Volume
Koran Edents
LPM Edents
9
Dinamika Intelektual Mahasiswa Edisi 7 - 21 Desember 2019
Dari Redaksi Tahapan penerimaan mahasiswa baru tidak hanya berhenti di tingkat universitas ataupun fakultas. Melalui kaderisasi jurusan, diharapkan mahasiswa lebih mengenal departemennya serta dapat meningkatkan solidaritas sesama angkatan. Selain itu, kaderisasi dilakukan sebagai bentuk penyambutan mahasiswa baru agar terbiasa dengan lingkungan pendidikan universitas. Tentunya butuh penyesuaian dari bangku SMA ke bangku perguruan tinggi. Pada laporan utama Koran Edents Volume 9 kami laporkan kegiatan ATLAS sebagai penutupan rangkaian kaderisasi departemen Akuntansi FEB Undip. Atlas diharapkan dapat meningkatkan semangat kekeluargaan dan solidaritas mahasiswa Akuntansi Undip. Juga kami beritakan acara Grand Closing GUM sebagai laporan utama ke dua. GUM merupakan kegiatan pengabdian di bidang pendidikan yang diselenggarakan oleh BEM Undip. Pada kabar kampus kami beritakan acara Kampung Hati Spesial oleh Mizan, serta kabar prestasi dari mahasiswa FEB yang sukses menjadi juara dua lomba paper di Unair turut kami beritakan. Kritik saran sangat diperlukan untuk menjadikan LPM Edents menjadi lebih baik, terima kasih. Selamat membaca!
Kabar Prestasi
ATLAS Sebagai Ajang Inagurasi Mahasiswa Baru Akuntansi 2019 T e l a h diselenggarakan ATLAS oleh Keluarga Mahasiswa Akuntansi (KMA) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro (Undip) di Pusat Kepramukaan (Puskepram) Candrabirawa, Gunung Pati, Semarang. Kegitan tersebut merupakan program kerja dari Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) KMA sebagai bentuk kaderisasi terhadap mahasiswa baru Akuntansi angkatan 2019. Menilik Esensi dan Substansi ATLAS 2019
Dok. Pribadi
ATLAS merupakan sebutan dari kaderisasi Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa tingkat Pra-Dasar (LKMM-PD) Departemen Akuntansi, yang tidak hanya diadakan untuk mahasiswa baru, melaikan untuk tiga angkatan, yaitu angkatan 2019 dan dua angkatan diatasnya. Kegitan tersebut memiliki tiga tujuan utama yang hendak dicapai yaitu mempererat hubungan intra angkatan, mempererat hubungan antar angkatan, serta mengenalkan angakatan ke KMA. Selain untuk merealisasikan tujuan tersebut, substansi dari ATLAS adalah untuk merekatkan dan membangun angkatan 2019 supaya ber-asas “satu keluarga” seperti yang telah digaungkan oleh Departemen Akuntansi.
ATLAS tahun ini mengangkat tema “Galaksi”, dengan tema tersebut mahasiswa baru diasumsikan sebagai astronot-astronot yang tujuan mereka adalah untuk sampai di bulan. ATLAS secara umum dibagi menjadi tiga bagian yaitu pre-phase atau sarasehan, event dan pasca-event. Dimana perjalanan mereka dimulai ketika sarasehan, mereka diberikan pembekalan dan
penjelasan secara umum terkait pentingnya acara tersebut bagi angkatan mereka. Ketika event mereka mendapatkan materi-materi yang tujuannya adalah untuk merekatkan angkatan mereka serta mengenalkan seperti apa dunia perkuliahan yang sesungguhnya. Sementara di pasca-event mereka sudah mulai dituntut untuk merealisasikan dan membangun angkatan mereka dan ilmu-ilmu yang sudah mereka dapat saat event. Materi yang Berpijak pada Buku Biru Kaderisasi
Materi yang disampaikan di ATLAS terdiri dari tiga bagian utama. Pertama, di pre phase disampaikan materi yang berkenaan dengan angkatan, bagaimana arti satu keluarga, apa kontribusi yang harus diberikan untuk angkatan, dan juga pengenalan mengenai himpunan mahasiswa akuntansi yaitu KMA. Panitia meminta ketua angkatan dari angkatan-angkatan sebelumnya dan ketua umum KMA untuk mengisi materi tersebut. Jadi dalam pre-phase tersebut, mahasiwa baru mulai diberikan materi mengenai
angkatan dan arti satu keluarga sehingga ATLAS dapat dijadikan ajang untuk mempererat hubungan intra angkatan, antar angkatan serta angkatan ke KMA. Tanjung selaku Koordinator Acara ATLAS 2019 menuturkan bahwa, “Terkait dengan materi LKMMPD kita berpatokan dengan buku panduan kaderisasi yang berasal dari universitas, biasa kita kenal sebagi buku biru, nah dibuku biru itu sudah tercantum materi-materi apa saja yang harus kita sampaikan saat LKMMPD”. Materi yang diberikan meliputi analisis potensi diri, personal branding, manajemen waktu, membentuk sikap kritis mahasiswa, dasar-dasar organisasi, pengenalan lembaga kemahasiswaan, dasar komunikasi, teamwork, motivasi berprestasi serta teknik sidang. Materimateri tersebut diberikan kepada mahasiswa baru supaya bisa menjadi mahasiswa yang aktif, baik dibidang akademik maupun non-akademik. Untuk pematerinya, panitia mencari pemateri-pemateri yang minimal sudah bersertifikasi Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa tingkat Dasar (LKMM-D) serta berkompeten di bidangnya masing-masing. ATLAS dengan Gebrakan Barunya
ATLAS 2019 hadir dengan inovasi yang lebih kepada teknis kegiatan, dimana mahasiswa baru sangat ditekankan untuk saling menjalin rasa satu keluarga melalui adanya tugas-tugas kelompok yang memperlihatkan esensi dari satu keluarga. Di akhir kegiatan juga terdapat sesi colour fun, dimana sesi tersebut dimaksudkan untuk lebih meninggalkan kesan yang menarik dan tidak terlupakan terhadap ATLAS 2019. Selain itu, panitia juga berpatokan pada
Bersambung ke halaman 2
Dok. pribadi
Menghimpun Dana Wakaf Melalui E-wakaf.com
IQTISHODUNA merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (HIMA EKIS FEB Unair), Surabaya. Salah satu rangkaian kegiatan ini adalah “Call For Paper” atau Kompetisi Karya Tulis Ilmiah (KTI) Ekonomi Islam tingkat Nasional untuk Mahasiswa program studi S-1 dan D-3 di seluruh Indonesia. Kegiatan ini mengusung tema “Accelerating Economic Growth Through Halal Industr Development” yang puncak kegiatannya dilaksanakan pada 15 Oktober 2019. Dalam ajang ini delegasi Kelompok Studi Ekonomi Islam (KESI) Universitas Diponegoro meraih juara 2 Call For Paper. Berupa Rancangan Penghimpunan Wakaf
Website
untuk
Berawal dari sebuah diskusi ringan dan keresahan Kordents Volume 9 Edisi 7 - 21 November 2019 Diterbitkan Oleh Lembaga Pers Mahasiswa Edents
yang dialami berkaitan dengan penghimpunan dana wakaf yang dirasa masih belum sesuai, dijadikan sebuah ide untuk penulisan KTI oleh tim yang beranggotakan Albi Boykhair (Ilmu Ekonomi dan Pembangungan 2018), Endi Deswanto (Akuntansi 2016) dan M Irsyad Ridwan (Ilmu Ekonomi dan Pembangungan 2018) membuat sebuah financial technology berupa e-wakaf.com. “E-wakaf.com sendiri merupakan sebuah website untuk penghimpunan dana wakaf,” ujar Albi. E-wakaf.com ini sendiri masih berupa rancangan website yang nantikan akan menjadi sebuah terobosan baru atau solusi yang berkaitan dengan penghimpunan dana wakaf yang seringkali dihadapi.
Seperti karya ilmiah pada umumnya, dalam proses penulisannya pun mereka banyak menggunakan jurnal-jurnal penelitian. Albi mengakui bahwa dalam penulisannya mereka hanya menggunakan data sekunder saja yang bersumber dari berbagai pihak seperti BPJS, Kemenag, dan lainnya. Meskipun hanya mengolah data sekunder, namun dalam pencarian data mereka menemui beberapa kendala seperti sulitnya menemukan data yang berkaitan dengan perekonomian Islam “Masih ada kendala untuk mencari data-data perekonomian Islam, soalnya di Indonesia topiknya masih kurang menarik kan, jadi orang-orang masih kurang
penelitian dalam hal itu, ” terang Albi. Niatkan Kuliah untuk Berprestasi
Tahap seleksi “Call For Paper” cukup panjang, mulai dari pendaftaran, pengiriman abstraksi, seleksi 50 besar, pengiriman full paper, hingga sepuluh besar yang kemudian presentasi KTI-nya yang semua proses ini dimulai sejak April 2019. Dalam proses penulisan tidaklah mudah, penyatuan ide dan gagasan merupakan bagian tersulit karena mereka memiliki pemikiran yang berbeda-beda sehingga proses penyatuan ide itulah yang cukup sulit. Apalagi dalam prosesnya mereka terjeda oleh liburan semester yang membuat mereka sulit untuk bertemu, sehingga diskusi pun hanya dilakukan secara online. Namun, hambatanhambatan tersebut tak menghalangi langkah mereka untuk tetap terus melaju hingga babak akhir dan meraih juara 2 untuk Call For Paper. Menurut Albi, menjadi berprestasi memang sebuah niat dan tujuan “Karena memang dari awal niatku kuliah itu buat berprestasi,” ungkap Albi. Dari niat inilah yang kemudian membuat Albi memutuskan untuk bergabung di KSEI, hal ini ia lakukan bukan tanpa alasan. Menurutnya sejak masih menjadi mahasiswa baru, ia telah melihat bahwa KSEI memiliki prestasi yang banyak dan menjadi salah
satu organisasi terbaik di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) sehingga membuatnya tertarik dan ketika bergabung hal itu membuatnya bertemu orang-orang hebat. Temukan Mentor untuk Belajar dan Diskusi
Tips untuk berpretasi versi Albi adalah dengan mencari mentor, pelajari, diskusi dan coba sendiri. “Kamu deketin, minta saran, minta ide, nah dari situ kamu dapet ilmu dari dia, misal sudah merasa cukup, baru kamu bisa lomba sendiri tanpa mentor,” jelas Albi. Meskipun dirasa dirinya belum handal, namun menurutnya tips itu dapat membantu agar kita tertarik untuk terus berkarya. Dalam memunculkan pemikiran kritis, ia juga menyarankan agar mengikuti seminar, serta lebih jeli dalam melihat permasalah di sekitar, kerena dari hal itu dapat memunculkan ide-ide kreatif, serta solusi-solusi baru lantas langkah terakhirnya adalah dengan mendiskusikan hal tersebut dengan orang-orang yang jauh lebih berpengalaman. Untuk kedepannya, Albi memiliki harapan yang cukup besar di KSEI. Ia berharap agar di tahun mendatang ia bisa tetap KSEI dan dapat lebih mengembangkan prestasi KSEI dan untuk jauh kedepannya ia bisa menjadi pembimbing bagi adik-adik tingkat bawah. (jl)
Pemimpin Umum : Dirga Ardian Nugroho; Pemimpin Redaksi : Julian Karinena; Pemimpin Artistik : Rafi' Qurnia Nawandaputra; Editor : Karima Suci Ariani ; Reporter : Nur Alfi, M. Anisulfuad, Yusuf Sufyan, Luthfia Rizqi; Layouting : Kurnia Wulandari Sekretariat : Gedung PKM Lt. 1 FEB Undip, Tembalang Edents Call Center : 024-91181513
Kunjungi !
w w w.lpmedentsundip.com
Kordents Vol. 9 Edisi 7-21 Nov 2019
Laporan Utama
Laporan Utama
Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Bersama GUM Pendidikan merupakan salah satu indikator penting dalam suatu negara, sebab melalui pendidikanlah sumber daya manusia dapat berkembang dan memiliki kualitas yang baik. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut manusia untuk fokus pada pendidikan. Apabila kemajuan teknologi tidak diikuti dengan pendidikan yang layak, maka masyarakat akan tertinggal. Pendidikan adalah fondasi bagi kemajuan sebuah bangsa. Sumber daya manusia yang akan mengatur, dan mengolah sumber daya alam yang ada. Permasalahan Ekonomi Masih Menjadi Prioritas Utama
Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia. Upaya-upaya yang dilakukan tidak selamanya berjalan mulus, pasti ada kendala yang dihadapi. Salah satu kendalanya ialah faktor ekonomi. Faktor perekonomian selalu menjadi alasan yang tidak kunjung selesai, di mana para orang tua tidak mau menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi dikarenakan kendala biaya. Banyak orang tua yang berpikiran bahwa sekolah hanya membuang-buang uang saja, sehingga setelah anak mereka lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) para orang tua menyuruh anaknya untuk bekerja atau menikah. Bahkan banyak anak-anak Indonesia yang hanya mengenyam bangku Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP). Padahal, pemerintah maupun pihak swasta mengeluarkan program beasiswa yang berguna untuk membantu siswa-siswi di Indonesia yang kurang mampu agar mereka dapat melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Memberi Kontribusi dan Menebarkan Inspirasi
Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam membentuk sumber daya manusia yang berpikir kritis, produktif, inovatif dan terhindar dari tindakan kriminal. Karena seseorang sangat mudah berbuat kriminal ketika tingkat pendidikannya rendah. Melihat dari kondisi ini, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Diponegoro (BEM Undip) mengadakan program
Kabar Kampus
Gerakan Undip Mengajar (GUM). Gerakan Undip Mengajar merupakan salah satu pengaplikasian Tri Dharma perguruan tinggi berdasarkan janjijanji kemerdekaan yang ada di Undang-Undang Dasar 1945. Program GUM yang berfokus di daerah Jawa Tengah memiliki tujuan memberikan kontribusi nyata untuk membantu menyelesaikan permasalahan pendidikan Indonesia terkhusus di Jawa Tengah, juga menularkan optimisme dan menginspirasi sekolah-sekolah serta masyarakat di daerah penerjunan. Selain itu, tujuan lainnya ialah mengajak mahasiswa Undip untuk peduli terhadap pendidikan kemudian menemukan solusi dari masalah pendidikan yang ada di tempat penerjunan. “Tujuan umum GUM adalah memberikan kontribusi nyata untuk membantu menyelesaikan permasalahan pendidikan di Indonesia, terutama di Jawa Tengah. Sementara tujuan khusus ialah menebarkan inspirasi ke sekolah dan masyarakat,” ucap Bian Atmaja, ketua GUM Jilid VII. Masyarakat Sangat Antusias dan Terbuka
Gerakan Undip Mengajar sudah terlaksana sejak tahun 2013 dan dilaksanakan di berbagai kota seperti, Brebes, Temanggung, Wonosobo, Semarang, Ungaran, dan Karimunjawa. Sama seperti programprogram yang lain, GUM juga memiliki tahapan yang cukup panjang. Dimulai dari pra penerjunan yang berisikan rangkaian pelatihan untuk para pengajar hingga simulasi di Sekolah Dasar yang ada di Semarang. Tahap selanjutnya ialah penerjunan yang dilaksanakan selama 21 hari di Banjarnegara, tempat penerjunan Gerakan Undip Mengajar Jilid VII. Tahapan yang terakhir yakni Grand Closing, penutupan dari rangkaian acara Gerakan Undip Mengajar. Lebih jelasnya, Dhena mahasiswa Akuntansi angkatan 2019 menjelaskan rangkain acara GUM “Rangkaiannya ada Upgrading, Grand Opening, pelatihan, pra penerjunan, penerjunan, pasca penerjunan, dan ditutup oleh Grand closing.” Kegiatan yang berlangsung di Banjarnegara membuat masyarakat merasa terbantu dan mendukung penuh acara GUM ini. “Masyarakat sangat antusias dan terbuka, sebab kami memberikan kegiatan yang positif,” pungkas
ATLAS Sebagai Ajang Inagurasi Mahasiswa Baru Akuntansi
Bian. Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat dan mahasiswa akan mendapat manfaat yang baik. Mahasiswa mampu menyampaikan pengetahuannya dan masyarakat dapat menerima esensi yang diberikan. Menurut Bian, percuma jika kegiatan terlaksana namun esensinya tidak diterima masyarakat. “Saya menginginkan esensi GUM tersampaikan ke masyarakat, karena percuma kalau semua kegiatan terlaksana tapi esensinya tidak tersampaikan ke masyarakat.” Mahasiswa Perlu Memunculkan Cahaya
Memantik
dan
Berbicara mengenai Grand Closing GUM yang dilaksanakan beberapa waktu lalu, Bian menyampaikan pemilihan tema “Dinamika Pengabdian: Seribu Jalan Menggapai Asa” agar semangat mengabdi terus tumbuh di dalam jiwajiwa muda mahasiswa. Begitu juga dengan maju mundurnya pengabdian setiap orang, ada yang memang sudah bertekad untuk mengabdi, ada beberapa orang yang berawal dari keingintahuan, atau ada jiwa yang berangkat dari keterpaksaan terlebih dahulu hingga jiwa tersebut merasakan manisnya pengabdian. Keberagaman pengabdian ini tentunya memiliki satu tujuan yang sama, mencerdaskan kehidupan bangsa untuk menggapai asa. Bian juga menambahkan “Sebagai pemuda kita perlu untuk memantik, kita perlu memunculkan cahaya, yakni anak-anak penerus generasi bangsa.” (jl) Terakhir, Bian menyampaikan harapannya “ Semoga bisa menginspirasi masyarakat di daerah penerjunan, bisa mengidentifikasi permasalahan yang ada di sana, lalu memecahkan masalah dengan tepat.” Kemudian Dhena juga menyampaikan harapannya “Apa yang saya dan teman-teman saya berikan bisa memberi efek positif terhadap perkembangan semangat belajar anak-anak di sana dan dapat meningkatkan semangat untuk bersekolah di jenjang yang lebih tinggi.” Tidak hanya itu, Bian juga menyampaikan terima kasih kepada semua peserta GUM karena sudah memiliki kepedulian sosial yang tinggi kepada masyarakat. (jl)
sambungan halaman 1 evaluasi ATLAS tahun sebelumnya, sehingga panitia bisa lebih mengetahui apa saja yang harus diperbaiki dan ditambahkan pada ATLAS tahun ini.
”Jalannya kegiatan ATLAS ini sudah sesuai dengan apa yang direncanakan, setelah kita melihat perjalanan perkembangan angkatan mereka dari awal sebelum mereka masuk sampai sekarang, sudah sangat terlihat bagaimana perubahan dan perkembangannya,” ujar Tanjung. Terkait teknis kegiatan, masih terdapat satu atau dua hal yang belum sesuai dengan apa yang panitia rencanakan tetapi semua kegiatan masih dapat terlaksana dengan baik dan tidak menyeleweng dari tujuan utama kegiatan tersebut. Tidak Sesederhana Membalikan Telapak Tangan
Terdapat beberapa kendala yang menyelimuti jalanya kegiatan tersebut mulai dari pra-event sampai pasca-event. Salah satu dari sekian banyak kendala adalah stigma mahasiswa baru terhadap kaderisasi, ada yang suka kadersasi, ada yang tidak suka kaderisasi, ada yang meresa muak dengan kaderisasi bahkan ada merasa parno dengan kaderisasi. Akan tetapi panitia tetap berusaha menemukan bagaimana cara merubah stigma negatif mahasiswa baru terhadap kaderisasi, sehingga mereka bisa menerima ATLAS serta esensi dari kegiatan tersebut dapat tercapai. Melalui ATLAS mahasiswa baru akuntansi angkatan 2019 sudah mulai terlihat solid. Hal tersebut dapat terlihat ketika acara suporteran, kumpul angkatan, keaktifan di grup angkatan, terlihat lebih akrab baik sesama angkatan ataupun dengan antar angkatan, dan hiharapkan mereka lebih memiliki rasa kekeluargaan yang erat dan saling membantu jika ada yang perlu bantuan. ATLAS kedepannya diharapkan dapat lebih dikembangkan, dapat membentuk solidaritas angkatan yang lebih baik, serta dapat mewujudkan jargon Akuntansi yaitu satu keluarga. “Tetap bisa berkembang lebih baik, bisa maju lebih baik, bisa membentuk angkatan lebih baik, bisa menanamkan satu keluarga yang lebih baik karena disini akuntansi satu keluarga,” tutup Tanjung. (jl)
Mencari Berkah Bersama Kampung Hati Spesial
FEB (21/10) – Bertempat di Hall gedung C FEB Undip telah dilaksanakan Kampung Hati Spesial yang diselenggarakan oleh Mizan FEB Undip yang sekaligus bagian dari rangkaian acara “Mizan Activity”. Acara tersebut dihadiri oleh mahasiswa FEB dan beberapa tamu undangan. Kampung Hati diadakan satu bulan dua kali, sedangkan Kampung Hati Spesial diadakan satu bulan satu kali disaat acara-acara tertentu. Kampung Hati Spesial bertujuan untuk merekatkan ukhuwah islamiyah antar warga FEB, Undip, bahkan masyarakat umum dengan mengangkat tema “Shiraathol Mustaqim via Fitur Gadget”. Acara tersebut menghadirkan Taufik Aulia sebagai pembicara dari Commercial Product Manager at Detik.com dan juga Ketua BEM Undip 2014 sekaligus seorang penulis buku “Sabar dan Syukur Tanpa Tapi”. Dengan mendatangkan Taufik Aulia diharapkan dapat melihat potensi Taufik sebagai penulis dan berharap Taufik menyampaikan materi yang membangkitkan semangat mahasiswa FEB dan Undip agar bisa senantiasa berdakwah lewat future gadget maupun media cetak. Media Sosial dalam Membawa Manfaat bagi Banyak Orang.
Setidaknya ada beberapa poin penting yang menjadi pembahasan dalam materi Taufik, diantaranya data penggunaan media sosial seperti Youtube, WA, LINE, BBM, FB, dan lain-lain. Ternyata dari
LPM Edents FEB Undip
data tersebut Youtube menduduki posisi pertama penggunaan sosial media yang paling sering. Taufik menghimbau generasi muda untuk menggencarkan video dakwah sehingga mampu menjadi trending di Youtube. Taufik berpesan agar jangan sampai video yang trending di youtube adalah video yang bernuansa negatif dan tidak bermoral. Taufik berharap dari mahasiswa FEB Undip menciptakan video bersama dan membawanya menjadi trending Youtube dan bermanfaat bagi banyak orang.
Acara Kampung Hati Spesial dapat berjalan tentu dengan kerja keras berbagai pihak terutama panitia. Meskipun dalam masa persiapan sempat menemui beberapa kendala seperti masalah finansial dan juga transportasi. Ketua panitia, Firdaus Azhardi mengungkapkan semua kendala dalam persiapan acara bisa dilalui dengan baik berkat kerja keras dari panitia yang disertai dengan doa. Firdaus juga mengungkapkan lancarnya acara juga karena Allah yang maha kuasa dan perantara donator sehingga bisa mengantisipasi dan meng-cover biaya yang dibutukan selama keberlangsungan acara. “Ahamdulillah berkat kerja keras dari panitia panitia dan dibarengi doa semuanya berjalan lancar dan sesuai rencana,” ungkap Firdaus. Sedangkan dari sisi panitia tidak ada keluhan selama keberjalanan acara. Acara yang Memberikan Keberkahan
lpmedentsundip.com
Meskipun belum mencapai target jumlah peserta, namun antusias warga FEB dalam menghadiri acara Kampung Hati Spesial sudah bisa dibilang tinggi. Hal itu dikarenakan Kampung Hati Spesial baru diadakan tahun ini dalam rangkaian Mizan Activity, sehingga menambah daya tarik bagi peserta. Selain itu perwakilan tiap ormawa yang diundang juga terlihat datang dan mengikuti keberjalanan acara. Ada beberapa kekurangan dan kelebihan yang menjadi catatan sekaligus evaluasi bagi Kampung Hati Spesial kali ini. “Saya sebagai ketua tidak mengurus surat izin ke dekanat karena saya tidak ingin mengganggu urusan akademik panitia. Alhamdulillah semua bisa berjalan sesuai rencana,” tambah Firdaus. Dengan keberjalanan Kampung Hati Spesial dan melihat respon dan antusias dari mahasiswa FEB, diharapkan kedepannya acara ini akan memberikan keberkahan bagi mahasiswa FEB. Selain itu, Firdaus sebagai ketua Kampung Hati Spesial dalam Mizan Activity tahun ini berharap ditahun depan kekompakan panitia bisa lebih ditingkatkan dan perlu adanya kerjasama serta kerekatan antara ketua, koor, dan juga staff sehingga seluruh panitia bisa menyiapkan acara dengan baik dan sesuai rencana. “Untuk tahun depan saya harap ketua hingga koor dan staff lebih kuat dan komitmen serta konsisten dalam tugasnya masing-masing dan bisa lebih semangat lebih aktif,” tutup Firdaus. (jl)
@tbv2341m
@lpmedents