Koran Edents Vol.2 Tahun 2020

Page 1

Koran Edents LPM Edents

Dinamika Intelektual Mahasiswa

Volume 02

Edisi 15 - 29 Maret 2020

Dari Redaksi Kemajuan zaman tidak dapat dipungkiri terjadi begitu cepat. Inovasi dalam hal teknologi informasi khususnya banyak mengubah budaya dunia dan menghapuskan batas-batas antar negara. Globalisasi menjadi akibat dari adanya kemajuan ini dan fenomena tersebut juga berdampak pada perekonomian. Industri didorong untuk melakukan gebrakan dan perubahan untuk menghadapi revolusi industri. Ketidakpastian ekonomi secara global akibat kemajuan zaman dibahas dalam seminar yang diadakan oleh Ikatan Bankir Indonesia (IBI) dan kami ulas dalam laporan utama satu. Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) bergerak ke arah optimalisasi sumber daya manusia demi mempersiapkan lulusan-lulusan kompeten. Dalam laporan utama dua, dibahas mengenai program kerja (proker) baru yang dicanangkan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa FEB yaitu Komunitas Lomba yang bertujuan untuk membimbing dan mendorong motivasi berprestasi mahasiswa.

Berkaitan dengan pelatihan, Departemen Akuntansi juga membuka proker baru bernama Workshop Aplikasi yang bertujuan mengenalkan dan memperdalam keahilan mahasiswa Akuntansi dalam penggunaan berbagai aplikasi akuntansi. Terakhir, kabar prestasi datang dari Karima Suci, mahasiswi Departemen Akuntansi angkatan 2017 yang baru saja menjuarai National Accounting Olympiad. Kepada Edents, Suci membagikan pengalamannya selama mengikuti lomba tersebut. Kami dari redaksi memohon maaf apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan penulisan dalam koran ini. Kritik dan saran sangat diperlukan untuk menjadikan LPM Edents menjadi lebih baik lagi. Selamat membaca!

Dok. Pribadi

Kabar Prestasi

IBI GOES TO CAMPUS: Menjawab Ketidakpastian Ekonomi Masa Depan FEB UNDIP (03/03) - Bertempat di Laboratorium Kewirausahaan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro (FEB Undip), telah berlangsung acara “IBI Goes to Campus bersama Haryanto T. Budiman” yang merupakan bagian dari rangkaian acara Dies Natalis Fakultas FEB Undip ke-60. Acara ini mengambil tema Leadership in the Midst of Global Uncertainties dengan mengundang pembicara Haryanto T. Budiman selaku ketua Ikatan Bankir Indonesia (IBI) atau Chief Executive J.P. Morgan Indonesia. Pembahasan pada acara tersebut dibuat dalam tiga sesi pembahasan lalu dilanjutkan dengan sesi pertanyaan dan berakhir dengan sesi kesimpulan dan penutup oleh pembicara. Acara dibuka oleh moderator, yakni Maal Naylah selaku salah satu dosen di FEB Undip.

Dok. Edents

Pada sesi pertama, difokuskan dalam pembahasan geo-politik dunia dan lima disrupsi besar (major disruptions). Menurut pembicara, lima disrupsi besar tersebut diantaranya kebangkitan ekonomi negara China akan berakhir, perubahan ekonomi yang massive di banyak negara, kerusakan lingkungan, bangkitnya gerakan populis di berbagai negara dan inovasi di bidang teknologi informasi (Revolusi Industri 4.0). Makna dari kebangkitan ekonomi China akan berakhir adalah China tumbuh dengan cepat dalam 40 tahun terakhir dan menjadi motor pertumbuhan ekonomi dunia. Namun, China juga akan mengalami kelambatan yang disebabkan oleh struktur ekonomi yang berbeda. Materi selanjutnya membicarakan tentang kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan di sini lebih ditekankan oleh pembicara sebagai kerusakan lingkungan berdampak negatif secara signifikan terhadap bisnis. Dimulai dari adanya global warming, penggunaan plastik yang excessive sehingga microplastic pada fauna (ikan) terdeteksi di makanan/minuman manusia, penggunaan fossil fuel yang menyebabkan CO2 terus naik dan pada akhirnya memperparah global warming. Hal tersebut mampu menimbulkan black swan effect. Disrupsi selanjutnya disebabkan

oleh adanya beberapa inovasi di bidang teknologi informasi (Revolusi Industri 4.0), diantaranya Artificial Intelligence, Augmented Intelligency, Machine Learning, Robotics & Automation, Big Data Analytics, Internet of Things, ‘Sharing’ concept (ride, residence, office), Quantum Computing, Blockchain & Crypotocurrencies, Fintech and Virtual Banking, Selfdriving Vehicles, Nanotechnology, dan Biotechnology.

Pada sesi kedua, pembicara akan membahas tentang peluang dan tantangan yang dihadapi Indonesia di era disrupsi ini. Terdapat beberapa pendapat mengenai ekonomi Indonesia di masa depan yang telah dipilih oleh pembicara. Pendapat tersebut dimulai dari McKinsey & Company, PWC, The World Bank, dan World Economic Forum. Menurut McKinsey dalam publikasi laporannya di tahun 2012 yang berjudul “The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential” menyatakan bahwa Indonesia bisa menjadi kekuatan ekonomi terbesar ke-7 di dunia pada 2030 dan harus meningkatkan produktivitas untuk mencapai target tersebut. World Bank di sisi lain mempublikasi sebuah report di September 2019 berjudul “Global Economic Risks and Implications for Indonesia” yang menyebutkan bahwa Indonesia kalah dari Vietnam untuk menarik industri manufaktur yang keluar dari China (karena perang dagang AS-China) karena birokrasi yang berbelit dan memakan waktu.

Menanggapi beberapa pendapat di atas mengenai kondisi ekonomi Indonesia di masa mendatang, pembicara memiliki pandangan tersendiri mengenai berbagai tantangan yang harus dihadapi Indonesia dalam mencapai potensi yang seutuhnya. Hal itu berupa produksi petani yang rendah, ketergantungan dengan harga minyak dunia, kualitas pendidikan yang kurang, produktivitas angkatan kerja rendah dan regulasi tumpang tindih. Pola kepemimpinan yang tepat merupakan solusi yang dianggap dapat digunakan untuk menjawab tantangantantangan tersebut. Adapun pola kepemimpinan yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan tersebut diantaranya srategic orientation, market insight, result orientation, costumer impact, organizational development, collaboration and influencing, team leadership, changer leadership, curiosity, insight, determination dan engagement.

Pada sesi akhir setelah tanya jawab, pembicara menyampaikan kesimpulan serta penutup sebagai tanda terselesaikannya acara tersebut. Menurutnya, negara-negara berkembang harus tumbuh lebih tinggi dari negara maju (Amerika Serikat) untuk dapat menarik capital in flow (foreign direct investment maupun portfolio investment). Kunci pertumbuhan negara berkembang adalah ekspor (trade) yang menjadi sangat menantang di tengah perang dagang Amerika dan China. Negara harus memperhatikan berbagai faktor geo-politik dan disrupsi global dan imbasnya seperti adanya perlambatan secara signifikan di negara China sebagai mesin pertumbuhan ekonomi dunia selama 40 tahun terakhir karena oleh faktor struktural dan demografi. Lalu, untuk dapat tumbuh di tengah Revolusi Industri 4.0., negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) sangat membutuhkan investasi dalam bentuk Foreign Direct Investment dan maka dari itu harus memperhatikan kompetisi antar negara-negara berkembang untuk menarik investasi akan semakin ketat. Terakhir, diperlukan reformasi kebijakan secara menyeluruh (deregulasi, investorfriendly regulations serta insentif pajak) khususnya di bidang manufacturing, ekonomi digital, dan oil & gas. Secara umum, dengan adanya kompetisi yang semakin ketat maka negara harus dapat mengikuti perkembangan negara lain. (amd)

Mahasiswi Akuntansi Sabet Juara 1 National Accounting Olympiad

Karima Suci, mahasiswi jurusan Akuntansi Universitas Diponegoro (Undip) berhasil menyabet juara pertama dalam lomba National Accounting Olympiad (NAC) yang diselenggarakan oleh Universitas Muria Kudus. Suci tergabung dalam tim “Survivor” yang beranggotakan Shabilla Ariningtyastuti dan Karima Suci (Akuntansi 2017) serta Rizqy Harry Ramadhan (Akuntansi 2018). NAC adalah lomba olimpiade akuntansi mahasiswa tingkat nasional. Materi yang diujikan adalah seluruh mata kuliah yang masih berhubungan dengan akuntansi seperti Akuntansi Keuangan, Akuntansi Biaya, Akuntansi Lanjutan, Sistem Informasi Akuntansi, Pajak, dan sebagainya. Babak pertama dalam perlombaan ini berupa preeliminary test atau seleksi online yang diadakan pada saat liburan. Babak ini bersamaan dengan magang yang sedang dilakukan Suci sehingga tidak terlalu banyak yang dilakukan dalam persiapan.

Persiapan dilakukan dengan membaca-baca buku dan mengulang materi-materi. Selain itu, tiap anggota dalam tim tersebut bertanggung jawab untuk menguasai beberapa materi tertentu, sehingga tiap anggota tidak perlu menguasai semua materi yang ada. Pada pengumuman awal, rupanya tim “Survivor” dinyatakan tidak lolos di babak pertama. Kemudian, seminggu setelahnya mereka kembali dihubungi oleh panitia yang mengabarkan bahwa terdapat kekeliruan dalam penghitungan poin. Tim ini dinyatakan lolos seleksi babak pertama kemudian dapat melanjutkan ke babak selanjutnya, yaitu babak semifinal.

Setelah babak pre eliminary-test, tim ini kemudian melenggang ke babak semifinal. Babak semifinal ini sendiri dilaksanakan di kota Kudus. Pada saat inilah tim “Survivor” bertemu dengan kendala yang sesungguhnya. Seluruh anggota dari tim ini sama sekali belum pernah menginjakkan kaki di kota tersebut. Mereka tidak tahu bagaimana cara mereka untuk pergi kesana, tentang tempat menginap dan beberapa hal lainnya. Hal ini dikarenakan sebelum hari keberangkatan mereka disibukkan dengan mempersiapkan proposal, materi-materi dan berbagai urusan lainnya, sehingga mereka kurang mempersiapkan mengenai hal-hal semacam transportasi dan penginapan. Babak semifinal sendiri ada tiga tahapan. Tahapan pertama adalah individual test. Di tahap ini, tiap anggota tim diberi lima puluh soal objektif yangdikerjakansecaraindividu. Tahap kedua adalah group round yang terdiridari satu soal untukdikerjakan secara estafet. Tiap anggotadiberi waktu 15 menit untuk mengerjakan lalu akan dioper keanggota lainnya. Untuk tahap ketiga, ada tahapan jackpot round. Pada jackpot round, tiap tim diberi sepuluh soal

dan tiap soal dikerjakan selama 5 menit. Soal-soal tersebut dapat dikerjakan bersama-sama dengan cara berdiskusi dengan anggota tim. Kemudian, nilai dari tiga tahapan tersebut digabung dan akan diperoleh delapan tim terbaik.

Delapan tim terbaik ini kemudianmasuk ke babak studycasekeesokanharinya. Pada babak ini, para peserta diberi kasus mengenai audit. Para peserta diharuskan menyelesaikan soal tersebut dan mempresentasikannya. Tidak hanya mempresentasikan, terdapat juga sesi tanya jawab dengan para juri. Kemudian dari babak ini diperoleh empat tim terbaik.Selanjutnya, keempat tim ini masuk ke babak debat. Debatdilaksanakandua kali danmengambiltopikseputar bidang akuntansijuga. Pada debat pertama, tim “Survivor” melawan tim dari Universitas Sebelas Maret (UNS). Debat tersebut dimenangkan oleh tim “Survivor” yang kemudian dilanjutkan ke debat berikutnya.Setelah melewati berbagai proses yang panjang dan melelahkan juga diwarnai dengan beberapa kendala, tim yang beranggotakan tiga mahasiswa ini akhirnya berhasil menyabet Juara 1 Lomba National Accounting Competition (NAC). Suci berpesan kepada adik tingkat agar harus tahu tujuan kita kedepannya, harus tahu setelah lulus kuliah mau kemana. Jikakitatahu tujuan-tujuan kita, kita jadi tahu hal-hal apa yang harus dilakukan selama di dunia perkuliahan. Selain itu, Suci juga berpesan untuk tetap semangat dan senantiasa menebar kebaikan. “Jangan pernah berhenti untuk bermimpi, berusaha, dan mencoba. Belum ada kata terlambat untuk melakukan suatu hal. Juga tanamkan di dalam hati, kalo orang lain bisa, seenggaknya kita juga punya kesempatan untuk bisa berusaha seperti mereka,” ungkapnya.(amd)

Kordents Volume 02 Edisi 15 - 29 Maret 2020

Pemimpin Umum : Bayu Teguh Imani ; Pemimpin Redaksi : Amadea Arum Diani ; Pemimpin Artistik: Kurnia Wulandari ; Editor : Cinka Yuniar Pramesti ; Layouter : Sheilla Nur Rahma ; Reporter : Indah Sulistyo, Yusak Dwi Yanto, Banindhia Shalfa, Dinda Caesarli, Dwi Ratna Silviani, dan Fitri Widyaningrum.

Diterbitkan Oleh Lembaga Pers Mahasiswa Edents

Sekretariat : Gedung PKM Lt. 1 FEB Undip, Tembalang Edents Call Center : 024-91181513


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.