Koran Edents Vol. 7 Tahun 2020

Page 1

Koran Edents LPM Edents

Dinamika Intelektual Mahasiswa

Volume 07

Edisi 19 September - 3 Oktober 2020

Koran Edents Volume 7 ini menampilkan Laporan Utama 1 pada halaman utama dengan laporan mengenai pelaksanaan pembelajaran online yang telah mulai menggunakan Kulon Undip. Selanjutnya, Laporan Utama 2 mengulik tentang program subsidi kuota internet 50 GB yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada peserta didik. Pada Kabar Kampus dilaporkan mengenai pelaksanaan Grand Opening Kajian sebagai pembuka kegiatan kajian yang akan dilaksanakan dengan cara yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Terakhir, rubrik Kabar Prestasi diisi oleh Rasikh Saifan Ahmad yang berhasil meraih medali silver dalam ajang Youth National Science Fair 2020 . Kami dari redaksi memohon maaf apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan penulisan dalam koran ini. Kritik dan saran sangat diperlukan untuk menjadikan LPM Edents menjadi lebih baik lagi. Selamat membaca!

Kabar Kampus

Dilema Kuliah Online Menggunakan Ms. Teams dan Kulon Undip Kuliah online tidak terlepas dari aplikasi meeting online sebagai sarana tatap muka dosen, dan mahasiswa. Berbagai aplikasi meeting online bisa digunakan oleh dosen dan mahasiswa seperti Zoom, Ms. Teams, Google Meet, dan website lokal dari Universitas Diponegoro (Undip) yaitu Kulon Undip. Di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), perkuliahan secara online biasanya dilaksanakan melalui Ms. Teams dan Kulon Undip. Kulon Undip mulai diterapkan pada perkuliahan secara online di semester ganjil ini meskipun sebenarnya sudah ada sejak beberapa tahun lalu.

Menilik kembali, Kulon Undip telah hadir sebagai sarana perkuliahan online bagi mahasiswa Undip sejak tahun 2008. Namun, pada saat itu belum ada kewajiban perkuliahan secara online di Undip sehingga perkuliahan dilakukan secara face to face. Padahal, sebelumnya sudah dilakukan sosialisasi oleh dosen selama kurang lebih satu tahun pada tahun 2010. Intensnya Penggunaan Ms. Teams

Pelaksanaan kuliah online di FEB lebih sering menggunakan platform Ms. Teams. Baru pada semester ganjil ini menggunakan Kulon Undip sebagai penyesuaian dalam penerapan kuliah online. Akan tetapi, hanya ada beberapa dosen yang menggunakan Kulon Undip. Kulon Undip juga hanya dijadikan sebagai sarana pengumpulan tugas mahasiswa. Di sisi lain, penggunaan Ms. Teams dirasa jauh lebih intens. Misalnya, dalam pertemuan online dengan mahasiswa, hampir semua dosen selalu menggunakan Ms. Teams. Penggumpulan tugas pun lebih sering menggunakan Ms. Teams dengan memanfaatkan fitur Assignment. Ms. Teams memiliki fitur-fitur yang menunjang perkuliahan online. Selain Meeting Online dan Assignment, beberapa fitur lainnya juga terdapat di Ms. Teams, seperti Screen Sharing, kolom chat, angkat tangan, dan lainnya. Fitur-fitur seperti itulah yang dirasakan oleh para mahasiswa mempermudah perkuliahan online. Hal itulah yang dirasakan oleh Alam Suprobo, mahasiswa program studi Akuntansi. Menurutnya, jika dibandingkan dengan Kulon Undip, fitur yang paling lengkap adalah Ms. Teams. Terdapat fasilitas untuk rapat, mengumpulkan tugas, membuat jadwal rapat, dan panggilan juga. Senada dengan

Dok. Kulon Undip

Pembelajaran online tidak henti-hentinya menuai polemik. Tidak semua peserta memiliki kemampuan untuk mengikuti kegiatan secara online dengan lancar. Permasalahan dapat muncul dari keterbatasan sumber daya yang dimiliki peserta didik hingga pada keadaan emosional yang tidak mendukung pembelajaran online. Berbagai metode maupun bantuan telah dicetuskan oleh pihak-pihak berwenang untuk mempermudah kegiatan online yang mau tidak mau harus dilaksanakan demi menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat. Bagi sebagian masyarakat, bantuan dan metode baru telah tepat sasaran, namun beberapa di antaranya berpendapat sebaliknya.

halnya dengan Kulon Undip, kendala yang dialami oleh para mahasiswa cenderung tidak terasa. Hal ini karena kebanyakan para mahasiswa menggunakan Kulon Undip hanya pada beberapa mata kuliah saja. Ditambah dengan penggunaannya yang hanya untuk pengumpulan tugas dan menerima materi dari dosen. Efektifkah Penggunaan Dua Platform Sekaligus?

Bagi para mahasiswa, penggunaan dua platform dalam perkuliahaan online kuranglah efektif. Shalfa menyatakan, “Sebenernya kurang efektif. Aku juga suka bertanya-tanya, kenapa dosennya tidak mengumpulkan di Teams sekalian? Kan udah ada fitur Assignment.” yang diungkapkan oleh Alam, Banindha Shalfa yang juga dari program studi Akuntansi mengungkapkan bahwa fitur yang ada di Ms. Teams jauh lebih lengkap. Problematika Kulon Undip dan Ms. Teams

Bukan tanpa alasan para mahasiswa lebih memilih menggunakan Ms. Teams dibandingkan Kulon Undip. Mereka berpendapat bahwa Kulon Undip masih kurang tertata dan lebih kompleks jika digunakan. Selain itu, kurangnya pengetahuan mereka mengenai penggunaan Kulon Undip juga menjadi salah satu faktornya. “Memang di YouTube ada tutorial videonya, tetapi kalau Kulon itu kurang familiar gitu, hanya dosen-dosen tertentu. Aku saja hanya satu mata kuliah. Dosen saja sebelum kasih tugas itu kayak menjelaskan caranya pakai Kulon, step by step nya gimana, cara buka terus cara mengumpulkannya gimana dan itu butuh pemahaman yang lebih,” tutur Alam.

Di samping fitur yang banyak untuk mendukung perkuliahan online, terkadang para mahasiswa mengalami kendala seperti loading pada laptop, keluar meeting online dengan sendirinya, dan sebagainya. “Kalau menggunakan Ms. Teams dari segi fitur sudah sangat menunjang kuliah kita. Sudah bagus dan cocok pakai Teams. Sayangnya, dia bikin lemot di laptop dan butuh koneksi yang bagus. Kalau tidak, nanti suka keluar-keluar sendiri. Karena fiturnya lengkap jadi dia agak lemot gitu, apalagi buat laptop-laptop berumur,” ungkap Shalfa. Berbeda

Jika hanya terpaku dengan Ms. Teams saja, Kulon Undip akan menjadi terbengkalai dan bisa jadi tidak terpakai. Maka dari itu, salah satu cara mengenalkan Kulon Undip sebagai aplikasi penunjang perkuliahan online adalah dengan menggunakan dua platform sekaligus. “Tapi, mungkin juga karena dia baru mau pindahan ke Kulon sekalian penyesuaian kali, ya,” imbuhnya. Harapan Kedepannya untuk Kulon Undip

Meskipun masih terbatas, diharapkan ke depannya Undip bisa memaksimalkan Kulon sebagai platform perkuliahan online sehingga pembelajaran tidak terus bergantung dengan platform lain dan bisa menjadi platform pengganti Ms. Teams. “So pasti bisa ya. Buktinya sekarang saja Ms. Teams sama Kulon berdampingan, tetapi Kulon cuma buat mengumpulkan tugas. Mungkin lain waktu Kulon bisa jadi pengganti Ms. Teams, tetapi butuh proses soalnya pergantian Ms. Teams ke Kulon kan butuh waktu. Nah, sementara kuliah online tinggal beberapa bulan lagi,” kata Alam.

Untuk memaksimalkan penggunaan Kulon Undip serta dalam pergantian platform perkuliahan online dari Ms. Teams ke Kulon Undip bisa cepat teralisasikan, Alam berharap penggunakan Kulon Undip lebih disosialisaikan lagi. “Perlu adanya sosialisasi mungkin dari UKM organisasi bisa, dari dosen, mahasiswa lain. Pokoknya dari segala pihak yang kayak mengubah mindset orang lain gitu. Jadi itu kan biar mudah dipahami. Terus misal tanya sama orang itu, orangnya juga paham. Kalau Kulon paling kan cuma orang tertentu, dosen-dosen tertentu yang paham. Benar sih kurang sosialisasi dan semua dosen harusnya pakai Kulon,” ujar Alam penuh harap. (amd)

GOKAJ : Grand Opening Kajian di Tengah Pandemi

FEB Undip (5/9) - Melalui Zoom Meeting, telah dilaksanakan acara Grand Opening Kajian (GOKAJ) yang diselenggarakan oleh organisasi mahasiswa (ormawa) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro (Undip) yang bergerak di bidang keagamaan Islam. Organisasi yang tergabung di dalamnya yaitu Mizan, Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI), dan Himpunan Mahasiswa Ekonomi Islam (HMEI). Pelaksanaan Grand Opening Kajian ini memiliki tujuan sebagai gerbang awal bagi pelaksanaan kajian-kajian dari Mizan, KSEI, dan HMEI. Mizan dengan program Kajian Kampung Hati-nya, KSEI dengan program Kajian Fiqh Muamalah-nya dan HMEI dengan program Kajian Ekonomi Islam. Tujuan Dilaksanakannya GOKAJ

Pelaksanaan GOKAJ diharapkan mampu memperkuat sinergitas dan keeratan hubungan antara KSEI, HMEI, dan Mizan yang melakukan kolaborasi dan bergerak bersama. Dikarenakan pelaksanaannya terjadi di tengah pandemi, maka banyak perbedaan dari yang sebelumnya telah direncanakan. Meski begitu, terdapat hal positif bagi para peserta sebab ini dibuka untuk umum tanpa ada pungutan biaya sehingga peserta tidak harus berasal dari mahasiswa FEB Undip. Acara dibuka bebas untuk siapapun dengan peserta wajib dari anggota ketiga ormawa yang mendukung acara tersebut.

Meski secara online, GOKAJ kali ini memberikan manfaat yang tidak kalah dengan sebelumnya. “Berbicara tentang manfaat, berhubung GOKAJ kali ini mengangkat tema peran besar sociopreneur dengan pembicara yang bergerak di bidang tersebut, tentunya para audiens akan mendapatkan gambaran besar peran sociopreneur dalam mengatasi problematika perekonomian umat. Kajian ini juga gratis untuk umum dan ilmu yang didapat sangat menggiurkan,” ujar

Fakhri selaku Penanggung Jawab acara GOKAJ. Kajian di Kala Pandemi

GOKAJ kali ini mengangkat tema “Peran Sociopreneur dalam Mengatasi Problematika Perekonomian Ummat”. Dengan mengambil tema tersebut, diharapkan mampu menjawab berbagai pertanyaan mengenai apa itu sociopreneur, bagaimana sociopreneur mengatasi problematika umat, serta perbedaan antara sociopreneur dengan entrepreneur secara umum. Untuk mendukung acara tersebut, GOKAJ menghadirkan dua pembicara yaitu Arif Nurhayadi dan Falasifah, S.Si.

GOKAJ dilakukan dengan berbagai rangkaian acara, dari pembukaan hingga penutupan. Pembicara yang pertama yaitu Falasifah, S.Si. selaku Inisiator BACKIND dan Seangle Semarang serta Eco-Socio Rangers. Falasifah membicarakan mengenai perbedaan ecopreneur dengan sociopreneur, serta tokoh yang memberikan inspirasi mengenai ecososiopreneur. “Ecopreneur adalah seseorang yang mampu mengubah masalah lingkungan menjadi peluang bisnis, sedangkan sociopreneur adalah melihat peluang bisnis dari masalah sosial yang timbul di masyarakat,” ujar Falasifah.

Acara berikutnya berlanjut ke pembicara kedua, yaitu Arif Nurhayadi, selaku ketua yayasan Al-Ihsan Jawa Tengah sekaligus Asesor Kompetensi Amil Zakat LSP Keuangan Syariah. Arif menjelaskan mengenai peran pemuda di tengah kondisi pandemi COVID-19 ini. “Di tengah pandemi seperti ini, anak muda harus dituntut kreatif dengan memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat. Dimulai dari melihat ekonomi yang saat ini belum tumbuh. Diawali dengan bercermin terhadap diri sendiri terlebih dahulu mengenai kelebihan apa yang dimiliki setiap orang. Basic sociopreneur

adalah bermanfaat bagi orang lain. Jika seseorang berjiwa pengajar, bisa dengan mendirikan institusi yang bermanfaat bagi orang banyak, serta jika menyukai olahraga bisa dengan membuat tempat olahraga yang dapat digunakan banyak orang,” jelas Arif. Sociopreneur butuh keberanian dari diri sendiri untuk menjadi seseorang yang menopang diri sendiri dan dapat bermanfaat bagi orang lain. Keberlanjutan Kajian selama Pandemi COVID-19

Meski terdapat perbedaan pelaksanaan seperti yang diungkapkan oleh Fakhri, acara ini tetap terlaksana dengan berbagai upaya untuk menyelesaikan seluruh kendalanya. “Ekspetasi kami, GOKAJ akan diadakan di awal sebagai kajian pembuka tiga ormawa, namun ketika itu COVID-19. Akhirnya, kami memutuskan untuk menunda GOKAJ beberapa bulan. Selain itu juga mempertimbangkan kondisi sekarang serba online, sehingga mengadakan secara daring melalui platform Zoom Meeting,” jelas Fakhri. Melihat keadaan saat ini, pandemi belum nampak diketahui kapan akan berakhir. Namun, Fakhri menjelaskan kegiatan kajian akan terus berlanjut dengan penyesuaian pelaksanaan melalui daring. (amd)

Kordents Volume 06 Edisi 19 September - 3 Oktober2020

Pemimpin Umum : Bayu Teguh Imani ; Pemimpin Redaksi : Amadea Arum Diani ; Pemimpin Artistik: Kurnia Wulandari ; Editor : Cinka Yuniar Pramesti ; Layouter : Mila Sri Utami Hayati ; Reporter : Nisa Alisva, M. Rijal, Diah, Khaira, Indah, dan Sheilla.

Diterbitkan Oleh Lembaga Pers Mahasiswa Edents

Sekretariat : Gedung PKM Lt. 1 FEB Undip, Tembalang Edents Call Center : 024-91181513

Dok. GOKAJ

Dari Redaksi


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.