Kordents Vol. 6 Edisi 9 - 15 Mei 2016

Page 1

LEMBAGA PERS MAHASISWA EDENTS

KORAN EDENTS Dinamika Intelektual Mahasiswaw w w.lpmedents.com

Volume 6 Edisi 9 - 15 Mei 2016

Dari Redaksi Hal menarik di kampus FEB Undip Tembalang setiap memasuki pertengahan semester genap. Apalagi kalau bukan pertandingan antar angkatan yang diadakan oleh masing-masing Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) S1. Baik jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Manajemen, dan Akuntansi pada tahun 2016 ini serentak menggelar pesta olahraga untuk setiap angkatan. Meskipun bertajuk pesta olahraga, namun cabang pertandingan pun turut diisi dengan ajang akademis seperti lomba debat, rangking satu, dan closing ceremony yang ditujukan sebagai malam penutupan dan penyerahan hadiah kepada para pemenang dari masing-masing cabang perlombaan. Koran Edents Vol 6 Edisi 9-15 Mei 2016 ini menyajikan laporan khusus terkait penyelenggaraan ajang perlombaan disetiap jurusan. Mulai dari Accounting in Action, Management Events hingga Evolution kami bahas secara khusus. Sedangkan untuk rubrik laporan utama dari dapur redaksi menyajikan berita tentang munculnya isu akselerasi jabatan pada Organisasi Mahasiswa DI FEB Undip. Adanya isu tersebut menuai berbagai respon dari beberapa pihak. Ada pihak yang pro namun ada juga pihak yang kontra atas isu akan adanya akselerasi jabatan tersebut. Tanggapan dari Senat Mahasiswa pun kami sajikan guna menambah wawasan dan pengetahuan pembaca terkait isu tersebut. Terakhir dari dapu redaksi mengucapkan selamat membaca bagi para sahabat sekalian dan semoga dapat mengambil hikmah dari berita yang kami sajikan. Ekonomi jaya

Kordents Volume 6 Edisi 9 - 15 Mei 2016 Diterbitkan Oleh Lembaga Pers Mahasiswa Edents Pemimpin Umum : Akbar Sih Pambudhi; Pemimpin Redaksi : Nur Wahidin; Pemimpin Artistik : Anastania Shafira; Editor : Adhevyo Reza; Reporter : Fana Insanu,Riya Niri,Dewi Hastuti,Veronica Febriana,Albertus Agung,Intan Permatasari,Yayuk,Mutia Rahmania,Niki Agni Layouter : Dea Dwi Gustiani Sekretariat : Gedung PKM Lt. 1 FEB Undip, Tembalang Edents Call Center : 024-91181513

Laporan Utama

(Belum) Habis UKT & SPI, Terbitlah Akselerasi Munculnya isu akselerasi di tiap Ormawa membawa angin yang tak sedap bagi beberapa pihak. Ada pihak yang pro dan pihak yang kontra atas isu tersebut. Namun belum jelasnya kapan pelaksanaan akselerasi tersebut membuat Senat Mahasiswa FEB perlu melakukan kajian ulang serta sosialisasi lebih lanjut

Isu tentang akselerasi kembali berhembus kencang di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip. Isu turunan dari universitas yang pada tahun sebelumnya mereda, kini muncul kembali pada Musyawarah Mahasiswa (Muswa) tingkat Universitas dengan adanya pembahasan mengenai akselerasi. Muswa yang berlangsung tanggal 2-3 April 2016 di gedung F Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) tersebut salah satunya membahas tentang Pedoman Pokok Organisasi (PPO) Universitas yang di dalamnya mengisyaratkan adanya persyaratanperyaratan minimal dan maksimal terkait lamanya tahun menjabat serta terkait angkatan yang menjabat sebagai ketua. Untuk BEM dan Senat mahasiswa di universitas maupun di fakultas maksimal 3 tahun, sedangkan untuk himpunan maksimal 2 tahun. Menurut Galuh Novinda, ketua Senat Mahasiswa (Sema) FEB Undip 2016 yang ikut dalam Muswa tersebut, latar belakang akselerasi disebabkan karena tiga hal: pemantapan Buku Biru terkait jenjang karir keorganisasian seorang mahasiswa, tuntutan akademis di beberapa fakultas bagi mahasiswa tingkat ketiga untuk fokus di akademiknya, serta kenaikan UKT & diterapkannya SPI bagi angkatan 2016. Buku Biru adalah buku pedoman kaderisasi organisasi mahasiswa Undip yang disusun dan dirangkai oleh PSDM BEM Undip, berisikan alur kaderisasi dimulai dari PMB hingga LKMM Madya, berikut materimateri dan target yang yang harus dicapai. “Jadi di buku biru itu sudah ada masa jenjang di mana mahasiswa yang aktuf di jurusan harus pindah ke fakultas, dari fakultas harus pindah ke UKM kayak gitu, nah di situ sudah di atur semester berapa semester berapa yang harus mewajibkan mahasiswa itu untuk berjenjang karir di organisaasi mahasiswa begitu,” jelasnya. Lalu kaitannya dengan kenaikan UKT dan penerapan SPI bagi angkatan 2016, menurut Galuh hal itu dikhawatirkan oleh pihak BEM dan Senat Universitas serta MWA unsur Mahasiswa jika nanti angkatan 2016 menjadi apatis dan terlalu fokus ke akademis. “Nah makanya kita bentuk yang namanya akselerasi. Jadi mahasiswa itu bisa tetep kuliah, bisa tetap berorganisasi dan mereka nggak merasa terbebani dengan adanya pengenaan UKT yang besar dan uang SPI,” terangnya. Pelaksanaan Kejelasan kapan akselerasi ini akan diterapkan, menurut Galuh, masih menunggu pengesahan dari pihak Rektorat, karena PPO yang dibahas dalam Muswa masih sampai pada tahap disepakati belum disahkan. Sembari menunggu pengesahan, Senat FEB akan melakukan konsultasi atau sosialisasi lebih lanjut lagi tentang penerapan PPO, sistem kaderisasi di universitas yang bakal di turunkan di fakultas, dan penerapan Buku Biru. “Nah disini nanti kita bakal lebih ke pematangan sosialisas terhadap PPO Universitas, karena kemarin kita hanya fokus kepada akselerasi yang bakal ditetapin di dalam PPO Univ. Kita masih belum membahas lebih jauh tentang bidang minimal di ormawa tersebut dan beberapa ketentuanketentuan lain yang ada perlu penyesuaian di fakultas, kayak gitu,” jelas Galuh. Di dalam PPO, untuk tingkat fakultas yang diharuskan untuk akselerasi hanya BEM, Senat Mahasiswa, dan Himpunan. LPM seperti Edents dan UPK lainnya seperti kelompok studi, olahraga, kesenian tidak terkena. Namun dikarenakan sudah ada UPK yang menerapkan dua tahun masa jabatan sebelumnya, menurut Galuh di FEB akan disama ratakan untuk akselerasi. “Masih banyak kontra juga dari ormawa kayak gitu, dan masih terus berlanjut untuk sosialisasi lagi,” ungkapnya. Dia juga menambahkan, khusus untuk LPM tidak akan ada akselerasi dan akan disejajarkan dengan BEM dan Senat dalam hal lamanya tahun menjabat. Solusi Senat Mahasiswa FEB pun memberikan beberapa solusi dalam menghadapi akselerasi jika disahkan nanti. Yang pertama adalah mematangkan sistem struktur di masing-masing Ormawa, terutama mengaktifkan anggota-anggota tahun pertama. Yang kedua adalah dengan pembentukkan Dewan Komisaris di tiap Ormawa tersebut yang bertugas mengawasi jalannya kinerja

pengurus. Dewan Komisaris ini juga untuk menampung angkatan 2014 yang nanti kemungkinan besar dikorbankan dalam akselerasi ini. Atau untuk angkatan yang dikorbankan disarankan untuk bisa naik ke BEM atau Sema Fakultas maupun BEM atau Sema Universitas. Tanggapan Kesepakatan Muswa terkait akselerasi ini menimbulkan berbagai reaksi dari mahasiswa FEB. Roy Hansen Gultom, ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi (HMJA) FEB Undip 2016 adalah salah satu yang menolaknya. “Karena menurut saya akselerasi ini akan berdampak buruk bagi kita yang sudah membuat sistem yang sangat baik, yang sudah sistemnya tiga tahun. Saya rasa ini bakal berpengaruh dengan sistem kerorganisasian dari KMA (Keluarga Mahasiswa Akuntansi, nama lain dari HMJA-red) itu sendiri dan mungkin organisasi-organisasi lain yang tiga tahun juga,” kata Roy. Dia menambahkan bahwa seharusnya Senat harus melihat juga budaya setiap orgaisasi dan setiap fakultas, Roy pun juga mengkritik tentang waktu penerapan akselerasi yang belum pasti. Menurutnya, isu akselerasi yang belum disahkan oleh Rektorat namun telah disosialisasikan terlebih dahulu dirasa kurang etis dan membuat kerancuan dalam organisasi terutama bagi angkatan 2014 dan 2015. Dari pihak Sema FEB, walaupun telah mengadakan rapat beberapa kali namun dia merasa informasi yang didapatkan belum memuaskan. Namun, ia tetap mengapresiasi langkah Sema FEB tersebut. ”Galuh sebagai Ketua Senat yang udah sangat mengayomi kita disini. Udah sangat, ibarat ya sahabat lah. Kita sama-sama belajar juga di sini. Sudah mewakili kita. Udah berusaha mengajak kita rapat, udah berusaha untuk cari jalan terbaik dan saya salut untuk sikap dari Ketua Senat,” tanggapnya. Jika akselerasi ini disahkan, Roy mengatakan bahwa ia tidak akan serta merta langsung menerima, namun tetap mengadakan pengkajian ulang terhadap keputusan itu. Selain itu, mahasiswa angkatan 2013 ini juga akan berkoordinasi dengan ketua BEM dan Sema FEB serta Ormawa lain. “Kita juga disini ingin terbuka lagi dengan gimana kebijakan fakultas lain dengan adanya akselerasi ini. Kita juga harus harus juga belajar dari mereka, apakah mereka mengikuti peraturan itu atau mau bagaimana,” jelasnya. Walau begitu, Roy menambahkan bahwa KMA tetap menyiapkan angkatan 2015 dengan salah satu caranya dengan mengikutkan mereka semua di LKMM Dasar. Untuk angkatan 2014 yang dikorbankan, menurutnya KMA lebih tidak mengadakan Dewan Komisaris. Lain lagi dengan Akhmad Benny, ketua KSEI FEB Undip 2016. Dia setuju dengan diadakannya akselerasi. “Ya nggak papa, maksudnya saya setuju dan sependapat soalnya kita juga menanggapi isu dari tahun yang lalu, kan tahun lalu ada isu aksel terus waktu kepengurusan saya menjadi ketua itu saya mengambil mayoritas itu yang angkatan 2015 yang berpotensi jadi memang kita sudah menyiapkan. Apabila jadi apa nggaknya aksel, nanti untuk pemilihannya kita serahkan kepada forum karena kita kan musyawarah tapi kalau misal aksel ya kita harus ngikutin regulasi itu,” jelasnya. Dia menambahkan bahwa dalam menyiapkan kadernya, dia mengandalkan sistem kaderisasi yang telah terstandar dari Fossei (Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam) juga sistem kader yang ada di KSEI. Untuk angkatan 2014 yang dikorbankan, dia berpendapat bahwa akselerasi seakan-akan mematikan atau tidak memberikan kesempatan bagi 2014 untuk berkarya lebih di KSEI, terutama untuk menjadi ketua. “Jadi mungkin mereka (2014-red) nanti menjabat di dekom (dewan komisaris), dan disana mungkin perlu kerja keras juga karena dari KSEI sendiri yang saya ketahui itu dari tahun ke tahun memang ketuanya itu angkatan ketiga. Jadi kalo ini akselerasi yang angkatan kedua itu mungkin nanti kita sebagai dekom bekerja keras dalam memberi saran, masukan, bukan untuk mengintervensi tapi,” ungkap Benny. (nw)

Minggu Ini di

lpmedents.com Sayembara Meme Tuai Kontroversi, Ini Jawaban Pihak BEM Undip Undip (8/5) - Berbagai cara dilakukan oleh mahasiswa Undip untuk menolak kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Sumbangan Pembangunan Institusi (SPI). Setelah sebelumnya melakukan unjuk rasa di depan gedung rektorat (Widya Puraya), kali ini aksi penolakan berupa pembuatan Meme. Sayembara pembuatan Meme ini diprakarsai oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Undip. Namun, sayembara ini menuai pro dan kontra dari kalangan mahasiswa khususnya di aplikasi pesan singkat Line. Fantasi Warak Ngendog Meriahkan HUT ke-469 Kota Semarang Semarang (7/5) – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Semarang kembali dimeriahkan dengan kegiatan Semarang Night Carnival (SNC). Acara ini merupakan gelaran keenam sejak tahun 2011 saat Semarang merayakan HUT ke464. Berbeda dengan tahun sebelumnya, SNC kali ini mengambil rute sepanjang 1,3 kilometer yang dimulai dari depan Gereja Santo Yusuf (Gereja Gedangan) Jalan Ronggowarsito menuju kawasan Gereja Immanuel (Gereja Blenduk) di Jalan Letjen. Soeprapto, dan berakhir di Jembatan Berok Semarang. Bedah Buku, BI Jawa Tengah Hadirkan Dee Lestari Semarang (4/5) – Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah menggelar bedah buku serial Supernova dengan menghadirkan penulis Dewi ‘Dee’ Lestari. Bertempat di ruang Lokapala lantai 8, acara yang dimoderatori Nessa Ghozal ini membahas perjalanan Dewi 'Dee' Lestari dalam membuat seri Supernova selama 15 tahun. Selain bedah seri Supernova, Dee juga membahas bagaimana kiat-kiat menulis yang baik, terutama bagi pemula.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.