Koran Edents Vol. 4 Tahun 2019

Page 1

Koran Edents

LPM Edents

Volume

4

Dinamika Intelektual Mahasiswa Edisi 6 - 20 Mei 2019

Dari Redaksi Atmosfer perlombaan kental menyelimuti Universitas Diponegoro. Tidak hanya ditingkat fakultas dan jurusan, universitas melalui Badan Eksekutif Mahasiswa turut ambil andil dalam mengasah bakat dan minat mahasiswa melalui perlombaan. Perlombaan yang dilaksanakan juga tidak selalu berfokus pada bidang akademik, namun non akademik turut dipertandingkan. Pelaksanaan perlombaan akademik dan non akademik merupakan bentuk apresiasi kepada mahasiswa tanpa membedakan bidang prestasi yang mereka capai.

Pada laporan utama Koran Edents Volume 4, kami laporkan perlombaan Diponegoro Art Competition (DAC) tingkat universitas yang mempertemukan setiap perwakilan fakultas yang berfokus kepada bidang seni, seperti seni lukis, musik, dan sastra. Kemudian, turut kami kupas mengenai serangkaian perlombaan Accounting in Action (AIA) X Race yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Departemen Akuntansi (HMDA) Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Selain itu, kegiatan penanaman bakau yang dilakukan oleh organisasi mahasiswa Fakultas Ekonomi Pencinta Alam (Fepala) juga kami bahas dibagian kabar kampus. Terakhir, untuk menambah semangat berprestasi kami bahas mengenai salah satu prestasi mahasiswa FEB yang berhasil lolos perlombaan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K). Kritik saran sangat diperlukan untuk menjadikan LPM Edents menjadi lebih baik, terima kasih.

Kabar Prestasi

AIA x RACE 2019: Berkompetisi dalam Nilai Kekeluargaan Kesibukan di kampus seringkali membuat mahasiswa sulit untuk mengembangkan kemampuan dirinya. Bakat dan kemampuan dibidang akademik maupun nonakademik akan terasa sia-sia jika tidak pernah ditunjukkan. Himpunan Mahasiswa Departemen Akuntansi (HMDA) atau yang lebih dikenal dengan nama Keluarga Mahasiswa Akuntansi (KMA) menyadari hal tersebut dan memberikan solusi berupa perlombaan AIA x RACE. Mengenal Lebih Dekat AIA x RACE

Dimulai dari tahun 2015, KMA menyelenggarakan kegiatan lomba nonakademik dibidang olahraga yang seterusnya dikenal dengan nama Accounting in Action (AIA), serta lomba bidang akademik, Generation Of Accounting Expert (RACE).

AIA x RACE ditujukan untuk Akundip, yaitu sebutan untuk mahasiswa program studi Akuntansi Universitas Diponegoro (Undip). Acara ini melibatkan tiga angkatan aktif yaitu angkatan 2016, 2017, dan 2018. Selanjutnya, angkatan akan diwakili oleh delegasi per cabang lomba untuk saling berkompetisi, baik dibidang akademik maupun nonakademik. Cabang olahraga yang diperlombakan adalah basket, voli, badminton, futsal, serta yang terbaru yaitu cabang olahraga atletik dan e-Sport. Sementara itu, yang diperlombakan dalam RACE adalah lomba cerdas cermat dan paper. Rangkaian acara AIA x RACE dimulai dengan opening tanggal 21 Maret 2019. Acara ini berlangsung kurang lebih satu setengah bulan dengan mengusung nuansa dari film Tron Legacy. “Kalau dari tahun lalu mengusung nuansa film Star Wars, sekarang kita memilih nuansa film Tron Legacy,” ungkap Ferrel Ari Saputro, ketua pelaksana AIA. Kemudian, penutupan acara dilaksanakan tanggal 4 Mei 2019 dan Akundip 16 keluar sebagai juara umum.

Dua Aliran Jadi Satu Jalan Awalnya, AIA dan RACE merupakan dua program kerja dari divisi yang berbeda dan dilaksanakan dalam waktu yang berbeda pula. AIA merupakan program kerja dari divisi Kaderisasi dan Pengembangan, sementara RACE diusung oleh divisi Pendidikan dan Pelatihan. Akan tetapi, pada tahun ini AIA dan RACE diselenggarakan dalam satu rangkaian acara yang sama.

Penggabungan AIA dan RACE dilakukan bukan tanpa alasan. Salah satu alasannya adalah Departemen Akuntansi yang sedang gencar-gencarnya mencari tim lomba untuk mengikuti perlombaaan. Dengan penggabungan ini, pengembangan antara bidang akademik dan nonakademik akan lebih seimbang “AIA x RACE tidak hanya jadi wadah untuk teman-teman yang punya bakat di nonakademik saja, tapi kita juga pengen nyaring temanteman yang mau berprestasi di akademik, jadi balance gitu, loh,” ujar Ferrel. Penggabungan ini juga menjadi keunikan tersendiri dibandingkan dengan acara serupa yang

melalui perlombaan, budaya kekeluargaan diwujudkan dengan adanya kerjasama di masing-masing angkatan untuk menunjukkan yang terbaik. Seperti jargon “Satu Keluarga” yang digadang-gadangkan oleh program studi Akuntansi, nilai kekeluargaan sangat dipegang teguh dalam kegiatan ini. Dapat dikatakan bahwa AIA x RACE merupakan ajang kompetisi sekaligus sarana membangun rasa kekeluargaan. “Akuntansi itu bawaannya kekeluargaan. Tradisi akuntansi kan budaya yang kekeluargaan, sudah dibawa sejak himpunan dibentuk. Nah, dari AIA x RACE, walaupun diimplementasikan dalam lombalomba yang kompetitif. Tetapi, tetap mengusung kekeluargaan, intinya lebih mendekatkan satu sama lain,” tutur Ferrel. Tidak hanya peserta lomba, jiwa kekeluargaan juga dipupuk melalui kekompakan supporter dari masingmasing angkatan serta para pendukung dapat menunjukkan eksistensi masing-masing angkatan. Tingkat kompetitif yang cukup tinggi ini tidak sertamerta membuat antar angkatan menjadi musuh, melainkan tetap menjunjung sportivitas tinggi.

Dok. .Edents

ada di Undip, khususnya FEB. Jika di organisasi lain fokusnya masih di salah satu bidang, maka KMA membuat perubahan agar bisa memperhatikan bidang akademik serta nonakademik. Dalam pelaksanaannya, meskipun AIA dan RACE sudah digabung, penanggungjawab acara tetap dibedakan, AIA dipegang oleh ketua pelaksana sementara RACE oleh wakil ketua pelaksana. Kompetisi Harus, Keluarga Wajib Sebagai acara yang bergengsi di internal program studi Akuntansi, partisipan acara yang terdiri dari tiga angkatan tentu mencoba berpartisipasi semaksimal mungkin. Mereka berkompetisi untuk menjadi angkatan yang terbaik agar meraih gelar juara umum. Hal tersebut merupakan sebuah kebanggan dan prestise tersendiri bagi tiap angkatan.

Namun, meskipun acara tersebut sangat kompetitif, implementasi sikap kekeluargaan dalam AIA x RACE tetap dijunjung, terutama kerekatan di masingmasing angkatan. Jadi, selain membangun jiwa kompetitif

Langkah Awal Berjuang di Luar Kandang AIA x RACE diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk menjaring mahasiswa dari Akuntansi Undip yang ingin mengikuti lomba namun belum percaya diri atau masih enggan unjuk diri. RACE menjadi jembatan mereka untuk mulai melatih dan mengukur kemampuan mereka dibidang akademik. Sementara, AIA diharapkan mampu mendorong mahasiswa untuk mengembangkan bakatnya. Berawal dari lomba internal, mahasiswa diharapkan mampu bersaing dalam tingkatan kompetisi yang lebih tinggi. Sejalan dengan Departemen Akuntansi yang sedang gencar mencari tim lomba untuk berkompetisi di luar Undip. Oleh karena itu, KMA bekerjasana dengan departemen untuk mempersiapkan calon pejuang lomba melalui AIA x RACE. Jadi setelah mengikuti rangkaian AIA x RACE, akan dibentuk tim lomba tersendiri. Dari tim lomba tersebut nantinya akan mendapat dosen pembimbing untuk dipersiapkan dalam lomba dengan tingat yang lebih tinggi. “Dari departmen juga lagi gencar-gencarnya mencari tim lomba. Tim lomba ini dipersiapkan untuk mengumpulkan delegasi akuntansi dan nantinya juga akan ada dosen yang membimbing dari tim lomba yang sudah dibentuk,” tutup Ferrel. (jl)

Dok. Pribadi

Menuju PIMNAS dengan Minyak Jelantah Tugas seorang mahasiswa bukan hanya belajar, namun juga memberikan kontribusi langsung untuk masyarakat. Salah satu langkah yang dapat ditempuh oleh mahasiswa untuk berkontribusi adalah dengan melakukan riset atau penelitian, guna mempermudah kehidupan masyarakat. Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenrisdikti) untuk meningkatkan mutu mahasiswa di perguruan tinggi. Lomba PKM dilaksanakan setiap tahun dan diikuti oleh berbagai perguruan tinggi di Indonesia, tak terkecuali Universitas Diponegoro (Undip). Para peserta diharuskan untuk memilih satu jenis PKM berdasarkan tema yang mereka tulis. Terdapat enam jenis PKM yang diperlombakan, diantaranya, PKM Karsa Cipta, PKM Kewirausahaan, PKM Penelitian Eksakta, PKM Penelitian Sosial Humaniora, PKM Penerapan Teknologi, dan PKM Pengabdian Kepada Masyarakat. Bergerak Maju Selangkah Demi Selangkah

Proses penyeleksian lomba PKM cukup panjang. Diawali dengan pendaftaran dan pengunggahan proposal tanggal 11 Desember 2018 hingga 17 Januari 2019. Undip menyetor sejumlah 700 proposal pada tahap pertama. Kemudian Kemenristekdikti melakukan seleksi terhadap setiap proposal yang ma-

Kordents Volume 4 Edisi 6 - 20 Mei 2019

Diterbitkan Oleh Lembaga Pers Mahasiswa Edents

suk untuk penyeleksian tahap pendanaan. Setelah dinyatakan lolos pendanaan, peserta akan masuk pada tahap monitoring dan evaluasi (Monev). Monev sendiri terdiri dari beberapa rangkaian acara, yaitu Monev I yang diselenggarakan pada bulan April, Monev II pada bulan Mei, Monev III pada bulan Juni, dan Monev eksternal. Pada Monev eskternal, peserta diwajibkan untuk melakukan presentasi di depan Kemenristekdikti. Nilai yang peserta dapatkan pada Monev I, II, dan III akan dijumlahkan dengan nilai proposal yang dimasukkan. Kemudian peserta yang lolos akan mengikuti final Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang tahun ini akan diselenggarakan di Bali. Menyulap Minyak Jelantah

Universitas Diponegoro berhasil meloloskan 85 proposal PKM untuk diberi pendanaan dari Kemenristekdikti, salah satunya berasal dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB). Mengambil tema PKM-K (PKM Kewirausahaan), Inas Zahra dkk memiliki ide yang luar biasa. Mereka mencoba untuk membuat produk krayon dengan bahan dasar minyak jelantah. Inas mengaku bahwa idenya berawal dari rasa bingung setiap kali disuruh ibunya untuk membuang limbah minyak jelantah. “Kalau minyak tersebut dibuang ke selokan nanti tidak baik pada air, kalau ke tanah nanti akan membekas. Terlebih sekarang penjual gorengan sering membeli minyak jelantah yang sudah didaur ulang, padahal hal itu tidak baik untuk kesehatan,” Imbuh Inas. Oleh karena itu, ia berusaha memikirkan cara untuk mengurangi limbah minyak jelantah. Alasan Inas mengajukan PKM-K, karena dia ingin lebih fokus pada penjualan produk mereka. Tentunya produk ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan produk krayon yang sudah beredar di pasaran, sehingga krayon ala Inas akan

memiliki daya tarik tersendiri bagi pembeli. Inas mengaku bahwa produknya ini mudah dibersihkan bila menempel pada baju maupun dinding rumah. Inas pun berharap agar produk cetusan kelompoknya dapat berguna untuk masyarakat luas. Pentingnya Ketelitian dan Pembagian Kerja

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah membentuk tim. Tahap selanjutnya adalah membagi tugas. Inas menjelaskan bahwa, jumlah anggota timnya ada empat orang, yaitu satu orang dari prodi Ekonomi Islam, dua orang dari prodi Akuntansi, dan satu orang lagi dari prodi Kimia yang nantinya akan mendapatkan bagian kerja masing-masing anggota, “Setelah mendapatkan anggota, kami membagi jobdesk, seperti yang dari Ekis (re: Ekonomi Islam) dipilih menjadi ketua dan bagian produk dari anak kimia,” tambah Inas.

Meskipun baru pertama kali mengikuti lomba PKM dan langsung lolos, Inas memberikan sedikit tips dan trik untuk teman-teman mahasiswa agar lolos tahap demi tahap penyeleksian lomba. “Pada tahap administrasi itu yang paling penting formatnya harus sesuai dengan yang ada di panduannya. Jadi jangan menyepelekkan format-format, seperti tanda tangan dan surat pengesahan, itu penting,” jelas Inas Kendala Bukanlah Masalah

Sama seperti peserta lomba lainnya, Inas mengaku mengalami beberapa kendala selama proses penyeleksian. Pada tahap awal, kesulitan yang ia hadapi adalah menyesuaikan format proposal. Jika proposal mengalami perubahan, tentunya perlu untuk ditandatangani ulang, namun dosen pembimbing mereka tidak selalu ada. Kendala lainnya adalah menyesuaikan waktu untuk bertemu masingmasing anggota. Karena jadwal kuliah mereka yang

tidak selalu bersamaan. “Kemudian kendalanya juga, karena kita mengajukan dananya 9 juta, tapi dapatnya 7 juta, otomatis modalnya berkurang kan, nah itu kami juga berusaha menghemat,” imbuh Inas

Setiap kendala harus diatasi agar dapat terwujud kesatuan tim yang baik. Untuk masalah format, Inas mengaku mencoba untuk mengurangi kesalahan-kesalahan dan memeriksa kembali proposal sebelum ditandatangani oleh dosen pembimbing. Kemudian untuk masalah waktu, mereka memilih untuk bertemu pada malam hari. “Kebetulan rumah saya di Semarang, sehingga mereka kadang-kadang menginap di rumah saya, untuk melakukan percobaan dan persiapan lainnya,” ucap Inas. Untuk masalah dana yang kurang, Inas dkk akan berusaha melakukan proyeknya secara efisien. Mulai dari pemilihan harga bahan-bahan dasar harus dipertimbangkan. Meskipun dananya menurun, namun ia akan tetap mengutamakan kualitas produknya. Harapan untuk Sampai ke PIMNAS

Desain kemasan produk krayon mengalami sedikit perubahan. Karena tujuan pasarnya adalah anak-anak, maka kemasan diubah menjadi lebih berwarna. Inas berencana untuk memesan kemasan produk dari Yogyakarta. Selain itu, Inas berencana untuk memasukkan sampel produknya ke uji laboratorium terpadu untuk mengecek apakah produknya beracun atau tidak. Inas dan timnya ingin lebih mempromosikan produknya ke media-media, dan juga ingin mengajukan artikel ilmiah. “Harapan saya, semoga produk kami bisa lolos PIMNAS, bisa membanggakan Undip, terutama FEB. Saya harap seterusnya bisa dilaksanakan terus bisnisnya ini,” pungkas Inas. (jl)

Pemimpin Umum : Dirga Ardian Nugroho; Pemimpin Redaksi : Julian Karinena Berlianti; Pemimpin Artistik : Rafi Qurnia Nawandaputra; Editor : Karima Suci Ariani; Reporter : Yunita, Alfi, Difa, Nisa, Camila, Amira ; Layouting : Dypa Andini

Sekretariat : Gedung PKM Lt. 1 FEB Undip, Tembalang Edents Call Center : 024-91181513


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.