rut supaya mudah bacanya dan di lihat. Kata rut itu merepresentasikan dari bahan yang kita gunakan, akar pohon pisang itu sendiri. Jadi, bonggol pisang itu kan akar pohon pisang. Sedangkan untuk kata amigos sendiri, kita mempunyai dua filosofi. Filosofi yang pertama, yakni Rut Amigos kan didirikan bersama teman-teman atau sahabat pada awalnya. Filosofi yang kedua ini, Kami itu berharap supaya Rut Amigos itu bisa menemani setiap konsumen saat melakukan segala aktivitas, saat nongkrong, nonton TV, ngerjain tugas,� ucap Akbar. Saat ini, terdapat dua varian ukuran. Ukuran yang pertama yaitu dalam bentuk toples dengan berat 100 gram seharga 15 ribu dan dalam bentuk ziplok dengan berat 65 gram seharga 10 ribu. Rut Amigos berencana untuk membuat ukuran baru yang lebih kecil, lebih ekonomis dengan berat 30 gram seharganya 5 ribu. Dengan harapan bisa menjangkau target pasar yang lebih luas lagi. Kegiatan promosi yang sudah dilakukan antara lain dengan mensposori acara ilmu pemerintahan di Fisip (Fakultas Ilmu Sosial dan Pemerintahan). Hal ini dilakukan dengan harapan semakin banyak yang mengenal Rut Amigos. Selain itu, kegiatan

Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2018


Geliat Usaha promosi juga dilakukan dengan membuat postingan di beberapa media sosial seperti Line dan Instagram. Ia juga mengikuti kontes wirausaha terbaik. Pemilik Rut Amigos didominasi oleh anggota organisasi. Hal ini tentu diberdayakan oleh mereka. Setiap ada perkumpulan organisasi mereka selalu membawa Rut Amigos agar produknya semakin dikenal. Ciri Khas Bonggol Pisang

Berbicara keunggulan Rut Amigos tentu terletak pada bahan baku yang digunakannya, yaitu bonggol pisang. Bahan baku ini sangat jarang digunakan untuk dijadikan keripik sehingga menjadi ciri khas tersendiri dari produk ini. “Keunggulan produk kita dari bahannya, yakni bahan yang tidak umum dipakai dan juga khas. Masih jarang orang yang memproduksi keripik dari bonggol pisang. Hal itu yang membuat orang penasaran seperti apa sih rasanya. Selain itu, yakni kita mempunyai varian rasa yang beragam. Ada 8 varian rasa yang bisa dicoba, yakni keju, jagung bakar, ayam bakar, sapi panggang, balado, ekstra hot, barbeque dan salted egg”, ungkap Akbar. Target tahun ini adalah mempunyai alat produksi yang baru, dapat masuk ke kantinkantin dengan harga yang lebih terjangkau, dan memiliki PIRT serta label halal. “Untuk target tahun ini kami ingin punya alat baru karena alat yang sekarang kan masih simple, masih pake kayu buat ngerajang. Kedua, kita berharap bisa masuk ke kantin-kantin dengan harga yang lebih terjangkau lagi. Selain itu kita juga ingin mempunyai P-IRT atau izin produk produksi rumah tangga, dan juga label halal supaya bisa dimasukin ke tokopedia,” kata Akbar. Hambatan akan Kesibukan Organisasi dan Harapan menjadi Oleh-oleh Khas Semarang

Hambatan Rut Amigos adalah masalah waktu karena pemilik masih disibukkan

14

dengan organisasi mahasiswa. Hal ini membuat waktu produksi mulai berkurang. Sebenarnya produksi dilakukan minimal dua kali dalam sebulan yaitu dilakukan di akhir minggu tetapi karena kesibukan di organisasi selama dua bulan ini baru tiga kali produksi. Untuk bahannya sendiri masih tersedia dan cukup. Rut Amigos sudah memiliki supplier bonggol pisang sendiri, bahan-bahan lain seperti tepung dan lain-lain sudah ada toko pelangganan sendiri. Harapan kedepan Rut Amigos dikenal sebagai produk Undip (Universitas Diponegoro) dan dikenal sebagai oleh-oleh khas Semarang. Perihal harapan, Akbar mengatakan bahwa semoga Rut Amigos ini kelak dapat menjadi salah satu oleh-oleh khas dan menambah kekayaan kuliner kota semarang. “Harapan kedepan kami berharap bahwa Rut Amigos terkenal sebagai produk undip. Diproduksi mahasiswa Undip. Kedua, kita ingin rut amigos ini menjadi salah satu oleh-oleh khas Semarang yang bisa bersaing di tingkat kota, nasional, bahkan mancanegara supaya industri kuliner dan pariwisata di Semarang lebih maju lagi,” tutupnya. (fn)

“Kita ingin rut amigos ini menjadi salah satu oleholeh khas Semarang yang bisa bersaing di tingkat kota, nasional, bahkan mancanegara supaya industri kuliner dan pariwisata di Semarang lebih maju lagi,” – Sastiansyah Akbar, Owner Rut Amigos.

Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2018



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.