“Dari Redaksi Rektor atau pemimpin sebuah perguruan tinggi, memiliki gagasan, visi, dan misi yang telah dirangkai untuk kemudian dilaksanakan guna membawa perguruan tinggi menjadi semakin unggul dan berkualitas. Proses pemilihan rektor menjadi sesuatu yang perlu untuk diperhatikan terutama oleh kalangan mahasiswa yang berada pada perguruan tinggi terkait. Hal itu dikarenakan terpilihnya seorang rektor akan berdampak pada bagaimana nasib perguruan tinggi itu ke depannya.
Pada laporan utama satu, kami fokus membahas proses Pemilihan Rektor Universitas Diponegoro Periode 2019-2024. Dalam pembahasan ini, kami tidak hanya menyajikan bagaimana alur Pemilihan Rektor, melainkan juga membahas mengenai peminat Bakal Calon Rektor yang kemarin hanya terdapat calon tunggal saja. Setelah itu, pada laporan utama kedua kami membahas mengenai Pakta Integritas Bakal Calon Rektor Universitas Diponegoro Periode 2019-2024. Pembahasan terkait topik tersebut mencakup latar belakang tercetusnya pakta integritas, bagaimana proses perumusannya, hingga kelanjutan dari pengajuan pakta integritas tersebut kepada calon rektor. Selain itu, pada Buletin Edents Volume 1 Edisi Maret 2019 ini kami juga menyajikan berbagai rubrik pendamping yaitu Geliat Usaha, Tea Time, Polling, Resensi Film, Kolom Pemimpin, Kolom Sastra, dan Teka-Teki Silang.
BULETIN ERLANGGA 17 DITERBITKAN OLEH : Lembaga Pers Mahasiswa Edents
Pemimpin Umum: Dirga Ardian Nugroho Pemimpin Redaksi:
Julian Karenina Berlianti
Redaktur Pelaksana Buletin: Amadea Arum Diani
Pemimpin Artistik: Rafi' Qurnia Nawandaputra Layouter dan Ilustrator: Cahyani Sulistyaning Reporter:
Rizqy Dwi, Alfi, Winnarti, Anisulfuad, Mila, Prastio,
Cinka, Camila, Dypa, Annisa, Wakhidatun, dan Yusuf
Akhir kata, kami dari redaksi memohon maaf apabila ada kesalahan dan kekeliruan dalam penulisan. Kritik dan saran selalu kami harapkan dari para pembaca. Selamat membaca!
Erlangga Erlangga 17 17 || Volume Volume 11 Edisi Edisi April Maret2017 2019
“Daftar Isi 1
Tea Time with Suharnomo
3
Rektor Petahana Menjadi Calon Tunggal dalam Ajang Pemilihan Rektor Undip 2019-2024
5
Polling: Pemilihan Rektor Undip Periode 2019-2024
9
Review Film "Allita : Battle Angle"
11 Teka-Teki Silang
12
Kolom Pemimpin Urgensi Kaderisasi dalam Dinamika Organisasi Mahasiswa
14
XREGAL : Minuman Pas untuk Kantong Mahasiswa
16
Kolom Sastra : Catatan Untuk Sang Pemimpin Erlangga 17 17 | Volume 11 Edisi Edisi April 2017 2017 Erlangga Erlangga 17 || Volume Volume 1 Edisi April Maret 2019
Tea Time with Suharnomo Oleh : Rizky Dwi
Apa motivasi Anda menjadi Dekan?
Apa visi dan misi Anda dalam menjadi Dekan FEB?
Pertama, saya sangat berharap bahwa fakultas bisa menyiapkan lulusan-lulusan yang kompeten agar bisa menang dalam dunia kerja. Kedua, jika mereka membuka usaha maka mereka memiliki kompetensi untuk running their on business. Jadi as professional dan juga bisnis. Kita berharap bahwa mahasiswa tetap menjadi fokus perhatian pada peningkatan kualitas kita. Mahasiswa mendapatkan ilmu dan alat yang cukup sebelum lulus dari fakultas.
Siapa saja orang-orang dibalik kesuksesan Anda? Saya termasuk orang yang tidak terlalu berambisi tapi selalu berusaha menjalankan yang terbaik. Juga teman-teman memberi respon yang sangat baik. Tapi, saya rasa yang paling penting adalah doa ibu saya, di Purwodadi.
1
Saya selalu menyempatkan pulang, pasti. Soalnya kalau saya nggak pulang satu bulan, ibu saya pasti sudah menunggu di depan pintu masuk rumah. Nunggu anaknya yang paling ganteng. Sampai ditelfon kakak saya disuruh pulang, katanya ibu nunggu nggak masukmasuk. Saya rasa doa ibu yang paling utama.
doc. Pribadi
Ada beberapa agenda yang harus saya selesaikan. Terutama saya ingin menjadikan FEB sebagai pionir untuk kelas internasional dan semakin maju. Saat ini, kita memiliki enam mitra luar negeri, double degree dan puluhan untuk kredit transfer sistem. Saya ingin maju disitu, kemudian saya nanti bisa menjadikan kelas reguler juga tertarik oleh akademik. Atmosfer yang tercipta bahwa Bahasa Inggris itu penting, pengalaman internasional, soft skill, dan komunikasi yang baik itu juga sangat penting untuk lulusan. Jadi, saya ingin menyelesaikan hal tersebut yang beberapa diantaranya sudah saya mulai.
Semua peristiwa penting di hidup saya selalu minta cium tangan ibu, minta doa.
Kemudian istri, keluarga, dan teman-teman. Saya merasa beruntung karena memiliki teman-teman yang sangat baik selalu membantu saya. Kemudian mahasiswa kita juga baik-baik. Jadi kita bisa ter-support.
Bagaimana usaha yang telah Anda lakukan untuk menjadi Dekan? Tidak ada usaha yang khusus, tetapi saya rasa teman-teman dosen melihat empat tahun terakhir ini fakultas ekonomi bagus. Kita nomor satu di Kemandirian Fakultas, Kelas Internasional, dan memiliki Social Scientist terbaik di Undip.
Secara nasional juga Fakultas Ekonomi kita memiliki jurnal yang sudah terindeks di Scopus, saya rasa ini termasuk prestasi. Saat ini saya juga menjabat sebagai ketua AFEB (Asosiasi Fakultas Ekonomika dan Bisnis) se-Indonesia tahun 2018-2019. Saya rasa itu tidak mudah karena saingannya juga dari kampus-kampus besar seperti UI, UGM, ITB, dan lainnya. Saya rasa semua dekan sepakat memilih saya, berarti kita dianggap baik. Selanjutnya yang perlu menjadi catatan adalah tahun ini kita memiliki Bloomberg Laboratory satu-satunya di Indonesia. Kampus-kampus besar belum punya, jadi kita harus bangga. Kemudian teman-teman mahasiswa memiliki akses yang luar biasa terhadap data, jadi harus dimanfaatkan dengan baik. Itu (re: Bloomberg Laborator) mahal sekali dan kami gratiskan untuk mahasiswa. Karena tidak ternilai
Erlangga 17 | Volume 1 Edisi Maret 2019
harganya maka harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Kita memiliki 24 PC dan ada 44 terminal merupakan hal yang dahsyat. Saya rasa hal tersebut juga momentum bahwa yang terbaik tidak selalu harus dari pusat, dari daerah juga bisa. Apa saja tahap-tahap pemilihan Dekan?
Awalnya ada delapan belas yang layak untuk mencalonkan diri. Kemudian dikerucutkan lagi oleh panitia yaitu dari Sekretaris Senat hingga tersisa dua calon, yaitu saya dan Pak Jaka Isgiyarta. Saya tidak melihat beliau sebagai pesaing namun sebagai teman sharing untuk memberikan yang terbaik. Tahap kedua adalah penilaian internal dari fakultas, dilakukan oleh semua anggota Senat Akademik yang selanjutnya akan diberikan ke universitas. Kemudian di universitas akan dibuat committee ad hoc yang diketahui oleh Rektor Undip, Yos Johan Utama. Komite tersebut mempunyai delapan anggota yaitu Ketua MWA, SA, LPPM, LP2MP, dan semua Wakil Rektor.
Setelah itu para calon akan diberikan kesempatan untuk presentasi selama dua jam dan akan dinilai kembali. Selanjutnya dilakukan FGD (Focuss Group Discussion) pada minggu berikutnya. FGD tersebut diikuti oleh seluruh calon dekan. Penilai akan melihat kompetensi dari masingmasing calon dekan, idenya seperti apa, dan lain sebagainya. Selanjutnya committee ad hoc melakukan rapat dan satu bulan berikutnya akan diumumkan nama dekan berikut nilai-nilainya. Alhamdulillah nilai saya tinggi dan dianggap baik. Berarti saya yang dipilih. Sekali lagi saya berterima kasih kepada Pak Jaka sebagai mitra untuk memberikan yang terbaik kepada fakultas.
Apa yang membuat Anda menjadi Dekan FEB untuk yang kedua kalinya? (Keunggulan dibanding calon lain) Saya rasa selain dari prestasi dan kinerja saya yang sangat baik pada periode sebelumnya, saya tidak tahu. Karena fakultas yang mendorong saya dan universitas memilih saya lagi. Karena nilai saya sangat memuaskan maka tidak perlu negosiasi dan sebagainya. Jika orang melihat prestasi kita baik maka Insya Allah perlu dilanjut. Jadi, tidak ada kegiatan yang sangat khusus. Prestasi-lah yang berbicara. Menurut Anda apa saja tips agar sukses mencapai tujuan?
Pertama, kita harus fokus kepada hasil. Kedua, kita menilai kekuatan diri. Ketiga, fokus pada
timeline yang sudah dibuat. Masalah utama pada semua orang adalah ide mereka bagus tetapi tidak setia pada apa yang sudah dijanjikan. Jika kita sudah membuat perencanaan maka kita harus memenuhinya. Kadang kala orang banyak bermimpi tapi tidak ada usaha untuk mengejarnya. Atau punya cita-cita tapi tahap-tahap untuk meraihnya itu kurang maka tidak mungkin akan berhasil. Apa saja saran yang Bapak berikan kepada kami sebagai mahasiswa untuk meraih tujuan dan cita-cita kami?
Saya pernah menjadi Ketua Senat Undip tahun 1993-1994 dan Pimpinan Redaksi Edents tahun 1992-1993. Saya pernah di Aiesec, Rohis, BEM, dan sebagainya. Kayaknya ada sembilan aktivitas saya pada saat itu.
Saya percaya bahwa IPK itu penting. Tapi jika hanya IPK saja menurut saya itu sangat kurang. Saya minta teman-teman mahasiswa IPK 3.25 saja tapi harus jadi aktivis, belajar soft skill, komunikasi, bikin running kegiatan, dan belajar tidak sukses. Saat menjadi mahasiswa, Anda harus benar-benar menikmati ketidaksuksesan. Hal-hal berjalan yang dengan sangat tidak sempurna harus tetap diterima sebagai sebuah kenyataan. Dari situlah Anda akan belajar menjadi growing dan lebih dewasa lagi dari masalah yang terjadi. Kalau Anda diam ya you get nothing. Jadi saya sangat sarankan belajar yes tapi jadi aktivis, wajib.
Ketiga, karena kita living in global area, you should be good in your english. Toefl harus 500. Keempat, jika Anda express your voice seperti kemampuan menulis saya rasa sangat baik. Kita hidup di era digital dan punya pemikiran bagus sangat diutamakan. Jika tidak punya pemikiran itu, you just the number. Hanya angka-angka jumlah itu tidak ada manfaatnya. Tapi if you have an idea, you expressed in return style saya rasa you of other unique. Nantinya Anda layak mendapatkan premium price. Jadi, you should be unique. Jangan jadi mahasiswa baperan yang dikit-dikit mengeluh. Karena tidak ada orang sukses yang seperti itu.
Me-manage kuliah dan aktivitas yang padat, Anda akan menjadi paripurna. Saat lulus Anda akan punya mentalitas juara dan kita harus kejar mentalitas juara tersebut. Tidak suka menyalahkan orang lain, orang tua, lingkungan, dan pemerintah. Kita harus memberikan energi positif ke diri sendiri. We should be respect on our self. Kita harus menghargai kemenangan-kemenangan kecil diri, teman-teman, dosen, dan kampus kita. Jika kita memberi energi positif ke orang lain maka energi tersebut akan berbalik ke kita, begitu juga sebaliknya. Selalu nikmati proses menjadi mahasiswa dan aktivis. (jl)
Erlangga 17 | Volume 1 Edisi Maret 2019
2
LIPUTAN UTAMA
Rektor Petahana Menjadi Calon Tunggal dalam Ajang Pemilihan Rektor Undip 2019-2024
doc.Edents
Oleh : Alfi, Winnarti, dan Anisulfuad
Kegiatan Pemilihan Rektor Universitas Diponegoro merupakan acara yang hanya diadakan lima tahun sekali. Acara ini memiliki tujuan untuk menentukan rektor baru yang akan memimpin Universitas Diponegoro. Berdasarkan peraturan Majelis Wali Amanat (MWA) Nomor 01 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pemilihan dan Pemberhentian Rektor Universitas Diponegoro Bab 1 Pasal 1 (Ayat 6), definisi proses pemilihan rektor adalah serangkaian proses yang terdiri dari beberapa tahap yaitu: penjaringan Bakal Calon Rektor, penyaringan Calon Rektor, pemilihan Rektor Terpilih, dan penetapan serta pengangkatan Rektor. “Dalam Pemilihan Rektor kali ini terdapat empat tahapan yaitu penjaringan (menjaring bakalbakal calon yang mendaftar yang bersedia serta memenuhi syarat), penyaringan (para bakal calon yang ada di saring menjadi tiga besar dan ditetapkan sebagai calon rekor), lalu pemilihan ini ditentukan dari tiga calon rektor menjadi satu orang calon terpilih, di sesi terakhir adalah pelantikan . Jadi setelah disaring, dipilih, ditetapkan, lalu dilantik” tutur Izzu selaku Anggota Majelis Wali Amanat dari Unsur Mahasiswa (MWA UM). Pembentukan Panitia Pemilihan Rektor
Panitia Pemilihan Rektor atau PPR adalah panitia ad-hoc yang dibentuk dan diangkat oleh MWA untuk melaksanakan pemilihan Bakal Calon Rektor dan Calon Rektor serta bertanggungjawab kepada MWA. Definisi ini diatur dalam peraturan MWA Nomor 01 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pemilihan dan Pemberhentian Rektor Universitas Diponegoro Bab 3 tentang Panitia Pemilihan Rektor, bagian kedua tentang Pembentukan Panitia yang terdapat pada Pasal 5 (ayat 1). Panitia Pemilihan Rektor terdiri dari tiga unsur, yakni dari perwakilan Senat Akademik, MWA, dan dari Perwakilan Fakultas. Senat Akademik diwakili oleh tiga orang, sembilan dari anggota MWA, dan sisanya dari perwakilan fakultas. “Panitia Pemilihan Rektor yang nantinya akan
3
bertugas melaksanakan penyelenggaraan Pemilihan Rektor sekaligus bertindak sebagai panel ahli pada saat kegiatan pemaparan bakal calon rektor. Panitia tersebut keseluruhannya adalah dosen sedangkan dari mahasiswa hanya satu orang yaitu diwakili oleh saya,” jelas Izzu. Antusiasme untuk Mencalonkan Diri Masih Kurang Setelah dilakukan proses sosialisasi di setiap fakultas dalam tahap penjaringan tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Atmosfir persaingan dan minat dari beberapa dosen yang kemungkinan memenuhi syarat administrasi untuk menjadi bakal calon rektor yang kemudian akan menjadi calon rektor dinilai kurang. Hal ini dikarenakan persyaratan atau kriteria untuk menjadi bakal calon rektor secara administrasi terdapat beberapa yang sulit untuk dipenuhi. “Jadi dimasa penjaringan kami (PPR) sudah melakukan sosialisasi ke unit-unit fakultas, unit pusat kemahasiswaan, dan sebagainya. Namun feed back atau antusiasmenya dirasa tidak begitu besar. Sosialisasi ini menjelaskan mengenai persyaratan dan proses (alur) pemilihan rektor. Terlihat antusiasmenya memang kurang, terutama setelah melihat persyaratan (kriteria) yang harus dipenuhi untuk bisa mendaftar menjadi bakal calon rektor” ungkap Izzu. Perpanjangan Waktu Membuahkan Hasil
Tidak
Jadwal pemilihan rektor mengalami perubahan dikarenakan belum terpenuhinya tiga calon rektor sesuai dengan peraturan MWA Nomor 01 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pemilihan dan Pemberhentihan Rektor Universitas Diponegoro Bab 1 Pasal 1 (ayat 8). Hal ini menyebabkan pendaftaran
Erlangga 17 | Volume 1 Edisi Maret 2019
diperpanjang menjadi setelah tanggal 5 Desember yang merupakan jadwal semula berakhirnya pendaftaran. Oleh karena itu, semua jadwal yang sudah ditetapkan menjadi bergeser.
Pendaftaran sudah dibuka sejak tanggal 6 November 2018 tetapi sampai pada tanggal 5 Desember 2018 hanya satu calon yang mendaftar. Merujuk pada peraturan MWA No. 1 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pemilihan dan Pemberhentian Rektor Universitas Diponegoro Bab 1 Pasal 1 (ayat 8), pengangkatan pemilihan rektor, apabila pendaftar kurang dari tiga, maka diperpanjang selama tujuh hari kerja. Jika dalam masa perpanjangan tidak ada penambahan pendaftar maka proses berikutnya akan tetap dilaksanakan. “Walaupun sudah diperpanjang akan tetapi sampai akhir waktu yang telah di tentukan hanya ada satu pendaftar. Berdasarkan peraturan, jika sudah diperpanjang, maka akan dilanjutkan pada mekanisme berikutnya, berapapun pendaftarnya,” jelas Izzu. Pemaparan Visi dan Misi
Pemaparan visi dan misi oleh calon rektor dihadiri oleh perwakilan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari setiap fakultas. Pemaparan visi dan misi ini berlangsung tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini dikarenakan pemaparan visi dan misi dari Yos Johan Utama melebihi waktu yang ditetapkan oleh panitia pemilihan rektor. Salah satu perwakilan BEM berharap bahwa acara pemaparan visi dan misi lebih terbuka, karena rektor yang terpilih seharusnya merupakan pilihan dari berbagai elemen-elemen yang akan dipimpin seperti pegawai, staf, dan mahasiswa. Sulitnya Mencari Bakal Calon Rektor
Terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan pemilihan rektor pada tahap penjaringan, dimana mahasiswa dalam hal ini MWA-UM harus melakukan list nama-nama bakal calon rektor yang memiliki potensi atau memenuhi persyaratan administrasi. Mahasiswa juga aktif diskusi untuk penjaringan calon yang potensial secara administratif guna didorong untuk maju mencalonkan diri menjadi bakal calon rektor. Permasalahan yang timbul adalah terdapat nama yang secara administrasi memenuhi tetapi tidak potensial untuk maju karena tidak berfokus untuk manjadi rektor. Terdapat pula nama yang berminat tetapi secara administrasi tidak
memenuhi.
“Akhirnya hingga detik terakhir kita tidak menemukan satupun calon yang dapat disepakati untuk dimajukan atas nama mahasiswa. Jadi kita terima apa adanya satu calon namun tetap akan kita kritisi,” lanjut Izzu. Bersikap Adil dan Demokratis Meski Hanya Satu Calon
Panitia memiliki harapan yang besar untuk pemilihan rektor lima tahun mendatang yaitu pemilihan rektor dijadikan sebagai ajang untuk menilai visi serta gagasan rektor dan berharap agar proses pemilihan rektor tetap berjalan demokratis. Diharapkan juga para pegawai, dosen, serta mahasiswa dapat berperan aktif dalam proses ini. Pemilihan rektor diharapkan menjadi ajang untuk evaluasi soal kinerja rektor serta mengkritisi gagasan baru yang dibawa.
Walaupun calon rektor hanya satu yang mencalonkan diri namun pihak panitia akan bersikap adil dan tetap mempertimbangkan banyak hal seperti mengkritisi kinerja dan gagasan visi misi yang dibawa oleh calon rektor tersebut. “Walaupun calonnya cuma satu, saya berharap proses ini tetap demokratis, dilaksanakan dengan serius, dan benar-benar sesuai dengan peraturan yang ada. Jangan sampai karena hanya satu calon saja lalu dijalani dengan seadanya,” ungkap Izzu. (jl)
Erlangga 17 | Volume 1 Edisi Maret 2019
4
5
Erlangga 17 | Volume 1 Edisi Maret 2019
Polling
Erlangga 17 | Volume 1 Edisi Maret 2019
6
LIPUTAN UTAMA
Pakta Integritas Sebagai Manifestasi Keresahan Bersama Oleh : Mila, Pras
doc.pixabay.com
Latar Belakang Munculnya Pakta Integritas
Pemaparan visi misi calon rektor untuk periode 2019-2024 cukup menyita banyak perhatian masyarakat, khususnya mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip). Acara yang diadakan pada Selasa 15 Januari 2019 lalu, yang bertempat di Gedung Prof. Soedarto turut mewarnai pemilihan rektor untuk periode kali ini. Pertama yakni dikarenakan yang mencalonkan diri sebagai bakal calon rektor hanyalah satu calon atau biasa disebut dengan calon tunggal. Kedua, ada salah satu peristiwa lain yang juga menarik perhatian mahasiswa dan audiens yang hadir saat itu, yaitu adanya pengajuan pakta integritas yang dimana di dalamnya berisikan keresahan-keresahan yang dirasakan oleh mahasiswa Undip. Lantas, seperti apa sebenarnya pakta integritas itu dan apa tujuannya? Pakta Integritas sebagai Bentuk Keresahan Mahasiswa
7
Dalam kesempatan sesi wawancara dengan wakil BEM Undip periode 2019, Dian Fitriyani, memaparkan beberapa informasi perihal pakta integritas tersebut. Menurutnya, pakta integritas mahasiswa merupakan sejumlah poin di mana dalam poin-poin tersebut berisikan keluhan mahasiswa yang disampaikan melalui perwakilan setiap BEM Fakultas. Mahasiswa menyuarakan keresahan yang terjadi di tiap-tiap fakultas, dan keresahan-keresahan tersebut kemudian ditampung ke dalam suatu dokumen yang disebut pakta integritas. Jadi, pakta integritas tersebut merupakan bentuk suatu perjanjian antara mahasiswa dan bakal calon rektor, yang nantinya dari perjanjian pakta integritas yang akan ditandatangani tersebut, poin-poin yang tercantum didalamnya diharapkan segera diwujudkan.
Adanya pakta integritas yang dibacakan pada saat pemaparan visi dan misi calon rektor dilatarbelakangi oleh beberapa hal. Diantaranya adalah supaya mahasiswa Undip mengetahui bahwa adanya pemilihan rektor di universitasnya. Seperti yang diketahui bersama bahwa masih banyak mahasiswa Undip yang masih tidak tahu menahu tentang adanya pemilihan rektor tersebut. Adanya pembacaan pakta integritas yang diajukan pada saat pemaparan visi dan misi calon rektor kemarin diharapkan dapat menarik perhatian mahasiswa supaya mahasiswa lebih peduli tentang penentuan pemimpin Undip. Selain itu diharapkan mahasiswa dapat mengawal jalannya pemilihan rektor supaya berjalan sebagaimana mestinya, meskipun sebenarnya di MWA sendiri sudah ada unsur mahasiswanya.
Selain itu, yakni adanya kekhawatiran bahwa Undip hanya berfokus pada perluasan universitas, seperti Program Studi Luar Kampus Utama Undip (PSDKU) tetapi melupakan hal-hal yang merupakan menjadi tuntutan mahasiswa itu sendiri, seperti permasalahan Uang Kuliah Tunggal (UKT). “Selanjutnya, adanya tuntutan transparasi penggunaan UKT. Misalnya, fasilitas yang ada disana belum sepenuhnya dimaksimalkan. Hal ini berbanding terbalik dengan UKT (Uang Kuliah Tunggal) yang dibayarkan oleh mahasiswa yaitu sekitar 9.500.000 rupiah,� tutur Dian. Penjaringan Keresahan Melalui Ketua BEM-F
Pakta integritas sudah tercetus pada Kepengurusan BEM Undip 2018 diakhir periode kepengurusan. Akan tetapi karena keterbatasan waktu yang dimiliki, pakta integritas ini dilanjutkan oleh kepengurusan yang baru yaitu BEM Undip 2019. Butuh waktu dua bulan hingga pakta integritas siap untuk diterbitkan. Penjaringan aspirasi atau keresahan mahasiswa tidak dilakukan secara menyeluruh kepada seluruh mahasiswa Undip. Dian mengatakan bahwa penjaringan keresahan dan aspirasi dilakukan hanya dengan mengundang masing-masing Ketua BEM Fakultas. Hal tersebut didasarkan pada pertimbangan waktu yang terbatas dan Ketua BEM Fakultas dirasa cukup mengetahui permasalahan yang ada di fakultasnya masing-masing. “Yang diundang BEM Fakultas yang mengerti permasalahan di fakultasnya, selanjutnya
Erlangga 17 | Volume 1 Edisi Maret 2019
permasalahan tersebut dituangkan ke dalam setiap poin di dalam pakta integritas,” tutur Dian. Beberapa BEM-F tidak Perumusan Pakta Integritas
Perhatian
dalam
Menurut Dian, tidak banyak kendala yang terjadi selama proses perumusan pakta integritas. Kendala yang dihadapi hanya sebatas hal-hal yang kecil seperti pemilihan diksi. Selain itu, Dian juga menjelaskan bahwa pakta integritas merupakan sebuah dilema sekaligus tantangan. Hak ini karena kepengurusan BEM Undip 2019 hanya selama satu tahun, sedangkan masa jabatan rektor adalah lima tahun sehingga ada tantangan untuk mengawal sisa empat tahun selanjutnya setelah kepengurusan BEM Undip 2019 selesai. Ada beberapa Fakultas yang tidak terlalu perhatian terhadap permasalahan juga merupakan hambatan yang dialami selama proses perumusan. Fakultas-fakultas yang merasa fakultasnya sudah bagus dari segi sistem ataupun infrastruktur cenderung kurang merasakan masalah-masalah yang terjadi di luar fakultasnya. Padahal sebenarnya aspirasi mereka sangat dibutuhkan untuk perumusan pakta integritas ini. Tantangan yang terbesar yang dihadapi adalah bagaimana cara membuat pakta integritas ini dapat membuahkan hasil. Kelanjutan dari Pakta Integritas
Pakta integritas selesai dibuat, selanjutnya diajukan kepada calon rektor. Pada tahap ini, perlu adanya kesepakatan dengan pembubuhan tanda tangan dalam pakta integritas tersebut. Akan tetapi, pembubuhan tanda tangan dalam pakta integritas tersebut tidak secara langsung diberikan saat itu juga, sehingga saat ini pakta integritas tersebut masih berada di tangan Yos Johan Utama yang pada saat itu selaku calon Rektor Undip 2019-2024. Yos Johan Utama akan mengkaji ulang terlebih dahulu mengenai setiap poin yang terdapat dalam pakta integritas tersebut. Majelis Wali Amanat Unsur Mahasiswa (MWA-UM) mengusulkan untuk menambahkan pakta integritas ke dalam kontrak kerja calon rektor periode 2019-2024. Melihat situasi tersebut, BEM Undip dan MWA-UM akan berusaha untuk menggerakkan mahasiswa Undip secara umum untuk turut serta berpasitipasi mendukung pakta integritas agar segera mendapatkan persetujuan dan dicantumkan dalam program kerja calon rektor periode 2019-2024. Kedepannya, BEM Undip juga akan bekerja sama dengan bidang sosial, politik, bidang eksekutif, inspirasi dan propaganda untuk mengawal pakta integritas ini. Tanggapan MWA-UM Terhadap Pakta Integritas
Pada saat penyampaian visi misi oleh Bakal Calon Rektor Undip dan penyerahan pakta integritas, MWAUM menyampaikan bahwa akan mengundurkan diri apabila pakta integritas tidak ditandantangani
oleh bakal calon rektor. Namun, setelah melalui perundingan, MWA-UM tidak jadi mengundurkan diri meski pakta integritas belum ditandatangani. Hal itu atas dasar pertimbangan jika MWA-UM mengundurkan diri maka tidak akan ada pengawalan dari mahasiswa dalan jalannya pemilihan rektor.
Tidak ditandatanganinya pakta integritas oleh Yos Johan Utama, maka hal ini akan dijadikan sebagai isu internal yang akan dikawal oleh BEM Undip 2019 dan BEM Fakultas. Selain itu, tindakan lain yang diambil dengan tidak ditandatanganinya pakta integritas adalah menuliskan evaluasi kinerja satu tahun kepemimpinan Yos Johan Utama sebagai Rektor Undip nantinya. Lebih lanjut, MWA-UM akan mengadakan rilis kajian mengenai kejadian yang terjadi selama proses pemilihan Rektor Undip periode 2019-2024. Akses “Satu Pintu” Membuat Pengawasan Sulit Dilakukan
Proses pengawalan juga tak luput mengalami permasalahan. Hal itu dikarenakan kurangnya akses informasi di mana mahasiswa hanya mempunyai satu wakil, yakni dari MWA-UM. Bahkan, sekelas Ketua BEM Undip pun tak bisa mengakses informasi jalannya pemilihan rektor. Informasi yang hanya berasal dari “satu pintu” membuat mahasiswa kesulitan dalam hal membuat kajian karena harus menunggu informasi dari MWA-UM terlebih dahulu.
Meski pakta integritas statusnya masih menggantung, Dian mengatakan belum ada rencana untuk aksi demonstrasi. Menurutnya aksi adalah opsi terakhir apabila tidak menemui titik temu. Saat ini yang bisa dilakukan adalah percaya sepenuhnya pada MWAUM untuk melakukan lobby terlebih dahulu. Isu Penting Menjadi Prioritas
Pakta integritas yang berisikan dua belas poin tuntutan yang diharapkan dari calon rektor selanjutnya untuk diwujudkan tentu tidak semuanya bisa dilaksanakan dalam satu tahun. BEM Undip lebih menekankan isu-isu yang sekiranya tahun ini harus segera dituntaskan. Pertama, yakni adanya transpasi UKT. Kedua adalah terkait PSDKU di mana masih banyak fasilitas di sana yang bisa dikatakan belum layak maupun kekurangan dosen pengajar. Bahkan, menurut Dian masih banyak mahasiswa PSDKU yang belum mengerti mengenai Sistem Kredit Semester (SKS). Selain itu harapannya adalah rektor yang terpilih nanti diharapakan bisa mengembangkan Undip bukan hanya dari sisi institusi, tetapi juga dari kepentingan mahasiswanya. Selain itu, Dian juga berharap bahwa mahasiswa tidak bersikap acuh terhadap jalannya pemilihan rektor karena ini merupakan sebuah kepentingan bersama. (jul)
Erlangga 17 | Volume 1 Edisi Maret 2019
8
doc.joblo.com
RESENSI FILM Tanggal rilis Sutradara Pemeran Skenario Rumah Produksi Genre
: 5 Februari 2019 (Indonesia) : Robert Rodriguez : Rosa Salazar, Christoph Waltz, Jennifer Connely, Mahershala Ali, Keean Johnson : James Cameron, Laeta Kalodigris : 20th Century Fox : Action, Adventure, Sci-fi
menyadari siapa dirinya dan dari mana dia berasal. Dari sinilah cerita perjuangan Alita dimulai. Dr. Ido yang menyayanginya seperti anaknya sendiri, mengetahui masa lalu Alita, namun memilih untuk menyembunyikan cerita masa lalu itu dan memberikan Alita ingatan baru. Sebuah kisah petualangan tidak akan lama tinggal di zona nyaman. Walaupun Dr. Ido berpikir bahwa memulai lembaran baru adalah yang terbaik, namun Alita masih merasa penasaran.
Film aksi unik ini diadaptasi dari komik Jepang karya Yukito Kishiro dengan judul Gunnm. Komik ini rilis tahun 1991-1995 dan pada saat itu diterbitkan di majalah Business Jump, Shueisha. Latar film ini mengambil waktu pada abad 26 pada zaman kegelapan. Hal ini diperlihatkan di awal film tentang kerusakan yang terjadi di planet tersebut pasca perang besar yang melanda. Alita (Rosa Salazar) merupakan pemeran utama berbentuk cyborg perempuan.
Dalam cerita ini, Alita tidak langsung hadir dalam bentuk yang utuh. Awalnya, Ia ditemukan oleh Dr. Dyson Ido (Christoph Waltz) dalam bentuk potongan di rongsokan sampah logam. Dengan kemampuannya sebagai ilmuwan, Dr. Ido memberikan tubuh baru pada Alita dan kemudian memperbaikinya dengan menambah elemen cinta pada pikiran Alita. Sayangnya, Alita bangun dan tidak
9
Di kota tempat tinggalnya, Iron City, Alita berjalan-jalan dan bertemu dengan seorang laki-laki bernama Hugo (Keean Johnson) yang selanjutnya akan menjadi teman dan cintanya. Melalui Hugo, Alita semakin termotivasi untuk menguak siapa dirinya sebenarnya di masa lalu karena Hugo menawarkan bantuan untuk mengembalikan serpihan ingatannya. Sedikit demi sedikit, serpihan memori Alita mulai terkumpul. Pada suatu malam, ia melihat Dr. Ido berjalan sendirian dan mengikutinya. Dalam perjalanannya tersebut, muncul cyborg-cyborg jahat yang berusaha menyerang Dr. Ido. Alita yang melihat kejadian ini tentu tidak ingin diam saja. Ia mulai mencoba melawan dan akhirnya menemukan kemampuan terpendamnya yaitu kemampuan bela diri yang luar biasa. Alita menjadikan kemampuannya ini sebagai bekal untuk menguak lebih dalam lagi mengenai masa lalunya, namun ternyata semua tidak berjalan begitu mulus.
Erlangga 17 | Volume 1 Edisi Maret 2019
RESENSI FILM Kemampuan Alita dianggap sebagai sesuatu yang mengancam bagi kawanan cyborg lain dan Alita dianggap menjadi musuh. Kumpulan cyborg tersebut berupaya menggunakan segala cara untuk memusnahkan Alita. Meskipun begitu, Alita tetap tegar dan kuat menghadapi perlawanan mereka demi motivasinya untuk mendapatkan dan membangkitkan masa lalunya tersebut.
Siapakah sebenarnya sosok Alita di masa lalu? Lalu apakah benar Alita merupakan cyborg yang mengancam seluruh keamanan planet? Film aksi ini dapat dikatakan memiliki plot twist karena menggambarkan sosok remaja perempuan yang polos namun memiliki kepribadian yang sangat tangguh. Menjadi Battle Sebenarnya
Angels
yang
Alita digambarkan sebagai seorang remaja perempuan yang amat polos dan cantik. Ia adalah cyborg yang memiliki gestur, gerakan dan perasaan seperti manusia pada umumnya. Seperti layaknya remaja perempuan, Alita juga memiliki perasaan yang lembut dan rapuh. Namun, siapa sangka di balik image-nya yang seperti itu, Alita menyimpan sejuta rahasia yang sangat bertolak belakang dengan sifatnya.
Alita pernah menghadapi kehidupan yang dapat dikatakan keras. Ketika ia memutuskan untuk mencari tahu mengenai masa lalunya, Alita kemudian mengalami kehidupan itu lagi. Penonton akan dibuat terkagumkagum dengan bagaimana seorang remaja perempuan dapat melewati
pertarungan dengan Motorball melawan musuh-musuh yang hebat dan menggapai keinginannya. Pada bagian ending, penonton mungkin mengharapkan akhir cerita yang berkesan, namun nampaknya hanya menjadi sebuah bagian anti klimaks sehingga kurang meninggalkan kesan mendalam. Perlu diketahui bahwa beberapa adegan pertarungan dalam film ini tidak cocok untuk ditonton oleh anak-anak di bawah 13 tahun, sehingga perlu adanya kebijakan dari para orang tua. “Rekayasa� Digital yang “Nyata�
Pengalaman James Cameron menggarap film-film 3D yang imersif tampak jelas dalam karyanya kali ini. Selama film berlangsung, kita akan disuguhkan dengan perpaduan antara latar sesungguhnya dengan tokoh-tokoh dan benda-benda yang dibuat melalui animasi digital. Penciptaan benda-benda rekayasa tersebut memanjakan mata para penonton karena tampak sungguh berada di latar dan menyatu dengan sangat baik. Sebelumnya, James Cameron menggarap film Avatar, Avatar 2 dan Titanic yang semuanya mendapat reputasi sempurna. Belajar dari pengalamannya tersebut, James Cameron kemudian memberanikan diri untuk merealisasikan naskah Alita yang telah dia buat sejak tahun 2014 tersebut. Dalam komik aslinya, Alita terdiri dari beberapa seri. Jika film Alita pertama sukses, Cameron berencana untuk menggarap dua seri film Alita yang lain.
Erlangga 17 | Volume 1 Edisi Maret 2019
10
Teka-Teki Silang
11
Erlangga 17 | Volume 1 Edisi Maret 2019
KOLOM PEMIMPIN
Urgensi Kaderisasi dalam Dinamika Organisasi Mahasiswa Oleh : Wakhidatun Nurrohmah*
Seperti yang sudah diketahui bahwa mahasiswa mempunyai empat peran dan fungsi penting yaitu Iron Stock, Agent of Change, Moral Face, dan Social Control. Iron Stock, mahasiswa sebagai generasi penerus masa depan dalam mewujudkan cita-cita suatu bangsa. Agent of Change, mahasiswa sebagai penggerak yang mengajak masyarakat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, melalui pengaplikasian berbagai ilmu dan gagasan yang mereka miliki. Moral Face, yang mana tingkat intelektual seorang mahasiswa akan disejarkan dengan tingkat moralitasnya. Social Control, mahasiswa diharapkan peka terhadap permasalahanpermasalahan yang ada di lingkungan sekitar dan mampu menjadi pengontrol kehidupan sosial masyarakat dengan memberikan kritik, saran, serta solusi.
Untuk menyempurnakan keempat peran dan fungsi tersebut, seorang mahasiswa dipersiapkan sedemikian rupa melalui sebuah proses kaderisasi kampus. Secara umum, kaderisasi mahasiswa merupakan serangkaian proses panjang pembentukan karakter (character building) mahasiswa, agar mereka sadar akan peran dan tanggung jawabnya pada lingkungan sosial. Pembentukan karakter tersebut merupakan proses humanisasi “permanusiaan� dengan cara mentransformasikan nilai-nilai untuk mewujudkan tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian masyarakat. Pembentukan karakter dilakukan melalui empat langkah yaitu: 1) Optimalisasi pola pikir, dengan cara menyeimbangkan pembekalan iptek dan nilai-nilai kehidupan serta beretika; 2) Wawasan kebangsaan, dengan acara membentuk sifat demokratis, bertanggung jawab, dan mampu memberikan kontribusi nyata; 3) Akademisi, dilakukan untuk membentuk
mahasiswa yang intelek, berprestasi, serta unggul; 4) Religius, yaitu menanamkan nilai-nilai dan prinsip ketuhanan dalam tiap aspek kehidupan. Menciptakan generasi penerus sekaligus pembaharu merupakan tanggung jawab bagi generasi sebelumnya. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah sistem yang dapat mengintegrasikan seluruh rangkaian kegiatan pencetak pemimpin lembaga mahasiswa di lingkungan kampus tercinta ini dengan kualitas dan kapabilitas terbaik.
Proses kaderisasi dijalankan sedemikian rupa agar nilai-nilai yang akan tersampaikan tidak salah kaprah untuk diterima. Terdapat beberapa jenjang kaderisasi mahasiswa antara lain LKMM-PD (Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa Pra Dasar), LKMM-D (Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa Dasar), dan LKMMTM (Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa Tingkat Menengah). Sasaran dari masing-masing jenjang kaderisasi tersebut berbeda-beda. LKMM-PD diperuntukkan bagi mahasiswa baru untuk membekali mereka dengan keterampilan dasar dalam berkomunikasi, mengenal potensi diri, mengembangkan sifat kritis dan memposisikan diri secara efektif dalam sebuah organisasi kemahasiswaan. LKMM-D untuk membekali para staf organisasi kemahasiswaan dalam menyelenggarakan kegiatan kemahasiswaan dengan perencanaan dan sistematika yang baik. Lalu, LKMM-TM ditujukan untuk membekali mahasiswa dengan wawasan dan keterampilan dalam mengkoordinasi dan membina tim kerja dalam suatu kelembagaan.
Sejauh ini, proses kaderasi mahasiswa di Undip selalu berjalan dengan baik dan berhasil mencetak ratusan mahasiswa dengan kemampuan manajemen organisasi sesuai dengan panduan kurikulum yang ada. Para lulusan dari jenjang kaderisasi
Erlangga 17 | Volume 1 Edisi Maret 2019
12
KOLOM PEMIMPIN
Namun, akhir-akhir ini rasanya pengimplementasian output kaderisasi tersebut tidak berjalan sesuai harapan. Sebagai contoh, pada pemira FEB tahun 2016 dan tahun 2018 kemarin hanya terdapat satu pasangan calon ketua dan wakil ketua BEM FEB Undip. Hal tersebut menimbulkan persepsi bahwa banyak warga FEB yang dinilai apatis, kurang berpartisipasi dalam demokrasi kampus serta kurang peka terhadap isu-isu kampus. Hal serupa juga terjadi di fakultas sebelah yaitu Fakultas Ilmu Budaya Undip. Pada pemira 2018 beberapa waktu yang lalu, FIB juga hanya terdapat satu calon ketua dan wakil ketua BEM FIB Undip yang akan melawan kotak kosong. Mirisnya, hasil pemira tersebut dimenangkan oleh kotak kosong. Hal ini menimbulkan keresahan tersendiri bagi seluruh warga FIB Undip. Kepercayaan mahasiswa terhadap keberadaan organisasi kemahasiswaan mulai luntur. Tentu, menjadi pertanyaan besar mengenai proses kaderasi yang sudah berjalan saat ini. Apakah sudah tepat sasaran? Di dalam Buku Pedoman Kaderisasi (Buku Biru) yang dirilis oleh Bidang K-PSDM BEM Undip sudah tercantum mengenai alur, materi, sasaran dan target kaderisasi yang ada di lingkungan Universitas Diponegoro. Para lulusan kaderisasi baik LKMMD maupun LKMMTM sudah dipersiapkan sedemikian rupa untuk nantinya menjadi seorang oraganisator atau pemimpin organisasi yang sadar terhadap isuisu kampusnya sendiri. Jikalau saat ini masih terjadi hal-hal seperti yg sudah dicontohkan diatas, maka perlu ditelisik kembali apa yang menjadi penyebabnya. Seperti hukum alam bahwa akan ada suatu siklus, dimana semua proses akan terus berulang dan terus berganti. Begitu juga dengan dinamika kehidupan organisasi mahasiswa, harus ada regenerasi yang akan melanjutkan tongkat estafet
13
kepemimpinan. Di sinilah peran penting sebuah kaderisasi. Kaderisasi merupakan sebuah pondasi dalam keberadaan sebuah organisasi. Tanpa kaderisasi, sulit dibayangkan suatu organisasi mampu bergerak maju dan dinamis. Kaderisasi haruslah mampu mencetak kader yang mempunyai jiwa pemimpin yang tangguh, memiliki tanggung jawab tinggi, dan yang paling penting mampu menjadi seorang teladan bagi anggotanya.
Bung Hatta pernah bertutur, “Bahwa kaderisasi sama artinya dengan menanam bibit. Untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, pemimpin pada masanya harus menanam.� Hal tersebut sudah mampu menjelakan urgensi kaderisasi bagi suatu organisasi. Kaderisasi menjadi salah satu input utama dalam memproduksi pemimpinpemimpin bangsa.
Apabila suatu sistem kaderisasi berjalan dengan baik dan sudah tepat sasaran, tentunya, kejadian-kejadian “istimewa� seperti yang sudah dicontohkan di atas tidak akan terjadi. Mahasiswa-mahasiswa yang sudah terpilih untuk mengikuti LKMMD maupun LKMMTM seharusnya mampu mempertanggung jawabkan hasil kaderisasi yang sudah ia jalani, yaitu salah satunya menjadi seorang organisator atau pemimpin organisasi mahasiswa.
doc.Edents
yang ada tersebut nantinya diharapkan dapat menjadi motor penggerak di sebuah organisasi kemahasiswaan di lingkungan kampus tercinta ini.
*) Penulis merupakan Pemimpin Perusahaan LPM Edents periode 2018/2019
Erlangga 17 | Volume 1 Edisi Maret 2019
Geliat Usaha
XREGAL : Minuman Pas untuk Kantong Mahasiswa Oleh: Camila dan Dypa
Regal merupakan brand biskuit Marie yang terkenal di Indonesia sejak tahun 1952 dan masih terjaga eksistensinya hingga sekarang. Biskuit ini biasa disajikan bersama dengan susu, kopi atau teh. Cara ini dianggap terlalu biasa atau bahkan membosankan bagi sebagian orang. Wizma Group hadir dengan membawa solusi, menyajikan biskuit Marie ini dengan cara lain, yaitu dengan mengubah biskuit ini menjadi sebuah minuman bernama Xregal. Wizma Group terdiri dari delapan mahasiswa Manajemen tahun 2017 Universitas Diponegoro, dimana setiap setiap anggotanya akan mengeluarkan brand-nya sendiri. Untuk Xregal sendiri merupakan brand yang dikeluarkan oleh Gerarldus dan Hafizh. Awal terbentuknya brand Xregal dilatarbelakangi oleh maraknya bisnis es kepal. Mereka berinovasi untuk menciptakan sesuatu yang belum ada di Tembalang dengan memasukkan menu regal ke dalam es kepal sekaligus untuk re-branding es kepal yang pada saat itu mengalami penurunan popularitas. Dikarenakan penjualan bisnis es kepal regal selalu di atas rata-rata, akhirnya mereka memutuskan untuk mendirikan bisnis es regal.
Meski tergolong baru yaitu resmi membuka kios di Tembalang pada hari senin, tanggal 18 Februari 2019, sebenarnya bisnis ini sudah mengalami
proses yang panjang. Bermula pada satu tahun yang lalu, mereka sudah pernah mendirikan tenant di acara sebanyak empat sampai lima kali. Mereka merasa beruntung karena produknya disukai banyak orang sehingga bisa langsung membuka toko di Tembalang. Nama Xregal berasal dari nama biskuit Marie Regal itu sendiri, agar konsumen lebih mudah mengenali produk mereka. “Tadinya ini itu bisnis es kepal terus aku sendiri bikin inovasi varian rasa yang kebetulan belum ada di tembalang yaitu regal. Terus ternyata yang laku malah regalnya akhirnya kita re-branding lagi, kebetulan es kepal waktu itu juga lagi turun, masukin ke Xregal. Ternyata malah peminatnya makin lama makin banyak. Penjualan selalu diatas rata-rata. Daripada bikin nama baru mending regal itu dijadiin nama, jadinya Xregal,� ungkap Gerarldus, salah satu pemilik brand Xregal. Memiliki Sasaran Usia Dewasa ke Bawah
Bisnis ini akan fokus pada biskuit yang dijadikan minuman. Sasaran usaha ini adalah dewasa ke bawah dikarenakan rasanya yang manis dan sesuai selera remaja. Guna menjangkau sasarannya, Hafizh dan Gerarldus lebih memfokuskan promosi dari media sosial. Hal ini dikarenakan kebanyakan remaja yang lebih aktif pada media sosial. Selain itu, banyak dari konsumen yang membantu untuk mempromosikan bisnis mereka, seperti mengunggah foto Xregal ke media sosial konsumen. Mereka juga mengakui bahwa strategi bisnis dari mulut ke mulut sangat membantu mereka. “Kalo yang
Erlangga 17 | Volume 1 Edisi Maret 2019
14
aku terima seminggu ini yang baru naik ini paling kenceng dari sosmednya. Dari yang pada buat snapgram. Terus kalau ada orang baru beli ditanya tau dari mana bilangnya tau dari sosmed. Itu paling kenceng. Tapi fokus yang menang di bisnis model kanvasnya kemarin itu mouth to mouth sih. Nanti kita mau coba bikin flyer. Tapi nanti, soalnya sekarang belum ada karyawan. Orang sudah banyak yang tanya–tanya untuk part-time, tapi belum deh nanti dulu,� ungkap Geraldus. Sementara ini, bisnis minuman Xregal memiliki tiga varian menu, yaitu varian Xregal yang berbahan dasar biskuit regal, varian x-cream yang berbahan dasar biskuit oreo dan varian x-olai yang berbahan dasar selai olai dengan saus strawberry. Namun mereka merencanakan untuk mengeluarkan varian rasa baru pada tanggal 1 maret mendatang, dan tentunya varian yang dikeluarkan masih dirahasiakan. Harganya sendiri bervariasi, varian x-regal dibandrol dengan harga Rp. 15.000 , x-cream Rp. 13.000 dan x-olai Rp. 10.000. Dalam hal perencanaan produk lainnya, mereka akan melakukannya secara bertahap. Untuk memberikan informasi tentang produk mereka, Xregal mengunggah foto ke akun instagram mereka, yaitu @Xregalbrand. Dalam akun instagram mereka juga menyantumkan alamat mereka yaitu Jl. Banjarsari Selatan No.99, Tembalang yang dibuka setiap hari mulai pukul 14.00 – 22.00.
Sebenarnya, bisnis ini merupakan langkah awal untuk mengenalkan Wizma Group ke masyarakat. Sehingga jika suatu saat Wizma Group mengeluarkan produk baru, akan lebih mudah untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, karena sudah memiliki konsumennya sendiri. Sehingga mereka lebih fokus pada nama Wizma Group. “Sebenernya yang aku
15
branding itu wismanya ini. Ketika regalnya ini enak, wismanya gampang nih untuk nge-branding namanya. Ketika orang nyoba regal itu enak nanti ketika wisma ngeluarin makanan pasti mereka juga percaya kalo itu enak. Jadi sebenrnya yang mau di-branding itu Wizma Groupnya ini. Makanya sekarang lagi fokusin ke wismanya ini. Untuk regalnya sendiri ya respon yang buruk ga terlalu banyak kok paling cuma selera orang yang mau esnya dikit aja gitu. Tapi rata-rata sih oke,� imbuh Gerarldus.
Target Jangka Panjang, Jangka Pendek, dan Hambatannya Gerarldus memaparkan bahwa mereka memiliki dua target, yaitu target jangka pendek dan jangka panjang. Target jangka pendek, mereka ingin memiliki karyawan dan menambah jam operasional. Selain itu, mereka ingin menargetkan untuk segera me-launching produk makanan mereka dan menjualnya di kios. Sementara untuk target jangka panjang, mereka ingin lebih fokus terhadap pemasaran, seperti memperluas pangsa pasar dan membuka cabang di kota lain. Namun, hal ini masih terkendala oleh minimnya modal yang mereka miliki. Bahkan mereka hanya bisa membeli stok barang untuk beberapa hari saja, bukan berbelanja bulanan. Selain itu, mereka juga mengalami kendala tempat yang sempit, sehingga tidak memungkinkan untuk penyimpanan stok barang di kios. Lebih lanjut, ia menambahkan juga bahwa mereka kesusahan bila harus berjualan tanpa karyawan. Pemilik Xregal brand berharap semoga minuman ini tetap menjadi pilihan utama dan sesuai dengan selera masyarakat. Agar pembeli yang puas dapat merekomendasikan minuman ini kepada temannya yang lain, sehingga memperluas pangsa pasar Xregal Brands dan Wizma Group. (jl)
Erlangga 17 | Volume 1 Edisi Maret 2019
Kolom Sastra Catatan untuk Sang Pemimpin Oleh : Yusuf Sufyan
Untuk dikau yang bertahta Kami sanggat cemas melihat geliat rakyat Terus tertekan menghadapi senjakala kiamat Bukankah rakyat juga berdaulat Yang membuat kalian duduk tegak di kursi Jangan eksekusi hak-hak kami Jangan kau gerogoti sesuap nasi kami Ini adalah negeri demokrasi Tapi kau lindungi kepentingan oligarki Kami lelah dengan kesangsian fatamorgana Melihat pemimpin yang terhormat Mengobral janji tanpa realita Jika rakyat boleh meminta Untuk Sang Pemimpin yang kami segani Secuil saja keinginan kami Sekadar kicauan yang terdengar setelah pembuktian Melihat esok yang penuh harapan Hingga tiada tirani di negeri demokrasi Erlangga 17 | Volume 1 Edisi Maret 2019
16