LEMBAGA PERS MAHASISWA EDENTS
KORAN EDENTS Dinamika Intelektual Mahasiswa
Dari Redaksi Peran serta organisasi dalam memupuk softskill mahasiswa sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Dengan adanya fasilitas yang lengkap bagi suatu organisasi mahasiswa dapat menunjang prestasi organisasi maupun mahasiswa itu sendiri. Namun, munculnya masalah mengenai ketiadaan ruang sekretariat organisasi dapat menjadi salah satu penghalang untuk memajukan kemampuan softskill mahasiswa. Berbagai tanggapan muncul akibat masalah tersebut baik dari pihak yang tidak memiliki sekretariat maupun yang memiliki, serta solusi yang diberikan pihak dekanat juga. Informasi tersebut dapat Anda baca di Koran Edents Volume 8 edisi 22 Juni – 5 Juli 2015 Selain permasalahan ketiadaan ruang sekretariat organisasi, Koran Edents edisi kali ini juga menilik permasalahan yang muncul dari adanya KKN Tematik, yang dirasa memberatkan mahasiswa karena jangka waktunya yang lebih lama. Selain itu, dengan munculnya berbagai permasalahan akademik di FEB Undip, muncullah gagasan mengenai Sharing Bersama antara mahasiswa dengan pihak dekanat dalam acara Kesma Sharing Centre yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan. Acara tersebut membahas permasalahan akademik yang dihadapi oleh mahasiswa. Acara yang bertempat di Gedung PKM Lantai 2 menghadirkan Anis Chariri selaku Pembantu Dekan I FEB Undip. Berpindah dari masalah-masalah yang ada di FEB Undip, lima mahasiswa Fakultas Kesehatan Mahasiswa bekerjasama dengan masyarakat Rowosari telah berhasil menemukan sebuah obat pencegah kanker yang dibuat menjadi minuman segar dan berkhasiat. Terakhir, dari redaksi mengucapkan mohon maaf apabila terdapat salah kata dan selamat membaca!
Kordents Volume 8 Edisi 22 Juni - 5 Juli 2015 Diterbitkan Oleh Lembaga Pers Mahasiswa Edents Pemimpin Umum: Rio Putri Paramita; Pemimpin Redaksi: Gita Suksesi; Pemimpin Artistik: Anih Purwanti; Editor: Nur Wahid; Reporter: Nabila, Rima, Dewi S, Lutfi, Shelby, Khikmah; Layouter: Julius Endryawan Sekretariat: Gedung PKM lt. 1 FEB Undip, Tembalang Edents Call Center : 024 - 91181513
Vol. 8 Edisi 22 Juni - 5 Juli 2015
Minggu Ini
w w w.lpmedents.com
lpmedents.com
Pengabdian dan Penerapan Kompetensi Mahasiswa Melalui KKN Baik itu KKN Reguler maupun KKN Tematik, keduanya bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan menerapkan ilmu yang diperoleh mahasiswa saat perkuliahan. Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu bagian dari kurikulum dari setiap universitas. Universitas Diponegoro (Undip) tahun ini melaksanakan program KKN pada tanggal 27 Juli sampai 31 Agustus. Terdapat 2 jenis KKN di Universitas Diponegoro, yaitu Reguler dan Tematik. Meski begitu, yang rutin diadakan adalah KKN Reguler. KKN ini bisa dilaksanakan sebanyak dua kali dalam setahun, dimana setiap tema dan program kerja dari masing-masing kelompok mahasiswa berdasar pada inisiatif dari kelompok itu sendiri. Sedangkan untuk KKN Tematik dilaksanakan berdasarkan tema-tema tertentu. Artinya pelaksanaan dari KKN Tematik ini tergantung pada program kerja-program kerja yang diterima dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) atau penyandang dana lainnya untuk dibiayai dan didanai. Kekurangan dan Kelebihan Masing-Masing Jenis KKN Muhammad Imam Mursyd, mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP) 2012, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Undip mengungkapkan bahwa perbedaan dari KKN Regular dengan KKN tematik antara lain pada KKN tematik, orientasi program lebih jelas, terfokus dan sistematis, yakni mencoba fokus untuk memecahkan suatu permasalahan di desa pada satu bidang tertentu. Sedangkan untuk KKN Reguler tidak ada satu tema khusus yang ditetapkan sebagaimana pada KKN Tematik, KKN Reguler dapat menelurkan ide-ide kreatif mahasiswa yang tiada batas mengenai permasalahan-permasalahan di desa. Ia pun lebih memilih KKN Tematik daripada KKN Reguler. Menurutnya, karena dari awal memang ia lebih menyukai suatu pekerjaan yang jelas arah dan tujuannya, serta mendalam pada suatu tema permasalahan tertentu sebagaimana halnya pada KKN tematik. Meski begitu, ia pun menyadari bahwa waktu pelaksanaan yang relatif singkat dan padatnya agenda, menurut Imam dapat menyebabkan ikatan kekeluargaan antaranggota relatif tidak seerat KKN Reguler.
di
daerah pelaksanaan KKN. “Kalau reguler itu nantinya dikenakan biaya, baik untuk pendaftaran, pembuatan jaket, serta pelaksananaan programnya harus swadana,” tegas Darwanto. Selain itu, ditambahkan pula bahwa tema untuk KKN Reguler pastinya murni dari hasil survei ketika di lapangan, jadi bebas. Sedangkan untuk KKN Tematik itu disesuaikan dengan tematema yang telah dipilihkan oleh dosen pembimbing. Harapan Terkait Pelaksanaan KKN Manfaat dari KKN sendiri adalah transfer ilmu pengetahuan baru dan teknologi dari program-program mahasiswa kepada masyarakat dimana mereka ditempatkan. Selain itu bagi mahasiswa, KKN dapat meningkatkan kompetensinya, pembelajaran terkait dengan materi yang dipelajari mahasiswa, serta dapat memberikan sumbangsih nyata untuk masyarakat terkait dengan program-program yang telah mereka jalankan di wilayah tersebut. “Pertama, mahasiswa diajarkan untuk bisa menerapkan kompetensi yang telah diterima di kuliah ini, bagaimana menerapkan ilmu yang diterima di bangku kuliah untuk memecahkan masalah yang ada di masyarakat,” jelas Darwanto. Imam juga berharap bahwa dengan mengikuti KKN ini mahasiswa dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada di masyarakat melalui perencanaan yang matang, terstruktur, dan menggunakan metode yang ilmiah, serta mengubah pola pikir masyarakat ke arah yang lebih maju. Begitu pula yang diutarakan oleh Muhammad Wahid Abdullah yang juga mengikuti KKN Tematik, “Maksudnya, kalau kita sebagai mahasiswa ekonomi diharapkan bisa menerapkan ilmu ekonomi secara nyata bagi peningkatan perekonomian masyarakat desa yang bersangkutan.”
Darwanto berpesan kepada semua mahasiswa yang mengikuti KKN agar mempersiapkan program kerjanya dengan benar dan bersungguh-sungguh sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat. Meskipun pelaksanaan KKN hanya satu bulan, namun Darwanto berharap mahasiswa dapat memulai sejak awal. “Permasalahan yang ada di masyarakat itu apa yang mungkin dapat diselesaikan oleh mahasiswa yang tidak cukup hanya dalam satu bulan, tetapi paling tidak mahasiswa bisa memulai,” ujarnya. Imam juga berharap bahwa KKN tahun ini dapat berjalan dengan lancar dan seluruh stakeholder yang terlibat Pembiayaan KKN Tematik untuk pendaftaran dan didalamnya dapat menjalankan program dengan sungguhpembuatan jaket gratis, karena mendapat dana dari Tim Dosen. sungguh dan penuh komitmen sehingga outcome dan Berbeda dengan KKN Reguler yang berasal dari dana pribadi benefitnya dapat dirasakan oleh masyarakat. (gt) mahasiswa, mulai dari biaya pendaftaran sampai biaya hidup di KKN Tematik Tahun ini Lebih Lama Pelaksanaannya Menurut Darwanto, salah satu dosen pembimbing KKN Tematik, perbedaan KKN Tematik tahun 2015 dengan tahun sebelumnya adalah pada waktu pelaksanaanya, jika pada tahun-tahun sebelumnya hanya dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu, tetapi untuk sekarang disamakan dengan reguler yaitu setiap hari selama kurang lebih satu bulan. “Sekarang bisa lebih efisien selama satu bulan. Sebenarnya Tematik itu lebih fleksibel,” terang Darwanto.
Sharing Bersama, Ciptakan Perkuliahan yang Lebih Baik
Mahasiswa Undip Ciptakan Teknologi Pengolahan Ikan Asin Berdaya Saing International Proses pengeringan ikan yang dibantu oleh adanya cahaya dan material katalis. Selain meraih pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa DIKTI tahun anggaran 2015 Bidang PKM-KC, inovasi ini juga berhasil di publikasikan pada 12th Hokkaido Indonesian Student Ascociation Scienctific Meeting (HISAS 12)-Hokkaido University. Terobosan Baru Sistem Pemungutan Suara Berbasis Android Karya Mahasiswa Undip Berbekal dari berbagai bidang ilmu yang mereka miliki, mereka berhasil menggagas sistem pemungutan suara berbasis android yang dituangkan dalam bentuk PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa) berjudul Digion “Digital Democration” Sistem Pemungutan Suara Berbasis Android Terintegritas E-KTP Reader. Padatara 2015 : Ajak Mahasiswa Cintai Budaya Indonesia FEB Undip (15/5) – Dilatarbelakangi oleh keinginan agar lebih mencintai kebudayaan Indonesia, UPK Tari FEB Undip kembali adakan Pagelaran Tari Budaya Nusantara (Padatara) yang bertempat di Dome FEB Undip. Masingmasing tarian yang ditampilkan memiliki makna, misalnya tari Papua yang melambangkan kegembiraan hati penduduk Papua ketika menerima tamu dari luar daerah, atau tari Tor-Tor dari Sumatera Utara yang merupakan lambang untuk kematian, panen dan lainlain.
Tindakan tidak disiplin yang dilakukan oleh beberapa pihak secara tidak langsung dapat merugikan para mahasiswa yang seharusnya mendapatkan pelayanan penuh dari kampusnya. Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (HMJ IESP) kembali mengadakan Kesma Sharing Center yang mewadahi para mahasiswa dalam menyuarakan aspirasinya demi menuntut kesejahteraan mahasiswa khususnya di bidang akademik. Acara ini dilatarbelakangi oleh munculnya berbagai permasalahan akademik yang ada di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Berbeda dengan acara Kesma Sharing Center sebelumnya yang hanya ditujukan untuk mahasiswa jurusan IESP, acara Kesma Sharing Center Kali ini ditujukan untuk mahasiswa di semua jurusan di FEB UNDIP.
menangani permasalahan ini, yaitu Pembantu Dekan I selaku penanggungjawab di bidang akademik dan kemahasiswaan.
Kesma Sharing Center diselenggarakan pada 18 Juni 2015 pukul 13.00 WIB bertempat di Gedung PKM lantai 2 FEB UNDIP. Acara Kesma Sharing Center kali ini bertema “Suarakan Keinginanmu untuk Perkuliahan yang Lebih Baik”. Inti kegiatan ini lebih mengacu kepada permasalahan yang dihadapi mahasiswa terkait perkuliahan di FEB UNDIP. Zaka Eldurr M. A., selaku ketua panitia, mengatakan bahwa tujuan diadakannya acara ini adalah membantu mahasiswa dalam menyampaikan secara langsung pertanyaan-pertanyaan terkait permasalahan perkuliahan yang belum sempat terjawab kepada pihak yang berwenang dalam
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Anis Chariri selaku Pembantu Dekan I menjadi pembicara dalam acara ini guna menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para mahasiswa. Sebelum acara inti dimulai, moderator membacakan keluhankeluhan dan pertanyaan-pertanyaan dari para mahasiswa tentang permasalahan perkuliahan di FEB yang diutarakan melalui media sosial. Setelah itu pembicara menanggapi dengan menjelaskan mengenai sistem akademik yang ada di FEB UNDIP serta menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para mahasiswa.
Diselenggarakannya acara Kesma Sharing Center ini ternyata memberikan manfaat bagi para pesertanya. Salah satunya Yermianto Agung Puspito, “Saya mendapatkan info terbaru bahwa salah satunya itu perkuliahan tidak boleh digabung dan mungkin pak dekan juga menyampaikan sharing-sharingnya yang lebih apa membuat saya lebih tau tentang peraturan-peraturan di FEB yang lain,” ucapnya.
Anis berbicara mengenai sistem absensi di FEB yang sudah menggunakan kartu flazz (mulai dari latar belakang penggunaan kartu flazz, permasalahannya, serta solusi dari permasalahan itu sendiri), proses belajar mengajar, serta sanksi yang diberikan kepada dosen pengampu serta mahasiswa yang tidak disiplin atau berbuat curang. Pasalnya kartu flazz digunakan untuk mendisiplinkan para dosen dan para mahasiswa dalam melakukan aktivitas perkuliahan. Adanya keterbatasan jaringan dan aliran listrik menyebabkan sistem akademik ini tidak berjalan dengan semestinya. Selain itu, ada pula kesewenang-wenangan dari pihak dosen maupun mahasiswa. Meski demikian, Anis mengatakan bahwa Sistem Informasi Mahasiswa berbasis Web (Simaweb) sedang diusahakan untuk diperbaiki agar dapat berjalan normal kembali. Anis pun menambahkan di akhir pembahasannya bahwa bagi siapa saja yang melihat kecurangan atau ketidakdisiplinan dari pihak dosen maupun mahasiswa wajib melaporkan kepada bidang akademik disertai dengan bukti-bukti yang jelas. (gt)