6 minute read
ALUMNI FEB
Merancang Dunia Kerja ala “Darma”
Oleh: Dwi Novi H. dan Anisa Setyaningdiah
Advertisement
Dok. UMA
Darmawan Citrajaya atau yang akrab disapa Darma merupakan alumni Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (FEB Undip) tahun angkatan 2016 yang berhasil tergabung di salah satu Kantor Akuntan Publik (KAP) terbesar di dunia, yaitu PricewaterhouseCoopers (PwC). Keberhasilannya untuk dapat tergabung di salah satu KAP terbesar di dunia ini tidak terlepas dari banyaknya usaha yang telah dilakukan pada saat menjalankan perkuliahan. Banyak sekali hal-hal yang harus dibangun, mulai dari skill, relasi, pengetahuan, pengalaman, dan lain-lain. Menjadi mahasiswa yang produktif merupakan impian bagi banyak mahasiswa. Dapat dikatakan bahwa mahasiswa produktif merupakan mahasiswa yang tidak hanya aktif di dalam bangku perkuliahan saja, namun juga aktif dalam beberapa kegiatan kampus, seperti kegiatan organisasi, kepanitiaan, menjadi relawan, dan masih banyak lagi. Darma merupakan salah satu contoh mahasiswa yang dulunya begitu aktif dengan mengikuti organisasi Keluarga Mahasiswa Akuntansi (KMA) serta turut aktif dalam menjadi pengurus angkatan. Bahkan, dirinya pernah menduduki jabatan sebagai Ketua KMA pada tahun 2018-2019.
Pentingnya Mengikuti Organisasi
Menjadi mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi, tidak membuat Darma lupa akan kewajibannya dalam berkuliah. Meskipun ia sibuk dengan beberapa aktivitas organisasi, ia berusaha sebisa mungkin untuk menyeimbangkan waktu dalam menjalankan keduanya. Ia cenderung menjalankan keduanya dengan menggunakan skala prioritas, sehingga dapat fokus dalam menjalankan kedua hal tersebut. Ia mengatakan bahwa masih banyak mahasiswa yang hanya terfokus pada salah satu hal saja, misalnya fokus hanya pada perkuliahan atau fokus hanya pada organisasi. Menurutnya, hal tersebut kuranglah tepat karena kedua hal tersebut menduduki tingkat kepentingan yang sama, sehingga keduanya harus dijalankan secara seimbang. Menurut Darma, mengikuti organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang mahasiswa karena sebagus apapun hard skill yang dimiliki oleh seseorang, jika hal tersebut tidak diimbangi dengan soft skill yang baik, maka tidak akan berjalan dengan baik. Ia juga berpendapat bahwa di dunia perkuliahan, organisasi merupakan tempat belajar soft skill yang paling bagus. Banyak sekali pelajaran-pelajaran yang dapat diambil ketika mengikuti organisasi, seperti nilai tanggung jawab, kedisiplinan, kejujuran, terbentuknya sikap bekerja sama dalam tim, dan lain-lain. Nilai-nilai tersebut nantinya juga akan dibawa hingga ke jenjang pekerjaan. Bahkan, Darma mengatakan bahwa setelah ia tergabung dalam PwC, banyak sekali rekan-rekan kerjanya yang dulunya merupakan mahasiswa yang aktif dalam kegiatan organisasi. Selain itu, ia juga menuturkan bahwa dalam menjalankan pekerjaannya, dirinya dituntut untuk dapat bekerja dalam tim. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa mengikuti organisasi merupakan salah satu hal yang penting bagi seorang mahasiswa untuk mengasah soft skill.
Tentang IPK, Almamater dan Pekerjaan Saat Ini
Bukti kefokusan Darma dalam menjalankan kedua hal tersebut terlihat dari keberhasilannya juga dalam memperoleh predikat cumlaude. Meskipun banyak orang yang menganggap bahwa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) bukanlah suatu hal yang penting, tetapi berbeda dengan Darma. Menurutnya, antara IPK, almamater dan pekerjaan saling berkaitan. IPK menjadi salah satu bahan pertimbangan ketika seseorang melalui proses seleksi administrasi dalam melamar pekerjaan. Meskipun hanya digunakan sebagai persyaratan administrasi saja, Darma memandang bahwa IPK merupakan sebuah bentuk tanggung jawab dari seorang mahasiswa kepada orang-orang terdekatnya yang selalu mendukung proses pembelajaran di bangku kuliah. Selain itu, ia menganggap bahwa IPK merupakan bentuk keseriusannya dalam menuntut ilmu di bangku perkuliahan, sehingga ketika ia lulus nanti ia dapat melihat IPK yang memuaskan dari jerih payah yang dilaluinya semasa di bangku perkuliahan. Bagi mahasiswa yang baru lulus atau kerap disebut
yang ia dapatkan sewaktu ia bekerja.
dengan istilah fresh graduate, almamater juga menjadi salah satu bahan pertimbangan saat melamar peker- Bekerja di tempat yang terbilang bergengsi tidak juga jaan. Menurut Darma, bagaimana baik buruknya kiner- terlepas dari suka dan duka dalam menjalankannya. ja seseorang, nantinya akan memunculkan pertanyaan Dengan bekerja di PwC ini, hal yang Darma dapatkan mengenai almamaternya. Seakan telah menjadi iden- adalah bertambahnya ilmu ketika menjalankan pekertitas seseorang, Darma menekankan mengenai pent- jaan. Darma mengatakan bahwa ia belajar untuk dapat ingnya menjaga nama baik almamater, baik di kuliah mengimplementasikan teori-teori yang pernah ia pemaupun di dunia kerja. “Nah, jadi, almamater ini salah lajari semasa di bangku perkuliahan. Dalam mengimsatu yang jadi identitas kita, ya. Oleh sebab itu, selama plementasikan teori-teori tersebut, banyak hal yang kuliah dan di pekerjaan nanti, selalu jagalah nama baik dapat dijadikan sebuah pelajaran mengenai kesesuaian almamater,” ucapnya. antara praktik dan teori. Terkadang juga, ia menemukan beberapa praktek yang tidak sesuai dengan teori Bekal Menuju Dunia Kerja yang diajarkan yang mengharuskannya berpikir kritis. Selain bertambahnya ilmu yang didapat, Darma juga memperoleh banyak teman dan kolega baru. Tidak diragukan lagi bahwa tempatnya bekerja memiliki standar dan kualitas yang tinggi. Oleh karena itu, banyak sekali alumni dari banyak perguruan tinggi hebat, baik dari dalam negeri maupun luar negeri menjadi bagian dari kantor tempatnya bekerja. Namun demikian, Darma cukup ter-pressure juga karena memiliki tanggung jawab yang besar terhadap kantor tempat ia bekerja. “Membawa nama besar itu berarti kita punya tanggung jawab yang besar juga” tuturnya. Darmawan Citrajaya, Alumni Prodi Dok. Pribadi Dunia perkuliahan dan dunia kerja merupakan dua hal yang berbeda. Salah satu perbedaan yang dapat dilihat ialah mengenai waktu dan pressure. Menurut Darma, saat menjalani perkuliahan, waktu yang dimiliki seseorang cenderung lebih fleksibel. Selain itu, pressure di dunia perkuliahan tidak sebesar ketika di dunia kerja. “Di kuliah itu pressure-nya nggak sebesar di dunia kerja karena di dunia kerja itu kita dituntut untuk mau tidak mau kita bertanggung jawab atas sesuatu. Nah, jadi porsi kita untuk memikirkan tanggung jawab itu sudah pasti lebih besar dong daripada di perkuliahan,” terangnya. Kompetensi dan kemampuan beradaptasi menjadi bekal utama yang Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Angkatan 2016 Harapan untuk Kedepannya Darma memiliki beberapa haraharus dipersiapkan untuk memasuki pan yang besar yang hendak dicapai dunia kerja. “Dunia kerja dan kuliah itu berbeda jadi dalam beberapa tahun ke depan. Salah satu harapan kita harus belajar banyak untuk beradaptasi dengan tersebut adalah dapat memberikan pengaruh-pengadunia yang mungkin bedanya lumayan signifikan,” ujar ruh yang baik kepada orang-orang di sekitarnya, baik Darma. Selain itu, kompetensi diri juga penting untuk untuk keluarga, teman, tempat ia bekerja, maupun dipersiapkan, baik technical maupun soft skill. Menu- almamaternya. Ia ingin terus berjuang memperbaiki rutnya, kedua kompetensi ini sangat penting untuk di- dirinya menjadi lebih baik lagi, sehingga proses perpersiapkan mengingat tidak sedikit tempat kerja yang jalanan hidup yang dilaluinya itu dapat dijadikan sebuah mensyaratkan kualifikasi soft skill maupun skill teknis motivasi bagi orang-orang terdekatnya dalam mengyang tinggi. gapai suatu tujuan. Suka Duka Dunia Kerja Darma juga berpesan kepada para mahasiswa agar Sebelumnya, Darma tidak pernah membayangkan bahwa dirinya dapat bekerja di salah satu kantor KAP terbesar di dunia, utamanya ia tidak pernah menargetkan untuk bekerja di bidang audit. Auditor merupakan salah satu pekerjaan yang menjunjung tinggi nilai independensi dan betanggung jawab dalam menjalankan pekerjaannya. Meskipun, banyak sekali tawarantawaran kerja yang datang kepadanya setelah lulus dari bangku perkuliahan, ia memiliki pedoman bahwa pekerjaan yang dijalaninya nanti harus memberikan nantinya menjadi lulusan yang tidak hanya memiliki keahlian dalam satu atau dua bidang saja, tetapi dalam banyak bidang. Ia juga menuturkan bahwa jangan hanya menjadi mahasiswa yang lulus dengan standar-standar yang biasa saja, tetapi jadilah mahasiswa yang lulus dengan cemerlang, dengan membawa banyak pengalaman. “Jadilah orang yang dibutuhkan oleh dunia kerja gitu di mana kalian punya skill yang kalian tawarkan dan kalian punya impact yang baik untuk lingkungan kalian ke depannya” pungkasnya. banyak pengalaman dan ilmu, sehingga ia dapat men- “Prinsipnya jalanilah apapun yang ada di depanmu sejadi seorang pribadi yang lebih baik lagi di masa men- maksimal mungkin. Jadi jangan pernah merasa puas datang. Selama menjadi bagian dari PwC, sudah ban- ataupun merasa bahwa itu cukup. Tapi selalulah cari yak hal yang ia dapatkan, seperti ilmu, relasi, soft skill, target yang bisa membuat diri kita sendiri itu berkemdan kompetensi yang merupakan empat hal utama bang” – Darma, Alumni FEB Angkatan 2016. (lth)