Kordents 6

Page 1

LEMBAGA PERS MAHASISWA EDENTS

KORAN EDENTS Dinamika Intelektual Mahasiswa

Dari Redaksi Bagi mahasiswa yang duduk di bangku semester 6 yang telah mengambil KIPS (Kartu Ijin Penyusunan Skripsi), penentuan dosen pembimbing merupakan sesuatu hal yang menegangkan. Terkadang, dosen pembimbing yang diperoleh tidak sesuai dengan harapan. Meski begitu, bagi mahasiswa jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, penentuan dosen pembimbing kali ini sangatlah tidak beraturan. Sebagian mahasiswa manajemen dengan konsentrasi keuangan harus rela memperoleh dosen pembimbing dari konsentrasi operasional. Hal ini akibat dari banyaknya mahasiswa manajemen keuangan yakni mencapai separuh dari seluruh mahasiswa jurusan manajemen. Sementara di sisi lain, peminat manajemen operasional hanya dua orang yang pada akhirnya juga harus rela berpindah ke konsentrasi pemasaran karena kelas dengan mahasiswa di bawah lima tidak akan dibuka. Ketidaksesuain ini dibahas pada Koran Edents Volume 6 edisi 25 – 7 Juni 2015 Tak hanya kabar diatas, koran kali ini juga menyajikan berita mengenai Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (HMJ IESP) yang hanya menyelenggarakan acara bersifat akademik. Hal ini membuat iri mahasiswa jurusan IESP terhadap jurusan lain yang himpunannya mengadakan acara fun dan mempertandingkan antarangkatan sehingga dengan sendirinya akan mengenalkan dan mengakrabkan semua angkatan. Kabar gembira dari Fakultas Ilmu Budaya pun turut dipersembahkan pada koran Edents volume 6 ini. Pasalnya, tiga mahasiswa jurusan Sastra Jepang berhasil memborong juara 1, 2, dan 3 pada lomba Pidato Bahasa Jepang se-Jawa Tengah. Terakhir ialah kabar kampus seputar FEB yang membahas mengenai rangkaian DCMD oleh KSPM. Selamat membaca para calon pemimpin bangsa!

Kordents Volume 6 Edisi 25 Mei-7 Juni 2015 Diterbitkan Oleh Lembaga Pers Mahasiswa Edents Pemimpin Umum: Rio Putri Paramita; Pemimpin Redaksi: Gita Suksesi; Pemimpin Artistik: Anih Purwanti; Editor: Nur Wahid; Reporter: Nur, Novi, Sadewa, Afnurul, Adhevyo, Yulina; Layouter: Julius Endryawan Sekretariat: Gedung PKM lt. 1 FEB Undip, Tembalang Edents Call Center : 024 - 91181513

Vol. 6 Edisi 25 Mei - 7 Juni 2015

Minggu Ini

w w w.lpmedents.com

lpmedents.com

Kontingen Undip Sabet 3 Juara Sekaligus pada Lomba Pidato Bahasa Jepang se-Jawa Tengah Mumpung masih muda, habiskan gagal di masa muda agar di masa tua tinggal menuai keberhasilan, karena segala sesuatu yang di lakukan dengan sungguh-sungguh tidak akan pernah berkhianat. - Putriana Dwi Pertama (Mahasiswa Jurusan Sastra Jepang 2012)Tak disangka, ketiga perwakilan Undip dari jurusan Sastra Jepang angkatan 2012 ini berhasil menyabet gelar juara dalam ajang lomba pidato Bahasa Jepang. Juara satu diraih oleh Putriana Dwi Pertama, juara dua diraih oleh Tri Novitasari, dan juara tiga diperoleh Stefan Fahmi. “Saat kuliah, saya ingin kembali bernostalgia dengan suasana seperti itu, selain itu saya juga ingin membawa nama jurusan sastra Jepang Undip ke ranah Nasional agar jurusan saya bisa menjadi jurusan yang cukup dipertimbangkan diantara Universitas lain,” cetus Putri.

Putriana Dwi Pertama, Tri Novitasari, Stefan Fahmi.

Tiap tahunnya, Universitas Negeri Semarang menyelenggarakan Lomba Pidato Bahasa Jepang se-Jawa Tengah. Tahun ini, merupakan tahun ke-5 diadakaannya lomba tersebut. Pemenang dari lomba ini akan diikutsertakan dalam lomba pidato Bahasa Jepang tingkat Nasional mewakili Jawa Tengah melawan berbagai provinsi yang ada di Indonesia pada bulan Juni mendatang. Jika lolos tahap nasional, pemenang akan menjadi delegasi dari Indonesia untuk mengikuti lomba pidato Bahasa Jepang di Tokyo, Jepang. Dari sejumlah mahasiswa pendaftar, terpilihlah 15 orang yang lolos tahap seleksi naskah. Kelima belas mahasiswa ini berasal dari Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), dan Unnes. Undip berhasil mengirimkan 3 mahasiswa sastra Jepang dalam perlombaan ini, yaitu Putriana Dwi Pertama, Tri Novitasari, Stefan Fahmi.

di

Putri mengaku bahwa persiapan yang dilakukan kurang lebih satu bulan, yaitu untuk menyusun teks, menerjemahkan kedalam Bahasa Indonesia, hingga berdiskusi dengan teman yang berasal dari Jepang untuk membantu mengoreksi tata bahasa maupun pemilihan kata. Proses persiapan satu bulan itu sempat terhenti karena Putri dan teman-teman harus mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang memang wajib dilakukan oleh mahasiswa semester 6, sehingga total waktu yang dapat digunakan untuk menghafal naskah hanya 5 hari. Ajang tersebut menghadirkan 5 juri dimana 4 orang berasal dari Jepang dan 1 orang dari Indonesia. “Mereka tidak akan melihat atau membaca naskah kita. Mereka hanya akan menilai bagaimana cara kita menyampaikan isi naskah saja, apakah pidato dapat dipahami atau tidak oleh mereka,” jelas Putri. Saat ditanya mengenai kiat-kiat dalam meraih juara, ia berpesan untuk terus mencoba dan jangan lelah berusaha. “Mumpung masih muda, habiskan gagal dimasa muda agar dimasa tua tinggal menuai keberhasilan, karena segala sesuatu yang dilakukan dengan sungguh-sungguh tidak akan pernah berkhianat,” tambah Putri. Terakhir, ia berharap supaya tahun depan Undip bisa menjadi juara lagi dan bisa mewakili Jawa Tengah ke tingkat Internasional. (gt)

Laporan Utama

Program Kerja HMJ, Acara Akademik atau Mengakrabkan Angkatan?

BEM Seluruh Indonesia Desak Jokowi atas Tiga Tuntutan Jakarta (21/5) – Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) adakan aksi turun ke jalan di depan Istana Negara, Jakarta. Bukan tanpa dasar, aksi ini merupakan tindak lanjut dari hasil diskusi yang telah lama dibicarakan oleh pihak aliansi BEM SI. Aksi yang dinamai dengan “Aksi 21 Mei” ini dihadiri oleh lebih dari 2000 “pasukan” mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia. Economic Voice Bawa Kembali Suasana Era 2000-an FEB Undip (21/5) – Economic Voice (EV) kembali tunjukkan eksistensinya lewat mini concert bertajuk “Memorable Symphony”. Berbeda dari konsep tahun lalu, mini concert kali ini menyuguhkan lagu-lagu populer yang menjadi soundtrack film tahun 2000-an untuk penonton mahasiswa FEB maupun luar FEB. Marketing Race Manev 2015 Latih Skill Penjualan FEB Undip (19/5) – Manev 2015 kembali dilanjutkan dengan diadakannya Marketing Race yang bertujuan untuk melatih seluruh mahasiswa khususnya jurusan Manajemen FEB Undip dalam hal marketing atau penjualan produk. Kompetisi ini memerlukan kerjasama antaranggota kelompok untuk menjual suatu produk kepada para pembeli.

Sebenarnya mempersatukan bukan dengan acara olahraga saja, mungkin HMJM sudah settle dengan mengadakan acara yang seperti olimpiade tersebut, mungkin temen-temen di IESP punya pertimbangan lain. -Muhammad Naufal Thaha (Ketua BEM FEB UNDIP)-

Kemeriahan terjadi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (FEB Undip). Pasalnya, Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJM) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi (HMJA) mengadakan perlombaan antarangkatan, yaitu Management Event (Manev) dan Accounting in Action (AIA). Risky Diba Avrita, selaku ketua HMJM mengatakan bahwa sebenarnya mereka mempunyai beberapa tujuan. “Yang pertama kami ingin menata Manajemen Event sendiri sebagai salah satu ajang kompetisi yang menjunjung nilai sportif antarangkatan manajemen dan tentunya untuk lebih mengakrabkan jurusan manajemen itu sendiri,” jelasnya. Tak seperti kedua Himpunan jurusan tersebut, Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (HMJ IESP) lebih sering mengadakan acara berbau akademik. Saat dimintai keterangan apa penyebabnya tidak mengadakan acara olahraga seperti HMJM dan HMJA, ketua HMJ IESP, Amir Suryo Utomo mengatakan bahwa Himpunan yang ia pimpin lebih memfokuskan diri dalam pengembangan dalam bidang akademik. Seperti yang diketahui HMJ IESP baru saja mengadakan acara Training Statistika dan Ekonometrika (Tratika) pembicara yang merupakan dosen IESP, yaitu Firmansyah. Selanjutnya, HMJ IESP tengah mempersiapkan Diskusi Rutin Bersama IESP (Dirut BI). Amir berharap dengan acaraacara yang dilakukan ini dapat membentuk mahasiswa IESP tidak hanya belajar di dalam kelas tapi juga bisa membahas isu-isu global terbaru.

Sementara itu, mahasiswa IESP beranggapan bahwa kegiatan seperti AIA dan Manev itu sangat bermanfaat. “Dengan kegiatan tersebut hubungan antar keluarga satu jurusan akan terbina lebih baik, karena acaranya yang casual dan menambah keakraban,” ungkap Ratih Kertawardhani (IESP 2014). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Danti Rachma (IESP 2014). “Buatku kegiatankegiatan kaya gitu lebih menarik minat mahasiswa sih daripada kegiatan akademik kayak LKTI dan lain-lain,” ujarnya. HMJ, Acara Akademik atau Mengakrabkan Angkatan? Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB Undip, Muhammad Naufal Thaha mengatakan bahwa fungsi dari HMJ menurut ketetapan dari rektor adalah bergerak dan mengembangkan bidang–bidang ilmu kajian sesuai dengan bidangnya masing-masing. Selain itu HMJ juga harus bisa mewadahi dan mempersatukan mahasiswa menjadi sebuah keluarga. Selanjutnya, menanggapi program kerja HMJ IESP yang hanya mengadakan acara bersifat akademik, Naufal mengungkapkan bahwa sebenarnya mempersatukan bukan dengan acara olahraga saja, mungkin HMJM sudah settle dengan mengadakan acara yang seperti olimpiade tersebut, mungkin temanteman di IESP punya pertimbangan lain. Meski begitu, di sisi lain Risky Diba juga memberikan saran untuk HMJ IESP. “Mungkin buat tahun kedepannya bisa lebih direncanakan proker-proker seperti ini (Manev – red) karena proker ini bener-bener terbukti efektif buat meningkatkan keakraban antarangkatan dalam jurusan sehingga juga lebih memudahkan HMJ IESP untuk merangkul teman-teman angkatannya.” Mengulik Tanggapan Mahasiswa terhadap Proker HMJ IESP Sebagai HMJ sudah sepantasnya untuk menyelenggarakan acara

yang bersifat akademik karena memang itulah tujuan dasarnya. Meski begitu, acara tetap harus dikemas semenarik mungkin supaya mahasiswa juga tertarik untuk berpartisipasi didalamnya. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Danti bahwa program kerja HMJ IESP sudah lumayan bagus, mendidik, dan lebih ke akademik. “Tapi kalo pendapatku acaranya kurang menarik perhatian dari mahasiswamahasiswa IESP sendiri,” imbuhnya. Amir selaku ketua HMJ dan pengurus yang lain sangat terbuka terhadap saran dan masukan, sehingga ia mengetahui apa keinginan dari mahasiswa IESP. Lebih lanjut Amir berharap adanya satu forum untuk mengetahui keinginan masyarakat IESP dan untuk sosialisasi program kerja dari HMJ IESP sendiri. Ia juga menambahkan untuk acara seperti olahraga pada tahun ini mungkin akan diadakan secara informal terlebih dahulu, karena sulit untuk mengubah program kerja yang sudah dibuat dan diserahkan kepada pihak dekanat. Amir berharap dengan diadakanya acara olahraga yang bersifat informal terlebih dahulu dapat meningkatkan partisipasi masyarakat IESP sebelum jika tahun depan memang akan diadakan acara serupa yang sifatnya lebih formal. Meski dilakukan dengan cara yang berbeda dan ciri khasnya masing-masing, setiap HMJ tentu memiliki tujuan yang baik untuk jurusannya. Baik itu yang sifatnya akademik maupun olahraga guna mengakrabkan antarangkatan. Pada akhirnya, secara keseluruhan, Naufal mengungkapkan adanya perbaikan dari isi acara dari setiap acara HMJ. Ia pun berharap di kemudian hari ada kesinergisan antara satu HMJ dengan HMJ lain dalam mengadakan acara yang dibungkus dalam satu rangkaian acara yang terakhir ditutup dengan acara puncak yang diharapkan bisa dilakukan oleh BEM. (gt)


Kunjungi !

w w w.lpmedents.com

Kordents. 6 Edisi 25 Mei - 7 Juni 2015

Laporan Utama

Tak Meratanya Peminat Konsentrasi, Manajemen Operasional Tutup Kelas Tahun lalu satu kelas masih dua puluh atau belasan, tapi tahun ini peminatnya hanya dua orang. Karena kemudian aturan bahwa kelas tidak boleh dilaksanakan apabila mahasiswa kurang dari lima, maka terpaksa mereka harus dialihkan ikut kuliah ke marketing. -Erman Denny Arfianto (Pelaksana Tugas Ketua Jurusan Manajemen)orang ada yang 11 orang,” ungkap Erman. Oleh karena itu, 4 dari 10 mahasiswa tadi harus dibimbing oleh dosen manajemen operasional. Inilah yang dialami oleh Andreas Gunawan Pratama, mahasiswa yang mengambil konsentrasi manajemen keuangan ini harus mendapat dosen pembimbing yang tidak sesuai dengan konsentrasi yang diambilnya. “Pertama sih agak kecewa juga ya. Kebanyakan mendapat dosen yang belum sesuai. Jumlahnya belum mencukupi. Ya kecewa juga sih,” tutur Andreas. Bagaimana nasib manajemen operasional? Sebenarnya, konsentrasi tidak ada kaitannya dengan title yang akan didapatkan oleh mahasiswa ketika lulus nanti. “Konsentrasi hanya untuk tambahan. Toh kalau Anda lulus akan menjadi Sarjana Ekonomi, bukan S.E. konsentrasi keuangan, S.E. konsentrasi SDM, S.E. pemasaran ataupun S.E. operasi,” ungkap Amie Kusumawardhani, dosen manajemen operasional. Amie adalah salah satu dosen manajemen operasional yang menyayangkan kurangnya minat mahasiswa untuk memilih manajemen operasional. “Aduh, kok nggak ada sih yang ngambil skripsi operasi? Padahal topiknya menarik,” sesal Amie. Erman Denny Arfianto, Pelaksana Tugas Ketua Jurusan Manajemen saat ditemui di ruangannya (dok. Edents)

Semua mahasiswa jurusan Manajemen yang duduk di Semester 6 wajib untuk mengambil konsentrasi. Terdapat empat bidang konsentrasi di jurusan Manajemen, yakni Keuangan, Pemasaran, Operasional, dan Sumber Daya Manusia. Namun, apa jadinya bila minat mahasiswa terhadap suatu konsentrasi lebih tinggi dari konsentrasi lainnya? Hal inilah yang sedang terjadi pada mahasiswa Manajemen angkatan 2012. Hampir 50% dari mahasiswa jurusan manajemen mengambil konsentrasi manajemen keuangan. Sementara sisanya mengambil konsentrasi manajemen pemasaran dan manajemen Sumber Daya Manusia. Di lain sisi, hanya dua mahasiswa yang mengambil konsentrasi manajemen operasional. Penentuan Dosen Pembimbing berdasar Peruntungan Permasalahan yang muncul akibat tidak meratanya peminat konsentrasi adalah pembagian dosen pembimbing. Risky Diba Avrita adalah salah satu mahasiswa yang mengambil konsentrasi manajemen keuangan mengatakan, “Jadi karena konsentrasi keuangan over load, jadi ada teman-teman saya yang tidak mendapat dosen pembimbing yang sesuai dengan keinginan,” ujarnya. Risky Diba juga menuturkan bahwa tiap dosen hanya boleh membimbing maksimal 6 mahasiswa.

Menanggapi hal ini, Erman mengatakan bahwa memang dari tahun ke tahun terjadi penurunan peminat konsentrasi manajemen operasional. “Tahun lalu satu kelas masih dua puluh atau belasan, tapi tahun ini peminatnya hanya dua orang. Karena kemudian aturan bahwa kelas tidak boleh dilaksanakan apabila mahasiswa kurang dari 5, maka terpaksa mereka harus dialihkan ikut kuliah ke marketing,” ungkap Erman. Pihak jurusan manajemen sudah melakukan sosialisasi, hanya saja mahasiswa masih memandang sekilas mengenai manajemen operasional. Erman melihat bahwa mahasiswa memilih manajemen keuangan merupakan cara tercepat untuk masuk di dunia kerja yang sekarang menjadi trend. Walaupun demikian, konsentrasi operasional ini tetap ada dan tidak akan pernah dihapus. “Sebenarnya secara operasional pihak jurusan bebas. Kelas tetap berjalan walau cuma dua orang saja. Namun, hanya karena aturan yang membatasi akhirnya kelas ini ditutup sementara,” Erman menambahkan. Selain itu, Amie ikut menambahkan bahwa faktor lain yang menyebabkan kurangnya minat mahasiswa untuk mengambil manajemen operasional adalah pengambilan data dalam membuat skripsi. Data yang dicari dalam penugasan skripsi manajemen operasional bukanlah data sekunder, melainkan data primer yang membutuhkan biaya besar dan waktu yang lama. ”Introspeksi diri bagi dosen manajemen operasi, apakah kurang menarik sehingga peminatnya kurang. Memberi gambaran, sosialisasi tentang topiktopik,” lanjut Amie.

“Dosen keuangan ada 12 sedangkan yang masuk keuangan ada 130 jadi kasarnya masing-masing dosen membimbing 10

Kabar Kampus

KSPM Selenggarakan Diponegoro Capital Market Days 2015 Acara kita ini sebenernya juga penting, bahkan perusahaan perusahaan juga mendukung kita soalnya ketika kita lulus besok akan ditanyakan tentang pasar modal. -Ammar Rifqi (Ketua Panitia DCMD)“Brain Storming For A Perfect Investment” merupakan tema utama yang diusung oleh Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) dalam Diponegoro Capital Market Days (DCMD). Acara ini diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan program kerja Departemen Event KSPM dan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat untuk mengajak mereka agar paham pentingnya pasar modal. Pemilihan tema terkait dengan tujuan acara ini, yaitu untuk memberikan penyegaran kembali kepada masyarakat bahwa investasi itu tidak seburuk yang dipikirkan banyak orang, dan membantu mereka untuk berinvestasi dari awal hingga mahir. “Sebenarnya tema acara itu dari awal juga ingin bagaimana sih supaya masyarakat mengenal investasi,” ujar Ammar Rifqi, selaku ketua panitia. Rangkaian acara DCMD DCMD merupakan serangkaian acara yang terdiri dari KSPM Goes To School, Sekolah Pasar Modal, Diponegoro National Online Trading Competition, dan Seminar Nasional. KSPM Goes To School merupakan pengajaran kepada para siswa tentang pasar modal yang telah dilaksanakan pada tanggal 4 April 2015 di SMA 3 Semarang dengan tema “Open Your Eyes and Believe That You Are an Investor”. Acara kedua yaitu Sekolah Pasar Modal. Dalam Sekolah Pasar Modal ini, pada tanggal 23 Mei 2015 akan diberikan materi tentang fundamental pasar modal, dan tanggal 24 Mei 2015 tentang analisis teknikal pasar modal. Kemudian, tanggal 29 Mei 2015 merupakan kegiatan simulasi tentang pergerakan harga saham yang sesuai

dengan harga saham riil saat itu. Simulasi ini dibagi menjadi dua sesi dalam sehari. Acara ketiga yaitu Diponegoro National Online Trading Competition yang merupakan lomba jual-beli saham secara online se-nasional. Peserta lomba adalah masyarakat umum yang terdiri dari dua orang dalam satu tim. Acara terakhir dari rangkaian DCMD ini yaitu Seminar Nasional yang akan terselenggara pada 13 Juni 2015 di Gedung Prof. Soedarto. Seminar Nasional ini menghadirkan tiga pembicara yaitu Ryan Filbert selaku investor, trader, dan penulis buku; Poltak Holtradero selaku Kepala Divisi Penelitian IDX; dan Jimmy Dimas Wahyu selaku motivator. Dengan mengikuti DCMD ini, Ammar mengatakan bahwa peserta akan mendapatkan wawasan mengenai pasar modal dan praktik jual-beli saham, serta berbagai fasilitas seperti sertifikat, snack, dan seminar kit. Ammar mengaku mendapatkan kendala berupa penentuan tanggal penyelenggaraan acara dikarenakan banyaknya acara organisasi yang terselenggara pada waktu bersamaan. Oleh karena itu, ia berharap Lembaga Kemahasiswaan khususnya organisasi Senat Mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa dapat melakukan pengaturan agar jadwal acara terkendali dengan baik dan tidak banyak yang bersamaan. “Harapannya semoga masyarakat, mahasiswa terutamanya lebih paham lagi arti penting pasar modal untuk dunia kedepannya, apalagi kita akan menghadapi MEA,” tutup Ammar. (gt)

Solusi yang ditawarkan Erman memberikan solusi berupa perlu adanya sistem kuota batas atas sehingga satu konsentrasi tidak boleh diisi 50% dari keseluruhan mahasiswa dan konsentrasi lain harus terisi minimal 6 kali jumlah dosen konsentrasi manajemen. “Misal manajemen operasi punya dosen aktif 6 maka paling tidak ada 36 yang masuk sana entah memakai kuota atau yang masuk keuangan menggunakan passing grade yang lain juga pakai passing grade,” imbuh Erman. Hal ini dilakukan demi kemudahan terjun di dunia kerja. Tidak hanya itu, pihak jurusan juga melakukan evaluasi treasure study yang dilaksanakan pada Kamis, 21 Mei 2015 oleh seluruh dosen manajemen. Kegiatan ini mengundang seorang ahli operasional yang sudah bersertifikat “black bale” guna diskusi kurikulum update untuk manajemen operasional. Nantinya para dosen manajemen operasional akan menyosialisasikan kepada mahasiswa manajemen angkatan selanjutnya.“Kita akan memberikan gambaran yang jelas,” terang Erman. Pembelajaran Untuk Tahun Depan Walaupun kejadian ini baru terjadi tahun ini, namun bisa dijadikan pelajaran agar tidak terulang di masa mendatang. “Mungkin buat pembelajaran aja tahun depannya. Kalau bisa dibuat kriteria-kriteria, kuota masing-masing konsentrasi, lalu dibuat langkah-langkah yang komprehensif dan jelas bagaimana untuk masuk ke masing-masing konsentrasi,” jelas Risky. Hal senada juga disampaikan oleh Andreas. Dia bahkan menyarankan agar jurusan manajemen mengikuti langkah Fakultas Teknik yang memberi kuota pada masing-masing konsentrasi. “Kayak teknik itu kan ada kuota, misal jurusan sipil berapa, mesin berapa. Mungkin jurusan Manajemen bisa meniru. Karena preferensi orang kan nggak bisa ditebak,” ungkap Andreas. Iman Khusni Ibadi, mahasiswa yang mengambil manajemen pemasaran juga ikut memberikan sarannya terkait permasalahan ini. Walaupun ia tidak mengambil manajemen keuangan, namun ia menyayangkan timbulnya permasalahan ini. “Menurutku kalaupun peminatnya itu sedikit jangan sampai ditutup. Karena itu kan terkait dengan passion mahasiswa,” tutur Iman. Dia mengatakan bahwa di Fakultas Sains dan Matematika terdapat konsentrasi di jurusan Fisika yang hanya diikuti oleh dua mahasiswa, tetapi kegiatan belajar mengajar tetap dilangsungkan. Amie berharap agar tahun depan manajemen operasional banyak peminatnya. Risky juga berharap agar mahasiswa menghilangkan stigma negatif terhadap suatu konsentrasi. Sementara Erman lebih mengarah pada perbaikan peraturan.”Batasan minim kelas harusnya nggak usah ada. Sedikit nggak papa,” tutup Erman. (gt)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.