Majalah Edents Vol. 1 Edisi XXXII Mei 2020

Page 1

ISSN 0215-0255


DARI REDAKSI Majalah Edents merupakan produk Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Edents yang rutin diterbitkan sebanyak dua kali dalam satu tahun kepengurusan. Pada Majalah Edents Volume I tahun ini, kami mengangkat tema Ekonomi dan Sumber Daya Manusia (SDM). Diangkatnya tema tersebut sebagai bentuk perhatian kami terhadap perkembangan Sumber Daya Manusia Indonesia, terlebih dalam peran perekonomian Indonesia, SDM dapat dikatakan sebagai pelaku ekonomi. Serta pemerintah Indonesia saat ini juga memberikan perhatian besar terhadap perkembangan SDM dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan terkait SDM. Bersama Majalah Edents Volume I, kami membagi tema ke dalam beberapa rubrik yang terdiri dari empat Laporan Utama, tiga Laporan Khusus, Polling, Sosok, tiga rubrik Tentang Mereka, Sudut Profesi, Sosial Budaya, Social Movement, Komunitas, Kabar Kampus, Geliat Usaha, Diantara Kita, Resensi Film, Opini Mahasiswa, Kolom PU, Kolom Redaksi, Kajian Jurusan, Potret, dan Komik. Laporan Utama membahas dasar hubungan Ekonomi dan Sumber Daya Manusia secara mendalam serta, pada Laporan Utama menyajikan teori awal dari Ekonomi dan Sumber Daya Manusia seperti, Laporan Utama satu yang membahas SDM sebagai poin penting faktor produksi, apakah masih relevan hingga saat ini. Contoh lainnya adalah Laporan Utama empat mengenai peningkatan kualitas SDM oleh pemerintah dan non pemerintah. Pada Laporan Khusus, kami mengambil isu-isu yang lebih mengerucut dari tema besar, hal tersebut dilakukan dengan mengumpulkan dan merangkai beberapa permasalahan Ekonomi dan SDM. Mengambil contoh Laporan Khusus tiga yang mempertanyakan apakah investasi SDM yang dicanangkan pemerintah merupakan solusi paling mujarab untuk kemajuan SDM Indonesia. Beralih ke Polling, kami mengumpulkan suara mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro melalui kuesioner yang

disebar secara daring. Kuesioner ini terdiri dari beberapa pertanyaan seputar ekonomi dan SDM. Pada rubrik sosok, dibahas sosok yang inspiratif dan dapat memotivasi pembaca. Begitu pula dengan rubrik Tentang Mereka yang diisi oleh salah satu mahasiswa beprestasi Undip, Mantan Edents, dan Alumni FEB Undip yang berbagi pengalaman mereka.

Kemudian kami juga menyoroti salah satu profesi yang unik di lingkungan terdekat, yaitu penjaga parkir wanita. Rubrik ini memang dikhususkan untuk profesi unik, beda dari yang lain, dan profesiprofesi menarik lainnya. Kemudian kami juga membahas budayabudaya di Indonesia dalam rubrik Sosial Budaya. Tidak lupa pada rubrik Social Movement, kami kenalkan Komunitas Sahabat Difabel, sebuah komunitas yang berfokus untuk menyiapkan temanteman difabel dalam menghadapi dunia kerja. Sementara untuk rubrik Komunitas, diisi oleh komunitas seni, baik seni peran, seni tari, dan sejenisnya. Rubrik lainnya adalah Kabar Kampus yang menyajikan kabar terkini dari FEB Undip. Masih banyak rubrik-rubrik lain yang kami sajikan dalam Majalah Edents Volume I ini. Setiap rubrik memiliki nilai dan cerita masingmasing. Begitupula dengan gaya kepenulisan setiap rubrik juga sesuai dengan masing-masing reporter. Redaksi sangat berterima kasih kepada teman-teman reporter yang sudah berjuang dalam mengerjakan Majalah Edents Volume I. Kami harap pembaca dapat mengambil nilai dan cerita yang kami tuliskan. Kritik saran sangat diperlukan untuk menjadikan LPM Edents menjadi lebih baik. Terima kasih.

MAJALAH EDENTS diterbitkan oleh:

Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Edents ISSN 0215-0255 Pelindung: Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., ; Penasehat : Firmansyah, S.E., M.Si., Ph.D ; Pembina: Darwanto, S.E., M.Si., Surya Rahadrja, S.E., M.Si., Akt. ; Pemimpin Umum: Bayu Teguh Imani; Pemimpin Redaksi: Amadea Arum Diani ; Pemimpin Perusahaan: Anika Fathur; Pemimpin HRD: Prastio Anggoro ; Pemimpin Marketing Communication: Olivia Gita Melinda ; Pemimpin Artistik: Kurnia Wulandari; Redaktur Pelaksana Majalah: Karima Suci Ariani; Redaktur Pelaksana: Luthfia, Cinka, Yunita ; Layout: Mila, Dypa; Foto dan Ilustrasi: Marsha, Wulan Staf HRD: Fatimah, Putri, Sigit, Dhia, Nur Alfi, Nisa; Staf Perusahaan: Winnarti, Annisa Jasmine, Nailul, Dewima, Rizqy Dwi; Staf Marcomm: Rachel, Difa, Anisulfuad, Yasinta Magang Edents : Rio Dwi, Indah Sulistyo, Martin Bonaraja, Alam Suprobo, Fitri Widyaningrum, Sulistiawati Manoppo, Dwi Ratna Silviani, Aditya Febriansyah, Sheila Anya, Dinda Caesarli, Susan Liya, Shela Nur Fajriya, Yusak Dwi, Sheilla Nur Rahma, Khaira Aqliya, Nisa Alisva, Salma Vaza, M. Faisal Akuan, Diah Ayu Atmajani, Dwi Novi Hastuti, Aji Darmawan, Aisyah Yuliyanti, Banindhia Shalfa, M. Rijal Rifqi Fauzi, Wening Shafiyah, Putri Nurmalia, Faya Nabila, Annisa Pratiwi, Erva Hamidah


Daftar Isi 4

LAPORAN

UTAMA

Akankah Teknologi Menggeser Peran Manusia dalam Faktor Produksi?

16

POLLING

20 Usaha Eksplorasi Rasa Bersama Surabi Boska Geliat

Sosok 22 Mengenal Aab, Singa Perubahan dan Pendobrak

Ekonomi dan Sumber Daya Manusia

18

Mantan EDENTS

EDENTS adalah Rumah

19

Tentang Mereka

Berprestasi bersama Botara, Si Robot Nusantara EDENTS

Volume 1 Edisi XXXII Tahun 2020

Diantara Kita 24 Mengais Kehidupan Bermodal Kardus KOMIK 25 Millenials Cari Kerja

1


Daftar Isi POTRET

26

Manusia dan Ekonomi

SOSIAL BUDAYA

28

Menilik Warisan Budaya Indonesia yang Diakui UNESCO

30

SUDUT PROFESI

Delapan Belas Tahun Menjaja Makanan Tradisional Kue Putu Bambu

32

SOCIAL MOVEMENT

Sebuah Oase bagi Penyandang Disabilitas EDENTS

Volume 1 Edisi XXXII Tahun2017 2020 XXVI Tahun

Laporan

KHUSUS

34

Benarkah Pemerintah Menggaji Pengangguran?

Alumni FEB 40 Suharnomo, Alumni yang Berjiwa Aktivis dan Eksis

41

KABAR KAMPUS

Mengenal Perekonomian Indonesia 2020 Bersama Otoritas Jasa Keuangan 2


Daftar Isi Komunitas

42

KoNSep: Komunitas Seni dari Polines

46

KOLOM REDAKSI

48

OPINI MAHASISWA

Ekonomi Digital Berkembang, Bagaimana Mempersiapkan SDM yang Ahli?

Pendidikan sebagai Investasi Sumber Daya Manusia untuk Perekonomian Bangsa

44

KOLOM PU

Pemuda: Suatu Asa Bagi Bangsa

50

RESENSI FILM

Dua Garis Biru: Mata Pelajaran Edukasi Seks Masa Kini

EDENTS

XXXIITahun Tahun2017 2020 Volume 1 Edisi XXVI

3


LAPORAN UTAMA

Akankah Teknologi Menggeser Peran Manusia dalam Faktor Produksi? Oleh: Marsha, Alfi, Anika

“Dengan perkembangan teknologi yang kian pesat ini, diharapkan agar setiap individu punya self-drive yang kuat, yaitu dorongan dari diri sendiri untuk belajar dan terus memperbaiki diri,” - Hamdi, Dosen FEB Sumber Daya Manusia merupakan hal yang vital. Tak dapat dipungkiri, manusia memegang peran utama dalam kehidupan. Manusia mengalami perkembangan berpikir dengan mulai dibuatnya alat bantu untuk bertahan hidup. Dengan hidup yang terus maju dan pikiran yang semakin berkembang, dengan tahun yang selalu bertambah mulailah terjadi revolusi industri yang berlangsung secara besar-besaran, salah satunya teknologi yang berdampak mendalam kepada bidang ekonomi. Revolusi industri menjadi titik balik dalam sejarah dunia, karena hampir semua aspek kehidupan dipengaruhinya.

Saat ini, tren berubah dengan cepat di bidang teknologi dan informasi dan kita ada di era Revolusi Industri 4.0, ditandai dengan banyaknya penggunaan mesin digital dan internet yang menyebabkan perubahan dengan cepat dan signifikan dalam segala aspek kehidupan masyarakat, terutama dalam faktor produksi. Secara ekstrim, peran manusia perlahan mulai tergantikan oleh teknologi yang dibuat oleh manusia itu sendiri, contohnya Artificial Intelegent (AI), Big Data, Cloud System yang mengubah banyak hal seperti bagaimana perusahaan berbisnis, bagaimana ia mengelola perusahaan, tenaga kerja, dan berproduksi. Talent war juga masih berlangsung dengan Big Data tersebut. Dengan Big Data, sangat mudah bagi perusahaan untuk memberikan penawaran yang menarik. Teknologi Tidak Menggeser Namun Beralih Fungsi

Perubahan teknologi juga menimbulkan kekhawatiran bagi sumber daya manusia. Kekhawatiran ini berubah menjadi rasa takut jika nanti posisi mereka tergantikan oleh mesin. Namun, pandangan lain muncul dari Sutrisno, selaku kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Semarang, bahwa sebenarnya mesin itu dikendalikan oleh manusia dan hal-hal sensitif tidak bisa dilakukan oleh mesin tetapi manusia. “Teknologi bisa mendistribusikan barang, jasa, dan waktu. Yang tidak bisa adalah mendistribusikan masa, seni, serta toleransi,” ujarnya. Jadi, menurut Sutrisno teknologi digital atau informasi bukanlah suatu perubahan, melainkan berubah karena semakin majunya zaman. Namun, perubahan zaman teknologi itu sendiri tidak serta merta menggantikan peran manusia secara keseluruhan, tetapi han-

EDENTS EDENTS

Volume Tahun 2017 2020 Volume11Edisi EdisiXXXII XXVI Tahun

ya mengubah dalam segi kualitas dan kuantitas. Pada dasarnya yang dibutuhkan saat ini adalah manusia yang produktif dan berkualitas. “SDM sekarang harus fokus bagaimana ia mengembangkan inovasi, kreasi, dengan inovasi akal. Prinsipnya adalah dia berubah,” tutur Sutrisno. Ia juga menambahkan bahwa sebenarnya teknologi tidak menggeser, namun beralih fungsi karena sebuah peran. Sehingga peran manusia tergantikan oleh mesin karena kebutuhan percepatan, kebutuhan target, dan biaya produksi. Hal ini dikarenakan harapan pengusaha menggunakan operasional seminim mungkin dan pendapatan optimal. Sehingga mau tidak mau penggantian peran akan terjadi pada segmen tertentu.

Mencari Karyawan dengan Keahlian yang Telah Di-upgrade Kondisi perekonomian Indonesia di masa depan akan menjadi lebih praktis. Pada beberapa aspek, SDM bisa tergantikan oleh Artificial Intelegent (AI) atau dengan teknologi terbarukan. Mungkin saja di masa depan pekerjaan seperti accounting, payroll, sekretaris, telemarketers, bank teller, dan sebagainya akan mudah tergantikan. Di masa mendatang ada pekerjaan yang tetap butuh dilakukan oleh manusia, namun pekerjaannya berubah, seperti data analyst, scientist, atau Big Data specialist. “Seiring berjalannya waktu, ada skill yang tidak dibutuhkan lagi, contohnya basic skill yaitu mathematic, management of financial, accounting management, karena keahlian tersebut dinilai sangat mudah digantikan oleh sistem Artificial Intelegent, Big Data atau Cloud System,” jelas Aktsar Hamdi Tsalits, dosen FEB Undip.

Mengacu ke masa depan dengan pemikiran yang semakin berkembang, banyak perusahaan yang sudah bergeser mencari karyawan dengan kriteria keahlian yang telah di-upgrade. Bahkan dari tahun 2018 hingga empat tahun berikutnya akan banyak pergeseran. Berdasarkan laporan dari World Economic Forum (WEF), yang berjudul Future of Jobs, mulai tahun 2018, menurut survei yang dilakukan oleh manajer top perusahaan di dunia, skill yang dibutuhkan oleh SDM yaitu seperti analytical thinking, innovation, creativity, system analysis, leadership and social influence. Hamdi mengungkapkan soft skill category justru lebih dibutuhkan di masa depan dan beberapa disiplin

4


LAPORAN UTAMA menjadi tidak dibutuhkan.

Pemahaman Pentingnya Pendidikan sebagai Investasi Pelaku ekonomi seperti perusahaan atau pemerintah juga terlibat di dalamnya. Perusahaan di satu sisi bisa meningkatkan daya saing dengan teknologi terbaru dan pemerintah perlu mengembangkan regulasi yang ramah dengan perubahan. Selain itu, investor juga perlu lebih peka terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan. Semua pihak perlu merespon dengan cara dan kapasitasnya masing-masing.

Menurut Hamdi, “Mau tidak mau, teknologi tetap harus diikuti perkembangannya karena jika tidak keunggulan kompetitif industri akan kalah dengan para pesaing.” Beberapa tahun lalu hal ini terjadi pada industri rokok. Ketika satu perusahaan menerapkan sebuah teknologi yang baru, berupa teknologi untuk membuat rokok filter. Sehingga hal tersebut membuat cukup banyak perusahaan yang collapse lantaran tidak mampu mengikuti perkembangan teknologi. Ketika ada satu industri yang mengadopsi teknologi dengan advance, perusahaan lain juga akan collapse apabila tidak mengikuti kemajuan tersebut. Teknologi memang harus dikembangkan dan SDM juga perlu dikembangkan pula. Pilihannya memang yang paling mudah yaitu dengan memberikan pelatihan kepada karyawannya agar tidak gagap terhadap teknologi.

kerja yang dibutuhkan berkurang. “Skill yang dibutuhkan seperti soft skill yaitu analytical thinking dan creativity merupakan kemampuan yang sulit diambil alih oleh mesin atau teknologi, maka SDM akan tetap dibutuhkan,” ucap Hamdi. “Apalagi halhal yang berkaitan dengan complex problem solving yaitu masalah kompleks yang butuh kebijaksanaan, pengalaman, serta pertimbangan sosiologis itu masih butuh keterlibatan SDM,” tambahnya. Dan salah satu opsi yang perlu diambil oleh perusahaan agar SDM bisa terampil yaitu dengan memberikan pelatihan, sehingga skill yang dibutuhkan adalah skill yang dilatih kepada karyawannya. Sekarang mau tidak mau manusia harus menyesuaikan diri agar tidak tergantikan oleh mesin dengan kata lain mencari peran baru. Manusialah yang mengendalikan percepatan teknologi, namun tidak semua manusia dapat mengendalikannya, hanya orang-orang pilihan saja yang mampu. Maka untuk sekarang, orang tidak lagi bertumpu pada jenjang pendidikan, namun keahlian apa yang dia miliki

Peningkatan Kualitas harus Dibarengi dengan Peningkatan Fasilitas

Dok. pribadi

Dalam rangka mewujudkan SDM yang berkualitas, tentu pemerintah memiliki peran yang sangat penting, baik melalui kebijakan maupun melalui programprogram yang dicanangkan. Dimulai dari sistem pendidikan, yang merupakan dasar dari pembelajaran, pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem MaDitambah dengan perkataan kariem, memulai terobosan-terobosan Sutrisno, “Seperti yang sudah baru seperti “Merdeka Belajar” atau dimulai untuk industri garmen, “Kampus Merdeka,” yang tentu memundiperkirakan mulai tahun 2022 culkan harapan baru bahwa pemerinakan bergeser ke teknologi. TimSutrisno tah saat ini sudah lebih paham dan rebul pertanyaan, pekerja akan disponsif dalam menghadapi Revolusi Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota alihkan ke bidang mana?” AdanIndustri 4.0. Tak hanya Mendikbud, Semarang ya pergeseran diharapkan tidak Presiden Joko Widodo juga mengkritik akan menghilangkan pekerjaan mereka, tetapi adanya keingin- habis-habisan kampus di Indonesia karena menurutnya dari gan untuk mengalihkan pekerja ini ke tugas yang lain dengan dulu institusi pendidikan seperti kampus atau sekolah hanya catatan pekerja mampu menerima teknologi dan berinisiatif memiliki jurusan yang itu-itu saja. Bahkan presiden juga menymempelajarinya. Dapat dikatakan bahwa teknologi membawa indir untuk membuat jurusan meme. Itu merupakan upaya yang dampak yang besar ke dalam perekonomian serta SDM. Lantas dilakukan untuk menggugah kampus agar sadar bahwa saat ini bagaimana dengan mereka yang tidak mau dan tidak mampu dunia berubah dengan sangat cepat dan butuh skill baru sehingmengikuti perkembangan teknologi? Tentu saja nantinya mer- ga institusi pendidikan perlu menawarkan program baru. eka akan ditempatkan pada tempat yg layak sesuai komunitas dan kemampuannya, namun selanjutnya alam yang akan meny- Menurut Sutrisno, pemerintah sudah mulai membuat program eleksi bukan orang maupun sistem. sedemikian rupa yang dirasa mampu meningkatkan kualitas SDM di Indonesia, diantaranya dengan membuat sistem penTidak Lagi Bertumpu Pada Pendidikan, Tetapi Keahlian didikan yang mampu menciptakan pemikiran bekerja. “Menteri pendidikan yang baru memiliki konsep tidak menciptakan Dengan kemungkinan tersebut, jika diibaratkan perkembangan ijazah, tapi menciptakan pemikiran bekerja, maka tolak pikirnya teknologi seperti air bendungan yang jebol tanggulnya dan tiadalah apa yang kamu bisa dan kamu mampu untuk mengubah dak bisa dikontrol, satu-satunya upaya efektif untuk merespon dan menciptakan,” terang Sutrisno. Tak hanya itu, hal itupun teknologi khususnya bagi karyawan atau generasi muda saat ini dibarengi dengan peningkatan fasilitas lain seperti melahirkan dengan mengubah serta memperbaiki diri sendiri. gratis, imunisasi gratis, berobat gratis, sekolah gratis, kuburan Pada bidang usaha apapun SDM masih memegang peranan gratis, serta pemberian pinjaman modal usaha dengan bunga penting karena seberapa canggihnya teknologi tetap butuh SDM rendah. Dengan harapan agar masyarakat dapat hidup tentram, untuk mengoperasikannya, namun mungkin jumlah tenaga “Sekarang diharapkan pengusahanya ayem, pemerintahnya

EDENTS

Volume Tahun2017 2020 Volume 11 Edisi Edisi XXXII XXVI Tahun

5


LAPORAN UTAMA

tenang, rakyatnya tentrem, investasinya tinggi,” ujarnya.

Perbaikan fasilitas ini pun dibarengi dengan perbaikan sistem yang senantiasa terus dikembangkan seperti pada perekrutan yang sudah mencoba untuk tidak lagi mengacu kepada nilai ataupun ranking akademis melainkan pada riwayat pendidikan seseorang. Dalam melaksanakan perannya, pemerintah pun turut menggandeng para pengusaha agar ke depannya tak ada miss yang cukup berarti yaitu dengan mensingkronkan sistem pelatihan keterampilan dengan keterampilan yang dibutuhkan dunia usaha, pelatihan dan pengenalan teknologi kepada karyawan. Dalam hal ini pengusaha pun memiliki peran yang cukup penting seperti halnya mereka yang harus lebih peka terhadap perkembangan teknologi dan perubahan di lingkungan. “Perusahaan di satu sisi bisa meningkatkan daya saingnya dengan teknologi terbaru dan pemerintah perlu mengembangkan regulasi yang ramah dengan perubahan. Semua pihak perlu merespon dengan cara dan kapasitasnya masing-masing,” jelas Hamdi. Tak hanya peran pemerintah pusat, Sutrisno, selaku pejabat daerah menuturkan, “Jadi sudah mulai ada pergeseran, namun pergeserannya masih lamban. Kami juga sempat mendiskusikan kira-kira di masa depan muncul bidang baru seperti apa.” Jadi, peran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah harus terintegrasi, sejalan, dan saling melengkarpi agar peningkatan kualitas SDM dapat tercapai. Kesiapan Menghadapi Perubahan secara Psikologis

“Dengan perkembangan teknologi yang kian pesat ini, diharapkan agar setiap individu punya self-drive yang kuat, yaitu dorongan dari diri sendiri untuk belajar dan terus memperbaiki diri,” harap Hamdi. Masyarakat harus sudah mengetahui skill yang dibutuhkan di masa yang akan datang dan harus tahu bahwa hal itu merupakan hal penting untuk diri mereka sendiri agar dapat bersaing di masa depan. Terutama untuk generasi muda dan mahasiswa untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Memandang positif perubahan ke depan, Sutrisno memberikan banyak saran agar generasi muda jangan lagi mengandalkan kebiasaan tapi andalkan inovasi dan kreativitas, jangan lagi ada kata menyerah dan terasing, juga selalu berusaha menjadi orang yang dapat menciptakan momentum serta mampu mengembangkan kompetensi yang dimiliki. Ia pun yakin bahwa generasi muda mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. “Saya yakin generasi muda ke depan akan membawa Indonesia dengan perubahan tatanan yang lebih baik,” ujar Sutrisno penuh harap. (amd)

Dok. pribadi

Dalam pelaksanaannya tentu tak semudah yang direncanaka, bahkan cukup banyak kendala yang dihadapi seperti cluster masyarakat yang tebagi menjadi: difabel, orang yang belum mampu, orang yang mampu dan yang sudah mandiri. Clustercluster inilah yang cukup sensitif dan harus melalui pendekatan yang berbeda. Dari segi stakeholder pun ada banyak hambatan karena pihak-pihak ini saling berkaitan. Di satu sisi teknologi berkembang dengan cepat sehingga perusahaan perlu mengadopsi teknologi tebarukan. Namun, di sisi lain perusahaan tidak memiliki SDM yang cukup capable untuk menjalankan teknologi baru tersebut.

Di sisi lain untuk perusahaan agar dengan cepat untuk merespon perubahan teknologi karena hal ini mempengaruhi daya saing sebagai bangsa. Namun tetap harus mempertimbangkan aspek-aspek kemanusiaan, contohnya dengan tidak melakukan short cut atau pemecatan karyawan yang tidak kompeten dan memberikan pelatihan agar SDM lebih terampil. Selain itu, bagi pemerintah meskipun harus memberikan ruang yang lebih luas bagi para stakeholder untuk merespon perubahan yang terjadi, pemerintah tetap harus mempertimbangkan tujuan utamanya yaitu kesejahteraan masyarakat melalui regulasi yang merespon perubahan dengan cepat namun dengan output yang perlu dipertimbangkan juga. Dan untuk intitusi pendidikan harus dapat mengubah mindset serta pola pikirnya untuk memberikan ilmu dan ruang bagi mahasiswa untuk terus berkembang.

Oleh karena itu, peran institusi pendidikan dan beberapa aspek lain juga diperlukan dalam prakteknya, tentu mengalami banyak kesulitan terutama mengenai kondisi psikologis seseorang yang cenderung nyaman pada status quo dan cenderung resisten terhadap perubahan. Kontras dengan pernyataan tersebut, Hamdi, sebagai praktisi ekonomi yakin bahwa bila adanya support dari berbagai pihak perubahan dapat berubah secara signifikan. “Jika ada support dari perusahaan, karyawan diberi pemahaman dan pelatihan mengenai pentingnya perubahan, pelan-pelan akan ada penyesuaian. Secara psikologis orang akan cenderung lebih siap menerima perubahan, sehingga perubahan itu dapat berubah secara signifikan,” pungkas Hamdi. Memandang Positif Perubahan ke Depan

Dengan perkembangan ini, harapan dari segi pemerintah, pengusaha, institusi pendidikan, dan individu mampu bersinergi bersama-sama mewujudkan Indonesia yang jauh lebih baik.

EDENTS EDENTS

Volume 1 Edisi XXXII Tahun2017 2020 XXVI Tahun

Aktsar Hamdi Tsalits Dosen FEB Undip

6


LAPORAN UTAMA

Indonesia dan Persiapannya dalam Menghadapi Era Industri 4.0 Oleh : Cinka, Annisa Jasmine, dan Nisa

“Saat ini penyedia kerja juga kesulitan mencari orang, bukan karena kurang jumlahnya tapi karena yang ditawarkan adalah pekerjaan padat karya, sementara ketersediaan tenaga kerja dominasinya adalah anak-anak yang sudah generasi milenial yang lebih menuntut dinamika pergerakan serba cepat, perubahan teknologi, dalam wawasan, dalam pengetahuan hingga ke attitude-nya,” - Amrih Widhi, Pengantar Kerja Ahli Muda Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah Revolusi industri dalam sejarah modern merupakan proses perubahan dari ekonomi agraris dan kerajinan ke industri serta manufakur mesin. Dilansir dari laman resmi Kementrian Perindustrian (Kemenperin) bahwa revolusi industri sudah ada sejak abad ke-18 yang ditandai dengan penemuan mesin uap untuk upaya peningkatkan produktivitas yang bernilai tinggi. Perkembangan zaman menuntut adanya perkembangan pada bisnis sehingga revolusi industri kemudian naik ke tingkat yang lebih tinggi hingga saat ini yang sedang gencar terlaksana adalah revolusi industri 4.0. Negara Jepang bahkan sudah memperkenalkan Society 5.0. dimana teknologi digital diaplikasikan dan berpusat pada kehidupan manusia. Revolusi industri 4.0. merupakan lompatan besar dalam sektor industri dengan adanya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sepenuhnya tidak hanya dalam proses produksi, melainkan juga di seluruh rantai nilai industri sehingga melahirkan model bisnis yang baru dengan basis digital.

Dalam menghadapi revolusi industri sendiri, Indonesia masih perlu mengejar beberapa ketertinggalan. Untuk memacu produktivitas dan daya saing sektor industri nasional, Presiden Joko Widodo sendiri menyampaikan bahwa pembangunan nasional saat ini difokuskan pada pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Namun, seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki kondisi geografis yang begitu beragam yang menimbulkan munculnya berbagai budaya dan pertumbuhan penduduk yang signifikan sehingga tentu kualitas SDM tidak hanya menjadi satu-satunya faktor yang mesti diperhatikan. Kompetensi Teknologi sebagai Modal Utama

Era ekonomi digital 4.0. ini, disebut-sebut dapat menggeser peran manusia dalam melakukan berbagai pekerjaan dengan teknologi. Tidak dapat dipungkiri, masyarakat yang melek teknologi merupakan indikator paling penting untuk mengukur kesiapan diri dalam menghadapi persaingan ekonomi di era industri 4.0. Tri Yuningsih selaku Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) pun mengakui bahwa saat ini merupakan zaman dimana semua dilakukan secara mekanik lagi sehingga penting untuk Indonesia memiliki SDM yang unggul, yang memahami penggunaan teknologi dengan baik. Kompetensi ini tidak terkecuali harus dipersiapkan, baik oleh generasi baby boomers maupun generasi milenial, sehingga diperlukan motivasi yang tinggi untuk selalu

EDENTS

Volume 1 Edisi XXXII Tahun 2020

meningkatkan kompetensi yang dimilikinya.

Pentingnya skill akan teknologi dibuktikan dalam permasalahan yang kemudian terjadi dalam industri 4.0. Menurut Amrih Widhi, Pengantar Kerja Ahli Muda Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah (Disnakertrans Jateng), pergerakan ekonomi ke arah teknologi memberikan dampak signifikan, tidak hanya bagi pencari kerja, namun juga untuk pemberi kerja. Di Jawa Tengah sendiri, jumlah investasi yang datang ke Indonesia tidak berbanding lurus dengan jumlah penyedotan tenaga kerja. “Saat ini penyedia kerja juga kesulitan mencari orang, bukan karena kurang jumlahnya tapi karena yang ditawarkan adalah pekerjaan padat karya, sementara ketersediaan tenaga kerja dominasinya adalah anak-anak yang sudah generasi milenial yang lebih menuntut dinamika pergerakan serba cepat, perubahan teknologi, dalam wawasan, dalam pengetahuan hingga ke attitude-nya,” ungkap Amrih. Selanjutnya, Amrih menyampaikan bahwa kebutuhan akan kompetensi yang seperti ini tidak sebanding dengan persaingan di masa depan yang akan berbasis teknologi. Maka dari itu, persiapan teknologi perlu juga dilakukan oleh pemberi kerja. Menurut Global Competitiveness Index (GCI) 4.0. 2019, Indonesia menduduki peringkat ke-50 dari 141 negara, turun sebanyak lima peringkat dari tahun 2018. Dalam wilayah ASEAN, Indonesia cukup bersaing dengan menduduki peringkat ke-4 di bawah Singapura, Malaysia dan Thailand. Menurut Amrih Widhi, banyak ditemui kasus penempatan tenaga kerja yang tidak optimal dikarenakan “stok” yang dimiliki tidak cukup bagus. Dimilikinya jiwa wirausaha merupakan faktor penting untuk dapat menghadapi pasar global, seperti yang banyak dilakukan oleh negara-negara maju. Dengan adanya teknologi, startup-startup baru mudah dimunculkan dan dapat mendorong perekonomian sekaligus untuk menghadapi banyaknya lapangan-lapangan pekerjaan yang akan hilang karena digeser oleh teknologi. Kuantitas Penduduk Indonesia dan Tantangannya

Banyaknya jumlah penduduk Indonesia dapat menjadi dua sisi mata uang yang berbeda. Di satu sisi, kuantitas yang begitu banyak menimbulkan berbagai permasalahan. Jumlah penduduk terkadang tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang ditawarkan sehingga muncul angka pengangguran yang tinggi dan angka kemiskinan yang tinggi. Dalam kondisi

7


LAPORAN UTAMA merata tentu memunculkan masalah selama proses pengerjaan suatu proyek. SDM tidak hadir mogok kerja, karena ada kecemburuan sosial antar pekerja dari berbagai wilayah. Dampak yang ditimbulkan karena kondisi pesebaran penduduk di Indonesia tersebut adalah ketika kesejahteraan masyarakat menjadi rata. Kebijakan yang diambil pemerintah menjadi tidak mencapai tujuan, karena masih terdapat tidak pemerataan pesebaran penduduk di Indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah tingkat sumber daya manusia yang berebeda di wilayah tersebut.

Program-program Pemerintah dalam Penigkatan Potensi Kuantitas ini dapat menjadi sebuah keunggulan apabila dapat SDM dimanfaatkan dan diberdayakan dengan baik. Pada kenyataDok. Edents Pemerintah selama ini menannya, angka penganggugambil program kebijakan ran dan angka kemiskinan dari berbagai macam. Salah Indonesia masih tinggi. Hal satunya dari sisi kebijakan ini merupakan sesuatu yang pendidikan otomatis memsangat disayangkan dilihat berikan beasiswa bagi yang dari potensi yang dimiliki tidak mampu. Program Indonesia. Tri setuju bahwa pemerintah untuk mahakuantitas yang banyak merusiswa yaitu berupa bidikmisi pakan kelebihan karena didan beasiswa itu merupakanggap sebagai kekuatan an kebijakan yang diambil suatu negara. Hal ini sejalan berkaitan bagaimana menindengan pendapat Amrih gkatkan kualitas SDM. SD dan bahwa bonus demografi SMP yang tidak bisa sekolah memberikan jumlah tenaga jadi bisa sekolah karena adkerja yang banyak bagi Indoanya program pemerintah nesia. Namun, apabila tenaberupa bantuan BOS. Jadi, ga kerja atau masyarakat outputnya mahasiswa yang secara umum memiliki kualtadinya tidak mampu semenitas SDM yang rendah, tentu tara anaknya pintar menjadi kuantitas penduduk hanya bisa kuliah. Balai Latihan akan menjadi benalu bagi Kerja (BLK) juga termasuk negara. Banyaknya investor dalam rangka Pemerintah Diyang masuk tidak diimbangi nas Tenaga Kerja. Sistem dari dengan “stok” yang akhirnya program ini memberikan menyebabkan produksi dan pelayanan gratis untuk pedaya jual tidak maksimal, kerja dididik di BLK selama .Kembali lagi pada SDM, tiga bulan. Outputnya mengSDM merupakan kunci hasilkan lulusan atau setelah penggerak apakah kuantitas dilatih mereka mendapatkan kemudian dapat menjadi sesoft skill, kemudian banyak buah keunggulan atau keruTri Yuningsih, Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu kerja sama dengan pihak luar gian bagi Indonesia. Politik, Universitas Diponegoro di Jepang, Korea, dan Taiwan. Kondisi Persebaran PenKemudian saat ini pemerduduk Indonesia Secara Geografis intah sedang merencanakan kartu Pra Kerja. Jadi, prinsipnya karena ini wilayah kementrian koordinator perekonomian, Perbandingan tingkat persebaran antara di Jawa dan di Su- kerja samanya dengan Kementrian Ketenagakerjaan. Sistem matera. Jawa merupakan wilayah yang cukup sempit sehingga BLK ini tiga bulan dididik di BLK kemudian para tenaga kerja tingkat kepadatannya lebih padat jawa. Untuk wilayah lebih diasah minimal dalam bahasa Inggris (bahasa internasional). luas Sumatera, masih banyak tanah kosong tapi jumlah pen- Pembekalan wajib yaitu keterampilan dari para tenaga kerja duduknya masih sedikit. Sehingga dapat dikatakan bahwa yang dituntun dari BLK. Untuk biaya semua sudah ditanggung, tingkat persebaran penduduk di Indonesia masih belum terse- sehingga para pekerja lebih memilih BLK. BLK itu ada campur bar secara merata. “Kalau misal pemerintah ambil kebijakan. tangan oleh pemerintah. Pemerintah juga ikut serta dalam Oke, untuk pertumbuhan perekonomian Jawa saya beri 1 triliun mengkoordinasi. “Yang dikirim BLK itu tenaga terampil yang dan saya beri 1 triliun untuk Sumatra. Sama-sama 1 triliun Jawa sudah dididik khusus sudah pesanan khusus bahawa andai itu misal jumlah orangnya 10 juta manusia. Dan 1 triliunnya Su- “kamu bagaian apa? Saya bagian printing” tergantung jadi BLK matra untuk 2 juta manusia, kelihatan banget, kan?” ujar Tri. dia bagian apa,” ujar Tri. Dalam waktu tiga bulan di BLK semua Ketika SDM tidak merata ada kecemburuan sosial dan berdam- sudah di data satu per satu bakat yang dikuasai para tenaga pak pada proses pekerjaan. Penyebaran penduduk yang tidak kerja. Dan semua sesuai kemampuan dan keinginan para tena-

EDENTS

Volume 1 Edisi XXXII Tahun 2020

8

Kunjungi! www.lpmedents.com

kemiskinan, kejahatan akan rawan terjadi sebagai motivasi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, secara ekonomi, kuantitas penduduk dapat mempengaruhi jumlah ratarata pendapatan masyarakat yang kemudian berpengaruh pada pendapatan negara secara lebih luas serta mempengaruhi perputaran ekonomi dalam negeri. “Tantangannya ya, pemerintah sendiri harus mampu me-manage jumlah penduduk kita supaya tidak terjadi membludaknya jumlah penduduk yang seperti dulu sehingga itu akan menyulitkan pemerintah sendiri,” jelas Tri.


LAPORAN UTAMA ga kerja. Jadi, para tenaga kerja di BLK lebih jelas arahnya dan lebih siap karena sudah sesuai bidangnya.

Menurut Tri, program yang selama ini dilakukan untuk meningkatkan potensi SDM. SDM lain kalau itu berkaitan dengan Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Kebijakan untuk TKI adalah mengasah skill, bahasa sangat diperhatikan. Hal ini untuk meningkatan SDM para Tenaga Kerja Indonesia maupun Wanita. Pengetatan Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI), pengetatan peraturan, dilakukan untuk bisa mengirim para tenaga kerja yang unggul atau yang baik. Jadi program-program yang telah dilakukan pemerintah sudah efektif mulai dari bantuan di bidang pendidikan maupun di tenaga kerja. Perbedaan antara TKI, TKW dan BLK yaitu TKI dan TKW itu khusus untuk yang rata-rata dikirim oleh PJTKI. Dari pihak BLK jarang melakukan hal tersebut, karena itu rata-rata job di sana memang kalau PJTKI sendiri-sendiri. Perizinannya melalui Dinas Tenaga Kerja tadi dilatih sendiri. Tetapi, di PJTKI koordinasi kurang ketat, sehingga banyak yang nakal. Harus bayar kemudian sampai di sana sambil menunggu penempatan mereka terkadang tidak dapat makan. Jadi, kalau yang BLK benar-benar tenaga terampil, bentuknya bukan Pembantu Rumah Tangga (PRT) karena kalau jadi TKI itu biasanya jadi PRT atau perawat di panti jompo. Sedangkan di BLK anak muda memang dididik untuk terampil dan mengasah kemampuan atau bakat yang dimiliki. Jumlah dan Persebaran Penduduk Indonesia yang Ideal di Masa Depan

Dengan adanya ketidakmerataan ataupun ketidakseimbangan penyebaran penduduk di Indonesia menyebabkan ketimpangan antar daerah khusunya di Pulau Jawa dengan pulau-pulau lainnya. Pemerintah perlu mengkaji ulang untuk meminimalisasi permasalahan tersebut dengan cara hukum pasar. Amrih ber-

EDENTS EDENTS

Volume Tahun2017 2020 Volume 11 Edisi Edisi XXXII XXVI Tahun

Program Pemerintah Lain yang Menunjang Peningkatan Kualitas SDM

Ada beberapa beberapa inovasi program untuk meningkatkan kualitas SDM contohnya di bidang pendidikan dan beberapa layanan jasa. Menurut Tri, inovasi di bidang pendidikan demi meningkatkan kualitas SDM yaitu kampus merdeka. Kampus merdeka adalah sebuah rombakan dalam dunia perkuliahan di mana bagi kampus diperbolehkan untuk membuka prodi baru apabila kampus tersebut terakreditasi A atau B. Lalu bagi mahasiswa jumlah SKS yang wajib diambil oleh seorang mahasiswa akan dikurangi. Sedangkan di bidang layanan jasa, Tri mengatakan, “Contoh paling nyata yaitu adanya ojek online. Secara tidak langsung, orang-orang tidak mengenal gadget kemudian mengenal atau mempunyai aplikasi sehingga secara tidak langsung akan berlatih terlebih dahulu, sedangkan mereka yang malas akan buta teknologi. Dengan adanya inovasi tersebut akan memberikan dampak yaitu meningkatkan SDM, mengurangi pengangguran, dan mengurangi premanisme.” Harapan untuk SDM ke Depannya

Harapan SDM untuk ke depannya adalah dengan meningkatan softskill yang kompeten. Kompeten adalah yang mempunyai ilmu. Dan menciptakan sikap yang mencerminkan sikap orang Indonesia yang horizontal dan vertikal. Horizontal yaitu tetap menjadi orang yang smart, ramah dalam pelayanan, dan jujur, sedangkan sikap yang vertikal yaitu sikap ketuhanan, hubungan antara manusia dengan Tuhan. Tri mengatakan, “Khususnya mahasiswa, harus mempunyai sarjana yang kompeten dan mempunyai nilai plus yaitu softskill, bahasa, punya keterampilan lain, dan beriman”. (amd)

Dok. Edents

Tri mengatakan “sebagai seorang akademisi, persebaran penduduk sekarang tidak bisa dipungkiri, Jawa mempunyai persebaran penduduk yang sangat padat namun pemerintah mempunyai banyak cara seperti dengan komunitas melalui sosialisasi. Selain itu, perlunya pemahaman masyarakat fungsi media sosial bahwa hidup itu tidak harus di Jawa agar terciptanya penyebaran penduduk yang merata.” Namun, menurut Amrih, “persebaran harus seimbang, jadi keseimbangan itu ada beberapa faktor, jika wilayahnya kecil penduduk padat sumber daya ekonomi nya sedikit tentunya harus dipecah, kalau di jawa itu wilayah kecil sumber dayanya besar masih bisa bergerak. Kalau diluar jawa wilayah nya besar, SDA banyak tapi SDE kecil penduduknya sedikit dan tidak stabil karena tidak ada gejolak nah it’s ok.” Sehingga untuk meningkatkan kualitas, hal yang paling utama adalah meningkatkan pendidikan, kesehatan secara merata. Orang ingin berpendidikan tinggi namun kesehatan rendah tidak akan bisa, begitupun sebaliknya. Pendapat Prof Eko Prasojo, “untuk menilai kemajuan suatu negara dilihat dari dua indikator yaitu pendidikan dan kesehatan.” Di sisi lain, kondisi kualitas persebaran penduduk yang ideal itu, jika dilihat dari sisi ekonomi yang ideal dalam hal pendekatan dengan pasar, pendekatan dengan distribusi, pendekatan dengan sumber daya ekonomi. Ekonomi dalam ini menyangkut tenaga kerjanya maupun faktor-faktor ekonomi pendukung pasar, seperti produksi barangnya atau SDA.

pendapat “Hukum pasar, pemerintah harus memetakan potensi pasar yang dekat dengan potensi sumber daya ketenagakerjaan untuk menjamin perputaran ekonomi di radius yang bisa dijangkau”.

Amrih Widhi, Pengantar Kerja Ahli Muda Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah

9


LAPORAN UTAMA

Permasalahan Klasik yang Begitu Pelik Oleh: Luthfia, Dewima, dan Karima Suci Dok. pribadi

Achma Hendra Setiawan, S.E., M.Si, Akademisi FEB Undip Pengangguran, kemiskinan, dan penyebaran penduduk yang tidak merata merupakan permasalahan Indonesia yang sejak dulu belum terpecahkan. Banyak cara dan solusi yang sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia, namun hingga kini solusi yang dicanangkan tersebut belum membuahkan hasil yang maksimal. Permasalahan yang belum bisa diselesaikan ini turut berdampak pada perekonomian Indonesia. Pada hakikatnya, permasalahan ekonomi ialah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan tersebut kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan dan mendorong diterapkannya prinsip efisensi dalam berbagai ruang lingkup ekonomi seperti aspek produksi, distribusi, dan konsumsi dan lain-lain. Permasalahan Terbesar yang Dihadapi Indonesia

Selain permasalahan klasik di atas, ada pula permasalahan lain yang sedang dihadapi oleh Indonesia. Menurut Achma, selaku dosen FEB Undip, permasalahan terberat di Indonesia terdiri dari tren konsumsi rumah tangga yang menurun, penurunan kontribusi dari investasi dan ekspor bersih terhadap pertumbuhan ekonomi, dan daya saing Indonesia yang turun ke peringkat 50. Turunnya disebabkan oleh skor-skor Global Competitiveness Index (GCI) pada lima pilar. Lima pilar yang dimaksud adalah adopsi teknologi informasi dan komunikasi (ICT Adoption), kesehatan (health), kemampuan sumber daya manusia (skillset), pasar tenaga kerja (labor market), dan pasar produk (product market). Permasalahan lainnya yakni penerimaan pajak yang belum memenuhi target serta rendahnya literasi digital dan kurangnya perlindungan pemerintah. Indonesia diprediksi menjadi negara terbesar dalam pertumbuhan ekonomi digital di Asia. Namun, hal ini tidak diimbangi dengan kesiapan dan perlindungan

EDENTS

XXVI Tahun Volume 1 Edisi XXXII Tahun2017 2020

pemerintah terhadap ekonomi digital. “Salah satu buktinya, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melaporkan aduan terkait ekonomi digital merupakan yang terbanyak dalam tiga tahun terakhir. Pengaduan yang diterima YLKI, terutama berupa transaksi produk e-commerce dan pinjaman online (fintech),� ungkap Achma. Permasalahan klasik yang dihadapi perekonomian Indonesia dari masa ke masa seperti kemiskinan, pengangguran, dan penyebaran penduduk yang tidak merata mengindikasikan bahwa kebijakan ekonomi pemerintah masih belum banyak berpihak kepada kaum ekonomi lemah atau kalangan ekonomi rakyat. Padahal jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki jumlah yang paling besar di Indonesia. UMKM memiliki kontribusi dalam perekonomian Indonesia dari segi penyerapan tenaga kerja (97%), pembentukan PDB (65%) dan nilai investasi (58%) di dalam negeri. Achma pun menjelaskan dengan memperkuat sektor ekonomi kerakyatan dan direalisasikan secara masif dan merata mampu untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Sistem Ekonomi Pancasila Mengenai akar permasalahan perekonomian Indonesia, Achma menjelaskan semuanya berasal dari sistem perekonomian Indonesia yang selama ini tidak jelas. Akhir-akhir ini sistem perekonomian Indonesia lebih condong ke Kapitalisme Liberal (Neoliberalisme), sebuah sistem dimana regulator terbesar adalah pasar. Sistem ini akan menyebabkan kurangnya kontrol harga komoditas karena semuanya diserahkan pada mekanisme pasar, keterbukaan ekonomi dengan perdagangan bebas, pengurangana atau pencabutan subsidi, privatisasi BUMN, dan kebebasan kebijakan anggaran dengan pembiayaan utang luar negeri. Hal tersebut tidak seirama dengan ideologi bangsa Indonesia, Pancasila yang seharusnya pembangunan ekonomi bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur. “Maka sudah semestinya digunakan Pancasila sebagai landasan filosofis penyusunan sistem ekonomi nasional. Sistem Ekonomi Pancasila (SEP) adalah sistem ekonomi nasional Indonesia yang mengacu dan didasarkan pada etika falsafah Pancasila,� jelas Achma.

Siklus Kemungkinan yang Terus Berulang Masalah pengangguran dipilih Achma sebagai masalah yang paling berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Pengangguran akan membuat siklus kemiskinan terus berjalan dan berulang. Berawal dari orang tua yang kurang mampu memiliki kemungkinan yang kecil untuk menyekolahkan anak-anaknya, baik di tingkat SD, SMP, SMA, atau perguruan tinggi. Hal ini akan menyebabkan tingkat pendidikan rendah, produktivitasnya juga akan rendah, sehingga pendapatannya juga rendah. Kemudian ia juga mencontohkan orang-orang yang terkena PHK di perusahaan-perusahaan berpeluang sangat besar berubah menjadi orang miskin karena pendapatannya berkurang atau bahkan hilang, mereka akan menjadi pengangguran, tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Mengingat bahwa pendapatan dan konsumsi merupakan bagian dari pendapatan nasional, maka masalah

10 10


LAPORAN UTAMA pengangguran dan kemiskinan akan berpotensi mengurangi laju pertumbuhan ekonomi. Pada akhirnya, masalah kemiskinan dan pengangguran juga dapat mendorong ketidakmerataan penyebaran kualitas SDM sehingga dapat mengakibatkan terjadinya kesenjangan pendapatan.

angka kelahiran, rata-ratanya dua seorang perempuan selama masa produksi,” ujar Dyah selaku Tenaga Fungsional Pelatihan dan Pengembangan BKKBN. Namun di lain pihak, pertumbuhan penduduk yang tinggi juga akan mempengaruhi pertumbuhan perekonomian. Oleh sebab itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki peran dalam mengendalikan penduduk melalui beberapa hal. Pertama pendewasan usia perkawinan, kemudian pengaturan kelahiran, ketahanan keluarga, dan pemberdayaan ekonomi keluarga.

Masalah Kependudukan Indonesia Ketidakmerataan persebaran penduduk di Indonesia turut menjadi perbincangan hangat seputar masalah ekonomi. Dengan penduduk yang tersebar secara tidak merata akan membuat ketidakseimbangan anatar peluang kerja dan Dengan adanya penundaan perkawinan dan pengaturan pekerja. Ketidakmerataan menunjukkan ada beberapa tempat kelahiran secara tidak langsung menjadi upaya pengendalian yang kelebihan tenaga kerja dan ada beberapa daerah yang penduduk. Banyaknya penduduk usia muda yang menikah kekurangan tenaga kerja. Selain itu, ketidakmerataan ini otomatis akan memperpanjang usia reproduksi yang mana membuat potensi sumber daya alam yang ada di suatu daerah tingkat kelahiran penduduk akan bertambah. Program tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. “Peresebaran selanjutnya adalah pembangunan keluarga yang diharapkan penduduk di Indonesia belum merata. Sebagian besar penduduk akan mewujudkan keluarga berkualitas. “Keluarga berkualitas adalah apabila beban keluarga berada di Pulau Jawa (56,46%) dan itu kecil, dalam arti jumlah di Pulau Sumatera (21,19%). Pulau keluarganya kecil, otomatis beban Kalimantan dengan luas wilayah “Tingkat pengangguran yang yang ditanggung juga ringan dan 28,44% dari luas Indonesia, jumlah penduduknya hanya 6,06% dan tinggi akan berdampak langsung menjadikan ekonomi kuat,” terang Herlin selaku Kepala Bidang Pulau Papua yang memiliki luas Pengendalian Penduduk. maupun tidak langsung terhadap wilayah 21,88% luas Indonesia, memiliki penduduk yang jumlahnya kemiskinan, meningkatnya Jumlah penduduk terbanyak di hanya 1,6%,” ucap Achma. Jawa Tengah saat ini merupakan Dalam merespon permasalahan ini, masalah kriminalitas dan usia produktif, namun pada pemerintah sudah mengenalkan kenyataannya itu tidak semua di program transmigrasi. Program masalah-masalah sosial politik dalam batasan umur ini semuanya transmigrasi dinilai dapat lainnya,” - Achma, Akademisi FEB produktif. BKKBN berfokus pada memberikan berbagai manfaat pengembangan remaja yang mana Undip kepada pelakunya, selain dapat para remaja ini akan menjadi orang memeratakan persebaran penduduk tua dan memiliki keluarga di masa dan pembangunan di Indonesia, depan. Orang tua yang berkualitas tentu akan menghasilkan juga dapat memberikan kehidupan yang lebih baik karena para generasi berkualitas. Program yang dicanangkan pemerintah transmigran mendapatkan lapangan pekerjaan di daerah tujuan untuk para remaja ialah Generasi Berencana (GENRE). GENRE transmigrasi untuk meningkatkan taraf hidupnya. Tidak hanya sendiri berupa promosi penyiapan kehidupan berkeluarga itu, sebelum dipindahkan ke kawasan transmigrasi, para calon agar para remaja mampu menghindari tiga hal yakni tidak transmigran akan diberikan pelatihan oleh Pemerintah Provinsi melakukan seks bebas, tidak melakukan pernikahan di usia asal supaya siap untuk mengarungi kehidupan barunya, dini, dan bebas dari nobsar. Menurut Herlin, manusia yang diajarkan mengelola lahan, dan menghasilkan komoditas berkualitas berasal dari keluarga yang berkualitas. Jadi, edukasi tertentu di kawasan transmigrasi. keluarga kepada remaja menjadi tujuan yang ingin dicapai Pemerintah tidak hanya menyediakan tanah saja kepada para sekarang ini. Meskipun demikian, lansia pun tidak luput dari transmigran untuk ditinggali dan diolah, melainkan pasar untuk perhatian pemerintah karena angka lansia juga tinggi. penyaluran untuk hasil olahannya. Hal ini dirancang sebaik dan seefektif mungkin oleh pemerintah agar persebaran penduduk Potensi Remaja Untuk Perekonomian semakin merata, pun kemudian ketika penduduk-penduduk ini Perilaku buruk yang dilakukan anak-anak usia remaja sering menempati daerah baru, mereka sudah memiliki bekal untuk kali timbul atas dasar ego dan proses pencarian jati diri. Usia berkegiatan. Melalui hal ini juga diharapkan sumber daya alam remaja bisa dikatakan sebagai usia yang masih labil untuk di daerah yang ditempati oleh transmigran dapat dikelola mampu mengenali dirinya. Tidak jarang pula kelabilan para dengan maksimal, tentu pemantauan dan pengawasan dari remaja membawa kerugian, baik untuk dirinya sendiri maupun pemerintah juga sangat diperlukan. orang lain, bahkan tidak sedikit pula perilaku buruk ketika remaja menjadi jati diri sampai dewasa dan merusak masa Manusia Berkualitas Berasal dari Keluarga Berkualitas depannnya. Untuk itu diperlukan pendekatan-pendekatan khusus kepada remaja sebagai proses pendampingan dan Berikutnya, permasalahan perekonomian juga tidak lepas pembimbingan untuk mengajak mereka menjadi sumber daya dari sumber daya manusia yang ada. Sumber daya manusia manusia yang berkualitas di kemudian hari. BKKBN tidak hanya yang berkualitas adalah pondasi yang kuat bagi pertumbuhan memiliki program tentang bagaimana menjadi orang tua yang ekonomi. “Penduduk yang tumbuh seimbang adalah penduduk baik melalui GENRE, tetapi juga memiliki program PIK (Pusat tanpa pertumbuhan. Artinya laju pertumbuhannya nol. Informasi Konseling). PIK sendiri merupakan pendekatan Tujuannya adalah agar total fertility rate-nya ada dua yaitu kepada remaja dan orang tua yang memiliki anak remaja yang

EDENTS

Volume Tahun 2017 2020 Volume11Edisi EdisiXXXII XXVI Tahun

11


LAPORAN UTAMA Dok. pribadi

Dyah Tenaga Fungsional Pelatihan dan Pengembangan BKKBN difasilitasi oleh rektorat atau pihak yang berwenang. PIK adalah wadah bagi remaja untuk berkumpul, berbagi cerita, dan bertukar informasi.

Dengan diupayakannya peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak usia remaja diharapkan masyarakat Indonesia memiliki kesadaran akan pentingnya Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana diatur dalam Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

Memberdadayakan Manusia, Lingkungan, dan Usaha Tidak hanya mengendalikan kualitas pemuda, diperlukan juga pemberdayaan terhadap golongan kurang mampu. Dalam pemberdayaan ini terdapat tiga aspek yang perlu diberdayakan, yaitu manusia (human), lingkungan (environment), dan pemberdayaan usaha (business). Achma menjelaskan pemberdayaan manusia dapat dilakukan dengan menyelenggarakan pelatihan atau pembekalan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan dalam penguasaan IPTEK, peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan, perbaikan konsumsi dan peningkatan gizi, peningkatan etos kerja, disiplin dan tanggung jawab serta pembinaan rohani. Untuk pemberdayaan lingkungan dimulai dengan pembangunan MCK, pembangunan jalan lingkungan, penyediaan sarana air bersih, pemugaran pemukiman atau biasa dikenal bedah rumah, dan renovasi sanitasi lingkungan. Kemudian untuk pemberdayaan usaha dapat dilakukan dengan memberikan bantuan modal bagi Usaha Mikro Kecil, khususnya pada usaha-usaha di bidang pertanian, peternakan, perikanan,

EDENTS

XXXIITahun Tahun2017 2020 Volume 1 Edisi XXVI

SDM Unggul, Cerdas, dan Terampil Melalui permasalahan perekonomian tersebut, pemerintah sudah berusaha mencarikan jalan keluar. Begitupula dengan kesadaran masyarakat dalam hal perbaikan diri serta mengikuti arahan pemerintah. Sehingga ketika pemerintah dan masyarakat sudah mampu membenahi diri dan bersiap menghadapi tantangan ekonomi, yang paling diharapkan adalah semua pihak di Indonesia dapat memajukan perekonomian Indonesia, tentunya yang menjadi harapan terbesar adalah SDM yang unggul. Memang bukan suatu hal yang mudah karena banyak permasalahan-permasalahan yang belum terselesaikan dengan baik. “Untuk mewujudkan SDM yang unggul ini sudah barang tentu bukan perkara yang mudah, mengingat masih ada beberapa tantangan yang dihadapi. Misalnya kualitas SDM yang masih rendah, tingkat daya saing yang rendah, dan masih banyaknya kelompok rentan di kalangan masyarakat yang kebanyakan bekerja di sektor informal,� jelas Achma. Sebagai bangsa yang berideologikan Pancasila Achma menambahkan “Pancasila memang bersifat tetap, namun penjabarannya bersifat kreatif sehingga dapat disesuaikan dengan dinamika perkembangan masyarakat. Hal ini bertujuan untuk mengimbangi kualitas SDM yang cerdas dan terampil namun tetap dilandasi dan dijiwai oleh akhlak yang mulia.� (amd) Dok. pribadi

Program KB merupakan upaya pemerintah untuk mewujudkan pertumbuhan kependudukan yang seimbang dan meningkatkan kualitas keluarga yang dilakukan dengan cara pengendalian kelahiran dengan alat kontrasepsi modern. Melalui program KB diharapkan pasangan suami istri melahirkan pada usia yang ideal, memiliki jumlah anak yang ideal, dan mengatur jarak anak yang ideal. KB sangat berhubungan erat dengan perekonomian karena salah satu tujuan dari program KB adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Perekonomian akan maju jika dikelola oleh orang-orang yang berkualitas.

perkebunan dan kehutanan seperti KUR, Kredit Wibawa, dan lain-lain, serta bantuan peralatan Teknologi Tepat Guna (TTG). Ketiga aspek ini akan bekerja optimal apabila terdapat kerjasama antara masyarakat dan pemerintah. Tentu, ketika hanya pemerintah yang memberikan program sementara masyarakat tidak mau mengindahkan, program ini hanya akan tinggal nama. Begitu pula dengan pemerintah harus semakin peka dan buka mata serta telinga dalam hal penentuan program-program yang akan dilakukan, jangan sampai program yang dilakukan tidak tepat sasaran. Begitu pula dengan aspek pemberdayaan bahwa ketiga aspek tersebut harus diberlakukan dengan porsi yang seimbang. Maksudnya, pemerintah tidak hanya berfokus pada salah satu aspek karena hal tersebut akan menimbulkan ketimpangan baru.

Herlin Kepala Bidang Pengendalian Penduduk

12


LAPORAN UTAMA

Menuju Indonesia Maju melalui Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Oleh: Yunita, Wulan, dan Kurnia Dok.indonesiaceria.com

Salah satu faktor penting dalam sebuah organisasi adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Organisasi tanpa adanya SDM yang memadai tidak dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Sesuai dengan fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, tugas SDM dalam organisasi adalah melaksanakan fungsi tersebut. Oleh karena itu, kualitas SDM yang ada perlu diperhatikan agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Peran SDM dan Cita-Cita Bangsa Ibarat Indonesia adalah organisasi yang besar dimana SDM di dalamnya saling bahu-membahu untuk mencapai tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia yang tercatum dalam alinea kedua Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 “…negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.” Sedangkan tujuannya antara lain melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Di sini peran SDM Indonesia sangat penting dalam merencanakan strategi, mengorganisasikan sumber daya yang ada, mengarahkan supaya kondisi negara berjalan stabil, dan mengawasi pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan dalam mencapai tujuan bangsa Indonesia.

Dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia, pemerintah menyusun strategi pembangunan nasional. Indonesia memiliki Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dalam jangka waktu dua puluh tahun dan saat ini diatur dalam UU No. 17 tahun 2007. RPJPN tersebut kemudian dijabarkan kembali dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) untuk jangka waktu lima tahun, yang saat ini diatur dalam RJPMN IV 2020-2024 dengan tema “Indonesia Berpenghasilan Menengah – Tinggi yang Sejahtera, Adil, dan Berkesinambungan.” Adapun dalam RJPMN IV ini terdapat dua agenda yang berhubungan dengan SDM, yaitu meningkatkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, serta membangun kebudayaan. Dua agenda tersebut menjadi bukti bahwa SDM memegang peran penting dalam pembangunan bangsa. Volume 1 Edisi XXXII Tahun 1 Edisi XXVI Tahun 2017 2020 EDENTSVolume EDENTS

Selain itu, pemerintah juga menetapkan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals). Disadur dari sgdindonesia.or.id, agenda 2030 untuk pembangunan berkelanjutan adalah kesepakatan pembangunan baru yang mendorong perubahan-perubahan yang bergeser ke arah pembangunan berkelanjutan yang berdasarkan HAM dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup. Ada faktor pendukung yang perlu dikuasai oleh suatu negara dalam menciptakan pembangunan berkelanjutan (Suistainable Development Goals/ SDGs). Indonesia ikut sepakat dalam rencana pembangunan berkelanjutan dengan tujuan mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan melindungi lingkungan. Rencana pembangunan berkelanjutan ini harus didukung dengan SDM yang mumpuni, berkualitas, dan inovatif. Kualitas SDM di Indonesia Negara dan penduduk merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Kehidupan suatu negara akan sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusianya. Penduduk sebagai penggerak utama kehidupan negara di segala bidang memiliki peranan penting untuk menentukan arah negara mereka. Pembangunan negara juga bergantung pada kualitas sumber daya manusia. Tanpa sumber daya yang berkualitas, perkembangan sebuah negara untuk menjadi negara maju akan sulit dicapai. Jumlah penduduk yang tinggi dengan kualitas yang tinggi pula akan menjadi modal suatu negara untuk membangun negaranya lebih maju lagi. Oleh karena itu, kualitas SDM suatu negara menjadi perhatian penting untuk dibahas.

Saat ini, kondisi kualitas SDM di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan kondisi SDM saat ini dihitung menggunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI). IPM merupakan indikator perhitungan komprehensif dengan membandingkan antara harapan hidup, melek huruf, pendidikan, dan standar hidup. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, IPM Indonesia tahun 2019 naik menjadi 71,92 meningkat 0.53 dari tahun 2018 sebesar 71,39, dan pada tahun 2020 ditargetkan naik menjadi 72,51. Kenaikan tersebut dianggap sejalan dengan perbaikan angka harapan hidup, kualitas pendidikan, dan daya beli masyarakat. Walaupun secara total Indonesia cenderung meningkat namun jika dilihat dari tiap daerah, peningkatan IPM belum merata. Daerah maju di kota besar memiliki IPM lebih tinggi dibandingkan daerah kecil atau terpelosok. “Tapi kalau dilihat per daerah memang tidak merata. Artinya memang ada daerah – daerah yang IPM-nya bagus, tapi ada daerah daerah yang mungkin IPM-nya masih rendah,” jelas Nugroho, akademisi FEB Undip. Faktor yang Memengaruhi Kualitas SDM Di Indonesia, permasalahan kualitas SDM masih sangat disoroti. Ketidakmerataan kualitas SDM di berbagai daerah masih menjadi momok utama. Pendidikan yang kurang mumpuni

13


LAPORAN UTAMA pendidikan masih rendah. Dari sisi kesehatan pun masih kurang. Masalah kurang gizi dan kelaparan mendominasi, terutama di wilayah timur Indonesia. Permasalahan tersebut tidak lepas dari kesejahteraan, pengangguran, dan pendapatan masyarakat yang kurang, Permasalahan itulah yang mempengaruhi kualitas SDM. “Masalahnya mungkin ketidakmerataan fasilitas pendidikan, kesehatan, kemudian juga kemiskinan yang mungkin masih terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Permasalahan tersebut akan mempengaruhi kualitas SDM. Inilah tantangan pemerintah untuk memeratakan fasilitas,” ujar Nugroho. Pendidikan Vokasi, Kejuruan, dan Kontribusinya dalam Peningkatan Kualitas SDM Untuk meningkatkan kualitas SDM, rencananya pemerintah akan berfokus pada tiga jalur, antara lain jalur pelatihan, revitalisasi SMK, dan jalur politeknik atau vokasi. Menurut Nugroho, peningkatan kualitas SDM melalui jalur vokasi adalah jalur yang paling efektif. “Sekolah vokasi dan politeknik itu sangat strategis karena lulusannya disiapkan untuk langsung bekerja. Ada dua kemungkinan, bekerja pada orang lain atau menjadi wiraswasta, artinya menggunakan keterampilannya itu untuk berusaha sendiri. Menurut saya yang strategis memang vokasi dan politeknik,” jelas Nugroho.

Pemerintah diharapkan dapat memberikan infrastruktur pendidikan, kesehatan, dan melakukan pemberdayaan masyarakat. Masyarakat saat ini lebih membutuhkan pendidikan dengan keterampilan seperti sekolah vokasi atau kejuruan. Namun dilihat dari data pengangguran, ironisnya SMK mendominasi jumlah pengangguran di Indonesia. Atas permasalahan ini, pemerintah hendaknya berbenah diri mengevaluasi sistem pendidikan vokasi atau kejuruan di Indonesia. Bisa saja hal ini disebabkan oleh kurikulum SMK yang kurang tepat atau kurang sesuai dengan kebutuhan di lapangan kerja. Kemungkinan kedua, siswa yang meneruskan studi ke SMK adalah siswa yang terpaksa karena tidak diterima di SMA yang diinginkan. Ketiga, penyedia lapangan kerja belum yakin dengan kemampuan lulusan SMK. Padahal idealnya, lulusan dari sekolah vokasi atau politeknik dan SMK adalah siswa yang disiapkan untuk terjun langsung ke lapangan. Maka perlu adanya kerja sama antara sekolah dengan industri untuk penyerapan tenaga kerja yang berkualitas. Faktor Kesehatan dan Permasalahannya Saat Ini Kesehatan masyarakat merupakan salah satu faktor dalam perhitungan IPM. Jika masyarakat dengan tingkat kesehatan tinggi, maka potensi dalam diri akan lebih berkembang dan produktif. Pemerintah jelas memperhatikan kesehatan masyarakatnya dengan adanya program jaminan kesehatan seperti BPJS. Namun di sisi keuangan negara, keberlangsungan BPJS saat ini sedang terancam karena defisit yang cukup besar. Ditambah lagi dengan kenaikan iuran BPJS yang dicanangkan sebagai solusi mengatasi defisit akhirnya dibatalkan seiring dengan merebaknya virus COVID-19 di Indonesia. Hal ini tentu menjadi ancaman terhadap kualitas kesehatan penduduk Indonesia dan mempengaruhi juga kualitas SDM Indonesia. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, pernah memberikan saran untuk membagi beban antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah lewat APBN dan APBD. Dengan begitu,

EDENTS

Volume11Edisi EdisiXXVI XXXIITahun Tahun2017 2020 Volume

defisit yang ditanggung pemerintah menjadi lebih ringan.

Dengan adanya kasus di atas, masyarakat non-pemerintah, terutama pihak swasta dapat turut serta membantu pemerintah dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Seperti para pengusaha yang telah memberikan asuransi kesehatan bagi pekerjanya secara mandiri, rutin mengadakan tes kesehatan, atau menyelenggarakan praktik usaha dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat, terutama menengah ke bawah. Hal-hal sederhana tersebut sangat membantu pemerintah dalam mencapai tujuannya untuk meningkatkan kualitas SDM. Pengaruh Kemiskinan terhadap Kualitas SDM Faktor selanjutnya adalah kemiskinan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kemiskinan dapat membuat kondisi SDM Indonesia mejadi lebih kompleks. Jika masyarakat memiliki kemampuan untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin tanpa keterbatasan oleh biaya, maka pengembangan potensi masyarakat akan tereksplor lebih baik. Produktifitas meningkat, tingkat pengangguran berkurang, dan kesejahteraan juga membaik. Nugroho menegaskan, “Kemiskinan saya kira merupakan faktor penting dalam kualitas. Karena tadi kalau orang miskin tidak bisa sekolah, produktifitasnya rendah, upahnya rendah lalu miskin. Kemudian orang miskin tidak bisa akses ke fasilitasfasilitas kesehatan, nanti akan mempengaruhi kualitasnya sebagai sumber daya manusia.”

Kartu Pra Kerja: Efektifkah bagi Peningkatan Kualitas SDM? Tema besar APBN Tahun Anggaran 2020 adalah “Mendukung Indonesia Maju”. Kebijakan fiskal akan diarahkan untuk mendukung akselerasi daya saing melalui inovasi dan penguatan kualitas sumber daya manusia. Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, Kartu Pra Kerja, dan keberlanjutan penyediaan layanan kesehatan adalah tiga langkah kebijakan pemerintah pusat dalam peningkatan kualitas SDM.

Kartu Pra Kerja, kartu yang masuk sebagai salah satu upaya pemerintahan Jokowi dalam meningkatkan kualitas SDM. Kartu Pra Kerja bekerja sama dengan sepuluh platform digital untuk menyukseskan program ini. Platform tersebut antara lain Tokopedia, Bukalapak, Skill Academy by Ruangguru, MauBelajarApa, HarukaEdu, PijarMahir, Sekolah.mu, dan Sisnaker. Informasi terbaru mengenai kartu ini dapat diakses di www.prakerja.go.id mulai 20 Maret 2020, sedangkan untuk registrasi dimulai pada bulan April 2020. Program ini tidak semata-mata hanya memberikan uang terhadap penerimanya. Adanya kartu pra-kerja ini adalah upaya pemerintah dalam membantu masyarakatnya mengembangkan kompetensinya. Dalam hal ini, pemerintah memberikan bantuan biaya pelatihan kepada para pencari kerja, yaitu WNI yang baru saja lulus dari institusi pendidikan, pekerja buruh aktif, dan korban PHK. Program ini dapat dilakukan secara daring maupun luring. Dengan adanya kerja sama dengan berbagai platform digital dalam program ini juga membuktikan bahwa masyarakat non-pemerintah dapat ikut serta dalam meningkatkan kualitas SDM.

14


Dok. kumparan

LAPORAN UTAMA

Namun, Nugroho berpendapat bahwa ada masalah klise yang mungkin dihadapi dalam merealisasikan program ini, seperti adanya kesalahan dalam pendistribusian kartu. Sehingga dalam hal ini, pemerintah diharapkan lebih selektif dalam memilih penerima kartu ini. “Yang perlu dicermati masalah distribusinya. Memang kartu Pra Kerja akan sedikit membantu seseorang yang belum bekerja untuk meningkatkan keterampilan, sehingga nanti dia bisa lebih terampil dalam bekerja atau kalau mau berusaha sendiri sebagai wiraswasta,” tegas Nugroho.

Meningkatkan Daya Saing Global melalui Peningkatan Kualitas SDM Dikutip dari World Economic Forum dalam The Global Competitiveness Report 2019, indeks daya saing Indonesia turun lima peringkat dari tahun sebelumnya menjadi urutan ke-50 dengan skor 64,6, dan menjadi urutan keempat di ASEAN setelah Singapura, Malaysia, dan Thailand. Singapura

menempati urutan pertama sebagai negara paling kompetitif dengan skor 84,8, Malaysia peringkat 22, dan Thailand peringkat 40. Kemerosotan tersebut perlu menjadi perhatian pemerintah sebab pentingnya daya saing global untuk kemajuan negara. Setidaknya terdapat tiga indikator yang harus dikejar Indonesia agar mampu bersaing dengan tenaga kerja asing ataupun secara global, yaitu pendidikan, kesehatan, dan etos kerja. Tiga hal ini menjadi hal mendasar yang perlu ditingkatkan oleh SDM Indonesia. “Bagaimanapun pendidikan itu penting, baik pendidikan umum maupun pendidikan vokasi atau keterampilan. Harus ditingkatkan kalau ingin bersaing. Kedua, dari sisi kesehatan. Karena kesehatan yang baik akan mendukung keterampilan produktifitasnya. Kemudian yang ketiga adalah etos kerja,” ujar Nugroho. Etos kerja dan produktifitas sendiri menjadi salah satu kunci dalam persaingan global. Sementara itu, bisa dibilang bahwa etos kerja di Indonesia masih rendah seperti yang dikatakan Nugroho. “Keluhan sumber daya manusia di Indonesia adalah kekurangan etos kerja, kurang disiplin, kurang semangat.” Pemerintah telah mengalokasikan 20% anggaran dari APBN atau sekitar Rp 508,1 T untuk anggaran pendidikan. Hal ini sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia, terutama sebagai bekal bonus demografi yang akan diyakini mampu membawa perubahan untuk Indonesia. Kemudian pemerintah juga menganggarkan 5% anggaran dari APBN untuk anggaran kesehatan. Dengan hal tersebut dan ditambah kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kualitas mereka, diharapkan etos kerja juga meningkat sehingga pada akhirnya mampu bersaing secara global. (amd)

“Masalahnya mungkin ketidakmerataan fasilitas pendidikan, kesehatan, kemudian juga kemiskinan yang mungkin masih terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Permasalahan tersebut akan mempengaruhi kualitas SDM. Inilah tantangan pemerintah untuk memeratakan fasilitas,” - Nugroho, Akademisi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. ***

EDENTS

Volume11Edisi EdisiXXVI XXXIITahun Tahun2017 2020 Volume

15


Oleh: Ulfa

EDENTS

Volume 1 Edisi XXXII Tahun2017 2020 XXVI Tahun

16


1 Edisi XXXII Tahun 20202017 Volume 1 Edisi XXVI Tahun EDENTS EDENTSVolume

17


Mantan Edents

Edents Adalah Rumah Oleh: Mila Sri Utami

Lingkungan yang Asik dan Selalu Menyenangkan

Semasa kuliah, banyak kegiatan kampus yang diikuti Surya. Namun, dari sekian banyak kegiatan Surya melabuhkan hati pada LPM Edents. Semuanya berawal dari ikut teman yang juga mendaftar di LPM Edents. Karena lingkungan dan suasana pertemanan yang menyenangkan, Surya yang sekarang menjadi dosen FEB Undip ini memutuskan untuk bertahan di Edents. “Dulu ikut teman-teman saja, karena seangkatan pada mendaftar. Saya sering nyoba-nyoba dari satu kegiatan ke kegiatan lain, cuma begitu, di Edents anak-anak dan lingkungannya asik, suasananya selalu menyenangkan jadi ya akhirnya di Edents terus,” jelas Surya.

Menjadi wartawan kampus di tahun 1995, rentang kisah dunia pewartaan kampus dimulai. Melalui Edents minatnya terhadap dunia jurnalistik muncul, banyak sosok inspirator yang ia temui saat wawancara. Serta, berbagai isu-isu kritis baik dari lingkungan kampus maupun isu politik turut diangkat menjadi sebuah berita dalam majalah Edents saat itu. Kemudian, saat menjadi Edentser, panggilan untuk anggota LPM Edents, Surya menjalin komunikasi dengan banyak orang dari latar belakang yang berbeda. Serta dari pengalaman yang ia tekuni selama menjadi reporter memberikan semangat bagi Surya untuk ikut terpacu dan berkembang menjadi sosok yang mandiri. Bahkan, komunikasi dengan beberapa alumni Edents sampai sekarang masih terjalin. Selain itu, usaha serta perjuangan selama menjadi wartawan kampus serta kekompakkan yang dialami masih terasa hingga saat ini. Sempat Mengalami Pemblokiran Tulisan

Selama melukis kisah di Edents, berbagai isu-isu kritis diangkat, seperti tulisan tentang masalah sensitif pada saat pemerintahan orde baru, serta politik kampus dimana pada zaman itu sangat represif sehingga harus berhati-hati dalam menyaring apa yang akan diberitakan, juga terdapat beberapa tulisan yang berujung pada pemblokiran. Walaupun demikian hal itu tidak serta merta membuat Surya mengurangi tingkat kepekaan mengenai isu yang berkembang. “Begitulah, kalau nulis yang dekat dan kritis itu risikonya benturan, karena tidak semua orang bisa menerima tulisan tersebut,” ucap Surya. Produk yang diterbitkan Edents pada saat itu hanyalah majalah dan seiring berkembangnya waktu terdapat buletin yang diterbitkan juga. Awalnya produk majalah terbit setiap tiga kali dalam setahun dan kemudian mengalami pengurangan menjadi sekali dua kali dalam setahun. Kemudian, ada beberapa kegiatan di luar kepenulisan yang dilakukan oleh Surya selama di Edents. “Majalah itu dulu setahun tiga kali, akhirnya diubah jadi per semester. Nah, jeda jarak yang sangat panjang diantara produksi majalah diisi dengan berbagai kegiatan,” jelas Surya. Rivalitas Organisasi Mahasiswa Tinggi

Kemudian tingkat persaingan antara organisasi mahasiswa, saat ini dikenal Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) pada saat itu dirasakan sangat kuat oleh Surya. Melalui persaingan, memacu berbagai ekstrakurikuler mahasiswa untuk mengembangkan organisasi sekaligus mengembangkan diri. Setiap organisasi

EDENTS

Volume 1 Edisi XXXII Tahun2017 2020 XXVI Tahun

memiliki tujuan, keinginan, dan acaranya masing-masing. Tidak jarang terjadi persaingan yang sangat ketat semasa kuliah, namun persaingan tersebut hanyalah atas nama pengembangan diri dan organisasi, terlepas dari itu semua tidak ada dendam dan emosi antara sesama pelaku organisasi. “Rivalitas antar organisasi di dalam kampus itu sekadar latihan saja, setelah lulus kita tidak ada emosi lagi. Sebetulnya itu cuma latihan untuk mengembangkan diri dan mengembangkan organisasi,” tutur Surya.

Kekurangan Dijadikan Sumber Kekompokkan dan Solidaritas Surya juga menjelaskan kegiatan Edents pada zamannya sangat didukung oleh Wakil Dekan Kemahasiswaan, berkat dukungan tersebut terdapat sedikit kemudahan dalam hal penerbitan majalah. Dulu, pembuatan majalah masih menggunakan mesin ketik. Minimnya fasilitas yang dimiliki dan latar belakang ekonomi Edentser yang juga berbeda membuat sisi kekeluargaan dan kebersamaan semakin terbangun. Kantor Edents bagaikan rumah semua anggota, beberapa anggota tidur di kantor. “Minimnya fasilitas memperkuat sisi usaha dan perjuangan, kekompakan juga sangat terasa karena latar belakang ekonomi anggota Edents beragam. Kantor Edents jadi rumah, beberapa orang tidur di situ kadang.” Ucap Surya.

Kemudian, dana yang dimiliki Edents saat itu selain dimanfaatkan untuk penerbitan majalah, juga atas inisiatif Divisi Perusahaan dibelikan komputer yang dapat digunakan untuk membantu keberlangsungan pembuatan majalah. Selain membuat majalah, Edentser juga memanfaatkan komputer untuk mengerjakan tugas kuliah. Dari sinilah terbangun sisi usaha dan perjuangan, serta kekompakkan para anggotanya. Dibandingkan dengan Edents masa sekarang, perbedaannya tidak terlalu signifikan dan kesamaan yang masih terasa hingga sekarang adalah kekompakkannya. Selain itu, Surya merasa Edents adalah tempat untuk berpikir kritis. Ia dapat bertemu banyak orang untuk berdiskusi dan melatih untuk membuat sebuah argumen. Hal tersebut menjadi ilmu yang digunakan hingga oleh Surya dalam meniti karirnya sebagai dosen. “Dengan menulis kita berlatih berpikir kritis, terpakai saat membuat karya ilmiah, kemudian saya berinteraksi dengan banyak orang dan itu membantu saya mengenali karakteristik mahasiswa,” jelas Surya. Pribadi dan Institusi Harus Berkembang

Selain bertemu dengan narasumber yang menginspirasi, di Edents Surya juga mendapatkan beberapa kendala saat mewawancarai narasumber, yaitu jika narasumber yang ia wawancarai adalah senior. Pada zaman itu masih terdapat tindakan senioritas di lingkungan kampus, sehingga sedikit menyulitkan untuk mewawancarai senior. Lalu dalam memuat berita, terdapat berita yang sensitif mengenai orde baru dan berita politik kampus. Pemblokiran tulisan dan ancaman lain menjadi tantangan besar dalam menulis berita.

Harapan dari Surya kepada Edentser agar kekompakkan serta solidaritas dalam anggotanya semakin terjaga. Lalu Surya juga menambahkan agar anggota Edents saat ini dapat menjadikan Edents sebagai tempat untuk mengembangkan diri dari sisi personal serta institusinya dan dapat memberi karya yang bermanfaat bagi seluruh lingkungan di Undip maupun masyarakat sekitarnya. “Edents jadi tempat belajar yang baik, kemudian orang-orang yang berinteraksi di dalamnya saling menguatkan, terutama untuk mengembangkan diri. Dua hal yang berkembang haruslah pribadi dan institusinya,” tutup Surya. (amd)

18

Kunjungi! www.lpmedentsundip.com

Surya Raharja merupakan salah satu dari sekian banyak mantan (alumni) Lembaga Pers Mahasiswa Edents (LPM Edents) yang sukses dan menginspirasi. Surya merupakan salah satu lulusan dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (FEB Undip) dan mengabdikan dirinya untuk menjadi salah satu dosen di FEB Undip. Dalam wawancara kali ini Surya membagikan beberapa pengalamannya selama menjadi bagian dari LPM Edents.


Tentang Mereka

Berprestasi Bersama Botara, Si Robot Nusantara Oleh: Fitri Widyaningrum dan Aisyah Yuliyanti

Seoul International Invention Fair bukanlah kompetisi di luar negeri pertama yang diikuti oleh Ikhsan. Saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), Ikhsan pernah mengikuti lomba di negeri Jiran Malaysia. Kecintaannya terhadap dunia robotik dan keinginan untuk mengasah kemampuan merupakan salah satu alasan Ikhsan memilih untuk mengikuti kompetisi ini. “Aku ingin bisa lebih bermanfaat buat orang lain dan ingin mengaplikasikan ilmu yang sudah dipelajari di Elektro. Jadi, memang ingin mengasah kemampuan dan menambah wawasan,” ujar Ikhsan. Kecintaan Ikhsan terhadap dunia robotik sudah ada sejak dia masih kecil. Berawal dari rasa penasaran terhadap sepatu yang bisa menyala, akhirnya dia membongkar sepatu tersebut untuk mengetahui bagaimana cara sebuah sepatu dapat menyala. “Dari kecil sudah suka ngotak-atik, sepatu yang bisa nyala itu aku bongkar. Apa sih yang bikin nyala? Oh, ternyata ada lampu, dari situ sih sukanya,” jelas Ikhsan. Robot Untuk Indonesia

Robot yang dibawa Ikhsan dan kelima rekannya dalam ajang Seoul International Invention Fair diberi nama Botara. Botara merupakan singkatan dari Robot Nusantara. Alasan di balik nama tersebut adalah karena robot tersebut dibuat untuk Indonesia. Pembuatan Botara memakan waktu cukup lama, sekitar sembilan bulan. Botara sudah mulai diriset dari awal masuk kuliah bersama dengan mahasiswa S2. Diawali dengan melihat terlebih dahulu para pesaing, berikutnya dikembangkan, lalu dibuat desain elektronikanya. Langkah selanjutnya adalah membuat packaging luar sampai membuat program akhir. Program tersebut dapat diakses di aplikasi android bernama Si Robo yang merupakan media untuk menjalankan Botara. Selain Undip, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Universitas Airlangga (Unair) turut meramaikan lomba tersebut. Persiapan yang dilakukan oleh Ikhsan dan tim cukup memakan waktu dan tenaga. Terlebih saat perlombaan Undip sudah tutup buku, yang mengharuskan Ikhsan dan tim memutar otak untuk mencari dana dengan membuat proposal sponsor. “Kita sebar proposal, habis itu tunggu beberapa bulan sambil menyiapkan robot sama kardusnya. Dapat sponsor lumayan banget jumlahnya,” jelas Ikhsan. Saat ditanya mengenai apakah Undip memberikan dana atas keikutsertaan mereka dalam Seoul International Invention Fair, Ikhsan menuturkan bahwa ia dan tim belum mendapatkannya. Dana yang mereka gunakan untuk ke Seoul International Innvention Fair berasal dari sponsor dan dana pribadi.

EDENTS

Volume Tahun2017 2020 Volume 11 Edisi Edisi XXXII XXVI Tahun

Masalah Dana dan Cuaca Mewarnai Perjalanan Tim Undip Saat mempersiapkan diri dalam ajang Seoul International Invention Fair, Ikhsan dan teman-temannya memiliki banyak kendala. Kendala pertama adalah waktu perlombaan yang dekat dengan Ujian Akhir Sekolah. Kedua masalah dana. Awalnya mereka belum mempunyai back up dana sehingga harus membayar biaya pendaftaran dan segala biaya lain dengan uang pribadi. Biaya tiketpun harus meminjam dulu ke orang lain. Mereka merasa sangat tertolong akibat pencairan dana sponsor. Pemberangkatan mereka ke Korea juga terkendala. Tiga orang berangkat terlebih dahulu untuk kemudian dua orang lainnya menyusul. Hal tersebut lagi-lagi karena permasalahan biaya. “Beli tiket kita pinjam dulu ke orang, untungnya sponsor cair, sangat tertolong. Tim kita ada lima orang, cuma berangkatnya pisah-pisah. Tiga orang berangkat dulu, terus dua orang lainya berangkat,” jelas Ikhsan. Selama di sana Ikhsan juga merasakan pengalaman menyedihkan. Dikarenakan perbedaan suhu yang ekstrem, mahasiswa Elektro ini sampai sakit dan tidak bisa jalan-jalan. Dinginnya suhu membuat Ikhsan dan tim selalu mengenakan jaket. Kemudian, sewaktu pengumuman pemenang jaket harus dilepas dan hanya memakai jas, yang membuat dingin semakin terasa. Begitupun saat kembali ke guest house, Ikhsan memutuskan untuk berpisah dengan tim, ia ingin segera kembali untuk beristirahat. “Teman-teman lainnya jalan-jalan ke Myeongdong sedangkan aku udah mengigil dan berkunang-kunang. Keretanya juga rame banget dan aku kebablasan, akhirnya harus balik lagi. Besoknya aku sakit seharian,” jelas Ikhsan. Selain itu ia juga mendapatkan pengalamn hidup dari tetangga yang berada di guest house. Ia jadi mengerti bagaimana kehidupan dan culture masyarakat Korea Selatan. Tetap Semangat Menebar Manfaat

Setelah berhasil mendapat Bronze Prize, Ikhsan masih memiliki target lain yaitu mematenkan robot atas nama Si Robo, bukan lagi Botara. Selanjutnya ia berharap materi pembuatan robot bisa diterapkan ke sekolah-sekolah dan dimasukkan ke dalam ekstrakurikuler. Berbekal dengan pengalaman dan prestasinya di Korea, Ikhsan mengatakan bahwa ketika mengikuti suatu perlombaan harus diiringi niat untuk belajar. Ketika sudah memiliki niat yang baik pasti ada banyak hikmah dan pelajaran yang bisa didapat. Ikhsan juga berpesan ketika mengikuti perlombaan jangan hanya berorientasi pada hadiah yang akan didapatkan tetapi adalah manfaat yang akan diberikan kepada bangsa. “Jangan menyerah, yang paling penting bukan sekadar lomba terus dapat uang tetapi bagaimana bisa bermanfaat untuk Indonesia, minimal untuk Undip. Tetap semangat, jangan putus asa, dan jangan lupa berdoa,” tutup Ikhsan. (amd)

19

Kunjungi! www.lpmedentsundip.com

Berawal dari Kecintaan Terhadap Dunia Robotik

Dok. pribadi

Salah satu indeks prestasi seorang mahasiswa adalah keikutsertaannya dalam perlombaan atau kompetisi, baik skala regional, nasional, ataupun internasional. Memenangkan sebuah kompetisi bukanlah hal yang mudah, dibutuhkan niat, usaha, dan doa yang sungguh-sungguh. Begitu dengan Setiawan Nur Ikhsan, mahasiswa Teknik Elektro 2018. Ikhsan bersama rekan satu timnya, M. Amin Zihni, Teknik Elektro 2018, Azibatul Habibah Fisika 2018, Ria Yunwiani Fisika 2015, Nisa Nurokhati ISEP 2016, dan Aprilia Ismi Fauziah Kesehatan Masyarakat 2015 sukses meraih Bronze Prize dalam ajang Seoul International Invention Fair. Sebuah ajang bergengsi di bidang invention atau penemuan yang diselenggarakan di Seoul, Korea Selatan pada tanggal 27-30 November 2019 dan diprakarsai oleh Korea Invention Promotion Association (KIPA).


Geliat Usaha

Eksplorasi Rasa Bersama Surabi Boska Oleh : Karima Suci

batik dan Surabi Boska adalah bisnis kelima yang dirintis oleh Hammam.

Dok. pribadi

Mengganti Segmentasi Usaha

Tiga orang mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Undip, Cyntia, Dzul, dan Hammam bersama-sama merintih usaha yang baru dibuka pada tanggal 11 Maret tahun ini. Melalui Surabi Boska, ketiga mahasiswa angkatan 2016 tersebut mulai mengepakkan sayapnya di bidang kuliner. Mengawali langkah, Cyntia dan dua orang temannya melakukan studi lapangan mengenai makanan yang berkemungkinan disukai oleh target utama mereka, yaitu mahasiswa. Tidak bisa dipungkiri bahwa mahasiswa Undip khususnya sangat lekat oleh makanan khas burjo, olahan ayam, atau makanan-makanan manis seperti pancong dan ketan susu. Berlatarbelakang hal tersebut, timbul ide untuk menjual makanan di luar kebiasaan makan mahasiswa Undip, yaitu surabi dengan modifikasi rasa, tidak hanya manis tetapi juga menawarkan rasa gurih dan asin dengan varian toping seperti sosis, keju, kornet, dan telur. Tidak Hanya Menjual Surabi

Nama Surabi Boska sebenarnya menunjukkan asal dari makanan ini yaitu, Bandung. Sebagai inovasi, Cyntia tidak semertamerta memberikan nama usahanya Surabi Bandung, tetapi ia dan teman-temannya mencari sesuatu yang identik dari Kota Bandung. Dipilihlah sebuah museum bernama Boscha, salah satu ikon kota Bandung. Walaupun tidak menuliskan nama kota Bandung, dengan menambahkan nama ikonnya saja menurut Cyntia dan rekan sudah menggambarkan kalau surabi tersebut berasal dari Bandung.

Berlokasi di Jalan Timoho Barat 3 No. 31 Surabi Boska tidak hanya menjual surabi, tetapi juga menyediakan berbagai menu lain seperti ikan fillet, ayam bali spesial, nasi gelantin, dan masih banyak lainnya. Masih berinovasi, setiap pembelian ikan fillet dan ayam bali spesial akan digratiskan sop andalan Surabi Boska. Untuk harganya, tidak perlu takut kantong terkuras. Selain memberikan banyak inovasi, variasi harga menu yang dibandrol terbilang pas untuk kantong mahasiswa. “Untuk range harga kita mulai dari harga Rp 6.000 sampai harga Rp 15.000 untuk makanan berat. Untuk surabinya mulai harga Rp 6.000 sampai Rp 13.500,” jelas Cyntia. Bukan Bisnis Pertama

EDENTS

Volume 1 Edisi XXXII Tahun 2020

Kendala terbaru yang dirasakan semenjak resmi membuka usaha adalah penyebaran Covid-19. Dikarenakan virus ini, kampus mengubah metode pembelajaran menjadi daring sehingga mahasiswa yang dijadikan target utama sudah banyak yang kembali ke rumah dan Tembalang semakin sepi. Hal tersebut otomatis membuat pangsa pasar Surabi Boska semakin berkurang. Rencana-rencana promosi yang sudah disiapkan jauh-jauh hari tidak bisa dilaksanakan sehingga mereka memutar otak untuk menemukan solusi. Jadilah segmentasi pasar yang awalnya mahasiswa diganti ke masyarakat dan perusahaan. Tetap Buka Walau Corona

Walaupun banyak mahasiswa yang meninggalkan Tembalang karena penyebaran virus Corona, Surabi Boska tetap buka. Selain masyarakat dan perusahaan, mereka juga menargetkan mahasiswa yang masih bertahan di Tembalang. Hal ini juga didasari agar orang-orang di Tembalang masih bisa memenuhi kebutuhan pokoknya, yaitu makanan. Karena memang di kondisi saat ini sudah banyak tempat makan yang tutup, sehingga semakin sulit pula untuk mencari makanan. “Kita tetap buka agar nanti teman-teman yang memang kesulitan mecari makan dapat terbantu,” ucap Cyntia. Tidak hanya mengubah segmentasi pasar, Cyntia dan teman-teman memiliki beberapa target jangka panjang, seperti mengingkan adanya cabang baru Surabi Boska. Tetapi Cyntia menyadari kalau ia benar-benar

Dok. pribadi

Cyntia mengakui jika Surabi Boska adalah bisnis pertama yang ia kerjakan. Tetapi berbeda dengan dua orang rekannya, Dzul dan Hammam, mendirikan usaha bukanlah hal yang baru bagi mereka. Bahkan dua orang laki-laki tersebut sudah mulai berbisnis semenjak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Salah satu usaha yang sudah dirintis Dzul adalah Vendor Murah Tembalang (VMT). Luar biasanya vendor milik Dzul sudah merambah ke universitas lain seperti Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada. Tidak berbeda dengan Dzul, Hammam juga memiliki bisnis dibidang pakaian yaitu usaha

Cyntia menjelaskan pendirian Surabi Boska benar-benar dilakukan mulai dari nol bersama teman-temannya. Alhasil dibutuhkan waktu yang cukup banyak karena mereka harus mengurus dari awal tanah kosong sampai tempat usaha kokoh berdiri. Ia mengakui tantangan yang paling banyak ia terima sampai sekarang adalah pada saat proses pembangunan tempat. “Kendalanya lebih ke pembangunan. Sebelum kita buka sempat bocor, air masuk dari belakang, depan, dan samping,” jelasnya. Terlebih ketiga orang pendiri Surabi Boska belum pernah melakukan usaha yang benar-benar membangun dari nol, sehingga pengalaman tersebut menjadi sangat berkesan dan nah melakukan usaha yang benar-benar membangun dari nol, sehingga pengalaman tersebut menjadi sangat berkesan dan memberikan pelajaran yang berharga. Dalam proses pembangunan mereka turut paham mengenai proses pembangunan, pengelolaan sumber daya manusianya, pengelolaan waktu, dan lain sebagainya.

20


Geliat Usaha miliki delapan orang pekerja yang terdiri dari tiga orang tim masak dan lima orang lainnya sebagai part time. Untuk mencari tenaga kerja, ketiga mahasiswa ini melakukan pemasangan iklan lowongan pekerjaan di beberapa akun media sosial. Untuk sistem perekrutan, setelah mendaftar calon pekerja akan diwancara untuk kemudian diberikan pelatihan. It’s Okay, Tetap Semangat, Pasti Bisa!

Dok. pribadi

Cyntia juga berbagi kisahnya yang sempat tidak mau terjun di dunia bisnis dan sangat menghindari bisnis. Akan tetapi, ketika ia memberanikan diri untuk membuka pintu perbisnisan dan melangkahkan kaki, ia menyadari jika berbisnis tidak semengerikan yang pernah ia bayangkan. Dengan berbisnis ia mendapatkan banyak pelajaran, ia bisa mempraktekkan ilmu yang ia dapatkan. Tidak hanya itu, Cyntia juga bisa mengetahui bagaimana pengoperasian usaha, bekerja dengan tim, dan pengelolaan sumber daya manusia secara nyata.

tender di perusahaan. Tidak hanya itu, untuk pemasaran mereka juga berencana melakukan kolaborasi dengan teman-teman setiap fakultas di Undip.” Kita bakal maksimalin research menunya, maksimalin segmentasi pasar, mencoba masuk ke perusahaan, dan berkolaborasi dengan perwakilan fakultas. Doain aja,” pinta Cyntia. Kemudian, menunjukkan partisipasi lingkungan sosial, Surabi Boska juga membuka peluang part time bagi rekan-rekan mahasiswa. “Kita buka part time buat mahasiswa, semoga bisa membantu mereka untuk mencari tambahan,” ucapnya. Berbicara mengenai tenaga kerja, Surabi Boska saat ini me-

Ia juga berpesan kepada teman-teman yang belum tertarik merambah bisnis, tidak apa-apa jika belum tertarik tetapi berbisnis bisa menjadi pertimbangan yang hebat karena tempat belajar sesungguhnya adalah ketika berani mencoba dan belajar. “Buat teman-teman semuanya yang belum ingin berkecimpung di dunia bisnis, it’s okay. Tapi kalau teman-teman berani terjun, teman-teman bakal bener-bener belajar banyak hal,” terang Cyntia.

Tidak hanya itu, ia juga berpesan kepada teman-teman yang sedang berjuang merintis usaha, jangan pernah berhenti dan patah semangat. Tetap dijalankan semua rencananya, diusahakan dengan baik. Nantinya akan banyak perubahan-perubahan yang terjadi. Tugas teman-teman yang sedang merintis adalah tetap semangat, terus belajar entah dari pengalaman ataupun dari orang-orang yang sudah hafal dunia perbisnisan. “Jadi, buat temen-temen yang mau bisnis semangat, pasti bisa!” tutupnya. (amd)

“Buat teman-teman semuanya yang belum ingin berkecimpung di dunia bisnis, it’s okay. Tapi kalau teman-teman berani terjun, temanteman bakal bener-bener belajar banyak hal,” - Cyntia, Salah Satu Perintis Surabi Boska.

EDENTS

Volume 1 Edisi XXXII Tahun 2020

21


Sosok Mengenal Aab, Singa Perubahan dan Pendobrak Oleh: Sulistiawati Manoppo

Abdurrohman Hizbullah lahir di Jakarta 6 Oktober 1996. Resmi menyandang status sebagai alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (FEB Undip) pada tahun 2020, selain bekerja, saat ini ia aktif di beberapa kegiatan. Setiap pribadi memiliki kisah menarik yang layak untuk dijadikan motivasi, begitu pula dengan pria jurusan Manajemen yang juga mantan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Diponegoro tahun 2018. Ia merupakan sosok inspiratif yang memiliki banyak gagasan, motivasi, dan sudut pandang kritis bagi pemuda Indonesia. Pemuda yang Seperti Kunang-Kunang

(DEM), dewan ini lahir atas keresahannya tentang kedaulatan energi di bumi pertiwi setelah 74 tahun merdeka. Ia menyadari kekayaan energi yang dimiliki Indonesia belum optimal termanfaatkan dan belum sepenuhnya dirasakan oleh bangsa, sehingga diperlukan peran aktif mahasiswa untuk mengatasi permasalahan ini. Ia mengibaratkan energi sebagi sumber income bangsa, dimana pemasukan ini harusnya menghidupi rakyat, sehingga sangat penting bagi mahasiswa mempelajari dan memahami konsep energi. Karena jika tidak belajar, kita tidak akan pernah bisa memahami dan membantu bangsa ini. “Misalnya kita tidak pernah belajar tentang energi, tidak tahu peraturannya, tidak tahu dipermainkan negara asing, tidak tahu goals energi. Apakah kita bisa menemukan solusi? Apakah kita akan pintar bekerja dan membantu orang tua kalau kita tidak tahu pekerjaan mereka? Analoginya seperti itu,” jelas Aab.

Aab, begitu ia dipanggil, saat ini diamanahi sebagai Chief Executive Officer (CEO) Asia Pasific Summit, sebuah kegiatan pengembangan pemuda terbaik bangsa agar memiliki nilai untuk berintegritas dan berstrategi. Pemuda tersebut nantinya diharapkan Bersama DEM Semarang, Aab ingin menciptakan memiliki pemahaman, tindakan, serta langkahkedaulatan energi, untuk itu diperlukan tiga indilangkah konkrit untuk bangsa, juga mampu mekator yaitu gagasan tentang energi, karya tentang nukarkan pendapat, menyampaikan gagasan, dan energi, dan kader di dalam konsentrasi energi. Ia membentuk wadah jaringan strategis networking bersama teman-teman DEM memberikan gagadi jejaring nasional maupun internasional. “Asia san, kemudian dijadikan dialog dua arah untuk Pasific Summit adalah agenda untuk men-developmenghasilkan pemikiran dan tindakan ke dekan agen-agen muda terbaik bangsa agar kita punya v a l u e pan. Ia juga menekankan energi bukanlah satu-satunya Abdurrohman dimana mereka bisa berintegritas dan berstrategi,” jHizbullah, e l a s t aAlumni n g g u n g jawab Fakultas Teknik, semua jurusan, semua Aab. Pemuda yang baik adalah mereka yang mau men- j a Fakultas d i orang Ekobertang- gung jawab atas energi. Manusia membutuhkunang-kunang, menerangi kegelapan bangsa dengan cahaya nomika dan kan Bisnis dan me- nikmati energi, oleh karena itu sangat diperlusendiri tanpa membuat cahayanya padam. “Kita ingin kawanUniversitas kan Dipokontribusi pemuda dalam hal kedaulatan energi. Aab juga kawan Indonesia seperti kunang-kunang yang men- Dok. pribadi menjelaskan mahasiswa sejatinya adalah singa, jangan erangi kegelapan, bukan seperti lilin yang membakar sampai terkurung oleh rasa ragu, rasa takut, dan rasa dan membunuh dirinya sendiri,” tambah Aab. malu karena mahasiswalah yang membawa perubahan dan Untuk menjadi bangsa yang besar, menurut Aab networking adalah salah satu faktor yang sangat penting, baik nasional maupun internasional. Terlebih sebagai bangsa yang sedang belajar, adanya networking membuat sesorang memiliki kesempatan untuk mengetahui kemajuan negara lain, mendapatkan international knowledges dan international experiences. Ia menekankan seorang pemuda harus terus belajar, tanggap terhadap isu yang sedang berkembang, sehingga menciptakan kebiasaan baik. Pemikiran tersebut tumbuh di diri Aab sebab ia aktif di acara-acara internasional, berkenalan dengan pemuda luar negeri, saling bertukar pikiran, dan pengalamannya di organisasi sangat berperan dalam membentuk karakter pria 23 tahun ini. “Saya sudah aktif di beberapa acara, misalnya Asian Islamic Student Summit, kemudian di Korea dan Rusia. Di sinilah saya berkenalan dengan banyak orang, juga pengalaman sebagai ketua BEM menambah kepercayaan orang kepada saya,” terang Aab. Jangan Sampai Terkurung oleh Rasa Ragu, Rasa Takut, dan Rasa Malu Aab juga menjadi pelopor berdirinya Dewan Energi Mahasiswa

EDENTS

Volume 1 Edisi XXVI XXXIITahun Tahun2017 2020

pendobrak kejayaan.

Gerakan One Man One Thousand Aab juga merupakan alumni Bakti Nusa, sebuah beasiswa yang salah satu tujuannya memberikan program pengembangan kepemimpinan bagi aktivis mahasiswa untuk membentuk pemimpin berkarakter dan kompeten yang berperan aktif di tengah masyarakat demi terwujudunya Indonesia berdaya. Gagasan yang ia bawa adalah gerakan One Man One Thousand (satu orang seribu rupiah), maksudnya setiap mahasiswa di Undip bisa berdonasi seribu rupiah per orang. Misalnya lima ribu mahasiswa melakukan donasi seribu rupiah setiap hari, tentu jumlahnya akan besar, mencapai lima juta. Jika gerakan ini rutin diadakan dalam beberapa periode, tentu semakin banyak donasi untuk kegiatan kemasyarakatan atau kegiatan sosial lainnya. Gagasan ini tercipta karena perasaaan sedih Aab ketika BEM Undip dan kawan-kawan hanya bisa menyumbangkan sedikit donasi untuk Asmat. Ia memutar otak, berpikir untuk menemukan cara agar donasi terkumpul lebih banyak. Dari sekian banyak mahasiswa Undip yang juga memiliki akun instagram dengan

22


Sosok followers terbilang cukup banyak, setidaknya hal tersebut dapat menjadi wadah yang bagus untuk mengumpulkan donasi. Namun, tidak semua gagasan baik direspon dengan baik pula, Aab dan kawan-kawan cukup kesulitan untuk menyatukan suara agar teman-teman mahasiswa tergerak hatinya untuk melakukan gerakan ini. “Aku tanya semua ketua BEM Fakultas, kok bisa kita kayak gini sih? Kita teriak hidup mahasiswa hidup rakyat Indonesia, tapi untuk uang seribu saja kita tidak bisa,” jelas Aab. Walaupun demikian, gerakan ini cukup disambut baik oleh beberapa mahasiswa lainnya. Aab memutuskan tetap menjalankan gerakan ini dan menggandeng beberapa fakultas yang setuju melaksanakan gerakan satu orang seribu rupiah. “Allhamdulilah kami bisa membantu dana desa binaan, kemudian membantu kegiatan Gerakan Undip Mengajar,” ucap Aab. Jangan Sepelekan Kata-Kata

Dalam urusan target, Aab termasuk pribadi yang rinci dan terencana, bahkan ia sampai menuliskan bulan dan tanggalnya agar semua rencana yang sudah disusun Aab terlaksana dengan baik. Saat ini, ia akan merilis sebuah buku tentang self improvement. Buku ini lebih dekat dengan dunia kemahasiswaan dan cara pandang dalam menyikapi suatu hal. Seperti yang disampaikannya, “Allhamdulilah saya sudah bekerja, kemudian banyak project-project yang sudah MOU. Minta doanya juga untuk perilisan buku saya.” Target lain Aab adalah melatih diri agar rutin puasa Senin-Kamis ataupun juga puasa ayyamul bidh agar

konsisten.

Pesan dan harapan Aab untuk teman-teman, pemuda harapan bangsa agar mampu bertindak seperti singa yang menjadi penyuara dari orang-orang yang dizalimi oleh negara. Karena sejatinya mahasiswa adalah sosok dimana mereka bisa merubah bangsa ini dengan teriakannya. Sebut saja Greta Thunberg, si bocah cilik yang dengan kata-katanya bisa mengubah dunia. Greta adalah penggiat aksi lingkungan yang kemarin viral padahal ia belum melakukan apa-apa. Ia belum pernah menulis apa-apa, ia belum pernah berprestasi tapi bisa menggerakan banyak orang. Itulah kekuatan kata-kata. Jangan sepelekan kata-kata, jangan pernah sepelekan teriakan hidup mahasiswa hidup rakyat Indonesia, jangan sepelekan aksi masa, jangan sepelekan kawan-kawan yang beraksi di depan publik karena mereka ini adalah sosok yang sangat dicintai masyarakat dan sangat dekat dengan masyarakat. Kemudian, Aab juga berpesan kepada dirinya sendiri, jangan sampai apa yang ia katakan saat ini tentang intergritas, tentang strategis, tentang ibadah, tentang muamalah, dan tentang akhlak yang baik dikhianati oleh dirinya sendiri. Ia harus bisa memegang omongannya sendiri. “Untuk saya pribadi, ke depannya selalu ingat bahwasannya saya pernah mengatakan saya akan menjadi pribadi yang berteladan dan pribadi yang dimana hidupku matiku dan ibadahku hanya untuk Allah SWT, jangan sampai saya ingkar,” tutup Aab. (amd)

“Untuk saya pribadi, ke depannya selalu ingat bahwasannya saya pernah mengatakan saya akan menjadi pribadi yang berteladan dan pribadi yang dimana hidupku matiku dan ibadahku hanya untuk Allah SWT, jangan sampai saya ingkar,” —Abdurrohman Hizbullah, Mantan Ketua BEM UNDIP 2018 ***

EDENTS

Volume 1 Edisi XXXII Tahun 2020

23


Diantara Kita

Mengais Kehidupan Bermodal Kardus Dok. Pribadi

Oleh: Aji Darmawan dan Khaira Aqliya

Juru parkir seringkali dianggap sebagai profesi yang sepele, baik karena kurang prestisenya profesi tersebut di mata masyarakat maupun pendapatan yang dihasilkan dari pekerjaan ini terbilang kecil. Belum lagi segala prasangka buruk di mata masyarakat, seperti tidak pentingnya peran juru pakir dan harus mengeluarkan uang setiap kali parkir di suatu tempat menambah alasan pekerjaan ini dicap kurang bermanfaat. Namun, di balik anggapan masyarakat mengenainya, para pelakon profesi juru parkir harus diberikan apresiasi karena perjuangan mereka dalam menafkahi keluarga di tengah kondisi yang sulit mendapatkan pekerjaan. Apresiasi lebih bagi mereka yang masih memiliki niat dan usaha untuk bekerja, menafkahi keluarga.

Meletakkan kendaraan di luar toko untuk membeli sesuatu sembari menguncinya mungkin merupakan tindakan preventif atau pencegahan guna antisipasi kejahatan pencurian sepeda motor. Namun akan lebih aman apabila ditambah pengamanan petugas parkir, sering disebut juru parkir. Lazimnya, pekerjaan ini dilakukan oleh kaum adam. Namun berbeda dengan Dwi (41) seorang ibu rumah tangga yang bekerja sebagai juru parkir. Wanita kelahiran tahun 1979 ini merantau menemani suami yang sekarang bertempat tinggal di Kebumen, Jawa Tengah. Dari Penjual Sosis Hingga Juru Parkir

Sebelum merajut asa menjadi juru parkir, Dwi bekerja sebagai penjual sosis. Wanita asal Semarang ini banting setir menjadi juru parkir dikarenakan hasil menjual sosis kurang mencukupi kebutuhan keluarga. Berawal dari petugas dinas perhubungan yang menawari pekerjaan sampingan juru parkir dengan sistem bagi hasil. Tawaran ini diberikan karena yang mempunyai lahan parkir sebelumnya tidak menyetorkan biaya pada dinas perhubungan, sehingga diberhentikan. Dwi mendapat hak untuk mengelola lahan sebagai juru parkir di depan kafe oleh dinas perhubungan. “Yang punya lahan ini tidak mau setor ke dinas perhubungan jadinya diberhentiin. Akhirnya saya dikasih lahan sama bapak perhubungan,” jelas Dwi. Bekerja paruh waktu antara jam dua belas siang sampai delapan malam, dijalani dengan sepenuh hati. Dwi telah menggeluti pekerjaan sebagai juru parkir selama tiga tahun. Dwi memprioritaskan juru parkir karena pendapatannya dapat ditakar. Tanpa beralas kaki Dwi mengatur parkiran, dengan bermodal kardus sebagai penutup jok motor. Dwi menyadari, sebagai kaum hawa kerap kali wanita dijadikan sebagai objek mata pencaharian. Maka dari itu ia ingin mengubah persepsi tersebut dengan menjadikan dirinya wanita komplementer subjek pekerjaan untuk membantu sang suami. Menurut Dwi, dalam menjalani profesi tersebut dibutuhkan ketelatenan. Walaupun seorang perempuan, Dwi tidak mau kalah untuk menjalankan semua tanggung jawabnya. “Alhamdulillah, kalau saya enjoy saja. Kita juga harus telaten, gitu Mas,” jelas Dwi. Kehidupan Rumah Tangga Harus Tolong Menolong

Dari penjelasan Dwi, sang suami merantau dan hanya pulang

EDENTS EDENTS

XXXIITahun Tahun2018 2020 Volume 21 Edisi XXIX

sekali seminggu, menyebabkan ibu berusia 40 tahun ini membantu kepala keluarga bekerja demi mencukupi kebutuhan anak. Sebagai seorang istri, Dwi merasa perlu ambil andil dalam mencari nafkah walaupun hasil yang didapatkan tidak banyak. “Namanya hidup rumah tangga harus tolong menolong, misal suami tidak bisa mencukupi kebutuhan, saya harus bantu,” tutur Dwi. Dwi mempunyai tiga orang anak. Anak pertamanya ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, akan tetapi karena keterbatasan biaya ia tidak bisa melanjutkan sekolah. Dwi menyarankan sulungnya untuk bekerja saja. Sedangkan anak kedua saat ini duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan yang ketiga sedang dalam kandungan, berusia enam bulan. “Suami pulang satu minggu sekali, jadi yang di rumah adanya anak berdua, yang pertama sudah kerja tapi sebenarnya minta sekolah lagi, tapi karena faktor biaya saya suruh kerja dulu,” jelasnya. Masih Menyambi Berjualan Sosis Saat Berbadan Dua

Keputusan Dwi yang memilih banting setir menjadi juru parkir terlepas dari segala stereotip mengenai wanita yang tidak seharusnya melakukan pekerjaan tersebut, tidak menghalangi Dwi mencari nafkah. Ia berpendapat, walaupun hasil yang didapat tidak banyak, akan tetapi bisa ditabung sedikit demi sedikit. Hasil yang diperoleh Dwi dalam sehari bisa mencapai lebih dari seratus ribu dan dapat mencapai 150 ribu saat liburan. Pendapatan yang diperolehnya ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti membayar air, listrik serta biaya sekolah. Dwi menyatakan pekerjaannya sebagai juru parkir sudah sangat mencukupi. Saat beliau ditanya mengenai pekerjaannya yang lain, ia mengungkapkan bahwa dirinya berjualan sosis bakar dan es teh saat Car Free Day (CFD) karena takut kelelahan mengingat kondisinya yang sedang mengandung. “Pekerjaan lain biasanya saya jualan saat CFD, jualan sosis bakar sama es teh aja agar tidak kelelahan, soalnya lagi mau punya momongan,” jelas Dwi. Anak-anak Sukses dan Bisa Melanjutkan Pendidikan

Menurut Dwi ia menikmati profesi sebagai juru parkir karena dengan hasil kerja kerasnya dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga serta anak-anak. “Dapat beliin anak sesuatu, dari jeri payah kita sendiri,” terangnya. Dwi juga mengaku bersyukur dengan pendapatannya saat ini. “Untuk harapan ingin anakanak sukses, semoga keinginan anak untuk sekolah lagi dapat terwujud. Insyaallah tahun depan kalau ada biaya bisa sekolah,” ungkap Dwi saat ditanya mengenai harapannya di masa depan. Kemampuan juru parkir yang terbatas seringkali menyulitkan, karena tidak bisa bersaing dengan pencari kerja yang lebih berpendidikan. Lain lagi, dengan juru parkir yang pada umumnya adalah kaum adam, perjuangan Dwi sebagai juru parkir perempuan semakin bertambah, ia harus menanggung beban yang sama seperti juru parkir pria, serta harus mencurahkan tenaga untuk melawan kondisi cuaca yang saat ini tidak menentu, kondisi fisik perempuan yang tidak sekuat laki-laki, dan telebih Dwi juga sedang berbadan dua. Selain itu, kewajiban sebagai ibu rumah tangga yang tidak dapat diabaikan menambah babak baru perjuangan Dwi yang tidak bisa disepelekan. (amd)

24


KOMIK




Sosial Budaya Menilik Warisan Budaya Indonesia yang Diakui UNESCO Oleh: Nailul Maghfiroh

Indonesia, sebagai negara kepulauan yang memiliki jumlah penduduk 264 juta jiwa telah diberkahi keberakenaragaman budaya. Terdiri dari 1.340 suku bangsa dan 742 bahasa, Indonesia mempunyai warisan budaya yang luar biasa. Warisan budaya merupakan segala bentuk benda maupun hasil karya, dan karsa cipta masyarakat yang menjadi nilai-nilai tradisi dan melekat dalam jati diri bangsa, yang kemudian diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Generasi sekaranglah bertugas untuk melestarikan warisan budaya agar tidak punah. Usaha pelertarian warisan budaya biasa disebut dengan konversi yaitu memberikan perlindungan, dokumentasi, dan pemulihan. UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) adalah organisasi dunia yang mengurusi bidang pendidikan, sains dan pelestarian budaya. UNESCO memberikan pengakuan dan melakukan konservasi pada budaya-budaya yang diusulkan setiap negara sebagai usaha pelestarian. Saat ini sebagian warisan budaya Indonesia telah diakui oleh UNESCO baik warisan budaya benda maupun warisan budaya tak benda.

oleh UNESCO tahun 1996. Terletak di Jawa Tengah, situs arkeologi ini terbagi dalam dua kawasan yaitu di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar. Pada situs ini telah ditemukan sekitar 50% fosil Homo erectus di dunia sehingga berdasarkan laporan UNESCO, para ilmuwan telah mengakui Sangiran menjadi salah satu situs yang paling penting di dunia untuk mempelajari fosil manusia.

sebagai warisan dunia oleh UNESCO sejak tahun 1991. UNESCO menyebutnya sebagai kompleks stupa terbesar di dunia. Terletak di Magelang Jawa Tengah, Candi Borobudur merupakan perpaduan antara candi dan stupa berundak yang dimahkotai stupa paling besar di bagian puncak. Dinding-dinding candi memiliki 2.772 panel relief, 504 patung Buddha dan 72 stupa yang memiliki luas 2.500 meter persegi.

budaya dan kreativitas manusia. Inilah definisi warisan tak benda menurut UNESCO.

Lanskap Budaya Provinsi Bali, diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tahun 2012 sebagai sistem subak manifestasi dari Filosofi Tri Hita Karana. Di Indonesia sistem irigasi petak sewah dimiliki oleh beberapa provinsi, tetapi tidak ada yang sebanding dengan subak Bali. Hal ini dikarenakan subak Bali terdiri dari pedesaan, sawah sistem subak, pura dan candi. Beberapa pura dan upacara yang dilakukan di sana menjadi perpaduan budaya yang menjadi wujud dari Tri Hita Karana yang menghendaki keharmonisan alam, manusia dan Tuhan.

“Kebaya warna-warni, pakaian adat dari berbagai provinsi, alat musik tradisional Warisan Budaya Tak Benda budaya tak benda yang digandrungi, Indonesia Warisan adalah berbagai praktik, repIndonesia dan Kompleks ekspresi, pengetaStupa Terbesar di Dunia memiliki bermacam-macam resentasi, huan, keterampilan serta rubudaya yang terkait Warisan budaya yang dapat festival untuk melestarikan ang-ruang dengannya. Kamudian, budaya diindera menggunakan mata ini diwariskan dari generasi ke dan tangan seperti artefak warisan budaya. Namun, generasi, yang terus diciptakan adalah warisan budaya benda. kembali oleh masyarakat dan Indonesia memiliki banyak kelompok dalam menanggapi warisan budaya benda, emapakah Anda mengenal lingkungan sekitarnya, inpat diantaranya telah menjadi mereka dengan alam warisan budaya benda dunia. warisan budaya Indonesia teraksi dan sejarah memberikan rasa Sebut saja, Candi Borobudur. yang berkelanjutan Candi ini telah disahkan menyang sudah diakui UNESCO?� identitas untuk menghargai perbedaan jadi milik Indonesia dan diakui

Candi Prambanan, diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO juga pada tahun 1991. Terletak di Prambanan, Sleman Yogyakarta, Candi Prambabanan merupakan candi yang tertinggi di Indonesia. Lekat dengan legenda Roro Jonggrang, kompleks Candi Prambanan memiliki lebih dari 500 candi yang terdiri dari tiga kompleks candi yaitu Candi Sewu, Candi Bubrah dan Candi Lumbung. Percandian Prambanan merupakan percandian religi Hindu yang bernama asli Siwagratha (Rumah Siwa). Tri Hita Karana: Keharmonisan Alam, Manusia, dan Alam

Situs Prasejarah Sangiran, diakui sebagai warisan budaya dunia

EDENTS EDENTS

Volume Volume11Edisi EdisiXXXII XXVI Tahun Tahun 2020 2017

Warisan budaya tak benda Indonesia saat ini yang telah dicatat sejumlah 7.241 dari 34 Provinsi. Beberapa diantaranya telah mendapatkan pengakuan dari UNESCO, seperti wayang, keris, batik, angklung, tari saman, noken, tiga genre tari Bali, dan pencak silat. Bagaimana warisan-warisan budaya tak benda tersebut bisa diakui sebagai warisan tak benda oleh UNESCO, sedangkan sebagian diantaranya bisa diindera dengan mata dan tangan? Menjadi Pedoman Tidak Tertulis di Masyarakat

Wayang, seni pertunjukkan boneka yang telah diakui oleh UNECO sejak tahun 2003. Berkembang pesat di Pulau Jawa dengan cerita khasnya tentang Ramayana dan Mahabarata, wayang masuk ke dalam Daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia di tahun 2008. Walaupun semua jenis wayang dapat diindera dengan tangan dan mata, wayang tetap dikategorikan

28


Sosial Budaya dalam warisan budaya tak benda. Hal ini dikarenakan, wayang bukan hanya sekedar benda. Wayang mengandung serangkaian seni tutur, seni rupa dan seni musik yang di dalamnya mengandung banyak nilai-nilai budaya. Mulai dari bentuk rupa wayang yang menyimpan lambang-lambang keramat, kisah-kisah pewayangannya yang mengandung nilai kehidupan yang mana dari cerita tersebut dijadikan pedoman tak tertulis bagi masyarakat, lalu musik pengiringnya menjadi instrumen khas yang unik dan tidak miliki oleh seni pertunjukan boneka lainnya.

Keris, senjata tikam golongan belati yang dianggap sebagai benda pusaka telah diakui oleh UNESCO sejak tahun 2005. Meskipun identik sebagai benda simbolik yang ada di setiap budaya dan ritual masyarakat Jawa, keris dimasukkan dalam Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia di tahun 2008. Hal ini dikarenakan aspek intangible yang melekat dalam keris lebih utama daripada bentuk tangible keris. Walaupun keris memiliki bentuk yang estetik dengan lipatannya yang khas dan wadahnya yang unik, nilai-nilai filosofis, legenda mistik dan mitos yang melekat di dalam keris itulah yang membentuk sebuah tradisi budaya. Keris dijadikan sebagai sesuatu yang keramat dalam ritual budaya bahkan terdapat upacara tersendiri sebelum pemandian keris maupun saat pemandian keris. Nilai-nilai tradisi budaya inilah yang menjadikan keris dikategorikan sebagai warisan budaya tak benda. Setiap Warisan Punya Makna dan Cerita

Batik, kerajinan tangan bernilai seni tinggi yang berbentuk kain memanjang dan bermotif telah diakui oleh UNESCO sejak tahun 2009. Tradisi membatik yang disalurkan secara turun-temurun sebagai warisan budaya membuat batik masuk dalam warisan budaya tak benda. Walaupun hasil dari pekerjaan membatik adalah sebuah kain yang dapat diindera dengan mata dan tangan, aspek intangible yang terkandung dalam proses pembuatan motif batik sarat akan nilai budaya. Setiap motif dibuat bukan tanpa makna, corak-corak dalam batik selalu menunjukkan nilai-nilai budaya khas daerah pembuatannya. Dari corak ini juga menunjukkan status seseorang yang memakainya. Beberapa motif batik bahkan hanya dipakai oleh keluarga keraton.

Pakaian batik sendiri sering dipakai oleh masyarakat Indonesia dalam upcara-upacara adat maupun dalam penampilan tari tradisional. Noken, kerajinan tas khas masyarakat Papua yang sering dipakai di kepala telah diakui oleh UNESCO sejak tahun 2012. Walaupun noken adalah benda yang dapat diindera dengan tangan dan mata manusia, nilai-nilai budaya dalam noken menjadi hal yang lebih utama. Nilai-nilai tradisi budaya tersebut diantara adalah hanya perempuan Papua yang boleh membuat noken. Keahlian membuat noken menjadi pertanda kedewasaan perempuan Papua sehingga mereka dinilai sudah bisa untuk menikah. Selain itu, noken berfungsi sebagai hadiah untuk tamu yang datang ke Papua dan harus dipakai dalam upacara penyambutan. Dalam kesehariannya, noken digunakan untuk membawa barang belanjaan maupun menggendong anak.

Tiga Genre Tari Bali, sebuah tari yang terdiri dari sembilan tari tradisional Bali telah diakui oleh UNESCO sejak 2015. Disebut tiga genre tari adalah dari kesembilan tari tradisional yang ditampilkan, dibagi menjadi tiga golongan. Pertama, tari sakral Rejang, Sanghyang Dadari, dan Baris Upacara. Lalu tarian semi sakral terdiri dari Topeng Sidhakarya, Sendratari Gambuh, dan Sendratari Wayang Wong kemudian Tari Legong Kraton, Joged Bumbung, dan Barong Ket Kuntisraya yang digolongkan sebagai tarian hiburan. Keunikan rangkaian tari tradisional yang mengandung nilai-nilai luhur budaya Bali ini akhirnya membentuk tiga genre tari yang diakui sebagai warisan budaya tak benda yang harus dilestarikan.

Dengan demikian, setelah diakuinya budaya-budaya tersebut menjadi warisan budaya dunia, sebagai generasi bangsa Indonesia merupakan sebuah keharusan untuk mengenal dan mempelajari budaya-budaya bangsa agar tetap lestari dan dapat melanjutkan pembangunan bangsa ini. Jika bangsanya saja tidak melestarikan budaya, tentu budaya-budaya tersebut cepat terlupakan hingga hilang tinggal nama. Dengan mengetahui dan belajar budaya bangsa berarti kita sebagai bangsa sudah menyambung napas bagi warisan bangsa untuk tetap bersinar. (amd)

Dok. KBRI Kuala Lumpur

EDENTS

Volume 1 Edisi XXXII Tahun 2020

29


Sudut Profesi

Delapan Belas Tahun Menjaja Makanan Tradisional Kue Putu Bambu Oleh: Martin Bonaraja dan Muhammad Rijal

Di era yang serba cepat seperti sekarang menyebabkan profesi tradisional mulai tersisih. Dengan semakin mudahnya pemenuhan kebutuhan pribadi, seperti kebutuhan sandang, pangan, dan papan membuat hal berbau tradisional semakin ditinggalkan. Seperti contoh, jika ingin memesan makanan, sudah tidak perlu lagi untuk bersusah payah datang ke tempat penjual. Sekarang, cukup menggunakan smartphone, makanan yang diingnkan langsung diantar sampai ke rumah. Hidup terasa lebih mudah dengan smartphone. Akan tetapi, di balik kemudahan tersebut, banyak pedagang tradisional yang mulai tersisihkan. Namun, masih banyak pedagang yang mampu bertahan juga di tengah kondisi seperti itu. Menjual Kue Putu Selama Belasan Tahun

Seperti Satimin, atau yang sering disapa Amin, pria kelahiran kota Semarang ini masih berjualan kue putu di tengah perkembangan teknologi yang maju seperti saat ini. Satimin sudah mulai berjualan kue putu secara berkeliling ini dari tahun 2002. Amin hanya berdagang kue putu dengan menggunakan bambu kecil, yang akan bertiup layaknya seruling bila sedang tidak digunakan. Varian yang diperjual belikanpun sederhana, hanya kue putu yang terbuat dari parutan daging kelapa tua yang dipadukan dengan manisnya gula merah. Dengan tekun beliau berjualan kue putu tersebut selama 18 tahun terakhir ini. Amin berjualan di sekitar Kecamatan Tembalang dan Kecamatan Banyumanik. “Saya jualan di Banyumanik, di daerah Pedalangan, terus Kramas, Mulawarman, lalu ke Bulusan,” ujar Amin. Jam dua sore biasanya Amin mulai berkeliling untuk menjajakan kue putu. Apabila saat berjualan sedang hujan, Amin biasanya akan menunggu terlebih dahulu di rumah hingga hujan reda. Terkadang apabila hujan tidak reda, Amin berjualan di malam hari agar tetap memperoleh pendapatan, walau berjualan di malam hari tidak terlalu menghasilkan banyak keun-

EDENTS EDENTS

Volume Volume11Edisi EdisiXXXII XXVI Tahun Tahun 2020 2017

tungan bila dibandingkan dengan berjualan di sore hari. “Kalau tidak jualan saya tidak bisa dapat uang, walaupun tidak terlalu banyak,” jelas Amin. Bertani sebagai Pekerjaan Sampingan

Memilih untuk berjualan kue putu bambu secara berkeliling merupakan pilihan yang dibuat oleh Amin sejak awal. Ia berujar, baginya berjualan kue putu merupakan salah satu keahlian yang ia sukai dan sudah diwariskan oleh kedua orang tuanya. Sehingga, sangat mudah sekali bagi Amin untuk membuat kue putu bambu secara cepat dengan rasa yang nikmat. “Saya memilih jualan kue putu memang sudah dari awal inginnya begitu, karna sudah suka dari awal, jadinya sampai sekarang masih lanjut jualan kue putu,” ujar Amin. Dengan tangan telatennya, Amin mampu untuk menyelesaikan satu porsi pesanan dengan waktu 15 menit saja. Amin berkata, “Buat kue putu ini ya harus cepat, soalnya kasihan kalau yang beli banyak terus ngantri, jadinya saya buat tidak terlalu besar agar cepat masak.” Dok. Pribadi

Peminat kue putu bambu buatan Amin terbilang masih banyak. Terkadang di awal bulan, Amin sering kebanjiran panggilan pembeli. Akan tetapi, di akhir bulan sering kekurangan pembeli. “Untuk peminatnya ya biasa, kadang ada banyak kadang ya kurang. Tergantung awal bulan sama akhir bulan saja,” ujar Amin. Oleh karena itu, demi menutupi kekurangan dana yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Amin juga melakukan pekerjaan sambilan menjadi petani. Ia menjadi petani saat pagi hari saja, sebelum berangkat berjualan kue putu bambu. Saat musim panen, Amin memilih untuk tidak berjualan kue putu bambu agar bisa lebih fokus untuk memanen hasil tanamnya. “Saya selain jualan kue putu juga sambilan jadi petani, jadinya selama masa panen padi saya berhenti jualan sebentar, agar bisa lebih fokus sama ladang

30


Sudut Profesi saya,“ ujar Amin.

Sering Menemui Pelanggan yang baik, Walau Beberapa Ada yang Kasar Selama 18 tahun ia berjualan, ia masih belum pernah menemui kendala yang berat, seperti pembeli yang aneh misalnya. Amin berujar bahwa selama ini ia selalu menemui para pembeli yang baik. Meskipun, memang ada beberapa pembeli yang sedikit berkata kasar maupun sering memintanya membuat kue putu bambu dengan cepat. Namun, Amin memaklumi hal tersebut. Dia berkata bahwa hal tersebut adalah hal yang biasa saat berjualan. Ia tidak terlalu memikirkan dan membawa perkataan yang menyinggung ke dalam hatinya. “Saya tidak menanggapi perlakuan yang begitu, saya anggap angin lalu saja, saya tetap ramah saja,” jelasnya. Tidak heran, banyak para pembeli yang sangat menyukai kebaikan hati Amin ini. Hasilnya, ia memiliki banyak pelanggan setia yang menunggu Amin melewati rumah mereka untuk membeli kue putu bambu buatannya tersebut. Pasang Surut Pendapatan yang Tidak Pasti

Pendapatan Amin setiap harinya cukup untuk memenuhi kebutuhan. Dalam waktu satu hari, Amin mampu mengumpulkan kurang lebih Rp. 400.000. Bila sedang sepi peminat, Amin hanya mampu memperoleh sekitar Rp. 200.000 saja. “Kalau kotor ya 400 ribu sehari, itupun kalau misalnya banyak yang beli. Kalau sepi ya 200 ribu. Tergantung cuaca juga,” kata Amin. Bila sedang hujan, Amin hanya mampu memperoleh setengah dari pendapatan yang ia peroleh saat hari normal. Bila sudah dikurangkan dengan seluruh pengeluaran yang ada, keuntun-

gan yang diperoleh Amin sekitar Rp. 100.000 saat sedang ramai pembeli, dan Rp. 60.000 saat hujan maupun saat sepi pembeli. Amin pun kembali menganggap biasa akan hal ini. Baginya, memang tidak mungkin setiap hari akan banyak pembeli. Untuk mengatasi ketidakpastian pembeli, Amin selalu membeli bahan keperluan untuk membuat kue putu bambu seadanya saja. Misalkan pada hari tersebut ia tidak mampu menjual banyak kue, maka sudah menyiapkan wadah khusus sehingga sisa-sisa bahan kue masih bisa digunakan kembali keesokan harinya. Akan tetapi, bila ia rasa bahan-bahan tersebut sudah tidak layak digunakan kembali, Amin biasanya akan membuang bahan-bahan tersebut dan membeli yang baru. Semuanya tergantung pada bagaimana pengelolaan dan penggunaan bahan baku pembuatan kue putu. Amin selalu berusaha untuk meminimalkan biaya sebaik mungkin agar usahanya tetap laba. Tidak Memaksakan Diri untuk Berkeliling

Amin mengaku sudah memiliki rencana masa depan dalam berjualan kue putu bambu. Seperti penjelasannya, saat ini ia melakukan kerja sambilan menjadi seorang petani. Nantinya, apabila ia tidak mampu berjualan kue putu bambu secara berkeliling lagi, ia akan fokus ke bidang pertanian. Meskipun banyak orang yang sangat menyukai kue putu bambu buatannya, Amin tetap memprioritaskan kesehatan dan fisiknya. Ia tidak akan memaksakan diri untuk berkeliling jika memang kondisinya sudah tidak memungkinkan. “Kalau saya rasa sudah gak sanggup jualan lagi, saya fokus jadi petani saja,” ujar Amin. (amd)

Saya memilih jualan kue putu memang sudah dari awal inginnya begitu, karna sudah suka dari awal, jadinya sampai sekarang masih lanjut jualan kue putu,” - Amin, penjual kue putu. EDENTS

Volume 11 Edisi Edisi XXXII XXVI Tahun Volume Tahun2017 2020

31


Social Movement

Sebuah Oase bagi Penyandang Disabilitas Oleh : Rio Dwi

Akhir-akhir ini pemerintah mulai memberikan perhatian lebih kepada penyandang disabilitas. Hal ini dilakukan atas timbulnya kesadaraan atas pemberian kesempatan yang sama kepada semua insan. Pandangan-pandangan akan keterbatasan, kekurangan, dan ketidakmampuan perlahan dihilangkan dan diganti dengan rasa percaya yang dilandasi dengan pelatihan dan pembelajaran. Bahkan pemerintah juga memberikan porsi kuota Pegawai Negeri Sipil (PNS) bagi temanteman difabel yang ingin bekerja di pemerintah. Tentu hal ini menjadi kabar bahagia bagi pejuang disabilitas. Banyak kelompok atau organisasi yang bergerak di bidang sosial bersama-sama mengayomi teman-teman difabel agar dapat memanfaatkan kesempatan emas ini. Dengan semakin terbukanya kesempatan, tentu dirasa akan memberikan harapan dan semangat baru dalam menajalani kehidupan. Seperti di Semarang, terdapat sebuah komunitas yang beranggotakan penyandang disabilitas, namanya Komunitas Sahabat Difabel. Sebagai Wadah Pemberdayaan

Komunitas Sahabat Difabel dibentuk oleh Noviana Dibyantari. Novia mengadvokasi penyandang disabilitas dilatarbelakangi oleh kondisi anaknya yang juga penyandang disabilitas. Ia juga melihat bahwa di Semarang belum ada komunitas yang be-

ranggotakan teman-teman disabilitas. Belum ada tempat bagi mereka untuk mengeluarkan ide kreatif dan potensi yang mereka miliki. Lalu dibentuklah Komunitas Sahabat Difabel pada tahun 2015. “Awal berdiri karena dulu itu di Semarang belum ada komunitas untuk penyandang disabilitas. Sehingga belum ada wadah untuk mengeluarkan ide kreatif dan potensi temanteman difabel. Kemudian dibentuklah komunitas ini,� jelas Yudha, salah satu pengurus KSD. Saat berdiri, komunitas ini belum memiliki tempat tetap untuk berkarya. Mereka hanya berkumpul di selasar Balai Kota. Seiring berjalannya waktu, komunitas ini menempati sebuah rumah di Jalan MT Haryono nomor 266 Semarang. Tujuan KSD, begitu singkatan dari Komunitas Sahabat Difabel adalah fokus memberdayakan teman-teman disabilitas setelah mereka lulus dari SLB (Sekolah Luar Biasa). Banyak dari difabel yang ingin masuk dunia kerja untuk bisa mandiri tapi karena keterbatasan fisik dan minimnya keterampilan, sulit untuk mereka bisa mendapatkan pekerjaan. Kesulitan ini ada tidak lain dan tidak bukan karena masih banyaknya pemikiran jika teman-teman difabel memiliki keterbatasan yang tidak bisa diatasi, padahal ada solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi keterbatasan tersebut. Salah satu cara yang dilakukan KSD adalah memberikan berbagai bekal softskill yang dapat menunjang kualitas penyandang disabilitas. Selain itu juga diajarkan

Dok. pribadi

EDENTS EDENTS

Volume Tahun2017 2020 Volume 11 Edisi Edisi XXXII XXVI Tahun

32


Social Movement baca, tulis, dan menghitung (calistung) sebagai modal paling dasar dalam bekerja. Pelatihan untuk Menghadapi Dunia Kerja

Meskipun beberapa kegiatannya memberikan pembelajaran dan pengetahuan, Komunitas Sahabat Difabel bukanlah sebuah Sekolah Luar Biasa. SLB sendiri adalah sekolah dasar yang dikhusukan untuk penyandang disabilitas agar dapat belajar sedangkan KSD merupakan sebuah komunitas sebagai tempat pemberdayaan. Di sini para penyandang disabilitas diajarkan kedisiplinan pada diri sendiri. Biasanya teman-teman disabilitas mendapatkan perlakuan khusus jika di rumah, tetapi di KSD mereka diajari mandiri. “Kalau di sini kami ajari supaya mereka tidak manja, bisa mandiri, caranya supaya kuat, dan lainnya. Kami juga latih bagaimana mereka bisa cari uang sendiri,” ujar Yudha. Di komunitas ini, teman-teman difabel banyak diberi pelatihan. Mulai dari membuat kerajinan, menjahit, ekobrik, senam, menggambar, bermusik dan semacamnya. Mereka diberi bekal untuk bisa meningkatkan potensi yang ada di dalam diri untuk bisa lebih maksimal dalam menghadapi dunia kerja. Kegiatan yang dilakukan juga bertujuan untuk mengembangkan kreatifitas sahabat difabel. Kemudian, untuk semakin meningkatkan kreatifitas, kegiatan kerajinan dilakukan setiap hari. Dalam berkegiatan tentu diperlukan fasilitas dan di Roemah Difabel ini dirasa fasilitasnya sudah cukup memadai. Walau kadang ada beberapa bahan atau alat yang belum mereka punya sehingga harus mencarinya. “Alhamdulillah untuk fasilitas sudah memadai. Memang kadang ada beberapa yang belum ada, sehingga harus dicari,” ucap Yudha.

pasti mereka nggak kuat. Terlebih untuk teman-teman KSD cara menghadapinya juga berbeda-beda,” tambah Yudha.

Banyak juga dari relawan yang hanya bertahan sebentar saja untuk membantu mengurus komunitas ini. Kebanyakan dari mereka kurang sabar dan kurang bisa untuk mengambil hati para penyandang disabilitas. Selain itu, sebenarnya banyak relawan lain yang ingin membantu. Hanya saja mereka belum berani bertindak langsung untuk terjun mengurus di Roemah Difabel ini. Dan dari beberapa relawan sendiri masih merasa belum mampu untuk memahami keistimewaan teman-teman disabilitas. “Banyak relawan yang mau mengajar di sini. Tapi mereka masih belum berani bertindak dan belum mampu untuk menangani keistimewaan teman-teman di sini,” ucap Yudha. Kesempatan dan Kepercayaan

Komunitas Sahabat Difabel sudah bekerja sama dengan beberapa pihak terkait lapangan pekerjaan, seperti pabrik garmen, beberapa perusahaan, atau pabrik lainnya untuk menerima teman-teman difabel sebagai pekerja. Sahabat difabel dapat men-

empati posisi bagian administrasi maupun bagian lain. Dengan diterimanya teman-teman KSD di dunia kerja menunjukkan jika beberapa pihak sudah menyadari bahwa disabilitas juga dapat bekerja seperti orang yang sempurna fisiknya di beberapa bagian kegiatan pabrik. Kesempatan dan kepercayaan juga harus diberikan kepada teman-teman karena mereka pada dasarnya sudah memiliki kemauan untuk belajar dan mempersiapkan diri untuk bekerja.

“Tugas para relawan itu memantau satu per satu dari mereka. Kalau para relawan tidak pakai hati dalam menjalankan ini, pasti mereka nggak kuat. Terlebih untuk teman-teman KSD cara menghadapinya Komunitas ini sudah bekerjuga berbeda-beda,” - Yudha, salah satu juga ja sama dengan pemerintah terpengurus KSD kait kegiatan

Relawan Harus Pakai Hati

Ada beberapa relawan yang ikut mengurusi teman-teman difabel. Sering para relawan harus menguras tenaga dan menguatkan hati untuk menghadapi teman-teman KSD yang hyper aktif. Meskipun mereka sama-sama disabilitas, penanganan tiap individu tetaplah berbeda. Para relawan juga harus melihat potensi dan minat bakat dari masing-masing individu dan menelitinya. “Tugas para relawan itu memantau satu per satu dari mereka. Kalau para relawan tidak pakai hati dalam menjalankan ini,

EDENTS EDENTS

Volume Tahun2017 2020 Volume 11 Edisi Edisi XXXII XXVI Tahun

yang dilakukan. Kemudian juga sering diadakan ngobrol pintar (ngopi), forum good day person, dan semacamnya agar masyarakat lebih peka dan mengetahui bahwa tidak ada perbedaan lain dari orang biasa dan penyandang disabilitas kecuali dari segi fisik atau mental. Kegiatan-kegiatan ini diharapkan dapat membuka pandangan orang lain jika penyandang disabilitas juga memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan, bahwa mereka juga memiliki hak untuk mendapatkan pekerjaan dan merasakan berjuang di dunia kerja. “Dari kegiatan itulah masyarakat jadi tahu bahwa teman-teman disabilitas itu bisa melakukan pekerjaan,” tutup Yudha. (amd)

33


Ekonomi dan SDM | Laporan Khusus

Benarkah Pemerintah Menggaji Pengangguran?

Dok.tirto.id

Oleh: Kiki, Rachel, dan Putri

Pengangguran adalah salah satu masalah serius yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang, tidak terkecuali Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia mengalami penurunan sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2019. Tercatat bahwa pada Agustus 2019, TPT turun menjadi 5,28 persen dibandingkan tahun lalu sebesar 5,34 persen. Dengan kata lain terdapat 5 orang penganggur dari 100 orang angkatan kerja di Indonesia. Kebijakan Baru Bernama Kartu Pra Kerja

Sejalan dengan naiknya jumlah angkatan kerja, Tingkat Parsipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga mengalami peningkatan. TPAK Agustus 2019 sebesar 67,49 persen, meningkat 0,23 persen poin dibandingkan tahun lalu. Peningkatan TPAK memberikan indikasi potensi ekonomi dari sisi pasokan (supply) tenaga kerja yang meningkat. Sakernas Agustus 2019 mencatat ada sejumlah 8,13 juta orang setengah pengangguran (orang yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan) dan 28,41 juta orang pekerja paruh waktu (orang yang bekerja di bawah jam kerja normal kurang dari 35 jam seminggu tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain). Data-data di atas menunjukan bahwa Indonesia perlahan-lahan sudah mulai mampu mengurangi dan menurunkan angka pengangguran. Untuk semakin menekan angka pengangguran, saat ini pemerintah tengah mengupayakannya, yaitu dengan menjalankan program kebijakan baru yang bernama Program Kartu Pra Kerja. Dapat Menghilangkan Kesenjangan Kompetensi SDM

Program Kartu Pra Kerja adalah program pengembangan kompetensi kerja yang ditujukan untuk pencari kerja, pekerja atau buruh yang terkena pemutusan hubungan kerja, dan atau pe-

EDENTS EDENTS

Volume 1 Edisi XXXII Tahun2017 2020 XXVI Tahun

kerja atau buruh yang membutuhkan peningkatan kompetensi. Syarat penerimanya adalah Warga Negara Indonesia (WNI), berusia minimal 18 tahun, dan tidak sedang mengikuti pendidikan formal. Saat ini, sudah ada sembilan platform digital yang bersedia bekerja sama untuk menjadi perantara penerapan Kartu Pra Kerja., Namun jenis pelatihannya yang akan didahulukan pada masa uji coba belum diumumkan secara resmi. Pelatihan yang bisa didapat memiliki rentang biaya sekitar tiga juta sampai tujuh juta dan dibayarkan penuh oleh pemerintah. Nantinya peserta akan mendapatkan uang saku sekitar 500 ribu per peserta. Uang saku ini dianggap sebagai pengganti biaya transportasi bagi peserta, namun penggunaannya bebas.

Manfaat dari Kartu Pra Kerja sendiri adalah mendapatkan pelatihan dan insentif. Oleh karena itu, lembaga pelatihan yang sudah ditunjuk wajib memberikan sertifikat pelatihan kepada penerima yang telah mengikuti pelatihan. Kartu Pra Kerja dianggap dapat menghilangkan kesenjangan antara kompetensi SDM dan kebutuhan dunia kerja. Selain itu, kebijakan pemberian Kartu Pra Kerja juga diarahkan untuk mendorong peningkatan keterampilan yang dibutuhkan saat ini dan masa mendatang, terutama dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 dan teknologi digital. Pemerintah bekerja sama dengan banyak mitra untuk menjalankan program tersebut, diantaranya seperti digital platform, mitra lembaga pelatihan, serta mitra bidang pembayaran. Program ini nantinya diharapkan dapat membantu para pencari kerja untuk meningkatkan kompetensinya. Kartu Pra Kerja ini diproyeksikan bisa menyasar 2 juta orang peserta. Delapan Tahapan untuk Mendapatkan Kartu Pra Kerja

Masyarakat bisa mengakses situs www.prakerja.go.id, lalu mendaftarkan diri di situs tersebut. Nantinya akan ada sosialisasi terlebih dahulu. Artinya, pendaftaran baru bisa dilakukan setelah itu. Bila sudah mendaftar, calon peserta dapat memilih

34


Ekonomi dan SDM | Laporan Khusus pelatihan keterampilan apa yang ingin diikuti apakah seperti keterampilan di bidang manufaktur, pariwisata, ekonomi digital, dan sebagainya. Bila terpilih, maka pelatihan akan diberikan di masa uji coba.

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah menyebutkan ada delapan tahaapan untuk bisa mendapatkan kartu pra-kerja. Pertama-tama calon peserta harus mendaftarkan diri melalui kemenaker.go.id. Kedua, setelah itu pemerintah akan melakukan proses seleksi secara online dan hasilnya akan diumumkan melalui situs Kemenaker. Ketiga, jika calon peserta lulus seleksi, kemudian peserta bisa memilih lembaga pelatihan vokasi melalui website atau aplikasi. Keempat, peserta nantinya akan mengikuti pelatihan sesuai dengan pilihan mereka, baik secara tatap muka maupun daring. Biaya pelatihan berkisar tiga juta hingga tujuh juta akan ditanggung oleh pemerintah. Kelima, setelah mendapatkan sertifikasi kompetensi, peserta dapat mengikuti uji kompetensi, biaya akan disubsisidi dari program kartu prakerja hingga Rp 90.000. Keenam, peserta akan mendapat insentif persiapan melamar pekerjaan sebesar Rp 500.000. Ketujuh, peserta akan memberikan penilaian dan evaluasi proses pelatihan yang telah diikuti. Terakhir, peserta harus mengisi survei kepekerjaan yang dilakukan secara periodik untuk mendapat data apakah sudah mendapatkan pekerjaan atau belum. Percepatan Implementasi sebagai Respon Atas Covid-19

Percepatan implementasi program Kartu Pra Kerja adalah sebagai bentuk respon pemerintah dalam menghadapi dampak virus corona (Covid-19). Hal tersebut dilakukan lantaran salah satu dampak Covid-19 adalah pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap para karyawan atau buruh. Dengan percepatan implementasi ini diharapkan para pekerja yang telah terkena PHK tidak mengalami kekhawatiran yang berlebih akibat kehilangan lapangan pekerjaan mereka.

Sebelum diterapkan secara nasional, Kartu Pra Kerja akan diuji coba terlebih dahulu di tiga wilayah, yaitu Kepulauan Riau, Bali, dan Sulawesi Utara. Alasannya adalah, karena tiga wilayah tersebut merupakan yang paling terdampak tekanan ekonomi ditengah pandemi virus corona atau Covid-19. “Tentu karena situasi penyebaran Covid-19, kami mendorong untuk dilangsungkan secara online terlebih dahulu. Tapi nanti pelatihan secara offline tersedia di beberapa daerah,” tutur Airlangga dikutip dari kompas.com. Dalam penerapannya, pemerintah daerah di ketiga wilayah tersebut harus bekerja sama dengan setiap lembaga pelatihan di wilayahnya untuk menyediakan pelatihan kepada para pencari kerja. Setelah tiga tempat terdampak tersebut, tiga wilayah berikutnya adalah Jawa Timur, Jawa Barat dan DKI Jakarta yang terdapat banyak pencari kerja dan angkatan kerjanya.

ing,” tambahnya.

Pemerintah tidak menjamin pemilik Kartu Pra Kerja akan mendapat pekerjaan usai mengikuti pelatihan program. Sebab, program tersebut hanya fokus untuk memberikan pelatihan keterampilan, bukan menyalurkan pengangguran ke perusahaan. “Ini bukan sebagai jaminan setelah itu (pelatihan), pasti dapat kerja, karena tugas pemerintah adalah mendorong kebekerjaan dan kewirausahaan, bukan menjamin. Kartu Pra Kerja juga bukan menggaji pengangguran, ini tafsiran yang salah dan perlu saya luruskan,” ucap Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko selaku Wakil Ketua Komite Cipta Kerja dikutip dari CNN Indonesia. Terlepas dari mengikuti pelatihan dari program Kartu Pra Kerja, mendapatkan atau tidaknya suatu pekerjaan tergantung pada daya saing, kompetensi, dan skill yang dimiliki oleh calon pekerja. Selain itu, kondisi lapangan pekerjaan dan kebutuhan akan tenaga kerja juga menjadi pertimbangan selanjutnya. Ketidakseimbangan antara lapangan pekerjaan yang tersedia dengan calon pekerja seharusnya membuat masyarakat atau calon pekerja sadar bahwa menciptakan lapangan pekerjaan adalah pilihan yang harus diutamakan. Kesiapan Dinas Tenaga Keja Kota Semarang

Karena untuk wilayah Jawa Tengah belum diterapkan kebijakan Kartu Pra Kerja, saat ini dinas masih menunggu intruksi lebih lanjut dari pusat. Persiapan yang tengah dilakukan berupa koordinasi dengan platform-platform di bidang manufaktur, pariwisata, ekonomi digital, dan sebagainya yang ada di Semarang. Harapan Adanya Program Kartu Pra Kerja

Menanggapi adanya kebijakan baru tersebut, masyarakat Indonesia tentu berharap bahwa dalam pelaksanaannya program tersebut mampu menekan angka pengangguran seperti yang dikatakan oleh pemerintah. Selain itu, kompetensi atau keahlian yang sudah didapatkan dari pelatihan program dapat digunakan dan dimanfaatkan dengan baik sebagaimana mestinya. Kartu Pra Kerja juga diharapkan dapat membuat sumber daya manusia di Indonesia menjadi lebih unggul sehingga mampu membawa perekonomian Indonesia menjadi lebih baik dan dapat terus bersaing dengan negara-negara lainnya. (amd) Dok.iconscout

Program Kartu Pra Kerja Bukan untuk Menggaji Para Pengangguran

Dikutip dari Kompas.com, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa program Kartu Prakerja bukan untuk menggaji para pengangguran. “Ini penting saya sampaikan, karena seolah-olah pemerintah akan menggaji (pengangguran). Tidak. Itu keliru,” kata Jokowi saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (10/12). Selain itu, Jokowi ingin Kartu Pra Kerja dapat membentuk lebih banyak wiraswasta di Indonesia. “Kemudian meningkatkan keterampilan para pekerja dan korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) untuk reskilling dan upskilling, agar semakin produktif dan meningkatkan daya sa-

EDENTS

Volume 1 Edisi XXXII Tahun2017 2020 XXVI Tahun

35


Ekonomi dan SDM| Laporan Khusus

SDM dalam Rentang Kisah Teknologi dan Ekonomi Digital

Dok. shutterstock

Oleh: Aan, Fatimah, dan Dypa

Perkembangan teknologi semakin tidak terbendung. Di era sekarang, hampir semua sendi kehidupan bersentuhan dengan keberadaan teknologi. Dari interaksi sosial sampai perekonomian. Segalanya mulai berlandaskan dengan teknologi. Era revolusi industri yang juga dikenal dengan disruptive technology membuat pergeseran fundamental dalam aktifitas masyarakat menuju ke aktifitas digital. Hal itu juga memaksa kita untuk lebih cepat tanggap mengadopsi dan menguasai teknologi. Dalam perekonomian, era ekonomi digital mulai bermunculan seiring dengan berkembangnya teknologi. Bentuk perekonomian tradisional mulai bergeser ke penggunaan teknologi yang serba cepat dan lebih efisien. Pemanfaatan dan pemberdayaan teknologi informasi dan komunikasi digital mulai merambah ke aspek ekonomi. Di Asia Tenggara, ekonomi digital sedang berkembang pesat seiring dengan besarnya potensi pasar. Ada lima teknologi yang paling potensial memicu pertumbuhan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara, kelima hal tersebut yaitu mobile internet, big data, internet of things, automation of knowledge, dan cloud technology. Peran Teknologi dalam Menunjang Perekonomian

Di Indonesia, teknologi telah digunakan untuk menunjang perekonomian. Teknologi sudah berkembang luar biasa, Badan Pusat Statistik (BPS) sudah menerapkan pengisian online, pendataan sensus juga telah menggunakan sistem digital. Permasalahan utama adalah pada big data. Big data adalah sekumpulan data dalam jumlah yang sangat besar dan kompleks sehingga menjadikannya sulit untuk ditangani atau diproses. Padahal, jika diolah dengan baik, big data bisa digunakan sebagai potensi untuk kemudahan dalam penyimpanan dan analisis data. Dalam kenyatannya, banyak penelitian dilakukan namun terkendala dengan susahnya mencari data. Data yang ada terkadang masih terpisah sehingga waktu penelitian tidak efisien. Selain

EDENTS EDENTS

Volume Tahun2017 2020 Volume 11 Edisi Edisi XXXII XXVI Tahun

itu, kendala lainnya adalah data yang ada bersifat keseluruhan dan kurang terspesifikasi. Sebagai contoh penelitian yang mengukur tentang bagaimana kepemilikan rumah akan berakibat pada pertumbuhan ekonomi. Tapi kenyataannya hal ini belum bisa diukur karena ternyata data di Indonesia tidak ada. Imbas dari hal itu adalah terhambatnya riset dalam rangka pembuatan kebijakan. Tingkat Produktifitas SDM Masih Rendah

Selain menunjang perekonomian, teknologi juga berdampak pada Sumber Daya Manusia (SDM). Bicara tentang SDM, tentu berkaitan erat dengan intelectual capital yang dimiliki Indonesia. Kondisi demografi Indonesia berupa negara kepulauan membuat pendidikan dan pertumbuhan ekonomi belum begitu merata. Selain itu, penduduk usia tua di Indonesia juga terbilang cukup banyak dan kurang melek teknologi. Pada 2019, BPS mencatat sebanyak 18,2 juta jiwa merupakan penduduk usia sudah tidak produktif (65 tahun). Di situlah peran pemerintah harus lebih digenjot dan partisipasi generasi milenial harus nyata. Generasi milenial diharapkan dapat menjadi motor penggerak perekonomian dan memanfaatkan teknologi dengan baik dan benar. Seperti contohnya technopreneurship.

Data BPS juga menyatakan tingkat produktifitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang diukur dalam satuan total factor productivity (TFP) masih cukup rendah. Bahkan TFP hanya memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sekitar enam persen. Selebihnya pertumbuhan ekonomi lebih ditopang oleh faktor investasi, ekspor - impor, konsumsi rumah tangga, dan lainnya. Data kontribusi TFP tersebut masih jauh di bawah beberapa negara seperti Korea yang kontribusi TFP terhadap pertumbuhan ekonomi mencapai 30 persen, China sebesar 45 persen, Jepang 32 persen dan di Hongkong kontribusi TFP mencapai 17 persen. Wakil ketua IB-KKIB Undip, Shoimatul Fitria, mengungkapkan

36


Ekonomi dan SDM | Laporan Khusus generasi milenial telah berperan aktif dalam perkembangan perekonomian. Di Undip misalnya, perekonomian sudah lumayan banyak. Bahkan sekarang ini persentase berwirausaha telah mencapai angka 3%. Sebagai perbandingan, di negara maju persentase berwirausaha biasanya berkisar 2 – 12%. Itu artinya sudah mulai ada perkembangan dalam hal SDM.

Selain kualitas SDM, pasar juga menjadi hal penting. Menurut Shoimatul, saat ini Indonesia masih menjadi pasar dari produk dan jasa. Ia mengatakan kebanyakan barang barang impor masih mendominasi. Data menunjukkan 60 atau 80 sampai sekian persen barang yang masuk ke market place adalah barang impor. Shoimatul juga menambahkan teknologi di Indonesia untuk pengembangan produk belum ada. “Kenapa semua produk isinya dari luar? Itu karena UKM kita belum memilki GVC (Global Value Chain). Barang seperti gelas kecil, kotak, hiasan di rumah itu semua meskipun dijual online tapi made in luar semua,” ucap Shoimatul. Apakah SDM Siap Menyambut dan Menghadapi Era Ekonomi Digital?

Penggunaan teknologi dalam menunjang perekonomian dan SDM dapat terlaksana karena adanya investasi besar terhadap teknologi itu sendiri. Vietnam, Cina, dan negara lain dapat masuk ke market place karena negara mereka memberikan tambahan produk atau hibah mesin dan teknologi lain ke UKM sehingga memiliki Global Value Chain tersendiri. Dengan begitu, UKM yang memiliki target produksi dapat meninggikan omset sekaligus menciptakan efisiensi. Dengan teknologi, produksi suatu produk dapat dipercepat. Mulai dari proses produksi sehari menjadi hanya beberapa jam, proses produksi yang dapat mencapai sepuluh tahap dapat dipersingkat dengan beberapa tahap saja, dan sebagainya. Hasil akhirnya tentu saja biaya dapat ditekan dan HPP rendah sehingga dapat bersaing di pasar.

Lalu dengan berbagai kondisi tersebut, pertanyaan mendasar muncul. Apakah SDM telah siap menyambut dan menghadapi era ekonomi digital? Meskipun daya saing SDM Indonesia masih rendah, namun sebenarnya banyak SDM Indonesia bisa dibilang cukup siap. Namun permasalahannya adalah mau atau tidaknya SDM kita untuk menghadapi era ekonomi digital. Di era sekarang ini SDM harus lebih terbiasa untuk bekerja keras dan menghadapi tantangan. Hubungan Teknologi, SDM, dan Ekonomi Digital

Adanya ekonomi digital juga semakin merekatkan hubungan antara teknologi, SDM, dan perekonomian. Dengan teknologi, permasalahan seperti jarak, ruang, dan waktu bisa teratasi. Pasar di berbagai negara telah saling terhubung. Semuanya kembali ke SDM itu sendiri, apakah kita dapat mengimbangi perkembangan teknologi atau tidak. Jika tidak, otomatis kualitas SDM akan semakin tertinggal. “SDM harus selalu digenjot terus berkaitan dengan apa? Berkaitan dengan Global Value Chain di atas maka SDM harus mempunyai keunikan sendiri, harus ada keunggulan keunggulan yang dimiliki dan dapat dibandingkan dari luar,” ujar Shoimatul. Hal lain yang menjadi fokus adalah SDM yang melek teknologi. Seperti yang dibahas sebelumnya, SDM di Indonesia belum

EDENTS EDENTS

Volume 11 Edisi Edisi XXXII XXVI Tahun Volume Tahun 2017 2020

semuanya melek teknologi. Teknologi yang dimaksud adalah teknologi yang berguna bagi pengolahan produk dan penghasil jasa. Kita harus sadar bahwa dengan digital ekonomi yang semakin berkembang, maka kita juga diharuskan untuk menguasai dunia teknologi, metode marketing, dan sebagainya. Fungsi utamanya adalah supaya produk dalam negeri lebih dikenal dan mendapatkan pasar tersendiri. sehingga dapat tercipta SDM yang berkualitas. Bicara mengenai teknologi, SDM, dan perekonomian tentu berkaitan dengan inovasi. Suatu produk harus dihasilkan dengan value sehingga memiliki keunikan dan keunggulan tersendiri. SDM berperan untuk menciptakan inovasi tersebut. Contohnya, SDM yang paham tentang teknologi maka akan paham pula tentang bagaimana mengoperasikan mesin, mampu menentukan mesin yang bagus, paham dalam mengoperasikan komputer dan segala isi programnya sehingga mungkin ia bisa berinovasi melakukan hal-hal lain seperti menciptakan energi terbaru atau sebagainya. Seperti itulah teknologi. Kurangnya Teknologi Untuk Peningkatan SDM

Untuk Indonesia, memang teknologi belum begitu menunjang. Namun, permasalahan teknologi tersebut tidak bisa dibebankan ke satu pihak saja. Pemerintah sebenarnya telah menggelontorkan berbagai program seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat) untuk UKM, lalu ada juga program berbasis teknologi PPBT (Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi). Di tingkat universitas ada program PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) dan di tingkat SMK ada pokok bahasan entrepreneur yang berbasis teknologi. Permasalahannya sekarang adalah bagaimana intellectual capital dari masyarakat. Program memang telah banyak digelontorkan, bahkan menelan biaya yang tak sedikit. Namun, jika dari masyarakat belum siap untuk menampung maka semuanya juga sia-sia. Salah satu solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan memadukan kurikulum yang ada dengan program yang dicanangkan. Setelah itu, pemenuhan fasilitas juga harus dilakukan. Setelah pemerintah hadir, semuanya kembali ke masyarakat sendiri untuk dapat memanfaatkan fasilitas dan akses yang ada. ”Pemerintah perlu hadir dalam pengembangan, karena itu adalah tugas pemerintah untuk memfasilitasi rakyat. Dan tugas dari rakyat adalah memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan pemerintah dengan sebaik-baiknya. Jadi kita tidak bisa membebankan hanya pada satu pihak saja,” ucap Shoimatul. Generasi Mudah Harus Menguasai Digital

Dalam menghadapi era ekonomi digital, kualitas SDM terutama para pemuda harus ditingkatkan karena merekalah yang akan menentukan arah perekonomian. “Kalau kita tidak bisa masuk sebagai pemain, kita tidak bisa meningkatkan kapasitas diri, terutama untuk anak anak generasi muda. Generasi gen X, generasi Z nanti justru akan menyambungkan estafet dari generasi sebelumnya,” ucap Shoimatul. Negara kita saat ini telah tertinggal dengan India, Singapura, dan negara Asia lainnya. Shoimatul juga berpesan generasi milenial harus menguasai digital marketing, digital ecomony, global value chain, dan juga penguasaan teknologi. Karena di saat seperti ini, sudah saatnya kaum muda untuk berkolaborasi dan menjadi satu kesatuan melalui human resource. (amd)

37


Ekonomi dan SDM | Laporan Khusus

Menata dan Mempersiapkan SDM Sedari Dini Oleh: Dhia, Wiwin, dan Pras Dalam konteksnya investasi sumber daya manusia (SDM) dilakukan secara formal dan informal. Definisi formal investasi SDM lebih banyak digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Sedangkan definisi bisa melaksanakan pembelajaran terbuka daninformal jarak jauhinvestasi ialah kondidilakukan denganatau konsep yang bukanmahasiswa hanya terkait uang saja si ketidaktahuan ketertinggalan dalam mengtetapi juga waktu, atau misalnya menambah gunakan teknologi biasa untuk dikenalmagang denganatau istilah “gaptek” keahlian yang tidak langsung menggunakan jalurkendala – jalur fomal atau gagap teknologi. Gaptek menjadi salah satu yang seperti edukasi. Dalam dunia sekolah, harapan dari orang tua dihadapi dikarenakan pembelajaran ini berbasis online dalam yakni ingin anaknya mendapat ranking agar mudah mendapat semua hal.nantinya. Oleh karena itu, meskipun UT menerapkan sistem pekerjaan Sementara, di mekanisme kurikulum penfull online learning, pihak UT tetap menyediakan fasilitas tatap didikan belum bisa dijalankan semua kemungkinan metode muka. Tatapuntuk muka mewujudkan disini diartikan tidak tersebut. melalui online, pendidikan harapan Masih meada lainkan modul kekurangan yang disediakan untuk sekolah melalui yang monoton, fasilitas, danmengantisipasi berbagai probmahasiswa yang mengalami biasanya yang lematika lainnya. “Pemerintah“gaptek”. sekarang“Namun sudah mulai mencoba. mengalami kondisi adalah yang sudahseperti tua, bukan Saat ini, orang lulusinitidak lagimahasiswa ditanya kualitasnya apa, tetapimuda. ditanya riwayat danmuda latar belakang dirinya, bagus atau tianak Karena anak cenderung lebih bisa mengopdak,” ujarinternet Sutrisnoatau selaku kepala Depnaker erasikan online daripada orangKota tua,”Semarang. tukas Suparti. Pada sistem pembelajaran jarak jauh, UT memberikan fasilitas Apakahmenyediakan Orang yangaplikasi Sudah pada Sekolah Bisa Mengasilkan Redengan www.ut.ac. id dalam rangka turn? memperlancar pembelajaran. Adanya fasilitas ini digunakan untuk mengatasi kendala yang ada dalam sistem pendidikan Sekarang, dalam dunia pendidikan, setiap peserta didik tidak terbuka danlagi jarak jauh.menunggu “Sehinggaijazah untuklalu kendala sendiri, dianjurkan hanya bekerja, tetapisudah sejak diatasi melalu fasilitas yang ada,” ujar Suparti. Di UT sendiri, tidalam proses pendidikan sudah bisa mulai terjun di dunia kerja, dak ada batasan usia tertentu untuk dapat belajar. Semua orang berusaha belajar tentang tantangan bekerja. Yang dapat dilakumulai dari yang muda hingga tua boleh menempuh pendikan untuk mewujudkan hal yang tersebut adalah memaksimalkan dikan. (jl) dan melatih inovasi yang dimiliki, sehingga saat bersekolah seseorang juga bisa bertahan hidup. Dalam hal ini muncul pertanyaan, apakah investasi SDM yang dilakukan oleh pemerintah untuk sektor pendidikan sudah efektif? Terlebih jika diukur dari seberapa besar return of education terhadap peserta didik. Return of education adalah salah satu parameter yang di level mikro dan dijadikan indikator apakah investasi pendidikan di Indonesia itu sudah efektfif atau belum. Return of education bisa dilihat kontribusinya dalam economic growth dalam makro. Dalam konteks mikro, apakah orang – orang yang sekolah, setelah menyelesaikan pendi- dikannya dapat menghasilkan return atau bisa mendapatkan income. Pendidikan Harus Terus Berevolusi Sesuai Zaman

Pendidikan merupakan bidang yang mendukung investasi sumber daya manusia di masa depan. Sistem pendidikan di Indonesia masih memiliki beberapa hal yang harus disesuaikan agar mampu mendukung investasi sumber daya manusia. Hal ini dijelaskan oleh Deden selaku dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. “Kita pecahkan lagi masalah sistem, sistem terdiri dari institusi pendidikan, kurikulum, proses pengimplementasian kurikulum dalam mata kuliah, dan proses mata kuliah ditransfer ke mahasiswa mahasiswa.” Lembaga Pendidikan harus terus berevolusi sesuai dengan zaman, tetapi bukan berarti keseluruhan aspek pendidikan harus diubah. Struktur dan kelembagaan harusnya tetap, sementara yang harus diubah adalah bagaimana materi pembelajaran lebih adaptif terhadap perubahan-perubahan dan paling utama adalah proses pembelajaran supaya bisa menciptakan sumber daya manusia yang tidak hanya paham tentang apa yang dipelajari dikelas, tetapi juga dia bisa menangkap inside selain dari itu.

“Keterbukaan dimaksud tanpa batas atau lintas wilayah. Kemudi-

Deden juga menjelaskan membangun soft skill, membangun kemampuan hidup dari mahasiswa juga lebih penting. Mungkin ada beberapa yang harus ditambahkan, harus diubah, bagaimana agar mahasiswa memiliki wawasan, apakah hal tersebut

EDENTS

Volume 1 Edisi XXXII Tahun 2020

dimasukkan ke dalam kurikulum atau dimasukkan ke dalam proses pembelajaran. Bagaimana mahasiswa bisa memiliki daya kritis, bagaimana mahasiswa bisa dibentuk kemampuan pengambilan resikonya secara efektif. Lembaga pendidikan fungsinya menciptakan eksternalitas positif, ia mendidik orang, tetapi orang tersebut bisa digunakan oleh dunia kerja. Sehingga, dunia kerja tidak perlu mendidik orang dari awal. Tetapi dunia kerja tidak bisa mengeluh, ia harus mendidik juga. Pemahamanpemahaman yang seperti itu yang harus ada di antara dunia kerja dengan sektor pendidikan.

Diperlukan Tenaga Kerja yang Produktif dan Memiliki Keahlian Secara teoritis investasi SDM akan meningkatkan perekonomian. Pertama, bisa dilihat dari segi jumlah manusia dan kontribusinya terhadap proses produksi sebagai tenaga kerja dasar. Kedua adalah dalam konteks kualitas, SDM akan berkontribusi melalui produktivitas yang lebih tinggi. Jadi dengan pengelolaan tenaga kerja jelas akan berpengaruh pada faktor produksi. SDM juga akan meningkatkan produktivitas dalam sistem produksi tersebut. Jika dilihat secara teoritis, semakin banyak proses produksi yang terjadi, maka akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan perekonomian. Karena definisi perekonomian diukur dari berapa banyak output yang dihasilkan dan berapa banyak pendapatan yang dihasilkan dari proses produksi tersebut.

SDM yang baik adalah SDM yang produktif dan kemudian bisa berkontribusi sebagai karyawan yang baik atau tenaga kerja yang mempunyai ide-ide bisnis sehingga nantinya bisa menjadi wirausaha yang sukses. Pembangunan diukur dengan indikator per- tumbuhan ekonomi, yang diperlukan jelas manusia yang produktif, punya skill yang tinggi, dan mereka bisa memenuhi kebutuhan dunia kerja. “Jika melihat konteks pembangunan sebagai suatu hal yang lebih merata pendapatannya, iklim demokratisasinya bagus, dan kepedulian terhadap lingkungannya lebih bagus berarti sumber daya manusia yang diperlukan bukan hanya yang bisa bekerja saja, tetapi mereka yang memiliki sistem berpikir yang kritis, yang peduli dengan masalah sosial. Karena mereka akan berkontribusi secara bersama-sama terhadap pembangunan,” ujar Deden Dalil Seleksi Alam dalam Perkembangan Teknologi

Suatu perubahan memang akan selalu membawa konsekuensi baik dampak positif maupun negatif termasuk dalam hal ini perubahan teknologi. Idealnya perubahan teknologi selalu diharapkan akan membawa manfaat yang signifikan, seperti kemudahan, kepraktisan, dan efisiensi. Teknologi pada awalnya diciptakan untuk membantu manusia dalam kehidupan seharihari. Perkembangan teknologi dari waktu ke waktu ke arah yang lebih canggih dan mutakhir harusnya membuat kepraktisan dan kemudahan yang diberikan akan selalu meningkat dan pada akhirnya meningkatkan produktifitas. Hal ini yang menjadi alasan mengapa teknologi selalu berkembang sangat pesat dari periode ke periode. Alhasil, manusia yang pada dasarnya sebagai pengembang dan pengguna teknologi, mau tidak mau harus mengikuti laju perkembangan teknologi. Mereka dituntut untuk mampu lebih cepat atau paling tidak sejajar dengan laju teknologi. “Efek negatif perkembangan teknologi yakni salah satunya menimbukan guncangan, tetapi tidak masalah. Terkadang kita perlu guncangan untuk kemudian harus dipikirkan

38


Ekonomi dan SDM| Laporan Khusus bagaimana cara beradaptasi dengan itu semua,” tambah Deden.

Hal ini menyiratkan bahwasanya individu yang mampu mengikuti perkembangan teknologi idealnya akan sukses dan sebaliknya mereka yang tidak mampu mengikuti teknologi maka akan tersingkir. Akan tetapi, Sutrisno juga menjelaskan bahwa yang menjadi kunci untuk keluar dari ketersingkiran tersebut adalah kepercayaan diri generasi muda, pemuda Indonesia tidak boleh menjadi generasi yang minder dengan perkembangan. Mereka sebaiknya berpikir tentang apa yang harus diperbuat untuk diri sendiri dan orang lain. Selain itu, pendidikan juga menjadi salah satu poin penting dalam mengatasi hal ini. Pendidikan sebagai fundamental pembentuk SDM akan menentukan kualitas yang dihasilkannya. Hal ini juga yang disampaikan oleh Deden bahwasannya pendidikan memang disiapkan untuk mengatasi guncangan teknologi, dalam hal ini yakni kemampuan yang tinggi untuk beradaptasi yang sudah didalamnya mencangkup kecerdasan, kreatifitas, inovasi, kemampuan analisi dan berpikir kritis. Pentingnya Kualifikasi Pekerjaan dan Kemampuan yang Dimiliki

Berbicara mengenai perkembangan dunia industri, maka akan turut dibahas perkembangan dunia kerja dalam hal peningkatan kualifikasi pekerjaan. Akan ada hal yang membuat SDM selalu dituntut untuk mengikuti perkem- bangan dunia kerja. Hal ini terkait dengan kondisi alamiahnya. “Kondisi dunia kerja adalah sesuatu yang diluar kendali SDM,” ujar Deden. Terkadang beberapa hal yang terjadi tidak bisa dikendalikan oleh tenaga kerja, mereka diharuskan untuk menyesuaikan diri terhadap hal-hal tersebut. Mau tidak mau, pekerja melakukan penyesuaian agar tidak tersingkir dari persaingan kerja. Hal ini juga yang membuat mengapa pengangguran di Indonesia masih dibilang tinggi. Kebanyakan dari kelompok ini adalah pengangguran struktural. Secara alamiah, pekerjaan terdiri dari berbagai lapisan-lapisan. Biasanya ketika meningkat ke atas maka diperlukan pengetahuan dan kemampuan teknologi. Selain itu, ketika meningkat ke lapisan pekerjaan yang lebih atas maka semakin sedikit orang yang akan menempatinya. Hal ini dikarenakan tidak match antara kualifikasi pekerjaan dan kemampuan yang dimiliki kandidat. masalahnya, kebanyakan mereka bersaing di level yang bawah sehingga ada ketidaksesuaian antara jumlah yang dibutuhkan dan jumlah yang bersaing. “Kebanyakan end up di piramida paling bawah dimana mereka bersaing dengan ribuan orang lainnya untuk mendapat porsi karena mereka tidak bisa naik ke jenjang yang lebih tinggi karena akses pendidikan yang tidak merata,” terang Deden. Selanjutnya, permasalahan yang sering terjadi adalah tenaga kerja yang sudah mampu masuk ke institusi pendidikan seringkali gagal membentuk kualifikasi mental yang diperlukan di dunia kerja. Banyak dari calon pekerja merasa tidak dapat bersaing dengan orang lain hal tersebut mental bersaing di dalam dirinya tidak begitu kuat sehingga menyerah adalah hal yang banyak dilakukan. Kata kunci dalam mengatasi permasalahan ini menurut Deden yakni akses terhadap dunia pendidikan dan dunia kerja. Dua hal itu yang harus diberikan solusinya agar ter-

EDENTS

Volume 1 Edisi XXXII Tahun 2020

Jangan Andalkan Kebiasaan Tetap Inovasi

Menurut Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Semarang, di wilayah kota semarang terdapat beberapa tantangan dalam peningkatan sumber daya manusianya. Tantangan tersebut dilihat dari beberapa cluster yang ada, khususnya bagi Deden, Dosen Fakultas Ekocluster difabel. Kenyatan- nomika dan Bisnis Universitas nya masyarakat terdiri Diponegoro dari banyak cluster, ada yang cluster difabel, cluster orang belum mampu, cluster yang sudah mampu, dan ada cluster yang mandiri. Berdasarkan cluster ini, kita harus secara sensitive memiliki cara pendekatan yang berbeda. Mengambil contoh cluster difabel, perusahaan manapun dalam bekerja selalui diiringi dengan target, sementara golongan difabel belum mampu secara utuh atau maksimal dalam hal pencapaian target, ada batasan-batasan yang tidak bisa mereka lakukan. Tetapi merekapun bisa mengejar target sesuai dengan keterampilannya. Misalkan difabel yang membutuhkan teknologi tinggi, terkadang cluster ini lebih memiliki keinginan dan usaha yang gigih bila dibandingkan dengan non difabel. Dari jumlah pelatihan pun tentu dibedakan. Dinas berharap pengusaha bisa menggunakan semua cluster. “Harapan di 2021 adalah pencari kerja cukup dengan online, tidak perlu membawa map fisik. Cukup buka web lowongan nantinya seleksinya bisa di BLK,” jelas Sutrisno. Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Semarang memiliki harapan-harapan untuk kemajuan sumber daya manusia di Indonesia khu- susnya Kota Semarang. Harapan tersebut dijelaskan sebanyak lima poin penting. Pertama adalah untuk tidak lagi mengandalkan kebiasaan, tetapi mengandalkan inovasi. Kedua SDM lebih mau berjuang dan tidak mudah menyerah lalu frustasi. Ketiga, harus mampu menciptakan momentum untuk diri sendiri kedepannya. Keempat, memiliki kompetensi dengan membantu instingnya berperan dalam bidang apa yang tekuni. Melalui hal tersebut Sutrisno yakin generasi muda ke depan mampu membawa ke depan lebih baik jika kualitas, keilmuan, dan keakalan generasi penerus pas dan baik. “Semua harus pas sehingga bisa berjalan dengan baik. Terakhir, jangan lupa kepada Tuhan dan mengambil pelajaran dari setiap keadaan,” terang Sutrisno. Tenaga pendidik juga memiliki harapan yang besar untuk kemajuan sumber daya manusia di Indonesia di masa depan. Harapan yang diinginkan tentunya tidak jauh dari bidang pendidikan. Harapan ini ditujukan bagi pemerintah untuk mewujudkan proses pendidikan yang menghasilkan orang-orang yang berproduktivitas tinggi dan berpikir kritis. Deden juga berpesan mahasiswa sebagai agent of changes harusnya bukan hanya berperan dalam konteks ekonomi saja, tetapi juga dalam konteks sosial, sebagai lembaga penyeimbang untuk pemerintah. “Harapannya agar proses pendidikan tidak hanya menciptakan orang-orang dengan produktvitas tinggi saja, tetapi juga orang-orang yang berpikiran kritis sehingga mereka bisa tetap mengemban fungsinya sejak dulu, yaitu agent of changes,” tutup Deden. (amd)

39

Dok. Edents

Oleh karena itu, poin penting yang harus ditekankan dalam hal perkembangan teknologi yakni kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia. Akan tetapi, pada kenyataanya tidak semua kapabilitas SDM dimiliki oleh semua individu. Masih banyak mereka-mereka yang tidak bisa mengimbangi laju teknologi. Alhasil, seleksi alamlah yang akan menjadi dalil dan peraturan. “Akan ada seleksi alam, mereka akan ditempatkan sesuai kemampuan yang mereka miliki,” tegas Sutrisno selaku Kepala Depnaker Semarang.

jadi kesesuaian diantara kedua tersebut.


Alumni FEB

Suharnomo, Alumni yang Berjiwa Aktivis dan Eksis Oleh: Jessica Rahma

FEB Masa Kini dan Masa Lalu

Masa kini dengan masa lalu tentulah berbeda karena semakin bertambahnya waktu maka semakin berbeda masalah yang akan dihadapinya. Menurut Suharnomo, FEB Undip masa kini dengan masa lalu tentulah berbeda, “Kalau dulu itu kurang rapih, masih bisa disiasati, tetapi ruang-ruang untuk beraktivitas sangat luas,” imbuhnya. Jika dulu ruang-ruang untuk beraktivitas sangat luas karena istilah ‘lulus cepat’ tidak terlalu populer pada saat itu, sedangkan untuk masa kini istilah tersebut sangatlah populer karena dijadikan sebagai ajang prestasi, serta adanya paksaan keadaan agar bisa cepat memasuki dunia kerja. Suharnomo juga menjelaskan bahwa pada zaman dulu kegiatan ekstra kampus lebih kuat dibandingkan UKM-nya tetapi sekarang sudah berbeda, yaitu kebalikannya. Ia juga menuturkan bahwa hal tersebut menimbulkan nilai plus minus. Nilai plusnya adalah tawuran atau ribut antar mahasiswa mulai berkurang sedangkan nilai minusnya, mahasiswa sekarang semakin pragmatis. “Sekarang itu ideologi mahasiswa susah terbentuk, ideologi kenegaraan dan kepedulian terhadap negara, bangsa dan masyarakat juga kurang terbentuk dengan baik,” jelas Suharnomo. Dekan FEB tersebut menjelaskan bahwa kondisi tersebut mungkin dikarenakan perubahan waktu yang membawa diri menjadi realistis serta pragmatis dan perubahan ini membuat tantangan yang harus dihadapipun juga berbeda. Hal ini membuat kampus, khususnya FEB sendiri, sudah bukan menjadi salah satu tempat untuk berdemokrasi dan menuangkan kreatifitas sebab sudah ada sosial media yang siap menjadi wadah itu. Membentuk Jiwa Aktivis

Selama menjadi mahasiswa FEB, Suharnomo selalu mengikuti kegiatan kampus dan hal itu membentuk karakternya hingga saat ini. Ia pernah menjadi anggota rohis, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Pemimpin Redaksi LPM Edents, dan Ketua Senat Mahasiswa Undip. Menurutnya, pada masa dulu ruang untuk membentuk suatu karakter yang dewasa sangatlah besar dan di situ pula ia belajar untuk berani speak up tetapi berbobot, “Kalau kita bisa speak up di mana saja, saya rasa itu menjadi suatu eksistensi pada diri kita,” jelas Suharnomo. Banyaknya kegiatan yang ia ikuti membuat Suharnomo lulus agak lama, bahkan ia pernah lulus hanya satu mata kuliah karena mata kuliah yang

EDENTS

Volume Tahun2017 2020 Volume 11 Edisi Edisi XXXII XXVI Tahun

lain absennya tidak masuk, “Mungkin di sekitar semester lima cuma lulus satu mata kuliah. Bapak saya langsung marah-marah dibilang tidak usah masuk kuliah sekalian,” ujarnya.

Namun dengan banyaknya kegiatan yang telah ia ikuti membuat Suharnomo menjadi populer di kalangan mahasiswa maupun dosen. Hal ini dibuktikan pada saat wisuda dirinya dipilih dosen untuk memberikan pidato padahal ia bukan termasuk dalam lulusan terbaik, “Pernah juga saya disuruh pidato waktu wisuda padahal bukan lulusan terbaik, jadi saya agak tidak enak sama yang harusnya disuruh pidato,” sambung Suharnomo. Takut dengan Dosen Pembimbing

Pada saat sudah memasuki semester akhir, Suharnomo mulai mengambil Kartu Penyusunan Skripsi (KIPS) dan sudah mendapatkan dosen pembimbing. Banyaknya aktivitas yang dilakukan sampai membuat Suharnomo tidak dapat menemui dosen pembimbingnya selama satu tahun, hingga ketika ia bertemu dosen pembimbing, Suharnomo disuruh mencari dosen pembimbing lain. “Satu tahun belum menghadap, begitu bertemu saya langsung dimarahin dan saya disuruh mencari dosen pembimbing lain,” jelas Suharnomo. Walaupun ditolak oleh dosen pembimbingnya, Dekan FEB ini tidak menyerah. Dosen pembimbingnya yang merupakan seorang haji selalu mengadakan pengajian di rumahnya dan ia mengikuti pengajian tersebut. Setelah kejadian tersebut, esok harinya Suharnomo diperbolehkan kembali untuk mengikuti bimbingan. “Waktu saya ikut pengajian tersebut, dosen saya langsung sadar kalau saya mahasiswanya, besok paginya saya sudah dibolehin ikut bimbingan,” ujar Suharnomo. Prestasi yang Telah Dicapai

Banyaknya kegiatan yang diikuti oleh Suharnomo membuat ia banyak mendapatkan prestasi, salah satunya mendapatkan juara tiga majalah tingkat nasional. Hal ini dikarenakan ia juga gemar dalam menulis dan hal itu membuat Suharnomo sering menulis serta mengirimkan tulisannya, seperti ke Jawa Pos di bagian opini. Lalu pada saat menjadi Ketua Senat Mahasiswa Undip, ia pernah mengikuti forum senat seluruh Indonesia. Bahkan setelah lulus S1, ia melanjutkan kuliah S2 dan S3 dengan mendapatkan beasiswa penuh. Menurut Suharnomo, dirinya selama masa kuliah dididik oleh organisasi. “Saya bisa speak up, ikut seminar-seminar sampai ke luar kota, dan rajin nulis sampai bisa masuk ke Jawa Pos itu karena saya merasa terbantu dengan adanya organisasi,” jelas Suharnomo. Dan hal ini pula yang membuat Suharnomo akhirnya bisa mengelola waktu dengan baik serta dapat mengetahui prioritas mana yang harus dilakukan. Selain sekarang dirinya sedang menjabat sebagai Dekan FEB Undip, ia juga sedang menjabat sebagai Ketua Dewan Asosiasi Fakultas Ekonomi Bisnis (AFEBI). Dirinya juga pernah menjadi panelis pada Debat Final Pemilihan Presiden periode 2019-2024 dan hal itu merupakan pengalaman yang luar biasa baginya. Pesan untuk Mahasiswa Milenial

Menurut Suharnomo, sekarang zaman sudah berubah dan tantangan yang dihadapi juga sudah berbeda sehingga ia berharap bahwa mahasiswa sekarang bisa menuangkan kreativitas serta inovasinya pada kondisi apapun. “Kita harus bisa menjadi orang yang menginspirasi, harus banyak diskusi, banyak baca serta bersosialisasi karena sekarang wadah kita untuk melakukan hal apapun sudah terbuka,” jelasnya. Ia juga berpesan agar mahasiswa zaman sekarang jangan sampai melupakan daya juang karena menurutnya itu merupakan bentuk kepedulian terhadap negara, bangsa dan masyarakat. “Jangan lupakan daya juang, sekeras apapun kita berusaha, juga jangan menjadi generasi yang mager,” tutup Suharnomo. (amd)

40

Kunjungi! www.lpmedentsundip.com

Dok. pribadi

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (FEB Undip) memiliki segenap lulusan mahasiswa yang membanggakan dan memegang jabatan penting di tempat kerjanya. Tidak hanya dari segi lulusan, hal tersebut juga tampak dari keberhasilan mereka selama meniti karir di organisasi mahasiswa yang ada di FEB maupun Undip. Salah satunya adalah Suharnomo, merupakan mahasiswa yang lulus dari jurusan Manajemen. Kini, Suharnomo tengah menjabat sebagai Dekan FEB Undip untuk kedua kalinya. Setelah lulus S1, ia melanjutkan S2 Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada serta mengambil S3 Doktor Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Padjajaran. Selama menjadi mahasiswa FEB Undip, ia mengikuti banyak organisasi mahasiswa yang kemudian membentuk dirinya menjadi aktivis.


KAMPUS

KABAR

Mengenal Perekonomian Indonesia 2020 Bersama Otoritas Jasa Keuangan Oleh: Alam Suprobo

FEB Undip (26/02) – Bertempat di Hall Gedung C Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (FEB Undip), telah dilaksanakan kuliah umum dengan berjudul “Outlook Perkembangan Perbankan dan Perekonomian Indonesia 2020: Peran Otoritas Jasa Keuangan”. Dengan pembicara Aman Santosa selaku Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 3 Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta serta dimoderatori oleh Firmansyah yang merupakan Wakil Dekan Akademik dan Kemahasiswaan FEB Undip. Acara dimulai pukul 10.45 WIB dibuka oleh Warsito Kawedar selaku Wakil Dekan Sumber Daya FEB Undip. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa dengan jenjang pendidikan yang berbeda-beda, mulai dari D3 sampai dengan S3. Acara ini membahas mengenai OJK yang merupakan sebuah lembaga yang memiliki otoritas dalam mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. Kegiatan sektor keuangan yang diaturnya mencakup bidang perbankan, pasar modal, serta Industri Keuangan Non–Bank (IKNB) seperti asuransi, dana pensiun, pembiayaan, dan pegadaian. Transisi OJK dari Tahun ke Tahun

Pada awalnya, pengaturan serta pengawasan Pasar Modal dan IKNB berada pada wewenang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Akan tetapi, pada 31 Desember 2012 tugas tersebut beralih ke OJK. Selanjutnya, berselang satu tahun, tugas pengaturan dan pengawasan perbankan beralih dari Bank Indonesia ke OJK. Pada 1 Januari 2014, OJK turut melakukan pengawasan terhadap BPJS Kesehatan. Satu tahun kemudian, OJK mulai melakukan pengawasan terhadap BPJS Ketenagakerjaan dan Lembaga Keuangan Mikro. Berdasarkan transisi tersebut, dapat dipahami bahwa OJK mengalami perubahan dalam cakupan bidang pengawasannya. Tugas dan Fungsi OJK

OJK bertugas untuk mengatur dan mengawasi kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, pasar modal, asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya. Fungsi OJK yakni menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap seluruh kegiatan sektor jasa keuangan. OJK juga memiliki fungsi perlindungan konsumen. OJK berupaya dalam peningkatan literasi dan inklusi keuangan. Literasi berarti paham terhadap produk, sedangkan inklusi berarti memakai produk. Menurut data OJK, tingkat literasi keuangan di masyarakat lebih rendah dibandingkan tingkat inklusinya. Oleh karenanya, OJK memberikan edukasi kepada konsumen terkait dua hal tersebut. Financial Technology (Fintech) Harus Rasional dan Legal

OJK turut mengimbau masyarakat agar cermat memilah investasi yang benar dan rasional. Saat ini banyak terdapat investasi bodong yang mana sebagian dari cirinya yakni memberikan imbal hasil yang tinggi sedangkan tidak ada bisnis yang dijalankan, serta adanya kewajiban untuk mencari anggota. Sudah ada beberapa kasus investasi bodong dalam kurun waktu

EDENTS EDENTS

Volume 11 Edisi Edisi XXVI XXXIITahun Tahun2017 2020 Volume

Perkembangan Ekonomi Global, Nasional, dan Regional

Perlambatan ekonomi global semakin terasa karena adanya perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina. Terhitung pada Juni hingga Mei 2019, data pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) tercatat sebesar 2,5% menurut The World Bank, 3,0% menurut International Monetary Fund (IMF), dan 2, 9% menurut The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Volatilitas ekonomi global menyebabkan timbulnya berbagai respon dari berbagai negara. Bank Sentral Amerika, Bank Sentral Eropa, Bank Rakyat Tiongkok, Bank of India, Bank of Thailand, hingga Bank Sentral Turki mengambil kebijakan untuk menurunkan suku bunga acuan. Baru-baru ini juga sedang adanya wabah virus corona pada Perekonomian Global. Virus ini menyebabkan pelemahan bursa saham dan harga minyak. Market value pasar saham global mengalami penurunan USD 2,7 miliar dalam seminggu. Selain itu, corona juga menyebabkan sentimen positif trade war, yakni adanya travel ban ke tiongkok dan penangkasan tarif impor. Terdapat 916 objek pajak diturunkan 10% dan sebanyak 801 objek diturunkan menjadi 5%. Tantangan dalam Perekonomian Indonesia 2020

OJK mengatakan ada beberapa tantangan dalam perekonomian Indonesia, antara lain, pertama, infrastruktur perlu dibangun dengan memadai karena Indonesia memiliki sumber daya alam dan objek wisata yang beragam dan perlu dikelola dengan baik. Kedua, pasar keuangan masih dangkal. Perlu adanya pendalaman supply dan demand serta infrastruktur. Ketiga, daya beli konsumen Indonesia terbilang melemah. Indonesia harus mampu menjaga daya beli konsumen dan mencegah peningkatan inflasi. Keempat, daya saing global Indonesia sempat menurun dan bahkan terbilang rendah. Ease of Doing Business (EoDB) Indonesia juga tetap stagnan di posisi 73. Literasi keuangan Indonesia masih lemah yakni 38%. Kelima, perlunya mengatasi ketidakseimbangan eksternal. Indonesia masih rendah dalam penguasaan teknologi. Keenam, UMKM menuju go digital, go global, dan go modern. OJK Optimis terhadap Outlook Indonesia

Dalam akhir pemaparannya, Aman menyimpulkan tiga hal mengenai kuliah umum ini, pertama dalam berinteraksi kita harus bersikap rasional dan ilegal. Yang kedua ia berpesan manfaatkanlah OJK secara individu maupun perusahaan. Lalu yang terakhir ia mengatakan bahwa OJK optimis terhadap outlook Indonesia ke depannya terlepas dari adanya corona. Acara ini berlangsung dengan lancar walaupun dimulai agak lambat yaitu sekitar 30 menit dari jadwal yang semestinya. Di kuliah umum yang berlangsung singkat ini, mahasiswa tampak sangat antusias. Hal itu terbukti saat sesi tanya jawab di mana mereka mengajukan beberapa pertanyaan. (amd)

Dok. Pribadi

Dalam mengambil keputusan untuk menggunakan fintech, seseorang harus memilih fintech yang rasional dan legal. Rasional dalam arti fintech tersebut menawarkan jumlah cicilan yang rasional, sedangkan legal berarti harus terdaftar di OJK. Saat ini fintech peer-to-peer lending yang sudah berizin dan terdaftar di OJK mencapai 164 perusahaan. Fintech legal tersebut diwajibkan untuk memenuhi persyaratan diantaranya terdaftar pada OJK, identitas pengurus jelas, informasi biaya transparan, biaya pinjaman berkisar 0,05%-0,8% per hari, penagihan maksimum 0 hari, izin akses hanya kamera, mikrofon dan lokasi, serta risiko tidak lunasnya pinjaman hanya akan berujung pada blacklist dan bukan pemberian ancaman.

2008-2018, seperti kasus Pandawa Group dengan kerugian mencapai Rp3,8T dan kasus empat travel umrah dengan kerugian Rp3,042T.

41


Komunitas

KoNSep: Komunitas Seni dari Polines Oleh: Yasinta Tirani

Dok. KoNSep

Pada dasarnya komunitas merupakan kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, memilki ketertarikan, dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu yang tergabung di dalamnya memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, resiko, kegemaran, dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Berasal dari bahasa Latin communitas, komunitas berarti kesamaan. Pada perkembangannya komunitas menjamur hampir di setiap lapisan masyarakat. Banyak bidang komunitas yang berkembang, seperti komunitas dibidang pekerjaan, hobi, dan komunitas minat bakat. Keinginan Mencari Wadah Pengembangan Seni

Salah satu komunitas yang paling banyak dijumpai adalah komunitas seni. Seperti KoNSep misalnya. Komunitas Seni Polines atau yang lebih sering disebut KoNSeP merupakan komunitas seni yang berdiri tanggal 21 Juni tahun 2000. KoNSeP adalah sebuah komunitas yang dibentuk oleh mahasiswa Politeknik Negeri Semarang yang menaruh minat di bidang kesenian. Komunitas ini berawal dari keinginan mahasiswa penggiat seni untuk memiliki wadah yang tepat guna menyalurkan bakat keseniannya. Dalam kondisi mencari wadah minat dan bakat di bidang seni, para mahasiswa berinisiatif berkumpul bersama-sama dan membentuk sebuah komunitas yang nantinya akan menampung minat dan bakat seni mahasiswa Polines. Kemudian lahirlah komunitas seni ini. KoNSep diharapkan dapat memenuhi keinginan mahasiswa Polines untuk menemukan wadah berkarya dan berorganisasi terutama dalam bidang seni. “KoNSeP dibentuk karena mahasiswa Polines pada saat itu sangat berminat pada kesenian dan mereka merasa perlu sebuah wadah yang tepat untuk berkesenian,” jelas Clarissa salah satu anggota KoNSeP. Memiliki Beberapa Sub Kelompok Seni

KoNSep terdiri dari berbagai macam jenis kesenian yang dikelompokkan ke dalam beberapa sub kelompok seni. Sub tersebut diantaranya Teater, Musik, Tari, Paduan Suara, dan Seni Rupa. Sub Teater memiliki konsentrasi pada seni sandiwara, dimana para anggota yang bergabung pada sub ini dituntut untuk menjadi seorang aktor yang pandai mengolah ekspresi, vokal, dan tentunya olah tubuh. Selanjutnya Sub Musik , terdiri dari musik band dan perkusi dimana anggota musik yang memilih band akan diarahkan agar menguasai dan mahir dalam menggunakan alat musik band seperti gitar, drum, bass, dan tentunya vokal yang nantinya akan berperan sebagai penyanyi utama pada band.

Lain hal pada Musik Perkusi, dimana anggotanya hanya difokuskan untuk menabuh alat-alat yang bersuara seperti gentong atau alat lain yang disatukan dan kemudian ditabuh secara bersamaan sehingga menghasilkan suara musik yang serempak dan harmonis. Sedangkan pada sub Tari, terdiri dari tari tradisional dan tari modern. Pada tari tradisional, para anggota bisa memilih untuk menampilkan berbagai jenis tarian tradisional yang ada di Indonesia. Tari tradisional yang menjadi unggulan KoNSeP adalah Tari Saman, sedangkan untuk Tari Modern bisa dikreasikan dengan berbagai jenis tarian dengan musik terkini. Keanggotaan Bersifat Seumur Hidup

Saat ini anggota KoNSeP tercatat sebanyak 384 anggota dengan kurang lebih 50 anggota pengurus yang masih aktif menjadi mahasiswa. “Komunitas ini beranggotakan 384 orang dan 50 orang pengurus yang masih aktif,” ucap Clarissa. KoNSeP memiliki visi mewujudkan usaha kecil menengah komunitas seni Politeknik Negeri Semarang sebagai satu-satunya wadah berkembangnya kreativitas seni dan berorganisasi dengan berdasar pada prinsip kekeluargaan. Sedangkan misi dari KoNSeP adalah mengembangkan kreativitas dan potensi pada kelima sub melalui proses berkarya dan berorganisasi, mewujudkan sistem keorganisasian yang solid dengan menjunjung tinggi rasa peduli dan sadar tanggung jawab, dan memupuk budaya gotong royong dan musyawarah dalam menghadapi hambatan dan menjalankan proses berkarya dan berorganisasi. Menampilkan Konsep Unik dan Tidak Membosankan

Ada beberapa kegiatan yang diadakan oleh komunitas ini, an-

EDENTS EDENTS

Volume Tahun2017 2020 Volume 11 Edisi Edisi XXXII XXVI Tahun

tara lain latihan rutin untuk semua sub yaitu, pentas kampus, pentas produksi, pentas amal dan bakti sosial yang rutin diselengggarakan setiap tahun. Bagi anggota KoNSeP, manfaat yang diperoleh ialah dapat menyalurkan bakat yang dimiliki, menambah pengalaman, menambah pengetahuan, menambah prestasi, dan juga memperluas lingkup relasi. Karena dalam organisasi ini anggota dapat berkarya dengan mengembangkan bakat yang mereka punya dan juga mereka dapat sekaligus berorganisasi.

Di samping manfaat untuk para anggotanya, komunitas ini juga memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Seperti mengenalkan kesenian pada masyarakat dengan cara yang menarik, juga memberikan hiburan bagi masyarakat. Bagi masyarakat yang belum menaruh minat terhadap kesenian, adanya KoNSeP diharapkan mampu menjadi daya tarik masyarakat untuk mengenal kesenian, karena komunitas ini berusaha membuat konsep yang unik agar tidak membosankan sehingga dapat megambil hati masyarakat. “Manfaat KoNSeP untuk masyarakat adalah mengenalkan kesenian pada masyarakat dengan cara yg menarik dan juga memberikan hiburan bagi masyarakat,” tambah Clarissa.

Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat luas juga memberikan dampak baik. Seperti, semakin dikenalnya KoNSeP di kalangan masyarakat luas, mendapat apresiasi atas hasil seni yang mereka tampilkan, serta mendapat kritik maupun saran yang membangun dari masyarakat agar komunitas ini dapat belajar lagi agar terus lebih baik dari hari ke hari. Penilaian dari masrakat luas ini sangat diperlukan agar KoNSeP tidak seperti berjalan ditempat atau bisa dikatakan tidak berkembang. Dengan adanya apresiasi, kritik dan saran dari masyarakat luas komunitas ini seperti dianggap ada keberadaannya dan semakin termotivasi untuk melakukan inovasi dalam menyelenggarakan pentas. Sekali KoNSeP Akan Selalu Menjadi KoNSeP

Mendapat pengalaman berharga dan keseruan merupakan sebuah suka yang ada dalam komunitas ini. Tetapi, ada juga duka yang dirasakan, rasa lelah dan terkadang merasa bosan bahkan malas dengan kegiatan yang dilakukan. KoNSeP memiliki keunikan tersendiri, seperti sifat kekeluargaannya, itulah mengapa keanggotaan KoNSeP bersifat seumur hidup sehingga sampai kapanpun anggota KoNSeP adalah keluarga. Baik jika sudah menjadi alumni atau menjadi anggota aktif. Dalam kata lain, sekali KoNSeP akan selalu menjadi KoNSeP. Hal ini menjadikan anggota KoNSeP nyaman untuk bergabung dalam komunitas ini dan menjadikan komunitas ini sebegai rumah kedua bagi para anggota. Baik jika sudah menjadi alumni atau menjadi anggota aktif. Dalam kata lain, sekali KoNSeP akan selalu menjadi KoNSeP.Hal ini menjadikan anggota KoNSeP nyaman untuk bergabung dalam komunitas ini dan menjadikan komunitas ini sebegai rumah kedua bagi para anggota. Sebagai seorang anggota yang tergabung dalam komunitas, Clarrisa memiliki harapan ke depan untuk komunitas yang diikutinya. Ia berharap agar kekompakan anggota KoNSep dapat dipertahankan sampai kapanpun, begitupula dengan karir anggota yang lebih maju, semangat berkarya, dan akan selalu berjaya. Kekompakan harus dipertahankan karena itu merupakan salah satu kunci bertahannya komunitas ini sampai sekarang. “Semoga KoNSeP dapat mempertahankan kekompakannya, semoga semakin sukses dan dapat terus berkarya,” tutup Clarissa. (amd)

42


Human creativity is the ultimate economic resource - Richard Florida EDENTS

Volume 1 Edisi XXVI Tahun 2017

43


KOLOM PU

Pemuda: Suatu Asa Bagi Bangsa Oleh: Bayu Teguh Imani*)

Istilah pemuda menurut UU No. 40 tahun 2009 yaitu warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Sedangkan menurut Koentojaraningrat, masa muda/kepemudaan/pemuda adalah suatu fase yang berada dalam siklus kehidupan manusia, dimana fase tersebut bisa ke arah perkembangan atau perubahan. Pemuda telah menorehkan sejarah bagi perjuangan bangsa Indonesia dimulai sejak pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Sebut saja peristiwa Rengasdengklok yaitu penculikan golongan tua (Soekarno dan Moh. Hatta) yang dilakukan oleh golongan muda (Perkumpulan Menteng31), tidak hanya itu ada pergerakan Budi Utomo tahun 1908 dan peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928. Kalau bukan peran pemuda pada saat itu, mungkin hingga saat ini kita masih belum bebas dari belenggu penjajahan. Dalam pembaruan dan pembangunan bangsa, pemuda memiliki peranan dan fungsi yang sangat strategis sehingga diperlukan pengembangan dan pemberdayaan sebagai bagian dari pembangunan nasional.

Berdasarkan data statistik pemuda 2019 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), 64,19 juta jiwa atau seperempat dari total penduduk republik Indonesia merupakan kaum muda yang artinya 1 dari 4 penduduk Indonesia adalah pemuda. Jika dilihat dari pendidikan tertinggi pemuda di Indonesia hanya 37,59% yang menamatkan pendidikan menengah atas, dan 34,87% yang menamatkan pendidikan menengah pertama, sisanya 9,98% menamatkan pendidikannya sampai level perguruan tinggi. Angka ini masih dapat dikatakan rendah jika diperbandingkan dengan negara-negara maju. Tingkat Pengangguran Terbuka pemuda di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 13,03% yang artinya 13 dari 100 pemuda di Indonesia adalah pengangguran terbuka atau tidak bekerja dan sedang mempersiapkan usaha atau sedang mencari pekerjaan. Nilai TPT yang paling tinggi adalah mereka yang berpendidikan SMA/Sederajat, diikuti oleh Perguruan Tinggi dan SMP/Sederajat. Padahal jika dilihat dari pendidikan yang mungkin telah didapat jenjang SMP seharusnya mendominasi tingkat TPT ini bukan SMA atau bahkan Perguruan Tinggi. Hal ini menunjukan ketidaksiapan pendidikan guna memberday-

akan pemuda Indonesia dalam membangun bangsa.

Kondisi pemuda di Indonesia juga belum bisa dikatakan berkembang 100%, karena masih terdapat banyak kasus yang dapat menghambat kemajuan bangsa seperti pernikahan dini, tindakan kriminal, dan perilaku menyimpang lainnya. Data BPS memperlihatkan bahwa satu dari empat anak perempuan di Indonesia telah menikah pada umur di bawah 18 tahun dari 2008 hingga 2015, dan mirisnya berdasarkan data penelitian Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Universitas Indonesia, angka perkawinan dini Indonesia menempati peringkat dua teratas di Kawasan asia tenggara. Data BPS menyebut satu dari empat anak perempuan di Indonesia telah menikah pada umur kurang dari 18 tahun pada 2008 hingga 2015. Berdasarkan data penelitian Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Universitas Indonesia tahun 2015, terungkap angka perkawinan dini di Indonesia peringkat kedua teratas di kawasan Asia Tenggara. Melihat perkembangan dunia yang begitu pesat maka peran pemuda semakin ditantang untuk bisa mengikuti perkembangan tersebut. Revolusi industri 4.0 dimana semua hal sudah diotomatisasi oleh mesin dan internet, Internet of Things, Big Data dan Artifical Intelegence. Menurut Bappenas (2018) penduduk Indonesia akan mencapai kondisi ‘bonus’ demografi pada tahun 2030 mendatang, dimana diperkirakan jumlah penduduk lansia atau 60 tahun keatas hanya mencapai 19,85%, selebihnya adalah penduduk pada usia muda dan produktif.

Meskipun banyak pemuda Indonesia yang sukses dalam membangun bangsa tetapi masih banyak juga kekurangan yang perlu diatasi guna menyiapkan para pemuda sebagai SDM unggul dalam menghadapi Dengan adanya revolusi revolusi industri 4.0. Salah industri 4.0 dapat memberikan satunya adalah Tingkat kesempatan besar jika kita dapat Pengangguran Terbuka bersinergi dalam memanfaatkan tersebut, begitupun jika (TPT) didominasi oleh ka- peluang tidak mampu beradaptasi denlangan SMA/Sederajat dan gan hal tersebut maka mau tidak pasti akan memberikan bePerguruan Tinggi yang mau ban baru bagi bangsa kita. Maartinya kualitas pendidi- syarakat Indonesia yang didomikan belum bisa mengha- nasi oleh pemuda seharusnya memanfaatkan peluang dapi era ini ke depannya dapat ini karena kemampuan berpikir

EDENTS EDENTS

Volume 1 Edisi XXXII Tahun2017 2020 XXVI Tahun

dan analisis yang berfungsi optimal. Tantangan pemuda Indonesia di era revolusi industri 4.0 juga sangat beragam yang menyesuaikan dengan kebutuhan skills di era ini yaitu Complex Problem Solving, Critical Thinking, Creativity, People Management, Coordinating with Others, Emotional Intelligence, Judgement and Decision Making, Ser-

44


KOLOM PU vice Orientation, Negotiation, Cognitive Flexibility. Pemuda Indonesia pada saat ini baik di usia sekolah maupun bukan usia sekolah harus mempunyai kemampuan pemecahan masalah yang baik, kini tidak lagi diperlukan bagaimana belajar memahami soal dan materi tetapi bagaimana menerapkan materi atau ilmu yang di dapat untuk memecahkan suatu masalah.

Mampu berpikir kreatif dan dapat memberikan suatu inovasi-inovasi baru, dapat menarik mengatur hubungan dengan orang lain, berkordinasi dan bernegosiasi dengan orang lain dan lebih bijak dalam menilai serta memutuskan suatu hal. Kini kita sebagai pemuda dapat menilai diri kita sendiri apakah kita sudah mempunyai kemampuan yang dibutuhkan di era revolusi industri 4.0. Orientasi para pemuda saat ini juga masih salah yaitu ketika lulus ingin bekerja (start working) padahal di negara maju pemikiran ini sangatlah kuno dan ketinggalan jaman. Sudah saatnya para pemuda sekarang berpikir bagaimana dapat menciptakan lapangan kerja sendiri (running own business).

Meskipun banyak pemuda Indonesia yang sukses dalam membangun bangsa tetapi masih banyak juga kekurangan yang perlu diatasi guna menyiapkan para pemuda sebagai SDM unggul dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Salah

EDENTS

Volume Volume11Edisi EdisiXXXII XXVI Tahun Tahun 2020 2017

Dok. Edents

Ada banyak contoh para pemuda di Indonesia yang sukses dalam memanfaatkan peluang di era revolusi industri 4.0. Belva Devara bersama koleganya Iman Usman mendirikan Ruangguru, perusahaan teknologi yang fokusnya pada pelayanan pendidikan. Visi mereka hanya satu yaitu ingin memberikan ilmu hingga ke tempat pelosok yang dapat diperoleh lewat internet. Ruangguru didirikan pada April 2014 oleh Belva dan Usman ini menawarkan platform pembelajaran yang berbasis kurikulum sekolah melalui video tutorial interaktif oleh guru dan animasi di aplikasi ponsel. Kemudian ada Achmad Zaky Fajrin Rasyid dan Nugroho Herucahyono mendirikan sebuah ecommerce bernama Bukalapak yang merupakan perusahaan ecommerce / online marketplace di Indonesia (biasa dikenal juga dengan jaringan toko daring) yang dioperasikan oleh PT. Bukalapak.com sejak tahun 2010. Bukalapak menjadi salah satu dari empat perusahaan rintisan yang nilai valuasinya lebih dari $1 miliar asal Indonesia pada tahun 2017. Dan terakhir yang paling fenomenal ada Nadiem Makarim yang menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, beliau mendirikan Gojek pada tahun 2010 yaitu sebuah perusahaan transportasi dan penyedia jasa berbasis daring yang beroperasi di Indonesia dan sejumlah negara Asia Tenggara seperti Singapura, Vietnam, dan Thailand. Hingga bulan Juni 2016, aplikasi Gojek sudah diunduh sebanyak hampir 10 juta kali di Google Play pada sistem operasi Android, Gojek juga mempunyai layanan pembayaran digital yang bernama Gopay. Pemuda-pemuda di atas telah memberikan gambaran mengenai kehebatan peran pemuda Indonesia dalam menangkap peluang di era revolusi industri 4.0. Dengan perusahaan ciptaan mereka secara tidak langsung memberikan efek besar bagi negara Indonesia baik di bidang ekonomi, sosial, dan pendidikan. Hal ini merupakan bukti nyata bahwa pemuda Indonesia juga bisa dalam memberikan kontribusi untuk bangsanya.

satunya adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) didominasi oleh kalangan SMA/Sederajat dan Perguruan Tinggi yang artinya kualitas pendidikan belum bisa menghadapi era ini ke depannya sehingga diperlukan penyesuaian agar pendidikan mampu menyesuaikan perkembangan dunia yang pesat ini. Data dari BPS juga menjelaskan Persentase Penggunaan Komputer pada pemuda menurut kelompok umur tahun 2019 masih dapat dikatakan sangat rendah yaitu 73,73% tidak menggunakan komputer dan sisanya dapat menggunakan komputer padahal peran teknologi pada revolusi industri 4.0 sangat dibutuhkan. Angka pernikahan pemuda rentang usia 16-18 tahun juga terbilang tinggi yaitu 20,55% padahal banyaknya pemuda yang melakukan pernikahan dini juga membuat terhambatnya peningkatan SDM Indonesia. Sinergi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat, dapat menjadi ujung tombak dalam mempersiapkan pemuda Indonesia dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Dari sisi pemerintah bahwa perlu adanya upaya pembaharuan yang dilakukan guna menyesuaikan kurikulum pendidikan dengan perkembangan saat ini, atau diperlukan adanya suatu kegiatan ekstrakulikuler yang menunjang peningkatan skills yang diperlukan di era revolusi industri 4.0. Kemudian selain dari sisi pendidikan, pemerintah juga harus berkewajiban untuk raising awareness of the youth dalam rangka menyiapkan generasi muda yang berkompeten dan dapat menjadi penopang kehidupan bangsa di masa depan. Dilihat dari sisi masyarakat, diperlukan adanya kesadaran bersama dalam pembangunan karakter generasi muda dan menjadi social control dari generasi muda. Harapannya dengan adanya upaya bersama diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM Indonesia di masa depan dan dapat memberikan survival skills generasi muda dalam menghadapi revolusi industri 4.0. (amd)

*) Penulis merupakan pemimpin umum LPM Edents 2020

45


KOLOM REDAKSI

Ekonomi Digital Berkembang, Bagaimana Mempersiapkan SDM yang Ahli? Oleh: Amadea Arum Diani *)

Transaksi yang Mudah, Singkat, dan Cepat

Pada era digital ini, Indonesia turut menciptakan transformasi digital pada sektor ekonomi. Kini kegiatan perdagangan dapat dilakukan melalui sistem elektronik. E-commerce memudahkan masyarakat dalam bertransaksi karena situs jual beli tersebut memungkinkan masyarakat melakukan transaksi di mana saja, dengan cara yang mudah, dan waktu yang singkat. Indonesia juga mengembangkan perusahaan fintech. Dilansir dari laman OJK, per 20 Desember 2019 Indonesia telah memiliki 164 perusahaan fintech peer to peer lending yang sudah terdaftar dan berizin di OJK. Selain perusahaan fintech dan e-commerce, Indonesia juga memiliki perusahaan start-up di bidang lainnya yang juga mengalami perkembangan yang pesat.

munikasi dan Informatika (Menkominfo) mengatakan bahwa pemerintah mendukung start-up melalui Gerakan 1000 start-up dan program NextIcorn. Dengan adanya dukungan ini, para pengusaha bisa terdorong untuk memanfaatkan platform online dalam menjalankan bisnis start-up mereka. Jika bisnis start-up berbasis teknologi dapat terus berkembang, maka akan ada dampak yang ditimbulkan bagi Indonesia.

Dampak pertama yang dapat dirasakan Indonesia adalah Indonesia tidak akan tertinggal oleh dunia. Indonesia akan . dapat bersaing karena berusaha mengikuti perkembangan teknologi yang ada dan mengimplementasikannya. Kemudian, perekonomian Indonesia akan semakin tumbuh dan ketersediaan lapangan pekerjaan akan meningkat seiring dengan berkembangnya bisnis start-up. Sejalan dengan perkembangan ekonomi digital, berbagai sisi positif memang akan dirasakan oleh negara Indonesia. Akan tetapi, ada satu hal yang perlu diberikan perhatian khusus menyangkut hambatan perkembangan ekonomi digital. Hal tersebut berkaitan dengan sumber daya manusia (SDM) bangsa Indonesia itu sendiri. . Apakah SDM Indonesia sudah siap menghadapi digitalisasi ekonomi?

Pada masa sekarang, SDM hendaknya menetapkan pola pikir yang memandang bahwa transformasi teknologi dapat dijadikan sebagai suatu peluang, bukan sebagai sebuah ancaman. Harus MumTransformasi teknologi, terutama di SDM puni dalam Bidang bidang ekonomi, menimbulkan ber- Teknologi bagai kemudahan yang dapat dira- Menghadapi era di mana segala sesuatu sakan oleh masyarakat. telah mengalami digi-

Perkembangan pesat start-up di Indonesia dapat dilihat dari beberapa perusahaan start-up Indonesia yang berhasil menyandang gelar unicorn dan decacorn. Dilansir dari Kompas, Gojek merupakan start-up asal Indonesia yang pertama kali menyandang gelar unicorn atau memiliki nilai valuasi di atas 1 milliar dolar AS. Saat ini, Gojek sudah berhasil meraih gelar decacorn dengan nilai valuasi di atas 10 milliar dolar AS. Start-up lainnya milik Indonesia seperti Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan Ovo juga telah berhasil menyandang gelar unicorn. Apakah Indonesia Sudah Siap Menghadapi Digitalisasi Ekonomi? Start-up di Indonesia akan terus berkembang. Menteri Ko-

EDENTS EDENTS

Volume 1 Edisi XXXII Tahun2017 2020 XXVI Tahun

talisasi, Indonesia masih menemukan tantangan terutama di bidang SDM yang dimilikinya. SDM di era sekarang harus mumpuni dalam bidang teknologi karena segala sesuatu yang telah bertransformasi ke sistem digital hanya dapat dioperasikan oleh orang-orang yang memiliki keahlian di bidang tersebut. Dengan populasi penduduk yang banyak, Indonesia dihadapkan dengan sebuah tantangan yakni mempersiapkan penduduknya menjadi digital talent. Jika penduduk Indonesia telah dibekali dengan pengetahuan dan skills dalam bidang teknologi, Indonesia akan dengan mudah mengembangkan berbagai sektor yang telah mengalami digitalisasi dan akan berujung pada peningkatan perekonomian negara. Dalam mempersiapkan tenaga kerja yang ahli dalam bidang teknologi, tentu menimbulkan sebuah pertanyaan. Bagaimana caranya? Dilansir dari laman Kominfo, Badan Litbang SDM Ke-

46

Kunjungi! www.lpmedents.com

Ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang pesat. Munculnya era digital menyebabkan Indonesia harus mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan yang ada pada segala sektor, terutama sektor ekonomi. Saat ini, dunia telah melakukan berbagai transformasi digital pada sektor ekonomi. Keberadaan bisnis start-up, e-commerce, dan financial technology (fintech) menjadi bukti dari perkembangan era digital. Dengan mengadaptasi teknologi yang semakin maju, suatu negara akan mampu bersaing di era revolusi industri 4.0.


KOLOM REDAKSI menterian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terus berupaya untuk mengembangkan SDM di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) guna mendukung pertumbuhan ekonomi digital. Badan Litbang SDM Kemenkominfo ini menyatakan bahwa keahlian programmer, business intelligence, dan digital entrepreneur sangat dibutuhkan oleh industri saat ini hingga tahun-tahun mendatang. Oleh sebab itu, peningkatan keahlian SDM Indonesia di bidang ini sangat diperlukan.

guruan Tinggi. Pemerintah perlu menganggap investasi SDM melalui sektor pendidikan sebagai hal yang penting untuk dilakukan. Kegiatan belajar-mengajar di sektor pendidikan dapat difokuskan dengan pemanfaatan teknologi, misalnya materi dapat diakses secara online. Selain itu, sektor pendidikan dapat pula mengembangkan sistem terintegrasi seperti Sistem Informasi Akademik.

Untuk meningkatkan keahlian SDM ini, ada berbagai cara yang dapat dilakukan oleh para pribadi SDM itu sendiri maupun pemerintah. Dari sisi SDM, pola pikir menjadi hal utama yang perlu dipersiapkan. Pada masa sekarang, SDM hendaknya menetapkan pola pikir yang memandang bahwa transformasi teknologi dapat dijadikan sebagai suatu peluang, bukan sebagai sebuah ancaman. Transformasi teknologi, terutama di bidang ekonomi, menimbulkan berbagai kemudahan yang dapat dirasakan oleh masyarakat. Contohnya, kemudahan dalam bertransaksi di suatu marketplace. Jika SDM memiliki pemikiran seperti itu dan ditambah dengan memiliki jiwa entrepreneur, maka SDM tersebut akan memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh marketplace tersebut sebagai wadah untuk mengembangkan bisnis yang dimilikinya.

Bentuk lain dari upaya pemerintah dalam meningkatkan keterampilan SDM Indonesia adalah dengan menyediakan program Digital Talent Scholarship. Program beasiswa ini ditawarkan oleh Kemenkominfo agar Indonesia dapat meningkatkan daya saing SDM. Kemenkominfo menawarkan program yang beragam dan ditujukan untuk para fresh graduate perguruan tinggi, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), para tenaga pengajar di bidang TIK, hingga masyarakat umum. Dengan adanya beasiswa pelatihan ini, diharapkan ke depannya Indonesia akan memiliki lebih banyak SDM yang mumpuni di bidang teknologi sehingga memiliki daya saing yang baik, serta dapat memberikan kontribusi yang baik kepada perekonomian Indonesia.

Perlunya Kesiapan Pola Pikir

Sama halnya dengan fintech. Jika SDM berpikir bahwa fintech peer-to-peer lending memberikan kemudahan dalam akses peminjaman dana, maka SDM akan terdorong untuk memanfaatkan teknologi tersebut atau bahkan terdorong untuk berinovasi dalam menciptakan perusahaan fintech baru yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. SDM hendaknya mengingat bahwa kegiatan dibidang ekonomi yang telah berbasis teknologi jika tidak dikembangkan dan dimanfaatkan dengan baik maka akan menyebabkan negara ini tertinggal dibandingkan negara lainnya. Bahkan, SDM yang enggan memiliki mindset bahwa transformasi ini merupakan sebuah peluang, takkan dapat bersaing dengan baik di pasar tenaga kerja era global.

Peningkatan Kualitas SDM Adalah Tanggung Jawab Bersama

Peningkatan kualitas SDM agar sejalan dengan perkembangan teknologi yang dinamis di berbagai sektor merupakan tanggung jawab bersama, baik dari SDM itu sendiri maupun pemerintah. Dari pihak SDM itu sendiri dibutuhkan pemikiran yang terbuka akan perkembangan teknologi, keinginan untuk belajar, pemikiran yang inovatif, dan upaya untuk mempersiapkan diri agar memiliki daya saing yang kuat. Di sisi lain, pemerintah juga perlu menetapkan strategi yang tepat untuk mengembangkan kualitas SDM dalam negeri hingga menyediakan fasilitas dan akses yang baik agar SDM Indonesia mampu bersaing di era global ini. (amd)

Pendidikan Harus Mengambil Peran

Lalu, bagaimana caranya agar keterampilan SDM di bidang teknologi dapat terasah? Di sini peran pemerintah sangat penting dalam memberikan akses dan wadah bagi para SDM untuk mengasah keterampilan mereka. Bentuk upaya pemerintah dalam mempersiapkan SDM yang ahli di bidang digital adalah dengan memberikan fasilitas berbasis teknologi di sektor pendidikan, baik pada jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), hingga Per-

EDENTS EDENTS

Volume Tahun 2017 2020 Volume11Edisi EdisiXXXII XXVI Tahun

.Dok. Edents

Setelah menetapkan pola pikir seperti itu, SDM hendaknya mampu memotivasi diri untuk mempelajari hal-hal baru terutama terkait bidang teknologi dan informasi. Pengetahuan mengenai perkembangan teknologi dapat ditemukan dengan cara membaca berita-berita terbaru di media massa. Selain itu, mereka juga dapat memperkaya pengetahuan terkait teknologi dengan menghadiri seminar-seminar yang membahas hal serupa. Dengan diperolehnya pengetahuan mengenai perkembangan teknologi, diharapkan SDM akan terdorong untuk mempelajari berbagai hal baru yang akan berguna untuk meningkatkan keterampilannya.

*) Penulis merupakan Pemimpin Redaksi LPM Edents 2020

47


OPINI MAHASISWA

Pendidikan sebagai Investasi Sumber Daya Manusia untuk Perekonomian Bangsa

Dok. Kompasiana

Oleh: Muhammad Rijal*)

Sudah hampir 75 tahun Indonesia merdeka. Masih teringat di pikiran banyak orang bagaimana bangsa ini terbebas dari belenggu penjajahan selama hampir tiga setengah abad. Bahu-membahu masyarakat negeri ini membangun kembali negara yang menjadi bekas jajahan bangsa asing. Salah satu upayanya adalah mewujudkan tujuan dari negara ini. Ketidakmerataan Pendidikan Akibat Kurangnya Sosialisai

Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan negara sesuai amanat UUD 1945. Pemikiran ini diperkuat dengan kenyataan pada Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang menekankan bahwa tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. Namun, hingga kini segenap masyarakat Indonesia masih belum mempunyai akses mengenyam dunia pendidikan formal yang layak. Salah satu cita-cita luhur kemerdekaan Indonesia seolah masih jauh dari ideal. Masih banyak anak bangsa yang belum dapat mencicipi pendidikan dengan layak.

Faktor utama yang mengakari terkendalanya pendidikan di Indonesia adalah ketidakmerataan dunia pendidikan yang mengakibatkan banyak anak usia sekolah terpaksa putus sekolah. Data UNICEF tahun 2016 sebanyak 2,5 juta anak Indonesia tidak dapat menikmati pendidikan lanjutan yakni sebanyak 600 ribu anak usia sekolah dasar (SD) dan 1,9 juta anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP). Di Indonesia pemerintah sudah memberikan anggaran khusus untuk sektor pendidikan, tetapi belum sepenuhnya merata di Indonesia. Salah satu alasan

EDENTS EDENTS

Volume Tahun 2017 2020 Volume 11 Edisi Edisi XXXII XXVI Tahun

adalah kurangnya sosialisasi di masyarakat yang menjadikan orang-orang di pedesaan tidak mengetahui kalau pemerintah telah memberikan anggaran khusus untuk pendidikan. Pendidikan Tidak Seharusnya Mengerdilkan Siswa

Pendidikan hebat adalah pendidikan yang mampu memberikan pengajaran untuk memanusiakan manusia bukan pendidikan yang hanya mampu mengerdilkan siswa. Selain sarana dan prasarana yang belum memadai, kesadaran masyarakat Indonesia tentang pendidikan juga masih kurang. Pemerintah telah banyak membuat program-program untuk pemerataan pendidikan di Indonesia. Dari program-program itu bisa dijadikan untuk investasi penyediaan sumber daya manusia yang benar-benar memiliki keunggulan kompetitif terutama untuk perekonomian bangsa. Investasi sumber daya manusia untuk perekonomian bangsa atau sering disebut investasi non fisik yang salah satunya meliputi pendidikan. Investasi non fisik lebih dikenal dengan investasi sumber daya manusia adalah sejumlah dana yang dikeluarkan dan kesempatan memperoleh penghasilan selama proses investasi. Penghasilan selama proses investasi ini sebagai imbalannya dan diharapkan memperoleh tingkat penghasilan yang lebih tinggi untuk mampu mencapai tingkat konsumsi yang lebih tinggi pula. Investasi yang demikian disebut dengan human capital.

48


OPINI MAHASISWA Perlunya Pendidikan untuk Kemajuan Ekonomi Sumber daya manusia sebagai salah satu faktor produksi selain sumber daya alam, modal, entrepreneur untuk menghasilkan output. Semakin tinggi kualitas sumber daya manusia terutama mengenai pendidikannya, maka semakin meningkat pula efisiensi dan produktivitas suatu negara. Beberapa faktor yang menyebabkan perlunya mengembangkan tingkat pendidikan di dalam usaha untuk membangun suatu perekonomian. Pertama, pendidikan yang lebih tinggi memperluas pengetahuan masyarakat dan mempertinggi rasionalitas pemikiran mereka. Hal ini memungkinkan masyarakat mengambil langkah yang lebih rasional dalam bertindak atau mengambil keputusan. Kedua, pendidikan memungkinkan masyarakat mempelajari pengetahuan-pengetahuan teknis yang diperlukan untuk memimpin dan menjalankan perusahaan-perusahaan modern dan kegiatan-kegiatan modern lainnya. Ketiga, pengetahuan yang lebih baik diperoleh dari pendidikan menjadi perangsang untuk menciptakan pembaharuan-pembaharuan dalam bidang teknik, ekonomi dan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat lainnya. Dengan demikian tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan dapat menjamin perbaikan yang terus berlangsung dalam tingkat teknologi yang digunakan masyarakat. Kualitas SDM Indonesia Masih Tertinggal

Investasi SDM dalam bidang pendidikan memiliki banyak fungsi selain fungsi teknis ekonomis, yaitu fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya dan fungsi kependidikan. Dalam fungsi teknis ekonomis, pendidikan dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi. Orang yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi, diukur dengan lamanya waktu untuk sekolah akan memiliki pekerjaan dan upah yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang pendidikannya lebih rendah. Apabila upah mencerminkan produktivitas, maka semakin banyak orang yang memiliki pendidikan tinggi, semakin tinggi produktivitas dan hasil ekonomi nasionalnya akan tumbuh lebih tinggi. Dalam realitanya, kualitas SDM Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini dapat dilihat

EDENTS EDENTS

Volume 11 Edisi Edisi XXVI XXXIITahun Tahun2017 2020 Volume

Investasi Jangka Panjang secara Makro

Untuk mengejar ketertinggalan kualitas SDM Indonesia dengan negara-negara lain, pemerintah telah membuat program-program utama bidang pendidikan, diantaranya adalah Program Wajib Belajar Sembilan Tahun, dengan menitikberatkan pada peningkatan partisipasi anak yang belum mendapatkan layanan pendidikan dasar, penurunan angka putus sekolah dan angka mengulang kelas, dan menyediaakan tambahan layanan pendidikan bagi anak-anak yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. Program pendidikan menengah, dengan menitikberatkan pada peningkatan penyediaan layanan pendidikan menengah, penurunan angka putus sekolah dan angka mengulang kelas, dan penguatan pendidikan vokasi melalui sekolah/madrasah umum dan kejuruan. Program pendidikan tinggi, dengan menitikberatkan pada peningkatan kualitas pendidikan dan daya saing bangsa, peningkatan otonomi dan desentralisasi pendidikan tinggi, dan peningkatan peluang organisasi pendidikan tinggi.

Investasi sumber daya manusia melalui pendidikan di negara berkembang sangat diperlukan walaupun investasi di bidang pendidikan merupakan investasi jangka panjang secara makro. Manfaat dari investasi ini baru dapat dirasakan setelah puluhan tahun. Keterbatasan dana mengharuskan adanya penetapan prioritas dari berbagai pilihan kegiatan investasi di bidang pendidikan yang sesuai. Investasi yang menguntungkan adalah investasi sumber daya manusia untuk mempersiapkan kreativitas, produktivitas dan jiwa kompetitif dalam masyarakat. (amd)

.Dok. Edents

Pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan menyokong secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi dan karenanya pengeluaran untuk pendidikan harus dipandang sebagai investasi yang produktif. Tidak semata-mata dilihat sebagai sesuatu yang konsumtif tanpa manfaat balik. Nilai balik pendidikan adalah perbandingan antara total biaya yang dikeluarkan untuk membiayai pendidikan dengan nilai total pendapatan yang akan diperoleh setelah seseorang lulus dan memasuki dunia kerja.

dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) urutan 112 dari 175 negara, Indeks Pembangunan Gender (Gender-related Development Index) Indonesia berada di urutan 91 dari 144 negara, dan Indeks Pencapaian Teknologi (IPT) yang mana Indonesia berada pada urutan ke 60 dari 72 negara.

*Penulis merupakan Magang EDENTS 2019

49


Resensi Film

Dua Garis Biru: Mata Pelajaran Edukasi Seks

.Dok. medium

Rilis Judul Durasi Sutradara Produser Pemain Peresensi

Sepasang muda mudi SMA bernama Dara (Zara JKT48) dan Bima (Angga Yunanda) menjalin hubungan asmara. Seperti remaja pada umumnya, bunga di dunia Dara dan Bima bermekaran. Rasa cinta, mesra, dan saling membela memenuhi hari dua sejoli ini. Di mana ada Dara pasti ada Bima, begitu sebaliknya sehingga tidak heran teman-teman sekolah mereka mengetahui manisnya cerita Dara Bima. Tidak ada keraguan di jiwa sepasang kekasih ini untuk menunjukkan bahwa mereka sedang merajut rasa. Awal Cerita dan Penokohan

Dara merupakan sulung dari keluarga yang berada. Ibunya (Lulu Tobing) adalah wanita karir yang perfeksionis dan sangat memperhatikan masa depan Dara. Sedangkan ayah Dara (Dwi Sasono) seorang pebisnis yang tegas dan keras. Berbeda dengan keluarga Bima, ibunya (Cut Mini) sehari-hari menjual makanan ringan dan ayahnya seorang pensiunan. Keluarga sederhana itu tinggal di perkampungan sempit, jauh dari gedung-gedung besar di Jakarta. Dengan latar belakang keluarga yang taat agama, harmonis, dan pekerja keras menjadikan Bima anak yang bertanggung jawab, walaupun untuk urusan pendidikan sekolah Bima kurang berani bermimpi dibandingkan dengan Dara. Konflik dimulai pada saat Bima berkunjung ke rumah Dara. Romansa remaja membuat kedua pasangan ini melewati batas. Dara hamil. Hal tersebut sontak membuat kedua keluarga terkejut. Perbedaan respon keluarga atas kabar kehamilan Dara juga ditampilkan di film ini. Ibu Bima menganggap hal tersebut adalah kesalahan putra bungsunya, ia menghadapi dengan tenang dan berusaha memahami persoalan yang mencabik hatinya sebagai seorang ibu. Penulis mampu menggambarkan luka seorang ibu yang merasa gagal mendidik anak, terbukti dari raut wajah letih Cut Mini hingga helaan nafas panjang yang menjelaskan betapa terlukanya ia.

Sedangkan ibu Dara menganggap hal tersebut sangat merugikan putrinya. Sebagai anak yang cerdas dengan sejuta mimpi ibu Dara memiliki harapan tersendiri untuk kesuksesan Dara. Namun seluruh mimpi tersebut lenyap seketika dikarenakan kehamilan Dara. Berbeda dengan keluarga Bima yang legowo dan menahan kekecewaan, keluarga Dara lebih emosional dan terang-terangan menunjukkan rasa amarah. Terbukti, mereka meninggalkan Dara pada saat mereka mengetahui kehamilan

EDENTS EDENTS

Volume Tahun 2017 2020 Volume 11 Edisi Edisi XXXII XXVI Tahun

: 11 Juli 2019 : Dua Garis Biru : 113 menit : Gina S. Noer : Chand Parwez Servia, Fiaz Servia, Reza Servia : Angga Aldi Yunanda, Adhisty Zara, Lulu Tobing, Cut Mini Theo, Dwi Sasono, Arswendi N., Rachel Amanda : Salma Vaza Z.

Dara.

Konflik yang Semakin Keruh Keputusan Dara untuk mempertahankan kehamilannya, membuat gadis SMA ini harus berhenti sekolah. Ibu Dara sangat menyayangkan keputusan pihak sekolah dengan melontarkan kritikan keras dan tegas, mengapa hanya putri sulungnya yang dikeluarkan dari sekolah. Sedangkan pihak laki-laki tetap diizinkan bersekolah. Dalam film ini, tidak begitu ditunjukkan kritik negatif ataupun pandangan miring dari lingkungan sosial mereka, terlebih tempat tinggal Dara yang notabenenya adalah masyarakat kota dengan sejuta kesibukan tidak ambil pusing dengan berita kehamilan Dara. Hanya ada beberapa scene yang menunjukkan pandangan miring di lingkungan tempat tinggal Bima perkampungan kecil di sudut kota Jakarta. Dara meminta Bima untuk melanjutkan sekolah, sebagai gadis pemimpi ia juga ingin memikirkan masa depan Bima. Namun, Bima dihantui tanggung jawab sebagai seoarang bapak, yakni menjadi tulang punggung keluarga. Kejadian tersebut memaksa Bima untuk bekerja sambilan setelah pulang sekolah. Di sini Bima menunjukkan sikap positif, yakni mau bertanggung jawab, banting tulang untuk Dara dan calon anaknya, walau pendapatannya tidak besar. Bima bekerja di warung makanan milik ayah Dara, ia pun juga membantu ayahnya bekerja di bidang reparasi alat elektronik.

Dok.liputan6.com

50


Resensi Film

.Dok.kincir.com

Orang Tua

Di balik latar belakang perekonomian keluarga Bima yang sempit, mengajarkan Bima banyak hal. Susah senang banting tulang untuk menghidupi keluarga, apalagi saat itu orang tua Bima sedang membiayai kakak perempuan Bima yang kuliah di luar kota. Hal tersebut memaksa Bima untuk tidak menggantungkan diri pada pemberian orang tuanya. Rupanya hubungan Dara dan Bima tidak semulus jalan tol, tidak semesra hubungan mereka dulu. Masalah mereka semakin banyak, kurangnya komunikasi, salah paham membuat mereka sering adu mulut. Hingga Bima melakukan kesalahan yang menurut Dara fatal. Tidak hanya itu, permasalahan semakin keruh ketika kehamilan Dara semakin tua, hak asuh anak, kegalauan Bima, penerimaan orang tua, hingga mimpi-mimpi Dara yang sudah lama digantung berhasil disajikan sesuai porsi. Dua orang remaja dengan kenaifan dan kebimbangan hati berusaha mencari solusi terbaik untuk mereka. Berusaha memperbaiki apa-apa yang hancur, masa depan dan hati keluarga.

Film Edukasi yang Memiliki Pesan bagi Para Remaja dan

Dalam agama dan kehidupan bermasyarakat, seks bebas sangat dilarang. Film ini memberikan gambaran mengapa seks bebas sangat dihindari. Penulis mampu menjadikan film Dua Garis Biru sebagai mata pelajaran edukasi seks yang cocok bagi segala umur. Kekakuan dan kecanggungan edukasi seks dipatahkan dengan adegan-adegan di Dua Garis Biru. Penulis mampu menunjukkan dampak serta solusi dari permasalahan yang diangkat. Film ini juga memberikan gambaran bahwa seorang wanita dan pria memiliki kesetaraan gender. Semua orang berhak mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Kemudian penulis juga menyentuh perekonomian keluarga. Betapa pentingnya kesiapan mental dan material, serta orang tua yang bekerja banting tulang untuk masa depan anak tidak menjamin kesuksesan anak-anaknya. Dari kedua keluarga terlihat kombinasi antara keluarga perfeksionis dengan segala mimpi serta keluarga sederhana yang tidak muluk-muluk dengan apa yang diinginkan. Pendidikan juga menjadi salah satu faktor yang diperlukan untuk membentuk pola pikir yang lebih unggul dan dapat memikirkan kemungkinan-kemungkinan masa akan datang. Untuk menghadapi tantangan zaman, film ini juga menghadirkan penguatan tentang pentingnya sumber daya manusia. Film sex education ini secara tidak langsung menyampaikan pesan yang sangat mendalam bagi para orang tua dan remaja. Untuk lebih menjaga hubungan harmonis dan komunikasi baik antara orang tua dan anak. Terkadang yang dibutuhkan oleh anak adalah obrolan hati ke hati antar orang tua, bagaimana seorang anak dibimbing, diajar, dan diarahkan dengan lemah lembut. Semua permasalahan dan penyelesaiannya digambarkan dengan apik dan halus. Walau ada beberapa alur cerita yang terlalu dipaksakan, Dua Garis Biru pantas mendapatkan penghargaan sebagai film bioskop terpuji dalam Festival Film Bandung November 2019 lalu. (amd)

.Dok. hot.detik.com

EDENTS

Volume Tahun2017 2020 Volume 11 Edisi Edisi XXXII XXVI Tahun

51




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.