Koran Edents
LPM Edents
Dinamika Intelektual Mahasiswa
Volume
10
Edisi 22 November - 6 Desember
Membangun Jiwa Wirausaha dengan Ecopreneur
Dari Redaksi Dari Redaksi
Oleh: Difa dan Dewima
Bidang kewirausahaan masih eksis menjadi perbincangan hangat banyak orang, terlebih di kalangan mahasiswa. Sebagai bentuk keeksisannya, BEM FEB Undip melaksanakan kegiatan Ecopreneur. Kegiatan ini berfokus memotivasi mahasiswa untuk semakin aktif berwirausaha. Memang, bidang kewirausahaan diprediksi menjadi lahan segar untuk semua lapisan masyarakat, terutama bagi mahasiswa yang dinilai memiliki banyak ide kreatif dan inovasi. Untuk menyeimbangkan kegiatan kemahasiswaan juga diperlukan kaderisasi agar iklim solidaritas, pematangan konsep berorganisasi lebih baik lagi.
Kritik dan saran yang membangun kami butuhkan untuk menjadikan LPM Edents lebih baik lagi. Selamat membaca!
Menghadirkan kegiatan yang berhubungan dengan kewirausahaan, Ecopreneur memiliki tujuan untuk menumbuhkan jiwa dan semangat pada mahasiswa untuk memulai berwirausaha. Di era yang semakin maju ini mahasiswa tidak bisa hanya mengandalkan orang lain untuk mendapatkan pekerjaan, melainkan juga dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dengan cara membuka bisnis baru. “Ecopreneur merupakan salah satu program kerja BEM FEB Undip yang berkaitan dengan wirausaha. Jadi tujuannya adalah ingin menumbuhkan jiwajiwa wirausaha pada mahasiswa serta memberikan wadah sekaligus ajang kompetisi bagi mahasiswa untuk mengembangkan ide bisnisnya,” terang Rizky. Aksi Nyata dalam Bidang Kewirausahaan
Dok. Edents
Pada Kordents kali ini, kami beritakan kegiatan Ecopreneur yang dilakukan oleh BEM FEB Undip sebagai ajang peningkatan kemampuan wirausaha mahasiswa pada laporan utama, juga kami beritakan kegiatan ELF yang merupakan wadah kaderisasi lanjutan bagi mahasiswa FEB di laporan utama dua. Pada kabar kampus kami beritakan adanya pembangunan fasilitasfasilitas baru di kampus kuning, menilik bagaimana urgensi dari pembangunan tersebut. Di kabar prestasi, kami beritakan prestasi terbaru dari mahasiswa FEB yang berhasil menjuarai perlombaan paper di Universitas Telkom.
yang diselenggarakan pada 2 November 2019 di Laboratorium Kewirausahaan FEB Undip dengan Merry Riana sebagai pembicara utamanya.
Ecopreneur merupakan salah satu program kerja yang dilaksanakan setiap tahun oleh Bidang Ekonomi dan Bisnis BEM FEB Universitas Diponegoro (Undip). Mengusung acara yang berhubungan dengan kewirausahaan, Ecopreneur berusaha untuk mengajak mahasiswa mempelajari segala hal yang berhubungan dengan kewirausahaan. Sehingga diharapkan mahasiswa dapat memahami lebih dalam tentang dunia wirausaha dan menambah ilmu pengetahuan untuk kemudian mampu menerapkannya di kehidupan setelah perkuliahan. Menumbuhkan Jiwa Wirausaha pada Mahasiswa
Ecopreneur tahun ini diketuai oleh Rizky Awalul Ramdani atau yang akrab disapa Rizky. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober sampai 2 November 2019. Ecopreneur merupakan rangkaian acara yang diawali dengan business plan competition, field trip di PT Coca-Cola dan PT Sidomuncul serta diakhiri dengan seminar nasional
“Innovative Youngpreneur in Disruption Era”, itulah tema yang diangkat pada Ecopreneur tahun ini. Mahasiswa adalah agent of change yang diharapkan mampu melakukan aksi nyata dan membawa perubahan yang baik dalam kehidupan masyarakat. Ditambah dengan perkembangan zaman yang sudah memasuki revolusi industri keempat yang membawa efek disrupsi di segala aspek kehidupan, mahasiswa dituntut untuk dapat memunculkan ide-ide baru yang kreatif dan inovatif khususnya dalam bidang kewirausahaan. Ecopreneur menyediakan wadah bagi mahasiswa untuk membuat ide bisnis dan melombakannya. Ide bisnis merupakan satu langkah yang nantinya bisa menjadi peluang besar jika dikembangkan secara mendalam. “Ecopreneur memberikan wadah sekaligus ajang bagi mahasiswa untuk memberikan aksi nyata khusunya dalam bidang kewirausahaan supaya bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan mendatangkan manfaat bagi masyarakat,” tambah Rizky. Tidak Hanya Berkompetisi Tetapi Juga Mendapatkan Ilmu
Ecopreneur telah dilaksanakan sebanyak empat kali, tentunya inovasi baru dihadirkan setiap
tahunnya dan field trip merupakan inovasi baru yang belum pernah dilaksanakan di tahun sebelumnya. Munculnya ide ini berawal dari keresahan panitia pada finalis business plan competition karena tentu tidak semua finalis berhasil menjadi pemenang. Untuk itu panitia menghadirkan field trip di perusahaanperusahaan sehingga para finalis tidak hanya berkompetisi tetapi juga mendapat ilmu dan pengalaman baru.
Sasaran peserta business plan competition adalah mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia dan seminar nasional untuk masyarakat umum. Mengingat jangkauan acara yang luas tentu membutuhkan persiapan yang matang dan muncul berbagai kendala. Rizky mengatakan kendalanya adalah menyamakan visi panitia supaya bisa selaras. Kendala lain juga muncul di hari pelaksanaan acara yaitu kurangnya briefing dan adanya miskomunikasi antar panitia, namun semua kendala dapat diselesaikan berkat kerja sama tim yang baik. Peserta Berterimakasih kepada Panitia
Dalam ajang business plan competition pihak panitia menghadirkan juri-juri yang sangat berkompeten di bidangnya. Hal tersebut memberi kesan yang baik bagi para peserta. Sebagai mahasiswa yang haus akan ilmu para peserta sangat antusias ketika mendapat insight baru yang merupakan feedback para juri dari presentasi mereka. “Kejadian yang membuat saya bahagia adalah ketika presentasi dan selesai acara peserta lomba berterima kasih kepada kami karena mereka mendapat ilmu baru dari para juri berkompeten yang kami hadirkan,” jelas Rizky. Rizky berharap pelaksanaan Ecopreneur tahun depan bisa memiliki konsep yang matang dan mampu memberi ilmu baru bagi para pesertanya. ”Saya berharap Ecopreneur tahun depan bisa lebih meningkatkan jiwa wirausaha pada mahasiswa, memberi insight yang lebih untuk pesertanya, pelaksanaan teknisnya berjalan lebih baik, serta konsep acara yang matang dan relate dengan kehidupan sehari-hari,” pungkas Rizky. (jl)
Kabar Kampus
Menjemput Berkah Melalui Wajah Baru Kampus Kuning S a r a n a dan prasarana m e r u p a k a n p e n u n j a n g keberhasilan kegiatan mahasiswa. T e r k a d a n g mahasiswa tidak paham apa maksud dibangunnya suatu sarana dan prasarana baru, karena fungsi dan manfaat yang diberikan tidak dirasakan secara langsung. Samar dan berbahaya memang, jikalau ada salah pengertian antar dua pihak, satu pihak tidak menghargai dan pihak kedua seperti disalahkan. Begitupun di FEB Undip, pembangunan sarana dan prasarana baru terlihat di beberapa sudut, seperti di halaman Gedung C dan kolam ikan di Masjid Ekonomi. Masih Ada Sarana Baru yang Masih Belum Bisa Diekspos
Wakil Dekan II Bidang Sumber Daya, Warsito Kawedar di kepengurusan barunya ini sedang gencar membangun dan memperbaiki sarana dan prasarana di FEB Undip. “Sarana dan prasarana itu penting untuk mahasiswa,” jelasnya. Saat ini proyek utama Warsito adalah pembuatan taman di halaman Gedung C yang ditargetkan akan selesai pada pertengahan Desember. Kajian awal dari halaman Gedung C adalah kurangnya nilai estetika dan tampak kotor, dan kurangnya lahan hijau yang
mengakibatkan lingkungan terlihat gersang. “Parkiran Gedung C kajian awalnya adalah kotor dan tidak ada lahan hijau,” tutur Warsito. Dengan alasan tersebut, akhirnya dibangunlah sebuah Pulau Taman, istilah yang digunakan Warsito.
Menurutnya taman yang akan dibangun akandigunakan dan difungsikan sebagai tempat nongkrong mahasiswa. Nantinya taman ini akan membawa kesan hijau karena akan di tanam pepohonan, dibuat waterfall di sebagian dinding, dan diberi tower lampu tenaga surya (sollar cell) yang memanfaatkan tenaga matahari, sehingga memberikan kesan ramah lingkungan. Tak lupa, untuk mengatasi masalah jika taman ini sudah jadi adalah diberikannya fasilitas tempat sampah dan adanya peraturan larangan merokok. Sementara itu, fakultas juga sedang mempersiapkan pembangunan sarana dan prasarana lain, namun tidak bisa diekspos untuk saat ini. Tidak Jelas Siapa yang Membangun, Terapi Ikan FEB Ghaib?
Selain pembuatan Pulau Taman, mahasiswa juga sudah tak asing lagi dengan kolam ikan. Berdasarkan penjelasan Warsito, pihak fakultas sebenarnya tidak tahu siapa pembuat kolam ikan ini. “Kolam ikan bukan dari anggaran FEB, kita tidak tahu dan kita juga pernah menganalisis siapa yang membangun itu, namun tidak ada proposal yang menjelaskan item tersebut,” jelas Warsito. Menurutnya jika kolam ikan tersebut memberi manfaat untuk mahasiswa, fakultas tidak akan mempermasalahkan siapa yang membuat. Namun, jika kolam terebut tidak menjadi terurus sehingga akan mulai ditinggalkan mahasiswa, maka perlu adanya pertimbangan untuk mempertahankan atau tidak.
Rencana perawatan fasilitas baru yang akan dilakukan adalah dengan membuat perubahan terhadap pola kerja karyawan dan akan berlaku per 1 Januari 2020. Pola ini adalah pola grup yang nantinya akan menggantikan pola lama, yaitu per individu. “Saya tidak mau mengukur kinerja itu berbasis
individu, lantas saya ganti menjadi basis grup, yang kita lakukan adalah menentukan batas-batas, dan indikatornya yaitu yang penting dari luar dan dalam tampak bersih, indah, dan tidak ada sampah,” ucap Warsito. Berkah Melalui Pulau Taman dan Teman-Temannya
Menurut Warsito, dalam mengambil sebuah keputusan ada yang perlu didiskusikan dan ada yang tidak, yaitu yang harus diambil berdasarkan kebijakan manajemen. Namun untuk pembangunan kali ini, keputusan murni diambil alih oleh pihak fakultas tanpa adanya masukan dari mahasiswa, namun dengan orientasi dan tujuan tetap untuk mahasiswa. Yang terpenting baginya adalah apakah hasil yang dibuat bernilai positif untuk mahasiswa, jika ‘iya’ maka pantas untuk dilanjutkan. “Kalau anda tanya apakah saya pernah melibatkan mahasiswa, tentu pernah. Yang penting user-nya juga sama-sama mau menjaga dan merawat, jadi tidak semua keputusan manajemen harus partisipan,” ujarnya. Harapan terbesar Warsito dengan dibangunnya fasilitas baru ini adalah adanya berkah. “Harapan saya adalah kalau sebuah lingkungan itu indah pasti ada berkahnya,” kata Warsito. Selain itu dia juga ingin Pulau Taman menjadi ikon baru FEB Undip. “Saya yakin kalau selama ini orang selfie itu di depan dekanat, nanti pasti suatu saat pindah kesini. Kalau ini jadi, nanti akan ada tulisan FEB Undip,” pungkasnya. (jl)
Dok. Edents
Dok. Edents
Oleh: Marsha
Kordents Volume 10 Edisi 22 November - 6 Desember 2019
Pemimpin Umum : Dirga Ardian Nugroho ; Pemimpin Redaksi :Julian Karinena Berlianti ; Pemimpin Artistik: Rafi' Qurnia Nawandaputra ; Editor : Karima Suci ; Layouter : Cahyani Wulan ; Reporter : Difa, Dewima, Marsha, Nisa, Yunita, Rachel
Diterbitkan Oleh Lembaga Pers Mahasiswa Edents
Sekretariat : Gedung PKM Lt. 1 FEB Undip, Tembalang Edents Call Center : 024-91181513
Kunjungi ! Laporan Utama
Kordents Vol. 10 Edisi 22 November - 6 Desember 2019
w w w.lpmedentsundip.com
Economic Future Leader: Membentuk Iklim Organisatoris yang Prestatif Oleh: Nisa dan Yunita
Jiwa seorang pemimpin tidak lahir begitu saja pada setiap orang. Pelatihan dan pembelajaran yang intens akan membantu tumbuhnya jiwa kepemimpinan tersebut. Salah satu cara melatih kepemimpinan adalah melalui kaderisasi. Bertempat di BP2KLK, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, pada tanggal 1-3 November 2019, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro (Undip) memfasilitasi pelatihan tersebut dalam program kerja bernama Economic Future Leader (EFL) yang merupakan salah satu alur kaderisasi dalam melatih softskill dan jiwa kepemimpinan. Mempertahankan Kesan Ekonomi
dok. Edents
Economic Future Leader (EFL) merupakan sebuah kegiatan leadership training atau pelatihan dan pembelajaran untuk meningkatkan softskill serta meningkatkan jiwa kepemimpinan. Di bawah naungan K&PSDM BEM FEB Undip, acara ini diselenggarakan dengan sasaran peserta dari mahasiswa FEB angkatan 2018 dan 2019. EFL sendiri masuk dalam buku panduan pedoman kaderisasi yang diadakan setelah LKMMPD. Berbeda dengan LKMM-PD yang materinya berfokus pada pembentukan pola pikir mahasiswa dan penyesuaian dengan lingkungan kampus dan fakultas, materi EFL lebih ke ranah organisasi, kelembagaan, komunikasi dan networking.
Munculnya EFL pada dasarnya merupakan inisiasi dari program BEM Undip yang dilaksanakan di semua fakultas dengan nama leadership training. Hal tersebut disampaikan oleh Johan Pradana selaku ketua pelaksana EFL. “Karena ini sebenarnya inisiasi dari program BEM Undip. Jadi memang benar-benar baru tahun ini. Sebenarnya setiap fakultas ada tapi namanya leadership training. Cuma kalau di FEB diganti menjadi Economic Future Leader, biar ada kesan ekonominya,” ujar Johan. Media Pembelajaran untuk Mencetak Output yang Unggul
EFL merupakan media pembelajaran dengan tujuan utama menciptakan iklim organisatoris dan iklim prestatif di lingkungan FEB Undip. EFL hadir untuk membantu peserta yang ingin masuk organisasi agar mengetahui seluk-beluk organisasi serta bagaimana me-manage antara organisasi, kuliah, prestasi, networking dan komunikasi. Output yang diharapkan setelah berhakhirnya rangkain EFL ini adalah peserta mampu menentukan
Kabar Prestasi
organisasi mana yang sesuai dengan minta mereka serta dapat menentukan langkahnya untuk lebih prestatif dengan mengikuti berbagai perlombaan. “Outputnya agar peserta dapat menentukan pilihan dalam berorganisasi. Mau ikut organisasi mana dan juga dapat menentukan langkahnya untuk menjadi lebih prestatif dengan mengikuti lomba-lomba,” tambah Johan Materi yang Beresensi dan Antusiasme yang tinggi Pelatihan dalam EFL diberikan dalam bentuk penyampaian materi yang dikemas dalam mini seminar dengan pembicara yang kompeten serta setelahnya diadakan simulasi baik dalam bentuk Focus Group Discussion, assessment test, dan lainnya. Sembilan puluh peserta terlibat aktif dengan antusiasme tinggi dalam mengikuti rangakaian acara yang ada. “Peserta benar-benar mengikuti dari awal sampai akhir, dan menurutku manfaat yang ingin kita sampaikan juga ngena ke peserta,” ujar Johan.
Terdapat empat materi yang disampaikan selama dua hari dalam acara tersebut. Materi yang pertama adalah materi Kelembagaan Konstitus oleh Aulia Pradipta P., yang merupakan Founder Kitaleader Indonesia. Kemudian ada materi Kepemimpinan Efektif dalam Organisasi, dan Personal Building yang disampaikan oleh
Sultan Rivandi, Presiden Mahasiswa UIN Jakarta dan Mahardika Agil B., Manajer Nurindo Farm Purwakarta. Materi tersebut disampaikan dengan tujuan untuk membantu peserta memantapkan organisasi mana yang akan mereka masuki serta membangun kepercayaan diri. Materi selanjutnya yaitu Komunikasi Networking dalam Tim yang mana didalamnya diajarkan bagaimana membangun relasi, melatih public speaking, dan lain sebagainya. Di hari terakhir dilaksanakan outbond serta pemilihan ketua EFL tahun depan. Mengenal Seluk Beluk Kelembagaan FEB
Ke depannya, EFL akan menjadi acara yang berkelanjutan dimana setiap tahunnya selalu ada dengan estafet kepemimpinan yang berbada. Johan menyampaikan harapannya agar di tahun depan, pelaksanaan EFL dapat lebih baik lagi dari tahun ini, baik dari jumlah peserta, materi, maupun esensi dari acara itu sendiri. Ia juga berharap setelah acara EFL, para peserta dapat menerapkan apa yang mereka dapatkan selama EFL. “Harapannya selepas mengikuti EFL, pertama bisa ikut organisasi, yang kedua bisa menciptakan iklim prestasi di FEB, yang ketiga lebih bisa me-manage diri di dunia perkuliahan, yang terakhir lebih tahu mengenai seluk beluk kelembagaan yang ada di FEB,” tutup Johan. (jl)
Habiskan Jatah Gagal sampai Mencapai Kemenangan Undip berhasil membawa pulang gelar juara satu di kancah nasional. Perlombaan paper yang diikuti oleh seluruh universitas di Indonesia seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Malang, Universitas Jambi dan beberapa Politeknik berhasil dimenangkan oleh tim dari Undip. Perlombaan diadakan di Universitas Telkom pada tanggal 26 Oktober. Lomba paper tahun ini bertemakan Sistem Informasi Akuntansi. Jika Gagal, Coba Lagi, Begitu sampai Lolos
Salah satu peserta lomba, Bayu awalnya mengikuti lomba ini dikarenakan terinspirasi dari teman-teman jurusan yang mengikuti lomba dan berhasil menang. Juga adanya dorongan untuk terus berusaha dan mencoba. Bayu menyampaikan “Kita bertiga dari maba udah dekat, terus
LPM Edents FEB Undip
buat PKM barsama, gagal, terus vacuum. Sampai semester empat baru mulai lagi dan gagal lagi, jadinya males. Akhirnya didorong sama temen, ayolah buat sekali lagi, kalau kalah, yaudah pasrah gitu. Tapi ternyata lomba yang kali ini lolos”. Belum Berpengalaman Mengurus Dana Delegasi
Kendala yang dihadapi oleh tim Undip adalah masalah biaya. Hal ini dikarenakan semua biaya yang dikeluarkan merupakan biaya pribadi dan tidak mengajukan dana delegasi. Tentu ini merupakan hal baru bagi Bayu dan teman-temannya dalam mengikuti perlombaan paper, tentu belum pernah ada pengalaman dalam mengajukan dana delegasi. Saat mengikuti lomba pun ketiga peserta ini merasa tidak yakin apakah bisa lolos dan memperoleh juara atau tidak, karena topik yang mereka angkat sangat sederhana dibandingkan dengan peserta-peserta dari universitas lainnya. “Awalnya tidak menyangka kita bisa menang, tapi waktu kita pengumuman lima besar, ada keinginan setidaknya juara tiga, soalnya kalau tidak juara malu-maluin, udah lima besar tapi tidak juara,” ungkap Bayu. Mereka merasa sangat senang bisa memenangkan perlombaan. Dari perlombaan ini mereka mendapatkan penghargaan dan sejumlah uang serta juga mendapat banyak pengalaman.
yang sekarang sudah berada di semester lima memutuskan untuk lebih fokus kepada perkuliahannya dan ingin mengikuti program exchange untuk menambah pengalaman lebih lagi. Jika ada ajakan untuk lomba, ia akan lebih selektif agar tidak terlalu mengganggu kegiatan kuliah.
Ada beberapa tips dan trik untuk mengikuti lomba paper yang dibagikan Bayu. Pertama mencari ide, yakni apa yang hendak dibahas dalam paper. Selanjutnya, harus memiliki inovasi dari masalah yang ada di lingkungan sekitar. Lalu, mencari referensi cara pembuatan paper yang baik, serta harus mengikuti metodologi dari panitia, dan jangan lupa untuk lebih banyak membaca.” Pertama cari ide, inovasi, dari masalah sekitar, terus cari referensi paper yang baik, ikuti metodologi dari panitia, terus jangan lupa banyak banyak membaca,” tutup Bayu. (jl)
Tidak Terlalu Berambisi Mengejar Lomba Lainnya
Setelah memenangkan perlombaan ini, salah satu peserta yakni Bayu memutuskan untuk hiatus dahulu. “Soalnya aku tipikal orang yang kalau sudah pernah memenangkan suatu perlombaan, ya sudah, bukan orang yang mengejar terus dan mengikuti perlombaan serta ingin menang terus,” ungkap Bayu. Selain itu dia dan kedua temannya sudah memiliki fokusnya masing-masing. Bayu
lpmedents.com
@tbv2341m
Dok. Edents
Lomba paper merupakan lomba karya tulis ilmiah, di mana mahasiswa diminta untuk menuangkan ide dan inovasinya dalam mengembangkan suatu hal. Pada perlombaan kali ini, tim Undip diwakili oleh Bayu Teguh Imani dengan kedua temannya, Feri Kurniawan, dan Khoirunnisa Nuraini Putri Sari. Topik yang diangkat adalah Pelatihan Sistem Informasi Akuntasi yang dijadikan sebagai sistem kredit. Ada beberapa tahap yang harus dilalui, pertama adalah pembuatan abstrak. Pada tahap ini dilakukan seleksi dan diambil sepuluh besar terbaik. Setelah itu, peserta diharuskan membuat paper yang kemudian diseleksi lagi, diambil lima besar dan melalukan presentasi di Universitas Telkom. Lalu dari lima besar tersebut, kembali diseleksi menjadi tiga besar. Setelah melalui proses seleksi menjadi tiga besar, peserta akan menghadapi study case dengan topik yang diacak, namun tema yang diangkat masih berkaitan dengan sistem informasi akuntansi.
Oleh: Rachel
@lpmedents