5 minute read

KABAR KAMPUS

Next Article
KOMUNITAS

KOMUNITAS

Dies Natalis FEB Undip ke-61: Sederhana Penuh Makna

Oleh: Danny Farhan dan Fadila Nadifa

Advertisement

Apa yang pertama kali terbesit di pikiran kalian jika mendengar frasa Dies Natalis? Hari jadi? Perayaan besar? Ya, kalian tidak salah. Seperti sudah menjadi budaya ketika suatu lembaga pendidikan tinggi merayakan hari jadinya dengan cara semeriah mungkin. Panggung hiburan dengan live musicnya, balon, dan kertas confetti meramaikan suasana kampus yang sedang berbahagia tersebut. Namun, bisakah dies natalis dirayakan secara sederhana namun penuh makna? Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (FEB Undip) menjawab pertanyaan itu. Perayaan Dies Natalis FEB Undip ke-61 tahun ini berlangsung secara unik dan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk pertama kalinya, perayaan hari jadi salah satu fakultas tertua di Undip ini dilaksanakan secara daring. Bagaimana tidak, pandemi Covid-19 yang masih berlangsung ini tidak memungkinkan untuk digelar sebuah acara besar secara luring. Pada tahun ini, tidak ada lagi ada acara jalan sehat, makan-makan, panggung hiburan dan segala kemeriahan khas sebuah perayaan besar. Semua berlangsung secara sederhana tetapi tetap hikmat.

Jangan Malas Gerak Walau Berjarak

Tetap Produktif di Era Pandemi diangkat sebagai tema Dies Natalis FEB Undip tahun ini. Konsep ini dibangun dari kesadaran bersama mengenai tantangan-tantangan yang dihadapi selama era pandemi. Sebagai insan akademis, masa seperti ini jangan dijadikan sebuah hambatan. Justru, hal ini harus dimanfaatkan sebagai batu loncatan untuk tetap berinovasi walaupun semua berjarak. “Jadi konsepnya adalah kita harus buat inovasi walaupun semua berjarak. Jangan sampai kita malas bergerak!” begitulah keterangan dari Warsito, Wakil Dekan II FEB Undip, selaku ketua pelaksana Dies Natalis FEB Undip ke-61. Perayaan tahun ini diselenggarakan oleh pihak fakultas secara langsung. Ini berbeda dari perayaan tahun-tahun sebelumnya di mana salah satu himpunan ditunjuk sebagai pihak penyelenggara.

Tak Kalah Meriah dari Luring

Dies Natalis ke-61 FEB Undip kali ini dimeriahkan oleh berbagai rangkaian kegiatan yang tidak kalah menarik dan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Beberapa rangkaian acara di bidang akademik antara lain yakni visiting professor yang sudah menjadi kalender tahunan bagi FEB Undip. Dengan 50% narasumber dari luar negeri, kegiatan ini dimanfaatkan sebagai ajang promosi FEB Undip. Sebagai puncak acara diadakan Rapat Senat dan Orasi Ilmiah dengan mendatangkan Timber Haaker, Professor of Business Models Saxion University of Applied Science. Kegiatan tersebut diadakan pada tanggal 15 Maret 2021 bertempat di Hall Gedung Kewirausahaan FEB Undip dan secara daring melalui platform Zoom. Selain kegiatan tersebut, di bidang non akademik sendiri terdapat rangkaian acara seperti “Khotmil Quran” yang menghadirkan pembicara Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo, Musahadi, dengan mengangkat tema “Semangat Al-Quran dalam Mengingkatkan Produktivitas di Era Pandemi”. Acara tersebut dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2021 secara

luring dan daring melalui platform Zoom dan disiarkan secara langsung di kanal Youtube Fakultas Ekonomika dan Bisnis serta TV Desa. Kemudian acara “Tabur bunga” yang dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2021 yang dihadiri pimpinan fakultas, ketua departemen, ketua program studi, dan beberapa tenaga kependidikan. Serta “Turnament Golf” yang diselenggarakan pada tanggal 28 Maret 2021, bertempat di Bogor Raya dan diikuti oleh 144 alumni FEB Undip.

Puncak Acara dengan Pembicara Luar Biasa

Pada puncak dies natalis tahun ini, FEB Undip menghadirkan pembicara dari Saxion University of Applied Sciences, Timber Haaker, dengan mengangkat topik “Business Models and Business Model Innovation in Relation to Digitization, sustainability and Covid-19”. Pembicara ini dipilih karena FEB Undip sebelumnya sudah memiliki MoU kerjasama dengan Saxion University of Applied Science. “Kita sudah kenal dulu, lah. Kalau dengan Saxion, kita sudah ada MoU kerjasama. Sehingga lebih luwes untuk mengundang seseorang. Kalau yang dari NUS itu memang sudah ada semacam (hubungan), kita udah kenal tapi belum ada MoU,” ujar Warsito. Selain itu, menurut Warsito rangking dari universitas juga menjadi pertimbangan berikutnya dalam memilih narasumber. “Kalau NUS kan udah di bawah 100, Saxion juga udah bagus. Jadi, nggak (dengan) sembarang universitas kita melakukan kerjasama,” lanjutnya ketika ditanya alasan memilih narasumber tersebut di puncak dies natalis tahun ini.

Tantangan dan Kendala

Sebagai perayaan berbasis daring pertama kalinya, Dies Natalis ke-61 FEB Undip ini penuh dengan tantangan dan kendala yang terjadi di setiap kegiatannya. Terlebih, berbagai checklist protokol kesehatan Covid-19 perlu dipenuhi agar perayaan tetap berlangsung secara aman dan nyaman. Warsito mengakui bahwa jika secara teknis, rangkaian kegiatan di tahun ini lebih melelahkan daripada kegiatan luring. “Secara teknis, dies tahun ini lebih capek. Kalau dulu, kita menyiapkan meja dan kursi untuk kegiatan, keesokan harinya udah beres. Sekarang, persiapan satu event bisa satu minggu. Kita harus menyiapkan alat, menghubungkan berbagai alat, memvirtualkan video agar masuk ke Zoom, itu kan lebih capek. Tahapannya lebih banyak.” ujar Warsito. Selain tantangan teknis kegiatan, isu keamanan kesehatan juga menjadi perhatian utama dies natalis tahun ini. Oleh karena itu, Warsito memastikan agar setiap kegiatan sebisa mungkin terhindar dari kerumunan, memastikan seluruh pihak yang terlibat sehat, menyediakan handsanitizer, termogun, dan masih banyak lagi. Selain itu, seluruh rangkaian acara dibatasi hanya 40 orang saja yang berada di satu tempat yang sama. Hanya orang-orang yang berkepentingan saja dan menerima undangan yang bisa mengikuti acara secara luring. Berbagai stakeholder kampus lainnya dianjurkan untuk mengikuti rangkaian acara secara daring. Untuk memastikan setiap rangkaian acara berjalan dengan semestinya, Warsito dan tim memastikan segala peralatan siap sebelum acara tersebut berlangsung. “Kan timnya ada banyak, tuh. Ada audio, Zoom, kameramen, macem-macem lah. Kita kan udah bersimulasi, tuh. Kalo hasilnya udah sembilan puluh lima persen, kita baru berani tampil,” terang Warsito. Kemudian, jika terjadi suatu kendala di tengah kegiatan, Ia memilih untuk tidak panik agar memudahkan menganalisis dan memecahkan kendala tersebut. “Nah, kemudian di kondisi hari H-nya kan kadang-kadang ada noise, kabelnya kurang kenceng dan sebagainya. Yang penting jangan panik dulu, dianalisis aja,” tukasnya.

Berinovasi adalah Kunci

Inovasi merupakan hal penting yang harus dilakukan FEB Undip secara terus-menerus. Baik dosen maupun mahasiswa semuanya harus turut berinovasi agar FEB Undip semakin baik ke depannya. “Yang jelas harus selalu berinovasi. Dosen mendorong mahasiswanya untuk berinovasi menciptakan terobosan-terobosan,” ujar Warsito. Ia juga menambahkan inovasi di ekonomi tidaklah harus dalam bentuk fisik, tetapi juga dapat berupa tindakan untuk berpikir strategis. “Berpikir strategis itu, kan, terobosan juga. Membuka wawasan orang sehingga dapat sadar akan sebuah masalah juga berpikir strategis,” pungkasnya. (lth)

“Jadi konsepnya adalah kita harus buat inovasi walaupun semua berjarak. Jangan sampai kita malas bergerak!” - Warsito, Wakil Dekan II FEB Undip

This article is from: