Koran Edents LPM Edents
Dinamika Intelektual Mahasiswa
Volume 07
Edisi 19 September - 3 Oktober 2020
Koran Edents Volume 7 ini menampilkan Laporan Utama 1 pada halaman utama dengan laporan mengenai pelaksanaan pembelajaran online yang telah mulai menggunakan Kulon Undip. Selanjutnya, Laporan Utama 2 mengulik tentang program subsidi kuota internet 50 GB yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada peserta didik. Pada Kabar Kampus dilaporkan mengenai pelaksanaan Grand Opening Kajian sebagai pembuka kegiatan kajian yang akan dilaksanakan dengan cara yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Terakhir, rubrik Kabar Prestasi diisi oleh Rasikh Saifan Ahmad yang berhasil meraih medali silver dalam ajang Youth National Science Fair 2020 . Kami dari redaksi memohon maaf apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan penulisan dalam koran ini. Kritik dan saran sangat diperlukan untuk menjadikan LPM Edents menjadi lebih baik lagi. Selamat membaca!
Kabar Kampus
Dilema Kuliah Online Menggunakan Ms. Teams dan Kulon Undip Kuliah online tidak terlepas dari aplikasi meeting online sebagai sarana tatap muka dosen, dan mahasiswa. Berbagai aplikasi meeting online bisa digunakan oleh dosen dan mahasiswa seperti Zoom, Ms. Teams, Google Meet, dan website lokal dari Universitas Diponegoro (Undip) yaitu Kulon Undip. Di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), perkuliahan secara online biasanya dilaksanakan melalui Ms. Teams dan Kulon Undip. Kulon Undip mulai diterapkan pada perkuliahan secara online di semester ganjil ini meskipun sebenarnya sudah ada sejak beberapa tahun lalu.
Menilik kembali, Kulon Undip telah hadir sebagai sarana perkuliahan online bagi mahasiswa Undip sejak tahun 2008. Namun, pada saat itu belum ada kewajiban perkuliahan secara online di Undip sehingga perkuliahan dilakukan secara face to face. Padahal, sebelumnya sudah dilakukan sosialisasi oleh dosen selama kurang lebih satu tahun pada tahun 2010. Intensnya Penggunaan Ms. Teams
Pelaksanaan kuliah online di FEB lebih sering menggunakan platform Ms. Teams. Baru pada semester ganjil ini menggunakan Kulon Undip sebagai penyesuaian dalam penerapan kuliah online. Akan tetapi, hanya ada beberapa dosen yang menggunakan Kulon Undip. Kulon Undip juga hanya dijadikan sebagai sarana pengumpulan tugas mahasiswa. Di sisi lain, penggunaan Ms. Teams dirasa jauh lebih intens. Misalnya, dalam pertemuan online dengan mahasiswa, hampir semua dosen selalu menggunakan Ms. Teams. Penggumpulan tugas pun lebih sering menggunakan Ms. Teams dengan memanfaatkan fitur Assignment. Ms. Teams memiliki fitur-fitur yang menunjang perkuliahan online. Selain Meeting Online dan Assignment, beberapa fitur lainnya juga terdapat di Ms. Teams, seperti Screen Sharing, kolom chat, angkat tangan, dan lainnya. Fitur-fitur seperti itulah yang dirasakan oleh para mahasiswa mempermudah perkuliahan online. Hal itulah yang dirasakan oleh Alam Suprobo, mahasiswa program studi Akuntansi. Menurutnya, jika dibandingkan dengan Kulon Undip, fitur yang paling lengkap adalah Ms. Teams. Terdapat fasilitas untuk rapat, mengumpulkan tugas, membuat jadwal rapat, dan panggilan juga. Senada dengan
Dok. Kulon Undip
Pembelajaran online tidak henti-hentinya menuai polemik. Tidak semua peserta memiliki kemampuan untuk mengikuti kegiatan secara online dengan lancar. Permasalahan dapat muncul dari keterbatasan sumber daya yang dimiliki peserta didik hingga pada keadaan emosional yang tidak mendukung pembelajaran online. Berbagai metode maupun bantuan telah dicetuskan oleh pihak-pihak berwenang untuk mempermudah kegiatan online yang mau tidak mau harus dilaksanakan demi menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat. Bagi sebagian masyarakat, bantuan dan metode baru telah tepat sasaran, namun beberapa di antaranya berpendapat sebaliknya.
halnya dengan Kulon Undip, kendala yang dialami oleh para mahasiswa cenderung tidak terasa. Hal ini karena kebanyakan para mahasiswa menggunakan Kulon Undip hanya pada beberapa mata kuliah saja. Ditambah dengan penggunaannya yang hanya untuk pengumpulan tugas dan menerima materi dari dosen. Efektifkah Penggunaan Dua Platform Sekaligus?
Bagi para mahasiswa, penggunaan dua platform dalam perkuliahaan online kuranglah efektif. Shalfa menyatakan, “Sebenernya kurang efektif. Aku juga suka bertanya-tanya, kenapa dosennya tidak mengumpulkan di Teams sekalian? Kan udah ada fitur Assignment.” yang diungkapkan oleh Alam, Banindha Shalfa yang juga dari program studi Akuntansi mengungkapkan bahwa fitur yang ada di Ms. Teams jauh lebih lengkap. Problematika Kulon Undip dan Ms. Teams
Bukan tanpa alasan para mahasiswa lebih memilih menggunakan Ms. Teams dibandingkan Kulon Undip. Mereka berpendapat bahwa Kulon Undip masih kurang tertata dan lebih kompleks jika digunakan. Selain itu, kurangnya pengetahuan mereka mengenai penggunaan Kulon Undip juga menjadi salah satu faktornya. “Memang di YouTube ada tutorial videonya, tetapi kalau Kulon itu kurang familiar gitu, hanya dosen-dosen tertentu. Aku saja hanya satu mata kuliah. Dosen saja sebelum kasih tugas itu kayak menjelaskan caranya pakai Kulon, step by step nya gimana, cara buka terus cara mengumpulkannya gimana dan itu butuh pemahaman yang lebih,” tutur Alam.
Di samping fitur yang banyak untuk mendukung perkuliahan online, terkadang para mahasiswa mengalami kendala seperti loading pada laptop, keluar meeting online dengan sendirinya, dan sebagainya. “Kalau menggunakan Ms. Teams dari segi fitur sudah sangat menunjang kuliah kita. Sudah bagus dan cocok pakai Teams. Sayangnya, dia bikin lemot di laptop dan butuh koneksi yang bagus. Kalau tidak, nanti suka keluar-keluar sendiri. Karena fiturnya lengkap jadi dia agak lemot gitu, apalagi buat laptop-laptop berumur,” ungkap Shalfa. Berbeda
Jika hanya terpaku dengan Ms. Teams saja, Kulon Undip akan menjadi terbengkalai dan bisa jadi tidak terpakai. Maka dari itu, salah satu cara mengenalkan Kulon Undip sebagai aplikasi penunjang perkuliahan online adalah dengan menggunakan dua platform sekaligus. “Tapi, mungkin juga karena dia baru mau pindahan ke Kulon sekalian penyesuaian kali, ya,” imbuhnya. Harapan Kedepannya untuk Kulon Undip
Meskipun masih terbatas, diharapkan ke depannya Undip bisa memaksimalkan Kulon sebagai platform perkuliahan online sehingga pembelajaran tidak terus bergantung dengan platform lain dan bisa menjadi platform pengganti Ms. Teams. “So pasti bisa ya. Buktinya sekarang saja Ms. Teams sama Kulon berdampingan, tetapi Kulon cuma buat mengumpulkan tugas. Mungkin lain waktu Kulon bisa jadi pengganti Ms. Teams, tetapi butuh proses soalnya pergantian Ms. Teams ke Kulon kan butuh waktu. Nah, sementara kuliah online tinggal beberapa bulan lagi,” kata Alam.
Untuk memaksimalkan penggunaan Kulon Undip serta dalam pergantian platform perkuliahan online dari Ms. Teams ke Kulon Undip bisa cepat teralisasikan, Alam berharap penggunakan Kulon Undip lebih disosialisaikan lagi. “Perlu adanya sosialisasi mungkin dari UKM organisasi bisa, dari dosen, mahasiswa lain. Pokoknya dari segala pihak yang kayak mengubah mindset orang lain gitu. Jadi itu kan biar mudah dipahami. Terus misal tanya sama orang itu, orangnya juga paham. Kalau Kulon paling kan cuma orang tertentu, dosen-dosen tertentu yang paham. Benar sih kurang sosialisasi dan semua dosen harusnya pakai Kulon,” ujar Alam penuh harap. (amd)
GOKAJ : Grand Opening Kajian di Tengah Pandemi
FEB Undip (5/9) - Melalui Zoom Meeting, telah dilaksanakan acara Grand Opening Kajian (GOKAJ) yang diselenggarakan oleh organisasi mahasiswa (ormawa) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro (Undip) yang bergerak di bidang keagamaan Islam. Organisasi yang tergabung di dalamnya yaitu Mizan, Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI), dan Himpunan Mahasiswa Ekonomi Islam (HMEI). Pelaksanaan Grand Opening Kajian ini memiliki tujuan sebagai gerbang awal bagi pelaksanaan kajian-kajian dari Mizan, KSEI, dan HMEI. Mizan dengan program Kajian Kampung Hati-nya, KSEI dengan program Kajian Fiqh Muamalah-nya dan HMEI dengan program Kajian Ekonomi Islam. Tujuan Dilaksanakannya GOKAJ
Pelaksanaan GOKAJ diharapkan mampu memperkuat sinergitas dan keeratan hubungan antara KSEI, HMEI, dan Mizan yang melakukan kolaborasi dan bergerak bersama. Dikarenakan pelaksanaannya terjadi di tengah pandemi, maka banyak perbedaan dari yang sebelumnya telah direncanakan. Meski begitu, terdapat hal positif bagi para peserta sebab ini dibuka untuk umum tanpa ada pungutan biaya sehingga peserta tidak harus berasal dari mahasiswa FEB Undip. Acara dibuka bebas untuk siapapun dengan peserta wajib dari anggota ketiga ormawa yang mendukung acara tersebut.
Meski secara online, GOKAJ kali ini memberikan manfaat yang tidak kalah dengan sebelumnya. “Berbicara tentang manfaat, berhubung GOKAJ kali ini mengangkat tema peran besar sociopreneur dengan pembicara yang bergerak di bidang tersebut, tentunya para audiens akan mendapatkan gambaran besar peran sociopreneur dalam mengatasi problematika perekonomian umat. Kajian ini juga gratis untuk umum dan ilmu yang didapat sangat menggiurkan,” ujar
Fakhri selaku Penanggung Jawab acara GOKAJ. Kajian di Kala Pandemi
GOKAJ kali ini mengangkat tema “Peran Sociopreneur dalam Mengatasi Problematika Perekonomian Ummat”. Dengan mengambil tema tersebut, diharapkan mampu menjawab berbagai pertanyaan mengenai apa itu sociopreneur, bagaimana sociopreneur mengatasi problematika umat, serta perbedaan antara sociopreneur dengan entrepreneur secara umum. Untuk mendukung acara tersebut, GOKAJ menghadirkan dua pembicara yaitu Arif Nurhayadi dan Falasifah, S.Si.
GOKAJ dilakukan dengan berbagai rangkaian acara, dari pembukaan hingga penutupan. Pembicara yang pertama yaitu Falasifah, S.Si. selaku Inisiator BACKIND dan Seangle Semarang serta Eco-Socio Rangers. Falasifah membicarakan mengenai perbedaan ecopreneur dengan sociopreneur, serta tokoh yang memberikan inspirasi mengenai ecososiopreneur. “Ecopreneur adalah seseorang yang mampu mengubah masalah lingkungan menjadi peluang bisnis, sedangkan sociopreneur adalah melihat peluang bisnis dari masalah sosial yang timbul di masyarakat,” ujar Falasifah.
Acara berikutnya berlanjut ke pembicara kedua, yaitu Arif Nurhayadi, selaku ketua yayasan Al-Ihsan Jawa Tengah sekaligus Asesor Kompetensi Amil Zakat LSP Keuangan Syariah. Arif menjelaskan mengenai peran pemuda di tengah kondisi pandemi COVID-19 ini. “Di tengah pandemi seperti ini, anak muda harus dituntut kreatif dengan memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat. Dimulai dari melihat ekonomi yang saat ini belum tumbuh. Diawali dengan bercermin terhadap diri sendiri terlebih dahulu mengenai kelebihan apa yang dimiliki setiap orang. Basic sociopreneur
adalah bermanfaat bagi orang lain. Jika seseorang berjiwa pengajar, bisa dengan mendirikan institusi yang bermanfaat bagi orang banyak, serta jika menyukai olahraga bisa dengan membuat tempat olahraga yang dapat digunakan banyak orang,” jelas Arif. Sociopreneur butuh keberanian dari diri sendiri untuk menjadi seseorang yang menopang diri sendiri dan dapat bermanfaat bagi orang lain. Keberlanjutan Kajian selama Pandemi COVID-19
Meski terdapat perbedaan pelaksanaan seperti yang diungkapkan oleh Fakhri, acara ini tetap terlaksana dengan berbagai upaya untuk menyelesaikan seluruh kendalanya. “Ekspetasi kami, GOKAJ akan diadakan di awal sebagai kajian pembuka tiga ormawa, namun ketika itu COVID-19. Akhirnya, kami memutuskan untuk menunda GOKAJ beberapa bulan. Selain itu juga mempertimbangkan kondisi sekarang serba online, sehingga mengadakan secara daring melalui platform Zoom Meeting,” jelas Fakhri. Melihat keadaan saat ini, pandemi belum nampak diketahui kapan akan berakhir. Namun, Fakhri menjelaskan kegiatan kajian akan terus berlanjut dengan penyesuaian pelaksanaan melalui daring. (amd)
Kordents Volume 06 Edisi 19 September - 3 Oktober2020
Pemimpin Umum : Bayu Teguh Imani ; Pemimpin Redaksi : Amadea Arum Diani ; Pemimpin Artistik: Kurnia Wulandari ; Editor : Cinka Yuniar Pramesti ; Layouter : Mila Sri Utami Hayati ; Reporter : Nisa Alisva, M. Rijal, Diah, Khaira, Indah, dan Sheilla.
Diterbitkan Oleh Lembaga Pers Mahasiswa Edents
Sekretariat : Gedung PKM Lt. 1 FEB Undip, Tembalang Edents Call Center : 024-91181513
Dok. GOKAJ
Dari Redaksi
Kunjungi !w w w.lpmedentsundip.com Laporan Utama
Kordents Vol. 07 Edisi 19 September-3 Oktober 2020
Dukung Pembelajaran Online, Kemendikbud Kucurkan Kuota 50 GB untuk Peserta Didik
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia sejak awal tahun 2020, termasuk Indonesia, mendorong dilakukannya transformasi di segala bidang, termasuk bidang pendidikan. Dalam menghadapi kondisi yang berlangsung saat ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menetapkan kebijakan belajar di rumah atau Study from Home (SFH) yang diterapkan pada seluruh jenjang pendidikan, termasuk jenjang perkuliahan. Kebijakan ini mengubah proses perkuliahan yang semula dilaksanakan secara tatap muka menjadi kuliah secara online atau dalam jaringan (daring).
Untuk menindak lanjuti dimulainya era New Normal pada bulan Juni 2020, Kemendikbud mengeluarkan beberapa kebijakan terkait langkah adaptasi kebiasaan baru, khususnya di jenjang pendidikan tinggi. Salah satu kebijakan tersebut ialah mengutamakan proses pembelajaran menggunakan pembelajaran daring untuk mata kuliah teori dan praktik. Bagi mata kuliah praktik yang tidak dapat dilakukan secara daring, maka pelaksanaannya didorong untuk dilakukan pada akhir semester. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Kemendikbud ini tak sedikit menimbulkan pro dan kontra, sebab dalam pelaksanaannya diperlukan kuota internet yang tak sedikit agar mahasiswa dapat melakukan perkuliahan daring dengan lancar. Hal ini tak jarang dianggap memberatkan, apalagi dengan kondisi ekonomi yang sedang lesu selama masa pandemi dan bantuan kuota yang tak menentu. Walaupun begitu, tak bisa dipungkiri dengan situasi pandemi seperti saat ini, perkuliahan secara daring merupakan langkah yang diambil untuk mengutamakan kesehatan dan keselamatan mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, serta masyarakat.
Sebagai tanggapan mengenai hal tersebut, Kemendikbud memberikan bantuan berupa subsidi kuota sebesar 50 Giga Bytes (GB) kepada peserta didik. Tidak terkecuali kepada mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip). Pengenalan Kuota 50 GB dari Kemendikbud Endah, Kepala Bidang Kesejahteraan Mahasiswa (Kesma) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Undip mengatakan bahwa kuota 50 GB tersebut diberikan setiap bulan untuk semua kalangan
mahasiswa dari bulan September sampai Desember. “Berdasarkan surat dari kementerian, kuota 50 GB diberikan tiap bulannya kepada mahasiswa per tanggal 15. Jadi, kita tunggu saja tanggal 15 mulai bulan September ini apakah kuota 50 GB masuk ke nomor masing-masing mahasiswa atau tidak. Coba kita pantau saja, ya karena janjinya seperti itu. Jadi, 50 GB itu nggak akumulasi dari September sampai Desember, tapi per bulannya dikasih,” jelas Endah. Endah menambahkan bahwa berbeda dengan subsidi kuota dari Undip, pemberian subsidi kuota 50 GB dari Kemendikbud berlaku untuk semua provider. Namun, disarankan kepada mahasiswa untuk menggunakan nomor yang berasal dari provider besar, seperti Indosat maupun Telkomsel. “Tapi setauku ini untuk semua provider, kok. Dan dalam suratnya pun tidak menjelaskan harus spesifik provider-nya apa aja. Beda dari yang Undip,” imbuhnya. Pendaftaran Diri dan Distribusi Untuk bisa mendapatkan kuota 50 GB dari Kemendikbud, mahasiswa cukup mendaftarkan dirinya di SSO sesuai jadwal yang diberikan. “Kalau udah kelewat batas, kalau misalkan ada mahasiswa yang seperti itu, ya nanti coba diadvokasikan kepada pihak yang berwenang,” terang Endah.
Penggunaan subsidi kuota 50 GB dari Kemendikbud tentunya tidak dapat dilupakan. Pasalnya, kegiatan mahasiswa yang beragam, baik di bidang akademik maupun non akademik, menuntut mahasiswa untuk menggunakan berbagai macam media sebagai sarana berkomunikasi. “Di surat tidak dijelaskan apakah bisa untuk seluruh kegiatan atau tidak tapi aku rasa paket kuota itu bisa untuk seluruhnya. Karena memang tidak ada panduan jelas di dalam surat atau bukunya jadi sejauh ini aku baru bisa menerka-nerka itu bisa untuk seluruh aplikasi yang kita gunakan,” seru Endah.
Perihal keberlanjutan program subsidi kuota dari Undip, Endah menjelaskan bahwa belum ada klarifikasi dari pihak universitas. “Belum ada klarifikasi dari Undip seperti apa sikapnya. Tapi dari surat dari kementerian itu menghendaki bahwasanya tiap PTN kalau ada program pembagian kuota, kalau bisa dananya dialihkan ke batuan-bantuan yang lain. Jadi, untuk bantuan kuota hanya satu pintu yaitu melalui kementerian. Hanya saja dari Undip kita belum tahu terkait nasib kuota yang kemarin dijanjikan dan sampai sekarang belum turun juga ke mahasiswa seperti apa,” tutupnya. (amd)
Sedangkan untuk mekanisme distribusi pembagian kuota tersebut, mahasiswa dianjurkan untuk menunggu per tanggal 15 September. “Kalaupun nanti ada masalah terkait hal tersebut tentunya dari BEM Undip akan membantu memfasilitasi. Mungkin nanti bentuknya adalah masih sebuah buka form. Itu nanti mengisi data diri kembali dan tentunya nanti akan coba kami serahkan kepada beliau, WR (Wakil Rektor) 3, yang mana ini juga ada hubungannya dengan pengadaan kuota. Jadi, nanti bentuknya kalau dari BEM Undip akan memberikan fasilitas dan nanti kalau data sudah terhimpun barulah kami coba advokasikan bagaimana nasib mahasiswa yang belum mendapatkan paket kuota 50 GB,” ungkapnya. Penggunaan Subsidi Kuota 50 GB dan Tindak Lanjut Subsidi Kuota Undip Dok. Kemendikbud
Kabar Prestasi Mahasiswa FEB Raih Medali Silver Nasional di Masa Pandemi Mahasiswa Universitas Diponegoro meraih prestasi membanggakan di ajang perlombaan nasional. Kali ini torehan prestasi tersebut datang dari Rasikh Saifan Ahmad, mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Saifan meraih Silver Medal dalam ajang Youth National Science Fair (YNSF) 2020 yang diselenggarakan oleh Indonesia Youth Scientist Assosiation (IYSA). Saifan pun berhak untuk mengikuti pameran riset pada tingkat internasional yang akan diselenggarakan di Malaysia pada tahun 2021 mendatang. Riset Fungisida Alami dari Rendaman Air Bambu
Fungsida memiliki fungsi untuk memberantas jamur (fungi) pada tanaman. Alasan pembuatan fungisida alami ini diawali dari adanya keresahan mengenai penggunaan fungsida berbahan kimia yang dapat mencemari lingkungan. Riset ini memiliki tujuan untuk memberantas jamur pada tanaman pisang. Dengan diberantasnya jamur tersebut, tanaman pisang bisa tumbuh dengan baik. Keunggulan penggunaan air rendaman bambu pada pembuatan fungisida ini yaitu terletak pada penggunaan bahan alami yang mudah didapatkan di Indonesia. Air rendaman bambu memiliki harga yang lebih murah dan mudah diproduksi sehingga akan lebih menguntungkan ketika fungisida tersebut dikomersialisasikan. Persiapan Mengikuti Kompetisi di Tengah Pandemi
Saifan mengatakan bahwa persiapan yang ia lakukan dalam
LPM Edents FEB Undip
Saat ditanya mengenai kendala, Saifan mengungkapkan, “Tentu banyak kendala, apalagi di kondisi pandemi ini, seperti komunikasi dan koordinasi yang harus online, kondisi jaringan di tempatku yang kurang baik, dan situasi rumah yang nyaman sehingga sering bermalas-malasan.” Adapun cara Saifan untuk mengatasi kendala yang ada yaitu dengan menguatkan tekad yang dimilikinya. Saifan sendiri pun harus mengatur waktu untuk kegiatan akademik, organisasi dan kompetisi. Maka dari itu, Saifan membuat agenda kegiatan tiap harinya sesuai skala prioritas. Saifan juga menjelaskan bahwa ia menemukan banyak hal menarik pada lomba yang ia ikuti, seperti pada bagian penyelenggaraan acara. “Di lomba ini, panitia menyediakan pameran online yang kreatif dan inovatif dimana pameran tersebut menampilkan karya-karya yang menarik,” ujarnya. Menjadi Mahasiswa Produktif dan Kreatif
Menurut Saifan, supaya menjadi pribadi yang kreatif kita harus peka terhadap fenomena atau masalah yang ada di sekitar kita sehingga nantinya kita akan terpacu untuk memberikan solusi yang dapat memecahkan masalah tersebut. Proses berpikir itu akan membuat kita mencoba mencari hal-hal baru di luar kebiasaan terkait ide kita atau mencoba menerapkan konsep yang sudah ada tetapi dikaitkan dengan ide yang kita miliki.
Mahasiswa asal Temanggung itu mengakui bahwa ia sering
lpmedentsundip.com
Dok. Pribadi
YNSF merupakan ajang perlombaan dimana para peneliti muda dapat saling mengadu kemampuan mereka melalui pemaparan hasil karya yang dimiliki. Hasil karya yang diperlombakan oleh Saifan berbeda dari bidang studi yang ia jalani. Saifan merupakan mahasiswa angkatan 2019 jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP). Akan tetapi, topik riset yang diangkat Saifan berada dalam bidang biologi, yaitu tentang “Fungisida Alami dari Rendaman Air Bambu”.
menghadapi lomba ini tentunya dengan mempersiapkan paper ilmiah dan juga pembuatan video profil serta presentasi riset sebelum pelaksanaan final. Pada perlombaan ini Saifan dibantu oleh dua temannya yang juga berasal dari Universitas Diponegoro, yaitu Eka Meilinda (Ilmu Perpustakaan 2019) dan Naufal Wijaya (Teknik Elektro 2019). Saifan dan kedua temannya tersebut pada saat SMA merupakan siswa jurusan IPA. Maka dari itu, mereka bisa berkerja sama dalam riset yang bersifat sains.
mengikuti lomba-lomba, seperti lomba karya tulis ilmiah dan esai. Motivasi Saifan untuk mengikuti lomba adalah sebagai sarana untuk menuangkan ide-ide yang ada di pikirannya. Selain itu, Saifan menjadikan perlombaan sebagai salah satu media dakwahnya. Saifan sendiri menemukan informasi lomba dari media sosial Instagram dan juga dari komunitas ilmiah yang ia ikuti.
Saifan berpesan kepada teman-teman semua untuk selalu semangat ketika mengikuti lomba, meskipun jika menemui kekalahan. “Aku juga berkali-kali kalah sampai hampir nyerah, tetapi kalau nggak mencoba mana tahu akhirnya. Jadi coba terus sampai dapat dan terus belajar dari kesalahan,” tuturnya. (amd)
@tbv2341m
@lpmedents