LEMBAGA PERS MAHASISWA EDENTS
KORAN EDENTS
Minggu Ini di
Dinamika Intelektual Mahasiswaw w w.lpmedents.com
lpmedents.com
Volume 5 Edisi 24 April 2016 - 8 Mei 2016
Dari Redaksi
Kabar Kampus
Kordents Volume 5 Edisi 25 April – 8 Mei 2016 Diterbitkan Oleh Lembaga Pers Mahasiswa Edents Pemimpin Umum : Akbar Sih Pambudhi; Pemimpin Redaksi : Nur Wahidin; Pemimpin Artistik : Anastania Shafira; Editor : Adhevyo Reza; Reporter : Albertus Agung, Oktapiyani, Dias Wahyu, Fajar Ayu, Tio Kurniawan, Dian Fauziah; Layouter : Dian Mustika Sekretariat : Gedung PKM Lt. 1 FEB Undip, Tembalang Edents Call Center : 024-91181513
Panama Papers, LPM GK Ajak Mahasiswa Kritis “Acara ini sebenarnya sangat menarik karena membahas isu-isu terkini yaitu tentang Panama Papers. Sebenarnya apa Panama Papers itu dan sebenarnya apa yang membuat hal ini menjadi dibahas,”- ujar Almas Syifa selaku mahasiswa Fakultas Hukum
Akhir-akhir ini banyak diperbincangkan mengenai bocornya jutaan dokumen dari sebuah firma hukum asal Panama, kebocoran tersebut mengungkap bagaimana jejaring korupsi dan kejahatan pajak para kepala negara, agen rahasia, pesohor sampai buronan disembunyikan di negara “bebas pajak”. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kasus Panama Papers, Lembaga Pers Mahasiswa Gema Keadilan (LPM GK) Fakultas Hukum Universitas Diponegoro mengadakan diskusi bersama pada acara Ngobrol Pintar (NGOPI) edisi dua. Acara ini diadakan di ruang Lab. 101 gedung Litigasi FH Undip ini dengan pembicara Pujiono selaku dosen Hukum Pidana Khusus FH Undip dan Ika Riswanti Putranti selaku dosen Kejahatan Keuangan Transnasional (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) FISIP Undip. Materi Tujuan acara tersebut adalah untuk melatih mahasiswa berpikir kritis agar Undip khusunya Fakultas Hukum bisa menjadi labolatorium hukum. Dimulai pukul 16.00 WIB, diskusi dibuka dengan sambutan dari Belle Risca selaku moderator. Materi pertama disampaikan olah Ika Riswanti mengenai Panama Papers atau A Giant Transnasional Finansial Crimes. Di Indonesia kadang orang masih tidak tahu kejahatan keuangan itu seperti apa. Padahal, kejahatan keuangan apalagi yang transnasional merupakan kejahatan tingkat tinggi. Kejahatan finansial tidak hanya dibidang sektor jasa keuangan bisa juga disektor perdagangan, seperti kasus pencucian uang. Banyak yang belum tahu mengenai kejahatan keuangan, apakah mendapatkan uang dengan cara ilegal kemudian uang tersebut dicuci agar menjadi uang legal.
doc. Edents
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip mulai melebarkan sayapnya dikancah internasional. Akreditasi Abest 21 yang sudah diperoleh pada tahun 2015 lalu membuat FEB siap untuk membuka kelas internasional pada jurusan Manajemen dan Akuntansi, yang memiliki empat program, yaitu single degree program, double degree program, credit transfer system, dan summer school. Setiap kelasnya akan diisi oleh 25 mahasiswa. Sedangkan untuk jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan sedang fokus untuk mempersiapkan diri untuk mendapatkan akreditasi Asean University Network. Bahasan kelas internasional tersebut dibahas secara jelas dalam rubrik laporan utama Koran Edents Volume 5 edisi 25 April sampai 8 Mei 2016. Selain itu, koran kali ini juga membahas kompetisi akademik dan non akademik di masingmasing jurusan FEB Undip. Mulai dari Accounting in Action dan Management Event hingga ajang Evolution dimana pertama kalinya digelar oleh HMJ IESP di tahun 2016 ini. Untuk rubrik kabar kampus kali ini diisi oleh acara Ngobrol Pintar (Ngopi) part dua yang telah sukses digelar oleh LPM Gema Keadilan Fakultas Hukum. Sedangkan untuk bahasan utama dari diskusi tersebut terkait persoalan Panama Papers. Serta kabar membanggakan dari UKM softball turut mengisi rubrik kabar prestasi kali ini. Terakhir, kami dari redaksi mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan berita. Kritik dan saran selalu kami harapkan dari para sahabat Edents.
Ataukah uang yang memang legal kemudian ditutup-tutupi agar tidak membayar pajak. Pihak yang rentan terhadap kejahatan keuangan yaitu organize crime, birokrasi, pemimpin perusahaan, pegawai perusahaan bahkan masyarakat umum. Misalnya pada kasus pencucian barang, dimana barang tersebut sebenarnya merupakan barang dari Indonesia yang diklaim menjadi barang dari luar negeri kemudian dijual kembali di Indonesia. Materi kedua disampaikan oleh Pujiono. Menurut Pujiono Panama Papers sebetulnya menyangkut bagaimana orang menghindari prinsipprinsip ekonomi, misalnya seperti menghindari pengenaan pajak. Dalam hal ini ada istilah pajak badan dan pajak perorangan. Ketika orang tersebut memiliki usaha di Indonesia, dengan bantuan jasa firma Hukum Panama dia hanya dikenakan pajak badan saja. Tanggapan Menurut Almas Syifa selaku mahasiswa FH acara NGOPI kali ini sangat menarik, “Acara ini sebenarnya sangat menarik karena membahas isuisu terkini yaitu tentang Panama Papers. Sebenarnya apa Panama Papers itu dan sebenarnya apa yang membuat hal ini menjadi dibahas,” ujar Almas. Falery Margareta selaku Kepala Divisi Penelitian dan Pengembangan LPM Gema Keadilan berharap diskusi NGOPI kali ini bermanfaat bagi masyarakat. ”Harapan kedepannya supaya NGOPI ini nggak cuma selesai sampai disini, tapi ada manfaatnya bagi masyarakat. Karena kan dimulai dari pertanyaan, lanjut ke diskusi, diskusi akhirnya menjadi solusi,” harap Falery. (nw)
Laporan Utama
Sharing Beasiswa, Fasilitasi Mahasiswa Pencari Beasiswa FEB Undip (21/4) Departemen Kesejahteraan Mahasiswa dan Pengabdian Masyarakat (Kesma dan Dimas) BEM FEB Undip menggelar acara Sharing Beasiswa yang berlangsung di Dome FEB Undip, merupakan agenda rutin tahunan yang bertujuan memfasilitasi mahasiswa yang mencari informasi tentang beasiswa. Bincang Seru Bahas Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN FEB Undip (20/4) – Sejak diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 1 Januari 2016 lalu, banyak pro dan kontra bermunculan menanggapi hal tersebut. Untuk itu, Kelompok Studi Masalah Ekonomi (KESMES) Fakultas Ekonomika dan Bisnis gelar diskusi terbuka terkait pemberlakuan MEA. Bertempat di Gedung Pusat Kegitan Mahasiswa (PKM) lantai 2, Diskusi bertajuk Bincang Seru (Biru) ini dibuka oleh Rizal Hari Magnadi selaku Staff Ahli Bidang Akademik. Sumbangan Darah Kita, Sambungan Hidup Mereka FEB Undip (20/4) – Dalam rangka memperingati hari ulang tahun ke-26, Mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Ekonomi (Fepala) menggelar donor darah di selasar Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM). Bekerjasama dengan Korps Sukarela (KSR) dan Palang Merah Indonesia (PMI), donor darah ini mengusung slogan "Sumbangan Darah Kita, Sambungan Hidup Mereka”.
Sama Tujuan, Berbeda Nama, Tiap Jurusan
“Untuk kedepannya dipastikan ada ya, karena event seperti itu kan istilahnya untuk ajang silaturahmi, jadi kami berharap tiap angkatan itu ada hubungannya,” - Faiq Husni selaku ketua HMPS Ekonomi Islam. Kampus Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro pada beberapa minggu ini mulai ramai. Pasalnya acara olahraga dan akademik tahunan masing-masing himpunan mahasiswa FEB Undip siap digelar dan sudah rutin dilaksanakan oleh jurusan Akuntansi dan Manajemen. Untuk tahun ini Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) IESP mulai ambil bagian. Tujuan acara tersebut mangakrabkan mahasiswa antar angkatan. Menurut Ketua HMJ Manajemen Rendy Afriandi, “Kita lihat kecenderungan mahasiswa itu lebih individual, maka dari itu kita hadirkan acara ini, selain untuk menghibur juga untuk meningkatkan kebersamaan dan solidaritas mahasiswa Manajemen,” ungkapnya. Kompetisi Acara tersebut sejatinya adalah kompetisi akademik dan non akademik yang diikuti oleh mahasiswa masing-masing jurusan dengan beberapa cabang yang dipertandingkan. HMJ Manajemen dengan Manajement Event nya pada tahun ini mempertandingkan beberapa kategori lomba seperti Debat, penulisan essay, dan ranking satu untuk pertandingan bidang akademik. Sedangkan bidang non akademik seperti lomba futsal putra dan putri, basket putra dan putri, kompetisi makan, lari maraton, dan pentas seni. Lomba ini akan memperebutkan total hadiah jutaan rupiah, piagam penghargaan, serta tropi penghargaan untuk juara umum. Panitia juga menyiapkan cabang lomba menarik, yaitu lomba suporter yang mendorong mahasiswa lain untuk memberi dukungan kepada teman seangkatan mereka.
Lomba ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa solidaritas dan kekompakan dari satu angkatan. Evolution jurusan IESP Jurusan Akuntansi juga menggelar acara serupa dengan nama Accounting in Action (AIA). AIA mengadakan perlombaan akademik dan non akademik yang serupa dengan jurusan Manajemen, dengan jumlah kategori kompetisi lebih sedikit. Tahun ini HMJ IESP juga ambil bagian dalam kompetisi akademik dan non akademik mahasiswa yang bertajuk Evolution (Economy Development Unity Competition) dengan berkonsep kebersamaan. Keseluruhan acara Evolution mirip dengan AIA dan juga Management Event. Menjadi menarik karena selama ini HMJ IESP dikenal sebagai himpunan dengan program kerja yang lebih berfokus pada akademik. Namun meski begitu Yermianto Dwi Puspito selaku ketua HMJ IESP memastikan Evolution tidak akan keluar dari ranah pendidikan. “Disini proker (program kerja) tersebut tidak hanya non akademik (olahraga) saja melainkan akademiknya juga ada seperti lomba debat dan ranking satu, dan disitu kita juga memfasilitasi mahasiswa IESP untuk tetap mempertahankan akademiknya melalui proker-proker tersebut,” tandas Yermi. Persiapan acara yang dilakukan HMJ IESP sudah hampir selesai. Diakui Yermi, dari awal HMJ sudah giat mencari dana dan berkoordinasi dengan panitia agar nantinya acara berjalan sesuai yang diinginkan. Langkah yang diambil oleh IESP ini mendapat tanggapan dari berbagai kalangan. Ketua HMJ lain tampak setuju dan mengapresiasi langkah IESP yang dianggap akan membantu merekatkan hubungan setiap angkatan di jurusan IESP dan akan
berdampak baik pula untuk Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Tanggapan dan harapan Mahasiswa IESP tampak antusias menyambut acara tersebut. Diakui oleh Nabila Yuna salah satu Mahasiswi IESP, bahwa Evolution merupakan hasil dari pemikiran yang kreatif dan sangat berguna untuk mempererat hubungan baik sesama angkatan maupun berbeda angkatan. Nabila berharap acara Evolution terus diadakan ditahun-tahun mendatang dan diharapkan menjadi salah satu sarana penghubung angkatan satu dengan angkatan lain, agar nantinya tak ada lagi kesenjangan di antara senior dan junior. Ditengah euforia event olahraga tiap jurusan, Program Studi (Prodi) Ekonomi Islam tidak menggelar acara serupa. Diakui oleh Faiq Husni ketua HMPS Ekonomi Islam, alasannya karena jurusan Ekonomi Islam masih sangatlah muda, dimana hingga tahun ini baru memiliki dua angkatan yang jumlah keseluruhan mahasiswanya tidak sebanyak jurusan lainnya. Meskipun begitu tidak menutup kemungkinan, nantinya prodi Ekonomi Islam dapat menyusul jurusan lain untuk menggelar acara serupa. “Untuk kedepannya dipastikan ada ya, karena event seperti itu kan istilahnya untuk ajang silaturahmi, jadi kami berharap tiap angkatan itu ada hubungannya,” ujar Faiq Husni Pada hakikatnya event olahraga ini diadakan demi menjaga persaudaraan masing-masing jurusan. Sifat individualis yang kini makin jelas ditunjukkan oleh mahasiswa diharapkan melebur dalam euforia pesta olahraga dan akademik ini. (nw)
Kunjungi !
w w w.lpmedents.com
Volume 5 Edisi 25 April - 8 Mei 2016
Laporan Utama
FEB Menuju Panggung Internasional “Bukan sekedar formatnya yang look high, look wow, look good, tapi substansinya jauh dari kelas internasional,” – Akhmad Syakir Kurnia, Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Diponegoro Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro akan membuka kelas internasional di tahun ajaran baru 2016 ini. Kelas internasional tersebut memiliki empat program, yaitu single degree program, double degree program, credit transfer system, dan summer school. Latar belakang Suharnomo selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) menuturkan bahwa latar belakang didirikannya kelas internasional adalah kewajiban FEB Undip menjunjung exchange antara dosen dan mahasiswa yang sudah termasuk dalam akreditasi Abest. “Jadi ini sudah keharusan untuk lembaga sebesar Undip, khususnya kelas ekonomi yang sudah harus membekali mahasiswa dengan kelas internasional,” imbuh Suharnomo. FEB memiliki cara tersendiri dalam mencari peminat kelas internasional yaitu dengan mendatangi dan mensosialisasikan kelas internasional kepada sekolah-sekolah yang dirasa prospektif dan memiliki akreditasi A, serta menggunakan sosial media untuk mensosialisasikan kelas internasional. Menurut Suharnomo kalau kelas internasional bagus maka kelas regulernya juga akan terangkat. Kedepanya, kelas internasional ini diharapkan dapat diujikan dalam Ujian Masuk (UM) pada tanggal enam dan tujuh. Awal pelaksanaannya, kelas internasional di jurusan Manajemen dan Akuntansi akan ada satu kelas yang menampung 25 mahasiswa dan akan ada peningkatan jumlah di setiap tahunya. Tidak diterapkannya kelas internasional di Jurusan IESP Kelas internasional nantinya hanya akan diterapkan di Jurusan Manajemen dan Akuntansi yang akan menimbulkan pertanyaan. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan mengapa di Jurusan IESP (Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan) tidak diselenggarakan juga. “Keinginannya IESP sendiri, karena tahun ini IESP sedang fokus dengan akreditasi AUN yaitu akreditasi Asean University Network,” jelas Suharnomo.
Akhmad Syakir selaku Ketua Jurusan IESP juga menjelaskan bahwa Jurusan IESP sedang mempersiapkan untuk membuka kelas internasional, dimana substansinya menggambarkan kelas internasional yang semestinya. “Bukan hanya sekedar English delivery class, dosen-dosennya juga datang tepat waktu, kuliah juga sesuai dengan alokasi waktu yang ada, mekanisme dan evaluasi atas tugas-tugas
yang diberikan ke mahasiswa juga berlangsung dengan baik, serta ada feedback dari dosennya, kelas internasional itu seperti itu.,” jelas Syakir. Syakir juga menambahkan bahwa substansi harus menjadi hal yang perlu ditekankan, bukan sekedar formatnya
yang look high, look wow, dan look good. Komparasi dan kompetisi internasional adalah suatu tuntutan keniscayaan, tidak bisa hindari. Maka kita harus memperbaiki diri dan prosesnya supaya memenuhi standar-standar internasional. Harapan kedepan Adanya kelas internasional ini, memunculkan beberapa pandangan mahasiswa FEB. “Kalo Undip terutama ekonomi membuka kelas internasional kan bisa menjadi pelopor di Undip sendiri, menunjang kedepannya Undip mau menjadi universitas yang go international. Jadinya nanti mahasiswanya dapat pengalaman lebih di domestik maupun di luar negeri,” jelas Ramandha Jaya selaku mahasiswa IESP. Sedangkan Mukhlis Putra mahasiswa manajemen berharap dengan adanya kelas internasional, reputasi FEB Undip maupun Undip bisa semakin dikenal di dunia. Kualitas pendidikan di FEB Undip meningkat dan para mahasiswa baik Indonesia maupun asing bisa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan lebih untuk bersaing dalam lingkungan bisnis dunia. Sedangkan Suharnomo berharap tahun ini pemilihan calon mahasiswa dapat berjalan dengan lancar. Para Dosen harus banyak belajar karena harus bisa berkomunikasi Bahasa Inggris. Secara progam sukses di ekonomi dan dapat di cloning fakultas lain. Harapannya sendiri di ekonomi bisa pemicu untuk kita lebih masuk pada global standar Suharnomo juga berpesan agar mahasiswa mencari pengalaman dengan belajar Bahasa Inggris. “Pengalaman mahal, susah dirupiahkan termasuk kuliah. Kuliah harus memaksimalkan potensi kita. Kesederhanaan cita-cita mahasiswa tidak akan memajukan dirinya sendiri, karena kerja keras tidak akan menghianati. Karena semuanya butuh perjuangan tidak semudah yang kita bayangkan. Lelah di masa muda akan merasa enak dimasa tua dan sebaliknya,” tutup Suharnomo. (nw)
Kabar Prestasi
Dianggap Sebagai Kuda Hitam, Tim Softball Undip Juara III Turnamen Telkom University CUP 2016 “Alhamdulillah berkat semangat dan latihan yang telah didapat kita bisa mengejutkan kejuaraan itu dengan mendapat juara tiga”- M. Paiton Abikaromi, pemain tim Softball Undip Pekan lalu, Universitas Diponegoro kembali memperoleh kabar membanggakan dari prestasi mahasiswa. Kali ini datang dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) bidang olahraga, yakni tim softball Undip yang berhasil menyabet juara tiga turnamen Telkom University CUP. Telkom University Cup 2016 merupakan kejuaraan yang ketujuh kalinya diadakan oleh Riverside yang sebelumnya bernama IT Telkom Cup. Pertandingan softball ini digelar tanggal 7 hingga 17 April 2016 di Lapangan Lodaya Bandung. Diselenggarakannya turnamen ini bertepatan dengan hari jadi Riverside yang ke delapan. Tim softball Undip yang berpartisipasi dalam turnamen ini menjadi juara ke tiga, setelah Universitas Islam Indonesia sebagai juara dua dan Universitas Hasanudin sebagai juara pertama. “Kami berhasil menjadi juara tiga, setelah Universitas Islam Indonesia yang menjadi juara dua dan Universitas Hassanudin yang menjadi juara pertama,” ujar M. Paiton Abikaromi yang betindak sebagai leadoff hitter pada pertandingan. Telkom University CUP 2016 ini diikuti oleh sepuluh tim softball dari berbagai universitas se-Indonesia. Di antaranya adalah Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Pembangunan Indonesia (UPI), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Islam Indagiri (UNISI), Universitas Padjajaran (UNPAD), Universitas Hassanudin (UNHAS), Universitas Negri Yogyakarta (UNY), Universitas Haluoleo (UNHALU), Universitas Islam Bandung (UNISBA) dan Telkom. Tim yang diasuh oleh Djatiworo menganggap bahwa timnya sebagai kuda hitam dalam turnamen tersebut. “Dari awal kita menganggap kita sebagai tim kuda hitam karena tahu persaingan yang sangat ketat disana,” ungkap M. Paiton. Jalannya pertandingan Pertandingan pertama Undip di gelar pada hari ke tiga turnamen yakni pada tanggl 9 April 2016 melawan tim softball
kemenangan atas tuan rumah dengan skor tipis 5-3. Dengan demikian Undip keluar menjadi juara tiga turnamen Softball Telkom University CUP 2016. Perasaan bangga, bahagia, terharu dirasakan oleh M. Paiton atas gelar juara yang di raih bersama rekan-rekan setimnya. Dia menilai semua persiapan dan latihan yang dilakukan secara intensif dalam beberapa bulan terakhir terbayar dengan gelar juara tersebut. “Wah bangga, bahagia, terharu bisa membawa almamater kita dipandang di softball nasional karena kita sering dipandang sebelah mata dan karena akhirnya kerja keras dan latian kita terbayar,” ujarnya. Pemenang Homerun Derby Selain menjadi juara tiga, Diva Dendang yang di pilih untuk mewakili tim softball Undip memenangkan gelar Homerun Derby. Homerun Derby merupakan salah satu rangkaian acara turnamen, dimana setiap tim memilih satu orang yang memiliki pukulan paling kuat untuk adu memukul bola. Pukulan paling kuat yang melewati batas dan terjauh itulah pemenangnya. “Mukul bola terbanyak yang melewati batas yang telah ditentukan dan terjauh, dan Diva sebagai wakil dari kita Undip yang menang,” ungkap M. Paiton.
ITB. Pertandingan tersebut dimenangkan oleh Undip dengan skor telak 13 – 4, dan di hari yang sama tim softball Undip mempecundangi tim Unpad dengan skor 8 – 1. Namun di hari berikutnya Undip harus menerima kekalahan telak dari Unisi dengan skor 3 – 11. Yang kemudian di tutup dengan
Latihan ekstra Banyak persiapan yang dilakukan tim softball Undip dalam menghadapi turnamen bergengsi ini, antara lain latihan yang sudah dimulai sejak September tahun lalu, hingga latihan intensif pada bulan Februari hingga diadakanya training coach pada pagi dan sore hari. Latihan itu terdiri dari latihan fisik, latihan peningkatan skill, dan yang paling utama adalah peningkatan mental dan peningkatan interaksi antar pemain. “Tetep solid, dijaga terus nama baiknya, sukses terus. Semoga bisa jauh lebih baik dari yang sekarang, DC (Diponegoro Club) JAYA,” tutup M. Paiton. (nw)