Koran Edents
Volume 04
LPM Edents
Dinamika Intelektual Mahasiswa Edisi 03 - 17 Mei 2021
Dari Redaksi Tahun 2021, bulan ramadan masih belum sepenuhnya terasa indah. Beberapa kebijakan pemerintah membuat rasa hambar di bulan suci ini. Tingginya angka kasus penambahan positif COVID-19 menjadi faktor utama. Para mahasiswa rantauan yang ingin merasakan indahnya bulan ramadan bersama keluarga di kampung halaman harus terpaksa menetap dengan adanya larangan mudik. Lain hal dengan itu, ternyata ada kabar-kabar baru yang mencuat di kampus kuning Diponegoro.
Koran Edents Volume 4 ini menampilkan Laporan Utama 1 pada halaman utama dengan laporan mengenai pembentukan Badan Semi Otonom (BSO) oleh Senat Mahasiswa Universitas Diponegoro. Selanjutnya Laporan Utama 2 mengulik pembangunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Pada Kabar Kampus dilaporkan mengenai adanya diskusi Ekonomi Islam dari Himpunan Mahasiswa Ekonomi Islam (HMEI) Undip. Terakhir, rubrik Kabar Prestasi diisi oleh M. Fahmi Utomo yang berhasil menjadi finalis di dua lomba sekaligus. Kami dari redaksi memohon maaf apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan penulisan dalam koran ini. Kritik dan saran sangat diperlukan untuk menjadikan LPM Edents menjadi lebih baik lagi. Selamat membaca!
Kabar Prestasi
Badan Semi Otonom Universitas Diponegoro Badan Semi Otonom (BSO) khususnya di Universitas Diponegoro (Undip), merupakan langkah awal yang harus ditempuh suatu organisasi atau komunitas mahasiswa sebelum resmi menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Dalam Perma No. 5 Tahun 2018 tentang Badan Semi Otonom Universitas Diponegoro, disebutkan bahwa BSO adalah Badan Semi Otonom yang merupakan organisasi kemahasiswaan di tingkat universitas dan fakultas sebagai badan kelengkapan non struktural organisasi kemahasiswaan Undip di bawah pembinaan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas dan BEM Fakultas, yang melaksanakan program kerja berdasarkan GBHK. BSO bisa diibaratkan seperti tahapan percobaan bagi lembaga atau organisasi kemahasiswaan yang ingin menjadi UKM. Masa uji coba BSO sendiri berlaku selama satu tahun kepengurusan BSO di bawah pengawasan BEM Undip dengan koordinasi Senat Mahasiswa (SM) Undip. Dari satu tahun masa uji coba inilah yang akan menjadi dasar apakah BSO dinilai mampu untuk naik ke level yang lebih tinggi dan bisa resmi menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa.
Untuk bisa menjadi BSO ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. BSO harus mempunyai visi, misi dan tujuan BSO yang diusulkan dan tidak bertentangan dengan visi, misi, dan tujuan Universitas Diponegoro. Harus mempunyai program kerja, sesuai dengan PPO dan GBHK, mempunyai dosen pendamping dan memiliki lingkup kegiatan yang belum dimiliki oleh BSO dan UKM yang sudah
ada. Setelah melengkapi seluruh persyaratan yang ada, lembaga atau organisasi yang ingin menjadi BSO harus mendaftarkan diri pada BEM Undip lalu melengkapi segala kebutuhan berkas yang ada. Nantinya, Senat Mahasiswa akan melakukan seleksi wawancara kelayakan terhadap calon BSO Universitas dengan mengacu pada persyaratan yang telah ditentukan. Setelah dinyatakan layak, SM Undip akan merekomendasikan BSO kepada Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan. Jika nantinya disetujui, maka akan disahkan melalui sidang yang dilaksanakan oleh SM Undip menjadi BSO Universitas.
Di tahun 2021 ini, Senat Mahasiswa Undip menetapkan empat Badan Semi Otonom Universitas Diponegoro tahun 2021 yaitu Diponegoro Flag Football, Diponegoro Model United Nations Society, Dipo Golfers, dan yang terakhir Dipo Band. SM Undip menetapkan masa uji coba kepengurusan Badan Semi Otonom selama satu tahun di bawah pengawasan Badan Eksekutif Mahasiswa Undip dengan koordinasi Senat Mahasiswa Undip yang ditetapkan pada hari Senin, 26 April 2021. Masa uji BSO akan dimulai saat Surat Keputusan ini berlaku hingga satu tahun ke depan. Tidak semua BSO yang terdaftar dan sudah menempuh satu tahun uji coba akan diangkat menjadi UKM. Tahun lalu, pihak rektorat tidak mengangkat satupun BSO menjadi UKM di Universitas Diponegoro. Banyak sekali faktor yang menjadi pertimbangan pihak rektorat dalam memilih BSO untuk diangkat menjadi UKM. Selama
masa uji coba, BSO dapat dinilai kurang layak untuk diangkat menjadi UKM.
“BSO bisa gagal menjadi UKM, misalnya dalam satu periode (masa uji) menjadi BSO, mereka (BSO) tidak tercapai dalam beberapa hal, misal tidak menjalankan program kerja, tidak menyumbang achievement untuk Undip. Mungkin track record-nya dinilai kurang,” ujar Chiesa Rossa, Kepala Bidang Harmonisasi Kampus Universitas Diponegoro Tahun 2021.
Tidak hanya alasan tersebut, Pertimbangan lain dari pihak rektorat juga berpengaruh besar pada pengangkatan BSO menjadi UKM. Tahun lalu, pandemi menjadi alasan tidak adanya BSO yang diangkat menjadi UKM. “Ini (penerimaan BSO menjadi UKM) kembali lagi pada kebijakan rektorat. Kadang ada kadang engga untuk penerimaan UKM. Tergantung kesepatan dari pihak rektorat terutama keputusan Wakil Rektor I. Untuk tahun lalu, tidak ada sama sekali UKM dengan pertimbangan pandemi, ditakutkan BSO tidak maksimal saat menjadi UKM di masa pandemi,” ujar Chiesa Rossa. Banyak faktor yang menyebabkan BSO tidak diangkat menjadi UKM. Namun, pengangkatan BSO menjadi UKM sangat bergantung pada dua hal mendasar, yang pertama adalah kondisi atau kualitas dari BSO itu sendiri selama masa uji yang belum sesuai untuk diangkat menjadi UKM, dan yang kedua adalah keputusan pihak rektorat dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang ada. (lth)
Mahasiswa FEB sebagai Finalis Dua Lomba Sekaligus Fahmi memaparkan bahwa alasan dirinya memilih untuk mengikuti lomba Marketing Festival dan Petrolida Stock Trading Competition karena sesuai dengan fokus kuliah saat ini, yaitu sebagai mahasiswa manajemen. Fahmi pun berpendapat bahwa ilmu yang telah dipelajarinya, dapat diimplementasikan dengan maksimal ketika mengikuti lomba-lomba tersebut. Persiapan dan Proses dalam Mengikuti Kompetisi
Dok. Pribadi
Fahmi Utomo Mudzakir, mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (FEB Undip) jurusan Manajemen angkatan 2019, bersama partner-nya, berhasil membawa gelar finalis pada dua lomba sekaligus, yaitu Marketing Festival yang diselenggarakan oleh STIE Perbanas Surabaya dan Petrolida Stock Trading Competition oleh ITS. Kompetisi ini diselenggarakan pada Maret - April 2021. Petrolida Stock Trading Competition merupakan kompetisi pasar modal yang terdiri dari dua tahapan, yaitu tahapan pertama berupa lomba trading dan dilanjutkan dengan debat mengenai berbagai isu atau permasalahan seputar pasar modal. Lomba tersebut mengangkat tema “Developing Youth Contribution for Indonesia Stock Market Future”. Marketing Festival merupakan kompetisi untuk melatih mahasiswa berpikir solutif terhadap berbagai permasalahan yang dialami oleh perusahaan selama era new normal berlangsung. Lomba ini mengangkat tema “Make a Great Solution for New Strategies Company”.
Ketika ditanya perihal persiapan, Fahmi mengungkapkan bahwa, “Persiapan yang efektif saat mengikuti perlombaan setidaknya adalah dua minggu. Persiapan (yang) dilakukan tidak hanya sebelum mengikuti perlombaan, tetapi juga saat perlombaan itu berlangsung.” Adapun persiapan yang dilakukan oleh Fahmi adalah mencari informasi terkait lomba Marketing Festival dan Petrolida Stock Trading Competition melalui akun media yang memberikan informasi tersebut. Selanjutnya, Fahmi mengkaji perlombaan itu cocok atau mampu untuk ia ikuti atau tidak. Pengkajian dilakukan melalui background lomba tersebut. Ketika tahapan tersebut dirasa telah mantap, Fahmi kemudian mencari tim yang potensial. Setelah itu, ia memperkuat riset selama mengerjakan perlombaan tersebut yang bersumber dari jurnal, artikel, maupun berita-berita di internet.
Berhasil memposisikan tim sebagai finalis dalam lomba Marketing Festival dan Petrolida Stock Trading Competition bukanlah merupakan hal yang mudah. Tentunya ada hambatan yang dialami oleh kelompok dalam menyatukan pendapat dan pemikiran yang berbeda-beda. Fahmi mengatakan bahwa salah satu strategi kerja sama dalam mengikuti lomba yang bersifat kelompok adalah dengan menjadikan setiap perbedaan
dari masing-masing anggota tim sebagai kekuatan untuk bisa berkolaborasi. Selain itu, mengingat Fahmi yang juga merupakan President Director of Kelompok Studi Pasar Modar (KSPM), bukanlah sesuatu yang mudah untuk membagi waktu antara akademik, lomba, dan juga organisasi. Fahmi menuturkan cara untuk menyeimbangkan hal tersebut adalah dengan menentukan skala prioritas dari setiap kegiatan yang ia miliki agar bisa fokus dan maksimal, menyusun timeline kegiatan setiap harinya, serta konsistensi dan budaya tidak menunda-nunda. Kesan dan Pesan
“Akan ada banyak improvement yang dirasakan baik dalam hal pengetahuan dan kompetisi yang sudah didapat dari dunia kampus yang semakin diperkuat dengan mengikuti perlombaan,” ucap Fahmi. Fahmi juga menambahkan bahwa tidak hanya dalam pengetahuan, softskill juga dilatih, bagaimana public speaking kita, bagaimana meyakinkan juri, dan sebagainya. Tidak hanya softskill, dalam perlombaan juga akan memperluas koneksi dengan mahasiswa universitas lain. Dari atmosfer perlombaan, suatu hal yang belum tentu kita dapat dari perkuliahan akan menjadi wadah yang positif untuk meng-explore diri lebih jauh lagi. “Buat teman-teman yang baru mau mulai mengikuti perlombaan, semangat dan selamat, karena kalian sudah berani untuk keluar dari zona nyaman dengan mengikuti perlombaan. Selalu ingat bahwa apa yang kalian tanam hari ini, itu yang akan kalian tuai di hari kemudian. Sejatinya masing-masing dari kita memiliki potensi dan kemampuan diri yang berbeda, potensi yang sekiranya kita miliki harus terus diasah agar kita memiliki keunggulan yang akan menjadi bekal di dunia kerja setelah lulus kuliah nanti,” ungkap Fahmi. (lth)
Kordents Volume 04 Edisi 03 - 17 Mei 2021
Pemimpin Umum : Muhammad Anisulfuad ; Pemimpin Redaksi : Luthfia Rizqi Maulida; Pemimpin Artistik: Marsha Sabrina Lillah ; Editor : Rio Dwi Cahyono; Layouter : Hatfina Dini Sabrina ; Reporter : Allisa Fiolina, Bella Br Surbakti, Danny Farhan Al Wajdi, Gusti Iqra Ibrahim, Helen Sophia Siahaan, M. Arif Pratama
Diterbitkan Oleh Lembaga Pers Mahasiswa Edents
Sekretariat : Gedung PKM Lt. 1 FEB Undip, Tembalang Edents Call Center : 024-91181513
Kunjungi!
w w w.lpmedentsundip.com
Kordents Vol. 04 Edisi 03 - 17 Mei 2021
Pembangunan Lahan Parkir Baru di FEB Undip
Laporan Utama
FEB Undip (12/5) – Baru-baru ini, warga FEB Undip dihebohkan dengan beredarnya foto konsep pembangunan yang akan dilakukan di kampus FEB Undip, Tembalang. Konsep ini menuai respon positif dari berbagai pihak. Namun, tak sedikit juga yang bertanya-tanya mengenai hal tersebut. Untuk menjawab rasa penasaran pembaca, kami melakukan penelusuran lebih lanjut untuk mengungkap fakta-fakta di balik pembangunan ini.
paradigma. Kalau dulu yang penting berfungsi, sekarang tidak. Yang penting bisa dinikmati, balik dulu. Kalau orang sudah bisa menikmati kan levelnya udah naik. Yang tadinya hanya berfungsi, ditambah jadi bisa dinikmati. Sehingga menciptakan layanan yang berbeda. Itu konsepnya,” ucap Warsito.
FEB Undip sedang melakukan pemugaran untuk kawasan parkir yang terletak di dekat danau FEB. Pembangunan ini telah diwacanakan sejak tahun 2019 tetapi baru dapat direalisasikan pada April 2021 lalu. Pemugaran kawasan parkir ini berangkat dari permasalahan yang ada di kampus FEB Undip, yaitu ruang parkir yang tidak sebanding dengan volume kendaraan bermotor yang digunakan oleh warga FEB. Menurut Warsito, Wakil Dekan II FEB Undip, dikutip dari podcast Suara Kampus Kuning Humas BEM FEB Undip, lahan parkir yang tersedia tidak cukup untuk menampung sekitar 1000-1500 kendaraan yang parkir di area kampus. “Karena parkir yang tidak tertib membuat kita semakin tidak nyaman dalam beraktivitas. Keindahan ruang menjadi terganggu. Kerapihan juga terganggu,” kata Warsito.
Konsep pembangunan kawasan parkir tidak hanya sekedar memperluas lahan parkir saja. Proyek ini sekaligus melakukan beberapa perbaikan kondisi Dok. Pribadi lingkungan FEB Undip lainnya. Menurut penuturan Kadiv Kemitraan Internal BEM FEB Undip, Muhammad Akbar, pihak kampus akan melakukan perbaikan pada kondisi danau FEB, co-working space yang dikemas seperti coffee shop, dan juga logo FEB yang baru di sekitar danau. Menariknya, pengelolaan coffee shop ini akan diserahkan kepada mahasiswa FEB secara langsung. “Yang dibangun lahan parkir, danau diperindah, co-working space yang dikemas seperti coffee shop dan rencananya mau dikelola oleh mahasiswa FEB, dan juga logo FEB yang baru sebelah danau seperti di akun @undipmenfess,” tutur Akbar. Di waktu yang terpisah, Warsito menambahkan bahwa pihak kampus saat ini sedang merubah paradigma pembangunannya. Suatu tempat tidak hanya selesai sebatas fungsinya saja, tetapi juga dapat dinikmati oleh penggunanya. “Jadi, kita harus sudah mengubah
Kabar Kampus
Namun, warga FEB harus bersabar karena proyek ini ditargetkan selesai pada awal tahun 2022. Pembangunan fisik dari lahan parkir, co-working space, dan danau FEB diproyeksikan selesai pada September 2021. Proyek dilanjutkan dengan penataan dan penghijauan lingkungan sekitar area tersebut berupa penanaman pohon selama tiga bulan ke depan.
Khusus co-working space, penataan sendiri direncanakan pada awal 2022 dengan mendesain interior ruangan yang kekinian. “Khusus yang parkir, kita desain interior co-working spacenya. Kalau sekarang (pada September 2021 nanti) kan hanya bangunannya. Nah, proyek berikutnya kita desain interior coworking space-nya, di mana posisi tempat duduknya, bagaimana kekiniannya. Konsep saya itu orang duduk di situ tuh bisa selfie,”
berikut penuturan Warsito ketika menjelaskan mengenai coworking space yang baru ini. “Jadi orang bisa duduk-duduk, full WiFi, dan nyaman. Kalau nanti pohonnya sudah 3-5 tahun kan udah besar-besar, jadi rindang. Sehingga orang di situ belajar dengan rileks, mungkin yang olahraga kemungkinan kan ini nyambung dengan lapangan basket. Itu orang bisa nonton temen-temen-nya main basket tapi bisa sambil minum kopi,” sambung beliau. Berbicara mengenai anggaran, Warsito menegaskan bahwa anggaran yang digunakan dalam proyek pemugaran lahan parkir ini adalah anggaran rutin fakultas, tidak bekerjasama dengan pihak ketiga seperti layanan di FEB Undip lainnya. “Kalau anggaran didapat dari anggaran rutin fakultas ya. Jadi kalau sponsor itu belum ada. Karena kalau sponsor itu kan lobi-lobinya harus kuat.” Namun, beliau tak menutup kemungkinan jika akan ada sponsor yang masuk untuk proyek ini. “Kalau co-working space di lantai tiga gedung KWU itu (pendanaannya) separuh fakultas, separuh dari partner fakultas. (Untuk proyek ini) syukur-syukur ada sponsor sih. Saya bersyukur. Tapi jangan sampai kekurangan dana sponsor itu bikin pembangunannya terhambat,” ujar Warsito. “Jadi, konsepnya kita balik. Kita siapkan dana fakultas, sponsor masuk. Nah, kan itu dana fakultas bisa terkoreksi. Kalau seperti itu pasti jadinya,” sambung beliau.
Urgensi dari pembangunan lahan parkir dan lingkungannya dinilai tepat oleh Muhammad Akbar. Ia berujar bahwa terbatasnya lahan parkir di FEB Undip menjadi penting untuk segera dibenahi. “Kurangnya lahan parkir jadi urgensinya. Karena banyaknya kendaraan tidak dibarengi dengan penambahan lahan sehingga hal ini menjadi salah satu urgensi untuk menambah lahan baru untuk parkir,” ucap Akbar. “Masalah ini sudah lama dan momennya tepat mengingat belum banyaknya mahasiswa yang datang ke kampus. Jika pembangunannya dilakukan waktu banyak mahasiswa, ditakutkan tidak ada lahan parkir yang dapat digunakan. Juga karena masalah ini sudah dari lama jadi tidak mau ditunda lagi dan ingin cepat diselesaikan,” sambungnya. (lth) Cc: Podcast Suara Kampus Kuning – Humas BEM FEB Undip.
Memahami Pasar Modal Syariah dengan DISKUSI EKIS pada Undang-Undang Penanaman Modal (UUPM) yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Sudah menjadi rahasia umum bahwa generasi muda sekarang mulai melek tentang investasi di pasar modal. Dengan didukung oleh kemajuan teknologi, berinvestasi di pasar modal pun menjadi semakin mudah dan cepat untuk dilakukan. Pasar modal syariah memiliki beberapa produk yang diperjualbelikan. Contoh produk-produk tersebut adalah saham syariah, sukuk, reksa dana syariah, efek beragun aset syariah (EBA syariah), dan dana investasi real estate (DIRE) syariah. DISKUSI EKIS sebagai Ruang Berdiskusi
Dok. Pribadi
FEB Undip (09/05) – Bertempat di Microsoft Teams, DISKUSI EKIS yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Ekonomi Islam Universitas Diponegoro (HMEI Undip) dilangsungkan. Acara DISKUSI EKIS merupakan acara tahunan yang digagas oleh HMEI, khususnya Departemen Akademik HMEI. Tema yang diangkat pada DISKUSI EKIS tahun ini adalah “Pasar Modal Syariah Masa Depan Pasar Modal Indonesia”. Acara ini diperuntukkan khususnya bagi mahasiswa program studi ekonomi islam (Ekis) baik di Undip maupun di luar Undip, serta diperuntukkan juga untuk masyarakat umum yang ingin mengetahui lebih dalam terkait pasar modal syariah. Tujuan utama dari diadakannya DISKUSI EKIS adalah untuk mendiskusikan bersama dan menampung pendapat para peserta diskusi mengenai pasar modal syariah untuk masa depan pasar modal Indonesia. Mengenal Pasar Modal Syariah
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pasar modal syariah merupakan kegiatan dalam pasar modal sebagaimana diatur
EDENTS TV
Belakangan ini pasar modal menarik minat banyak kalangan, terutama pasar modal syariah. Banyaknya kalangan yang tertarik dengan dunia pasar modal akhirnya mendorong HMEI mengadakan DISKUSI EKIS yang secara khusus mengupas tentang pasar modal syariah. DISKUSI EKIS ini menargetkan para mahasiswa dan masyarakat umum. HMEI melihat banyak mahasiswa program studi Ekis FEB Undip yang mengerti dan paham tentang hal yang dikaji. Berangkat dari alasan tersebut, maka HMEI mengangkat tema “Pasar Modal Syariah Masa Depan Pasar Modal Indonesia” untuk acara diskusinya. Panitia DISKUSI EKIS mengharapkan agar acara tersebut dapat memecahkan pertanyaan-pertanyaan seputar bagaimana masa depan pasar modal syariah di Indonesia. “Mengetahui banyak mahasiswa Ekonomi Islam FEB Undip yang paham dan memiliki pengetahuan mengenai pasar modal, namun mereka belum punya ruang atau belum ada sebuah forum untuk mencurahkan hal yang mereka ketahui menjadi salah satu faktor pendorong bagi kami untuk menyelenggarakan acara ini. DISKUSI EKIS diharapkan bisa membantu mahasiswa Ekonomi Islam FEB Undip untuk mengutarakan pendapat
lpmedentsundip.com
dan sharing-sharing pengetahuannya mengenai pasar modal syariah,” ucap Muhammad Rizky Ramadhan selaku ketua departemen (Kadep) Akademik HMEI 2020/2021. Rizky sangat berharap acara ini dapat dirasakan kebermanfaatannya oleh para peserta. Berjalan Lancar dan Mencapai Satu Suara
Keberlangsungan diskusi dipantik oleh pembicara pilihan panitia DISKUSI EKIS bernama Dani Setiawan. Dani, sapaan akrabnya, akhirnya sukses mendatangkan berbagai pendapat dan pandangan para peserta mengenai pasar modal syariah. Dani Setiawan merupakan mahasiswa Ekonomi Islam angkatan 2017 yang juga menjadi salah satu pengurus Kelompok Studi Pasar Modal Universitas Diponegoro (KSPM Undip). “Menurut kami, Mas Dani (merupakan) orang yang cocok untuk mengenalkan pasar modal syariah ke temanteman. Apalagi Mas Dani juga berasal dari Ekonomi Islam, jadi sangat berkaitan dengan tema yang diangkat,” ucap Rizky saat ditanyai terkait alasan mengenai pemilihan pembicara.
Diskusi yang dihadiri oleh sekitar 24 orang ini berjalan lancar dan pada akhirnya mencapai satu suara, yaitu setuju apabila pasar modal syariah dapat menjadi masa depan pasar modal Indonesia dengan beberapa dukungan stakeholder dan optimisme masyarakat Indonesia. Untuk mencapai pernyataan tersebut, banyak hal yang dibahas. Contoh halhalnya seperti tentang seluk beluk dunia pasar modal syariah, mulai dari, “Apakah mampu pasar modal syariah menjadi masa depan pasar modal Indonesia, mengingat rendahnya literasi keuangan syariah masyarakat khususnya di bidang pasar modal syariah?” hingga, “Bagaimana hukum dalam Islam yang mengatur mengenai pasar modal syariah?”. (lth)
@tbv2341m
@lpmedents