Kordentsempat

Page 1

Koran Edents

LPM Edents

Dinamika Intelektual Mahasiswa Edisi 25 April - 8 Mei 2017

Dari Redaksi

Tumbuhkan Gaya Hidup Sehat, FEPALA Selenggarakan Donor Darah doc. Edents

Kegiatan kaderisasi menjadi suatu hal yang pokok dilakukan di tiap perguruan tinggi dan bertujuan untuk menciptakan pemimpin yang kompeten. Tahun ini, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (FEB Undip) kembali melaksaksanakan kegiatan LKMMD yang telah berlangsung selama tiga tahun. Dengan mengangkat tema “Semangat Diponegoro Menuju Indonesia Emas”, kegiatan LKMMD diselenggarakan dari tanggal 1 April hingga 21 Mei 2017 dan dilaksanakan setiap akhir pekan. Koran edisi kali ini juga membahas tentang perubahan nama Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJM) FEB Undip menjadi Management Student Assosiation atau yang disingkat MSA. Perubahan nama ini berawal dari berubahnya status Universitas Diponegoro (Undip) dari Badan Layanan Umum (BLU) menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) dan adanya International Undergraduate Program (IUP) di dalam Departemen Manajemen. Kabar kampus kali ini datang dari FEPALA yang kembali mengadakan kegiatan donor darah. Acara yang mengusung tema ‘Setetes Darah, Sejuta Asa’ ini diadakan dalam rangka HUT FEPALA yang ke-27. Kabar prestasi datang dari Mahasiswa IESP 2015 yang meraih juara III pada Kejuaraan Nasional Pecak Silat Tapak Suci AntarPerguruan Tinggi di Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta. Terakhir, kami dari redaksi mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan berita. Kritik dan saran selalu kami harapkan dari para sahabat Edents. Selamat membaca!

FEB Undip (17/4) - Bertempat di Selasar Gedung PKM FEB, Mahasiswa Pecinta Alam (FEPALA) FEB Undip menyelenggarakan kegiatan Donor Darah. Acara yang mengusung tema ‘Setetes Darah, Sejuta Asa’ ini diadakan dalam rangka HUT ke-27 FEPALA. Adapun kegiatan Donor Darah ini dilakukan sebagai bentuk pengabdian FEPALA kepada masyarakat. Muhammad Wakhid, selaku ketua panitia, mengungkapkan bahwa kegiatan ini diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya donor darah. Tujuan lainnya yaitu untuk membantu PMI agar memiliki lebih banyak persediaan darah. Dalam penyelenggaraan acara ini, FEPALA bekerjasama dengan Korps Sukarela (KSR) Undip dan PMI Kota Semarang. Donor darah ini menjadi wadah bagi mahasiswa, akademisi, dan siapapun yang ingin mendonorkan darahnya. Terdapat beberapa persyaratan yang harus dikuti pendonor sebelum mendonorkan darahnya. Persyaratan tersebut yakni pendonor darah dilarang mengonsumsi obat-obatan selama seminggu terakhir, minimal berat badan 45 kg, mengonsumsi banyak cairan sehari hingga 3 jam sebelum donor, tidur minimal 5 jam sebelum donor, dan

mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi. Adapun persyaratan lainnya yaitu pendonor darah harus menjalani beberapa tes terlebih dahulu sebelum donor, meliputi tes tensi darah, golongan darah, berat badan, dan tes lainnya. Jika dinyatakan lolos tes, maka pendonor dapat langsung diambil darahnya dengan bantuan medis dari PMI. Setelah itu, pendonor harus banyak mengonsumsi air putih untuk mengisi cairan yang hilang. Pendonor juga dianjurkan untuk menghindari aktivitas fisik yang berat, mengonsumsi makanan berprotein, dan istirahat yang cukup. FEPALA menargetkan 100 kantong darah dalam kegiatan ini. Kantong darah ini nantinya akan diserahkan ke PMI Kota Semarang dan akan disalurkan kepada orang yang membutuhkan. Kendala dalam kegiatan ini antara lain masih banyak mahasiswa yang menganggap donor darah itu sakit dan anggapan keliru bahwa donor darah membuat badan menjadi lemas. Anggapan tersebut membuat tingkat antusiasme peserta menurun. Wakhid berharap kegiatan ini dapat meningkatkan antusiasme mahasiswa, terutama mahasiswa FEB akan pentingnya donor darah.“Harapannya ya semoga berkelanjutan dan berkembang, untuk FEPALA semoga semakin banyak program yang ditujukan kepada masyarakat dan sosial,” pungkas Wakhid. Muhammad Azan, salah satu panitia kegiatan ini juga ikut berpartisipasi menjadi pendonor darah. Azan sudah rutin mengikuti donor darah selama 3 bulan sekali dan mengungkapkan bahwa donor darah membuat badan menjadi sehat. Tia, salah satu pendonor darah mengaku senang mengikuti acara ini.“Senang bisa ikut acara ini, karena kan donor darah bikin badan jadi sehat, lalu menambah kekebalan tubuh, dan yang lebih pentingnya sih bisa membantu sesama,” tutup mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) 2014 ini. (SDW)

Volume

04

Pekan ini di lpmedents.com Public Hearing 1 Bahas Isu Seputar Sekolah Vokasi FEB Undip (20/4) – Senat Mahasiswa FEB Universitas Diponegoro menyelenggarakan Public Hearing 1 di Gedung Serbaguna, Magister Akuntansi Pleburan. Acara ini merupakan sarana untuk menjembatani mahasiswa dengan Dekan FEB Undip. Pada Public Hearing 1 kali ini membahas mengenai pendirian Sekolah Vokasi.

Diseminasi Penelitian, FEB Undip Paparkan Skripsi hingga Disertasi Terbaik FEB UNDIP (18/4) – Himpunan Mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (HMD IESP) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro menyelenggarakan diseminasi penelitian yang merupakan rangkaian acara Dies Natalis ke-57 FEB. Sosialisasi PMW, Ciptakan Lulusan Berjiwa Wirausaha UNDIP (17/4) – Kementerian Ekonomi Kreatif Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Diponegoro bersama Bagian Kemahasiswaan Universitas Diponegoro menyelenggarakan Sosialisasi Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2017 di Gedung Prof. Soedarto, S.H.

Kabar Prestasi

Mahasiswa FEB Raih Juara III Kejuaraan Nasional Pecak Silat Antar-Perguruan Tinggi

Kordents Volume 4 Edisi 25 April - 8 Mei 2017 Diterbitkan Oleh Lembaga Pers Mahasiswa Edents

Suci Undip mengirimkan perwakilan sebanyak 5 orang. Masingmasing yaitu kategori kelas A Putra, kelas B Putra, kelas D Putra, kelas I Putra untuk kategori tanding serta kategori Seni Tunggal Putri untuk kategori seni. Pada kelas tanding, peserta harus mengalahkan lawan untuk mencapai kemenangan. Ada yang mengalami cidera ringan, berat, sampai patah tulang tangan. Hal itu membuat Kanzul sedikit ketakutan, namun ia bersyukur karena tak terjadi hal yang tidak diinginkannya. “Jadi sebelum tanding aku rada was-was, takut kenapa-kenapa. Tapi alhamdulillah ga sampai cidera berat, paling cuma lebam,” pungkasnya. Undip harus puas dengan satu kemenangan, yakni juara III kategori kelas I Putra yang diraih oleh Kanzul. Juara I dan II masing-masing diraih oleh Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta dan UNS. Juara umum diraih UNS selaku tuan rumah,. Meskipun hanya juara ke III, Kanzul tetap bangga karena dalam lomba tersebut ia mendapat banyak pengalaman berharga seperti bertemu banyak relasi baru. Dengan adanya ajang ini juga memunculkan wacana untuk melakukan kunjungan UKM Tapak Suci Perguruan Tinggi lain. “Pengalamannya tuh bisa bertemu teman-teman baru dan jadi relasi baru juga, lalu kita ada wacana untuk melakukan kunjungan ke UKM Tapak Suci perguruan tinggi lain seperti UNS dan UNJ karena udah dapat kontaknya juga,” tutup Mahasiswa asal Tegal ini. (SDW)

Pemimpin Umum : Adhevyo Reza; Pemimpin Redaksi : Akhmad Sadewa S; Pemimpin Artistik : Henty Eka Palupy; Editor : Fana Mustika Insanu; Reporter : Arvita Kusuma, Fanny Dinda, Haritz Faiz, Nisa Nurokhati, Sekar Anggit, dan Aditya Milla; Ilustator : Asma; Layouting : Aradeya T P. Sekretariat : Gedung PKM Lt. 1 FEB Undip, Tembalang Edents Call Center : 024-91181513

doc. pribadi

Kejuaraan Nasional Pecak Silat Tapak Suci Antar-Perguruan Tinggi kembali diselenggarakan di Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta. Digelar selama 4 hari, yakni pada Rabu (29/3) hingga Sabtu (1/4), kejuaraan tahunan ini menerapkan sistem gugur. Salah satu mahasiswa Undip berhasil meraih juara III dalam lomba tersebut, yakni Muhammad Kanzul Fikri. Kanzul diikutsertakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tapak Suci Undip mewakili kelas I Putra (untuk bobot 85-90 kg). Mencari pengalaman adalah motivasi terbesar Kanzul dalam mengikuti kejuaraan ini. Ia tidak menyangka bahwa pengalaman ini berbuah prestasi. Ini merupakan prestasi pertamanya setelah menggeluti dunia beladiri, khususnya persilatan semenjak SMA. Menurutnya, membutuhkan banyak latihan dan persiapan karena untuk mencetak prestasi ini tidaklah mudah. Banyak kendala yang dihadapi seperti susah mengatur waktu dan risiko cidera parah. “Kendalanya ya susah mengatur waktu latihan sama kuliah biar nggak keteteran dan juga takut jika terjadi cidera yang parah,” ujar Mahasiswa IESP 2015 ini. Namun, semua itu dapat ditangani dengan baik. UKM Tapak Suci membutuhkan persiapan selama sebulan dalam menghadapi kejuaraan ini. Pelatihnya pun tidak main-main, yaitu seorang tentara dari KODIM Diponegoro yang juga seorang pendekar. Latihan rutin yang biasanya dilakukan hanya pada hari Senin dan Kamis kini lebih intens dilakukan menjadi setiap hari kecuali Sabtu dan Minggu. Dalam kejuaraan tersebut, UKM Tapak


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.