Koran Edents
LPM Edents
Volume
4
Dinamika Intelektual Mahasiswa Edisi 6 - 20 Mei 2019
Dari Redaksi Atmosfer perlombaan kental menyelimuti Universitas Diponegoro. Tidak hanya ditingkat fakultas dan jurusan, universitas melalui Badan Eksekutif Mahasiswa turut ambil andil dalam mengasah bakat dan minat mahasiswa melalui perlombaan. Perlombaan yang dilaksanakan juga tidak selalu berfokus pada bidang akademik, namun non akademik turut dipertandingkan. Pelaksanaan perlombaan akademik dan non akademik merupakan bentuk apresiasi kepada mahasiswa tanpa membedakan bidang prestasi yang mereka capai.
Pada laporan utama Koran Edents Volume 4, kami laporkan perlombaan Diponegoro Art Competition (DAC) tingkat universitas yang mempertemukan setiap perwakilan fakultas yang berfokus kepada bidang seni, seperti seni lukis, musik, dan sastra. Kemudian, turut kami kupas mengenai serangkaian perlombaan Accounting in Action (AIA) X Race yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Departemen Akuntansi (HMDA) Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Selain itu, kegiatan penanaman bakau yang dilakukan oleh organisasi mahasiswa Fakultas Ekonomi Pencinta Alam (Fepala) juga kami bahas dibagian kabar kampus. Terakhir, untuk menambah semangat berprestasi kami bahas mengenai salah satu prestasi mahasiswa FEB yang berhasil lolos perlombaan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K). Kritik saran sangat diperlukan untuk menjadikan LPM Edents menjadi lebih baik, terima kasih.
Kabar Prestasi
AIA x RACE 2019: Berkompetisi dalam Nilai Kekeluargaan Kesibukan di kampus seringkali membuat mahasiswa sulit untuk mengembangkan kemampuan dirinya. Bakat dan kemampuan dibidang akademik maupun nonakademik akan terasa sia-sia jika tidak pernah ditunjukkan. Himpunan Mahasiswa Departemen Akuntansi (HMDA) atau yang lebih dikenal dengan nama Keluarga Mahasiswa Akuntansi (KMA) menyadari hal tersebut dan memberikan solusi berupa perlombaan AIA x RACE. Mengenal Lebih Dekat AIA x RACE
Dimulai dari tahun 2015, KMA menyelenggarakan kegiatan lomba nonakademik dibidang olahraga yang seterusnya dikenal dengan nama Accounting in Action (AIA), serta lomba bidang akademik, Generation Of Accounting Expert (RACE).
AIA x RACE ditujukan untuk Akundip, yaitu sebutan untuk mahasiswa program studi Akuntansi Universitas Diponegoro (Undip). Acara ini melibatkan tiga angkatan aktif yaitu angkatan 2016, 2017, dan 2018. Selanjutnya, angkatan akan diwakili oleh delegasi per cabang lomba untuk saling berkompetisi, baik dibidang akademik maupun nonakademik. Cabang olahraga yang diperlombakan adalah basket, voli, badminton, futsal, serta yang terbaru yaitu cabang olahraga atletik dan e-Sport. Sementara itu, yang diperlombakan dalam RACE adalah lomba cerdas cermat dan paper. Rangkaian acara AIA x RACE dimulai dengan opening tanggal 21 Maret 2019. Acara ini berlangsung kurang lebih satu setengah bulan dengan mengusung nuansa dari film Tron Legacy. “Kalau dari tahun lalu mengusung nuansa film Star Wars, sekarang kita memilih nuansa film Tron Legacy,” ungkap Ferrel Ari Saputro, ketua pelaksana AIA. Kemudian, penutupan acara dilaksanakan tanggal 4 Mei 2019 dan Akundip 16 keluar sebagai juara umum.
Dua Aliran Jadi Satu Jalan Awalnya, AIA dan RACE merupakan dua program kerja dari divisi yang berbeda dan dilaksanakan dalam waktu yang berbeda pula. AIA merupakan program kerja dari divisi Kaderisasi dan Pengembangan, sementara RACE diusung oleh divisi Pendidikan dan Pelatihan. Akan tetapi, pada tahun ini AIA dan RACE diselenggarakan dalam satu rangkaian acara yang sama.
Penggabungan AIA dan RACE dilakukan bukan tanpa alasan. Salah satu alasannya adalah Departemen Akuntansi yang sedang gencar-gencarnya mencari tim lomba untuk mengikuti perlombaaan. Dengan penggabungan ini, pengembangan antara bidang akademik dan nonakademik akan lebih seimbang “AIA x RACE tidak hanya jadi wadah untuk teman-teman yang punya bakat di nonakademik saja, tapi kita juga pengen nyaring temanteman yang mau berprestasi di akademik, jadi balance gitu, loh,” ujar Ferrel. Penggabungan ini juga menjadi keunikan tersendiri dibandingkan dengan acara serupa yang
melalui perlombaan, budaya kekeluargaan diwujudkan dengan adanya kerjasama di masing-masing angkatan untuk menunjukkan yang terbaik. Seperti jargon “Satu Keluarga” yang digadang-gadangkan oleh program studi Akuntansi, nilai kekeluargaan sangat dipegang teguh dalam kegiatan ini. Dapat dikatakan bahwa AIA x RACE merupakan ajang kompetisi sekaligus sarana membangun rasa kekeluargaan. “Akuntansi itu bawaannya kekeluargaan. Tradisi akuntansi kan budaya yang kekeluargaan, sudah dibawa sejak himpunan dibentuk. Nah, dari AIA x RACE, walaupun diimplementasikan dalam lombalomba yang kompetitif. Tetapi, tetap mengusung kekeluargaan, intinya lebih mendekatkan satu sama lain,” tutur Ferrel. Tidak hanya peserta lomba, jiwa kekeluargaan juga dipupuk melalui kekompakan supporter dari masingmasing angkatan serta para pendukung dapat menunjukkan eksistensi masing-masing angkatan. Tingkat kompetitif yang cukup tinggi ini tidak sertamerta membuat antar angkatan menjadi musuh, melainkan tetap menjunjung sportivitas tinggi.
Dok. .Edents
ada di Undip, khususnya FEB. Jika di organisasi lain fokusnya masih di salah satu bidang, maka KMA membuat perubahan agar bisa memperhatikan bidang akademik serta nonakademik. Dalam pelaksanaannya, meskipun AIA dan RACE sudah digabung, penanggungjawab acara tetap dibedakan, AIA dipegang oleh ketua pelaksana sementara RACE oleh wakil ketua pelaksana. Kompetisi Harus, Keluarga Wajib Sebagai acara yang bergengsi di internal program studi Akuntansi, partisipan acara yang terdiri dari tiga angkatan tentu mencoba berpartisipasi semaksimal mungkin. Mereka berkompetisi untuk menjadi angkatan yang terbaik agar meraih gelar juara umum. Hal tersebut merupakan sebuah kebanggan dan prestise tersendiri bagi tiap angkatan.
Namun, meskipun acara tersebut sangat kompetitif, implementasi sikap kekeluargaan dalam AIA x RACE tetap dijunjung, terutama kerekatan di masingmasing angkatan. Jadi, selain membangun jiwa kompetitif
Langkah Awal Berjuang di Luar Kandang AIA x RACE diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk menjaring mahasiswa dari Akuntansi Undip yang ingin mengikuti lomba namun belum percaya diri atau masih enggan unjuk diri. RACE menjadi jembatan mereka untuk mulai melatih dan mengukur kemampuan mereka dibidang akademik. Sementara, AIA diharapkan mampu mendorong mahasiswa untuk mengembangkan bakatnya. Berawal dari lomba internal, mahasiswa diharapkan mampu bersaing dalam tingkatan kompetisi yang lebih tinggi. Sejalan dengan Departemen Akuntansi yang sedang gencar mencari tim lomba untuk berkompetisi di luar Undip. Oleh karena itu, KMA bekerjasana dengan departemen untuk mempersiapkan calon pejuang lomba melalui AIA x RACE. Jadi setelah mengikuti rangkaian AIA x RACE, akan dibentuk tim lomba tersendiri. Dari tim lomba tersebut nantinya akan mendapat dosen pembimbing untuk dipersiapkan dalam lomba dengan tingat yang lebih tinggi. “Dari departmen juga lagi gencar-gencarnya mencari tim lomba. Tim lomba ini dipersiapkan untuk mengumpulkan delegasi akuntansi dan nantinya juga akan ada dosen yang membimbing dari tim lomba yang sudah dibentuk,” tutup Ferrel. (jl)
Dok. Pribadi
Menuju PIMNAS dengan Minyak Jelantah Tugas seorang mahasiswa bukan hanya belajar, namun juga memberikan kontribusi langsung untuk masyarakat. Salah satu langkah yang dapat ditempuh oleh mahasiswa untuk berkontribusi adalah dengan melakukan riset atau penelitian, guna mempermudah kehidupan masyarakat. Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenrisdikti) untuk meningkatkan mutu mahasiswa di perguruan tinggi. Lomba PKM dilaksanakan setiap tahun dan diikuti oleh berbagai perguruan tinggi di Indonesia, tak terkecuali Universitas Diponegoro (Undip). Para peserta diharuskan untuk memilih satu jenis PKM berdasarkan tema yang mereka tulis. Terdapat enam jenis PKM yang diperlombakan, diantaranya, PKM Karsa Cipta, PKM Kewirausahaan, PKM Penelitian Eksakta, PKM Penelitian Sosial Humaniora, PKM Penerapan Teknologi, dan PKM Pengabdian Kepada Masyarakat. Bergerak Maju Selangkah Demi Selangkah
Proses penyeleksian lomba PKM cukup panjang. Diawali dengan pendaftaran dan pengunggahan proposal tanggal 11 Desember 2018 hingga 17 Januari 2019. Undip menyetor sejumlah 700 proposal pada tahap pertama. Kemudian Kemenristekdikti melakukan seleksi terhadap setiap proposal yang ma-
Kordents Volume 4 Edisi 6 - 20 Mei 2019
Diterbitkan Oleh Lembaga Pers Mahasiswa Edents
suk untuk penyeleksian tahap pendanaan. Setelah dinyatakan lolos pendanaan, peserta akan masuk pada tahap monitoring dan evaluasi (Monev). Monev sendiri terdiri dari beberapa rangkaian acara, yaitu Monev I yang diselenggarakan pada bulan April, Monev II pada bulan Mei, Monev III pada bulan Juni, dan Monev eksternal. Pada Monev eskternal, peserta diwajibkan untuk melakukan presentasi di depan Kemenristekdikti. Nilai yang peserta dapatkan pada Monev I, II, dan III akan dijumlahkan dengan nilai proposal yang dimasukkan. Kemudian peserta yang lolos akan mengikuti final Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang tahun ini akan diselenggarakan di Bali. Menyulap Minyak Jelantah
Universitas Diponegoro berhasil meloloskan 85 proposal PKM untuk diberi pendanaan dari Kemenristekdikti, salah satunya berasal dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB). Mengambil tema PKM-K (PKM Kewirausahaan), Inas Zahra dkk memiliki ide yang luar biasa. Mereka mencoba untuk membuat produk krayon dengan bahan dasar minyak jelantah. Inas mengaku bahwa idenya berawal dari rasa bingung setiap kali disuruh ibunya untuk membuang limbah minyak jelantah. “Kalau minyak tersebut dibuang ke selokan nanti tidak baik pada air, kalau ke tanah nanti akan membekas. Terlebih sekarang penjual gorengan sering membeli minyak jelantah yang sudah didaur ulang, padahal hal itu tidak baik untuk kesehatan,” Imbuh Inas. Oleh karena itu, ia berusaha memikirkan cara untuk mengurangi limbah minyak jelantah. Alasan Inas mengajukan PKM-K, karena dia ingin lebih fokus pada penjualan produk mereka. Tentunya produk ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan produk krayon yang sudah beredar di pasaran, sehingga krayon ala Inas akan
memiliki daya tarik tersendiri bagi pembeli. Inas mengaku bahwa produknya ini mudah dibersihkan bila menempel pada baju maupun dinding rumah. Inas pun berharap agar produk cetusan kelompoknya dapat berguna untuk masyarakat luas. Pentingnya Ketelitian dan Pembagian Kerja
Tahap pertama yang harus dilakukan adalah membentuk tim. Tahap selanjutnya adalah membagi tugas. Inas menjelaskan bahwa, jumlah anggota timnya ada empat orang, yaitu satu orang dari prodi Ekonomi Islam, dua orang dari prodi Akuntansi, dan satu orang lagi dari prodi Kimia yang nantinya akan mendapatkan bagian kerja masing-masing anggota, “Setelah mendapatkan anggota, kami membagi jobdesk, seperti yang dari Ekis (re: Ekonomi Islam) dipilih menjadi ketua dan bagian produk dari anak kimia,” tambah Inas.
Meskipun baru pertama kali mengikuti lomba PKM dan langsung lolos, Inas memberikan sedikit tips dan trik untuk teman-teman mahasiswa agar lolos tahap demi tahap penyeleksian lomba. “Pada tahap administrasi itu yang paling penting formatnya harus sesuai dengan yang ada di panduannya. Jadi jangan menyepelekkan format-format, seperti tanda tangan dan surat pengesahan, itu penting,” jelas Inas Kendala Bukanlah Masalah
Sama seperti peserta lomba lainnya, Inas mengaku mengalami beberapa kendala selama proses penyeleksian. Pada tahap awal, kesulitan yang ia hadapi adalah menyesuaikan format proposal. Jika proposal mengalami perubahan, tentunya perlu untuk ditandatangani ulang, namun dosen pembimbing mereka tidak selalu ada. Kendala lainnya adalah menyesuaikan waktu untuk bertemu masingmasing anggota. Karena jadwal kuliah mereka yang
tidak selalu bersamaan. “Kemudian kendalanya juga, karena kita mengajukan dananya 9 juta, tapi dapatnya 7 juta, otomatis modalnya berkurang kan, nah itu kami juga berusaha menghemat,” imbuh Inas
Setiap kendala harus diatasi agar dapat terwujud kesatuan tim yang baik. Untuk masalah format, Inas mengaku mencoba untuk mengurangi kesalahan-kesalahan dan memeriksa kembali proposal sebelum ditandatangani oleh dosen pembimbing. Kemudian untuk masalah waktu, mereka memilih untuk bertemu pada malam hari. “Kebetulan rumah saya di Semarang, sehingga mereka kadang-kadang menginap di rumah saya, untuk melakukan percobaan dan persiapan lainnya,” ucap Inas. Untuk masalah dana yang kurang, Inas dkk akan berusaha melakukan proyeknya secara efisien. Mulai dari pemilihan harga bahan-bahan dasar harus dipertimbangkan. Meskipun dananya menurun, namun ia akan tetap mengutamakan kualitas produknya. Harapan untuk Sampai ke PIMNAS
Desain kemasan produk krayon mengalami sedikit perubahan. Karena tujuan pasarnya adalah anak-anak, maka kemasan diubah menjadi lebih berwarna. Inas berencana untuk memesan kemasan produk dari Yogyakarta. Selain itu, Inas berencana untuk memasukkan sampel produknya ke uji laboratorium terpadu untuk mengecek apakah produknya beracun atau tidak. Inas dan timnya ingin lebih mempromosikan produknya ke media-media, dan juga ingin mengajukan artikel ilmiah. “Harapan saya, semoga produk kami bisa lolos PIMNAS, bisa membanggakan Undip, terutama FEB. Saya harap seterusnya bisa dilaksanakan terus bisnisnya ini,” pungkas Inas. (jl)
Pemimpin Umum : Dirga Ardian Nugroho; Pemimpin Redaksi : Julian Karinena Berlianti; Pemimpin Artistik : Rafi Qurnia Nawandaputra; Editor : Karima Suci Ariani; Reporter : Yunita, Alfi, Difa, Nisa, Camila, Amira ; Layouting : Dypa Andini
Sekretariat : Gedung PKM Lt. 1 FEB Undip, Tembalang Edents Call Center : 024-91181513
Kunjungi !
w w w.lpmedents.com
Kordents Vol. 4 Edisi 6 - 20 Mei 2019
Gelorakan Aksi dan Ungkap Ekspresi Bersama Diponegoro Art Competition Undip dan ditutup dengan babak grand final sekaligus malam puncak di lapangan Widya Puraya Universitas Diponegoro.
Kesenian merupakan salah satu bagian dari budaya serta sarana yang dapat digunakan sebagai cara untuk menuangkan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Menilik kurangnya wadah pengembangan minat dan bakat mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) pada bidang seni, Bidang Seniora Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Undip kembali menggelar acara Diponegoro Art Competition (DAC). Acara yang bertemakan “Gelora Aksi untuk Berjuta Ekspresi” menjadikan ajang DAC sebagai perlombaan seni terbesar di Universitas Diponegoro. Gelora aksi dipilih sebagai wujud nyata dari peran, tindakan, dan semangat yang menggelora dalam setiap bidang lomba, kemudia aksi yang dilakukan akan menghasilkan berjuta ekspresi, berjuta hasil, berjuta makna, dan berjuta nilai, serta keindahan.
Diterpa Hujan Bukanlah Masalah yang Besar
Perbedaan konsep acara tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya menjadi salah satu kendala dalam keberlangsungan DAC. Untuk tahun ini sendiri Vivi, selaku ketua pelaksana menjelaskan, acara DAC dilakukan di luar ruangan karena Gedung Prof. Soedarto yang tahun sebelumnya merupakan tempat berlangsung acara DAC digunakan untuk acara rektorat. Hal ini jelas membuat perbedaan yang signifikan dari gelaran DAC sebelumnya. Perlu adanya penyesuaian susunan acara dengan kondisi tempat perlombaan digelar. Perlombaan DAC kembali menghadapi kendala ketika saat Grand Final berlangsung, sekaligus malam puncak, yaitu turun hujan. Hal ini tentu mengganggu jalannya acara karena acara diadakan di lapangan Widya Puraya. Untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi, panitia penyelenggara DAC memutuskan untuk merombak rundown yang sudah ada dengan mengundur beberapa susunan acara dan memadatkan susunan acara tersebut.
Selain kurangnya wadah dalam menyalurkan minat dan bakat dalam bidang seni, seperti yang disampaikan Vivi selaku ketua pelaksana DAC, alasan lain diselenggarakannya DAC adalah masih banyak mahasiswa yang cenderung menutupi bakat dan kreatifitas mereka. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya dorongan dari lingkungan sekitar ataupun kurangnya rasa percaya diri. Oleh karena itu, diharapkan dengan diadakannya acara DAC dapat menumbuhkan dan mengembangkan jiwa kompetitif bagi mahasiswa Undip serta mengembangkan minat dan bakat mahasiswa Undip dibidang seni.
Mendapat Respon Positif dari Peserta dan Pendukung
Kurangnya wadah untuk menyalurkan kreativitas membuat keberlangsungan acara DAC mendapat respon positif dari mahasiswa Undip. Keantusiasan tersebut terbukti dengan tingkat kompetitif yang tinggi dari para peserta selama perlombaan berlangsung. Tidak hanya Acara DAC ditujukan untuk mahasiswa Undip. Sebanyak dua bagi peserta, namun para pendukung dari tiap fakultas juga menunjukkan belas fakultas di Undip, turut berpartisipasi dalam acara DAC dengan antusiasme yang tinggi dengan keberlangsungan acara DAC. Ramainya mengirimkan delegasinya dari angkatan 2015 sampai 2018 untuk setiap kegiatan DAC tidak lepas dari keberadaan para pendukung yang turut cabang lomba yang pada awalnya masing-masing delegasi sudah diseleksi hadir untuk mendukung wakil-wakil dari tiap fakultasnya. Terutama di fakultas masing-masing. Acara ini berlangsung selama tiga hari, dimulai pada malam penutupan, kegiatan berlangsung meriah walau sempat pada tanggl 26 April dan ditutup pada 28 April 2019. Dok. Edents terkendala hujan, ini menunjukkan respon positif atas keberlangsungan Diponegoro Art Competition sendiri terdiri dari empat belas kategori perlombaan yaitu, acara DAC. Dengan digelarnya acara DAC ini, disampaikan oleh ketua pelaksana, para panitia penulisan cerpen, penulisan puisi, baca puisi, monolog, vocal group, menyanyi tunggal pop putra dan penyelenggara berharap semakin banyak mahasiswa Undip yang termotivasi untuk selalu menunjukkan putri, menyanyi tunggal dangdut putra dan putri, menyanyi tunggal seriosa putra dan putri, menyanyi dan mengembangkan minat dan bakatnya dalam bidang kesenian. Tidak hanya sebatas dalam ruang tunggal keroncong putra dan putri, melukis, fotografi warna dan hitam putih, komik strip, desain poster, lingkup universitas, para mahasiswa diharapkan dapat berani dan mampu untuk menunjukkan dan akustik. Acara dimulai dengan babak penyisihan yang berlangsung selama dua hari di Student Center kreativitasnya hingga berskala nasional atau bahkan internasional. (jl) Lini Masa Perhelatan Seni Terbesar di Undip
Kabar Kampus
Menanam Mangrove, Hadiah Masyarakat FEB untuk Bumi Semarang (28/4) - Bertempat di Tambak Lorok, Semarang telah berlangsung acara Economic for Environment (ECOFORCE) oleh Mahasiswa Pecinta Alam (FEPALA) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Doponegoro (Undip). Acara ini memiliki kegiatan utama penanaman mangrove dalam rangka perayaan Earth Day 2019 dengan mengusung tema “Save Our Mangrove”. Adapun kegiatan penanaman mangrove sebagai bentuk pelestarian lingkungan di sekitar Tambak Lorok untuk mengurangi abrasi. Sebagai daerah pantai, Tambak Lorok memiliki tingkat ancaman abrasi yang tinggi sehingga mahasiswa merasa perlu untuk ambil andil dalam permasalahan ini. Menanam Mangrove sebagai Bentuk Bakti Lingkungan
Kegiatan ECOFORCE tidak dipungut biaya sepeserpun dan dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa FEB (Undip) beserta Mahasiswa Pecinta Alam lainnya. Kegiatan penanaman mangrove menjadi wadah bagi peserta untuk merawat serta menjaga lingkungan sekitar, terutama daerah pantai. Acara dimulai pukul 06.30 WIB dan peserta berkumpul di Gedung Serba Guna (GSG) Undip, kemudian bersama-sama berangkat ke Tambak Lorok. Dalam penyelenggaran acara ini, FEPALA turut bekerja sama dengan kelompok Tani Cinta Alam Mangrove Asri dan Rimbun (CAMAR) Tambak Lorok. Memasuki kegiatan initi, acara diawali dengan penyuluhan yang dilakukan oleh CAMAR mengenai penanaman mangrove kepada peserta. CAMAR selaku pemberi materi menjelaskan kepada peserta yang hadir bagaimana tata cara penanaman mangrove yang baik dan benar. Selanjutnya adalah penanaman mangrove yang dilakukan oleh masing–masing peserta. Selain itu juga ada games serta pembagian doorprize pada akhir acara. Meskipun matahari cukup terik, namun tidak mengurangi antusiasme para peserta dalam acara ini, serta walaupun banyak peserta yang masih terbilang baru dalam kegiatan bakti lingkungan, namun mereka sangat bersemangat menjalankan rangkaian acara. “Bagi peserta dari kalangan mahasiswa, hal ini merupakan hal yang baru bagi mereka. Tapi mereka sangat antusias,” ucap Kolifatul Mahmudah, selaku ketua panitia. Kemudian acara ditutup dengan makan siang bersama-sama antara panitia peserta, dan pihak lainnya yang terlibata dalam acara.
Tetap Sukses Walaupun Minim Peserta Dalam acara tersebut terdapat kendala teknis, seperti molornya rundown kegiatan. Namun dari panitia masih dapat mengatasinya. Selain itu jumlah peserta yang hadir juga kurang dari peserta yang telah mendaftarkan diri sebelumnya. “Peserta yang melakukan registrasi itu ada 30 orang, tapi ternyata yang hadir hanya sekitar 20 orang. Ketika ditanya oleh panitia mengapa para peserta yang sudah registrasi tidak hadir, alasan seperti terlalu mendadak dan terlalu pagi banyak disampaikan oleh peserta. “Peserta yang tidak hadir katanya punya alasan, ada yang bilang ada acara dadakan, acaranya terlalu pagi karena berangkat dari titik kumpul itu sendiri jam 06.30 WIB.” ujar Kolifatul. Walaupun sempat ada kendala di awal, secara keseluruhan acara bakti lingkungan yang diselenggarakan oleh FEPALA tergolong sukses mengingat tujuan acara yang sudah tercapai. Melalui acara ini, Kolifatul juga menyampaikan harapan. “Harapannya, semoga ECOFORCE tetap diadakan setiap tahun, karena ini kegiatan positif dan memiliki manfaat yang besar untuk lingkungan sekitar. Serta dapat belajar untuk memperbaiki kesalahan pada tahun ini sehingga pada tahun yang akan datang tidak akan terulang kembali,” tutup Kolifatul. (jl)
Satu Mangrove Berjuta Manfaat
Kegiatan bakti lingkungan ini merupakan kegiatan tahunan dari FEPALA yang sudah dimulai sejak tahun 2015, namun untuk tahun 2018 ECOFORCE sempat terhenti . Kolifatul juga menyampaikan, jika pada tahun–tahun sebelumnya bibit yang ditanam adalah bibit pohon biasa, tetapi di tahun ini mengunakan mangrove. Pemilihan media tanaman mangrove bukan tanpa alasan, adanya abrasi pantai yang sering terjadi mengingat lokasi Tambak Lorok yang berada di pesisir pantai menjadi salah satu alasan yang dikemukakan panitia. Ditambahkan oleh Kolifatul, dengan berlangsungnya acara ECOFORCE, target panitia untuk pelestarian lingkungan sekitar sudah terpenuhi. Dengan kegiatan penanaman satu mangrove saja, berarti kita sudah memiliki peran dalam menjaga bumi agar tetap stabil dan sehat. Akan banyak hal baik yang akan timbul akibat penanaman, walaupun hanya satu tanaman saja. Kegiatan penanaman adalah obat alami bagi lingkungan untuk mempertahankan hidup dan menopang semua makhluk yang tinggal di atas bumi.
LPM Edents FEB Undip
lpmedents.com
Dok. Edents
@tbv2341m
@lpmedents