Koran Edents LPM Edents
Dinamika Intelektual Mahasiswa
Volume 06
Edisi 5 November - 19 November 2021
Apa Kabar Kuliah Hybrid FEB?
Dari Redaksi Memasuki akhir tahun 2021, pandemi masih belum berakhir. Meskipun sudah melandai, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 masih terus ada. Adanya landaian ini berdampak di bidang pendidikan. Beberapa perguruan tinggi sudah mulai menerapkan perkuliahan campuran (hybrid learning) untuk beberapa wilayah dengan persyaratan tertentu.
Pada koran Edents Volume 6 ini menampilkan Laporan Utama 1 pada halaman utama dengan laporan mengenai realisasi dari adanya kegiatan perkuliahan campuran (hybrid learning) yang diselenggarakan oleh FEB Undip. Selanjutnya Laporan Utama 2 mengulik tentang cerita mahasiswa saat mengikuti KKN Tematik di masa pandemi. Pada Kabar Kampus dilaporkan mengenai adanya Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD) yang diselenggarakan oleh LPM Edents FEB. Terakhir, rubrik Kabar Prestasi diisi oleh M. Hafizh Fachrur Rhozy, mahasiswa FEB yang mendapatkan medali di PON XX Papua 2021. Kami dari redaksi memohon maaf apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan penulisan dalam koran ini. Kritik dan saran sangat diperlukan untuk menjadikan LPM Edents menjadi lebih baik lagi. Selamat membaca!
Dok. Pribadi
Kabar Prestasi
Pertimbangan Hybrid
Penyelenggaraan
Kuliah
Menurunnya kasus Covid-19 usai diselenggarakannya program vaksinasi membuat Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim, mengatakan bahwa kebijakan terbaru Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1-3 membuat perguruan tinggi di wilayah tersebut dapat melaksanakan pembelajaran atau kuliah tatap muka terbatas. Terkait dengan keputusan tersebut dan kondisi wilayah Semarang, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, mengizinkan perguruan tinggi untuk melangsungkan uji coba perkuliahan tatap muka, tetapi dengan catatan harus berkoordinasi dengan pihaknya sebagai laporan harian dan bahan evaluasi untuk kebijakan selanjutnya. Selain itu, diperlukan kesiapan yang matang bagi perguruan tinggi yang akan melangsungkan uji coba perkuliahan tatap muka, salah satunya dalam penerapan protokol kesehatan. Dirjen Dikti menjelaskan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi perguruan tinggi dalam hal persiapan, pelaksanaan, dan pemantauan pembelajaran tatap muka.
Dalam hal persiapan, yang harus dilakukan adalah 1) perguruan tinggi harus mendapatkan rekomendasi atau berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota setempat melalui satuan tugas penanganan Covid-19; 2) perguruan tinggi hanya diperbolehkan menyelenggarakan kegiatan kurikuler melalui pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Selanjutnya, 3) perguruan tinggi menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran campuran (hybrid learning) bagi mahasiswa yang belajar secara daring serta dosen yang mengajar secara daring; 4) perguruan tinggi telah siap menerapkan protokol kesehatan sebagaimana ditetapkan dalam keputusan bersama di atas dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Covid-19.
Berdasarkan keputusan Mendikbud Ristek dan Gubernur Jawa Tengah tersebut, menjadi pertimbangan bagi Universitas Diponegoro untuk menyelenggarakan kuliah model hybrid, yaitu model pembelajaran campuran antara daring dan luring. Tujuannya adalah menguji coba sistem perkuliahan secara tatap muka dengan segala sarana prasarana yang telah disediakan, apabila hasilnya baik maka ini
memutuskan akan melaksanakan perkuliahan secara hybrid. Dalam pelaksanaannya, setiap kelas dibatasi maksimal diisi 25% dari jumlah mahasiswa di kelas tersebut. Selain itu, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi mahasiswa untuk dapat mengikuti perkuliahan hybrid, antara lain; (1) bertempat tinggal tetap di Kota Semarang dan daerah aglomerasi Semarang; (2) sudah vaksin tahap 2; (3) surat persetujuan orang tua/wali; dan (4) mengisi formulir PTM di SSO Undip
Kondisi kampus FEB pun sudah difasilitasi oleh berbagai macam sarana dan prasarana yang menunjang prosedur 5M guna menghindari penyebaran Covid-19 seperti tempat cuci tangan, hand sanitizer yang tersedia di setiap sudut gedung. Selain itu, seluruh masyarakat FEB yang berada di area kampus diwajibkan menggunakan masker dan menaati protokol kesehatan. Untuk kesiapan ruang kelas, sudah dilengkapi oleh sistem mengajar hybrid di mana terdapat kamera yang mengarah kepada papan tulis dan kepada mahasiswa yang hadir secara langsung atau offline, serta tempat duduk di ruang kelas yang berjarak. Realisasi Kuliah Hybrid FEB Undip
akan menjadi dasar bagi fakultas dan kampus untuk mengadakan Kuliah Tatap Muka (PTM) secara penuh. Namun banyak pihak merasa khawatir, jika tidak disiapkan secara baik akan menjadi kluster baru penyebaran Covid-19. Meski pembelajaran tatap muka dilakukan secara terbatas, resiko tertular Covid-19 tentu tetap akan lebih tinggi saat mahasiswa pergi ke kampus jika dibandingkan saat mereka belajar di rumah. Apabila tidak dipantau, bisa saja mahasiswa lalai untuk menerapkan protokol kesehatan saat berada di kampus. Tentu ini hal yang tidak diharapkan. Persiapan Kuliah Hybrid FEB Undip
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro menjadi salah satu fakultas yang
Pada kenyataannya, realisasi pelaksanaan kuliah hybrid di FEB yang direncanakan akan dimulai bulan Oktober hingga saat ini tidak seperti yang diharapkan. Tidak ada mahasiswa yang mendaftar uji coba kuliah hybrid tersebut. Tidak adanya pendaftar mungkin dikarenakan kurang tertariknya mahasiswa dan sudah terlalu nyaman mengikuti perkuliahan secara online. Adanya syarat yang harus dipenuhi mahasiswa juga menjadi salah satu penyebab tidak adanya pendaftar. Manfaat Kuliah Hybrid
Pelaksanaan kuliah hybrid merupakan solusi yang tepat karena dengan adanya uji coba PTM ini maka akan menjadi tolak ukur bagi fakultas untuk mengadakan kuliah luring atau offline secara penuh. Selain itu juga menjadi solusi bagi mahasiswa yang merasa kuliah online kurang efektif dan lebih menyukai kuliah offline. (lth)
Dari Semarang ke Papua, Inilah Kisah Sang Juara
Muhammad Hafizh Fachrur Rhozy, dikenal dengan sapaan Hafizh, merupakan mahasiswa jurusan Manajemen tahun 2019 Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro. Ia adalah salah satu perwakilan atlet muda pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 cabang olahraga (cabor) taekwondo mewakili provinsi Jawa Tengah yang terselenggara di Papua. Awal mula Hafizh terjun ke dunia atlet dimulai ketika ia berada di bangku kelas 5 Sekolah Dasar (SD). Hafizh, yang mengikuti ekstrakulikuler di sekolahnya, ditawari oleh sang pelatih untuk bergabung dengan Klub Dojang Manahan di Kota Solo. Dorongan Hafizh untuk tetap berprestasi sebagai seorang atlet lahir karena ia merasa bahwa olahraga, taekwondo secara khusus, adalah passion-nya. Dengan dukungan dari kedua orang tua, tekad Hafizh semakin bulat untuk mejadi seorang atlet.
Untuk menjadi atlet muda yang mewakili Jawa Tengah di cabor taekwondo, Hafizh harus melalui proses seleksi dan monitoring yang rutin dan cukup memakan waktu. Karena pengorbanan yang telah ia lakukan, Hafizh akhirnya terpilih sebagai salah satu wakil Jawa Tengah. Persiapan yang dilakukan Hafizh lebih berat karena PON merupakan multievent yang hanya diadakan selama empat tahun sekali. Mentalnya semakin diuji karena PON juga dapat dikatakan sebagai ajang pembuktiaan potensi olahraga setiap daerah di Indonesia. Maka dari itu, Hafizh mempersiapkan dirinya semaksimal mungkin untuk menghadapi pekan olahraga terbesar di Indonesia ini. PON 2020 berbeda dengan PON di tahun-tahun sebelumnya. Pada PON kali ini, kegiatan ketika pandemi, sehingga timbul keterbatasan dalam berinteraksi, baik antara sessama atlet, atlet dengan juri, maupun atlet dengan penonton. Karena keterbatasan itulah, pelaksanaan PON 2020 sempat diundur selama 1 tahun, sehingga baru terlaksana pada 2-15 Oktober 2021. Kendati demikian, menurut Hafizh, kendala-kendala yang muncul tersebut bukanlah penghambat untuk terus meningkatkan performa dan menunjukan yang terbaik di PON.
Lewat wawancaranya dengan LPM Edents, Hafizh sempat mengutarakan bahwa pengalaman mengikuti PON kali ini menjadi cerita yang sangat berharga baginya. Selain mendapat pengalaman bertanding baru, Hafizh juga mendapat kesempatan mengenal daerah serta budaya
tempat diselenggarakannya PON 2020, yaitu Papua. Interaksi tersebut menjadi penyemangat karena keadaan, kebudayaan, dan keindahan Papua memiliki ciri khas tersendiri bagi Hafizh.
Hafizh menuturkan bahwa hasil dari pertandingan yang telah ia lalui di PON memuaskan dan mengecewakan. “(Aku) puas karena sudah berlatih dan bertanding maksimal, namun hasil tidak sesuai dengan ekpektasi,” tuturnya. Mungkin, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi pertandingannya sehingga Hafizh belum dapat mendapatkan hasil sesuai ekspetasinya. Meskipun tidak sesuai ekspektasi, Hafizh mengaku sudah puas dengan apa yang ia peroleh.
Di tengah kesibukannya, Hafizh perlu membagi waktu antara kuliah dan latihan taekwondo. Walau terkadang pembagian tersebut seperti tidak berjalan dengan sempurna, Hafizh tetap percaya bahwa ia harus tetap mengikuti kuliah karena itulah tugas wajibnya sebagai seorang mahasiswa. Sebelum mengakhiri wawancara, Hafizh berpesan kepada para atlet muda agar terus semangat. Jalani latihan dan pertandingan semaksimal mungkin dari apa yang dapat dicapai. Hafizh pun berkata untuk selalu berpikiran positif karena perjalanan untuk menjadi seorang atlet unggulan masih panjang. “Buat mimpi setinggi-tingginya, dengan usaha keras kita dan doa pasti suatu saat bisa terwujud,” ucap Hafizh. (lth)
Kordents Volume 01 Edisi 22 Februari - 08 Maret 2021
Pemimpin Umum : Muhammad Anisulfuad ; Pemimpin Redaksi : Luthfia Rizqi Maulida; Pemimpin Artistik: Marsha Sabrina Lillah ; Editor : Rio Dwi Cahyono; Layouter : Fortuna Supriyadi ; Reporter : Amand Yasmien, Selina Aulia, Fidiya Fitri, Tarisa Rahmawati, dan Anisa Setyaningdiyah
Diterbitkan Oleh Lembaga Pers Mahasiswa Edents
Sekretariat : Gedung PKM Lt. 1 FEB Undip, Tembalang Edents Call Center : 024-91181513