LEMBAGA PERS MAHASISWA EDENTS
KORAN EDENTS Dinamika Intelektual Mahasiswa
Dari Redaksi Isu kenaikan UKT dan SPI masih menjadi topik hangat bagi mahasiswa Undip. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas melakukan konsolidasi dengan semua perwakilan fakultas atas isu tersebut. Konsolidasi tersebut menghasilkan enam tuntutan kepada rektor. Namun enam tuntutan tersebut belum ditanggapi serius oleh pihak rektorat. Hal tersebut terbukti setelah dikeluarkannya Surat Keputusan Rektor Nomor 405/UN7.P/HK/2016. Hal ini membuat BEM Undip dan mahasiswa akan menindaklanjuti Surat Keputusan tersebut. Bahasan inilah yang ditulis redaksi dalam rubrik laporan utama Koran Edents Volume tujuh ini. Selain bahasan UKT dan SPI, redaksi juga menyajikan informasi terkait kabar prestasi yang kini datang dari dua mahasiswa manajemen FEB Undip. Dua mahasiswa tersebut berhasil membawa gelar juara dari ajang Denok dan Kenang Semarang 2016 ini. Berbagai tanggapan dan program kerja dari dua mahasiswa tersebut kami tulis dalam rubrik kabar prestasi. Aksi peserta LKMM Dasar FEB Undip di CFD Simpang Lima juga turut mengisi rubrik kabar kampus kali ini. Berbagai kegiatan dan penampilan peserta LKMM Dasar ini turut menghiasi rangkaian acara. Dan untuk melihat sikap mahasiswa terhadap kondisi sekitar dari dapur redaksi mengangkat opini mahasiswa Undip. Opini kali ini ditulis oleh mahasiswa IESP angkatan 2012. Berbagai informasi tersebut dapat pembaca ketahui di Koran Edents Volume 7 edisi 23 Mei – 5 Juni 2016. Terakhir, kami dari redaksi mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan berita. Kritik dan saran selalu kami harapkan dari para sahabat Edents.
Kordents Volume 7 Edisi 23 Mei – 5 Juni 2016 Diterbitkan Oleh Lembaga Pers Mahasiswa Edents Pemimpin Umum : Akbar Sih Pambudhi; Pemimpin Redaksi : Nur Wahidin; Pemimpin Artistik : Anastania Shafira; Editor : Adhevyo Reza; Reporter : Rismanto, Septianus Angga, Emmanuela, Desi, Cynthia; Layouter : Henty Eka Palupy Sekretariat : Gedung PKM Lt. 1 FEB Undip, Tembalang Edents Call Center : 024-91181513
Opini
Minggu Ini
w w w.lpmedents.com
Volume 7 Edisi 23 Mei – 5 Juni 2016
lpmedents.com
Kabar Kampus
Care Our Children, Aksi Sosial Peserta LKMMD FEB Undip 2016
“Dari tema itu sendiri, kami ingin mengajak kepada masyarakat Indonesia khususnya Semarang untuk lebih peduli dan mengasihi anak-anak di Indonesia,” - Samuel Petra, Koordinator Aksi Sosial Care Our Children Doc.Edents
Sejumlah mahasiswa Universitas Diponegoro yang tergabung dalam peserta Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Dasar (LKMMD) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) melaksanakan aksi sosial. Acara yang bertajuk Care Our Children ini merupakan bentuk realisasi dari rangkaian acara LKMMD FEB Undip terhitung mulai 29 April – 21 Mei 2016. Acara ini merupakan bentuk perhatian dan keprihatinan mahasiswa Universitas Diponegoro terkait dengan maraknya kasus kekerasan seksual terhadap anak. Dimulai dengan terbongkarnya kasus “YY” dan Tagar nyala Untuk Yuyun, seperti bola salju yang hanya menunggu waktu untuk terbongkarnya kasus-kasus lain. Yang menjadi keprihatinan adalah korban yang mayoritas dibawah umur, bahkan ada yang balita. Seruan melindungi anak Dimulai sejak pukul 06.30 WIB ini diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya oleh peserta di depan Gedung Perhutani. Dalam acara kali ini peserta membawa puluhan balon yang akan dibagikan kepada para anak kecil sebagai bentuk perhatian mereka terhadap anak. Selanjutnya peserta melakukan long march sepanjang jalan Pahlawan sampai dengan Simpang Lima yang dipimpin oleh Aulia Pradipta selaku koordinator acara hari itu. Sembari berjalan mereka menyanyikan beberapa lagu anak-anak dan seruan untuk melindungi anak. Rangkaian acara selanjutnya yaitu penyampaian orasi oleh Lucia Linear Anggraeni, dan Afifah Fauziah Amalia Nurhaliza di depan Simpang Lima. Orasi yang disampaikan mengenai himbauan dan pentingnya peran masyarakat luas khususnya orang tua dalam melindungi anak. Adapun pertunjukan selanjutnya ialah pembacaan puisi yang dibawakan oleh Dewi Setyoningrum dan Naufal Lazuardi.
di
Hadirnya maskot aksi Tak luput hadirnya maskot acara aksi sosial Care Our Children yaitu power ranger merah. Adanya maskot tersebut juga semakin menyemarakkan dan memeriahkan aksi sosial ini. Tidak sedikit anak-anak yang mengajak bersalaman dan berfoto dengan ranger merah tersebut. Aksi sosial Care Our Children juga membagikan balon dan flyer yang berisi himbauan untuk melindungi anak-anak baik dari kejahatan fisik maupun non fisik, terutama kejahatan seksual kepada para pengunjung car free day di Simpang Lima. Acara selanjutnya merupakan penggabungan dari aksi teatrikal dan juga parade mengelilingi Simpang Lima sembari membentuk formasi kereta. Aksi ini tidak sedikit menarik perhatian para pengunjung. Pengunjung pun cukup memberikan respon yang baik, hal ini ditunjukkan dengan penandatanganan banner stop kekerasan pada anak, Care Our Children. Aksi sosial ini ditutup dengan pemungutan sampah di sepanjang rute CFD. Peduli dan melindungi anak-anak Ditemui di akhir acara, Samuel Petra selaku koordinator aksi sosial Care Our Children menjelaskan bahwa pengambilan tema ini di dasari atas beberapa kejahatan yang terjadi pada anak-anak Indonesia saat ini. “Dari tema itu sendiri, kami ingin mengajak kepada masyarakat Indonesia khususnya Semarang untuk lebih peduli dan mengasihi anak-anak di Indonesia,” jelas Petra. Adanya acara aksi sosial Care Our Children ini sebagai bentuk realisasi dari beberapa materi LKMMD FEB Undip yang sudah di sampaikan. Yuniarko Ali Taufan selaku ketua panitia pelaksanaan LKMMD FEB 2016 berharap rangkaian acara LKMMD FEB yang akan datang bisa lebih baik dan para peserta maupun alumni LKMMD FEB dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. Salah satu pengunjung CFD pun menyambut positif acara yang diadakan. “Memang cukup prihatin ya kalau melihat kejahatan kepada anak-anak saat ini. Saya rasa adanya sosialisasi untuk melindungi anak itu harus perlu, lebih malah,” ujar Wiwi salah satu pengunjung Car Free Day Simpang Lima, Semarang. (nw)
Mulai Bisnis Kreatif dan Inovatif dengan "Digitalize Your Business" FEB – Era modern erat kaitannya dengan perkembangan teknologi yang maju. Kini perkembangan tersebut menyebar ke dalam kehidupan manusia seharihari termasuk dalam dunia bisnis yaitu adanya digitalisasi media. Oleh karena itu, Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJM) menyelenggarakan seminar Digital Marketing Talks (DIGIMAN) di Hall Gedung C lantai 4 Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB). Public Hearing Ketiga, SEMA FEB Bahas Anggaran FEB Undip (18/05) - Senat Mahasiswa (Sema) FEB Undip kembali mengadakan public hearing 3 dengan mengangkat topik pengelolaan anggaran. Bertempat di Dome FEB Undip, acara ini dimulai pukul 15.44. Public hearing sendiri merupakan program kerja Sema FEB. Public hearing sendiri memfasilitasi jalannya informasi dari dekanat untuk mahasiswa. Sehingga mahasiswa dapat lebih mengerti dengan jelas dan mendapat informasi secara langsung dari dekanat. Forum Terbuka BEM FEB Bahas UKT dan SPI FEB Undip - (18/05) Mahasiswa dari berbagai jurusan dan organisasi mahasiwa (Ormawa) di Fakultas Ekonomika dan Bisnis, tampak memadati Dome FEB Undip. Mereka adalah peserta forum terbuka yang difasilitasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB. Forum yang terbuka untuk seluruh mahasiswa.EB ini merupakan forum konsolidasi ketiga.
Sampai Di Mana Makna Kebangkitan Nasional Bagi Mahasiswa? Oleh Yosua Agustin Tri Putra, Mahasiswa IESP 2012
Perlunya evaluasi dan intropeksi diri mahasiswa akan nasionalismenya guna memaknai kembali makna dari Hari Kebangkitan Nasional
perpecahan pada kesatuan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, Presiden Soekarno berharap dengan adanya Harkitnas maka nasionalisme masyarakat Indonesia kembali lagi, sehingga semangat persatuan dan kesatuan untuk membangun Indonesia tidak dapat dipecah-belah oleh sekelompok golongan.
Pada tanggal 20 Mei 2016, Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang ke-108. Hari Kebangkitan Nasional merupakan hari yang diperingati dengan tujuan untuk menumbuhkan kembali semangat nasionalisme dari seluruh rakyat Indonesia. Harkitnas ini juga bertepatan denga berdirinya Budi Utomo, yakni organisasi pemuda Indonesia yang memiliki cita-cita membebaskan rakyat dari penjajahan dan kemiskinan yang selama ini membelenggu rakyat Indonesia. Beberapa pertanyaan akan timbul dibenak kita bersama adalah mengapa perlu Harkitnas diperingati? Mengapa tanggal berdirinya Budi Utomo sebagai Harkitnas? Dan mengapa mahasiswa era sekarang perlu lebih memaknai kebangkitan nasional? Mengenang sejarah, Presiden Soekarno menetapkan Hari Kebangkitan Nasional bertepatan pada situasi ketika masa tersebut sedang ada konflik antar golongan di Indonesia. Konflik yang terjadi ketika itu sangatlah berpotensi memunculkan
Hari jadi yang sama Hari Kebangkitan Nasional ini bertepatan dengan hari berdirinya organisasi Budi Utomo, yakni tanggal 20 Mei 1908. Hari berdirinya Budi Utomo dipilih sebagai Harkitnas tidak lain karena Budi Utomo merupakan organisasi pertama Indonesia yang menjadi pelopor semangat nasionalisme pemuda Indonesia. Hal inilah yang membedakan Budi Utomo dengan organisasi pergerakan nasional lainnya yang ada pada masa tersebut, misalnya saja Sarekat Islam yang lebih memiliki jumlah anggota lebih banyak. Di era reformasi ini, mahasiswa semakin lama semakin hilang akan jiwa nasionalismenya. Hal ini dapat kita rasakan bersama ketika para mahasiswa sangat mudah sekali terpecah belah, apabila bila berkaitan dengan suku dan agama. Misalnya saja ketika berbicara sosok Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa disebut dengan Ahok. Miris ketika mendengar bahwa mahasiswa berkata Ahok tidak layak menjadi gubernur karena agamanya tidak sama ataupun karena sukunya tidak sama. Padahal, mahasiswa Indonesia sebagai sosok intelektual yang berpedoman terhadap Pancasila seharusnya menganalisis bukanlah dengan menggunakan suku ataupun agama karena Indonesia adalah negara kesatuan yang tidak dapat dibeda-bedakan
baik suku maupun agama. Mahasiswa sebagai sosok Intelektual selayakanya menilai sosok Ahok melalui kinerja atau track record dari sosok Ahok. Mahasiswa harus belajar Mahasiswa Indonesia harus belajar kembali dari para founding fathers bangsa ini. Bung Karno, salah satu founding fathers Indonesia, pernah berkata dalam pidatonya tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI, “Seorang anak kecilpun, jika ia melihat peta dunia, ia dapat menunjukkan satu kesatuan gerombolan pulau - pulau di antara dua lautan yang besar, lautan Pasifik dan lautan Hindia, dan di antara dua benua, yaitu benua Asia dan benua Australia. Seorang anak kecil dapat mengatakan, bahwa pulau-pulau Jawa, Sumatera, Borneo, Slebes, Halmahera, Kepulauan sunda Kecil, Maluku, dan lain-lain pulai kecil diantaranya adalah satu kesatuan”. Perkataan dari Bung Karno ini memliki makna yang sangat mendalam, di mana Bung Karno menginginkan Indonesia sebagai satu kesatuan yang utuh, tidak terpisah- pisah, dan tidak ada golongan-golongan. Mahasiswa kiranya dapat lebih memaknai Hari Kebangkitan Nasional yang ke-108. Kebangkitan nasional diharapkan dapat menumbuhkan kembali jiwa nasionalisme dari mahasiswa yang mulai memudar. Sehingga, Mahasiswa Indonesia akan segera kembali kepada cita-cita bersama, yakni bersatu padu melawan kapitalisme ekonomi dan kemiskinan tanpa membeda-bedakan suku dan agama di Indonesia. (nw)