Eksepsi
Salam Redaksi
Alhamdulillah hirobillalamin, segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat kepada kita semua sehingga proses penggarapan buletin oleh anggota magang Lembaga Pers Mahasiswa Hukum Universitas Hasanuddin (LPMHUH) telah mencapai tahap akhir.
Buletin yang terdapat pada tangan pembaca merupakan tulisan mahasiswa peserta magang dalam ini kegiatan mahasiswa (UKM) LPMH. Tulisan ini merupakan tulisan pertama kami dalam menyalurkan berbagai aspirasi, ide, serta gagasan yang kemudian akan dikukuhkan sebagai anggota resmi UKM LPMH-UH.
Buletin ini mengangkat beberapa isu dari berbagai rubrik menarik. Misalnya laporan utama yang mengangkat isu tekait Tanda Tanya Keberadaan Sekretariat Lembaga bagi UKM yang Telah Diinternalisasi. Ada rubrik laporan khusus yang mengangkat dua isu, satu diantaranya ialah Efektivitas Perustakaan Dikalangan Mahasiswa, dan masih banyak rubrik lainnya yang tertera pada lembaranlembaran selanjutnya. Seperti kisah cintamu, hari ini kau dibuat lestari besok-besok dibuat luluh lantak. Jangan lupa membuka lembaran berikutnya.
Terima kasih kami ucapkan untuk semua pihak yang terlibat. Kekurangan dan kesalahan dari penulisan buletin ini mungin masih banyak bertebaran ditiap paragraf.
Olehnya, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk membenahi kekurangan dan kesalahan kami dan tentunya akan menjadikan kami lebih baik kedepannya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Foto bersama Pengukuhan LPMH-UH 2022 Sumber: Dokumentasi Eksepsi Salam Pers MahasiswaPendapat tentang Sekretariat
Lembaga UKM
“Sebenarnya dahulu sudah ada pemikiran terkait perencanaan itu, katakan lah gedung kemahasiswaan. Dan perencanaan ini masih wacana. Tapi ini lagi-lagi terkendala dana ataupun anggaran. Kalau saya sangat terbuka untuk peluang tahun-tahun kedepan atau sekalian dapat disetujui oleh Dekan yang baru agar dapat merealisasikan gedung kemahasiswaaan FH-UH. Dan saya kira paling lambat dua tahun kedepan,”
Dr. Syamsuddin Muchtar, S.H,. M.H Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sumber Daya Manusia (WD II)
Pasal 4 Peraturan Rektor Universitas Hasanuddin tentang Organisasi Kemahasiswaan Nomor: 1831/ UN4. 1./KEP/2018 menyebutkan bahwa salah satu bentuk organisasi kemahasiswaan tingkat Fakultas di Universitas Hasanuddin adalah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Pengaturan lebih lanjut terkait hal tersebut selanjutnya diatur melalui peraturan internal masing-masing fakultas. Dalam lingkungan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH-UH) pengaturan tersebut ditegaskan melalui Konstitusi Keluarga Mahasiswa (Kema) FHUH. Sebagai salah satu organisasi kemahasiswaan di tingkat fakultas, UKM FH-UH diatur melalui pasal 42 Konstitusi Kema FHUH. Lahirnya Konstitusi Kema baru FH-UH pada tahun 2018 lalu sebagai bentuk tindak lanjut dan penyesuaian lahirnya PR Ormawa berimplikasi pada hadirnya UKM baru di tingkat FH-UH yang sebelumnya berbentuk UKM eksternal. Namun, seiring berjalannya waktu hadirnya UKM tersebut justru berdampak pada adanya perbedaan fasilitas sekretariat yang didapatkan oleh UKM yang sebelumnya berstatus eksternal menjadi UKM internal. Misalnya pada tahun 2019 terdapat beberapa UKM yang telah diinternalkan, yaitu UKM Lembaga Debat Hukum dan Konstitusi (LeDHaK), Hasanuddin Law Study Centre (HLSC), Gerakan Radikal Anti Tindak Pidana Korupsi (Garda Tipikor), dan Pusat Program Kreativitas Mahasiswa dan Kewirausahaan (P2KMK).
Berbagai tanggapan pun muncul dari setiap ketua UKM dengan harapan akan pengadaan sekretariat internal untuk UKM yang baru diinternalkan agar disegerakan karena urgensitas kebutuhan sekretariat di internal fakultas sangat diperlukan saat ini demi menunjang kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang telah direncanakan dan untuk menjalin lebih erat sinergi dengan UKM-UKM lain yang sudah mendapatkan sekretariat internal.
Redaksi Eksepsi menerima tulisan berupa opini, artikel, esai, cerpen, puisi, karikatur maupun foto dari pembaca. Tulisan dapat diserahkan di sekretariat LPMH-UH, atau dikirim via e-mail: lpmhuh@gmail.com
Bdisebutkan bahwa salah satu bentuk ormawa tingkat fakultas di Universitas Hasanuddin adalah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Peraturan-peraturan lebih lanjut terkait hal tersebut diatur melalui peraturan internal masing-masing fakultas.
Dalam Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FHUH) mengatur terkait dengan ormawa yang ditegaskan melalui Konstitusi Keluarga Mahasiswa (Kema) FHUH. Sebagai salah satu ormawa di tingkat fakultas, UKM FH-UH diatur melalui pasal 42 Konstitusi Kema FH-UH yang menyebutkan bahwa;
“Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin selanjutnya disingkat UKM FH-UH merupakan lembaga kelengkapan organisasi dalam lingkup KEMA FH-UH yang berada di bawah naungan BEM FH-UH”.
Lahirnya Konstitusi Kema baru FH-UH pada tahun 2018 sebagai bentuk tindak lanjut dan penyesuaian lahirnya PR Ormawa berimplikasi pada hadirnya UKM baru di tingkat FH-UH yang sebelumnya berbentuk UKM eksternal.
Namun, seiring berjalannya waktu hadirnya UKM tersebut justru berdampak pada adanya perbedaan fasilitas sekretariat yang
didapatkan oleh UKM yang sebelumnya berstatus
Pada tahun 2019 terdapat beberapa UKM yang di internalkan, diantaranya yaitu UKM Lembaga Debat Hukum dan Konstitusi (LeDHaK), Hasanuddin Law Study Centre (HLSC), Gerakan Radikal Anti Tindak Pidana Korupsi (Garda Tipikor), dan Pusat Program Kreativitas Mahasiswa dan Kewirausahaan (P2KMK).
Nabil Zhafir selaku Ketua Umum UKM LeDHaK FH-UH periode 2021/2022 yang menyampaikan keluhannya terhadap perbedaan fasilitas yang didapatkan oleh UKM yang baru diinternalkan. Nabil menyampaikan keinginannya agar mendapatkan kesamarataan dengan UKM lainnya dalam hal penerimaan fasilitas di FH-UH.
“Kami sangat menginginkan adanya samarataan antara sesama UKM di lingkup internal FH-UH. Mengingat kita semua sederajat namun pada persoalan sekret lembaga masih ada beberapa UKM yang baru di internalkan dan belum memiliki sekret lembaga, salah satunya adalah LeDHaK,” ungkapnya.
Nabil sangat menginginkan adanya sekretariat internal dalam FH sendiri, karena adanya sekretariat internal itu memiliki privilege khusus seperti halnya dapat menjadi tempat untuk mengadakan perkumpulan disekitar FH-UH. Akan tetapi, dari UKM LeDHaK itu sendiri telah mengungkapkan bahwasanya memiliki sekretariat eksternal di luar FH-UH yang digunakan sebagai tempat dikumpulkannya para kader anggota dari UKM tersebut untuk melakukan rapat kerja serta dapat menjadi tempat diskusi informal.
"Kami memang memiliki sekretariat di luar FH-UH karena pengadaan sekretariat ini dianggap penting untuk lembaga karena memiliki dua urgensi. Urgensi
yang pertama adalah sebagai tempat dikumpulkannya kekayaan lembaga seperti barang serta alat yang digunakan untuk keperluan kegiatan. Dan yang kedua adalah sebagai sarana berkumpulnya para kader untuk beberapa tujuan diantaranya adalah untuk kaji mosi, rapat dan untuk diskusi -diskusi informal," tutur Nabil.
Nabil kembali mengatakan bahwa dana yang dikeluarkan untuk sekretariat eksternal hanya berasal dari para kader-kader UKM LeDHak tanpa adanya pendanaan dari pihak fakultas.
kita tidak punya sekretariat internal, karena kita tau apa itu fungsinya sekretariat diorganisasi, makanya kalo dibilang beban? Sangat membebani. Tapi ini salah satu kewajiban bagi pengurus untuk pengadaan sekret,” ujarnya.
Adapun Fauzi berharap agar UKM-UKM yang baru di internalkan mendapatkan fasilitas yang sama dengan UKM-UKM lainnya dari pihak Fakultas.
“Harapan saya untuk Dekanat selanjutnya semoga UKM-UKM yang bersifat internal dapat disamaratakan dalam berbagai fasilitas seperti halnya sekretariat. Pokonya tidak ada UKM-UKM yang dilebihlebihkan dan tidak ada yang dikurang-kurangi,” harap Fauzi.
“Mengenai dana tentang sekretariat luar kami secara garis besar dana tersebut berasal dari kontribusi dari pihak kader-kader LeDHaK. Kami sendiri juga telah menyampaikan bahwa kami memerlukan sekretariat dalam lingkup fakultas demi pertimbangan efesiensi dalam hal jarak dan efektivitas,” jelas Nabil.
Nabil berharap agar UKM LeDHaK juga memiliki hak yang sama untuk mendapatkan sekretariat lembaga internal.
“Harapan yang diinginkan adalah tentunya LeDHaK sebagai UKM internal fakultas sebagai mana UKMUKM lain juga diberikan perlakuan yang sama dalam hal ini sekretariat lembaga kami juga mendukung perencanaan-perencanaan Dekanat tapi akan lebih baik apabila perencanaan tersebut di realisasikan,” harap mantan Ketua Umum LeDHaK tersebut.
Hal serupa juga disampaikan oleh Muhammad Fauzi Malik selaku Ketua Umum UKM HLSC periode 2021/2022, mengatakan bahwa menginginkan adanya sekretariat internal dalam lingkup FH-UH. Dan tentunya untuk UKM HLSC itu sendiri juga memiliki sekretariat eksternal di luar fakultas yang dianggap sangat membebani.
“Terkait dana sekretariat eksternal yang dikeluarkan oleh HLSC sebenarnya sedikit membebankan. Karena setiap bulan kami harus membayar listrik dan sebagainya. Tapi ini satu-satunya jalan karena
Sejalan dengan hal tersebut Adhdhohir Agustana Putra selaku Ketua Umum UKM Garda Tipikor periode 2021/2022 menyampaikan bahwasanya turut menginginkan adanya sekretariat internal bagi UKM tersebut agar adanya persamaan fasilitas guna menunjang terselenggaranya kegiatan-kegiatan kemahasiswaan.
Demi menunjang kegiatan-kegiatan tersebut, UKM Garda Tipikor mentaktisi dengan mengadakan sekretariat luar dengan dana yang berasal dari usaha-usaha yang mereka lakukan.
“Karena belum adanya sekretariat internal yang diberikan, kami mentaktisi dengan pengadaan sekretariat luar atau yang biasa kami sebut Mako (Markas Komando). Untuk dana sekretariat luar tersebut berasal dari beberapa sumber, mulai dari yang mereka sebut “uang Mako” dari setiap anggota, dan pencarian dana lainnya melalui penjualan barang atau jasa, dan lainnya,” jelas Adhdhohir.
Adhdhohir juga menyampaikan bahwasanya belum pernah mengajukan permohonan untuk
pengadaan sekretariat luar sebab sepengetahuannya belum pernah ada yang melakukan hal tersebut. Adhdhohir juga menyampaikan bahwa sudah pernah mengajukan kepada Dekanat terkait pengadaan sekretariat internal pada saat rapat kemahasiswaan tahun lalu dengan Dr. Muh. Hasrul, S.H., M.H selaku Wakil Dekan Fakultas Hukum Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kemitraan (WD 3) dan melalui Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) untuk disampaikan ke Dekanat, akan tetapi belum mendapatkan kejelasan terkait hal tersebut bagi UKM yang baru di internalkan.
Dengan adanya sekretariat internal yang digunakan oleh UKM-UKM lainya, Adhdhohir memandang bahwasanya sudah cukup memadai yang dapat dilihat dari segi fasilitasnya.
“Saya memandang mengenai adanya sekretariat internal sudah cukup memadai dari segi fasilitasnya. Karena yang terpenting adalah tempat yang bisa digunakan untuk berkegiatan dan menyimpan beberapa barang inventaris. Namun, dari segi waktu penggunaan sekretariat internal masih kurang karena adanya pembatasan waktu kegiatan di-
kampus.” jelasnya. Adhdhohir berharap pengadaan sekretariat internal untuk UKM yang baru di internalkan agar disegerakan karena urgensitas kebutuhan sekretariat di internal fakultas sangat diperlukan saat ini demi menunjang kegiatankegiatan kemahasiswaan yang telah direncanakan dan untuk menjalin lebih erat sinergi dengan UKM-UKM lain yang sudah mendapatkan sekretariat internal. Ia juga berharap kepada Dekanat agar memberikan minimalnya bantuan dana pengadaan sekretariat luar kepada UKM yang belum di internalkan. Dan setelah perkuliahan sudah kembali normal, terkait pembatasan waktu kegiatan dikampus kembali dipertimbangkan.
"Saya sangat berharap pengadaan sekretariat internal untuk UKM yang baru agar disegerakan, karena urgensitas kebutuhan sekretariat di internal fakultas dan saya sangat berharap kepada Dekanat agar memberikan minimal bantuan dana pengadaan sekret luar kepada UKM yang belum diinternalkan. Dan ketika setelah semuanya sudah normal kembali agar dipertimbangkan terkait pembatasan waktu kegiatan di kampus. Karena kampus lah
yang menjadi istilahnya rumah akademis bagi semua mahasiswa untuk melahirkan pemikiranpemikiran bagi bangsa dan negara. " harap Adhdhohir.
Berbeda halnya dengan UKM P2KMK yaitu tidak memliki sekretariat apapun baik internal maupun eksternal. Sarping Saputra selaku Ketua Umum UKM P2KMK periode 2021/2022 menyatakan bahwasanya sangat menginginkan adanya sekretariat internal, akan tetapi mereka tetap menunggu dengan setia terkait perencanaan pembangunan sekretariat bagi UKM yang baru di internalkan.
“Kami hanya menunggu akan adanya sekretariat dari fakultas. Kami merasa memaklumi, apalagi melihat UKM lain yang sudah lama namun belum memiliki sekretariat,” ujar Sarping.
Dengan harapan yang sama telah diinginkan oleh UKM-UKM yang baru diinternalkan yang dimana agar masing-masing UKM mendapatkan fasilitas yang sesuai yaitu sekretariat lembaga di lingkup FH-UH. Tentunya juga diharapakan terkait kepastian dari civitas akademik berdasarkan hal tersebut. Dalam hal itu tanggapantanggapan yang diberikan oleh civitas akademik yaitu Dr. Syamsuddin Muchtar, SH,. MH selaku Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sumber Daya Manusia (WD 2) agar dapat menunggu dengan sabar atas perencanaan-perencanaan pembangunan mengenai adanya
sekretariat lembaga di FH-UH bagi UKM yang baru di internalkan.
“Ideal nya begitu, pada saat itu memang lembaga yang baru belum memiliki sekretariat dibandingkan dengan lembaga yang sudah lama. Jadi untuk itu dimohon kesabarannya saja. Dan saya kira bahwasannya Dekan dapat memungkinkan –untuk akan diberikan hal tersebut, hanya saja memang membutuhkan waktu.”
Ujar Dr. Syamsuddin Muchtar. Mengenai hal itu Dr. Syamsuddin Muchtar menegaskan bahwasanya perencanaan pembangunan tersebut masih terbilang wacana. Dengan alasan terkendala pada dana yang dibutuhkan. Akan tetapi menurut pribadinya terkait perencanaan tersebut bisa terealisasikan sekiranya dua tahun kedepan apabila mendapatkan persetujuan dan sesuai dengan visi dari pemimpin selanjutnya.
“Sebenarnya dahulu sudah ada pemikiran terkait perencanaan itu, katakan lah gedung kemahasiswaan. Dan perencanaan ini masih wacana. Tapi ini lagi-lagi terkendala dana ataupun anggaran. Kalau saya sangat terbuka untuk peluang tahun-tahun kedepan atau sekalian dapat disetujui oleh Dekan yang baru agar dapat merealisasikan gedung kemahasiswaaan FH-
UH. Dan saya kira paling lambat dua tahun kedepan,” ujarnya.
Jika dipertanyakan terkait dana perencanaan pembangunan tersebut, Dr. Syamsuddin Muchtar kembali mengira-ngira mengenai dana yang dibutuhkan.
“Terkait dana mungkin membutuhkan sekitar enam milyar sudah bisa dibangun paling tidak kerangkanya. Karena bangunan itu jangka panjang. Lagi-lagi ini hanyalah wacana dana yang ada saat ini. Mungkin bisa ditindak lanjuti pimpinan fakultas dan tergantung pada visi yang diprioritaskan oleh Dekan,” jelas Dr. Syamsuddin Muchtar.
Dr. Syamsuddin Muchtar juga menambahkan harapannya bahwa agar dapat terealisasikan terkait perencanaan pembangunan sekretariat lembaga di lingkup FH-UH yang akan dialokasikan di depan perpustakan FH-UH.
“Untuk kedepannya mungkin dapat terealisasikan. Dan dengan adanya pergantian Dekan mudahmudahan terwujud dan dibuatkan. Dimana rencananya dapat dibangun di depan perpustakaan.” harap WD 2.
Penulis
Qanaya Nayla Yasmeen Ainun Jahriah
PARTISIPASI KEMA VS PANDEMI ; TILIK KUASA KOTAK KOSONG PEMILIHAN KEMA FH-UH
Hukum Universitas Hasanuddin (FH-UH) sudah dua tahun ini melaksanakan pemilihan umum (Pemilu) Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (Presbem) dan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (Wapres) dengan pasangan calon yang melawan kotak kosong. Hal ini menyita banyak perhatian, dikarenakan tidak adanya dinamika yang terjadi dan juga banyak yang mengatakan bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Fakultas
Muhammad Sultan selaku Presbem periode 2022-2023 mengatakan bahwa kejadian tersebut (paslon melawan kotak kosong) tidak terjadi hanya dua kali. Akan tetapi telah juga telah pada periode angkatan 2017 dan setiap tahunnya kepengurusan di lembaga tinggi makin menurun.
“Sebenarnya itu bukan dua kali. Tapi 2017 itu kotak kosong juga dan memang bukan tidak ada dinamika atau politik yang bergulir, cuma minat berlembaga
tinggi dan mahasiswa semester akhir di FH-UH memang sangat kurang. Apalagi setiap tahunnya kepengurusan di lembaga tinggi khususnya di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) itu mundur. Jadi, setiap tahunnya itu mundur,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sultan berkata bahwa dimulai dari angkatan 2015 sampai 2017 memang telah terjadi keterlambatan selama sembilan bulan yang seharusnya kepengurusan sekarang sudah berakhir di bulan Maret.
“Jadi, kalau kita analisis dan baca kembali mulai dari kepungurusan 2015-2016-2017 itu mundur dan seharusnya sudah terlambat sembilan bulan. Seharusnya kepengurusan periode sekarang itu berakhir di bulan tiga. Makanya ini terlambat sekitar sembilan bulan dan begini terus yang terjadi setiap tahunnya. Di 2017 ke 2018 itu mundur sekitar kurang lebih dari yang seharusnya memilih di akhir semester genap tapi mundur di akhir semester ganjil,” kata Sultan.
Kemudian Sultan juga menjelaskan bahwa banyak yang beranggapan sangat kurangnya partisipasi Keluarga Mahasiswa (Kema) di tahun ini, bahkan dua tahun berturut-turut calon tunggal. Hal tersebut diakibatkan karena salah satu syarat agar dapat menjadi Presbem yakni telah menyelesaikan intermediate training. Itulah yang membuat banyak orang menganggap bahwa intermediate training sebagai politis, sehingga ada yang menyarankan untuk menghilangkan intermediate training tersebut.
“Ada yang menganggap ini politis, tapi sebenarnya ini bukan politis. Jadi intermediate ini jenjang pengaderan. Bahkan saya sendiri banyak yang kritik juga, banyak yang menyarankan hilangkan saja intermediate training,” jelas Sultan.
Sultan mengatakan bahwa faktor intermediate training tidak terlalu berpengaruh akan minat mahasiswa untuk berlembaga. Namun, menurut Sultan kurangnya minat
mahasiswa berlembaga tinggi adalah dikarenakan banyak mahasiswa yang lebih tertarik kepada kerjakerja provit yang tidak dimulai dari organisasi dan sebagainya.
Kemudian Sultan mengatakan bahwa pandemi Covid-19 tidak berpengaruh pada jalannya kepengurusan lembaga dan dilihat pada tahun-tahun sebelumnya pemilihan Presbem dan Wapres pun tetap calon tunggal.
“Sebenarnya pandemi tidak berpengaruh, karena dibeberapa tahun sebelumnya pun tidak ada pandemi, tapi tetap calon tunggal. Jadi hal begitu tidak berpengaruh sebenarnya, memang minat kema itu di luar dari pada dampak pandemi,” kata Sultan.
Sultan menjelaskan bahwa untuk mengukur minat berlembaga seseorang dapat dilihat pada pemilu sebelumnya yang menggunakan sistem work from home dan dapat dijadikan sebagai patokan. Lalu Sultan juga menerangkan perbandingan akumulasi pemilu antara partisipasi kema di tahun-tahun sebelumnya dan partisipasi kema di tahun ini.
“Sebenarnya untuk mengukur minat berlembaganya orang, saya mungkin patokannya itu pada pemilu kemarin dan menurut pada pemilu kemarin menyatakan bahwa partisipasi kema dalam pemilu kemarin itu sangat meningkat dan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tahun-tahun sebelumnya itu partisipasi kema dalam pemilihan itu hanya stuck pada angka 600-700 pemilih, di tahun kemarin dia sampai pada angka 1200 dan ini lebih dari bisa dianggap hampir 70% lah dari kema,“ tutur Sultan.
Adapun upaya-upaya yang Sultan berikan agar dapat mengembalikan minat seseorang dalam berlembaga tinggi yakni dengan adanya perencanaan pola yang dibangun.
“Sebenarnya ada pola yang dibangun. Mudahmudahan bisa menjadi rencana strategis sebenarnya bagaimana pengaderan yang terpola. Jadi, kalau kita lihatkan di PMH (Pembinaan Mahasiswa Hukum) satu, dua, dan tiga tidak semua orang tau apa sebenarnya substansi dari PMH satu, dua, dan tiga. Nah itu dicoba untuk dikemas kembali,” jelasnya.
Selanjutnya, Sultan mengungkapkan bahwa tahun ini akan ada dari Kementerian Research dan Inovasi yang akan melakukan study banding terkait bagaimana proses pengaderan dari kampus lain serta melakukan analisis terhadap yang menjadi kekurangan dari pola pengaderan yang selama ini FH-UH jalankan. “Tahun ini ada Kementerian Research dan Inovasi untuk
melakukan study banding dengan kampus-kampus lain terkait bagaimana pola pengaderannya sekaligus melakukan analisis terhadap apa sebenarnya yang kurang dari pola pengaderan yang selama ini kita jalankan,” ungkap Sultan.
Berbeda dengan proses pemilihan Sultan yang melawan kotak kosong, Muhammad Ikhsan selaku Presbem periode 2019/2020 justru harus melawan dua pasangan calon lainnya. Ikhsan menjelaskan bahwa fenomena melawan kotak kosong merupakan hak seseorang untuk dipilih dan memilih.
“Kalau saya sebenarnya opsional ji bilang kotak kosong. Karena mencalonkan itu hak, juga haknya orang dia mau pake. Kita semua dapatkan hak politik masing-masing mencalonkan mau dipilih atau tidak dipilih kembali ke masing-masingnya,” jelas Ikhsan.
Selaras dengan yang disampaikan oleh Sultan, Ikhsan juga mengatakan bahwa fenomena kotak kosong tidak ada hubungannya dengan pandemi karena walaupun pandemi ini ada UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) masih tetap berjalan.
”Tidak ada hubungannya pandemi dengan pencalonan. Karena biar pandemi ke kampus ji juga orang ketemuketemu, masih tetap juga ini UKM-UKM tapi kurang intens ketemu-ketemunya dulu,” kata Ikhsan.
Ikhsan menjelaskan bahwa dalam mengembalikan euforia dalam pencalonan mestilah dilakukan penelitian kembali apakah karena pandemi hal tersebut terjadi ataukah memang ada faktor dari dalam diri seseorang tersebut dalam pencalonan dan dilakukan perbaikan akan hal itu.
“Mungkin setelah ini pengurusan masih ada yang harus diperbaiki kalau memang itu masalahnya pandemi. Jadi karena kurang intens orang ketemu di UKM di lembaga-lembaga kayaknya kurang euforia atau rasa ingin memimpin. Bisa jadi karena tidak ada yang teliti itu masalahnya kema, gara-gara ini perlu dilakukan penelitian juga itu. Kalau mau lagi dimunculkan euforianya harus juga ditau dulu apa masalahnya, jangan sampai bukan itu ji masalah. Jangan sampai itu karena kondisi pandemi jarang ketemu-ketemu tapi perlu dilakukan lagi peneliti,” tutupnya.
Penulis
Manajemen Pengelolaan Perpustakaan
Sebagai
pusat pembelajaran, perpustakaan merupakan suatu unit dalam lembaga perguruan tinggi. Kehadiran perpustakaan ini memberikan kemudahan dalam aktivitas perkuliahan sebagai dasar pokok dari penyelenggaraan pendidikan diperguruan tinggi.
Hal demikian tentu dirasakan oleh sejumlah mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH-UH) yang turut menggunakan perpustakaan sebagai pusat pembelajaran. Adanya perpustakaan yang tersebar diseluruh penjuru fakultas yang ada di Unhas, diharapkan mahasiswa dapat menggunakannya sebagaimana seharusnya. Disamping itu, mahasiswa mendapatkan ruang untuk meminjam buku dan menggunakan fasilitas yang ada. Namun sayangnya pengelolaan perpustakaan dinilai belum optimal.
Pendataan Masih Sering Tidak Sesuai Perpustakaan merupakan pusat pembelajaran, mencari informasi, menyimpan, dan bahkan mengolah yang dapat digunakan bagi setiap mahasiswa di Universitas Hasanuddin dan perpustakaan dapat ditemui disetiap fakultas yang ada. Melalui perpustakaan pustakawan selaku pengelola dapat mengawasi, mengkoordinir, dan memberikan informasi lainnya terkait tata tertib dan peminjaman buku kepada mahasiswa yang ingin mendaftar sebagai anggota. Aktivitas peminjaman buku yang ditunjang dengan penggunaan aplikasi perpustakaan dalam penggunaannya membuat lebih efisien. “Hanya dengan modal Kartu Mahasiswa kita bisa pinjam buku dan pengembaliannya juga mudah. Asal kalian tepat waktu pengembaliannya,” ungkap salah satu mahasiswa FH-UH angkatan 2021. Kendati demikian dari banyaknya mahasiswa di Fakultas Hukum, hanya ada 2 pustakawan yang memiliki wewenang untuk mengawasi dan mengatur perpustakaan agar dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pendataan dalam peminjaman dan pengembalian buku seringkali tidak sesuai dengan data yang ada pada mahasiswa dan pustakawan,
seperti yang diungkapkan salah satu Pustakawan, Nurhidayah, S. Hum., MM saat ditemui di Perpustakaan FH-UH.
“Kadang begini, begitu mahasiswa mau pinjam padahal dia masih ada pinjaman dua tahun yang masih belum kembali. Kadang memang sudah kembali bertahun-tahun tapi itu belum terceklis disaya atau belum ada lagi yang pinjam dibelakangnya sehingga namanya masih ada didata. Saya kurang paham apakah saya yang sebagai pustakawan salah klik atau bagaimana, karena kita sebagai manusia biasa. Kadang kalau banyak mahasiswa yang ingin meminjam buku, ibu mungkin salah centang yang mana seharusnya kembali malah ibu perpanjang,” jelasnya.
Nurhidayah, S. Hum., MM Pustakawan Sumber: Dokumentasi pribadi
Di samping pengelolaan data peminjaman yang kurang akurat, Pustakawan tersebut juga menilai para
mahasiswa yang tidak jujur dan telat dalam pengembalian buku.
“Jika dilihat mungkin sekitar 5% yang berkata sudah mengembalikannya beberapa hari lalu, padahal nyatanya ia baru memasukan buku itu kedalam tanpa sepengetahuan saya. Jadi mohon jujur ke ibu terkait peminjaman buku dan keterlambatan pengembalian yang akan terhitung denda, karena dalam aplikasi tidak oleh kalau tidak dibayar. Karena disini nanti akan terlihat pemasukan perbulannya,” ungkapnya ketika ditanya tanggapannya terkait peminjaman buku.
Pemanfaatan Sarana Perpustakaan
Berbeda dengan perpustakaan lantai dua Fakultas Hukum Unhas, pengawasan yang belum optimal membuat beberapa mahasiswa seringkali menyalahgunakan sarana yang tersedia, seperti komputer. “Kalau saya toh kan nda bisaki ribut diperpus, jadi ya kalau ada begitu mungkin kembali ke dirinya bagaimana caranya bersikap apalagi kena ke dia ji toh dia yg ditegur,” ungkap Putri M, mahasiswa angkatan 2021 FH-UH.
Sarana perpustakaan fakultas hukum disediakan dengan tujuan untuk membantu para mahasiswa dalam studinya, lebih lanjut hal tersebut diungkapkan Nurhidayah, S. Hum., MM, selaku pustakawan, “Terkadang itu mahasiswa tidak selamanya membawa laptop. Jadi, jika tiba-tiba ada yang dia mau ketik satu atau dua lembar itu tentu menggunakan komputer diatas. Tapi, karena kadang penuh digunakan oleh orang yang menonton YouTube saja tanpa ada kontrol dari petugas lainnya dapat membuat mahasiswa lainnya jengkel,” terangnya.
Saat dikonfirmasi terkait hal tersebut, Ipa Salwa selaku pustakawan perpustakaan lantai dua FHUH mengatakan bahwa ia tidak pernah mendapati mahasiswa yang menggunakan sarana perpustakaan untuk membuka hal yang tidak perlu. “Sampai sekarang saya tidak pernah temukan yang seperti itu,” ungkapnya saat ditemui di ruangan lantai dua perpustakaan FH-UH (16/6).
Lebih lanjut Nurhidayah menekankan bahwa semua prosedur yang ada di perpustakaan FH-UH seharusnya menjadi acuan bagi mahasiswa untuk mengetahui penggunaan sarana perpustakaan dengan sebagaimana mestinya. “Kita pustakawan diberi wewenang khusus pada wilayah perpustakaan yang tidak dapat diganggu gugat, kecuali ada info dari akademik mengenai apa yang harus dikerjakan baru kita ikuti. Tapi terkait prosedur yang ada diperpustakaan itu menjadi wewenang penuh pustakawan,” jelasnya.
Penulis
Sumber: google
Kecenderungan Mahasiswa Aktif di
Banyak Organisasi
Oleh: Sefanya Maikhel Perdana Tosingke
Mahasiswa adalah objek vital yang memegang peranan besar, baik secara individu maupun secara kolektif. Peranan besar itu dapat ditunjukkan dalam bidang akademik dan nonakademik. Bidang akademik yang dimaksud adalah dalam perkuliahan mahasiswa, sedangkan bidang nonakademik adalah kegiatan mahasiswa pada organisasi kemahasiswaan. Dalam bidang akademik, mahasiswa telah banyak memunculkan inovasiinovasi untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Tidak hanya dalam bidang akademik, peranan tersebut terlihat pula dalam bidang nonakademik yang pada kenyataannya, di tempat itulah mahasiswa menjadi lebih terlatih untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja. Tetapi tentu saja, harus terjadi keseimbangan antar kedua bidang tersebut untuk menghasilkan mahasiswa yang lebih paripurna. Melihat fenomena kontemperor, sering terjadi ketidakseimbangan pada kedua bidang tersebut. Terdapat mahasiswa yang hanya fokus pada bidang akademik untuk mencari prestasi akademik dan sangat anti untuk berorganisasi. Alasannya beragam, takut nilai jelek, tidak lulus tepat waktu atau hanya sekadar malas pun dapat menjadi alasan. Tipe mahasiswa seperti ini sering disebut sebagai mahasiswa akademis. Sebaliknya, terdapat mahasiswa yang terlihat lebih mendahulukan urusan organisasinya daripada perkuliahannya. Hal itu tentu juga mempunyai alasan yang beragam. Ada yang menganggap beroganisasi lebih penting, nyaman beroganisasi ataupun karena malas mengikuti suatu mata kuliah. Pada tingkatan yang lebih ekstrim, ada mahasiswa yang bahkan tidak mementingkan perkuliahannya karena lebih nyaman mengikuti kegiatan di organisasinya. Tipe mahasiswa seperti itu seringkali disebut sebagai mahasiswa organisatoris. Namun, kita tidak perlu khawatir, karena masih banyak mahasiswa yang tetap menjalankan kedua bidang itu dengan secara seimbang dan baik. Sebenarnya tidak ada yang salah mengenai kecenderungan mahasiswa untuk mengikuti banyak organisasi. Yang salah adalah ketika mahasiswa tersebut sampai melupakan kewajibannya untuk mengikuti perkuliahan.
Tapi apakah mengikuti banyak organisasi ini menghambat perkuliahan mahasiswa? Jawabannya adalah tergantung dari mahasiswanya. Ya, tentu saja itu tergantung dari cara mahasiswa tersebut membagi waktu untuk perkuliahan dan waktu untuk kegiatan organisasinya. Tapi sebenarnya apa penyebab dari kecenderungan mahasiswa mengikuti banyak organisasi? Padahal idealnya, untuk bisa bertumbuh dengan baik, mahasiswa hanya membutuhkan satu atau dua organisasi yang menjadi wadah mengembangkan bakat dan potensinya di luar perkuliahan.
Salah satu penyebab adalah keinginan untuk mempelajari dan mencoba banyak hal.
Hal ini wajar karena menjadi sifat dasar manusia yang selalu ingin mengetahui banyak hal. Maka dengan memasuki banyak organisasi, mereka merasa akan mendapat banyak hal dari setiap organisasi yang mereka masuki. Alasan berikut adalah karena mahasiswa ingin menjalin banyak relasi, karena ketika berorganisasi, kita tentu akan berkenalan dengan orang lain yang juga menjadi anggota organisasi tersebut atau orang-orang yang berafiliasi dengan organisasinya. Di zaman modern seperti ini, memang selain diperlukannya kemampuan, relasi yang luas juga sangat membantu.
Tetapi adapula mahasiswa yang memang senang mengikuti banyak organisasi karena merasa bahwa bakatnya akan tersalurkan lewat kegiatan-kegiatan organisasinya.
Tetapi apa dampak yang ditimbulkan? Dampaknya tentu beragam. Untuk mereka yang dapat mengatur waktu dengan baik, tentu akan mendapat keuntungan yang baik dan membuat mereka menjadi terbiasa untuk menghadapi kesibukan yang pada fase yang sangat sibuk, mereka masih bisa mengatur waktu dengan baik. Untuk mereka yang tidak dapat mengatur waktu dengan baik, pasti akan tertatih-tatih dan urusan-urusannya menjadi berantakan. Dampak pasti yang akan dirasakan adalah kewalahan, karena untuk mengatur waktu dengan baik, bukanlah hal yang mudah.
Sumber: google
Diajak oleh teman juga menjadi alasan yang kuat untuk seseorang mengikuti banyak organisasi. Alasan lain pula bahwa mahasiswa belum bisa menentukan apa yang menjadi tujuan mereka berorganisasi sehingga memasuki banyak organisasi tersebut untuk mencari mana organisasi yang cocok dengan mereka.
Dampak yang paling dirasakan tentunya mereka akan menjadi ahli di fokus bidangnya karena telah terbiasa untuk menghadapi urusan yang berkaitan dengan bidangnya. Kita dapat melakukan observasi dan mengamati secara langsung mahasiswa yang mengikuti banyak organisasi tersebut. Bahkan kita dapat belajar dari mereka dalam mengatur waktu dan dirinya. Akhirnya kita akan sampai pada suatu pandangan untuk kembali menimbang secara seksama, apakah kecenderungan ini baik atau tidak. Dan tentunya setiap pilihan mempunyai risiko. Yang harus kita pastikan adalah kita siap untuk menerima risiko itu dengan tetap berusaha melakukan yang terbaik.
PASAR CIDU
Pantai Losari, Central Point Of Indonesia (CPI), juga Lego-Lego selalu jadi tempat favorit saat menjelang malam. Orang-orang berkerumunan menikmati senja dengan semua kejutannya. Tak lupa, di sudut kota Makassar tepatnya di Jl Tinumbu, Kelurahan Layang, Kecamatan Bontoala juga dipenuhi masyarakat khususnya penikmat jajanan kuliner.
Anjungan
Sumber:Pasar Cidu, namanya. Sebuah tempat dimana lidahmu dimanjakan. Setiap menjelang malam hingga pukul 23.00 WITA, terdapat puluhan lapak yang menjual berbagai jenis makanan. Ceker, bakso bakar, jagung bakar hingga jajanan khas Jepang dan Korea dijual dengan harga mulai dari lima ribu rupiah per porsinya.
Sumber: Dokumentasi pribadi“Aldara Maheswari”
“Aku tau diri mu, tapi tidak dengan dunia mu”, ujar Dara dalam benaknya sambil menatap punggung lelaki yang semakin jauh dari sorot mata.
Di bawah langit berwarna orens kecoklatan, berdirilah seorang wanita yang hatinya kini rapuh karena lelaki tersebut, akan tetapi ia tetap memandang lelaki itu dengan seksama. Aldara Maheswari, namanya. Wanita berparas manis yang terkadang merasa bahwa ia tidak pernah merasakan keberuntungan yang adil terhadapnya. “Udah ahh, semangat ya Dar,” ucapnya menyadarkan dirinya seraya menepuk-nepuk pipinya yang tirus.
Akhirnya ia pun pergi dari tempatnya berdiri dengan berjalan kaki. Tak lama setelah itu dari kejauhan terdengar suara adzan maghrib berkumandang dari arah barat tempatnya berjalan. Matahari yang tadi seakan menyinari panas, kini tertutup awan yang mungkin saja membawa kabar akan datangnya badai malam ini. Dengan rasa penuh khidmat pada lantunan adzan yang menyelimuti hatinya, ia memutuskan untuk pergi ke masjid dengan mengikuti arah suara adzan yang menyejukkan semua insan yang mendengarkan.
Beberapa menit setelahnya selesai beribadah, ia merasa dalam perut kecilnya telah terdengar gemuruh yang menandakan bahwa ia harus segera makan.
“Laper banget, kira-kira makan dimana ya?” lirihnya dengan mengelus perut kecilnya. “Lalapan aja kali ya?!” sambungnya.
Kemudian dirinya mengingat bahwa ada warung lalapan dekat masjid ini. Maka dengan itu Dara bergegas pergi ke warung tersebut. Dengan perut yang sudah terasa lapar, ia pun langsung memesan makanan. Selagi menunggu pesanan, wanita yang memiliki lesung pipi itu duduk di salah satu meja yang hanya terdapat Dara sendiri dan satu pelanggan wanita paruh baya yang lagi asyik menyantap makanannya tepat di seberang meja tempat ia duduk. Tak lama Dara menunggu, pesanannya pun datang
dan tanpa basa basi ia pun dengan lahap menyantap makanannya.
Ditengah semilir angin yang berhembus tepat kearah Dara yang menikmati lalapan di warung yang hanya beratapkan sebuah terpal yang ditahan dengan beberapa bambu agar kokoh membentuk sebuah tenda, tiba-tiba turun hujan yang begitu deras. Daun-daun gugur menderai. Menutupi bangku yang ada di sisi utara sebuah taman yang berjarak tak jauh dari warung itu. Jalan itu tak pernah lepas dari pandangannya. Pohon-pohon cemara yang kemarin tingginya tak lebih tinggi dari pohon mangga itu, sudah lama ditebang. Kayu-kayu nya masih ada di sana, di sebelah pintu masuk taman yang bergapura bambu-bambu berwarna biru langit. Sedari tadi angin berhembus ganas. Sampai Dara selesai makan, hujan pun tak kunjung reda. Ia pun keluar dari warung tersebut untuk melihat hujan sambil menengok ke arah langit untuk memastikan apakah ia bisa pulang atau tidak.
“Bagaimana caraku pulang ?” ucapnya dalam hati sembari menjulurkan tangannya ke deraian hujan dari atap warung. Dara pun terus memikirkan bagaimana ia dapat pulang.
“Nih pakai…” ucap lelaki yang tibatiba menghampirinya dari belakang dengan sikap dinginnya sambil menyodorkan payung ke dirinya. Dengan perasaan bingung dan terkejut langsung menoleh kearah lelaki yang sempat membuat dirinya tertegun beberapa saat.
“Kamu bukannya anak kelas IPS 1 ya? “tanyanya kearah lelaki yang rambutnya setengah basah akibat hujan yang tak kunjung usai. Lelaki itu hanya menganggukkan kepalanya sambil memberikan payungnya itu ke Dara.
“Terus kamu pulangnya pakai apa?” tanya
Dara lagi. Akan tetapi, lelaki itu tidak menjawab apapun dan malah pergi begitu saja tanpa sepatah kata apapun.
“Yahhh…malah pergi, belum juga bilang terima kasih,” ucapnya sambil terlihat kesal namun ada rasa ingin tahu di dirinya terhadap lelaki yang tampak seumuran dengannya.
Dengan rasa penasaran yang masih terbayang terus menerus dalam pikirannya, ia memakai payung pemberian lelaki itu dan langsung bergegas pulang melewati riuh hujan yang masih sama derasnya. Langit kemudian menjadi filosofi yang dipelajari bagaimana menghindari rasa lebam atas kejatuhan dari tempat yang demikian tinggi. Lihatlah bagaimana hujan terhempas dari ketinggian namun justru mengaransemen irama kebebasan yang direkam oleh nada-nadanya saat pecah di bebatuan. Menciptakan denting melodi yang terdengar begitu tenteram, serta dentang langgam yang menguar dalam hitamnya temaram yang sama sekali tidak menunjukkan lirik muram.
Sesampainya di rumah ia segera membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian tidurnya seperti yang ia lakukan seperti biasanya. Tepat di penghujung malam ditemani dengan rintihan suara jangkrik yang terus menghiasi malam-malam yang begitu syahdu dibuatnya. Dara pun mematikan lampu kamarnya dan tetap menyalakan lampu tidurnya. Namun belum beberapa saat berbaring di atas tempat tidurnya yang begitu nyaman, Dara tidak langsung tidur begitu saja melainkan masih berkutik dengan ponsel kecil di tangannya. Ia masih berpikir mengenai seorang lelaki yang hanya sekilas berdiri di hadapannya pada malam tadi.
Keesokan paginya, Dara terbangun dan melihat jam pada ponselnya yang menunjukkan pukul 6 pagi.
“Semalam aku ketiduran jam berapa ya? rasanya kok aku tidur lama banget…” ucap Dara dengan tangannya menggaruk tengkuk leher belakangnya. Setelah beberapa lama dirinya tersadar akan sinar matahari yang mengitari sebagian penjuru bumi saat itu, ia pun bersiap siap untuk pergi melanjutkan aktivitasnya di sekolah. Lima menit sebelum dirinya dinyatakan sebagai siswa yang terlambat, Dara sudah berada di depan gerbang SMA Nusa Bangsa, tempat dimana Dara telah menghabiskan kurang lebih tiga tahun lamanya untuk menuntut ilmu dan termasuk sekolah yang mencetak beberapa pengalaman hidup tersendiri baginya.
“Daraa!!!” teriak Keyla dari seberang jalan. Sontak membuat Dara terkejut.
“Gilak, masih pagi udah teriak-teriak ajaa…” ujar Dara dengan nada kesal.
“Hehehe.. sorry Dar,” ujar Keyla cengengesan dengan muka tanpa dosa.
“Takutnya kamu tuli, makanya aku teriak,” sambungnya. Plakkk.. “Enak aja kalo ngomong!” ucap Dara sambil memukul punggung Keyla. Karena kesal Dara pun meninggalkan Keyla sembari berjalan melewati gerbang sekolah.
“Bercanda sis…” ucap Keyla seraya mengejar Dara. Pada akhirnya langkah kaki mereka berdua terlihat berbarengan.
“Hmm Dar… sehabis pulang sekolah ada waktu kosong ga?” tanya Keyla sambil menggandeng lengan Dara.
“Sibuk,” jawab Dara cuek.
“Dihhh jahat banget Dar,” ucap Keyla sedih dengan memanyunkan bibir.
“Tolong yaaa, aku pengen curhat,” lanjut Keyla dengan tetap memohon kepada Dara agar kemauannya dapat diiyakan.
Dara yang melihat kelakuan Keyla yang terus memaksanya dengan nada pasrah mengiyakan, “Iyadehh, iya, di taman aja kalau begitu.”
“Kenapa aku nggak tahan dia yah tadi?” ucapnya pada dirinya. Karena rasa gengsi tinggi pada diri Dara yang membuat dirinya menyesal jika kala bertemu dengan lelaki tersebut. Sembari memikirkan lelaki itu membuat dari terlelap dengan ponsel yang masih aktif di genggamannya.
“YEYYY!!!!” teriak Keyla dengan suara cemprengnya membuat Dara membungkam mulut Keyla. “Eheheheh… ampun Dar ampun,” ucap Keyla sambil Dara melepaskan tangannya dari bungkaman mulut Keyla.
Setelah sampai dikelas, Dara tak sengaja melihat
sosok lelaki yang ia pandangi saat sore hari kemarin. Lelaki yang bahunya lebar dan memiliki sorot mata yang mampu memancarkan aura positifnya, Vano Anggara namanya. Ada perasaan yang mendorong dirinya untuk menyapanya walau sesaat, namun karena egonya kembali membawakan pikiran yang mengarah pada kepedihan, ia mengurungkan niatnya dan hanya melihatnya lewat begitu saja bersama beberapa siswa yang menurutnya adalah teman sekelasnya.
Bunyi bel yang terdengar dari telinga Dara tiba-tiba menyeruak pula ke seluruh penjuru sekolah tanda pelajaran pertama akan dimulai, hal itu membuat Dara bergegas untuk duduk dikursinya. Ia pun menyapa teman sebangkunya, Helen yang telah sekian lama menjadi partner sekelasnya di IPA 1.
“Haii Helen… bawa buku catatan ku kan?” tanya Dara.
“ Bawa dong,” ujar Helen dengan semangat. “Nih..” lanjutnya.
Buku pun sudah berada dalam genggamannya bersamaan dengan masuknya Bu Widya yang mengajarkan pelajaran matematika. Dengan rasa semangat dalam diri Dara, ia mencoba untuk tetap fokus mendengarkan sambil mengikuti arah jari Bu Widya yang sedang menari-nari di atas papan tulis layaknya seorang penari yang lihai dibidangnya.
Setelah dirinya bertarung dengan angka-angka yang memenuhi seluruh papan tulis itu selama kurang lebih satu jam, akhirnya kegiatan belajar mengajar pun selesai. Karena merasa lapar, Dara dan Helen memutuskan untuk pergi ke kantin. Keadaan kantin yang dipenuhi hiruk pikuk para pedagang kantin ini sedang ramai diserbu para siswa. Banyak dari murid SMA Nusa Bangsa saling mengantri di berbagai kedai yang tersedia. Helen merasa bingung sambil menoleh ke arah kanan dan kiri untuk mencari kedai yang tidak terlalu ramai pengunjung.
“Rame amat, cari yang sepi aja deh keburu laper banget,” dengan perkataan yang Helen lontarkan, Dara pun hanya mengangguk tanda setuju. Setelahnya mereka pun memesan makanan dalam kedai yang dikunjungi. Sambil bercanda tawa dengan penuh ceria tentang segala hal, mereka asik mengobrol sehingga tak lama kemudian makanan yang dipesan akhirnya telah datang. Dengan rasa semangat dibumbuhi rasa lapar pula, mereka dengan lahap menikmati makanan tersebut.
“Dorrrr!!!” teriak Keyla sambil menepuk
punggung Dara dan Helen berbarengan sehingga membuat Helen tersedak.
“Keyla!!! Kamu apa-apaan sih?!?” tanya Dara kesal pada Keyla dengan nada agak tinggi.
Melihat Helen tersedak membuat Keyla panik dan segera mengambilkan air minum untuk Helen.
“Adohhh, maapin aku Helen… Ini kamu buruan minum”.
“Lain kali jangan suka kagetin orang Key !!” ucap Dara memperingati Keyla seraya mengusap pundak Helen. Keyla pun menganggukan kepalanya dengan perasaan bersalah.
Sumber:
“Udah-udah aku gapapa kok,” ujar Helen setelah meminum air yang diberikan Keyla.
“Maapin aku yaa Dar, Helen,” ucap Keyla memelas.
“Iya iya..” ucap Dara dengan menyimpan piring bekas ia makan.
“Aku ga sabar mau curhat, Dar,” bisik keyla ke Dara yang sempat didengar oleh Helen.
Tiba tiba Helen menyela bisikan keyla yang dikiranya tidak didengarnya, “Oohhh… Kalian mau curhatcurhatan?!” tanya Helen dengan senyum dibibirnya.
“Tau nih Keyla..” ucap Dara dengan mengangkat bahu acuh tak acuh. Keyla hanya tertawa kecil sambil membungkam mulutnya sendiri.
“Oke deh, aku ke kelas duluan yaa..,” ucap Helen sambil berdiri dan meninggalkan mereka berdua.
“Dahhh Helen!!” ucap Dara dan Helen berbarengan sambil melambai-lambaikan tangan. Kemudian Dara menatap tajam Keyla dengan bertanya mengenai apa yang diinginkan. “Curhat apasih?!”
“Hehehe…. jadi gini, aku sebenarnya aku pengen kasi tahu kamu kalau aku sekarang itu punya rasa sama satu orang di kelas kamu itu, orangnya yang duduk disamping si Lana yang ketua osis kita,” ceritanya yang membuat Dara agak kaget bagai
Kayla yang panjang lebar itu tentang Vano membuat Dara senang melihat sahabatnya itu akhirnya merasakan yang namanya cinta, namun disisi lain Dara merasa pikirannya didera rasa cemas dan tidak tahu harus berbuat apa.
Saat masih asik-asiknya Keyla menceritakan lelaki yang membuatnya merasa jatuh hati itu kepada sahabatnya, bel tanda masuk langsung menunjukkan kepiawaiannya dalam mendapatkan perhatian kepada para siswa termasuk Dara dan Keyla.
“Yahh udah bel masuk, yaudah nanti aja kita lanjutin, aku duluan ke kelas ya, Dar.”
“Aaaa, okee bye Key…” ucap Dara melambaikan tangannya.
Dari kepergian Keyla membuat Dara mengingat lelaki yang ia sukai sejak awal masuk SMA Nusa Bangsa. Dimana ia melihat Vano pada saat pertama kali masuk sekolah. Ia mulai jatuh cinta pada pandangan pertama karena ia beranggapan mengenai sosok Vano yang mempunyai kharisma dimatanya. Saat itu ia berharap agar bisa satu kelas dengan Vano, pada kenyataanya semesta pun mengabulkan doa yang diinginkan. Ia sangat begitu bahagia, karena kali pertamanya ia bisa jatuh hati kepada seseorang namun ia bingung untuk mengungkapkan perasaanya dimulai dari mana. Dengan rasa bingung ia pun memutuskan untuk menyimpan rasa tersebut sampai saat ini. Tanpa ada seseorang yang mengetahuinya, ia bertekad bahwa hanya dirinya yang mengetahui hal itu. “Bertemu kamu membuatku sadar bahwa nikmat Tuhan itu nyata dan tak terduga.”
“Nak, ga masuk kelas?” ucap ibu kantin membuyarkan isi kepala Dara.
tersengat listrik karena orang itu berada di kelasnya.
“Maksudmu Vano?” tanya Dara kepada Keyla meyakinkan.
“Iya Vano Anggara!!” yakinnya kepada Dara. Serta merta ia disergap rasa sedih yang menusuk nusuk jiwa namun berusaha untuk kuat di depan sahabatnya sedari kecil itu, ia tanyakan kembali “Kok kamu bisa suka dia?”
“Ngga tau sih Dar, muncul tiba-tiba gitu, soalnya pas aku tergelincir di depan perpus beberapa minggu lalu itu, cuma dia yang bantu aku berdiri pas aku diketawain sama anak-anak lain, awalnya sih biasa aja karena lebih mikirin kaki ku yang keseleo, tapi pas waktu dia gandeng aku ke UKS sendiri, entah ada perasaan yang aku gatau itu apa artinya, muncul begitu saja kamu tau ga sih, Dar? Hahaha,” cerita
“Hah?…ohhh iya ibu hehehe,” ucap Dara tersadar dari lamunannya.
“Terimakasih ibu..” pamit Dara dengan terburu-buru masuk kelas. Namun belum beranjak terlalu jauh dari kantin tersebut, Dara yang begitu hafal postur tubuh yang membelakangi nya dari jauh pula tanpa sadar memanggilnya, “Vano…,” teriaknya mengarah ke siswa yang ternyata adalah seseorang yang ia taruh perasaannya dengan penuh harapan. Vano pun berbalik mencari suara yang memanggil namanya. Sementara Dara yang masih berdiri sontak terdiam bagaikan paku yang tertancap di kakinya akibat merasa bodoh memanggilnya langsung tanpa pikir panjang, “Kenapa aku langsung panggil dia sih… apa karena aku terpancing dengan omongan Kayla ya? Aduuhh gimana ini,” gerutunya dalam hati.
“Kenapa, Dar?” tanya Vano sambil mendekat kearahnya.
Dara masih membisu tak tahu apa yang ingin ia sampaikan ke lelaki yang wajahnya tampak segar dan ramah saat itu, “A-a-anu Van, nanti kalau pulang sekolah ada yang mau aku omongin ke kamu, boleh kan?” spontannya yang tambah membuat Dara semakin merasa bodoh karena sudah tak dapat menghindarinya.
“Oalah, okedeh nanti tunggu aja di taman buku ya, soalnya mau ke ruang osis dulu usai kelas,” ucap Vano dengan santai tanpa bertanya kembali, “Eh yaudah yuk ke kelas bareng, Pak Ridwan nanti marah loh,” lanjutnya sontak langsung menyihir Dara yang saat itu menyesali keputusannya, menjadi orang yang paling beruntung di hari itu, “Oke Van, yuk” jawab Dara, yang langsung berjalan mengikuti Vano ke kelas.
Matahari masih tegak dengan gagahnya diatas langit yang cukup cerah dan menyinari seluruh makhluk hidup yang ada, termasuk gadis yang berwajah oval dan beralis tipis, Dara.
“Aduh aku mau ngomong apa kalau Vano datang ya?” lirihnya sambil menunggu kedatangan Vano yang janjinya akan menemuinya di taman buku.
“Dara..” teriak seseorang yang suaranya halus namun samar terdengar dari jauh. Dara langsung menoleh sambil bingung entah darimana panggilan itu berasal.
“Hey, aku di sini hahaha,” sapa lelaki yang tiba-tiba muncul di belakang Dara sambil menepuk pundaknya.
“Astaga.. ternyata kamu Vano!” seru Dara sambil mengusap dadanya akibat terkejut, “Kenapa sih semua orang hari ini hobinya ngagetin orang!” lanjutnya,
“HAHAHA, aku minta maaf, kirain kamu sadar tadi, eh btw, mau ngomongin apa nih, kayaknya penting,” tanya Vano, sambil duduk di taman buku diikuti oleh Dara. Dara yang saat itu masih kesal karena dibuat kaget
spontan langsung salah tingkah ketika melihat lelaki yang disukainya itu berhadapan dengannya untuk pertama kali dan saling bicara.
“Ah gini Van, sebenarnya aku… eh- itu..” ucap Dara yang masih terbata-bata.
“Mau ngomong apa Dar, kok gagap gitu, apa masih kaget? Maaf ya,” ucap Vano yang memotong perkataan Dara yang terbata-bata sambil berusaha mencairkan suasana.
“Eh ngga, bukan itu, sebenarnya aku mau nyampaiin ke kamu kalau temenku punya perasaan ke kamu, dia bilangin ke aku pas istirahat tadi hehe,” jawabnya ke Vano dengan nada suara yang bergetar. Dara tak sanggup memberitahu yang sebenarnya kepada Vano bahwa ia adalah penantiannya selama hari pertama sekolah, ia tak ingin pula membuat Keyla sakit hati melihat pujaan hatinya bersama Dara bila ternyata ungkapan perasaannya itu diterima sama Vano.
“Memangnya siapa, Dar?” tanya Vano yang langsung membuyarkan pikiran Dara yang larut memikirkan keputusannya saat ini.
“Sahabatku, Keyla..” ucap Dara kikuk yang membuat Vano menatap matanya dengan rasa tidak percaya.
“Ahh, ga mungkin Dar” ucap Vano seraya menggaruk lutut yang sebenarnya tidak gatal. Dalam hati Vano berkata “Kenapa tidak kamu?” sambil melihat Dara yang menundukan kepala. Vano sebenarnya merasakan hal yang berbeda jika melihat gadis yang ada didepannya itu, sifatnya yang pendiam, hanya pada dirinya bahkan di saat ada kesempatan sekelompok bareng, tidak ada sedikitpun tanda bahwa mereka akan akrab, hal tersebut lah yang membuat Vano ingin menggunakan kesempatannya bertemu empat mata dengan gadis yang matanya sayu itu. Namun kenyataannya hanya ingin menjodohkan Vano dengan temannya, bukan dirinya.
“Pasti kaget ya Van ? Hahaha… aku juga
kaget, pokonya kamu harus balas cintanya deh,” suruh Dara pada Vano dengan rasa sesak didadanya yang kini terasa, “Awas aja kalo dianggurin cintanya sahabat ku!!” tekan Dara memperingati Vano agar mencintai balik cinta tulus Keyla. Perkataan yang Dara lontarkan membuat Vano merasa sesak dalam hatinya, karena ia telah menyukai Dara namun setelah mendengar dengan jelas dan merasa bahwa perasaan yang ada dalam diri Vano hanyalah sia-sia, ia tersadar bahwasannya Dara tidak menyukainya. Kini Vano hanya tersenyum memandang Dara.
"Keyla ya… tapi kenapa dia suka aku Dar? perasaan aku jarang berte…" belum selesai pertanyaan Vano itu didengar Dara, ia hanya langsung berdiri dan pamit tanpa menghiraukan hal apa yang selanjutnya terjadi.
“Aku duluan yaaa… bye Vano,” pamit Dara sambil berlari kecil dengan suara bergetar menahan air mata tanda kecewa dan penyesalan yang bercampur menjadi satu. Vano hanya bisa memandang Dara dengan bisu tanpa mengucapkan satu kata pun.
Sebulan lamanya Dara menyampaikan perasaan Keyla terhadap Vano, membuat ia belajar untuk ikhlas dengan itu semua. Kini Dara sedang berada dirumah Keyla, mereka telah mengatur jadwal untuk menonton drama Korea yang mereka gemari.
“Mau nonton yang mana nih?” tanya Dara pada Keyla yang sibuk mengetik sesuatu di ponsel kecilnya itu dengan senyum-senyum terukir di bibirnya yang membuat Dara penasaran.
“Ada apasih Key, kok senyum-senyum sendiri?” tanya Dara lagi.
“Vano, Darrr hihihi,” ucap Keyla dengan senyum sumringah di bibirnya sambil memeluk ponsel kecil seraya menggerak badanya ke kanan dan ke kiri.
Mendengar nama itu membuat Dara tercengang, didalam otak kecilnya bertanya-tanya, apakah mereka telah resmi pacaran atau tidak. Dengan pertanyaanpertanyaan yang telah terpenuhi dalam otak kecil nya, ia pun memberanikan diri untuk langsung menanyakan hal tersebut pada Keyla.
“Kamu sama Vano udah ada hubungan?” tanya Dara dengan perasaan yang begitu menyesakkan.
“Belum sih Darr, tapi kayanya otw deh hahaha….” jawab Keyla dengan pedenya. “Abisnya nih yaa, dia udah ajak aku jalan bareng, nonton bareng terus juga yang bikin aku tambah jatuh hati ke Vano karena tentang love languagenya gemes banget tau
Darr…” seru Keyla memceritakan semuanya.
“Kamu tau gak, dia itu act of service banget dehh, sukaaa banget Darr sumpah….!!!” lanjut Keyla dengan mata berbinar-binar. Dara hanya bisa menjadi pendengar yang baik untuk Keyla. Sambil meremas rok yang saat itu ia pakai dengan memaksakan bibirnya agar tersenyum bahagia akan cerita tersebut untuk Keyla.
“
I’m happy when I see you happy, Key..” ucap Dara seraya menarik tangan Keyla untuk masuk dalam genggamannya membuat Keyla tersenyum haru akan hal itu.
“Thank you my friend …” ucap terimakasih Keyla pada Dara sambil memeluk erat Dara yang pada akhirnya rasa tangis pun pecah saat itu.
Dalam benak Dara, ia berkata, “Kini takdir lagi-lagi tidak memihak ku, tapi ku yakin ini jalannya. Karena sesuatu yang tidak bisa ku lerai hingga harus ku relakan.”
Rindu yang membeku itu, kini larut bersama hujan, juga bersama bayanganmu dari belakang yang hanya terus kuperhatikan namun tak dapat kugapai. Meski aku tahu, ini akan menjadi hal yang akan menyesakkan hatiku nanti. Vano akan melanjutkan kehidupannya. Artinya ada masa-masa sulit lagi yang harus aku hadapi. Namun, tak ada lagi yang akan kuragukan, waktu dan jarak hanyalah alat yang diciptakan Tuhan. Sekuat apa cinta mampu mempertemukan seorang pengelana.
Aku meninggalkan kota tempatku besar setelah acara perpisahan yang akan memulai lembar baru untuk berpendidikan lebih jauh. Melihatnya untuk terakhir kali tidak lah terlalu buruk dibandingkan mengharapkan dirinya dipertemukan bersama suatu saat nanti. Namun walau begitu, kuharap diriku di dimensi lain, bisa mempertemukan diri kita dalam versi yang berbeda.
Penulis
Tentang Kita
`-prolog: aku dan kauAku adalah luapan perasaan Kau adalah alasan dari luapan itu.
-tidak ada kata yang tepat untuk kau dan aku, kecuali kata kita yang aku rangkai
begitu kakuSampai saat ini, tidak ada kata yang dapat menjembatani kau dan aku
Kecuali kata kita yang aku rangkai setengah mati dan begitu kaku
Kita bukanlah tentang apa atau siapa
Bukan tentang mengapa dan bagaimana Bukan semuanya pertanyaan dan tentu bukan sebuah jawaban Kita hanya frasa yang menanti klausa, untuk kemudian menjadikan kita kalimat yang esa
-kita seluruhnya adalah tentang hal yang belum lengkapTidak elok aku merumuskan puisi ini tanpa setuju dari kau Karena selamanya puisi ini tak lengkap
Bukan karena cuma aku saja yang menulisnya
Tapi kau dan aku yang memang seluruhnya adalah tentang hal yang belum lengkap
Dan walau kita tidak pernah lengkap, tapi aku tau kau dan aku akan selalu tetap.
-kau dan keinginan akuAku ingin kau
Ingin sekali kau
Ingin seluruhnya kau Suara kau, tawa, ringkih dan sedih kau.
-kau dan kemungkinanKau mungkin suka asinan
Kau mungkin suka terang bulan
Kau mungkin suka pada Dilan
Kau mungkin suka manisan
Kau mungkin suka jalan-jalan
Kau mungkin suka awal bulan
Kau mungkin suka air teh
Kau mungkin suka Tere Liye
Kau mungkin suka Jean-Paul Sartre
Kau mungkin suka ikan lele
Kau mungkin suka Napoleon Bonaparte
Kau mungkin suka stoikisme
Kau mungkin suka Monalisa
Kau mungkin suka hari Selasa
Kau mungkin suka tanda tanya
Kau mungkin suka makanan India
Kau mungkin suka baca buku
Kau mungkin suka gunting kuku
Kau mungkin suka pakai sepatu
Kau mungkin suka pada aku?
-akankah kelak kauAkankah kelak kau membenarkan cara aku menyebut nama kau yang menurut kau sulit susunannya atau kau membaiki kerah baju aku yang tidak presisi dipandang mata
atau bahkan aku hanya diam-diam dipandang kau dengan mata bulan kau yang sabit dan kemala
Aku yang suka tenggelam dan larut dalam senyum kau yang rapi
Akan menggenggam jemari kau dan menobatkan cincin di jari manis kau kelak nanti.
-bertemu atau tidak bertemu, menyapa atau tidak menyapa, bersama atau tidak bersama, kau adalah orang yang paling mau aku ajak segalanyaKalau kau mau tau, aku mau kau duduk di sebelah aku
Aku mau kau mendengar semua tentang aku
Dan kau membagi semua kisah tentang kau Kisah kecil kau yang pasti sangat manis Walaupun jika sepahit-pahitnya kisah kau, aku mau kita tetap tersenyum dengan manis
Aku akan bercerita tentang kebodohan dunia Aku mau kau mendengar kisah babak belur aku dipukuli nafsu pribadi aku sendiri
Juga tentang kau yang tidak menginginkan aku, lebih besar dari aku menginginkan kau, setelah aku ceritakan betapa sangat aku menginginkan kau
Kita juga bisa mendebat daya tarik kau yang hampir serupa dengan daya tarik bentala
Sehingga aku lupa, mana dunia aku berpijak sebetulnya.
-epilog: kau dan akuKau adalah perasaan Sedang aku adalah ungkapan yang harus kau rasakan.