Koran Edents LPM Edents
Dinamika Intelektual Mahasiswa
Volume 10
Edisi 21 November-5 Desember 2020
Perubahan aktivitas di masa pandemi tidak menampik timbulnya permasalahan-permasalahan baru, terutama bagi mental diri manusia. Mau tidak mau, masyarakat harus siap untuk menyesuaikan dan bertahan. Namun, tidak semua orang memiliki ketahanan mental yang kuat. Beberapa di antara kita tumbang berjuang dengan keterbatasan sumber daya atau hanya karena kurangnya motivasi. Meskipun begitu, sebagai insan akademisi, mahasiswa Universitas Diponegoro selalu berusaha menciptakan platform pembelajaran dan pengembangan diri bagi pembelajar. Koran Edents Volume 10 kali ini akan mengulik aktivitas pencerdasan versi organisasi mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro (Undip). Laporan Utama 1 membahas tentang Seminar Nasional Enfution ke-12 yang masih terus menghadirkan acara terbaik. Beralih ke Laporan Utama 2, Edents mengulik kegiatan LKMMPD Himpunan Mahasiswa Ekonomi Islam di masa pandemi. Selanjutnya, Kabar Kampus menceritakan keberlangsungan mini webinar dari HMD IESP yang mengusung manajemen kesehatan mental di masa pandemi. Terakhir, rubrik Opini turut kami sajikan untuk melengkapi Koran Edents kali ini. Kami dari redaksi memohon maaf apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan penulisan dalam koran ini. Kritik dan saran sangat diperlukan untuk menjadikan LPM Edents menjadi lebih baik lagi. Selamat membaca!
Kabar Kampus
Seminar Nasional Enfution 2020 “Delivering Young Leaders with Creativity to Lead Diversity in Global Industry” (FEB Undip 07/11) − Seminar Nasional Enfution merupakan program kerja dari Project Division Management Student Assocation (MSA) Universitas Diponegoro (Undip) dan salah satu rangkaian serta sekaligus menjadi penutup dari acara Enfution yang ke-12. Seminar Enfution setiap tahunnya selalu menghadirkan pembicara yang kompeten di bidangnya dan diikuti oleh partisipan Bussines Case Competition dari seluruh Indonesia. Tema pada seminar tahun ini yaitu “Delivering Young Leaders with Creativity to Lead Diversity in Global Dok. Pribadi Industry”. Tema tersebut dilatar belakangi oleh output yang diharapkan, yaitu untuk mengembangkan menghasilkan konsep acara yang inovatif,” ungkap passion para pemuda yang dikemas secara kreatif Fakhri Mahendra selaku Project Officer Seminar dan mampu menghasilkan perbedaan untuk bisa Nasional Enfution. memimpin menghadapi industri global. Pada seminar nasional ini, terdapat tiga topik yang Tujuan dari seminar nasional ini untuk dikembangkan berlandaskan tema besar di atas, memperluas wawasan dan pandangan yang terbuka, yaitu diantaranya: bagaimana mengembangkan kritis, dan objektif serta melahirkan para pemimpin bakat diri menjadi kapabilitas positif, bagaimana muda dengan talenta yang dimiliki dan menciptakan menghadapi industri digital yang berkembang kreativitas untuk kesiapan demi menunjang melalui bakat dan kreativitas, dan bagaimana revolusi industri serta kemajuan teknologi guna entrepeneur menghadapi manajemen inovasi dan meningkatkan budaya bisnis kreatif yang disegani di perkembangan. Melalui tiga topik tersebut, harapan para peserta bisa mendapatkan output dari pelajaran mata internasional. dan pengalaman yang diberikan para pembicara, Membawa Perubahan pada Seminar Nasional serta bisa diimplementasikan secara langsung. Online Persiapan dan Kendala Rangkaian acara seminar pada tahun ini sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya. Sebagai Project Persiapan yang dilakukan terkait seminar ini Officer, Fakhri menginginkan seminar ini tidak hanya menjadi dua kali lebih rumit mengingat pelaksanaan mendapat materi tapi juga dilakukan implementasi dilakukan secara online dengan konsep acara presecara langsung. Maka dari itu, menjelang puncak recording. Persiapan acara harus dilakukan dari acara dari seminar nasional ini, diadakan pre-event jauh-jauh hari serta deadline dari setiap jobdesk berbentuk online class dimana peserta benar-benar akan lebih padat, ditambah dengan kondisi online melakukan praktik journaling dengan bimbingan dari seperti ini para panitia harus intens dan berhatiTer.ta.ta Journal. Pre-event dilakukan secara online hati dalam berkomunikasi satu sama lain untuk melalui Zoom dan diikuti oleh sekitar 300 peserta terhindar dari miskomunikasi. Meskipun begitu, dari seluruh Indonesia. Tidak hanya itu, untuk acara dapat dikatakan berjalan dengan lancar dan meramaikan seminar ini, juga terdapat challenge tidak ada kendala teknis yang berarti. “Mungkin di bertema “Social Distancing” untuk mewadahi para awal pembukaan ada sedikit kesalahan teknis karena milennial yang memiliki passion di bidang fotografi platform yang digunakan mengalami gangguan. dan videografi. “Perbedaan dari tahun sebelumnya Nah, kasus seperti inilah kemungkinan terburuk sudah terlihat jelas, karena adanya pandemi, program yang tidak bisa kita hindari,” jelas Fakhri. Di luar itu, kerja terpaksa harus berjalan via online, tetapi hal acara berjalan dengan lancar dan sesuai rencana. tersebut tidak membatasi kami untuk berkreasi dan Antusiasme dari para peserta sudah cukup baik
melihat peserta seminar kemarin mencapai 500 audiens, terutama dari mahasiswa baru yang sangat antusias menyambut seminar nasional ini.
Pelaksanaan secara online tentu membawa dampak positif maupun negatif. Dilihat dari sisi negatif, kendala yang paling terlihat tentunya pada komunikasi dan kerekatan antar panitia yang sulit untuk didapatkan. Suasana acara juga terpaksa tidak semeriah seperti tahun-tahun sebelumnya karena tidak ada intreaksi secara langsung antara pembicara dan seluruh partisipan. Selain itu, terdapat juga kendala kondisi sinyal yang tentunya tidak dapat dikendalikan oleh panitia. Meskipun begitu, secara positif, panitia tetap mengupayakan agar program kerja ini bisa terwujud dan tidak kalah meriah dari tahuntahun sebelumnya. “Kita selalu berusaha untuk mencari celah di setiap kesempatan untuk mewujudkan konsep acara yang inovatif sehingga antusias dari para pengikut Enfution tetap terjaga, bahkan karena bersifat online kita bisa menargetkan peserta ke seluruh Indonesia,” tambahnya. Tahun ini dengan konsep online, panitia dapat mengendalikan dan mengemas acara secara lebih matang dan lebih rapi dengan sentuhan desain videografi yang menarik sehingga peserta seminar bisa menonton lebih nyaman dan enjoy. Harapan untuk Seminar Nasional Selanjutnya
Fakhri berharap untuk seminar Enfution ke depannya dapat terus bertahan dan konsisten menghadirkan acara seminar yang luar biasa serta mampu mendatangkan pembicara-pembicara yang semakin menarik dari tahun ke tahun. Selain itu, Fakhri berpesan kepada penerus pengurus Seminar Enfution ke depan, agar dapat memberikan terobosan baru dan tetap bisa menjaga kualitas dari Seminar Nasional Enfution. “Terakhir, pesan untuk teman-teman mahasiswa di luar sana, walaupun perkuliahan online tetap jaga semangatnya, kuliah nomor satu tapi jangan lupa buat aktif pilih organisasi sesuai passion kalian dan carilah pengalaman sebanyak mungkin, mumpung kalian masih mahasiswa dan masih muda. So, lakuin apa aja yang kalian minati. Cobalah buat produktif, jangan takut gagal, dan jangan pernah cepat merasa puas hanya dengan satu pencapaian. Tidak ada kata terlambat untuk memulai, tapi waktu tidak akan selalu ada jika tidak kalian mulai. Stay safe and stay healthy, guys!” tutup Fakhri. (amd)
HMD IESP Usung Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental di Masa Pandemi
FEB Undip (7/9) − Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (HMD IESP) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro (Undip) menjalankan program kerja tahunan mereka yaitu pengabdian masyarakat dalam bentuk webinar. Sebelumnya, proker pengabdian masyarakat ini selalu dilaksanakan secara langsung dalam bentuk penerjunan ke masyakarat dan langsung membantu masyarakat sekitar. Tetapi, dikarenakan adanya pandemi Covid-19, maka proker ini dialihkan dalam bentuk mini webinar. Kesehatan Mental sebagai Kunci Adaptasi New Normal
Webinar dihadirkan dengan mengusung topik “Manajemen Stres dan Kesehatan Mental di Masa Pandemi”. Topik yang dibahas pada mini webinar dipilih karena melihat kondisi yang saat ini sedang terjadi dan banyak merugikan banyak masyarakat. Kondisi yang diakibatkan oleh adanya pandemi Covid-19 ini mengakibatkan segala aktivitas harus dilaksanakan secara daring. Adanya perubahan yang mendadak karena dampak Covid-19 ini dirasakan terutama oleh mahasiswa dari bulan Maret ketika kegiatan kuliah dan organisasi harus dilaksanakan dengan media dan cara yang berbeda dari sebelumnya.
Melihat adanya perubahan yang dialami oleh mahasiswa dan mengakibatkan banyak mahasiswa yang stres serta mengganggu kesehatan mental mahasiswa, Alya Savira, selaku koordinator acara mini webinar ini, menuturkan bahwa hal ini yang kemudian dijadikan alasan HMD IESP mengusung tema mengenai manajemen stres dan kesehatan mental. Alya menambahkan, “Memang sudah ada teman-teman kita yang memiliki masalah dengan mental health. Maka dari itu salah satu tujuan diambil topik ini juga supaya
teman-teman yang memiliki masalah mental bisa lebih terjaga di tengah pandemi ini dan kita bisa sama-sama berjuang dan positive thinking untuk bisa melalui masa-masa sulit di masa pandemi ini.” Diminati Banyak Peserta
Mini webinar ini disebarkan melalui media online yang dimiliki HMD IESP dan dibuka tidak hanya untuk mahasiswa IESP, tetapi juga bisa dihadiri oleh mahasiswa Undip yang lain. Pada awalnya, panitia acara hanya menargetkan sejumlah 100 peserta saja karena webinar ini hanya ditargetkan untuk mahasiswa Undip dan bukan dalam skala nasional. Tetapi, ternyata peserta yang tertarik untuk mengikuti webinar ini melebihi 200 peserta. Namun, tentu saja kelebihan peserta webinar dari target yang sudah ditentukan ini ditanggapi positif oleh panitia. Untuk acara mini webinar ini tidak dipungut biaya untuk pesertanya atau dapat dikatakan diadakan secara gratis. Webinar ini diisi oleh dua pembicara, yaitu Amran Hasbi, seorang alumni Fakultas Psikologi Undip angkatan 2016, dan Galuh Nadia, mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Kristen Indonesia. Alya menuturkan, “Jadi kita memang mengundang pembicara yang ada di bidang berkaitan dengan mental health.”
Sama seperti mini webinar pada umumnya, dalam webinar ini juga ada terdapat sesi materi dan tanya jawab. Hanya saja, waktu yang diberikan untuk sesi sharing ataupun tanya jawab lebih banyak. Alya menambahkan bahwa selama jalannya acara ini, antara peserta dan pembicara cukup interaktif karena saat sesi tanya jawab dan sharing banyak peserta yang antusias dan saling menceritakan keluh kesah mereka.
Dok. Pribadi
Dari Redaksi
Tantangan dan Harapan ke Depan Di balik keseruan acara mini webinar, panitia juga masih mengalami kendala ketika mempersiapkan acara ini. Kendala yang dialami ini berasal dari pihak internal karena masa persiapan acara mini webinar ini berdekatan dengan masa ujian tengah semester dari panitia. Meskipun begitu, panitia mampu untuk mengatasi kendala tersebut dengan membagi waktunya. Pada akhirnya, acara berakhir sukses dan dapat berjalan dengan baik, dibuktikan dengan komunikasi yang interaktif selama acara ini berlangsung. Harapan Alya ke depannya, baik bagi HMD IESP maupun ormawa fakultas yang lain, agar juga dapat memperbanyak program kerja yang berhubungan dengan pengabdian masyarakat karena sacara langsung maupun tidak langsung, proker ini dapat membantu masyarakat terutama yang saat ini sedang mengalami permasalahan agar bisa lebih bersemangat lagi ke depannya. (amd)
Kordents Volume 06 Edisi 21 November - 5 Desember2020
Pemimpin Umum : Bayu Teguh Imani ; Pemimpin Redaksi : Amadea Arum Diani ; Pemimpin Artistik: Kurnia Wulandari ; Editor : Cinka Yuniar Pramesti ; Layouter : Mila Sri Utami Hayati ; Reporter : Dwi Novi, Sulistiawati, Wening Shafiyah, Faisal Akuan, Karima Suci.
Diterbitkan Oleh Lembaga Pers Mahasiswa Edents
Sekretariat : Gedung PKM Lt. 1 FEB Undip, Tembalang Edents Call Center : 024-91181513
Kunjungi !w w w.lpmedentsundip.com
Memulai Sinergi Memberikan Perubahan Bersama HMEI melalui LEAP 2020
Himpunan Mahasiswa Ekonomi Islam (HMEI) juga mempunyai program mengenai kaderisasi mahasiswa baru yang dikenal dengan istilah Leading Program (LEAP). Acara ini merupakan wadah dari LKMMPD yang dikhususkan bagi mahasiswa baru jurusan Ekonomi Islam yang berjalan dari minggu pertama orientasi jurusan dan berakhir pada malam puncak LEAP dengan berbagai materi serta simulasi bagus di dalamnya guna memaknai pentingnya solidaritas dalam dunia kampus dan organisasi kampus. Yusuf Rausyan Fikri selaku ketua pelaksana LEAP 2020 mengatakan bahwa tahun ini tema yang diangkat yaitu “Membangun Karakter Mahasiswa Ekonomi Islam yang Berakhlak, Mandiri, dan Bertanggungjawab” dengan jargon “We are ready to give a chance with islamic economy”. “Kami mengajak mahasiswa baru Ekonomi Islam untuk bersama-sama memberikan perubahan, dalam artian perubahan yang menuju positif karena mahasiswa sejatinya adalah agent of change,” kata Yusuf.
Rangkaian acara pelaksanaan LEAP 2020 dimulai dari tanggal 26 September 2020 untuk kegiatan pre-phase 1. Kemudian, berlanjut ke acara pre-phase 2 dan 3 pada tanggal 24 Oktober 2020 lalu pre-phase 4 pada tanggal 25 Oktober 2020. Sedangkan, main event LEAP dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 30 Oktober 2020 sampai 1 November 2020. Kegiatan ini diikuti sebanyak 163 peserta yang terdiri dari seluruh mahasiswa Ekonomi Islam tahun 2020. Perbedaan dengan Tahun Sebelumnya
Sejak awal semester gasal, Undip telah menetapkan untuk meniadakan kegiatan kampus secara tatap muka. Kegiatan pembelajaran juga dilaksanakan secara online atau daring. Hal ini juga membuat pelaksanaan LEAP 2020 menjadi berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tak hanya berbeda dari segi tempat
Opini Pahlawan secara bahasa diartikan sebagai orang yang pemberani dan rela berkorban untuk membela kebenaran. Pahlawan juga digambarkan sebagai sosok gagah, perkasa, serta berjiwa kesatria. Sosok pahlawan begitu lekat dengan perjuangan, pengorbanan, peperangan, dan penjajahan. Dari berbagi sumber, cerita, dongeng, sejarah pahlawan selalu digambarkan memiliki budi pekerti, senang menolong, tangkas, dan selalu berbuat baik. Seringnya, pahlawan selalu membela kebenaran. Dapatkah dikatakan setiap sosok yang memebela kebenaran adalah pahlawan? Seberapa besar ukuran perbuatan yang dilakukan sesorang sehingga dia dianugerahi gelar pahlawan? Apakah setiap pahlawan yang terpilih juga pahlawan bagi orang lain? Yang terpenting apakah kebenaran tersebut bersifat mutlak bagi semua orang? Siapakah yang berhak menjadi pahlawan? Kebenaran: Pada Sesuatu yang Paling Biasa
Tidak dapat dipungkiri sosok pertama yang terlintas di kepala ketika mengucapkan kata pahlawan adalah pejuang bangsa yang telah gugur. Soekarno, Hatta, Ahmad Yani, Soedirman, dan nama-nama pejuang lainnya menjadi representase pahlawan. Para pejuang dengan gagah berani membela kebenaran untuk memutus mata rantai penjajahan di bumi pertiwi. Perbudakan, penyiksaan, serta penindasan diperangi oleh pahlawan bangsa, sosok baik yang telah gugur dengan harum. Mereka dikenang dalam lembaran buku sejarah, dalam bait sajak, dalam melodi lagu, dan dalam ingatan. Semoga begitu. Pahlawan bangsa, berjuang mempertaruhkan hidup dan mati untuk merdeka. Dengan ikhlas pahlawan kala itu meninggalkan dunianya. Orang tua kehilangan anak, istri menjadi janda, dan anak menjadi yatim. Sepertinya kala itu pahlawan bangsa tidak kenal takut, pantang mundur walau gugur. Apakah pahlawan melulu soal pejuang bangsa? Jika demikian berakhirnya masa penjajahan membuat kata pahlawan menjadi mandul. Eksistensi pahlawan berhenti sebab perjuangan zaman dulu tidak lagi ditemukan pada masa sekarang. Lantas saat ini masih adakah pahlawan? Apakah orde kepahlawanan telah berakhir?
LPM Edents FEB Undip
pelaksanaan, namun juga terdapat perbedaan lain terkait dengan kebijakan panitia mengenai peraturan peserta saat pelaksanaan acara, seperti wajib on cam ketika acara berlangsung, kemudian dilarang menghidupkan mikrofon kecuali diizinkan oleh MC, dan juga peserta yang mengalami kendala jaringan harus menyampaikan kepada observer masing-masing. Meskipun situasi kuliah saat ini berlangsung secara daring, kegiatan LEAP 2020 tetap diadakan mengingat pentingnya pengenalan kampus bagi mahasiswa baru serta guna memfasilitasi mahasiswa baru untuk bisa mengenal dunia kampus.
Selain itu, Yusuf juga menuturkan bahwa untuk meningkatkan antusiasme peserta dalam rangkaian LEAP 2020, pihak panitia berusaha mengonsep acara semenarik mungkin. Kemudian, dalam hal pemberian penugasan, panitia juga berusaha mengemas sekreatif mungkin agar tidak monoton dan terkesan membosankan. “Juga dalam pemberian tugas disisipkan nilai-nilai yang diangkat oleh LEAP pada tahun ini, yaitu berakhlak, mandiri, dan bertanggungjawab,” tambahnya.
Melalui acara ini juga, baik dari panitia LEAP dan HMEI berusaha semaksimal mungkin dengan segala keterbatasan yang ada untuk memfasilitasi mahasiswa baru dalam pengenalan dunia kampus. “Walaupun hasilnya tidak semaksimal jika offline, tapi setidaknya di semester online ini mereka mendapatkan prolog atau bekal untuk berkembang lebih jauh lagi nanti di FEB maupun Undip saat offline nanti,” ungkap Yusuf. Kendala yang Dihadapi
Tak dapat dipungkiri bahwa pelaksanaan kegiatan secara online memang menimbulkan beberapa kendala. Yusuf mengatakan bahwa kendala yang ia dan panitia lain hadapi yakni mengenai persiapan acara. Contohnya, kebijakan birokrasi yang datang dari pihak rektorat dan dekanat. Tahun ini kaderisasi dilaksanakan dengan sistem daring, namun panitia tidak mendapat kepastian dari jauh-jauh hari terkait pelaksanaannya sehingga kemarin panitia-panitia sempat menyiapkan tiga skema pelaksanaan LEAP yaitu dengan teknis offline new normal, offline seperti tahun lalu, dan online. Selain itu, juga muncul kebijakan dari rektorat yang mewajibkan seluruh pelaksanaan kaderisasi menggunakan platform Ms. Teams sehingga panita harus mengubah rundown dan melakukan penyesuaian dengan fitur-fitur Ms. Teams, ditambah terdapat arahan bahwa pelaksanaan LKMMPD harus selesai maksimal akhir Oktober. Dalam menyikapi hal ini, panitia mau tidak mau harus siap siaga jika ada update terbaru dari birokrat tentang LKMMPD dan harus siap untuk mengganti rundown dan juga waktu pelaksanaan. Harapan untuk Panitia, Pengisi Acara, dan Peserta LEAP 2020
Yusuf juga mengungkapkan harapannya untuk para peserta, pengisi acara, dan panitia LEAP 2020. Untuk peserta LEAP dirinya berharap semoga dengan diadakannya LKMMPD ini, para peserta dapat memaknai pentingnya solidaritas angkatan, melatih jiwa kepemimpinan, dan melatih soft skill dalam berorganisasi karena itu semua sesuai dengan nilai-nilai yang diangkat pada LEAP 2020, yaitu mahasiswa yang berakhlak, mandiri, serta bertanggung jawab. Kemudian, kepada pembicara yang telah mengisi materi pada LKMMPD ia berharap agar semoga kebaikan dari kakak-kakak pemateri nantinya dapat dibalas oleh Allah SWT dan semoga ilmu yang disampaikan bisa bermanfaat untuk kita semua.
Terakhir, untuk panitia LEAP 2020, Yusuf mengucapkan terima kasih karena sudah mau berjuang bersama walaupun dengan berbagai tekanan dan kendala. “Semoga Allah membalas niat tulus kalian untuk membimbing mahasiswa baru dalam kebaikan. Semoga ke depannya seluruh panitia bisa mendapatkan pengalaman dari kepanitiaan LEAP ini,” tutupnya. (amd)
Aku Jika Mengingat Pahlawan Kebenaran: Pada Sesuatu yang Biasa Jika berpedoman dengan pahlawan versi dulu tentu tidak lagi dijumpai pahlawan-pahlawan baru di masa sekarang. Tidak akan ada lagi sosok yang akan dikenang oleh anak cucu selain pejuang kemerdekaan. Karena memang jasa mereka seharusnya tidak terlupa dan tidak terganti. Atau memang kata pahlawan berpasangan dengan zaman penjajahan? Ketika zaman penuh derita tersebut usai maka gelar pahlawan ikut usai? Tapi tidak elok jika dengan mudah kita memutuskan garis keturunan pahlawan. Karena sejatinya pahlawan tidak hanya untuk mereka yang berjuang atas nama merdeka. Kembali ke makna dasar pahlawan, adalah sosok berani dan rela berkorban untuk kebenaran. Jika demikian, manusia berani dan rela berkorban atas nama kebenaran layak dinobatkan sebagai pahlawan. Siapapun yang membela kebenaran adalah pahlawan begitu yang diyakini banyak orang. Sekali lagi, apakah kebenaran tersebut mutlak?
Seorang ibu yang mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan buah hati tentu berhak disebut sebagai pahlawan, setidaknya bagi anaknya. Pemadam kebakaran, dokter, guru, dan pekerjaan mulia lainnya sangat berhak dinobatkan sebagai pahlawan modern. Banyak dijumpai pemuda-pemuda bangsa atas nama pengabdian membela hak bangsa. Memperjuangkan apa yang dirampas oleh penguasa, katanya. Bersatu padu demi mempertahanan kemuliaan demokrasi, suara rakyat. Sungguh mereka berhak dipanggil pahlawan-pahlawan masa kini. Tidak jarang dijumpai sosok yang rela meninggalkan kenikmatan duniawai demi berbakti kepada ibu pertiwi. Tanpa gaji dengan sadar diri menjelajahi negeri, menebar ilmu, dan memberi cahaya pada kegelapan aksara di persada negeri. Lain hal dengan intelek bangsa, mengharumkan nama Indonesia di semua kancah. Prestasi, relasi, dan capaian lainnya. Tidak lupa pemimpin bangsa yang berkutat dengan problematika negeri. Serba susah dalam mengambil keputusan sebab polemik bangsa yang begitu rumit. Setidaknya pemimpin bangsa menebar kebaikan dengan bantuan, dengan aturan, dengan capaian angka dalam laporan.
lpmedentsundip.com
Dok. Serikatnews.com
Kegiatan kaderisasi menjadi agenda awal bagi mahasiswa baru sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran di kampus. Di lingkungan Universitas Diponegoro (Undip) dikenal istilah Latihan Kaderisasi Manajemen Mahasiswa Pra Dasar (LKMMPD) yang merupakan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan serta pengenalan dunia kampus bagi mahasiswa baru Undip guna menghadapi dunia perkuliahan.
Dok. Pribadi
Laporan Utama
Kordents Vol. 10 Edisi 21 November-5 Desember 2020
Ya mereka, pahlawan masa kini mencerminkan kebenaran. Berkorban dan berjuang atas hal-hal yang benar. Lantas, apakah kebenaran bersifat mutlak? Kebenaran: Pada Sesuatu yang Tidak Biasa
Apakah kebenaran bersifat mutlak? Dapatkah sesuatu yang benar disematkan kepada semua orang? Bagaimana suatu hal dikatakan benar? Jika seorang anak mencuri sepotong kue untuk mengisi lambung adiknya yang sedang sekarat. Jika seorang ibu menjual diri demi menyambung hidup. Jika seorang kakak membunuh adiknya demi mempertahankan hidup, jika pemimpin geng memenangkan duel dengan musuh dan berhasil menyelamatkan nasib kelompoknya, dapatkah mereka disebut pahlawan? Serta pada sesuatu yang tidak biasa lainnya, yang tabu bagi masyarakat namun berarti bagi seseorang. Dapatkah mereka menjadi pahlawan? (amd)
@tbv2341m
@lpmedents