Koran Edents
LPM Edents
Volume
10
Dinamika Intelektual Mahasiswa
Edisi 26 September - 10 Oktober 2017
Departemen IESP Buka Kelas Internasional
Dari Redaksi
Kabar Prestasi
Doc. Edents
Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Undip kembali membuka kelas internasional (International Undergraduate Program /IUP) untuk departemen Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP). Sebelumnya, FEB telah membuka kelas internasional untuk departemen akuntansi dan manajemen. Pembentukan IUP di departemen IESP sejalan dengan visi dan misi Universitas Diponegoro yakni menjadi World Class University. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum kelas regular dengan muatan lebih dan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menggunakan Bahasa Inggris. Pada laporan utama kedua, kami membahas mengenai pelaksananaan Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Pra Dasar (LKMM-PD) yang dilaksanakan oleh empat himpunan mahasiswa di FEB. Kegiatan dan pelaksanaan LKMM-PD di setiap departemen berbeda dengan departemen lainnya. Koran Edents volume 10 juga menghadirkan kabar prestasi yang datang dari Nisaulfathona Hidayati. Mahasiswi jurusan IESP 2014 ini baru saja mengikuti International Halal Management Conference (IHMC) 2017 di Sejong university, Korea Selatan pada 1718 Agustus silam. IHMC adalah konferensi yang diselenggarakan oleh Universiti Islam Malaysia dan bekerja sama dengan Sejong University. Terakhir, kabar kampus datang dari Himpunan Mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (HMD IESP) FEB Undip yang sukses selenggarakan The Project of Economic Development (Provel). Menghadirkan Faisal Basri hingga Gita Gutawa, Provel 2017 membahas tema tentang perkembangan SDG’s 2030. Terakhir, kami dari redaksi mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan berita. Kritik dan saran selalu kami harapkan dari para sahabat Edents. Selamat membaca!
“Yang perlu digaris bawahi adalah ini bukan pemotongan anggaran, tetapi penyesuaian anggaran,” –Wahyu Meiranto, Wakil Dekan II Bagian Sumberdaya FEB Undip Program Sarjana Internasional atau International Undergraduate Program (IUP) adalah program yang dirancang untuk memenuhi tuntutan kompetisi global saat ini. Seluruh materi menggunakan pengantar Bahasa Inggris dengan kurikulum sejajar dengan standar sekolah bisnis top dunia. Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) menjadi fakultas pertama yang telah menjalankan program IUP ini pada departemen Akuntansi dan Manajemen. Pada tahun ajaran baru 2017, FEB membuka program IUP untuk program studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP). Selain membuka IUP IESP sebagai program kelas internasional yang baru, Undip juga membuka program IUP untuk Departemen Teknik Kimia. Program IUP ini terbentuk berdasarkan visi dan misi Universitas Diponegoro yaitu Undip menjadi World Class University. Visi dan misi dari Undip ini kemudian diturunkan menjadi program-program yang mendukung tercapainya Undip sebagai World Class University. Salah satunya yaitu melalui program International Undergraduate Program. Diharapkan dengan adanya program kelas internasional ini, Undip dapat memperbanyak kerjasama internasional. Didesain Seperti Konsentrasi Program Studi Terbentuknya kelas internasional IESP sudah dipersiapkan secara matang, baik sarana maupun prasarananya oleh fakultas. Sedangkan program studi yang berperan sebagai penyelenggara menyiapkan kurikulum termasuk menyiapkan mekanisme Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Wewenang pihak Departemen IESP hanya seputar teknis pelaksanaan program dan teknis pembelajaran dari program IUP IESP. Terkait dengan sarana dan prasarana dan biaya dikelola sepenuhnya oleh fakultas dan universitas. Program IUP sebenarnya didesain seperti konsentrasi program studi, sehingga dalam proses pendiriannya tidak memerlukan izin dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud). “Kalau yang namanya program IUP di fakultas itu didesain seperti konsentrasi. Sehingga tidak perlu izin khusus dari Dikbud. Jadi seolah-olah kelas khusus dari program studi yang sudah ada. Induknya tetap program studi. IUP itu anaknya dari program studi S1 IESP,” terang Akhmad Syakir Kurnia, Kepala Departemen IESP.
Doc. Pribadi
Dosen Internal dan Dosen Tamu Terkait dengan tenaga pendidik (dosen), Syakir menjelaskan untuk semester awal ini masih belum terdapat kendala yang berarti. Tetapi untuk ke depannya diprediksi akan terjadi peningkatan pada permintaan dosen dan juga beban dari dosen sendiri. Hal tersebut tentu mempengaruhi proses KBM di program IUP IESP. Departemen IESP akan mengupayakan untuk mencukupi kebutuhan akan dosen dari internal terlebih dahulu. Sembari menunggu recruitment dosen baru, dalam jangka pendek, solusi yang dapat dilakukan oleh Depertemen IESP adalah dengan mengundang dosen tamu dari luar.
Pekan ini di lpmedents.com Berbagi Kunci Sukses Berwirausaha Di EGROVE 2017
Syarat menjadi Mahasiswa IUP IESP Tahun pertama dibuka program IUP IESP, Syakir mengungkapkan bahwa animo pendaftar cukup banyak. Terdapat tiga tahapan proses seleksi yang harus dihadapi oleh calon mahasiswa yang mendaftar di program IUP IESP, yakni tes tulis, wawancara dan juga test psikologi, serta tes Bahasa Inggris melalui Diponegoro English Test (DET). Selain itu, calon mahasiswa harus memiliki kapabilitas dalam bidang akademik yang baik, yang dibuktikan dengan skor Diponegoro Scholastic Test (DST). Sertifikat tes bahasa Inggris (TOEFL atau IELTS) bisa dilampirkan jika calon mahasiswa memiliki. Sertifikat tersebut tidak wajib dilampirkan karena pada seleksi masuk tetap akan dilakukan DET. Biaya untuk mendaftar pada program IUP ini sebesar satu juta rupiah. Setelah dinyatakan lulus, sama halnya dengan mahasiswa reguler, mahasiswa program IUP IESP juga harus melakukan tes kesehatan. Biaya Program IUP IESP Terkait dengan biaya dalam program IUP IESP, Syakir mengatakan bahwa biaya program IUP IESP sama besarnya dengan program IUP Akuntansi dan Manajemen yang lebih dulu ada. Dilansir dari laman resmi FEB Undip, program IUP dikenakan biaya pendidikan sebesar dua puluh juta rupiah tiap semester dan akan dikenakan biaya untuk program Eksposur Akademik Internasional. Mahasiswa program IUP juga dikenakan Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) sebesar dua puluh juta rupiah yang dibayarkan sekali di awal, seperti yang dilansir di website Ujian Mandiri Undip.
Dibekali Training, Internship dan Exchange Program Meski program IUP IESP ini baru dibuka pertama kali pada tahun ini, program IUP IESP memiliki akreditasi A. Pernyataan tersebut selaras dengan apa yang diungkapkan Syakir. “Untuk akreditasi tetap sama. Tetap ikut induknya (Departemen IESP-red). Sama seperti program IUP Akuntansi dan Manajemen,” kata Syakir. Dalam program IUP IESP ini semua perkulihan menggunakan Bahasa Inggris. Selain itu, mahasiswa juga dibekali dengan pembekalan-pembekalan khusus seperti leadership training, cross culture management training, sertifikasi khusus dan exchange program dengan universitas di luar negeri. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum kelas regular dengan muatan lebih. Dilansir di laman resmi FEB, mahasiswa program IUP mendapatkan teori-teori dalam KBM di dalam kelas dan jaringan inovatif melalui internship, kompetisi kasus bisnis, bursa kerja, dan kelompok belajar. Seluruh mahasiswa program IUP juga akan mendapatkan pengalaman menjadi bagian dari masyarakat global melalui program double degree atau program pertukaran pelajar internasional. (sdw)
UNDIP (24/9) – Bertujuan untuk sharing ilmu serta menumbuhkan motivasi dalam berwirausaha, Kelompok Mahasiswa Wirausaha (KMW) FEB Undip kembali menggelar Workshop & Talkshow Enterpreneur, Grow, and Move (EGROVE). Diawali dengan workshop di hari pertama (23/9) yang terdiri dari tiga kelas dengan fokus berbeda. FORDEBI Gelar Workshop Metodologi Penelitian dan Pengajaran Ekonomi Islam
FEB Undip (19/09) – Forum Dosen Ekonomi dan Bisnis Islam (FORDEBI) mengadakan rangkaian acara Workshop Metodologi Penelitian dan Pengajaran Ekonomi Islam. Acara yang dimulai pukul 09:00 WIB ini, menargetkan dosen dan mahasiswa program studi Ekonomi Islam Undip agar semakin mahir dalam hal penulisan dan metodologi penelitian. PJTD 2017 : Langkah Awal Jurnalis Muda
FEB Undip (16/09) LPM Edents menggelar Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar 2017 dengan tema “Langkah Awal Jurnalis Muda”. Acara ini merupakan rangkaian open recruitment LPM Edents yang dimulai sejak 8 September 2017.
Mahasiswi FEB Wakili Undip dalam Ajang International Halal Management Conference di Korea Selatan Kabar membanggakan kembali datang dari FEB Undip. Nisaulfathona Hidayati, mahasiswa IESP 2014, baru saja mengikuti International Halal Management Conference 2017 di Sejong university, Korea Selatan. International Halal Management Conference (IHMC) adalah konferensi international yang membahas tentang prospek dan tantangan industri halal. IHMC adalah konferensi yang diselenggarakan oleh Universiti Islam Malaysia dan bekerja sama dengan Sejong University. Keikutsertaan mahasiswi yang kerap disapa Nisa dalam konferensi ini berawal dari tugas penelitian mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Lingkungan bersama dua temannya. Setelah tugas mata kuliah tersebut selesai, dosen pengampu meminta Nisa dan kedua temannya bertemu untuk menyatukan hasil penelitian mereka agar disatukan menjadi sebuah paper. Banyak persiapan yang dilakukan Nisa untuk mengikuti konferensi ini, salah satunya paper dan hasil penelitian yang akan dipesentasikan. “Yang disiapin paper sama hasil penelitian. Kan pertama pengiriman abstrak habis itu pengumuman kita terpilih jadi presenter enggak. Kalo abstrak udah diterima kita suruh ngirim full paper supaya paper kita masuk proses proceeding,” ujar Nisa.
IHMC diselenggarakan selama dua hari, pada 17 – 18 Agustus 2017. Acara hari pertama diisi dengan sambutan dan seminar dengan keynote speaker dari praktisi dan akademisi yang ahli di bidang manajemen halal. Acara selanjutnya adalah concurrent session, sesi dimana peserta yang sudah mengirimkan papernya mempresentasikan hasil paper mereka. Sesi ini dibagi ke beberapa kelas yang berbeda sesuai dengan jenis papernya, adapun jenis kelasnya adalah halal tourism, halal marketing, halal hospitality, halal food technology. Partisipasi Nisa dalam IHMC tak lepas dari bantuan beberapa pihak, mulai dari pihak kampus hingga dosen pengampu. Di IHMC, Nisa adalah satu-satunya mahasiswa jenjang S-1 yang menjadi presenter. Hal ini merupakan suatu kebanggaan bagi FEB Undip “Aku nyari temen, kan ada pengumumannya list of presenter gitu, aku juga udah hubungin mereka satu satu, tapi mereka cuma ngirim full paper dan nggak berangkat gitu lho. Mereka ada yang bener-bener mau berangkat tapi ada masalah visa juga,” ungkap Nisa. Perjalanan Nisa untuk sampai ke IHMC di Sejong Univesity tidak semulus yang dibayangkan. Berbagai rintangan telah ia hadapi,
mulai dari persiapan yang bersamaan dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang mengharuskan Nisa bolak-balik ke Semarang untuk mengurus visa dan tiket pesawat. Selain KKN, hambatan lain yang dihadapi Nisa adalah dana, akan tetapi hambatan tersebut berhasil dilewati oleh Nisa. Setelah acara selesai, seluruh paper peserta dijadikan satu dan diberi nomor ISBN. Bagi presenter terpilih, paper mereka akan diterbitkan di jurnal internasional. Adapun judul paper yang ia buat berjudul ‘Application of The Minister Decree of Tourism Ministry, Quality Management, and Customer Satisfaction on Sharia Hotel and Guest House (Studycase: Joglosemar Region, Indonesia)’ Setelah mendapat pengalaman yang menarik dan bertemu orang-orang terpelajar dari seluruh dunia, Nisa berharap agar mahasiswa FEB Undip lebih giat mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah agar lebih produktif. “Kita kan sebagai mahasiswa ya. Kan output mahasiswa itu sebenarnya tulisan. Ya coba-coba aja ikut Lomba Karya Tulis Karya Ilmiah (LKTI). Coba juga ikut ajang penelitian gitu supaya bisa menghasilkan tulisan. Kalau ada tekad, Insha Allah bisa dimudahkan,” pungkas Nisa. (sdw)
Kordents Volume 10 Edisi 26 September - 10 Oktober 2017
Pemimpin Umum : Adhevyo Reza; Pemimpin Redaksi : Akhmad Sadewa S; Pemimpin Artistik : Henty Eka Palupy; Editor : Fana Mustika Insanu; Reporter : Arsenio Wicaksono, Julian, Aditya Mila, Ingga, Fendiawan, Wakhidatun; Layouter: Alyani
Diterbitkan Oleh Lembaga Pers Mahasiswa Edents
Sekretariat : Gedung PKM Lt. 1 FEB Undip, Tembalang Edents Call Center : 024-91181513
Kunjungi ! Laporan Utama
w w w.lpmedents.com
Kordents Vol. 10 Edisi 26 September - 10 Oktober 2017
LKMM-PD 2017 : Tingkatkan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Baru
Doc. LMM-PD
Nundy Miftahusni, selaku Ketua Panitia SDT mengatakan bahwa untuk persiapan acaranya hampir mencapai sempurna. “Untuk persiapan hariannya, progress kita sekitar sudah ada 70%. Tempat sudah ada, waktu semuanya sudah dipastikan senat juga. Paling tinggal survei kendaraan, transportasi, dan lain –lain.” ujar Nundy.
Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Pra Dasar (LKMM-PD) adalah latihan ketrampilan manajemen mahasiswa yang diadakan oleh himpunan dan harus diikuti oleh mahasiswa baru. Di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (FEB Undip), mekanisme pelaksanaan LKMM-PD diserahkan sepenuhnya kepada pihak himpunan departemen. Oleh karena itu, kegiatan dan pelaksanaan LKMM-PD di setiap departemen berbeda dengan departemen lainnya.
LKMM-PD Manajemen: SDT Membangun Solidaritas Self Development Training (SDT) 2017 merupakan LKMM-PD yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Departemen Manajemen (HMDM). SDT tidak hanya berisi LKMM-PD saja, namun sekaligus Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) yang sekarang disebut Pendidikan Karakter dan Internalisasi Atmosfer Akademik Mahasiswa Baru dan juga Malam Keakraban (Makrab). SDT tahun ini, HMDM mengambil tema ‘Let’s Level Up’. Dengan tema ini, mahasiswa baru manajemen dapat meningkatkan keterampilannya baik hard skill maupun soft skill untuk menghadapi dunia perkuliahan. SDT tahun ini lebih fokus dengan kaderisasi secara informal daripada kaderisasi secara formal. Respons dari mahasiswa baru manajemen cukup positif dan antusias, sehingga pertemuan informal tersebut membuahkan hasil. Salah satu hasilnya yaitu terbentuknya suporter manajemen yang disebut Satu Ikatan Manajemen (SAITAMA).
LKMM-PD Ekonomi Islam: Leap Meningkatkan Ukhuwah Jika Departemen Manajemen punya SDT, maka Ekonomi Islam punya Leading Program atau yang lebih dikenal dengan nama Leap. Leap merupakan acara LKMMPD mahasiswa Ekonomi Islam yang dikemas dalam bentuk malam keakraban. Leap tahun ini mengangkat tema ‘It’s Time to Rise Our Muamalah’. Tema tersebut memiliki makna bahwa LKMMPD Ekonomi Islam 2017 bertujuan untuk meningkatkan ukhuwah (persaudaraan) mahasiswa baru Ekonomi Islam 2017. Berbeda dengan yang lain, LKMM-PD Ekonomi Islam tidak dijadikan satu dengan Ospek. Konsep acaranya hampir sama dengan Leap tahun-tahun sebelumnya. Hanya beberapa konsep saja yang dibuat berbeda, seperti games, cara membangun solidaritas yang kuat, dan sebagainya. Harapannya mahasiswa baru Ekonomi Islam mempunyai soft skill yang lebih dalam public speaking, kemampuan berpendapat dalam suatu organisasi, dan kemampuan lain yang bisa diaplikasikan di kehidupan seharihari. Muhammad Farhan Razzack, selaku Ketua Panitia Leap mengatakan bahwa untuk persiapan berjalan sesuai rencana. “Untuk persiapan dari teman-teman panitia dan saya sendiri sudah cukup lama, sebelum masuk semester 3 juga kita sudah mulai survei untuk villa, dan alhamdulillah untuk villa juga sudah kita difixin dimana, transportasi juga kita sedang berusaha difixin, konsumsi juga difixin. Semua sudah berjalan sesuai rencana.” ujar Farhan. Kebersamaan dan Kepemimpinan : Kaderisasi A la HMD Akuntansi Bertema kebersamaan dan kepemimpinan, rangkaian Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) departemen ini dilakukan secara rutin pada setiap hari Jumat hingga fase malam keakraban (makrab) pada tanggal 20-22 Oktober mendatang. Dengan tema ini, Wuri Ismail, ketua panitia LKMMPD Departemen Akuntansi meyakini bahwa nantinya serangkaian kegiatan ini dapat
menciptakan angkatan yang kompak dan mencetak kader-kader pemimpin Telah berjalan 50-60 persen, Wuri mengatakan bahwa hingga kini ia beserta timnya masih membutuhkan banyak persiapan untuk makrab dan juga final project yang akan diperuntukkan bagi mahasiswa baru setelah rangkaian kegiatan LKMMPD berakhir. Pelaksanaan Final Project bersifat situasional untuk dilakukan dengan menyesuaikan kondisi kesibukan mahasiswa Dalam keberlangsungannya hingga sekarang, kendala yang dihadapi secara teknis pun beragam, salah satunya keterlambatan koordinasi waktu yang ditentukan oleh pihak yang memberi ketentuan tanggal pelaksanaan. Wuri menyebutkan mengenai antusiasme dari para peserta ospek departemen dengan respon positif. Dengan diadakan pada tiap hari Jumat, jumlah peserta yang hadir biasanya mencapai 200-230 peserta dari 270 mahasiswa terdaftar. Adapun faktor tidak hadirnya beberapa peserta dikarenakan oleh adanya kelas dan juga kelas pengganti. Dalam menghadapi peserta yang ogah-ogahan untuk hadir, panitia menerapkan seperti sejumlah hukuman yang akan dibebankan kepada angkatan mereka. Penanaman ‘Cinta Keluarga’ di LKMM-PD Departemen IESP LKMM-PD di Departemen IESP dilakukan dalam beberapa tahap, dan diakhiri dengan sesi ‘puncak’ yang akan diadakan pada tanggal 20-22 Oktober mendatang. Kevin Napitupulu, ketua panitia rangkaian LKMM-PD Departemen IESP mengatakan bahwa tema Ospek HMD IESP masih dalam tahap pematangan. “Hingga kini, proses rangkaian ospek departemen yang dilakukan telah mencapai 70%, dari awal kita lihat juga prospek maba (mahasiswa baru –red) juga bagus, bisa dikatakan mereka nurut lah dengan kita. Di tiap hari Jumat kita kumpul, dari 275 maba yang ada di IESP, di tiap pertemuannya kita bisa nggak jauh-jauh dari 200-220 yang dateng,” tambah Kevin. Tujuan dan target pencapaian dari rangkaian ospek departemen ini adalah untuk mencapai kekompakan di dalam departemen. Kevin melihat bahwa selama ini masih banyak mahasiswa yang cenderung apatis di dalam fakultas, namun ia tidak menggeneralisir semuanya. Tentu, kata kompak menjadi target pencapaian sebagai hasil dari rangkaian ospek departemen yang dilaksanakan. Ketika ditanyai mengenai kendala selama keberjalanan ospek departemen ini, Kevin mengatakan bahwa sejauh ini kendala itu datang dari kurangnya koordinasi antara BEM Fakultas dengan HMD IESP mengenai penetapan tanggal sesi ‘puncak’ dari LKMM-PD. Dengan adanya LKMM-PD IESP ini, Kevin berharap angkatan baru departemen IESP agar menjadi angkatan yang kompak, sehingga dapat membantu satu sama lain. (sdw)
Kabar Kampus
Doc. Edents
Seminar Nasional Provel 2017 Angkat Tema Perkembangan SDG’s 2030
The Project of Economic Development (Provel) merupakan salah satu program kerja terbesar dari Himpunan Mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (HMD IESP) FEB Undip. Provel tahun ini mengusung tema ‘Membangun Ekonomi Indonesia yang Inklusif Guna Mencapai SDG’s 2030’. Seminar Nasional & Talkshow merupakan puncak dari seluruh rangkaian acara Provel 2017 yang telah dihelat pada 23 September 2017 di Laboratorium Kewirausahaan FEB Undip Tembalang. Pada sesi seminar nasional, Provel menghadirkan pembicara yang kompeten dalam permasalahan ekonomi di Indonesia. Maruto Umar Basuki (Akademisi FEB Undip) bertindak sebagai Moderator pada sesi tersebut. Pemaparan pertama disampaikan oleh Ardi Adji yang merupakan Doktor Ilmu Ekonomi FEB UI. Ardi memaparkan tentang garis besar pembangunan berkelanjutan berikut 17 tujuan dengan 169 target yang telah dicanangkan dalam SDG’s (Sustainable Development
LPM Edents FEB Undip
Goals). Selanjutnya ada Amirudin (Akademisi FIB Undip) selaku Tenaga Ahli SDG’s Sekretariat Jawa Tengah. Dalam pemaparannya, Amirudin membicarakan kebijakan pembangunan pemerintah daerah, utamanya di Jawa Tengah. “Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mencoba untuk mengidentifikasi isu-isu strategis yang nantinya bisa ditelusuri dan diberikan treatment pembangunan untuk mewujudkan masa depan yang sejahtera,” ungkapnya. Sesi selanjutnya adalah Talkshow yang dipandu oleh Hera Heryn (CNN News Anchor). Pembicara pertama adalalah Faisal Basri, salah satu Ekonom Indonesia. Faisal membahas mengenai solusi-solusi ketimpangan di Indonesia, serta indikatoindikator yang digunakan untuk mencapai SDG’s 2030. “Untuk jangka panjang, perlu adanya investasi dalam pendidikan, dan perbaikan dalam kesehatan. Sedangkan jangka pendek, perlunya peningkatan akses lapangan pekerjaan, serta pengembangan pembangunan di desa,” jelas Faisal. Pembicara berikutnya adalah Gita Gutawa, salah satu pekerja seni sekaligu pemuda Indonesia lulusan London School of Economics and Political Science Graduate. Gita membahas
lpmedents.com
mengenai peran dan tindakan pemuda melalui ekonomi kreatif guna mendorong pembangunan Indonesia. Salah satu bentuk peran pemerintah dalam mendorong ekonomi kreatif adalah pembentukan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). “Tentunya, dengan adanya dukungan dari pemerintah tersebut, harusnya pemuda lebih bisa meng-explore kemampuan serta kreativitas mereka utamanya dalam ekonomi kreatif tersebut,” harapnya. Ada sedikit perbedaan antara Provel tahun ini dengan tahun sebelum-sebelumnya. Jika pada tahun sebelumnya hanya ada 2 rangkaian acara, yaitu Concerns dan Seminar Nasional, maka pada tahun ini ada Economic Weeks yang membuka seluruh rangkaian acara Provel 2017. Kendati semuanya berjalan lancar, bukan berarti acara tersebut tak ada kendala. Taufik selaku Ketua Provel 2017 mengakui adanya beberapa kendala teknis selama acara. Namun, hal tersebut dapat diatasi dengan baik oleh panitia. Andi Thoifatul, salah satu peserta seminar, berharap agar provel tahun selanjutnya bisa lebih baik dari tahuntahun sebelumnya. “Semoga Provel 2018 bisa lebih baik lagi, pembicaranya juga lebih menarik lagi, lebih komunikatif, dan selalu ada inovasi-inovasi baru untuk setiap acaranya,” harapnya. (sdw)
@tbv2341m
@lpmedents