Koran Edents LPM Edents
Volume
08
Dinamika Intelektual Mahasiswa Edisi 3 - 17 Oktober 2020
Dari Redaksi Berbagai cara dapat dilakukan untuk memanfaatkan momen perkuliahan secara online. Meskipun tanpa melalui tatap muka, berbagai kegiatan tetap dapat terlaksana, bahkan dilakukan perbaikan. Dengan beristirahatnya sebagian besar fasilitas yang ada, dapat menjadi kesempatan untuk melakukan pembaharuan. Metode pelaksanaan kegiatan yang baru juga dapat menjadi peluang untuk pencetusan ide-ide yang belum pernah ada sebelumnya. Manusia pada saat ini sebaiknya dapat memanfaatkan kesempitan yang ada menjadi sebuah peluang yang menjanjikan. Koran Edents Volume 8 menyajikan berita seru dengan menggambarkan kegiatan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro (Undip) yang patut ditunggu. Laporan Utama 1 melaporkan mengenai Public Hearing II yang membahas mengenai sarana dan prasarana kampus. Tidak kalah, Laporan Utama 2 membahas tentang pelaksanaan pembukaan Training Legislatif FEB Undip yang dilaksanakan perdana secara online. Kabar Kampus diisi oleh liputan tentang Business Talk sebagai program kerja pertama Himpunan Mahasiswa Ekonomi Islam. Terakhir, rubrik Kabar Prestasi mengulik soal spray anti nyamuk dari umbi rumput teki yang lolos pendanaan PKM. Kami dari redaksi memohon maaf apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan penulisan dalam koran ini. Kritik dan saran sangat diperlukan untuk menjadikan LPM Edents menjadi lebih baik lagi. Selamat membaca!
Public Hearing II : Optimalisasi Sarana Prasarana Kampus Selama Daring FEB Undip (12/9) - Telah berlangsung acara Public Hearing II yang diadakan oleh Senat Mahasiswa (SM) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro (Undip). Public Hearing II ini diselenggarakan pada pukul 12.30 WIB melalui platform Microsoft Teams. Acara tersebut merupakan lanjutan dari Public Hearing I yang telah dilaksanakan beberapa waktu sebelumnya dengan tajuk “Aku, Kamu, dan Covid-19”.
Acara dilaksanakan dengan tujuan untuk memfasilitasi mahasiswa dalam menyalurkan aspirasi terkait sarana dan prasarana serta untuk menjaga hubungan baik antar civitas akademika FEB Undip. Sejalan dengan keluh kesah mahasiswa selama menjalankan kuliah online, Public Hearing kali ini mengangkat tema “Kuliah Online, Apa Kabar Sarana Prasarana Kampusku?” Acara dipandu oleh moderator dan diisi oleh Dr. Warsito Kawedar, SE., M.Si., Ak. selaku Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FEB Undip. Acara dibagi ke dalam tiga sesi pembahasan. Sesi pertama membahas mengenai survei, yang kedua mengenai tindak lanjut proposal, dan yang terakhir berupa sesi tanya jawab. Hasil Survei Diagram dan Wawancara
Sesi pertama difokuskan untuk membahas mengenai survei keluh kesah yang telah diisi oleh sejumlah mahasiswa FEB Undip. Hasil utama dari survei tersebut yaitu mengenai kebersihan dan kerapian sarana dan prasarana. Terdapat juga permasalahan tentang lahan parkir motor yang dirasa kurang luas dan kurang rapi, serta permasalahan parkir mobil yang jaraknya jauh dari gedung perkuliahan. Dikatakan oleh Warsito bahwa jarak parkir mobil yang jauh dengan gedung FEB merupakan ketentuan universitas yang secara tidak langsung menginginkan mahasiswanya mengurangi penggunan kendaraan roda empat sebagai transportasi perkuliahan. Untuk permasalahan parkir motor yang dirasa kurang luas, perlu diketahui bahwa FEB sedang mengusahakan perizinan pemanfaatan lahan di sebelah timur kolam resapan yang kepemilikannya ada pada pihak Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND). Permasalahan lain yang dibahas adalah keluhan mengenai kurangnya kebersihan Dome yang jika
Kabar Kampus
Pembahasan berikutnya adalah mengenai kesiapan FEB dalam mematuhi protokol kesehatan pasca Covid-19. Warsito menjelaskan bahwa pihak fakultas telah menambah jumlah keran air di beberapa tempat, seperti di lapangan basket dan di depan semua gedung FEB, menyediakan beberapa hand sanitizer dan membuat peraturan-peraturan yang harus dipatuhi mahasiswa ke depannya. Tindak Lanjut Pengajuan Proposal
Memasuki sesi kedua, membahas mengenai proposal yang sudah diajukan oleh pihak SM FEB Undip kepada Warsito pada bulan Agustus lalu. Lantas, terkait tindak lanjut Warsito mengenai proposal, pihak SM FEB merasa sudah terijawab dengan baik. Sebagian permasalahan tersebut sudah diselesaikan, namun ada juga yang masih tahap proses realisasi. Konsep pembangunan yang diusung oleh pihak fakultas dapat dikatakan menarik perhatian mahasiswa. Disampaikan juga oleh Warsito bahwa dalam pengerjaan atau perbaikan sarana dan prasarana kampus akan dilakukan secara bertahap. “Mengapa dilakukan bergilir? Karena pertama, terbatas dalam
Dok. Edents
hal budget. Jadi, mungkin kita dari hal yang besar dulu nanti baru masalah yang kecil-kecil itu sambil jalan atau berdasarkan prioritas yang membahayakan pemakai. Dan yang kedua kalau itu merupakan layanan utama seperti AC, itu kan layanan utama atau kayak kemarin tembok yang bolong,” ujar Warsito. Diskusi Bersama Wakil Dekan
Dalam sesi diskusi ini moderator mempersilakan peserta untuk memberikan saran atau pertanyaan. Saran pertama adalah mengenai perbaikan pintu ATM Mandiri yang tidak dapat ditutup dengan baik. Menanggapi hal tersebut, Warsito menjelaskan bahwa ATM yang berada di FEB sepenuhnya merupakan tanggung jawab dari pihak bank itu sendiri. Namun, nantinya keluhan itu akan disampaikan olehnya kepada pihak yang memang berhak menangani. Kedua, terkait fungsi dan denda kartu parkir yang dirasa cukup mahal dibandingkan fakultas lainnya. Menurut Warsito, alasan diberlakukannya sistem pemakaian kartu parkir ialah agar mahasiswa yang keluar-masuk kampus dapat terkontrol serta dapat meminimalisir kejahatan seperti pencurian motor. Sementara, perihal denda bagi yang menghilangkan kartu parkir, diharapkan mahasiswa lebih disiplin sebagaimana memberikan efek jera kepada orang yang telah menghilangkan kartu parkir. Terkait apakah denda akan diturunkan atau tidak, Warsito akan berdiskusi terlebih dahulu untuk menetapkan kebijakannya. Harjum Muharam, selaku Ketua Departemen Manajemen FEB Undip, di sisi lain menginginkan denda tersebut untuk dinaikkan agar peristiwa kehilangan motor tidak terulang kembali. Selain itu, ia juga memberikan saran bagi mahasiswa yang knalpot motornya berisik atau tidak sesuai standar sebaiknya tidak diperkenankan memasuki area kampus. Harjum selanjutnya berpendapat bahwa sebaiknya FEB memiliki drop zone untuk ojek online. Di penghujung acara, Warsito menyampaikan pesan kepada mahasiswa FEB Undip agar senantiasa membuang sampah pada tempatnya ketika berada di area kampus. “Pesan saya buanglah sampah pada tempatnya. Itu saja sudah bersyukur saya. Jadi, kalau sampah itu sudah dibuang pada tempatnya sudah mendukung kebersihan kampus, mengurangi beban tim kebersihan fakultas, karena juga jumlahnya terbatas. Dan nanti kalau melihat pojok-pojok area yang belum ada tempat sampahnya tolong beri tahu saya,” tuturnya. (amd)
Bussiness Talk, Belajar Strategi Bisnis di Masa Pandemi
FEB Undip (11/9) – Pada hari Jumat, telah diadakan Business Talk melalui Microsoft Teams yang diselenggarakan oleh salah satu organisasi mahasiswa (ormawa) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (FEB UNDIP) yaitu Himpunan Mahasiswa Ekonomi Islam (HMEI). Business Talk sendiri merupakan acara bincang-bincang dengan mahasiswa yang tertarik dengan bisnis dengan menghadirkan pembicara yang telah terjun ke dalam dunia bisnis guna membagikan pengalamannya. Latar Belakang dan Tujuan Diadakannya Business Talk
Latar belakang diadakannya Business Talk ini sebenarnya guna menggantikan salah satu acara yang tidak bisa terlaksana dikarenakan adanya pandemi Covid-19. Hal tersebut diungkap langsung oleh penanggung jawab dari Business Talk, yakni Audry Eka Savitri. “Proker Business Talk awalnya sebagai pengganti acara Sentra yang dibatalkan diakibatkan oleh pandemi ini, selain itu kami dari (bidang) Ekobis (Ekonomi dan Bisnis) HMEI ingin sharing mengenai bisnis khususnya di masa pandemic,” ujar Audry. Meskipun Business Talk hanya acara pengganti, acara ini dipersiapkan dengan baik dan terbilang lancar dalam pelaksanaanya. Tujuannya pun tercapai, yaitu memberikan akses pengetahuan tambahan mengenai bisnis untuk mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Dalam pelaksanaanya, acara ini dilakukan secara online melalui Microsoft Teams dan dihadiri oleh empat puluh orang peserta serta tidak dikenakan biaya. Bekal Berbisnis melalui Sharing Pengalaman
dilihat banyak disebabkan oleh perilaku mahasiswa. Selain itu, pihak fakultas juga berencana untuk memindahkan ruang mushola di Gedung C untuk mengatasi permasalahan suasana mushola yang lembab, namun rencana ini masih terkendala dengan pengaturan tata letak ruangan. Selanjutnya, terdapat pula penambahan aspirasi dari mahasiswa mengenai permintaan pemanfaatan ruangan di sebelah koperasi untuk perluasan ruang sekretariat organisasi mahasiswa (ormawa) yang saat ini dirasa tidak efektif.
Tema yang diangkat untuk Business Talk pertama ini adalah “Strategi Berbisnis di Masa Pandemi”. Tema tersebut diharapkan mampu membantu para mahasiswa yang memiliki usaha untuk mengetahui apa yang harus dilakukan dalam bisnis di masa pandemi, sebab di masa seperti sekarang ini banyak ladang bisnis yang terpaksa tutup karena pemasukan yang menurun. Selain itu, acara ini juga bermanfaat untuk mahasiswa yang tidak memiliki usaha. Dengan mengetahui informasi yang diberikan dalam acara ini, mahasiswa dapat membantu usaha keluarga atau orang-orang di sekitarnya yang terkena dampak pandemi Covid-19 dengan memberikan masukan-masukan mengenai strategi bisnis apa yang harus dilakukan. Untuk mendukung acara tersebut, Business Talk menghadirkan pembicara seorang pebisnis juga yang tentu saja sudah sangat mengerti bagaimana situasi kondisi dan cara menghadapi kesulitan dalam bisnis. Acara ini mengundang Dzul Fauzi Auzan selaku founder Surabi Boska dan Vendor Tembalang Murah (VMT).
Rangkaian acara diawali dengan pembukaan oleh MC serta tadarus oleh salah satu panitia. Acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan CV pembicara dan mempersilakan pembicara untuk menjelaskan bisnis dan materi yang sudah disesuaikan dengan tema yang telah ada. Setelah materi, selanjutnya diadakan sesi tanya jawab dan acara terakhir, yakni penutupan oleh MC. Suasana saat acara berlangsung sangat kondusif dan antusiasme peserta juga sangat besar apalagi dalam sesi tanya jawab. Kendala dan Harapan
Kendala yang dihadapi saat acara berlangsung yakni dikarenakan acara ini menggunakan sistem pertemuan online sehingga sangat bergantung pada sinyal. Kualitas sinyal masing-masing peserta berbeda, ada yang bagus, ada juga yang kurang bagus. “Untuk sinyal yang kurang bagus, saat mau bicara itu sering putus-putus, jadi agak sulit untuk mendengarnya,” imbuh Audry. Kendala tersebut kemudian diantisipasi dengan memanfaatkan fitur Meeting Chat yang tersedia di Microsoft Teams untuk menuliskan pendapat dan pertanyaan peserta. Selebihnya, acara berjalan baik dan lancar serta peserta juga antusias dan responsif. Terakhir, untuk ke depannya Audry berharap agar Business Talk ini dapat menjadi proker rutin dan dilaksanakan dengan menyesuaikan kondisi yang ada. Selain itu, acara selanjutnya juga diharapkan agar dapat mendatangkan lagi pebisnis-pebisnis handal untuk menjadi pembicara serta memberi manfaat yang besar, khususnya untuk calon pebisnis. (amd)
Dok. Pribadi
Kordents Volume 08 Edisi 3 - 17 Oktober 2020
Pemimpin Umum : Bayu Teguh Imani ; Pemimpin Redaksi : Amadea Arum Diani ; Pemimpin Artistik: Kurnia Wulandari ; Editor : Cinka Yuniar Pramesti ; Layouter : Jessica Rahma Sekar Ayu ; Reporter : Fitri Widyaningrum, Shela Nur fajriya, Erva Hamidah, Yusak Dwi, Dwi Ratna, Banindhia Shalfa.
Diterbitkan Oleh Lembaga Pers Mahasiswa Edents
Sekretariat : Gedung PKM Lt. 1 FEB Undip, Tembalang Edents Call Center : 024-91181513