Erlangga 17 buletin tiga

Page 1


“Dari Redaksi Wajah Baru Kurikulum Kampus Kuning Kurikulum merupakan mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan. Masa berlaku suatu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Tak jarang, perubahan kurikulum dilakukan sebagai langkah peninjauan kembali. Hal inilah yang dilakukan oleh pihak Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Undip. FEB Undip kembali mengubah kurikulum lama (Kurikulum 2012) menjadi Kurikukum Baru (Kurikulum 2017)

Pada Laporan Utama kedua, kami akan menyajikan bagaimana Kurikulum 2017 diterapkan di tiga departemen di FEB Undip. Dilihat dari sisi perubahannya, kurikulum 2017 tidak mengalami perubahan yang signifikan. Perubahan hanya terlihat dari bobot SKS dan sistem yang lebih diarahkan pada SCL (Student Center Learning). Jangan lewatkan pula rubrik Geliat Usaha yang akan mengulas tentang usaha Euforia Catering milik mahasiswa Undip. Simak pula rubrik Tea Time bersama Aulia Pradipta Prabandaru yang saat ini menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa FEB Undip. Terakhir, kami dari Redaksi LPM Edents memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan. Kritik dan saran selalu kami harapkan dari para sahabat Edents. Selamat membaca!

BULETIN ERLANGGA 17 DITERBITKAN OLEH : Lembaga Pers Mahasiswa Edents

Pemimpin Umum: Adhevyo Reza

Pemimpin Redaksi: Akhmad Sadewa

Redaktur Pelaksana Buletin: Dias Wahyu Rawikarani Pemimpin Artistik: Henty Eka Palupy

Layouter dan Ilustrator: Rismanto, Abdan Reporter:

Mutia, Arvita K, Ayu Wuland,

Fendiawan, Haritz, Mahardika, Nadia Shafira, Nisrina

Sirkulasi dan Pendanaan: Dewi Setyoningrum

Tim Buletin 3

doc.Edents

kiri-kanan Mahardika, Arvita, Ayu Wuland, Nadia S, Nisrina, dan Fendiawan

Erlangga Erlangga 17 17 || Volume Volume 33 Edisi Edisi Oktober Oktober 2017 2017


“Daftar Isi 3

Tea Time with Aulia Dipta P

Perubahan Kurikulum FEB Undip Dalam Rangka Penyesuaian Kebutuhan

7 13 16

1

Jokowi Blusukan ke Undip

5

Polling: Kurikulum Baru Universitas

Perubahan Kurikulum dan Implementasinya di FEB

10 14

RESENSI FILM “Galih dan Ratna”

Kolom Pu : Urgensi LKMM Madya dan Improvisasi yang Kebablasan

Opini "Menuntut Lebih dari Sebatas Gelar" Geliat Usaha :

Euphoria Catering : Memberikan Pengalaman Berbeda bagi Konsumen Erlangga Erlangga 17 17 || Volume Volume 33 Edisi Edisi Oktober Oktober 2017 2017

19


Tea Time with

Aulia Pradipta Prabandaru Oleh : Mutia Rahmania

1

Apa saja tujuan hidup Anda dalam jangka pendek maupun jangka panjang? “Sebenarnya untuk tujuan ada beberapa. Di jangka pendek, saya punya yang namanya Individual Development Plan yang membantu sekali dalam penyusunan tujuan jangka pendek untuk satu tahun ke depan. Nah di tujuan jangka pendek ini, ada beberapa hal yang ingin saya capai di bidang akademik maupun non-akademik. Kalau di akademik, saya ingin lulus dengan IPK 3,62 dan ikut wisuda Undip ke-151. Selain itu, juga ingin ikut international conference, mungkin nanti dengan input skripsi saya yang sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris ke jurnal internasional. Saya juga ingin membuat buku mengenai bagaimana caranya agar walaupun aktif berorganisasi tetapi juga dapat berprestasi. Insha Allah nantinya buku tersebut ditulis bersama dengan ketuaketua lembaga atau mahasiswa berprestasi lainnya sebagai wadah untuk sharing ilmu, nah semoga bisa dilaunching juga di Widya Puraya. Saya juga punya target untuk bisa menginspirasi 900 orang mahasiswa atau masyarakat umum di lingkungan sekitar saya. Jadi sekarang setiap menjadi pembicara, saya selalu catat berapa jumlah

doc. Pribadi

Aulia Pradipta Prabandaru atau yang kerap dipanggil Dipta adalah mahasiswa FEB Undip jurusan Manajemen angkatan 2014 yang saat ini menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa FEB Undip. Beberapa waktu yang lalu, Dipta sempat meraih predikat sebagai Mahasiswa Berprestasi 2 FEB Undip. Selain itu, Dipta juga merupakan grantee dari Beasiswa Astra 1st 2017. Prestasiprestasi tersebut tentu tidak diraih dengan mudah, melainkan dengan usaha yang keras dibarengi dengan doa yang tidak pernah berhenti.

pesertanya. Nah, pertanyaan berikutnya kan setelah lulus, nih. Saya punya target diterima jadi management trainee di Astra International. Pingin juga lanjut S2, mungkin nanti setelah 2-3 tahun bekerja dan semoga sih dapat beasiswa, ya.

Bagaimana cara Anda untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut? Pertama adalah diri kita sendiri, kedua adalah orangtua, ketiga adalah berdoa kepada Tuhan YME. Jadi setiap keputusan, misalkan saya memutuskan untuk bekerja di perusahaan apa, saya harus dapat restu dari orangtua dulu. Nah tadi kan tujuan jangka panjang ingin jadi negarawan, berarti dari sekarang saya udah harus paham dong tentang bagaimana cara berpolitik dengan berorganisasi dalam lingkup kecil, sedang. Karena ya tidak bisa kita pungkiri, di negara ini, kekuasaan itu didasarkan atas politik. Walaupun, sebenernya politik nggak salah, yang salah itu oknumnya. Ketika orang baik nggak ada yang mau terjun di sana, ya siapa yang akan berbuat baik. Ya intinya itu sih, untuk tujuan jangka panjang, saya selalu berusaha ya. Ada satu prinsip juga yang saya pegang, intinya persistent, artinya

Erlangga 17 | Volume 3 Edisi Oktober 2017


tidak mudah menyerah, jadi terus mencoba dan mencoba, tentu nanti ada jalannya. Dan itu juga harus dibarengi dengan restu dari orangtua dan keluarga, dan juga harus senantiasa berdoa. Selain itu ya usaha kita sendiri.” Bagaimana cara Anda membagi waktu sehingga kehidupan berorganisasi dan kuliah dapat berjalan seirama? “Ini nggak bisa dipungkiri, manajemen waktu adalah salah satu hal yang paling sulit dilakukan. Apalagi kalau misalnya kita cuma punya waktu 24 jam nih, kadangkala ada kegiatan yang bersamaan waktunya. Contoh, jam 7 pagi kita ada kuliah, tapi kita harus ada kegiatan. Itu kan nggak bisa dihindarkan. Gimana cara manage-nya? Biasanya, saya mengenal yang namanya skala prioritas. Jadi ada 4 skala prioritas yang saya terapkan, satu penting mendesak, dua tidak penting tapi mendesak, tiga penting tapi tidak mendesak, terakhir tidak penting tidak mendesak.

Ada anggapan bahwa ada tiga sisi kehidupan seorang mahasiswa, yaitu social life, study, and sleep, dan kita hanya bisa memilih dua di antaranya. Bagaimana tanggapan Anda mengenai adanya anggapan tersebut? “Kalau kita nggak terlatih manajemen waktu, ya bener cuma bisa dua. Kalau kita udah sering menghadapi itu ya, ketigatiganya bisa kok. Contoh ya, kan ada social life, sleep, atau pun belajar. Jadi kalau udah social life, ya sama tidur ya kan, kalau nggak ya studi sama tidur. Karena nggak mungkin kita bisa bagi waktu sebegitunya. Tapi ketika kita sudah sering berorganisasi nih, kita kan sering banyak terbentur masalah manajemen waktu, itu kita belajar gimana caranya kita tetap mendapatkan ketiga hal itu. Saya contohnya, ketika tadi, saya lagi belajar ya belajar, ketika waktu untuk bermain ya bermain, berorganisasi ya

berorganisasi. Saya juga aktif media sosial juga kok. Malah, justru itu menunjang kegiatan akademik sama organisasi saya. Biasanya, saya di Instagram, yang saya share adalah kegiatankegiatan, jadi dulu niatan buat media sosial itu untuk berbagi, bermanfaat untuk orang lain, makanya karakteristik atau identiknya Instagram atau Line saya kan biasanya share tentang pengalaman atau pun pembelajaran berharga buat saya atau pun teman-teman.

Pesan untuk mahasiswa agar tidak takut berorganisasi? “Justru dengan saya berorganisasi, saya bisa mendapatkan penghargaan sebagai mahasiswa berprestasi. Mungkin kalo saya tidak organisasi, saya akan kalah dengan yang lainnya. Karena gini, menjadi mahasiswa berprestasi itu ya, bukan hanya sekedar akademis. IPK tinggi seberapapun, ketika kamu tidak memiliki kegiatan di luar itu, kamu hanya belajar, pulang, kuliah pulang kuliah pulang, tidak ada insight pengalaman organisasi atau pun perlombaan yang kamu ikuti, itu bagi saya, ibarat potensi yang tidak dimaksimalkan. Ibaratnya skala 1-10, karena hanya kuliah pulang, cuma 7 nih. Nah kalau berorganisasi, malah bisa memaksimalkan potensi akademik. Contoh, saya kuliah di Manajemen, sebelumnya saya ikut organisasi di himpunan, sekarang berkesempatan di Senat Mahasiswa. Waktu saya dipercaya oleh jurusan saya, untuk maju di pemilihan mahasiswa berprestasi, kenapa saya bisa meraih peringkat 2, ya karena saya berorganisasi. Saya menjadi ketua senat, itu mungkin dipertimbangkan. Ketika saya berorganisasi, saya belajar manajemen waktu. Saya berpikir bahwa kalau kuliah aja itu kurang, makanya saya ikut lomba. Karena udah belajar manajemen waktu dari organisasi, jadi saya bisa membagi waktu, kuliah sama lomba. Jadi dibandingkan orang yang IPK tinggi, sama IPK di atas 3 deh minimal, tapi dia aktif organisasi, dan dia pernah ikut lomba dan menang. Lebih bagus mana? Lebih bagus yang kedua. (sdw)

“Justru dengan saya berorganisasi, saya bisa mendapatkan penghargaan sebagai mahasiswa berprestasi” – Aulia Pradipta, Ketua Senat Mahasiswa FEB Undip Erlangga 17 | Volume3 Edisi Oktober 2017

23


LIPUTAN UTAMA

Perubahan Kurikulum FEB Undip Dalam Rangka Penyesuaian Kebutuhan

doc.Edents

Oleh : Nadia, Mahardika

3

Kurikulum merupakan mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan. Masa berlaku suatu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Tak jarang, perubahan kurikulum dilakukan sebagai langkah peninjauan kembali. Hal inilah yang dilakukan oleh pihak Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Undip. Fuad selaku kepala departemen Akuntansi mengatakan bahwa sebenarnya penyesuaian kurikulum atau peninjauan kembali kurikulum dilakukan paling tidak 5 tahun sekali. Hal tersebut dilakukan oleh hampir seluruh program studi yang terdapat di fakultas masing-masing. Senada dengan Fuad, Akhmad Syakir selaku kepala departemen Ilmu Ekonomi & Studi Pembangunan (IESP) menambahkan “Itu memang sudah suatu hal yang wajar karena perubahan-perubahan lingkungan strategis maka evaluasi terhadap kurikulum itu adalah hal yang wajar. Kadang orang punya persepsi salah “ganti menteri, ganti kurikulum”, sisi yang lain melihatnya bahwa kurikulum berubah itu suatu tuntutan karena lingkungan strategis kita berubah dan berubah karena mendasarkan pada evaluasi

atas kurikulum sebelumnya. Hal yang kedua ada ketentuan-ketentuan mengikat di dalam penyelenggaraan pendidikan. Mengikat itu artinya sesuai yang diatur oleh Dikti (Kementerian Pendidikan Tinggi –red) dan apa yang diatur oleh negara berkaitan kebijakan pendidikan,” ucap Syakir.

Mengacu pada Peraturan Presiden Indonesia mempunyai ketentuan berkaitan dengan kurikulum yang dinamakan dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan diatur dalam Peraturan Presiden nomor 8 Tahun 2012. “Peraturan Presiden itu mendefinisikan bahwa yang namanya kompetensi itu harus jelas tingkatannya antara SMA, Sekolah Vokasi, kemudian D-3, S-1, S-2, S-3, itu harus jelas tingkatannya. Itu kemudian dijabarkan dalam KKNI tahun 2013. Berdasarkan hal itu, kita menyesuaikan kalau evaluasinya itu 5 tahun sudah mandatori, itu paling lama sebenarnya evaluasi itu bisa dilakukan kapan pun sepanjang itu dinilai sebagai suatu kebutuhan kan seperti itu. Jadi, itu latar belakangnya,” ujar Syakir. Kurikulum lama (kurikulum 2012) kemudian dievaluasi lewat rangkaian lokakarya dari level universitas hingga program studi. Dasar Perubahan Kurikulum Kurikulum tidak berubah terlalu banyak dikarenakan evaluasi hanya berupa penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. “Sehingga ada beberapa mata kuliah yang mungkin dihilangkan, ada yang baru, ada yang berubah SKS-nya (Sistem Kredit

Erlangga 17 | Volume 3 Edisi Oktober 2017


Semester -red) ada yang dulu satu mata kuliah tapi sekarang dipisah. Artinya semua itu bagian dari proses (continous improvement process) perbaikan-perbaikan untuk menjadi lebih baik. Yang jelas berubah adalah setelah menyusun kurikulum kan ada turunannya atau penjabarannya namanya Rencana Pembelajaran Semester (RPS),” tutur Mahfudz salah satu dosen pengajar di FEB Undip. Mahfudz melanjutkan bahwa kurikulum yang baru lebih ditekankan pada kompetensi alumni. Hal ini diwujudkan dengan menentukan profil lulusan. “Kalau di manajemen ada tiga profil lulusan, jadi artinya nanti mereka boleh memilih. Yang pertama menjadi manajer lini pertama, kedua menjadi wirausaha pemula, dan yang ketiga menjadi peneliti pemula. Karena kita ingin menciptakan lulusan seperti itu atau berorientasi ke arah itu maka kurikulum didesain untuk menghasilkan lulusan yang punya potensi semacam itu dengan profil lulusan semacam itu,” terangnya

Persiapan yang Dilakukan Menurut Harjum selaku Kepala Departemen Manajemen, persiapan yang perlu dilakukan dalam perubahan kurikulum adalah perihal tenaga pengajar (dosen). Kurikulum sendiri hanya bagian dari suprastruktur yang harus dimiliki. Sebagus apapun kurikulum yang diterapkan, jika kompetensi dosen tidak mumpuni maka hanya akan menjadi hal yang sia-sia. Harjum pun menyebutkan kriteria dosen yang mumpuni seperti harus memenuhi kualifikasi akademis yang baik dan mempunyai kemampuan meneliti atau melakukan riset. “Jadi dosen harus punya pengalaman meniliti. Hasil penelitiannya dipublikasikan dan dipakai ke proses belajar mengajar. Jadi apabila dosen tidak meneliti maka dalam tanda kutip kualifikasinya dipertanyakan” ungkap Harjum. Hal yang perlu dipersiapkan selanjutnya adalah infrastruktur. Harjum menilai, kualitas infrastruktur FEB sudah sangat bagus. “Ruang kuliah nggak ada masalah kemudian perpustakaan yang fasilitasnya bagus dan kemudian untuk mendukung kita menyediakan jurnal yang bisa diakses secara online dan gratis. Tidak banyak kampus yang bisa berlangganann science direct tuh nggak

Perubahan kurikulum itu merupakan kebijakan Undip. Semestinya bahwa Undip itu melalui LP2MP itu menganjurkan kepada setiap program studi untuk melakukan pembaharuan kurikulum, updating curriculum untuk menyesuaikan apakah kurikulum itu sesuai atau tidak dengan lingkungan kerja. – Fuad, kepala departemen Akuntansi FEB Undip. banyak, yang bisa digunakan mahasiswa dan dosen baik untuk menulis skripsi, tesis, disertasi penelitian dan lain-lain,” tambah Harjum. Kini FEB pun sudah menambah fasilitas penunjang lain seperti laboraturium kewirausahaan, FEB pun kini menggencarkan pembangunan infrastruktur nonfisik seperti penyediaan data bloomberg untuk Departemen Manajemen, Akuntansi, dan IESP. FEB Undip merupakan salah satu fakultas ekonomi di Indonesia yang berlangganan blomberg. Pihak dekanat berencana akan mendirikan laboratorium bloomberg yang berfungsi sebagai penyedia data untuk melakukan simulasi bisnis. “Rencananya per Januari 2018 itu sudah set up laboraturium bloomberg. Oleh karena itu kita pertama di Indonesia universitas yang memilliki laboratorium bloomberg,” pungkas Harjum. Menghasilkan Lulusan yang Kompeten Perubahan kurikulum tentu menuai banyak harapan dari berbagai pihak. Mahfudz berharap kurikulum yang baru ini bisa diterima oleh semua pihak dan dapat menghasilkan lulusan sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan Harjum berharap proses pembelajaran di FEB Undip menjadi lebih baik. Harjum berharap, setelah mahasiswa lulus dari FEB Undip mereka memiliki kompetensi yang bagus sesuai bidangnya masing-masing dan bisa bersaing di dunia kerja. “Dan yang tidak kalah pentignya juga mahasiswa. Jadi calon mahasiswa sebagai input, kalo kitamendapatkan input yang bagus maka mencetak lulusan yang bagus itu lebih gampang daripada input yang kurang bagus. Sehingga apa yang diharapkan bisa tecapai,” tutup Harjum. (sdw)

Erlangga 17 | Volume3 Edisi Oktober 2017

45


Polling

5

Erlangga 17 | Volume 3 Edisi Oktober 2017


Polling

Erlangga 17 | Volume3 Edisi Oktober 2017

67


doc.Edents

Jokowi Blusukan ke Undip

doc.Edents

Jokowi dan jajaran pimpinan Universitas Diponegoro sedang menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya

7

Preside Jowo Widodo sedang menyampaikan orasi ilmiah. Dalam orasinya, Presiden menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur sebagai modal menghadapi persaingan global Erlangga 17 | Volume 3 Edisi Oktober 2017


doc.Edents

Jokowi Blusukan ke Undip

doc.Edents

Seusai acara Jokowi dan Yos Johan Utama (Rektor Undip) mennyapa peserta Orasi Ilmiah Presiden.

Kehadiran Jokowi yang disambut dengan antusias mahasiswa baru Universitas Diponegoro

Erlangga 17 | Volume3 Edisi Oktober 2017

89


9

Erlangga 17 | Volume 3 Edisi Oktober 2017


LIPUTAN UTAMA

Perubahan Kurikulum dan Implementasinya di FEB

doc.pixabay.com

untuk disahkan di senat universitas. Untuk kurikulum 2017, hanya menunggu disahkan di senat universitas. Secara umum penerapannya akan di pakai di tahun 2018.

Adanya tuntutan lingkungan, tuntutan pengguna (user), serta regulasi menjadi salah satu timbulnya suatu perubahan. Begitupula yang terjadi pada kurikulum di jenjang perguruan tinggi saat ini. Perubahan kurikulum 2012 menjadi kurikulum 2017 yang sudah diterapkan awal tahun ajaran baru ini menjadi proses penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya (updating curriculum). Sebagaimana dituturkan oleh Mahfudz, selaku Sekretaris Departemen Manajemen, “Jadi intinya, kita bahasanya tidak merubah. Yang lebih pas dikatakan menyempurnakan. Karena tuntutan lingkungan, tuntutan pengguna dan regulasi maka perlu kita sempurnakan. Sehingga bisa lebih sesuai dan artinya lulusan kita punya potensi yang lebih baik, kemampuan yang lebih tinggi yang sesuai diharapakan dari tuntutan regulasi, lingkungan dan pengguna tadi.” jelas Mahfudz. Perubahan kurikulum dievaluasi sesuai dengan mandatori ataupun saat diperlukan penyesuaian terhadap kebutuhan. Akhmad Syakir selaku Kepala Departemen IESP menjelaskan bahwa di Indonesia evaluasi kurikulum sesuai dengan mandatorinya dilakukan setiap lima tahun. Akan tetapi, evaluasi bisa dilakukan kapan pun sepanjang dinilai sebagai suatu kebutuhan. Harjum Muharam selaku Kepala Departemen Manajemen, menambahkan proses perubahan kurikulum tersebut dievaluasi sejak tahun kemarin. Penyusunan dilakukan di tingkat prodi lalu ke departemen, departemen lalu ke fakultas. Fakultas mengajukan ke universitas

Tidak Ada Perubahan Signifikan Dilihat dari sisi perubahannya, kurikulum 2017 tidak mengalami perubahan yang signifikan. Seperti yang diucapkan Mahfudz, Sekretaris Departemen Manajemen “Secara umum memang tidak ada perubahan yang sangat drastis. Karena updating bukan sesuatu yang total berubah, jadi penyempurnaan yang sudah ada. Sehingga ada beberapa mata kuliah yang mungkin dihilangkan, ada yang baru, ada yang berubah SKS-nya (Sistem Kredit Semester) serta ada yang dulu satu mata kuliah tapi sekarang dipisah,” ujar Mahfudz. Mahfudz menambahkan perbedaan kurikulum yang dulu terletak pada metodenya.“Intinya proses yang dulu cenderung TCL (teacher center learning) pembelajaranya lebih berpusat ke guru/dosen, kalau sekarang kita fokuskan ke peningkatan porsi SCL (student center learning).” ungkap Mahfudz. Begitu pula yang terjadi di Departemen Akuntansi. Fuad menjelaskan bahwa sebetulnya tidak begitu banyak yang berubah, kecuali pada penekanan sistem informasi. Terdapat pula kompetensi generic dan tambahan, yang diharapkan dimiliki oleh seluruh mahasiswa akuntansi. Kompetensi generic itu umumnya sama sedangkan kompetensi tambahan ada konsentrasi-konsentrasi didalamnya. Ada pula EDP (Electcic Data Processing) audit, kemudian ada yang berkaitan dengan penggunaan informasi komputerisasi dalam pengambilan keputusan akuntansi, dan seterusnya. Nantinya juga akan diperkenalkan SAP (System Application and Product in data processing) dalam siklus pengembangan akuntansi atau pengembangan bisnis.

Erlangga 17 | Volume3 Edisi Oktober 2017

11 10


“Intinya proses yang dulu (kurikulum 2012-red) cenderung TCL (teacher center learning) pembelajaranya lebih berpusat ke guru/dosen, kalau sekarang kita fokuskan ke peningkatan porsi SCL (student center learning).” Mahfudz, Sekretaris departemen Manajemen FEB Undip Syakir menambahkan bahwa perubahan kurikulum sudah suatu hal yang wajar. Perubahan-perubahan lingkungan strategis memerlukan evaluasi terhadap kurikulum. Evaluasi dilakukan secara rutin merupakan hal yang biasa. Perubahan kurikulum ini didasarkan pada evaluasi dan peninjauan kurikulum yang telah dilakukan sebelumnya. Lebih lanjut Mahfudz menjelaskan kaitan penyesuaian kurikulum dengan regulasi KKNI. Berkaitan dengan penyesuaian kurikulum,momentum tersebut sesuai dengan regulasi tentang KKNI. KKNI merupakan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Jadi yang pertama terkait dengan regulasi ada Peraturan Presiden (Perpres) No 8 thn 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Ada juga permendikbud No 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Oleh karena itu, kurikulum 2017 itu sering disebut dengan kurikulum berbasis KKNI. Perubahan kurikulum juga berimbas pada mahasiswa lama yang ingin mengulang mata kuliah. Namun, kurikulum baru tersebut telah diberlakukan. Menurut Syakir, di dalam proses transisi biasanya ada periodik 2 tahun atau 3 tahun. Kurikulum yang tersisa itu masih bisa disediakan. Sedangkan menurut Harjum, akan dilakukan kompersi. “Kalau dia sudah tidak ditawarkan dia ambil kuliah di kurikulum baru nanti dikompersi ke kurikulum yang lama yang mendekati. Misalnya tahun 2007 ada kewirausahaan lanjutan kemudian untuk mata kuliah kewirausahaan nanti akan dikompersi.” kata Harjum. Belum Ada Perubahan Kurikulum di Ekonomi Islam Ekonomi Islam merupakan program studi yang baru didirikan pada tahun 2014. Program studi ini masih di bawah naungan Departemen IESP. Didirikannya Program Studi Ekonomi Islam membuat IESP menjadi satu-satunya departemen di FEB Undip yang memiliki program studi. Karena merupakan program studi baru, maka tidak ada perubahan kurikulum untuk program studi Ekonomi Islam. “Jadi, Ekis (Ekonomi Islam –red) masih

11

belum menggunakan kurikulum KKNI, masih menggunakan kurikulum yang lama, yakni kurikulum yang diajukan untuk akreditasi prodi Ekis. Tetapi dengan adanya Ekis itu berimplikasi pada perubahan kurikulum di IESP. Kalau yang dulu di IESP itu ada konsentrasi Ekonomi Islam, sekarang konsentrasi Ekonomi Islam tidak ada karena kalau yang minat ke Ekonomi Islam ya sekalian aja terjun dari awal semester satu langsung ke prodi Ekonomi Islam,” ungkap Syakir. Persiapan terhadap adanya perubahan kurikulum dibutuhkan untuk menanggulangi tantangan yang akan terjadi. Menurut Harjum persiapan Fakultas Ekonomika dan Bisnis sebelum melakukan perubahan kurikulum dibagi menjadi tiga. Ketiga hal tersebut adalah dosen, infrastruktur, dan mahasiswa. Universitas Diponegoro (Undip) menjadi salah satu perguruan tinggi yang sudah melakukan updating curriculum dari kurikulum 2012 menjadi kurikulum 2017. Perubahan ini diterapkan atau berlaku untuk sebelas fakultas yang ada di Undip. Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) menjadi salah satunya. FEB sendiri telah melaksanakan perubahan kurikulum sejak bulan Agustus, bersamaan dengan tahun ajaran baru 2017/2018. Dilihat dari sisi ketiga departemen (Manajemen, Akuntansi, dan IESP) perubahan kurikulum dalam hal contents atau isi masih belum banyak terjadi. Perubahan kurikulum di setiap departemen lebih difokuskan pada profil lulusan yang akan dicetak nantinya. Kurikulum didesain untuk menghasilkan lulusan dengan potensi yang sesuai dengan profil lulusan yang sudah ditetapkan. Fuad juga mengatakan tujuannya perubahan kurikulum untuk memastikan lulusan kita itu sesuai dengan perkembangan zaman. “Kita akan pastikan bahwa lulusan kita itu memiliki kompetensi yang memang sesuai dan kalau bisa lebih maju dari tuntutan, dari ekspektasi pasar, dari ekspektasi masyarakat ya kita akan lebih senang. Tapi paling tidak kita sangat tidak berharap bahwa lulusan kita itu ketinggalan zaman. Oleh karena itu penyesuaian kurikulum harus kita lakukan” Terangnya.(sdw)

Erlangga 17 | Volume 3 Edisi Oktober 2017


doc.Edents

KOMIK

Erlangga 17 | Volume3 Edisi Oktober 2017

13 12


doc.joblo.com

RESENSI FILM

13

Tanggal rilis Sutradara Pemeran Produser Skenario

Masa SMA adalah masa yang paling indah. Tetapi tidak bagi Galih dan Ratna yang cintanya dipisahkan oleh status sosial. Film Galih dan Ratna yang telah rilis pada 9 Maret 2017 adalah remake dari film Gita Cinta di SMA yang dibuat ada tahun 1979. Gita Cinta di SMA yang pernah booming pada masanya membuat Galih dan Ratna sulit untuk lepas dari bayang-bayang pendahulunya. Pemeran utama Gita Cinta di SMA yaitu Rano Karno sebagai Galih dan Yessy Gusman sebagai Ratna, turut ditampilkan pada awal film Galih dan Ratna. Galih, seorang pemuda yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Galih mempunyai sifat introver dan mempunyai passion dalam musik. Namun passion Galih tidak didukung oleh ibunya karena tak ingin Galih gagal seperti ayahnya yang tidak mampu menjalankan usaha toko kaset musik lantaran kalah bersaing dengan dunia digital. Ratna dalam film ini digambarkan sebagai wanita yang juga mempunyai passion musik tetapi tidak didukung oleh orang tuanya yang menganggap bahwa tidak ada masa depan bagi pemusik. Pada awal film, Ratna harus pindah sekolah ke Bogor karena Ayahnya akan bekerja di luar negeri. Di Bogor, Ratna masuk ke sekolah yang sama dengan Galih. Di sekolah inilah Ratna bertemu dengan teman barunya, Erlin, si beauty blogger khas generasi millenial, dan Mimi, yang sering membuat petisi online.

: 9 Maret 2017 (Indonesia) : Lucky Kuswandi : Sheryl Sheinafia, Marissa Anita : Ninin Musa, Sendi Sugiharto : Lucky Kuswandi, Fathan Todjon

Perkenalan Galih dan Ratna berawal pada suatu sore di samping lapangan sekolah, perkenalan yang cukup berkesan bagi keduanya. Di tengah kondisi ekonomi dan keluarga, Galih terjebak dengan idealisme yang diwariskan sang ayah. Ia tetap ingin mempertahankan gedung toko Nada Musik, meskipun sudah tak menghasilkan uang lagi. Galih dan Ratna membuat rencana untuk menghidupkan kembali toko Nada Musik, yaitu dengan jasa pembuatan mixtape untuk teman mereka yang ingin menyampaikan perasaannya kepada orang yang mereka sayangi. Sempat laku keras dan digandrungi oleh siswa sekolah mereka, bisnis ini terpaksa harus berhenti lantaran terkena razia yang diadakan oleh guru. Akibatnya, beasiswa Galih terpaksa dicabut dan harus menjalani hukuman skors. Waktu terus berjalan, tak terasa Galih dan Ratna telah lulus SMA, dan toko Nada Musik juga telah terjual. Galih pun melanjutkan pendidikannya di Malang. Sebelum berangkat ke Malang Galih dan Ratna sempat bertemu di Stasiun. Pertemuan singkat itu, mereka saling bertukar kenangkenangan, Galih memberikan ukulele milik ayahnya dan Ratna memberikan sebuah mixtape untuk Galih. Kendati film ini adalah remake dari film lama, Galih dan Ratna tidak melulu menyuguhkan kesan klasik saja. Lucky Kuswandi selaku sutradara dapat mengolaborasikan kesan klasik Galih dan Ratna dengan latar millenial masa kini dengan ciamik. Hal ini terbukti dari toko Nada musik yang semula sangat sederhana dan berbau klasik bisa disulap menjadi toko kaset modern dengan aksesoris-aksesoris kekinian. (sdw)

Erlangga 17 | Volume 3 Edisi Oktober 2017


KOLOM PEMIMPIN UMUM

Urgensi LKMM Madya dan Improvisasi yang Kebablasan doc.idg.bg

Oleh : Adhevyo Reza*

Rapat Dengar Pendapat (RDP) malam itu berlangsung cukup alot. Beberapa poin yang menjadi bahasan utama di dalam rapat tersebut mendapat banyak kritik dan saran dari para angota rapat. Pasalnya rancangan Peraturan Mahasiswa (Perma) yang mewajibkan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) harus lah sudah mengikuti Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) tingkat Madya mendapatkan banyak sentimen negatif dalam forum tersebut.

Menafsirkan Maksud LKMM Sebelum kita melirik tentang bahasan Perma tentang calon ketua BEM baru kita sedikit mundur ke belakang terlebih dahulu untuk membedah apa itu LKMM. LKMM dirancang sedemikian rupa untuk menunjang kemampuan mahasiswa yang tidak didapatkan di bangku kuliah dan ilmu yang didapatkan mampu diterapkan dalam organisasi dimana mahasiswa berkecimpung. LKMM sendiri dibuat berjenjang dimulai dengan LKMM tingkat Pra Dasar, yang mana menurut Ditjen Belmawa memiliki fungsi membekali mahasiswa keterampilan dasar dalam berkomunikasi, mengenal potensi diri, mengembangkan sifat kritis dan memposisikan diri secara efektif dalam organisasi kemahasiswaan Dilanjut dengan LKMM tingkat Dasar yang bertujuan agar mahasiswa memiliki keterampilan menyelenggarakan kegiatan kemahasiswaan dengan perencanaan dan sistematika yang baik. Lalu LKMM tingkat Menengah membekali mahasiswa dengan wawasan dan keterampilan mengkoordinasi dan membina tim kerja dalam suatu kelembagaan, sedangkan Tingkat Lanjut disebut pula Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Kader Bangsa berdurasi 32 Jam

bertujuan membekali mahasiswa dengan wawasan dan keterampilan mengelola opini publik (wacana).

LKMM dan Praktiknya di Lapangan Menarik memang melihat maksud dari LKMM dari Ditjen Belmawa dengan realitanya di lapangan. Setidaknya penulis mengambil studi kasus pada kampus penulis sendiri, Universitas Diponegoro. Banyak miskonsepsi yang terjadi antara panduan umum yang dikeluarkan oleh Ditjen Belmawa dengan eksekusi yang dilakukan. Walaupun Ditjen Belmawa memang hanya memberikan Panduan Umum dan bukan Panduan Baku yang berarti masih memungkinkan untuk tiap-tiap Universitas, Fakultas, ataupun jurusan melakukan improvisasi. Namun yang menjadi ironi adalah munculnya beberapa aturan mendasar yang salah. Diatur pada Panduan Umum tentang LKMM bahwa untuk tingkat Pra Dasar dilakukan selama 10 jam. Sedangkan pada kenyataanya dilangsungkan selama 3 hari 2 malam belum lagi rangkaiannya yang bisa bermingguminggu. Walaupun dalih yang jamak terjadi adalah bahwa LKMM Pra Dasar tersebut disatukan dengan rangkaian Orientasi Pengenalan Kampus (Ospek) tingkat Jurusan (yang selanjutnya akan disebut Osjur). Kedua gabungan antara Osjur dan LKMM Pra Dasar ini menghasilkan akumulasi waktu yang sangat besar dan memang seharusnya kedua rangkaian acara ini dipisah karena memiliki pedoman dan intisari yang berbeda. LKMM sendiri seperti sudah dijelaskan sebelumnya diperuntukan untuk mahasiswa yang ingin berkecimpung di dunia organisasi walaupun tidak diwajibkan dan bersifat sebagai bekal, memang pada praktiknya tidak ada kewajiban untuk mengikuti LKMM Pra Dasar bagi mahasiswa baru. Tetapi bagaimana

Erlangga 17 | Volume3 Edisi Oktober 2017

15 14


KOLOM PEMIMPIN UMUM

15

Permasalahannya Sekarang Lantas menjadi pertanyaan sekarang atau yang sudah dibahas pada awal tulisan ini. Apa urgensinya seorang ketua BEM harus telah mengikuti LKMM Madya. Dari awal saja terjadi banyak kesalahan pada sistem LKMM kita yang melakukan improvisasi kebablasan dan tidak mengindahkan Panduan Umum Ditjen Belmawa tentang LKMM. Wajar saja jika banya yang bertanya mengapa seorang ketua BEM harus seseorang yang sudah LKMM Madya jika materi yang diberikan saat LKMM Dasar saja sudah mencukupi dengan tujuan dari LKMM Madya yaitu membina tim kerja dalam suatu kelembagaan. Jika menarik lebih jauh lagi, mengapa seorang ketua haruslah yang sudah mengikuti LKMM? Bahkan Pra Dasar sekalipun? Tetapi itu semua merupakan produk hukum yang

sudah menjadi aturan dan telah disepakati pada saat itu, walaupun tidak menutup kemungkinan untuk melakukan Peninjauan Kembali ataupun Judicial Review, setidaknya cara tersebut diterapkan dalam tatanan kelembagaan yang lebih tinggi.

Pemimpin Seperti Apa yang Diharapkan? Pada bagian akhir tulisan ini, penulis mengajak kita semua para pembaca untuk merenungkan kembali pemimpin seperti apa yang sebenarnya kita harapkan? Apakah pemimpin yang datang dari hasrat menggebu-gebu dan memenuhi persyaratan berupa selembar sertifikat LKMM? Atau pemimpin yang muncul ke permukaan karena dorongan dari sekitarnya yang menginginkan perubahan dan memiliki mimpi untuk berbuat? Dengan hormat, tanpa bermaksud mengkerdilkan manfaat dari sebuah pelatihan bernama LKMM dengan segala manfaatnya, izinkan penulis mengajukan dua buah pertanyaan untuk menutup tulisan ini. Pertanyaan pertama yang mungkin telah disinggung sebelumnya, apa urgensi seorang ketua BEM haruslah seseorang yang telah mengikuti LKMM Menengah atau Madya? Dan pertanyaan terakhir dan introspeksi bagi kita semua, apakah sudah sempurna sistem LKMM di kampus kita tercinta ini?

doc.Edents

dengan Osjur? Osjur diatur sendiri dengan peraturan baik itu di tingkat Universitas, Fakultas, ataupun Jurusan, yang sifatnya kita belum tahu apakah bersifat wajib atau tidak? Jadi dari segi alokasi waktu dan rangkaian acaranya saja sudah salah. Kita masuk kedalam tahapan selanjutnya, LKMM tingkat Dasar, menurut aturan yang dikeluarkan oleh Ditjen Belmawa, LKMM tingkat dasar dialokasikan waktu selama 20 jam. Yang menjadi fokus poin pada LKMM Dasar ini adalah overlapping materi yang disajikan, yang mana seharusnya adalah materi untuk LKMM Menengah atau di Undip sering disebut LKMM Madya. LKMM Dasar sendiri memiliki 5 materi pokok atau kurikulum minimal yaitu perumusan gagasan awal, penjabaran rencana kerja dan kepanitiaan, administrasi, pengendalian motivasi, dan yang terakhir adalah pengembangan program kerja. Walaupun hal yang disebutkan diatas adalah kurikulum minimal akan tetapi bukan berarti menjadi mensejajarkan diri dengan kurikulum LKMM Madya. Kurikulum yang dimaksud adalah seperti manajemen pengelolaan informasi dan masalah organisasi, identifikasi masalah organisasi, analisis SWOT, dan rencana pengembangan organisasi yang seharusnya baru akan didapatkan di LKMM Madya.

*) Penulis merupakan Pemimpin Umum LPM Edents periode 2016/2017

Erlangga 17 | Volume 3 Edisi Oktober 2017


Opini

Menuntut Lebih dari Sebatas Gelar

doc.supercoloring.com

Oleh: Dewi Setyoningrum*

Mimpi setinggi langit itu wajar, berani gagal itu pun sudah biasa. Mungkin itulah motivasi terbesar bagi bangsa Indonesia demi menggapai cita-cita mereka. Berusaha keras melewati pasang surutnya rintangan menuju jalan kesuksesan. Jatuh bangun itu sudah terlalu biasa bagi mereka, karena mimpi di depan mata itu tak bisa dimusnahkan dengan sekejap mata. Sebab merangkai mimpi itu tak semudah yang dibayangkan seperti halnya membalikan telapak tangan kita.

Pendidikan, Jalan Menuju Kesuksesan Pendidikan salah satu jalan demi terwujudnya impian bangsa. Begitu banyak orang berlomba-lomba melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Jungkir balik pun rela dilakoni mereka yang sedang memperjuangkan masa depannya. Demi membahagiakan orang tua, keluarga, bahkan pasangan hidup dan anak cucu mereka kelak. Butuh ketangguhan hati sekuat baja untuk mencapainya. Apalagi untuk mencari pekerjaan di era globalisasi yang serba modern ini. Sungguh akan sangat disayangkan kalau jenjang pendidikan yang telah ditempuh selama ini nantinya tidak didukung dengan softskiil yang ada. “Learn as much as you can while you are young, since life becomes too busy later� - Dana Stewart. Seperti itulah penggalan kata penyemangat bagi mereka. Berusaha keras terlebih dahulu sebelum nantinya

disibukan pada pekerjaan mereka masingmasing. Karena sejatinya, kerja keras setiap umat manusia tidaklah akan menghianati hasil akhir. Jangan pernah berharap lebih kalau usaha dan ikhtiar yang dilakukan pun tak pernah seimbang dengan mimpimu. Hargai waktumu, sebelum menyesal karena menyia-nyiakannya. Ingat, masa muda itu tak akan pernah bisa diputar kembali.

Sekolah di Luar Negeri dan Beasiswa Melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun bangku perkuliahan di luar negeri kini sedang menjadi trend di kalangan masyarakat sekarang. Mudah memang bagi mereka yang lahir dari keluarga dengan kemampuan financial di atas rata-rata. Lalu, bagaimana dengan nasib mereka yang hanya anak dari seorang buruh tani namun memiliki kecerdasan untuk melanjutkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi? Kebanyakan dari mereka hanya mampu belajar sampai jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kalau pun ingin melanjutkan pendidikannya di SMA dan Perguruan Tinggi Negri (PTN), modal mereka hanyalah beasiswa dari instansi terkait. Mereka tak pernah berani melangkahkan kakinya untuk mencicipi bangku perkuliahan di luar negeri. Bukan masalah jarak, tapi keyakinan dan kemampuan diri untuk bekerja keraslah yang perlu dikuatkan demi menggapai citacita.

Erlangga 17 | Volume3 Edisi Oktober 2017

17 16


Opini

Si Agent of Change dengan Sejuta Karya Mahasiswa calon penerus bangsa, terkenal dengan julukan sebagai agent of change. Jutaan bahkan milyaran karya mereka coba, demi memajukan bangsa dan negara Indonesia. Ribuan kali perubahan sistem dan kurikulum pendidikan dilakukan oleh Pemerintah, namun hal tersebut tak pernah memadamkan api semangat mereka untuk belajar. Mereka yakin jika perubahan yang diresmikan oleh pihak terkait ini adalah pilihan terbaik dan dengan tujuan yang baik pula. Sebab, sistem pendidikan juga dituntut untuk lebih fleksibel terhadap kemajuan zaman. Hingga akhirnya setiap instansi pendidikan yang ada di Indonesia diharapkan mampu mencetak Sarjana muda dengan bekal ilmu dan mental siap kerja.

17

Mampu membangun Indonesia dengan karya-karya terbaik mereka. Ciptakan lapangan pekerjaan demi mengentaskan kemiskinan di negara berkembang ini. Pemerintah dan masyarakat luas selalu berharap lebih kepada mereka si mahasiswa. calon sarjana muda dengan sejuta karya. Tak pernah habis pengabdian yang dilakukan mereka. Temuan dan karya terbaru selalu dihasilkannya tiap waktu demi masyarakat Indonesia yang lebih baik. Begitu pula dengan kebijakan yang diresmikan oleh Pemerintah yang menentang hak-hak masyarakat luas, maka dengan semangat dan keberanian yang penuh mereka akan selalu setia mendukung dan menuntut kembali hak masyarakat. Sedih bagi mereka melihat rakyat yang tertindas. Rasa dosa dan penyesalan pun akan selalu membayangi mereka jika hati kepedulian mereka mati. Lalu, untuk apa bangga dengan gelar sarjana yang diperolehnya apabila kedua mata dan tangan mungil ini tak pernah turun untuk merasakan penindasan di sekitar kita. Bangunlah generasi mudaku, lihat sekelilingmu, dan perjuangkan sarjana dengan sejuta karya terbaikmu.

doc.Edents

Sarjana Luar Negeri Hanyalah Prestige Belaka Kemampuan financial yang tak sebanding dengan kecerdasan intelektual kini sudah menjadi fenomena yang wajar bagi bangsa Indonesia. Dengan status kemampuan financial di atas rata-rata menjadikan pelicin dalam perolehan gelar Sarjana atau sederajat lainnya dengan begitu mudah. Perihal ilmu dan pengalaman yang didapatkanya selama di bangku perkuliahan tidak begitu dijadikan prioritas utama. Sebab, prestise dengan julukan mahasiswa luar negeri itu kini menjadi hal yang utama. Wajar saja kalau pun mereka bangga, sebab tidak semua orang mampu menikmatinya. Hanya orangorang dari golongan dan kriteria tertentu sajalah yang mampu mendapatkan fasilitas pendidikan seperti itu. Ilmu yang diperolehnya dari luar negeri nantinya diharapkan mampu diterapkan di Indonesia demi kemajuan negara. Namun, apa jadinya kalau mereka enggan untuk pulang ke kampung halamanya? Apa jadinya pula jika mereka yang pulang pun tak mampu bersaing dengan Sarjana muda yang berasal dari sekolah Indonesia? Apakah gelar sarjana yang diperolehnya masih pantas untuk dibanggakan?

*) Penulis merupakan Pemimpin Perusahaan LPM Edents periode 2016/2017

Erlangga 17 | Volume 3 Edisi Oktober 2017


Erlangga 17 | Volume3 Edisi Oktober 2017

19 18


Geliat Usaha

Euphoria Catering : Memberikan Pengalaman Berbeda bagi Konsumen Oleh: Dewi Hastuti danVeronica

Bisnis katering merupakan salah satu bisnis rumahan yang paling menguntungkan dengan potensi ekspansi dan pertumbuhan yang tinggi. Ini sangat baik secara finansial dan menyenangkan. Setiap melayani event – apakah itu pesta ulang tahun, makan malam, atau resepsi penikahan – memberikan pengalaman baru dan tantangan dengan sekelompok orang yang baru. Euphoria Catering. Nama ini sudah tak asing lagi bagi masyarakat Semarang, khususnya mahasiswa Undip. Usaha yang dilatarbelakangi besarnya peluang pasar ini telah berdiri sejak tiga tahun silam, tepatnya pada 1 Maret 2014 silam. Katering ini telah memberikan banyak kontribusi dalam setiap event yang diselenggarakan mahasiswa. Euphoria Catering didirikan oleh tiga orang dengan setoran modal awal Rp 250.000,- tiap orang. Namun saat ini Euphoria Catering hanya dijalankan oleh satu orang saja, yaitu Abdullah Umar, mahasiswa Universitas Diponegoro jurusan Teknologi Pangan. “Dulu tiga, tapi sekarang tinggal aku seorang,” ungkapnya. Sasaran pasar Euphoria Catering sendiri adalah event-event yang selalu diadakan oleh mahasiswa. Seperti yang kita ketahui, kegiatan mahasiswa itu tak pernah sepi. Hal inilah yang dianggap sebagai peluang pasar. Meski pemasarannya telah mencakup seluruh wilayah semarang, namun Euphoria Catering tetap mengkhususkan target di wilayah Tembalang. Pemasaran juga dilakukan dengan memanfaatkan sosial media dan iklan di beberapa media online. Aktifnya orang Indonesia dalam menggunakan media sosial juga menjadi pertimbangan bagi Umar untuk berani memulai bisnisnya, karena dia bisa menjangkau pasar yang cukup besar dengan biaya minimum.

19

Umar sendiri mengungkapkan bahwa kendala dalam menjalankan usaha ini adalah banyaknya pesaing yang terus bermunculan. Menurutnya, semua itu adalah risiko dalam berbisnis, jadi ia tetap harus konsisten dan menonjolkan produknya. Untuk menghadapi persaingan usaha tersebut, Euphoria Catering mencoba untuk selalu melihat peluang dan mengikuti perkembangan zaman. Selain itu mereka juga berusaha untuk selalu mengedapankan pelayanan dan kualitas produk. Melalui strategi tersebut, diharapkan kepuasan konsumen dapat tercapai secara maksimal. Sejauh ini Euphoria Catering telah meraih banyak prestasi, diantaranya adalah lolos pendanaan PMW (Program Mahasiswa Wirausaha), lolos pendanaan Kemenkop (Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah) , Beasiswa bisnis Mien R. Uno dan owner Euphoria Catering kerap menjadi pemateri dalam acara-acara kewirausahaan. Owner Euporia Catering mengungkapkan bawa ia telah ber-NPWP. Sehingga ia berharap Euphoria Catering bisa menjadi referensi pertama katering nikmat untuk seluruh acara di Tembalang. Euphoria Catering akan menjadi katering yang menyajikan pengalaman berbeda pada konsumennya, baik dari segi pelayanan ataupun produknya. Umar memberikan pesan kepada seluruh mahasiswa bahwa berbisnis itu merupakan panggilan dari dalam hati. Menjadi seorang pembisnis tidaklah mudah, memerlukan kerja keras, kerja cerdas, tuntas dan ikhlas dalam menjalankannya. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk berbisnis dan mempertahankan eksistensinya. “Tetap belajar, jangan sombong diri bila berhasil, dan selalu libatkan Allah di setiap langkah,” pungkasnya. (sdw)

Erlangga 17 | Volume 3 Edisi Oktober 2017


Head Office : Jl. Sriwidodo Selatan No.14 B Kraoyak, Semarang Telp. (024) 7606311

Erlangga 17 | Volume3 Edisi Oktober 2017

Branch Office : Perum Green City, Jl. Musang Blok B/6 Pangkalanbun-Kalteng Telp. (0532) 24252

20



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.