“Dari Redaksi
Setiap tahunnya, Universitas Diponegoro (Undip) rutin menghelat gelaran Pemilihan Raya (Pemira) tingkat universitas maupun Pemilhan Raya Tingkat Fakultas (Pemiltas). Pemira dan Pemiltas adalah gelaran untuk memilih ketua dan wakil ketua BEM Undip dan fakultas masing-masing. Buletin Erlangga 17 volume 4 berusaha untuk mengupas jalannya Pemira dan Pemiltas di FEB. Pada laporan utama kami membahas mengenai jalannya Pemira di tingkat universitas. Pada tahun ini, terdapat dua pasang calon yang mendaftar ke pihak panitia pemilihan (panlih), yakni JonrisUsman dan Aab-Ibad. Setelah melewati proses yang panjang mulai dari pendaftaran, pengumpulan berkas, verifikasi berkas, masa kampanye, masa pencoblosan dan masa sanggah, keluarlah nama Aab-Ibad sebagai jawara dalam Pemira 2017 kali ini. Tak luput, kendala dan hambatan dalam pelaksanaan Pemira 2017 turut kami sajikan dalam laporan utama pertama. Pada laporan utama kedua kami membahas gelaran pesta demokrasi di FEB. Munculnya nama Amir Lestanto dan Wahyu Ari Putra Pratama sebagai jawara dalam Pemilihan Raya Tingkat Fakultas (Pemiltas) menyudahi proses pencarian sosok pemimpin baru bagi BEM FEB Undip 2018. Setelah mengalahkan pesaing lainnya yakni pasangan Irfan-Sugeng dan Naufal-Farhan, keduanya kini akan melanjutkan tongkat estafet kepengurusan Muhammad Yusuf Alfatha dan Rifki Hanif Juniardi, selaku Ketua dan Wakil Ketua BEM FEB Undip 2017. Buletin Erlangga 17 juga menyajikan rubrik pilihan lainnya yang tentu menarik untuk disimak seperti Tea Time dengan Dwi Cahyo Utomo selaku akademisi FEB Undip, geliat usaha, dan rubrik opini. Kritik dan saran selalu kami tunggu untuk produk LPM Edents yang lebih baik.
BULETIN ERLANGGA 17 DITERBITKAN OLEH : Lembaga Pers Mahasiswa Edents
Pemimpin Umum: Adhevyo Reza
Pemimpin Redaksi: Akhmad Sadewa
Redaktur Pelaksana Buletin: Dias Wahyu Rawikarani Pemimpin Artistik: Henty Eka Palupy
Layouter dan Ilustrator: Henty, Abdan Reporter:
Alyani, Asma, Bella, Dirga,
Rakintan, Mariani, Nindita Ingga, dan Pearlytha
Sirkulasi dan Pendanaan: Dewi Setyoningrum
Selamat membaca!
kiri-kanan Dirga, Mariani, Asma, Ingga, Alyani, Pearlytha, Yolanda B, Sadewa
doc.Edents
Tim Buletin 4
Erlangga 17 | Volume 4 Edisi Desember 2017
“Daftar Isi
Tea Time with Dwi Cahyo Utomo
3
Pemira 2017 : Bahagia Memilih, Bahagianya Undip
7 13 16
1
Wisata Baru :
Roemah Kampung Semarang
5
Polling: PEMIRA FEB Undip 2017
Menyongsong Wajah Baru BEM FEB Undip 2018
10 14
RESENSI BUKU “Take Down UK”
Kolom Pu :
Serba-Serbi yang katanya
Pesta Demokrasi
Opini
"Gossip Underground, Intelegensi, dan Rasionalitas" Geliat Usaha : Rencanakan Pesta Impianmu Bersama “Your Party Planner”
Erlangga 17 | Volume 4 Edisi Desember 2017
19
Tea Time with
Dwi Cahyo Utomo Oleh : Yolanda Bella
Bagaimana latar belakang hidup Anda? ‘’Arti kata Dwi Cahyo Utama dalam bahasa Jawa artinya anak kedua yang memberikan cahaya utama bagi keluarga. Itulah maksud Bapak saya memberikan nama tersebut. Saya itu, waktu kecil pemalas, pemalu dan saya tinggalnya pindah-pindah dari Jakarta, Malang, Bandung dan balik ke Semarang, saya pindah-pindah karena Bapak saya tentara. Pengalaman saya di tempat yang baru dan beradaptasi terus. Waktu itu di Jakarta saya diterima di SMA N 70 tapi memilih di SMA N 3 Semarang. Saya memilih di Semarang, karena menurut saya Semarang itu merupakan tempat yang nyaman.
Apa motivasi hidup Anda? ‘’Dulu itu saya mimpi bersekolah di luar negeri. Saya itu alumni dari SMA N 3 Semarang, banyak teman-teman saya yang pintar-pintar, setelah lulus peluang ke luar negerinya besar. Banyak beasiswa ke luar negeri, tetapi saya belum mau tinggal di luar negeri. Saya lebih memilih di Undip, waktu
doc.Pribadi
Dwi Cahyo Utomo atau yang akrab dipanggil DCU merupakan Dosen Akuntansi FEB Undip yang saat ini juga menjabat sebagai Direktur Keuangan Undip. DCU merupakan alumni FEB Undip yang mendapatkan beasiswa S-2 di Bournemouth University, Inggris dan menyelesaikan S-3 di University of Southampton, Inggris. Prestasi tersebut tentu tidak diraih dengan mudah, melainkan berawal dari mimpi, ia berusaha keras dibarengi dengan doa yang tidak pernah berhenti.
kuliah itu saya diajak jadi dosen di FEB Undip. Saya dulu berpikir untuk kuliah di luar negeri kalau menjadi dosen itu mudah berbeda dengan tahun sekarang siapa pun bisa ke luar negeri jadi saya memutuskan untuk menjadi dosen untuk melanjutkan kuliah saya ke luar negeri. Saya mencoba menjadi dosen pertimbangannya karena untuk mengejar mimpi saya waktu kecil, waktu itu peluang-peluangnya terbuka ketika menjadi dosen. Enggak kayak sekarang semua profesi itu sama, kalau zaman dulu peluang yang bisa ke luar negeri itu dosen dan memang didorong untuk sekolah di luar negeri. Pada akhirnya saya bisa melanjutkan S2 ke luar negeri yaitu di Bournemouth University Inggris yang merupakan universitas terbaik. Waktu lulus S2 mau lanjut karena saya ditawari S3 di Inggris juga, tetapi karena keluarga, saya menunda melanjutkan S3. Lalu setelah anak saya sudah besar saya melanjutkan S3 di
Berpikirlah menjadi seorang penjajah sekarang, cari pola pikirnya penjajah seperti apa kita masukan ke otak kita, kalau kita sudah berpikir menjadi seorang penjajah pasti kita bisa berpikir kreatif – Dwi Cahyo Utomo
1
Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2017
Inggris bersama keluarga saya yang juga saya ajak dan saya tinggal disana selama kurang lebih 5 tahun. Jadi, semua itu sebenarnya berawal dari mimpi.
Siapa sosok yang paling menginspirasi dalam hidup Anda? ‘’Bapak, karena bapak saya tentara dan tentara itu disiplin. Saya melihat itu ketika bapak saya menjadi tentara, kemudian menjadi pemimpin bagi anak buahnya, yang bertanggung jawab terhadap tugasnya. Pendekatan ini filosofinya, Bapak saya mampu mempengaruhi anak buahnya dan membekas. Jadi, seorang pemimpin dikatakan berhasil ketika ia bisa mempengaruhi anak buahnya dan membekas yang merasakan kepemimpinan dia. Apa arti sukses menurut Anda? Mengapa Anda belum bisa disebut sukses? ‘’Menurut saya, sukses itu artinya jika hasil karya dan kerjaan saya dipakai orang lain sekaligus bisa bermanfaat bagi orang lain, itu namanya sukses. Kalau saya untuk saat ini belum bisa dikatakan sukses, karena saya belum punya karya yang digunakan orang lain dan bermanfaat bagi orang lain.
Apa harapan Anda untuk mahasiswa FEB Undip? ‘’Saya itukan alumni FEB Undip, saya tahu fasilitas-fasilitas yang dulu itu belum memadai. Kalau dulu dengan fasilitas seperti itu saja bisa tembus di persaingan Internasional, saya bukannya sombong, tetapi memang dosen yang baru tembus di Inggris itu cuman saya di Fakultas Ekonomi itu sesuatu yang sulit. Jadi, harapan saya dengan fasilitas yang serba ada dan dosendosen yang hebat, harusnya pola pikirnya lebih maju daripada mahasiswa zaman dulu. Mahasiswa menjadi agen perubahan, karena mahasiswa itu otaknya masih fresh, waktunya masih banyak ibaratnya waktu belajar dan senang-senang itu cukup
banyaklah artinya energinya harusnya mulai diarahkan, bahkan saya dulu waktu mahasiswa sudah pernah buka lowongan pekerjaan di koran Suara. Ibaratnya kalau lembur sampai malem itu kuat dan bisa menghasilkan karya asal mahasiswa itu mau, tetapi terkadang mahasiswa sekarang itu terlena dengan adanya teknologi dan fasilitas. Saya selalu ngomong mahasiswa jadilah penjajah, kalau mau berubah bangsa ini, tetapi kalau mahasiswa berpikir seperti turunan orang yang dahulu dijajah oleh bangsa Eropa ya mahasiswa akan selalu berpikir di dalam kotak. Kalau mahasiswa berpikir penjajah itu dulu berpikirnya gimana maka Indonesia akan maju. Karena kita bisa lihat banyak sumber daya manusia usia produktif di Indonesia, artinya kalau itu dikembangkan kegiatan ekonomi yang usia produktif ngeri itu bangsa Indonesia hanya saja manusia yang produktif tadi berpikirnya di dalam kota terus yang merupakan peninggalan bangsa yang dijajah, maka yang saya harapkan kenapa saya dorong mahasiswa punya kesempatan ke luar negeri, bukan karena kita itu menyembah ilmunya, tetapi kita pelajari pola pikirnya mereka, sehingga di Eropa yang negaranya kecil, sumber daya manusianya jelek tidak seperti kita, kok bisa menguasai kita, ya itu karena mereka menggunakan ilmu, karena kita terlena dengan sumber daya alam nenek moyang kita terlena, banyak makanan artinya tidak usah kerja keras pun ada di depan mata, jadi orang penjajah itu dulu karena dia itu tidak ada sumber daya alam, maka dia menjajah untuk bertahan hidup, percuma dia bertahan di dalam karena tidak ada makanan, lebih bagus mereka menjajah bangsa lain untuk mendapatkan makanan. Oleh karena itu, berpikirlah menjadi seorang penjajah sekarang, cari pola pikirnya penjajah seperti apa kita masukan ke otak kita, kalau kita berpikir menjadi seorang penjajah pasti kita bisa berpikir kreatif. (sdw)
Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2017
23
LIPUTAN UTAMA
Pemira 2017 : Bahagia Memilih, Bahagianya Undip
doc.Edents
Oleh : Alyani Shabrina & Mariani
3
Pemilihan Umum Raya (Pemira) adalah serangkaian acara yang diselenggarakan untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua BEM serta pemilihan perwakilan mahasiswa untuk MWA (Majelis Wali Amanat). Dengan bertemakan “Bahagia Memilih Bahagianya Undip” Pemira diharapkan dapat menjadi satu branding yang membawa kebahagiaan untuk Undip. “Pemira bukan saja sebagai ajang pemilihan perwakilan dari mahasiswa yang akan mengisi pos-pos di lembaga tahun depan, di sini kita juga belajar tahap berdemokrasi, berpolitik dalam kampus sebagai edukasi bagi kita semua,” ujar Taqiyuddin Ja’far selaku Ketua Panitia Pemira 2017. Pada kontestasi Pemira 2017, terdapat dua pasang calon yang mendaftar ke pihak panitia pemilihan (panlih), yakni Jonris-Usman dan Aab-Ibad. Setelah melewati proses yang panjang mulai dari pendaftaran, pengumpulan berkas, verifikasi berkas, masa kampanye, masa pencoblosan dan masa sanggah, keluarlah nama Aab-Ibad sebagai jawara dalam Pemira 2017 kali ini. Rangkaian Pemira 2017 resmi berakhir dengan ditetapkannya pasangan Abdurohman Hizbullah (FEB 2015)-Ibadurahman (FT 2015) sebagai Ketua dan Wakil Ketua BEM Undip 2018. Penetapan dilakukan oleh Panlih pada 25 November 2017 silam.
Perbedaan Pemira Undip Tahun 2016 dan 2017 Berbeda dari tahun lalu, bagi pasangan calon yang mendaftar wajib melaporkan pendanaannya terkait sumber dana yang diperoleh, dan digunakan dalam hal apa saja secara jelas serta detail untuk diaudit secara langsung oleh Badan Audit Keuangan (BAK) Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Bagi calon yang tidak melaporkan pendanaan tersebut, maka akan masuk dalam pelanggaran sedang dan memperoleh sanksi.
Kendala Pemira Undip Tahun 2017 Total panitia pemira berjumlah 27 orang, terdiri atas 24 anggota yg diterima dan 3 panlih inti dari rekruitmen yg dibentuk dari BEM dan SM Undip. Panlih inti terdiri dari ketua, wakil, dan sekretaris serta 24 anggota panlih dari berbagai fakultas. Kendala selama diadakan Pemira 2017 yaitu sempat terjadi miss communication dalam koordinasi dengan fakultas-fakultas, serta persiapan yg belum cukup dan mendadak dalam persiapan sehingga menjadi catatan tertentu untuk tahun ini. Rangkaian Pemira Undip 2017 Rangkaian pertama Pemira ialah merumuskan petunjuk teknis dalam pelaksanaan Pemira melalui sidang yang disepakati dan mulai disosialisasikan pada awal bulan Oktober. Saat melakukan sosialisasi, panitia turut mengundang ketua lembaga dari fakultas, BEM, Senat Mahasiswa, dan membentuk Panitia Pemungutan Suara Universitas (PPSU) yang pada hari pencoblosan bertugas menjaga TPS. Tanggal 16-25 Oktober dibuka pendaftaran dan perpanjangan untuk melengkapi berkas sampai tanggal 27 Oktober. Pada tanggal 28 dilakukan verifikasi berkas dan technical meeting.
Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2017
Berbeda dari tahun lalu, bagi pasangan calon yang mendaftar wajib melaporkan pendanaannya terkait sumber dana yang diperoleh, dan digunakan dalam hal apa saja secara jelas serta detail untuk diaudit secara langsung oleh Badan Audit Keuangan (BAK) Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Bagi calon yang tidak melaporkan pendanaan tersebut, maka akan masuk dalam pelanggaran sedang dan memperoleh sanksi. Pada tanggal 30 Oktober dimulai masa kampanye dengan melakukan roadshow ke 14 Fakultas sampai tanggal 10 November yang bertujuan untuk mengenalkan kedua pasangan calon (paslon) ketua dan wakil BEM dan calon MWA Undip. MWA dipilih oleh badan pemilih melalui perwakilan dari tiap Fakultas yang dikirimkan dari ormawa fakultas masingmasing dan Sekolah Vokasi, serta adanya unsur dari SM Undip, BEM Undip , dan UKM. Kemudian tanggal 13 November diadakan diskusi dan dialog terbuka calon ketua dan wakil ketua BEM dan calon MWA Undip. Tanggal 13 November sejak pukul 21.00 WIB memasuki masa tenang, dimana para calon sudah tidak lagi melakukan kampanye. Pada tanggal 15 November dilakukan pencoblosan serentak di TPS yang disediakan di beberapa fakultas maupun di Student Center Undip. Pada tanggal 16 November juga dikeluarkan surat keputusan penetapan MWA Undip UM yang menetapkan Ahmad Izzudin sebagai MWA Undip UM 2018 terpilih. Pada tanggal 17-25 November memasuki masa banding mengenai laporan pelanggaran melalui panitia pengawas dan penetapan hasil tanggal 25 November. Persiapan Pemira 2017 Adapun persiapan yang banyak memakan energi selama pemira adalah ketika hari pencoblosan. Persiapan peralatan dan komunikasi dengan berbagai Fakultas telah dilakukan sejak tanggal 14 november hingga menyebar ke tiap TPS di seluruh Fakultas dan Sekolah Vokasi. Pendanaan untuk Pemira sudah dianggarkan dari Rektorat sejak awal tahun. Tetapi sebelumnya ada pinjaman dari panlih tahun lalu. Dana yang diperlukan untuk Pemira pun sampai puluhan juta. Dan paling banyak digunakan untuk cetak surat suara, peminjaman alat, administrasi, dan publikasi.
Prosedur Perhitungan Suara Perhitungan disaksikan dari pihak pasangan calon Ketua BEM nomor urut 1 maupun pasangan calon Ketua BEM nomor
urut 2 dan juga disaksikan mahasiwa umum serta panitia pengawas. “Perhitungan suara dilakukan dengan memastikan kotak suara masih disegel, lalu dibuka dan mulai memperlihatkan isi dari kotak suara tersebut kemudian menyampaikan dari berita acara pembukaan TPSnya itu agar mengetahui yang memilih ada berapa dan kita sesuaikan dengan jumlah surat suara yang ada di kotak. Surat suarapun banyak yang tidak sah dikarenakan kesalahan pencoblosan, dan bahkan ada yang merusak surat suaranya,” ujar Taqiyuddin
Antuasiasme Mahasiswa Dalam proses Pemira, mahasiswa sendiri yang menentukan siapa yang akan menjadi perwakilannya untuk periode satu tahun ke depan. “Tergantung kebutuhan mahasiswa Undip, jika Pemira dirasa sudah tidak relevan dengan yang dibutuhkan Undip, maka tidak masalah jika ditiadakan. Namun, harus menemukan metode lain yang lebih baik dibanding Pemira,” ujar Taqiyudin. Pada tahun 2016 kurang lebih 13.000 yang menggunakan hak suaranya dan tahun 2017 meningkat sampai 16.000. Penindakan Terhadap Pelanggaran yang Terjadi Lantas bagaimana bentuk penindakan yang akan dilakukan bagi paslon atau pun pihak-pihak yang melakukan pelanggaran? “Selaku panitia pastinya kita dituntut dalam integritas dan tanggung jawab ketika berbicara dan bertindak. Jika ada yang tidak sesuai dengan aturan harus ditindak tegas, aturan yg sudah kita buat harus kita taati, dan apa yang sudah dilakukan juga akan berdampak ke depannya, tukas Taqiyuddin Ja’far”. Pemimpin yang dibutuhkan oleh mahasiswa Undip pastinya ialah orang yang memang berkompeten dan memiliki integritas untuk melayani mahasiswa, sehingga mampu menempatkan diri dalam suatu kondisi apapun. Selamat mengabdi, AabIbad! (sdw)
Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2017
45
Polling
5
Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2017
Polling
Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2017
67
doc.Edents
Wisata Baru : Kampoeng Batik Semarang
doc.Edents
Kampoeng Batik Semarang diresmikan dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Semarang Ke-470.
7
Terlihat Lukisan-lukisan yang bermacam-macam di tembok sekitar rumah menambah daya tarik Kampoeng Batik Semarang. Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2017
doc.Edents
Wisata Baru : Kampoeng Batik Semarang
doc.Edents
Di Kampoeng Batik ini juga tersedia pengetahuan tentang macam-macam batik yang ada di Jawa Tengah.
Terdapat berbagai macam fasilitas di Kampoeng Batik ini, salah satunya Kampoeng Djadoel.
Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2017
89
9
Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2017
LIPUTAN UTAMA
Menyongsong Wajah Baru BEM FEB Undip 2018
doc.twimg.com
Oleh : Dirga Ardian Nugroho & Pearlytha Mayling
Pesta demokrasi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro resmi berakhir. Pemilihan dari tingkat departemen/jurusan hingga fakultas, dan universitas pun telah usai dilaksanakan. Munculnya nama Amir Lestanto dan Wahyu Ari Putra Pratama sebagai jawara dalam Pemilihan Raya Tingkat Fakultas (Pemiltas) menyudahi proses pencarian sosok pemimpin baru bagi BEM FEB Undip 2018. Setelah mengalahkan pesaing lainnya seperti pasangan Irfan-Sugeng dan Naufal-Farhan, keduanya kini akan melanjutkan tongkat estafet kepengurusan BEM FEB Undip 2017. Septiansyah Surahman, Ketua Panitia Pemiltas 2017, mengungkapkan bahwa Pemiltas merupakan ajang pemilihan yang berfungsi untuk menentukan Ketua dan Wakil Ketua BEM FEB Undip. Mahasiswa yang kerap disapa Anca ini menjelaskan bahwa dalam Pemiltas kali ini juga ada seleksi senator dari masing-masing delegasi organisasi mahasiswa (ormawa). “Untuk pemiltas tahun ini sendiri, itu sebuah rangkaian dimana kita untuk memilih Ketua BEM FEB Undip untuk periode berikutnya dan juga untuk penyeleksian senator untuk Senat Mahasiswa FEB Undip 2018 nanti,” ucapnya. Alur dan Keberlangsungan Pemiltas FEB Undip Rangkaian Pemiltas diawali dengan dilakukannya dua kali sosialisasi oleh panitia. Setelah diadakannya sosialisasi, barulah dibuka pendaftaran bagi Ketua dan Wakil Ketua BEM FEB Undip. “Nah untuk pendaftaran, jika sudah ada minimal dua pasang calon
maka pendaftaran tidak diperpanjang, tapi kalau kayak kemarin cuma satu, itu bakal kita perpanjang,” jelas Anca. Dalam keberlangsungannya, pendaftaran pasangan calon ketua dan wakil ketua ini tidak mulus sesuai harapan. Pembukaan pendaftaran yang dilakukan oleh panitia sempat diperpanjang karena belum ada sama sekali pasangan calon yang mendaftar. Hingga pada akhirnya mencuat tiga nama pasangan calon yang mengajukan diri, diantaranya Irfan-Sugeng, Amir-Putra, dan Naufal-Farhan. Pada hari pemungutan suara yang dilaksanakan pada tanggal 15 November 2017 silam, Panitia Pemiltas menempatkan 6 kotak suara yang tersebar di beberapa titik di FEB Undip. Titik-titik tersebut diantaranya Gedung A, Gedung B, dan 4 kotak suara di Gedung C. Pemungutan suara ini berlangsung selama satu hari, dan dilanjut dengan perhitungan suara pada keesokan harinya. Peningkatan dibanding Tahun Lalu Pada tahun sebelumnya, hanya ada satu pasang calon saja yang maju dalam Pemiltas 2016. Namun, pada pemiltas tahun ini terdapat tiga pasang calon yaitu Irfan-Sugeng dengan nomor urut 1, Amir-Putra dengan nomor urut 2, dan Naufal-Farhan dengan nomor urut 3. “Untuk perkembangan pemiltas ini ya bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya alhamdulillah ada peningkatan sih, baik itu dari partisipasinya, ibaratnya semangat orangorang untuk pemiltas itu lebih bergelora lebih baik daripada tahun sebelumnya,” ucap Anca.
Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2017
11 10
Pemiltas FEB tahun ini dirasa mengalami peningkatan, baik dalam hal jumlah kandidat maupun animo mahasiswa FEB itu sendiri. Pada tahun sebelumnya, hanya ada satu pasang calon saja yang tersedia. Namun, pada pemiltas tahun ini terdapat tiga pasang calon yaitu Irfan-Sugeng dengan nomor urut 1, Amir-Putra dengan nomor urut 2, dan Naufal-Farhan dengan nomor urut 3 Menurut Aulia Pradipta, Ketua Senat Mahasiswa FEB Undip 2017, peningkatan ini juga dirasa berdampak baik bagi mahasiswa. “Dengan adanya 3 paslon ini teman-teman mahasiswa makin banyak pilihan pemimpin dengan berbagai tipenya masing-masing, membawa visi misinya masing-masing. Jadi pemilih sekarang dihadapkan pada 3 pilihan yang tentunya pemilih harus semakin cerdas dalam memilih mana kiranya pemimpin yang cocok dan pas. Yang terbaik juga mungkin, tapi yang cocok dan pas bagi mahasiswa FEB juga penting,” ucap mahasiswa yang akrab disapa Dipta. Sempat Diwarnai Propaganda Jalannya Pemiltas tahun ini tidak terlepas dari ‘tangan-tangan usil’ yang turut menambah dinamika pesta demokrasi FEB Undip. Propaganda dalam bentuk pemasangan selebaran di beberapa titik tempat FEB yang menyinggung peristiwa aklamasi pada Pemiltas 2016 menghiasi keberlangsungan jalannya Pemiltas 2017. Kejadian ini mengundang perhatian dan tanggapan Dipta. “Kita pasti akan izinkan, selama kontennya juga bagus dan menarik minat teman-teman untuk mendaftarkan diri sebagai senator maupun Ketua dan Wakil Ketua BEM. Cuma kemarin kondisinya tidak ada izin sama sekali,” tukas Dipta.
11
Hasil Perhitungan Akhir Rangkaian Pemiltas dilanjutkan dengan perhitungan surat suara. Perhitungan surat suara dilakukan pada tanggal 16 November 2017 yang bertempat di Dome FEB yang dimulai sekitar pukul 09.30. Hasil akhir dari perhitungan tersebut adalah pasangan calon nomor urut 1 (Irfan-Sugeng) memperoleh 27,41% dengan total suara yang diperoleh 500 suara, pasangan calon nomor urut 2 (Amir-Putra) memperoleh 46,66% dengan total suara 851 suara, dan pasangan calon nomor urut 3 (Naufal-Farhan) memperoleh
25,93% dengan total suara 473 suara. Hasil tersebut diperoleh dari total suara yang masuk sebanyak 1872 surat suara dengan surat suara yang tidak sah sebanyak 48 surat suara.
Pemimpin Baru, Harapan Baru Suka cita akan menyambut wajah baru BEM FEB telah dirasa bagi para mahasiswa, termasuk pasangan calon yang terpilih, Amir-Putra. Amir mengaku merasa senang sekaligus bingung. “Rasanya campur aduk sih, ada senangnya, ada sedikit sedihnya, ada juga bingungnya. Senang karena teman-teman dari timses pun dari kemarin juga semangat gitu, aku juga jadi semangat menjalaninya. Cuma yang jadi sedih tuh ya bingung, apa yang harus aku lakukan dalam beberapa hari ini, langkahlangkah selanjutnya yang harus dikerjakan ekstra gitu,” ucap Amir. Ia berpesan kepada semua mahasiswa FEB untuk bersama-sama membangun FEB yang harmonis dan sinergis. “Karena kita satu keluarga, satu rumah gitu kan, harapannya dalam berjalannya organisasi, maupun apa pun yang di lingkungan FEB itu bisa berjalan dengan harmonis dan sinergis. Tetap mendukung aku dan putra, harapannya kita juga dapat berbuat lebih baik,” ucapnya. Ia juga berpesan kepada pasangan calon lain untuk tetap mendukungnya seperti yang telah disampaikan ketika mimbar bebas demi membangun FEB yang lebih baik lagi. Dipta juga berpesan agar seusai pemiltas semuanya dapat kembali bersatu lagi dan tidak terpecah dan untuk calon yang terpilih dapat mampu menjalankan amanah yang telah diemban. “Buat para calon juga ketika amanat itu sudah ada dipundak, laksanakan amanah tersebut dengan baik jangan mengecewakan konstituen, karena konstituen berharap banyak kepada pemimpinnya. Ketika Pemiltas sudah selesai, kita kembali bersatu,” jelasnya. (sdw)
Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2017
doc.Edents
KOMIK: Nyoblos Asik
Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2017
13 12
doc.takedownuk.net
RESENSI BUKU Judul Buku Penulis Penerbit Terbit Tebal ISBN Peresensi
Banyak orang yang ingin kuliah di Inggris/ United Kingdom (UK), tetapi, tidak banyak yang bisa mewujudkan impiannya kuliah di sana. Harus diakui bahwa Inggris adalah salah satu negara yang paling banyak diminati oleh mahasiswa internasional untuk melanjutkan jenjang pendidikan. Sudah menjadi hukum alam bahwa semakin banyak peminatnya, maka semakin ketat pula seleksinya. Hal itulah yang membuat tidak sembarang orang bisa kuliah di Inggris. Meski demikian, bukanlah hal yang mustahil untuk kuliah di Inggris. Inspira Book kembali menerbitkan buku baru yang memacu kita untuk berjuang mewujudkan mimpi kuliah ke luar negeri. Berbeda dari buku-buku terbitan sebelumnya, buku Take Down UK membahas lebih spesifik tentang kuliah di Inggris. Buku ini menceritakan perjuangan empat mahasiswa Indonesia dengan latar belakang berbeda yang berhasil meraih mimpinya kuliah di Inggris. Miftachudin Arjuna, seorang lelaki yang mempunyai moto “sukses adalah keharusan�. Ia mampu membuktikan dapat lulus S2 dari Manchester University walau ia hanya anak tukang bangunan. Lain halnya dengan Elioenai Sitepu atau biasa dipanggil Io. Io menemukan visi baru dalam hidupnya yang membuatnya bangkit dalam keterpurukan. Bahkan ia yang lulusan S1 Teknik Penerbangan mampu melanjutkan S2 hingga S3 di UK. Io yang dulunya mahasiswa pas-pasan menjelma menjadi “Io yang tak takut akan masa depan�. Ada pula kisah Adhitya Ryan yang rela melepas pekerjaan di BUMN demi mengejar mimpinya yang belum pasti. Banyak yang menentang keputusannya dan mengatakan
13
: TAKE DOWN UK : Miftachudin Arjuna, dkk : Inspira Book : Cetakan ke-1, Mei 2017 : XVIII + 340 halaman : 978-602-6644-00-8 : Asma Muthiah Syahidah
mimpinya kuliah ke Inggris terlalu muluk, namun tekad dan semangatnya yang kuat berhasil membawanya menjadi penerima beasiswa LPDP untuk melanjutkan S-2 ke University of Aberdeen. Tidak hanya kaum lelaki yang mampu kuliah di Inggris, Masyithoh Annisa menjadi salah satu dari wanita tangguh yang rela terbang ribuan kilometer untuk pertama kali dalam hidupnya demi mewujudkan cita-cita masa kecilnya. Ia mampu menuntaskan studi Master of Arts di University of Brimingham dalam waktu 12 bulan. Selain kisah tersebut, ada pula panduan lengkap kuliah ke Inggris. Banyak hal yang ditulis secara rinci, mulai dari jurus kuliah ke Inggris, cara memenangkan beasiswa, persiapan saat akan menjalani kuliah, informasi menyeluruh mengenai pendidikan di Inggris, daftar 60 universitas terbaik di Inggris, tips untuk travelling saat kuliah di Inggris, sampai prosedur bekerja di Inggris untuk lulusan S1, S2, dan S3 juga ada. Buku Take Down UK cocok untuk para pembaca yang menginginkan Inggris sebagai tempat studi selanjutnya. Pembahasannya ditulis dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Layout tulisan menarik serta desain buku yang simpel dan berwarna-warni membuat buku ini tidak akan bosan dibaca. Buku Take Down UK memiliki pembatas buku dan hardcover dominan warna putih dengan gambar ikon khas Negara Inggris yaitu bendera kebangsaaan dan menara Big Bang. Tidak hanya dalam bentuk fisik, buku ini dilengkapi pula e-book yang tersusun dari tujuh modul berbeda ditambah 84 video story dan tips dari para penulis. Kendati belum tersedia di toko buku dan perlu dipesan secara online, buku Take Down UK layak untuk dimiliki dan dibaca oleh semua kalangan. Tidak peduli apa latar belakang sebelumnya, semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh prestasi melalui mimpi masing-masing. Jangan takut bermimpi, asal kita berani untuk berjuang dan berkorban untuk mewujudkan mimpi tersebut. (sdw)
Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2017
KOLOM PEMIMPIN UMUM Serba-Serbi yang katanya Pesta Demokrasi
doc.wikihow.com
Oleh : Adhevyo Reza*
Pesta demokrasi kampus kembali bergema. Gaungnya cukup menarik perhatian para mahasiswa, setidaknya yang masih memiliki perhatian khusus kepada dunia kemahasiswaan. Pemilihan Umum Raya (Pemira) kembali hadir tahun ini di bulan Oktober-November. Tidak pernah ketinggalan intriknya, selalu ada gimikgimik yang dibuat untuk memanaskan acara pemilihan ketua ini. Tahun ini secara serempak kita memilih ketua mahasiswa di tingkat Jurusan, Himpunan, dan Universitas. Warna-warni atribut kampanye membuat semarak kampus dan beratus-ratus ide dilontarkan dengan padanan–padanan kata yang menarik, Harmoni, Simfoni, Gerakan, Karya dan kata–kata lainya yang terlihat klise dan banal pada akhirnya. Sebenarnya apa yang kita cari dari pesta demokrasi di tingkat kampus ini?
Untuk Sang Pemenang Ide, karya, gagasan, terobosan, apalagi kata yang biasanya tersemat dalam pertarungan posisi ini? Saya yakin dalam tingkat kampus tempat para manusia pilihan dididik dan menjadi terdidik ini semuanya pasti menawarkan pembaruan-pembaruan. Ada yang menarik dari perhelatan ini Pemira di tingkat fakultas, sempat keluar propaganda– propaganda tentang bagaimana pemilihan langsung ini ditakutkan akan terjadi aklamasi, karena hingga akhir tidak ada satupun bakal calon yang mendaftar dan setelah melalui masa perpanjangan ditetapkanlah tiga pasang calon yang akan bertarung di tingkat Fakultas.
Hingga artikel ini ditulis, sudah ada pasangan calon yang ditetapkan sebagai pemenang lewat hasil penghitungan suara, tinggal menunggu proses banding. Ada beberapa pesan saya sebagai mahasiswa dan sebagai salah satu yang pernah memimpin organisasi mahasiswa di tingkat Fakultas. Pertama, ketahuilah betul amanah tersebut didapatkan melalui proses pemilihan secara langsung yang mana artinya yang terpilih nantinya juga harus mempertanggung jawabkan atas segala yang dilakukan kepada masyarakat bukan hanya pada konstituennya apalagi hanya kepada Senat Mahasiswa. Ingat baik-baik apa saja yang kalian janjikan saat masa kampanye kemarin, jangan hanya menjadi pemanis untuk mendapatkan suara. Selanjutnya, libatkan mahasiswa sebanyak-banyaknya dalam proses penyusunan rencana dan juga pengambilan keputusan nantinya. Jangan jadikan setelah menang semua proses perencanaan dilakukan secara tertutup dengan tim-tim ahli kalian saja. Sekarang sudah eranya membangun dan merencanakan dengan menggunakan prinsip partisipatoris. Dan para pemenang nantinya, jangan hanya melanjutkan pekerjaan yang sudah ada, lakukan perbaikan dan pembaharuan untuk kebaikan semua. Yang terakhir dan yang paling penting menurut saya, ketahuilah bahwa kalian itu merepresentasikan mahasiswa secara keseluruhan. Masih kurang jelas? Ketua BEM nya baik, organisasinya juga baik, mahasiswanya juga baik. Sinekdok Pars pro toto, menyebutkan sebagian untuk keseluruhan. Walaupun setiap individu memang memiliki hak untuk melakukan apa yang dikehendakinya, akan tetapi jika kalian sudah pada posisi pucuk, semua tingkah laku kalian akan dihubungkan dengan organisasi dibelakangnya terlepas dia memiliki hak untuk menentukan apa yang dia kehendaki. Sangat Amat Disayangkan Lalu dalam perhelatan kemarin, ada yang
Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2017
15 14
KOLOM PEMIMPIN UMUM
Jadikan Satu dan Jangan Dipisahkan Saya beberapa waktu lalu diberikan kesempatan untuk menjadi panelis dalam sesi mimbar bebas dalam rangka pemilihan ketua Himpunan Mahasiswa Departemen (HMD) tempat saya belajar, HMD Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP). Ada tiga calon saat itu yang mengikuti mimbar bebas, walaupun dalam hati, saya ragu akan keefektifan dari acara ini. Jika kita merunut kepada pemilihan dalam skala yang lebih besar, misalnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) atau Pemilihan Presiden (Pilpres) kita tau saat sesi Debat Calon (Tidak ada Mimbar Bebas yang diselenggarakan oleh KPU yang saya tahu) semua animo masyarakat tertuju ke sana,. Lalu bagaimana acara Mimbar Bebas kemarin? Sedih rasanya, acara yang bertempat di Dome FEB ini sejak dimulai tidak terlalu
15
ramai. Berjalan satu jam satu per satu meninggalkan tempat, menjelang sore hanya tinggal segelintir mahasiswa umum dan panitiapanitia yang menyaksikan acara tersebut. Saya sangat terkesan dengan persiapan dan konsep yang dibuat oleh panitia, kesalahan bukan pada acaranya. Kesalahannya adalah bahwa kegiatan kemahasiswaan tidak mendapatkan porsi yang cukup dalam kehidupan perkuliahan. Saya berani bertaruh sampai kapanpun animo mahasiswa tidak akan pernah meningkat pada kegiatan kemahasiswaan jika kegiatan kemahasiswaan selalu diletakan terpisah dengan kegiatan akademik yang mendapat porsi sangat besar. Jika kegiatan di luar akademik tidak dijadikan bagian integral dari kegiatan akademik, selamanya akan berjalan sendirisendiri tidak tercipta sinergisme diantara keduanya. Yang sangat disayangkan memunculkan stigma bahwa kegiatan akademik dan non-akademik adalah sebuah trade off atau pertukaran yang harus dipilih. Tidak ada yang salah dengan mengosongkan jadwal perkuliahan untuk 2 jam dan mengarahkan mahasiswa kepada acara yang ada. Padahal di lain kesempatan juga kelaskelas yang seharusnya ada yang mengajar juga kosong, ironi. (sdw)
doc.Edents
cukup membuat saya mengelus dada, terdapat postingÂ-an dari seseorang dengan isi post tentang Quran Surat Al-Maidah ayat 51 tentang larangan seorang muslim memilih pemimpin non-muslim dan yang saya semakin mengelus dada, saya tahu berita tersebut dari teman saya yang berbeda kampus, dan berbeda kota. (Selanjutnya kita sebut saja orang yang menyebarkan tersebut adalah oknum) Saya jelaskan dulu posisi saya disini, saya tidak mau masuk kedalam tafsir dari ayat tersebut dan saya percaya orang tersebut bebas untuk melakukan syiar (menyebarkan) apa yang dipercaya. Saya menyayangkan mengapa oknum tersebut bukannya sibuk mencari suara dari semua golongan, karena yang nantinya akan dipimpin adalah semua golongan, bukan hanya agama tertentu, sangat disayangkan. Wajar saja banyak orang yang merasa alergi dengan apa yang namanya politik. Berthold Brecht berujar bahwa buta yang terburuk adalah buta politik. Dengan halhal seperti diatas terjadi banyak orang yang lebih memilih menjadi buta, lantas kalau kita menyerahkanya saja pada orang-orang yang tidak berkompeten lalu siapa yang akan memberekanya?
*) Penulis merupakan Pemimpin Umum LPM Edents periode 2016/2017
Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2017
Opini Opini
Gossip Underground, Intelegensi, dan Rasionalitas
doc.hatikupercaya.com
Oleh: Akhmad Sadewa*
Satu hal yang tidak dapat terlepas dari kehidupan masyarakat adalah perubahan. Perubahan yang dimaksud bisa berasal dari dalam masyarakat itu sendiri atau dari luar masyarakat. Hal ini tak lepas dari predikat manusia sebagai mahluk sosial yang membutuhkan orang lain sebagai sarana bersosialisasi. Kehadiran sosial media sebagai ‘buah’ dari perkembangan teknologi turut menggeser pola sosialiasi masyarakat. Jika dahulu masyarakat bersosialisasi secara langsung (tatap muka), kini dengan mudahnya dapat bersosialisasi lewat media sosial. Media sosial juga turut andil dalam penyebaran berbagai informasi, termasuk gosip. Gosip biasanya tersebar dengan mekanisme dari mulut ke mulut. Ketika sosial media hadir dan berkembang, persebaran gosip pun semakin tak terbendung.
Apa itu Gosip? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gosip adalah obrolan tentang orang lain yang biasanya bersifat negatif. Lebih jelasnya, gosip adalah berita yang tersebar luas dan sekaligus menjadi rahasia umum di publik tetapi kebenarannya diragukan. Jadi, substansi
(isi) dari sebuah gosip masih diragukan kebenarannya. Keadaan ini menimbulkan sebuah anggapan bahwa gosip adalah fakta yang tertunda. Kenyataannya, tidak semua gosip yang berakhir menjadi sebuah fakta. Banyak juga gossip yang berujung menjadi sebuah fitnah yang merugikan pihak tertentu. Gosip dan fakta adalah dua hal yang jauh berbeda. Informasi yang terkandung di dalam gosip belum dijamin kebenarannya. Bisa saja, gosip yang berembus sengaja dibuat untuk membunuh karakter seseorang. Disadari atau tidak, banyak hal negatif yang pada akhirnya diterima oleh objek pembicaraan, seperti pengucilan, stigma publik, serta pertimbangan umum yang bisa jadi merugikan si korban dalam menjalani kehidupannya. Fenomena Gossip Underground Seiring berkembangnya zaman, muncullah istilah baru dalam dunia pergosipan, salah satunya adalah gossip underground. Gossip underground adalah gosip yang tersebar melalui sosial media dan belum ter-blow up (terangkat) ke khalayak umum. Gosip underground ini biasanya diakomodir oleh sebuah akun gosip yang tersebar di bermacam sosial media, khususnya sosial media Instagram yang kini sedang naik daun. Dan sudah barang tentu, yang menjadi sasaran gossip underground ini adalah kalangan pejabat dan selebritis papan atas. Di sosial media Instagram misalnya, tersebar berpuluh-puluh akun yang menyajikan gossip underground sebagai menu utama. Dari yang jumlah pengikutnya hanya puluhan ribu hingga jutaan, akun gossip ini menyajikan berita gosip yang belum terekspos ke publik. Tak lupa, kalimat berbumbu provokativ mereka selipkan guna memancing netizen untuk berkomentar. Hampir saban hari akunakun ini mengungkap gosip para petinggi dan
Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2017
17 16
Opini
Gosip, Intelegensi, dan Rasionalitas Mirisnya, banyak masyarakat kita yang menjadi ‘konsumen tetap’ para oknum penyedia gossip underground. Gossip underground pun kini menjadi bahan pembicaraan yang lumrah. Tanpa tabayun, mereka langsung memercayai gosip tersebut bahkan dengan bangga menyebarluaskan ke orang lain. Padahal, berita yang mereka sebarluaskan belum dijamin kebenarannya. Lalu, apa kaitannya gossip underground dengan intelegensi dan seseorang? Kemampuan mencerna sebuah berita tentu berkaitan dengan intelegensi seseorang. Intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Jika masyarakat kita menelan sebuah gosip secara mentah-mentah dan bahkan menyebarkannya, maka secara tidak langsung membuktikan bahwa tingkat intelegensi masyarakat kita masih rendah. Orang yang besikap rasional tidak akan serta merta percaya dan menyebarluaskan berita yang masih simpang siur. Mereka akan meng-cross check terlebih dahulu berita yang mereka dapatkan.
17
Jadi Ladang Bisnis Gosip Underground pun kini menjadi sebuah komoditas bisnis. Masyarakat yang setia mengonsumsi gossip murahan ini akan menjadi ketergantungan dengan akun penyedia gossip underground tersebut. Alhasil, pengikut (followers) mereka di sosial media semakin meningkat saban hari. Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh oknum tersebut untuk meraup keuntungan, misal saja menjadikan akun sosial media nya menjadi sarana iklan berbayar (paid promote). Tanpa kita sadari, oknum tersebut memanfaatkan ‘kebodohan’ masyarakat sebagai sarana meraup keuntungan. Keberadaan gosip di tengah masyarakat adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Gosip sebagai alat kontrol sosial diyakini masyarakat mampu untuk membuat pelaku pelanggaran sadar akan perbuatannya dan kembali pada perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma. Namun, perlu diingat bahwa bergosip adalah sebuah kebiasaan yang kurang baik. Setiap orang mempunyai setiap sisi kehidupan yang tidak diketahui orang lain, tergantung bagaimana cara kita melihatnya. Selama kita selalu berpikiran buruk, maka setiap kita hanya akan melihat keburukan seseorang. Jadi, mulai sekarang bersikaplah rasional, gunakan sosial media dengan bijak, dan jauhi bergosip. (sdw)
doc.Edents
selebriti yang belum diketahui khalayak umum. Namun, pernahkah Anda berpikir dari mana mereka mendapat stok berita gossip tersebut? Apakah mereka memiliki koresponden seperti media professional? Tentu saja tidak. Dengan pintarnya, akun-akun tersebut ‘memanfaatkan’ netizen untuk mengumpulkan informasi. Akhirnya, para netizen pun banyak yang menjadi wartawan dadakan. Mereka mengumpulkan berita dan informasi tanpa menggunakan etika jurnalistik yang berlaku. Berita yang mereka kumpulkan pun belum dijamin kebenarannya karena tidak melalui proses klarifikasi dan verifikasi. Berbagai cara kan mereka lakukan demi mendapat bahan gossip underground, termasuk melanggar privasi objek yang menjadi target.
*) Penulis merupakan Pemimpin Redaksi LPM Edents periode 2016/2017
Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2017
doc.imgrum.one/your.partyplanner
Geliat Usaha
Rencanakan Pesta Impianmu Bersama “Your Party Planner”
Oleh : Dias Wahyu Rawikarani, Rakintan Pokoknya client kita tuh kaya raja deh, mau apa kita buatin –Denisa Fatraya (Pemilik “Your Party Planner”)Hari ulang tahun adalah hari spesial untuk kita semua. Sebagai teman ataupun keluarga terkadang memberi kejutan yang indah adalah hal yang lumrah. Kejutan yang indah dapat terwujud melalui rencana dan persiapan yang matang. Terkadang kita terlalu repot jika menyiapkan segala hal sendiri, belum lagi konsep dan tema yang bisa jadi kita sendiri belum memikirkannya.
Awal Mula Berdirinya Usaha “Your Party Planner” Berangkat dari pemikiran tersebut, Denisa Fatraya (Mahasiswi Ilmu Komunikasi 2014 UNDIP), bersama kelima teman kosnya yakni Carolina Reni (Mahasiswi Akuntansi 2013 UNDIP), Diana (Mahasiswi Arsitek 2015 UNDIP), Danna Zoraya Pramono (Mahasiswi Teknik Sipil 2015 UNDIP), Tsamaroh Nida, dan Nisrina Zahra Elfani (Mahasiswi D3 Teknik Elektro 2013 UNDIP), mencoba peruntungan mereka dalam
bisnis party plan. Ide awal membuka usaha ini muncul saat Denisa bersama keempat temannya hendak memberi kejutan di hari ulang tahun Nisrina. Mereka membuat kejutan ala-ala party planner. Setelah sukses memberi kejutan kepada Nisrina, mulailah keenam sahabat itu berembuk tentang angan-angan mereka membuka bisnis party plan. Tanggal 12 Januari 2016 mulailah mereka membuka usaha party plan yang diberi nama “Your Party Planner”. Nama tersebut sengaja dipilih agar mudah diingat orang lain. Jasa yang ditawarkan dalam party plan ini berbagai macam. Mulai dari menentukan tema party, memilih dan membooking tempat party, mendekor sesuai keinginan klien, hingga menyiapkan kado dan bunga. Keunggulan “Your Party Planner” Keinginan dan kepuasan klien merupakan prioritas nomor satu bagi mereka
Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2017
19 18
Geliat Usaha
berenam “pokoknya client kita tuh kaya raja deh, mau apa kita buatin,” ungkap Denisa. Kelebihan lain dari bisnis mereka tentu harga yang terasa pas dikantong mahasiswa. Namun bukan berarti dengan harga murah mereka mendekor ala kadarnya. Mereka menjamin mendekor sesuai keinginan klien dan terlihat indah. Paket yang ditawarkan oleh “Your Party Planner” juga beragam. Mulai dari Standard Package dengan harga berkisar Rp 175.000,00 untuk 2 pax (include: bunting flag, placemat, quote/photo in frame, ribbons, ballons, flowers, table decoration), Joyful Package yang mematok harga Rp 200.000,00 untuk 2 pax, hingga Best Package yang mematok harga Rp 300.000,00 untuk setiap 2 pax. Ada juga tambahan pernak pernik pesta diluar paket tersebut, seperti cupcakes yang dibandrol Rp11.000 per satuan, kemudian balon seharga Rp 5.500 dan Foil ballons (balon karakter -red) seharga Rp 12.500 untuk tiap satu karakternya. “Your Party Planner” tidak hanya melayani klien di Semarang saja, mereka juga seringkali mendapat klien di luar kota Semarang. Klien luar kota biasanya berasal dari Wonosobo, Purbalingga, Purwokerto, hingga Cirebon. Usaha ini bahkan menjadi satu-satunya yang ada di daerah Purbalingga dan Wonosobo, sehingga membuat mereka seringkali cukup dipercaya untuk menangani pesta di daerah tersebut. Proses Bertumbuh Usaha “Your Party Planner” Untung dan rugi menjadi hal yang biasa bagi pengusaha. Hal tersebut juga dialami oleh Denisa dan rekan-rekannya. Saat awal mula membangun usaha ini, Denisa dan rekannya awalnya mengaku cukup sulit untuk memenuhi keinginan seorang klien. Hal ini disebabkan karena mereka belum memiliki peralatan pendukung yang memadai. Banyak yang harus dibelanjakan dan membuat mereka harus mengeluarkan
19
uang ekstra. Perlahan namun pasti, kini Denisa dan rekan-rekannya mulai merasakan hasilnya. Kini mereka tak terlalu repot lagi dalam berbelanja, karena perlengkapan pendukung mereka sudah cukup memadai. Dalam menjalankan usaha ini, diakui Denisa seringkali terhambat dalam hal penyediaan bunga. Banyak klien luar kota yang meminta jasa mereka untuk acara pertunangan, dan pernikahan yang banyak membutuhkan bunga. Harga bunga di luar kota Semarang sendiri cenderung mahal. Hal tersebut yang membuat mereka kini cenderung menangani party-party kecil, namun tidak menutup kemungkinan nantinya akan merambah ke acara yang lebih besar. Dibalik hambatan tersebut, Denisa bersama rekannya tetap berusaha memenuhi keinginan klien dan selalu menjaga kualitas jasa mereka, sehingga tidak akan mengecewakan para kliennya. Usaha party plan yang telah berjalan kurang lebih lima bulan ini selain digunakan sebagai bisnis, juga digunakan sebagai ajang belajar bagi keenamnya. Layaknya peribahasa sekali mendayung dua-tiga pulau terlampaui. Sembari menekuni hobi desain, mereka juga belajar berkomunikasi dengan klien, dan mengatur keuangan. Usaha ini juga diakui Denisa sebagai ajang perekat persahabatan antara dirinya dan rekan-rekannya. Menjalankan usaha bersama selain membutuhkan kekompakan juga membutuhkan pengertian satu sama lain. Sebagai seorang pebisnis dan juga mahasiswi, Denisa mengaku tak kesulitan dalam mengatur waktunya karena biasanya mereka hanya melayani klien luar kota diakhir pekan dimana tidak akan mengganggu waktu kuliah mereka. Terakhir Denisa berharap “Your Party Planner” bisa menjadi booming dikalangan mahasiswa lainnya, juga bisnis ini dapat lebih tertata dan terorganisir, serta dikemudian hari dapat menangani proyek yang lebih besar seperti acara pernikahan. (sdw)
Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2017
TERIMA KASIH KEPADA PIHAK SPONSOR
Erlangga 17 | Volume 4 Edisi November 2017
20