Koran Edents Vol. 1 Tahun 2019

Page 1

Koran Edents

LPM Edents

Volume

01

Dinamika Intelektual Mahasiswa Edisi 28 Februari - 14 Maret 2019

Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro mengadakan rangkaian Musyawarah Mahasiswa (Muswa) tahun 2019. Muswa terdiri dari sidang Pedoman Pokok Organisasi (PPO) dan Garis Besar Haluan Kegiatan (GBHK) pada hari Jumat, 22 Februari 2019 di Hall Gedung C dan Lokakarya pada hari Sabtu, 23 Februari 2019 di ruang EB 304. Sidang PPO dan GBHK adalah sidang yang membahas tentang acuan–acuan dan aturan untuk Organisasi Mahasiswa (ormawa) dalam masa jabatan selama satu tahun kepengurusan. Semantara, Lokakarya adalah penyesuaian jadwal atau timeline program kerja setiap ormawa agar tidak berbenturan. Rangkaian acara dihadiri oleh pimpinan–pimpinan ormawa yang terdiri dari ketua umum serta wakil ketua umum ormawa yang berada di lingkungan FEB. Muswa memiliki tujuan mengesahkan acuan pokok untuk bekerja dalam organisasi selama satu tahun kepengurusan. Muswa Dapat Dijadikan Ajang Silatuhrahmi

Menurut Mohamad Syukron Ma’mun, selaku Ketua BEM FEB 2019 yang hadir pada acara tersebut, Muswa sangat penting untuk diadakan secara annual setiap awal tahun. Begitu banyak manfaat baik yang didapat dengan diselenggarakannya acara ini. Hal yang pertama dan paling utama adalah mampu menjadi ajang silahturahmi antar ormawa di FEB sehingga roda organisasi di FEB dapat berputar dengan lancar. Menurut Syukron, dengan kehadirannya di Muswa, ia dapat menjadi perwakilan yang menyuarakan suara kawan–kawan fungsionaris BEM FEB Undip 2019 baik saat penyusunan PPO dan GBHK maupun penyusunan timeline kerja Ormawa FEB pada Lokakarya. Syukron menambahkan jika Muswa ditiadakan, manfaat manfaat akan banyak hilang, seperti masalah silahturahmi. Kemudian, ada kemungkinan terjadi kesamaan jadwal program kerja ormawa atau pendapat yang tidak tertampung karena tidak tersedia kesepakatan di awal tahun. Selain itu, kemungkinan akan kehilangan acuan karena tidak terdapat target dan landasan gerak yang berlaku dan sudah disesuaikan dengan kondisi terkini yang terjadi di fakultas ini. Dihadiri oleh Lebih dari Dua Puluh Pimpinan Ormawa

Dok. pribadi

Tingkatkan Harmonisasi Ormawa Melalui Muswa FEB 2019

Terdapat lebih dari dua puluh pimpinan ormawa yang menghadiri muswa, ormawa tersebut terdiri dari berapa kelompok, yaitu; Komisi III: Badan Eksekutif Mahasiswa dan Badan Audit Kemahasiswaan; Komisi IV: Himpunan dan Kelompok Studi ; dan yang terakhir, Komisi V: Minat Bakat, Kerohanian, dan Pers.

AIESEC sendiri baru dapat mengikuti rangkaian Muswa tahun ini semenjak ditetapkannya AIESEC yang awalnya berstatus UKM Undip, dikembalikan menjadi UKM-F yang berdiri di FEB berdasarkan surat pemberitahuan No. 234/UN7PI/PP2018. AIESEC berdiri di FEB dengan alasan kegiatan AIESEC merupakan perdagangan dan bisnis dan agar lebih intens pembinaannya karena jaringan alumni AIESEC dari FEB yang kuat. AIESEC sendiri sudah mengeluarkan surat pernyataan No. 307/ UD/ER/2/2019, menanggapi surat pemberitahuan No. 234/ UN7PI/PP2018. Terhitung tanggal 30 April 2018, AIESEC LC Undip merupakan organisasi di bawah naungan Undip, dengan status sebagai UPK pada FEB. Oleh karena itu, AIESEC ditetapkan sebagai UKM-F pada FEB dan ikut menghadiri Muswa 2019. Antusiasme Peserta Muswa Cukup Tinggi

Menurut Avi Adimas, selaku Project Officer kegiatan Musyawarah Mahasiswa 2019, antusiasme dari pimpinan Ormawa cukup tinggi dalam mengikuti acara ini. Terbukti dari kondusifitas yang terbangun selama rangkaian acara. Hal ini juga dikuatkan

oleh Mohamad Syukron Ma’mun. Syukron berpendapat bahwa Muswa 2019 berjalan dengan lancer. Syukron juga mengapresiasi pelayanan yang disajikan oleh panitia dalam mengusahakan kelancaran acara. Meskipun demikian masih ada yang perlu dibaiki dalam pelaksanaan muswa terkait masalah menghargai waktu bagi peserta sidang, terlebih pemimpin ormawa yang seharusnya memberikan contoh yang baik. Waktu Persiapan yang Singkat Bukan Halangan

Panitia Muswa sendiri merupakan perwakilan atau delegasi dari masing–masing ormawa di FEB Undip. Masing–masing ormawa di FEB Undip mengirimkan satu delegasi atau perwakilan untuk dijadikan panitia Muswa. Menurut Avi, dikarenakan para panitia terdiri dari ormawa yang berbeda, ia harus dapat membuat sistem kerja dengan baik agar para panitia tersebut dapat bonding yang baik satu sama lain. Waktu yang kurang untuk persiapan acara menjadi kendala Muswa. Ada beberapa agenda yang harus dipersiapkan, sementara waktunya sempit.

Persiapan paling utama adalah kesiapan panitia kemudian draft PPO dan GBHK untuk ditampilkan pada forum. Tak kalah penting, draft timeline program kerja (proker) setiap ormawa yang dikirimkan melalui Sekertaris Jendral (Sekjend) Senat Mahasiswa FEB Undip dan teknik sidang juga perlu dimatangkan menjelang hari H-Muswa. Walaupun panitia memiliki waktu yang relatif sempit, namun mereka tetap memperlihatkan keseriusan dalam mempersiapkan acara dengan baik. Terlihat dari perbedaan Muswa 2019 dan tahun tahun sebelumnya. Muswa tahun 2019 ini menambahkan satu rangkaian yaitu pra sidang PPO dan GBHK yang juga dihadiri oleh para pimpinan ormawa untuk membahas isi draft PPO dan GBHK namun bukan untuk dipersidangkan. Menurut Avi, dengan diadakannya pra sidang PPO dan GBHK, dapat membuat sidang PPO dan GBHK berjalan secara efektif dan efisien dalam penggunaan waktu. (jl)

Opini

Perbaikan Gizi Sebagai Investasi Masa Depan Bangsa Masa depan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia nya. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif. Betapapun kayanya sumber alam yang tersedia bagi suatu bangsa tanpa adanya sumber daya manusia yang tangguh maka sulit diharapkan untuk berhasil membangun bangsa itu sendiri (Anonymous, 2011-a). Terhambatnya pertumbuhan pada anak mengindikasikan pembangunan yang kurang efisien dalam upaya perbaikan sumber daya manusia. Kekurangan gizi pada awal kehidupan berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia di masa depan. Hal ini dikarenakan kurang gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan, berat badan lahir rendah (BBLR), kecil, pendek, kurus, serta daya tahan tubuh yang rendah. Dalam perkembangannya, seorang anak yang kurang gizi akan mengalami hambatan perkembangan kognitif dan kegagalan pendidikan sehingga berakibat pada rendahnya tingkat produktivitas di masa dewasa. Kurang gizi yang dialami saat awal kehidupan juga akan berdampak pada peningkatan risiko gangguan metabolik yang berujung pada kejadian penyakit tidak menular seperti diabetes, stroke, penyakit jantung, dan penyakit lainnya saat memasuki usia dewasa.

Status gizi merupakan indikator utama kemiskinan dan kelaparan serta derajat kesehatan. Keadaan gizi individu yang tidak memadai berdampak pada penurunan kualitas pendidikan yang berujung pada ketidakmapanan kondisi sosial. Apabila semua penduduk suatu bangsa memperoleh gizi yang cukup sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal maka akan terlahir penduduk yang memiliki kualitas yang baik, dan sumber daya manusia yang berkualitas ini merupakan unsur utama dalam pembangunan suatu bangsa. Anak dengan gizi baik menjadi aset dan investasi bangsa di masa depan. Keberhasilan suatu bangsa, dapat dilihat melalui kualitas SDM bangsa itu sendiri. Sejarah membuktikan, bangsa yang mampu menghasilkan peradaban tinggi umumnya memiliki badan dan jiwa yang sehat. Dalam mencetak SDM yang berkualitas, ada satu faktor yang wajib untuk tidak ditinggalkan, yaitu gizi yang baik dan cukup, sebagai hal yang sangat diperlukan anak dalam proses perkembangan otak dan pertumbuhan fisik yang baik. Oleh karena itu, dukungan gizi yang baik sejak kehamilan sangat penting untuk mencapai kesehatan, pendidikan dan tujuan ekonomi. Tidak hanya

dukungan gizi sejak kehamilan melainkan sejak perempuan yang sebagai calon ibu masih remaja. Investasi gizi pada remaja perempuan dapat meningkatkan statusnya kelak saat menjadi ibu dan bermanfaat bagi keluarga kecilnya sebagai cikal bakal pencetakan sumber daya manusia. Perbaikan gizi merupakan langkah awal dalam pengembangan SDM dan penurunan kemiskinan.

Kekurangan gizi disebabkan berbagai faktor baik di dalam maupun di luar masalah kesehatan, mulai dari asupan makanan yang tidak cukup, penyakit infeksi, sanitasi, hingga faktor ekonomi. Secara langsung disebabkan oleh 2 (dua) hal, yaitu asupan gizi yang tidak adekuat dan penyakit infeksi. Sedangkan asupan gizi yang kurang dan penyakit infeksi secara tidak langsung disebabkan faktor kemiskinan dan ketersediaan pangan yang kurang, pola asuh yang kurang, kebersihan yang kurang baik dan pelayanan kesehatan belum maksimal. Kemiskinan sangat berpengaruh terhadap gizi anak. Dengan adanya kemiskinan, masyarakat akan sulit mendapatkan pangan yang bergizi. Kondisi ekonomi dan gizi saling terkait satu sama lain. Disaat kondisi ekonomi yang Bersambung ke halaman 2

Kordents Volume 1 Edisi 28 Februari-14 Maret 2019

Pemimpin Umum : Dirga Ardian Nugroho ; Pemimpin Redaksi : Julian Karenina Berlianti ; Pemimpin Artistik: Rafi' Qurnia Nawandaputra ; Editor : Karima Suci Ariani ; Layouter : Jessica Rahma ; Reporter : Fika Dea, Aji Irham, Ulfa, Marsha Ainun, M. Anisulfuad, Amira Fathia

Diterbitkan Oleh Lembaga Pers Mahasiswa Edents

Sekretariat : Gedung PKM Lt. 1 FEB Undip, Tembalang Edents Call Center : 024-91181513


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.