Eksepsi
ISSN 2089-340X PENERBIT LEMBAGA PERS MAHASISWA HUKUM UNIVERSITAS HASANUDDIN
Salam Redaksi
PELINDUNG Dekan PENASEHAT Wakil Dekan III PENDAMPING UKM DR. Birkah Latief, S.H., M.H., LL.M. DEWAN PEMBINA Anwar Ilyas, S.H, Muh. Alam Nur, S.H, Muh Sirul Haq, S.H, Muh. Ali Akbar Nur, S.H, Wiwin Suwandi, S.H, Muh. Arman KS, S.H, Ahmad Nur, S.H, Solihin Bone, S.H, Irfan Amir, S.H, Nurul Hudayanti, S.H., M.H, Hardianti Hajrah S, S.H, Ahsan Yunus, S.H, Nasril, S.H, Irwan Rum, S.H, Rezki Alvionitasari, S.H. DEWAN PERS Saldy Elsa Syahrah Isnaini Rahmat Hidayat PEMIMPIN UMUM Kalam Anata Mahardika PEMIMPIN REDAKSI Nur Aflihyana Bugi SEKERTARIS UMUM Nubila Nurul Aulia BENDAHARA UMUM Zalfaa Irdhitya Zahirah REDAKTUR PELAKSANA Nina Ahkamul Ihkam Mada REPORTER Arie Purnama Saputra FOTOGRAFER Hema Maline Patigai LAYOUTER Muhammad Abi Dzarr Al Ghiffary DIVISI KADERISASI Rofi’ah Ridwan Nurul Aisyah DIVISI PENELITIAN DAN JARINGAN KERJA Aulia Ayu Permatasari Jihan Nur Taqiyyah Ahmad Zainul Ma’arif
2
I/LPMH-UH/XXVI/V/2022
foto bersama DJD-PCA LPMH-UH 2022
Salam Pers Mahasiswa
L
embaga Pers Mahasiswa Hukum Universitas Hasanuddin (LPMH-UH) adalah salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak dibidang Jurnalistik, yang didirikan pada tahun 1995. Pers mahasiswa sangat berperan penting dalam Kemerdekaan Indonesia yang menjadi media penyebaran informasi kemerdekaan Indonesia. Hingga saat ini LPMH-UH tetap berjalan sesuai ideologinya, yaitu Jurnalisme Kerakyatan.
Proses perjalanan yang sangat panjang telah dilalui serta banyak pula hal-hal yang telah dilakukan oleh LPMHUH. Salah satunya adalah menerbitkan Buletin Eksepsi I/ LPMH-UH/XXVI/V/2022. Tentunya dalam penerbitan buletin ini jauh dari kata sempurna, akan tetapi pengurus telah melalui proses yang panjang dan berhasil untuk menerbitkan buletin ini. Hal ini sangat relevan dengan eksistensi LPMH-UH yang bergerak dalam bidang Jurnalistik, dimana LPMH-UH melalui media cetak buletin memberikan informasi-informasi seputar Universitas Hasanuddin. Kami berharap dengan menerbitkan buletin ini, akan dapat menjadi sumber informasi kepada Civitas akademika dan mahasiswa lingkup Unhas, terkhusus Fakultas Hukum Unhas. Selain itu, kami berharap agar buletin ini dapat membuka pikiranpikiran pembaca terkait isu-isu di Fakultas Hukum Unhas. Kami sadar bahwa dalam penulisan kami masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan agar pembaca dapat berperan aktif untuk memberikitakan kritik dan saran yang membangun kepada kami, agar dapat memperbaiki hal-hal yang dirasa kurang baik. Kami segenap anggota dan pengurus LPMH-UH, mengucapkan banyak terimakasih atas partisipasi dan kerjasama dari semua pihak dan telah membantu menyukseskan penerbitan buletin kami. Suatu kata tidaklah pasti jika hanya diucapkan oleh mulut saja. Hitam diatas putih diperlukan sebagai bukti nyata. Berjuang dengan Pena! Selamat Membaca.
Eksepsi Kata Mereka tentang Pemimpin Baru Pemimpin yang baik ialah dia yang mampu mengemban amanah dengan sebaikbaiknya. Untuk itu, saya berharap para pemimpin baru di lingkup Unhas mampu menjalankan amanah yang telah diberikan kepadanya. Dr. Muh. Hasrul, S.H., M.H. M.A.P. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kemiteraan
Pergantian kepemimpinan adalah hal lumrah terjadi dalam intitusi. Yang harus diperhatikan adalah visi apa yang dibawah oleh orang yang akan memimpin nantinya. Sosok pemimpin nantinya setidaknya harus mampu memberikan keteladanan, jika kehilangan keteladanan akan menghancurkan kepemimpinannya. Taufik Hidayat Presiden BEM FH-UH Periode 2020-2021
Pemimpin yang visioner dan mampu melihat bagaimana realitas pendidikan tinggi saat ini khususnya di Unhas sendiri. Muhammad Sultan Presiden BEM FH-UH Periode 2021-2022
D
Editorial
ikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pemimpin berarti orang yang memimpin. Pemimpin ialah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, mempengaruhi orang lain dan kelompoknya. Pemimpin dipilih berdasarkan prinsip demokrasi yang dipilih dari, oleh, dan untuk rakyat. Dilingkup Universitas Hasanuddin (Unhas) sendiri proses pemilihan pemimpin dilakukan secara demokrasi. Prof. Jamaluddin Jompa, M.Sc., terpilih sebagai nahkoda baru Unhas terpilih sebagai Rektor baru Unhas. Dalam program terobosan yang akan dilakukan salah satunya adalah mengasah kompetensi maupun potensi mahasiswa dan melibatkan dalam perlombaan tingkat nasional ke internasional untuk menunjang prestasi mahasiswa. Untuk itu Prof. Jamaluddin berharap agar pengangguran alumni Unhas dapat ditanggulangi dengan menyediakan ruang-ruang yang dapat menjadi bekal ataupun pengalaman kerja sehingga setelah lulus sudah ada pengalaman dan siap terjun di dunia pekerjaan. Pada dasarnya setiap pemimpin akan mengalami pasang surut di masa kepemimpinannya. Hal ini tergantung pada cara mereka menjalankan dan mengatur semua hal yang ada di dalam roda kepengurusan. Tentunya semua berharap akan keberhasilan dalam perjalanan kepengurursannya. “Kita akan gerakkan untuk kita mengembangkan ekonomi rakyat, ekonomi Indonesia Timur sehingga akademik berjalan seiring dengan kemampuan kita di dalam kemaslahatan pembangunan. Dan kita juga berharap angka pengangguran alumni Unhas semakin kita tekan karena kita berapa kali buat pengalaman ketika mereka jadi mahasiswa. “ Ungkapnya. Dilingkup Fakultas Hukum Unhas (FH-UH) turut mengganti nahkoda kepengurusan. Salah satunya adalah Badan Eksekutif Mahasiswa FH-UH. Muhammad Sultan selaku Presiden BEM FH-UH terpilih mengungkapkan bahwa pembentukan program-program yang dilaksanakan pada periodenya berdasarkan analisis masalah mengenai tatanan KEMA di lingkup FH-UH yang masih perlu dibenahi. Sejatinya setiap pemimpin akan mengalami pasang surut dimasa kepemimpinannya. Tergantung bagaimana mereka mengatur semua hal yang ada di dalam roda kepengurusan. Keberhasilan merupakan tujuan dari setiap kepengurusan. Hal ini tergantung pada cara mereka menjalankan dan mengatur semua hal yang ada di dalam roda kepengurusan. Oleh karena itu, proses dalam tiap kepengurusan haruslah mempunyai struktur dan program yang mengacu pada visi misinya.
Redaksi Eksepsi menerima tulisan berupa opini, artikel, esai, cerpen, puisi, karikatur maupun foto dari pembaca. Tulisan dapat diserahkan di sekretariat LPMH-UH, atau dikirim via e-mail ke: lpmhuh@gmail.com I/LPMH-UH/XXVI/V/2022
3
LAPORAN UTAMA WAJAH BARU, GEBRAKAN BARU
M
enurut Modern Dictionary of Sociology, pemimpin adalah seseorang yang memiliki peranan atau posisi dominan dan berpengaruh dalam kelompoknya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pemimpin artinya orang yang memimpin. Pemimpin dapat diartikan sebagai seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, mempengaruhi orang lain dan kelompoknya. Sebagaimana telah diatur dalam Amandemen II UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, tercantum bahwa negara Indonesia adalah negara hukum dan sekaligus juga mengakui bahwa yang berkuasa adalah rakyat (demokrasi). Berangkat dari hal itu, pemilihan pemimpin diselenggarakan terbuka dan dipilih oleh masyarakat, seperti presiden, gubernur, walikota, dan lain-lain. Pada pergantian tahun 2021 ke 2022 terjadinya sorak-sorai pesta demokrasi dari keseruan hingga adanya konflik yang terjadi di lingkup Universitas Hasanuddin (Unhas), termasuk Fakultas Hukum (FH-UH).
KOMANDO BARU UNHAS SETELAH 2 PERIODE
belajar berkualitas untuk mengembangkan kapasitas pembelajaran yang inovatif dan proaktif; (2) Melestarikan, mengembangkan, menemukan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya; (3) Menerapkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya bagi kemaslahatan Benua Maritim Indonesia (BMI). Adapun tema pokok yang akan dibawa yaitu “Insan Cendekia Berkarakter, Ipteks Berbasis Keunikan BMI, Tata Kelola Kampus Modern dan Ramah Lingkungan, Kemaslahatan BMI dan Reputasi Internasional”.
Potret Prof. Jamaluddin Jompa, M.Sc., setelah pemilihan Rektor Sumber: Google
Rektor Unhas mengganti nahkodanya yang sebelumnya dijabat oleh Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, M.A., pada periode 2018-2022 diganti oleh Prof. Jamaluddin Jompa, M.Sc., untuk periode 2022-2026 yang telah terpilih pada tanggal 27 Januari 2022. Prof. Jamaluddin Jompa, M.Sc., atau yang akrab dipanggil Prof. JJ mengungguli lawannya setelah meraih dengan 11 suara melawan Prof. Dr. Budu, M.Med.Ed., Sp.M(K), Ph.D., dengan 9 suara dan Prof. Dr. Farida Patittingi, SH., M.Hum., dengan 5 suara pada saat agenda Rapat Paripurna Terbuka Luar Biasa Majelis Wali Amanat (MWA): pemilihan rektor Unhas yang dipilih oleh MWA (baca selengkapnya eksepsionline.com). Kemudian Prof. JJ dilantik pada tanggal 28 april 2022. Berangkat dari visi Kemendikbudristek, visi Unhas 20222026 yang merujuk visi misi dalam rencana pengembangan Unhas 2030: “Pusat unggulan dalam pengembangan insani, ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya berbasis benua maritim Indonesia”, merupakan pusat bagi berkembangnya sumber daya insani serta lahirnya produk ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Kemudian, Konsep Benua Maritim diartikan satu kesatuan alamiah bahwa sivitas akademika dan bidang ilmu memiliki peluang untuk berkontribusi bagi lahirnya ipteks-ipteks budaya. Untuk mewujudkan visi tersebut, dalam “Kertas Kerja Jamaluddin Jompa” pada saat pencalonan, ia mengusung misi Unhas 2030 yaitu: (1) Menyediakan lingkungan
4
I/LPMH-UH/XXVI/V/2022
Gambar 8 wujud Unhas 2026
Untuk menopang gambaran tersebut, akan ada perubahan dari struktur jabatan, kelembagaan maupun dana yang akan dipersiapkan pada saat dilantik sebagai rektor. “Pada intinya, syarat kelembagaan, syarat program, pendanaan, semua sudah berjalan. Jadi, sisa substansi yang dominan terjadi itu nanti awal tahun depan, kan tahun ini anggaran sudah berjalan, tinggal dimodifikasi saat pertengahan tahun yang menurut saya perlu diperbaiki,” ungkap Prof. JJ. Lebih lanjut, beliau mengatakan bahwa akan ada modifikasi setelah pelantikannya mengenai hal-hal yang sudah dijalankan saat periode Prof. Dwia. Salah satunya
LAPORAN UTAMA seperti sistem pendidikan pengajaran yang akan dibuatkan suatu sistem baru untuk menyesuaikan dengan kondisi (new normal), termasuk juga penggunaan kertas. Selanjutnya, perubahan yang akan dibawa untuk Unhas yaitu membawa Unhas untuk menduduki peringkat ke-5 di Indonesia dan peringkat 500 besar di dunia pada akhir 2024 dan akan dipertahankan hingga tahun 2026. Sementara untuk menunjang prestasi mahasiswa kedepannya, akan difokuskan untuk mengasah kompetensi maupun potensi untuk dilibatkan dalam perlombaan tingkat nasional dan dilanjutkan ke taraf internasional. Hal ini diusahakan untuk Unhas menjadi perwakilan atau duta Indonesia di internasional. “Saya mau ada komitmen mahasiswa Unhas, kalau mau meningkatkan kemampuan untuk menjadi bagian dari dunia global bisa. Bisa berkompetisi tingkat nasional atau internasional, kemampuan berbahasa asing harus diperbaiki,” ujar pria kelahiran Takalar tersebut. Berkaitan dengan penerimaan mahasiswa baru, jalur Penelusuran Prestasi Olah Raga, Seni dan Keilmuan (POSK) akan tetap dibuka dengan melalui tes wawancara dan tes keterampilan. Jalur ini merupakan salah satu seleksi mandiri Unhas yang difokuskan bagi mereka yang mempunyai prestasi. Jalur POSK ini akan memfokuskan pada peningkatan prestasi Unhas kedepannya. “Unhas harus berani mencuri start, disitu kita berkompetisi. Mungkin akan memakan banyak biaya tapi tidak apa-apa, saya akan berusaha. Baik itu sifatnya karya mahasiswa, inovasi, hampir semua ini lah teman-teman jalankan termasuk kegiatan Unit Kegitatan Mahasiswa (UKM),” ungkap Prof. JJ saat ditemui oleh Kru Eksepsi.
Tinggi Negeri Berbadan Hukum, memberikan sifat mandiri dan adaptif kepada Unhas atas status yang disandang tersebut. Maka dari itu, akan ada upaya-upaya strategis untuk menopang kemandirian. “Salah satu tantangan terberat Unhas PTN-BH adalah kemandirian. Sehingga ada beberapa aset kita yang akan dicoba kelola sebaik mungkin, termasuk Sumber Daya Manusia (SDM). Jadi, di Unhas itu harus ada sistem yang mengelola bagaimana peningkatan sumber dana secara profesional,” tukas rektor terpilih itu. Namun, menurut Prof. JJ masih ada beberapa dari pihak mahasiswa pro dan kontra terkait Unhas menjadi PTNBH yang dimana masih menganggap bahwa PTN ini merupakan komersial pendidikan dan menolak adanya PTN-BH Unhas. Akan tetapi, jika dilihat faktanya dari pendapatan Unhas yang diberikan oleh pemerintah itu semakin menipis yang mengakibatkan harus mencari dana secara mandiri. Selain itu, kendala lain dari mahasiswa yang masih kontra terhadap PTN-BH yang dianggap komersial pendidikan menjadi tantangan lain. Ia menjelaskan, dampak dari komersil terhadap pendanaan yang akan mempengaruhi Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang dibayarkan mahasiswa. “Tapi kata-kata komersil itu positif sebenarnya jangan dianggap negatif karena semakin banyak pendapatan Unhas semakin mampu kita mengurangi UKT, kalau kita kita tidak mampu mendapatkan pendanaan hanya ada 2 opsi, apakah kita akan menjalankan pendidikan dengan kualitas rendah dan kita pasti kalah dalam kompetisi, atau biaya UKT kita tingkatkan,” ucapnya dalam menanggapi hal itu. Untuk menghadapi tantangan itu, Unhas akan mengupayakan pengembangan badan kerjasama ventura, pengembangan endowment fund (dana abadi) Unhas dan penguatan kelembagaan. Prof. JJ berharap dalam menghadapi tantangan berat untuk menaiki tangga lebih tinggi di level universitas bahwa adanya peluang pengoptimalisasi seluruh aset yang dimiliki Unhas baik itu berbentuk fisik maupun SDM untuk diberikan ruang-ruang yang bisa dikembangkan. Oleh karena itu, para mahasiswa nantinya akan disediakan ruang-ruang yang bisa menjadi bekal ataupun pengalaman kerja sehingga setelah lulus sudah ada pengalaman dan siap terjun di dunia pekerjaan.
Prof. Jamaluddin Jompa, M.Sc. Rektor Unhas Terpilih Sumber: Google
Setelah hampir genap 8 tahun sejak ditetapkan sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) pada 17 Oktober 2014 berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2014 tentang Penetapan Universitas Hasanuddin Sebagai Perguruan
“Kita akan gerakkan untuk kita mengembangkan ekonomi rakyat, ekonomi Indonesia Timur sehingga akademi berjalan seiring dengan kemampuan kita di dalam kemaslahatan pembangunan. Dan kita juga berharap angka pengangguran alumni Unhas semakin kita tekan karena kita berapa kali buat pengalaman ketika mereka jadi mahasiswa,” harap mantan Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.
I/LPMH-UH/XXVI/V/2022
5
LAPORAN UTAMA Pemimpin di Atas Penolakan
Dari kalangan mahasiswa Unhas, pemilihan pemimpin baru Badan Eksekutif Mahasiswa Unhas (BEM Unhas) yang saat ini dipimpin oleh Imam Mobilingo, S.Ked., juga tak kalah mencuri perhatian. Di awal keterpilihan Imam sebagai ketua BEM Unhas di Musyawarah Mahasiswa II (MM II) pada 9 April 2021 di Tanjung Bira, Bulukumba, banyak didapati kepincangan. Bahkan hingga saat pelantikannya pada 28 Desember 2021 di Hotel Maxone, Makassar, masih banyak didapati kecaman dari berbagai kalangan. Konflik yang bermula pada MM II ini diawali dari beberapa fakultas di Unhas yang kontra terhadap terpilihnya Imam sebagai Ketua yang berujung menarik diri atau keluar dari BEM Unhas. Imam Imam Mobilingo, S.Ked. tetap mencoba Ketua BEM Unhas Sumber Google untuk membangun kembali kepercayaan dengan upaya persuasif dengan cara pendekatan meski mendapat beberapa penolakan. “Saya sudah coba untuk lakukan beberapa upaya persuasif sebenarnya untuk melakukan pendekatan, cuma saya ditolak secara personal dan saya ditolak secara kelembagaan. Upaya dilakukan adalah kami di BEM Universitas akan fokus melaksanakan kegiatan-kegiatan atau gerakan-gerakan yang bermanfaat dan memberikan dampak yang besar kepada seluruh mahasiswa Unhas. Sehingga itu menjadi hal yang objektif untuk dinilai. Karena pada dasarnya kembali lagi bahwa untuk mempercayai satu lembaga pasti ada proses diskusinya untuk memutuskan dan menurutku itu sangat subjektif. Makanya kami mencoba untuk menghadirkan hal-hal yang objektif bahwa ini yang kami lakukan,” ujar Mantan Presiden BEM Keluarga Mahasiswa (KEMA) Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin ini (FK-UH). Diluar konflik internal yang terjadi, Imam tetap menyupayakan berbagai terobosan untuk membangun relasi dengan berbagai pihak di luar kampus. “Sebelumnya tidak ada Kementerian yang mengurusi itu. Jadi, kita bentuk sendiri Kementerian Hubungan Luar Negeri untuk membangun komunikasi dengan temanteman universitas di Makassar, luar Makassar dan lembagalembaga tingkat nasional seperti BEM Nusantara, BEM Persatuan Indonesia,” tuturnya saat ditemui di Gedung Pertemuan Alumni Unhas. Berbicara mengenai hal tersebut, Imam memaparkan bahwa ada beberapa program kerja sebagai upaya untuk
6
I/LPMH-UH/XXVI/V/2022
Potret pengukuhan BEM UNHAS & BPM UNHAS Sumber: Google
memperkenalkan Unhas. Pertama, yaitu dalam skala internasional terdapat rencana pengadaan Skema Pemuda Association of Asian Nations (ASEAN) dengan konsep mengajak tiap perwakilan negara ASEAN untuk melakukan pengenalan budaya Indonesia, khususnya Sulawesi Selatan. Kedua, aktif dalam beberapa forum berskala nasional dengan terus dalam beberapa kegiatan konsolidasi universitas. Terakhir, rencana pengadaan Latihan Kepemimpinan 3 (LK 3) Nasional dengan peserta terhitung seluruh universitas di Indonesia, forum kongres mahasiswa se-Indonesia, dan masyarakat. Selain itu, BEM Unhas bersama Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) sedang membahas tentang konsep perpindahan regenerasi nantinya. Mereka mengupayakan pemilihan Ketua BEM selanjutnya terpilih melalui pemilu raya. “Saya harapannya regenerasi saya tidak merasakan apa yang saya rasakan hari ini, cukup kita yang berjuang mempertahankan lembaga saja. Pemimpin selanjutnya bagaimana membuat lembaga ini lebih besar lagi,” harapnya. “Pada dasarnya kita tidak berbicara tentang pemilihan ketua BEM Unhas melalui perwakilan teman-teman di fakultas. Itukan hanya ada sekelompok orang saja, BEM ini milik seluruh mahasiswa Unhas. Makanya kita mengupayakan selanjutnya diadakan pemilu raya,” tutupnya.
SINERGI LEMBAGA TINGGI FH-UH Beranjak menuju wajah baru di lingkup FH-UH yang juga telah mengalami regenerasi mulai dari lembaga tinggi hingga UKM. Pemilihan Umum (Pemilu) KEMA FH-UH yang dilaksanakan pada (3/2) melahirkan para pemimpin baru, yaitu Muhammad Sultan selaku Presiden dan Edi Darnadi Yusuf selaku Wakil Presiden BEM FHUH Periode 2022. Adapun Muhammad Reza Chabirzada yang terpilih sebagai Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FH-UH Periode 2022. Muhammad Sultan atau yang akrab disapa Sultan, mengungkapkan dalam penyusunan visi misinya berangkat dari master plan analisis masalah yang mencakup empat refleksi, yaitu refleksi gerakan, pengkaderan, keilmuan dan sinergitas internal KEMA.
LAPORAN UTAMA Pembentukan programprogram yang dilaksanakan BEM FH-UH periode ini berdasarkan analisis masalah mengenai tatanan KEMA di lingkup FH-UH yang masih perlu dibenahi. Sultan menjelaskan bahwa diperiode ini beberapa kementerian dihilangkan Muhammad Sultan Presiden BEM FH-UH yang mana sebelumnya ada 8 kementerian menjadi 6 kementerian. “Kepengurusan sebelumnya itu ada delapan kementerian, ada beberapa kementerian yang kami lebur, seperti penelitian dan pengembangan (litbang) kami lebur jadi dua kementerian seperti kementerian riset dan inovasi serta kementerian pengembangan sumber daya mahasiswa,” ujarnya. Selaku Presiden BEM FH-UH, Sultan berharap pandemi yang menghambat dapat cepat berlalu dan kebijakan terhadap akses dapat diperluas kembali, seperti Sekretariat Lembaga Mahasiswa dan berkegiatan di kampus. Ia juga berharap untuk mahasiswa di lembaga kelengkapan organisasi BEM FH-UH dapat bersinergi bersama dan tentunya bagaimana program kerja dapat terlaksana dengan baik. DPM FH-UH sebagai salah satu lembaga kelengkapan organisasi yang disebutkan dalam Konstitusi KEMA FHUH pada periode ini memfokuskan dalam hal pengaduan, dan alur pengawasan program legislasi yang periode sebelunya tidak terdata. “Masalah pengawasan, jalur-jalur koordinasi ke kementerian misal komisi ke kementerian itu diusahakan akan berjalan dengan baik,” tutur Muhammad Reza Chabirzada selaku Ketua DPM. Reza berharap DPM FH-UH dapat menjadi lebih baik lagi, bagaimana eksekusi dari tugas-tugas DPM agar lebih maksimal dan melibatkan KEMA sehingga tidak ada lagi program-program yang tidak diketahui oleh KEMA. “Saya mau DPM itu lebih baik. DPM itu bukan hanya lembaga yang datang pada saat reses, bukan hanya datang pada saat memohon untuk datang ke rapat KEMA. DPM itu harus merangkul karena sesuai dengan slogannya: Dari mahasiswa, oleh mahasiswa, dan untuk mahasiswa. Jadi semua hal akan kami usahakan,” harapnya. Muhammad Reza Chabirzada Sementara itu, lembaga Ketua DPM FH-UH tinggi lainnya yaitu
Mahkamah Keluarga Mahasiswa (MKM) FH-UH yang berfokus dibidang kehakiman menaikkan Arie Purnama Saputra sebagai Hakim Ketua yang sebelumnya telah melalui tahap seleksi oleh Panitia Seleksi. MKM FH-UH juga tak mau kalah dengan mengusung kerangka berpikir mahasiswa terhadap MKM yang kemudian akan menaikkan eksistensi di lembaga tinggi dalam kepemimpinannya Arie Purnama Saputra sebagai Ketua MKM FHUH Periode 2022.
Arie Purnama Saputra Hakim Ketua MKM FH-UH
Dalam periode ini, di bawah kepemimpinannya, Arie mengatakan akan menaikkan eksistensi lembaganya dan melakukan perbaikan dari segi administrasi hingga kepaniteraan. “Banyak hal-hal kemarin yang tidak diatur dalam administrasi. Itu yang akan kami benahi mulai dari administrasi, kepaniteraan, dan kominfo seperti pengaktifan kembali sosial media demi perluasan informasi,” ujar Arie. Dalam hal program kerja kedepannya, ia mengungkapkan akan melibatkan seluruh KEMA dan berharap agar MKM bersama lembaga kelengkapan organisasi lainnya dapat bersinergi bersama membantu minat KEMA untuk berlembaga tinggi.
Estafet Kepemimpinan LEMA FH-UH Berbicara tentang sosok perempuan sebagai pemimpin, UKM Bengkel Seni Dewi Keadilan (BSDK) yang dipimpin oleh Rifka Fadilah yang menjadi salah satu dari pemimpin perempuan di FH-UH pada Periode 2021-2022. Rifka mengatakan tidak ada perbedaan antara seorang laki-laki dan perempuan ketika mengemban beban dan tanggung jawab. “Tentunya ada rasa kekhawatiran di mana kita semua tahu kalau selama ini sosok pemimpin itu lekat dengan figur laki-laki. Namun, pasti harus selalu ada rasa percaya diri dan bangga karena saya berani mengambil keputusan untuk jadi Ketua Umum itu dengan pertimbangan terlebih dahulu,” jelasnya lebih lanjut. Sama seperti lembaga lainnya, Rifka ingin adanya kolaborasi antara lembaga dan bersinergi bersama untuk FH yang baik kedepannya. Sementara untuk internal lembaga, ia akan meningkatkan dari segi kualitas anggota secara bertahap dan menekankan profesionalisme di organisasi dengan sistem kekeluargaan yang sudah diterapkan di BSDK sebelumnya. “Sampai saat ini, pastinya realisasi visi misi saya belum 100 persen seperti yang diharapkan. Namun, kami di BSDK I/LPMH-UH/XXVI/V/2022
7
LAPORAN UTAMA selalu berusaha untuk bagaimana kepengurusan ini berjalan seiringan antara kekeluargaan dan keorganisasiannya,” harap Rifka saat diwawancarai oleh Kru Eksepsi. Sementara itu, Himpunan Mahasiswa Departemen (HMD yang baru saja berdiri pada kegiatan Rifka Fadilah soft launching 5 Februari Ketua Umum UKM BSDK FH-UH 2022 di Aula Baharuddin Lopa, yaitu HMD Acara FH-UH bernama Legacy yang dipimpin oleh Gabriel Batistuta. Selaku Direktur, Gabriel mengatakan bahwa HMD ini hadir menjadi wadah mahasiswa yang nantinya siap untuk menjadi praktisi hukum. “Kita belajar mengenai praktik, tata cara menguasai, menafsirkan hukum formil, dan das sein das sollen. Kita butuh wadah yang siap mengalirkan kader yang sudah lulus untuk ditujukan sesuai cita-citanya masing-masing,” tutur Gabriel. Sebagai sebuah lembaga baru, Gabriel membawa konsep berbeda yaitu mengenai praktik beracara. “ Kami di Legacy melihat kesempatan itu sebagai sebuah potensial. Ketika temanteman sudah berkecimpung di lembaga-lembaga tinggi, terlatih secara teori retorika, jadi ketika kalian masuk di Legacy, sudah siap praktik. Kami sudah tidak perlu manajemen organisasi, memulai sebuah proker, karena teman-teman di Legacy Gabriel Batistuta sudah betul bisa dibilang Direktur HMD Legacy sudah terlatih sebelum-sebelumnya,” ungkap Gabriel.
mahasiswa program studi Hukum Administrasi Negara (HAN) agar bisa mengembangkan atau mengimplementasikan disiplin ilmu yang dipelajari di bangku perkuliahan selain berfokus pada disiplin keilmuan HAN itu sendiri. FORMAHAN juga menjadi wadah pengembangan, pergerakan, aspirasi, dan kekeluargaan untuk seluruh mahasiswa prodi HAN. Aditya Risbayu Esa selaku Ketua Umum ke-8 FORMAHAN, mengaku tantangan terbesar dalam kepengurusannya ialahpandemi yang membatasi beberapa kegiatan kemahasiswaan secara offline, yang mana sudah dua tahun lebih Aditya Risbayu Esa Ketua Umum HMPS Formahan kebanyakan kegiatan mereka terlaksana secara online. Salah satu visi misi FORMAHAN yang dibawa ialah memperkuat eksistensi dari lembaga, khususnya dalam ruang lingkup FH-UH Sehingga FORMAHAN ini dapat mewadahi potensi dari setiap kadernya. “Kami ingin membawa FORMAHAN, menjadi wadah yang bisa mewadahi seluruh minat dan bakat seluruh potensi dan seluruh pengembangan dari kader FORMAHAN itu sendiri diberbagai bidang, baik itu akademik, olahraga, seni, pengembangan soft skill dan hard skill dan lain-lain,” harap Bayu menambahkan. Sejatinya, tiap pemimpin akan mengalami pasang surut di masa kepemimpinannya. Tergantung bagaimana mereka mengatur semua hal yang ada di dalam roda kepengurusan. Harap akan keberhasilan, tentu selalu menjadi titik tuju oleh tiap nahkoda kepemimpinan.
Sebagai pemimpin di lembaga baru, Gabriel menyatakan bahwa seorang pemimpin bukanlah yang terlahir sebagai pemimpin, namun yang hadir karena lingkungan dan pengalaman hingga membuatnya menjadi seorang pemimpin. “Saya harap pemimpin itu bukan terlahir, tapi seorang pemimpin hadir itu karena lingkungan dan circle-nyalah yang membuat dia pemimpin. Pemimpin itu lahir di hidup yang keras di lingkungan yang betul-betul membentuk ia menjadi seorang pemimpin,” tegasnya sebelum menutup wawancara. Ada pula, Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Forum Mahasiswa Hukum Administrasi Negara (FORMAHAN) FH-UH yang hadir untuk mewadahi
8
I/LPMH-UH/XXVI/V/2022
Potret pengukuhan bersama Lembaga Tinggi
Penulis Kalam Anata Mahardika Aulia Ayu Pertamasari Nurul Aisyah
LAPORAN KHUSUS
MEGAPROYEK PRASARANA FHUH SELAMA PANDEMI
Dinding Nama Fakultas
B
erbicara mengenai apa saja perubahan yang terjadi selama pandemi Corona Virus Disease 19 (Covid-19), pembangunan tentu tidak luput sebagai salah satu topik yang wajib dibahas. Fakultas Hukum (FH) termasuk ke dalam jajaran fakultas di Universitas Hasanuddin (Unhas) yang melakukan banyak perubahan dalam membangun sarana dan prasarana fakultas. Dilansir dari laman lawfaculty.unhas.ac.id, Rencana Strategis (Renstra) merupakan suatu rujukan atau panduan mengenai kondisi ideal suatu organisasi yang akan dicapai bersama-sama dalam batas waktu dan dengan strategi tertentu, beserta indikator-indikator keberhasilan pelaksanaannya. Dalam menentukan strategi dan indikator keberhasilan tersebut, FH-UH merujuk dan memperhatikan secara seksama Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) tahun 2005-2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2010-2014, Rencana Strategis Pendidikan Nasional (2010-2014) serta Rencana Strategis Universitas Hasanuddin (2015-2020). Dr. Syamsuddin Muchtar, S.H., M.H., selaku Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Keuangan dan Sumber Daya FH-UH atau akrab yang disapa Dr. Syam menjelaskan bahwa dalam setahun terakhir di FH-UH telah dilakukan banyak perbaikan dalam hal fasilitas. Perbaikan fasilitas yang dilakukan itu guna mempercantik dan memperindah wajah FH-UH. Berikut di bawah ini pembangunanpembangunan di FH-UH, antara lain : 1. Lift.
Nama Justice Park merupakan cetusan dari Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kemitraan, Dr. Muh. Hasrul, S.H., M.H., M.A.P., yang akrab dikenal dengan Dr. Lulu. Penamaan Justice Park menurut Dr. Syam cukup sesuai dengan artinya yaitu taman keadilan. Justice Park merupakan salah satu pembangunan yang paling dominan terlihat progresnya. Wilayah yang dulunya seringkali tergenang air akibat sampah yang menumpuk kini telah tertata. Meskipun saat ini telah
selesai dibangun, taman tersebut belum diresmikan. Pembangunan yang mencolok lainnya juga ada pada dinding panjat atau wall climbing UKM Pecinta Alam Recht Faculteit (Carefa FH-UH). Dinding panjat tersebut merupakan bantuan dari PT. Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (PT. Taspen) yang menanggung secara keseluruhan biaya pembangunan sejumlah Rp 250 juta. “Dinding panjat Carefa itu bantuan
2. Taman FH-UH yang dikenal dengan Justice Park. 3. Teras depan Faculty of Law. 4. Pintu masuk lobi otomatis. 5. Ruangan Hukum Administrasi Negara (HAN) 6. Pusat olahraga atau Sport Center. 7. Perluasan perpustakaan. 8. Dinding panjat atau Wall Climbing. 9. Renovasi air mancur. 10. Toilet disabilitas.
10
I/LPMH-UH/XXVI/V/2022
Justice park FH-UH
LAPORAN KHUSUS dari Taspen, ya. Alhamdulillah atas usaha Bu Dekan (Prof. Dr. Farida Patittingi, S.H., M.Hum.) dan Pak WD 3 (Dr. Lulu) menyurat ke Taspen mendapat 250 juta. Itu dibangun oleh pihak Taspen, kita hanya terima jadinya saja,” jelas Dr. Syam.
FH-UH yang melihat perubahan di fakultas berpendapat pembangunan yang telah dilaksanakan dapat membantu memberikan kesan indah kepada siapapun yang berkunjung ke FH-UH.
Sementara itu, pembangunan lain yang masih dalam proses ialah renovasi air mancur yang modelnya sudah ketinggalan zaman serta penataan gazebo-gazebo di depan ruangan akademik FH-UH. Dr. Syam menjelaskan bahwa perenovasian air mancur telah mencapai sekitar 30 persen dan akan selesai beberapa bulan ke depan.
“Apapun pembangunan itu asal ada alasan yang jelas dari pembangunan tersebut dan itu juga disampaikan kepada kita baik itu dalam lingkup fakultas maupun lingkup Unhas,” ujar Afiqah saat diwawancarai oleh Kru Eksepsi.
Wall Climbing
Renovasi air mancur FH-UH
“Semoga dalam waktu 2-3 bulan itu sudah rampung dan rencananya taman juga akan dibenahi karena percuma ya air mancur cantik kalau di sekitarnya tidak tertata,” harapnya. Selain itu, sedang berjalan proses pembangunan ruang kuliah untuk mahasiswa Strata 3 (S-3). Adapun ruangan yang dulunya menjadi Sekretariat Lembaga Kemahasiswaan FH-UH kini sedang dalam pembangunan selama 3 tahun yang tidak dijelaskan lebih lanjut. Tidak hanya melakukan pembangunan fasilitas dengan fungsi guna, FH-UH juga melakukan pembangunan dengan fungsi nilai estetika. Seperti salah satu contohnya pembangunan huruf timbul penanda tempat (jumbo text signage) yang bertuliskan ‘Faculty of Law’ di depan lobi. Selama pembangunan berlangsung, Dr. Syam mengatakan bahwa tidak ada kendala apapun. Pihak fakultas memanfaatkan dana pembangunan yang dianggarkan. Dana pembangunan ini merupakan hasil dari pembayaran mahasiswa Jalur Non-Subsidi (JNS) yang mana dimanfaatkan dengan sungguh-sungguh. Hal ini berdasarkan kebijakan dari Rektorat dimana dana itu digunakan untuk fasilitas prasarana yang dapat dipakai langsung oleh mahasiswa. Noor Afiqah Djamaluddin sebagai salah satu mahasiswa
jumbo text signage
Ia juga mengatakan perlu adanya skala prioritas dan melihat kepentingan dalam pembangunan di FH-UH apalagi yang memiliki fungsi guna bagi penyandang disabilitas. Menurutnya, hal-hal seperti ramah disabilitas sangat perlu untuk digaris bawahi urgensinya. Oleh karena itu, penting adanya pengutamaan dalam pembangunan di lingkup FH-UH ini. Afiqah menyatakan bahwa juga perlu diminta keterlibatan dalam hal pemikiran dari mahasiswa FH terkait hal tersebut. Dr. Syam kemudian menyampaikan mengenai perbaikan toilet sebagai syarat akreditasi Asean University NetworkQuality Assurance (AUN-QA) yaitu penyediaan akses jalur khusus toilet bagi penyandang disabilitas. “Perlu sekiranya kita lihat dulu kira-kira apa yang dibutuhkan di FH ini. Ini kan dikaitkan dengan penyandang disabilitas. Ini sangat urgen sebenarnya. Menurut saya kita lihat skala prioritasnya di sini, apakah spot-spot indah tersebut lebih urgen daripada hal-hal yang lebih memudahkan penyandang disabilitas, toilet misalnya,” tuturnya. Dilain pihak, Dr. Syam mengharapkan agar apa yang telah dikerjakan dapat memberikan manfaat dengan maksimal dan dapat dinikmati oleh seluruh sivitas academika FHUH. Lebih lanjut, beliau berharap agar kedepannya pemeliharaan akan lebih baik lagi, utamanya pada pimpinan selanjutnya. “Apa yang sudah kita kerjakan ini, ya bisa dimanfaatkan dengan maksimal dan bisa dinikmati oleh mahasiswa serta sivitas akademik FH-UH. Harapan kedepannya ada pemeliharaan, sekali lagi kemungkinan bukan kebijakan kami lagi ya kedepannya. Bisa saja ada pimpinan berikut ya kami harap pemeliharaannya pasti akan ada tantangan baru lagi ya. Semakin kedepan sarana dan prasarana semakin baik dan bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya,” tutupnya dalam wawancara pada hari Senin (14/3).
Penulis Nubila Nurul Aulia Rofi’ah Ridwan Arie Purnama Saputra
I/LPMH-UH/XXVI/V/2022
11
LAPORAN KHUSUS RTH MAKASSAR : BERANJAK BEREVOLUSI DARI SEMUA PROBLEMA
Hutan Kota Universitas Hasanuddin
M
akassar menjadi salah satu kota yang hingga kini belum dapat mencukupi jumlah minimal kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Merujuk pada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, RTH dijelaskan sebagai area memanjang/jalur dan/atau mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Dari UU ini, setiap wilayah kota harus memiliki paling sedikit 30% RTH dari total wilayahnya. Sementara data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Makassar menunjukkan hingga akhir tahun 2021 Makassar hanya memiliki persentase total 9.077% RTH dari total luas kota keseluruhan yang terbagi atas 5.01% RTH Publik dan 4.07% RTH Privat dari 15 kecamatan yang ada. Novi Narilla, SP. M.Si., selaku Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang (Kabid) RTH DLH Makassar mengungkapkan bahwa pihaknya hanya bertugas untuk memaksimalkan kualitas RTH yang telah ada. “Bagaimana memaksimalkan Novi Narilla, SP. M.Si. RTH yang ada untuk kami Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang (Kabid) RTH DLH Makassar tangani, untuk kami pelihara, kami tata. Jadi dengan RTH yang ada itu tugas dari tupoksi dari Dinas Lingkungan Hidup adalah memaksimalkan kualitas dari RTH yang ada,” jelas wanita berumur 46 tahun yang akrab disapa Novi ini. Lebih lanjut ia menyebutkan untuk kawasan RTH Privat, DLH hanya bertugas untuk melakukan pencatatan. Sementara itu, RTH Publik yang tercatat sebagai aset pemerintah kota diolah untuk setidaknya mencapai fungsi yang setara dengan 30% sebagaimana yang telah diatur. “Karena kita mempunyai RTH yang minim, jauh dari target, tugas DLH adalah bagaimana memanfaatkan RTH yang minim ini memiliki fungsi ekologi, memiliki fungsi RTH yang maksimal untuk lingkungannya seperti itu. Memaksimalkan penanaman, penataannya, terus pemeliharaannya,” ujarnya kala ditemui pada senin (21/3)
12
I/LPMH-UH/XXVI/V/2022
di kantor DLH. Bentuk pemeliharaan yang dapat dilakukan salah satunya dengan perizinan penebangan pohon yang setidaknya memenuhi salah satu dari tiga syarat yakni untuk kepentingan umum, menghalangi akses dan berbahaya untuk masyarakat. Selain itu, diakui olehnya bahwa setiap satu pohon yang tertebang harus digantikan dengan 10-30 pohon atau pemberian kompensasi. Merujuk kepada Peraturan Daerah (Perda) Kota Makassar Nomor 4 Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar 2015-2034, Makassar setidaknya harus memiliki RTH seluas 8.314 Hektar (Ha) sebagai luas RTH paling sedikit. Menuju target besar ini, Dinas Penataan Ruang Kota Makassar selaku pelaksana dalam pemenuhan target lokasi RTH mendapati beberapa tantangan penghambat.
Muh. Zainul Taqdir, S.T. Staf Seksi Perencanaan Ruang RTH Dinas Penataan Ruang Makassar
Dari Bidang Tata Ruang Dinas Penataan Ruang, Muh. Zainul Taqdir, S.T., selaku Staf Seksi Perencanaan Ruang menjelaskan banyaknya komplain dari masyarakat yang tanahnya masuk ke dalam perhitungan
LAPORAN KHUSUS
Tabel Ruang Terbuka Hijau Makassar 2021 Sumber: DLH Makassar
RTH hingga menjadi masalah saat akanmelakukan pembangunan di atas tanah tersebut.
semua sertifikat yang ada di kawasan RTH dikeluarkan,” ujar pria yang akrab disapa Zainul tersebut.
“Banyak juga ini masyarakat kemarin komplein ke kami sebagai pemerintah, yang merasa tanah yang dia kuasai bersertifikat dibawah tahun 2015. Tapi, RTH Kota Makassar (dalam Perda) tahun 2015 dia masuk kawasan RTH, di-plotting RTH,” jelasnya kepada Kru Eksepsi kala ditemui di ruangannya.
Hal ini karena masyarakat dengan sertifikat tanah pada RTH yang masuk kedalam RTRW tidak dapat mendirikan bangunan pada tanahnya. Salah satunya dapat dilihat dengan banyaknya plang yang dipasang masyarakat di atas tanah hak miliknya. Contohnya di sepanjang jalan Middle Ring Road tembusan dari jalan Perintis Kemerdekaan menuju Jl. Leimena (Antang).
Menanggapi masyarakat yang menemuinya, ia mengaku hanya dapat meminta masyarakat bersabar menunggu revisi dari Perda yang saat ini menunggu pembahasan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar. Hal itu juga mengingat dimana sebelumnya Badan Perancangan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Makassar yang turut dalam penyusunan Perda ini. “BAPPEDA Kota Makassar yang buat makanya kami juga agak kesulitan sedikit karena masyarakat komplain ke kami,” dilemanya. Untuk itu lebih lanjut pihaknya telah membahas permasalahanpermasalahan yang hadir kepada Konsultan tim penyusun revisi Perda tersebut. Ia meminta Konsultan untuk berkoordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) terkait sertifikat-sertifikat yang ada di kota Makassar “Saya suruh mereka berkonsultasi kesana supaya semua data dari BPN
“Ini karena masyarakat mau gunakan dan fungsikan tapi di RTRW-nya kemarin masuk kawasan RTH,” ucap pria kelahiran Maros tersebut. Untuk kedepannya, berbagai inovasi peningkatan RTH dirancang ke dalam Perda ini. Salah satunya aturan 60 : 40 untuk kawasan perumahan, aturan ini bermakna 60% kawasan dapat dijadikan kaveling efektif dan 40% menjadi Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU). Dari PSU inilah kemudian mengharuskan 10% diantaranya menjadi RTH. Selain itu, konsep Green Building yang mengubah fungsi rooftop pada gedung-gedung tinggi menjadi taman sebagai bagian RTH juga konsep garden pada lorong-lorong tak kalah menjadi tendensi. Dari minimal 30% RTH yang telah diatur pada setiap kota, di dalamnya setidaknya memuat 10% RTH Privat. Universitas Hasanuddin
(Unhas) melalui Kampus Tamalanrea menyumbang kawasan RTH Privat dengan Hutan Kotanya. Sebanyak 1.86% RTH Privat setidaknya hadir di Kecamatan Tamalanrea. Meski demikian nyatanya RTH Privat yang ada di kecamatan ini menjadi luasan terendah di urutan ketiga hanya di atas Kepulauan Sangkarrang (0.83%) dan Bontoala (1.45%). Dengan keberadaan hutan kota Unhas ini menopang cukup jumlah RTH yang ada. Meski demikian, Dr. forest. Muhammad Alif K. S., S.Hut., M.Si., menyebutkan penamaan Hutan Kota ini hanya sekedar untuk mendorong keberadaan RTH.
Dr. forest. Muhammad Alif K. S., S.Hut., M.Si. Kaprodi Kehutanan Fakultas Kehutanan Unhas sumber: google
“Sebenarnya kalau disebut hutan juga kan belum, lanskapnya juga tidak luas, tapi itu hanya untuk mengingkari RTH kita di Makassar itu tertambah banyak menciptakan iklim-iklim lokal,” ujar Kaprodi Kehutanan Fakultas Kehutanan Unhas tersebut. Meski demikian, ia tidak mengingkari manfaat-manfaat yang hadir dari I/LPMH-UH/XXVI/V/2022
13
LAPORAN KHUSUS hutan kota ini sebagai RTH untuk masyarakat luas, selain itu pemanfaatannya yang tidak untuk tujuan komersial sebagai hutan pada umumnya. Sebagaimana diketahui bahwa selain fungsi pendidikan, Kampus Tamalanrea juga memegang fungsi RTH. “Tidak diperjualbelikan kalau di sini memang untuk keperluan pendidikan. Jadi kecuali kalau misalnya mau tebang pohon untuk bangun gedung baru, baru ditebang tapi itu pun on the spot, yah di areal yang mau dibanguni toh,” jelasnya kala ditemui di gedung Fakultas Kehutanan Unhas. Pengelolaan Hutan Kota Unhas sendiri menjadi bagian dari Biro Umum Unhas yang dibantu oleh beberapa pihak dengan pembagiannya masing-masing. Morexs Rein, S.E., selaku kepala Tata Usaha dan Rumah Tangga Biro Administrasi Umum menyebutkan hal demikian saat ditemui pada Rabu (31/3) lalu. “Yang kelola itu, disini kan ada kita Tata Usaha dan Rumah Tangga dalam Biro Administrasi Umum. Kemudian kami juga dibantu oleh tim dari pertamanan bunga juga dari mahasiswa (Fakultas) Pertanian dan dosen Pertanian,” jelasnya. Beliau juga menambahkan, “Kemudian kedua, kita juga mempunyai tim pemotong pohon yang
14
I/LPMH-UH/XXVI/V/2022
diketuai oleh Dekannya kehutanan, sebagai tim. Setiap ada pohon mau ditebang harus lapor di beliau,”. Untuk itu, alur penebangan pohon di Kawasan Hutan Kota Unhas diatur secara khusus, yakni dengan surat permohonan kepada Pimpinan Unhas yang nantinya akan didisposisi kepada Biro Umum untuk melakukan koordinasi kepada tim penebangan untuk mengambil keputusan penebangan diterima atau tidak. Menanggapi kurangnya RTH di Kota Makassar, sebagai seorang akademisi, Alif memberi saran untuk penataan ruang dalam pengalihan jalur transportasi darat ke air. Hal ini seperti pemanfaatan sungai menghindari kemacetan dan tol di kawasan kota menggantikan dengan kawasan RTH yang baru. “Kuncinya tidak bisa kita membikin ruang terbuka hijau kalau persoalan transportasi kita itu masih semrawut karena tidak bisa mau pake areal apa semua dipakai untuk transportasi. Ndak ada lagi ruang untuk bernafas toh. Sementara RTH itu butuh ruang untuk bernafas, butuh ada space yah,” tutur pria ini. Selebihnya ia berharap untuk pengembangan RTH terkhusus Hutan Kota Unhas untuk masyarakat umum di luar masyarakat Unhas. Sementara Novi berharap besar kepada masyarakat luas tak melakukan vandalisme atas RTH yang dikelolanya. “Harapan kami masyarakat ikut bahu-membahu memelihara RTH. Nah kalau kami (DLH) menanam, mohon juga masyarakat ikut membantu mengawasi jangan sampai pohonnya itu dirusak atau terkena vandalisme masyarakat misalnya ada yang menebang liar, baru ditanam sudah dipotong dan dirusak oleh masyarakat yang tidak bertanggung jawab,” harap perempuan kelahiran November 1975 ini. Hal sejalan juga dikatakan oleh Zainul untuk bersama menjaga RTH kedepannya untuk pemanfaatan kembali kepada masyarakat. “Kalau ada pohon-pohon di pinggir jalan ‘kan rindang orang termotivasi untuk jalan kaki, naik sepeda. Itukan meningkatkan juga olahraga, tubuh juga sehat. Kurangnya polusi juga akan enak. Tapi kalau panas seperti sekarang, yah pikir dua kali ki juga,” terang pria 41 tahun tersebut. Sedangkan Morexs berharap untuk bersama menjaga Hutan Kota sebagai sarana yang dapat memberi suasana asri di kampus dan berharap tak terlalu banyak pembangunan yang dilakukan. “Artinya kitakan sudah banyak punya gedung, jadi lebih baik kita bangun juga Hutan Kota,” pintanya menutup wawancara.
Penulis Nur Aflihyana Bugi Nina
TOKOH HIDUP SEDERHANA DAN JUJUR SEBAGAI JAKSA
Prof. Dr. H. Baharuddin Lopa, S.H Sumber: google
P
rof. Dr. H. Baharuddin Lopa, S.H., adalah seorang Jaksa Agung yang dikenal sangat loyal dan jujur semasa beliau menjabat. Selain dikenal sebagai jaksa yang jujur, Prof. Baharuddin Lopa dikenal juga sebagai pribadi yang baik, pemurah serta aktif dalam kegiatan amal dan sosial. Prof. Baharuddin Lopa lahir di Mandar, Sulawesi Selatan pada 27 Agustus 1935. Beliau merupakan keturunan bangsawan yang berasal dari kakeknya, Mandawari yang merupakan seorang Raja Balangnipa di wilayah Polewali Mandar, Sulawesi Selatan, yang saat ini telah tergabung kedalam Provinsi Sulawesi Barat. Hingga beliau menikah dengan Indrawulan Majid Tongai. Beliau telah menorehkan banyak prestasi selama hidupnya, dimulai pada usia 23 tahun ketika beliau masih menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, beliau juga telah memulai karirnya menjadi Jaksa di Kajari Makassar pada tahun 1958. Selanjutnya di usia 25 tahun yang masih tergolong muda, beliau dilantik menjadi Bupati Majene. Dua tahun kemudian Prof. Baharuddin Lopa menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi dibeberapa wilayah Indonesia, seperti Ternate, Aceh, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Pusdiklat Kejaksaan Agung di Jakarta, hingga Duta Besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi, dan masih banyak prestasi yang dtorehkannya. Semasa hidupnya beliau dikenal sebagai pendekar anti korupsi dan Jaksa yang hampir tidak memiliki rasa takut. Selama karirnya beliau telah mengusut dan menuntaskan banyak kasus korupsi yang menyangkut banyak konglomerat Indonesia. Bahkan beliau tanpa melihat status, menjobloskan mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia, Bob Hasan serta pernah mengusut
dugaan kasus korupsi mantan Presiden Soeharto. Tidak hanya itu, beliau pernah menyelidiki teman karibnya sendiri, yaitu K.H. Badawi yang merupakan Kepala Kanwil Agama Sulawesi Selatan, serta masih banyak kasus yang beliau tuntaskan. Beliau merupakan penegak hukum yang sederhana dalam kehidupan sehari-harinya. Dimana beliau tidak ingin menggunakan fasilitas kedinasan yang telah diberikan kepadanya diluar keperluan bekerja ataupun untuk urusan pribadi. Bahkan beliau melarang istrinya menggunakan mobil dinasnya untuk keperluan pribadinya. Disamping menjalani karirnya sebagai penegak hukum, Prof. Baharuddin Lopa selalu rajin menulis kolom diberbagai surat kabar dan majalah, hingga membuka rental play station dan warung telekomunikasi sebagai penghasilan tambahannya. Beliau bahkan selalu menolak pemberian yang berupa hadiah kepadanya. Prof Baharuddin Lopa mengatakan bahwa “Dirinya tidak perlu diberi hadiah karena ia memiliki gaji, yang perlu diberi hadiah adalah rakyat yang susah.” Akibat gangguan pada jantung Prof. Baharuddin Lopa, di usia 65 tahun beliau meninggal dunia di rumah sakit Al-Hamadi Riyadh pada pukul 18.14 waktu setempat atau 22.14 WIB, 3 Juli 2001 di Arab Saudi. 5 Juli 2001 pada pukul 14.25 jenazah beliau dibawa ke Indonesia melalui pesawat garuda, dan keesokannya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Hingga saat ini nama serta jasa beliau selalu dikenang, bahkan salah satu gedung di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin dinamakan Baruga Prof. Dr. Baharuddin Lopa, S.H.
Penulis Nina I/LPMH-UH/XXVI/V/2022
15
WAWANCARA KHUSUS RASIONALITAS PENERAPAN PRESIDENTIAL THRESHOLD
K
Dr. Romi Librayanto, S.H., M.H. Sumber: Google
ami berdialog dengan salah satu Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH-UH) yang dikenal dengan keakrabannya berdiskusi bersama mahasiswa. Ruangan Departemen Hukum Administrasi Negara FH-UH saat itu dipenuhi asap rokok coklat berlabel sebuah gudang tua, tanda perbincangan telah dimulai. Terlihat dua orang mahasiswa yang sedang berdiskusi bersama Dr. Romi Librayanto, S.H., M.H., Dosen FH-UH, yang sedang berkonsultasi mengenai penyusunan skripsinya. Sebelum memberanikan diri untuk memasuki ruangan tersebut dan ikut berdiskusi bersama dosen yang akrab disapa Pak Romi itu, kami melakukan riset kecil-kecilan mengenai kepribadian beliau. Menurut beberapa mahasiswa, Pak Romi merupakan orang yang asik untuk diajak diskusi, tetapi sebelum itu, topik yang ingin didiskusikan bersamanya terlebih dahulu harus dipahami atau setidaknya telah memiliki dasar. Segera kami membaca berbagai artikel mengenai perjalanan panjang pro dan kontra penerapan presidential threshold di Indonesia sebagai bahan diskusi pada wawancara kami kali ini. Beberapa menit duduk di ruangan itu, akhirnya kami mengeluarkan buku catatan dan menyalakan rekaman suara untuk memulai proses wawancara. Namun, selang beberapa lama kami seakan sedang mengobrol bersama rekan mahasiswa. Tidak ada kata canggung di antara kami. Bahkan presidential threshold yang menjadi topik utama hilang dari pembahasan dan berganti mengenai kenaikan harga minyak goreng, kelangkaan bahan bakar solar, sampai kepada Rara si pawang hujan Mandalika.
Apakah presidential threshold sebagai proses penyaringan Calon Presiden dan Wakil Presiden atau justru sebagai pembatasan hak politik seseorang? Tidak dua-duanya. Kalau saya ditanya, "Apakah presidential threshold itu perlu?" Jawabannya, "Tidak". Alasannya, bukan karena pembatasan hak politik masyarakat, melainkan karena redaksi Undang-Undang Dasar (UUD). Sudah jelas di UUD kalau Presiden dan Wakil Presiden itu dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum (pemilu). Jadi, di sana sudah jelas aturannya, tidak perlu lagi ada ambang batas karena tidak ada dasar pelaksanaannya di UUD. Logikanya seperti ini, setiap partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu sebelumnya akan beramai-ramai mengusungkan calon, siapapun yang menang kita harus terima sama-sama. Apakah presidential threshold dapat menstabilkan hubungan antara eksekutif dan legislatif? Itu tidak ada hubungannya. Kita lihat contoh saja, Presiden Joko Widodo yang diusung oleh partai pemenang pemilu, sampai sekarang masih digoyang juga oleh legislatif, kan? Kita lihat Anies Baswedan dan Ridwan Kamil yang tidak mempunyai partai, buktinya stabil-stabil saja. Jadi, stabilitas itu memang perlu, tapi ada tidaknya presidential threshold, stabilitas tetap akan berjalan. Semua punya batasan masing-masing karena kita mempunyai rambu. Kita ambil contoh saja, situasi yang paling parah dalam ketidakharmonisan hubungan antara eksekutif dan legislatif, misalnya legislatif menolak besaran Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN),
16
I/LPMH-UH/XXVI/V/2022
berarti besaran RAPBN kembali ke besaran RAPBN tahun lalu. Nanti penilaiannya kembali ke masyarakat, masyarakat yang melihat mana di antara eksekutif dan legislatif yang tidak layak untuk dipilih kembali di pemilu berikutnya. Terdapat banyak contoh lain, misalnya eksekutif memiliki Rancangan Undang-Undang (RUU), kemudian RUU tersebut dilemparkan ke publik, legislatif gaduh dan menolak RUU tersebut, masyarakat nantinya akan melihat dan menilai, mana yang memiliki dasar yang kuat dan berpihak kepada rakyat. Dampaknya kemudian pasti akan dirasakan di pemilu selanjutnya. Jadi, stabilitas itu akan datang dengan sendirinya mengikuti sistem yang ada. Bagaimana dengan tanggapan yang mengatakan bahwa presidential threshold ini membatasi hak politik masyarakat? Kalau konteksnya bebas, tidak berlandaskan UUD, tidak apa-apa. Artinya, setiap orang baik itu dicalonkan oleh partai politik, maupun melalui jalur independen bisa menjadi calon Presiden dan Wakil Presiden. Tapi kita punya UUD, jadi ada dasar aturannya. Apakah presidential threshold ini memengaruhi jumlah calon yang ada? Kita ambil contoh saja di Amerika Serikat, mereka tidak menggunakan presidential threshold, ada banyak calon yang ada. Tetapi, kenyataannya yang menang hanya berasal dari dua partai (demokrat dan republik) itu saja, kan? Jadi, ada atau tidaknya presidential threshold itu tidak memengaruhi jumlah calon yang ada.
WAWANCARA KHUSUS Bagaimana mengenai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) sebelumnya yang tetap mempertahankan presidential threshold? Dasar MK katanya ini open legal policy atau kebijakan hukum terbuka. Kalau ini kebijakan hukum terbuka, batasannya apa, sehingga presidential threshold bisa dikatakan kebijakan hukum terbuka. Kan, tidak jelas juga batasannya. Adapun Hakim MK yang memiliki dissenting opinion itu bagus karena jelas presidential threshold ini tidak berdasar. Jadi, terlepas dari ada tidaknya pengaturan di UUD maupun di Undang-Undang (UU), penerapan presidential threshold memang tidak rasional. Keterpilihan di pemilu itu alamiah, banyak tidaknya suara akan dikembalikan ke masyarakat. Proses pembentukan peraturan dan sistem pemilu saat ini adalah proses belajar dan pendewasaan dari sistem politik Indonesia. Kedepannya pasti stabilitas sistem antara eksekutif dan legislatif akan tercapai seiring dengan dewasanya usia sistem politik Indonesia.
Penulis Ahkamul Ihkam Mada
APA SIH ITU PRESIDENTIAL THRESHOLD
Presidential Threshold atau yang sering dikenal dengan ambang batas pencalonan Presiden adalah bentuk minimal suara sebagai syarat tertentu seorang bakal calon Presiden dan Wakil Presiden bisa menjadi calon Presiden dan Wakil Presiden. Pada penerapannya di Indonesia, dasar hukum presidential threshold tertuang dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Secara teknis, bakal calon Presiden dan Wakil Presiden harus diusung oleh Partai Politik atau gabungan Partai Politik peserta pemilu sebelumnya dengan cakupan suara sebanyak 20% suara di DPR atau 25% suara sah nasional.
OPINI
MEMANJANG MENCARI UNTUNG, TINGGI MAKIN MENCEKIK Oleh: Nina
Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) saat ini masih menjadi hambatan dan tantangan besar yang dihadapi oleh berbagai negara. Untuk itu aparat pemerintahan harus fokus pada penanganan Covid-19 saat ini. Tapi pada kenyataannya apa yang terjadi. Indonesia saat ini sedang dilanda problematika-problematika yang meresahkan masyarakat. Tidak sedikit masalah-masalah tersebut berasal dari kaum politisi. Hal ini menuntut mahasiswa untuk turun menyampaikan keluhan masyarakat yang tidak kunjung didengar oleh pemerintah. Isu yang marak dan besar saat ini ialah isu penundaan pemilu 2024, harga minyak dan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang naik.
Pemilu Ditunda Untuk Siapa? Semua warga negara berhak untuk memiliki hak dalam memilih pemimpin negara yang menurutnya layak untuk memimpin di wilayah atau negara ini. Warga negara berhak memilih secara langsung yang disebut sebagai demokrasi. Pada dasarnya negara Indonesia adalah negara demokrasi yang memberikan warga negaranya kewenangan penuh dalam menentukan pilihannya. Proses pemilihan dilalui dengan Pemilihan Umum (Pemilu) yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (BPU), dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu. Pelaksanaan pemilu harus dilaksanakan berdasarkan prinsip demokrasi dan transparan. KPU telah mengeluarkan dan menetapkan bahwasanya pemilu akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024 secara serentak di Indonesia. Calon pemimpin bangsa yang akan dipilih yaitu, Presiden dan Wakil Presiden (Wapres), anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi (DPRD Provinsi), DPRD Kabupaten/Kota, dan Dewan Perwakilan Daerah RI (DPD RI). I/LPMH-UH/XXVI/V/2022
17
OPINI Akan tetapi, akhir-akhir ini masyarakat dihebohkan oleh isu penundaan pemilu 2024. Jika benar isu tersebut terbukti akan dilaksanakan, lantas untuk apa penundaan pemilu tersebut dilakukan? Apakah terdapat oknum yang bermain dengan pemilu tersebut? Siapa yang diuntungkan dengan penundaan pemilu tersebut? Pertanyaan-pertanyaan ini yang menjadi pertanyaan besar dibenak masyarakat Indonesia. Akan tetapi, tidak terjawab oleh pemerintah. Mereka seakan tutup telinga akan pertanyaan itu. Menindaklanjuti keterdiaman pemerintah dalam hal ini, sebagian besar mahasiswa dipelosok negeri turun tangan dalam menyampaikan aspirasi masyarakat. 11 April 2022 adalah hari dimana mahasiswa secara serentak di Indonesia melakukan aksi yang berpusat di DPR RI dan DPRD Provinsi masing-masing daerah. Sehari sebelum terjadi aksi ini, Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi menggelar rapat kabinet pada Minggu malam, 10 April 2022. Sumber: Google Pertanyaan selanjutnya yang timbul adalah mengapa rapat tersebut dilaksanakan pada saat sehari sebelum aksi mahasiswa, bahkan di hari minggu malam, yang jelas-jelas bukan merupakan jam kerja produktif. Mengapa bukan beberapa hari setelah isu penundaan pemilu merembes? Bahkan tersebar beberapa spekulasi negatif di masyarakat. Isu penundaan pemilu ini tentunya sangat bertentangan dengan perundang-undangan di Indonesia. Pada kodratnya masa jabatan Presiden dan Wapres di Indonesia dibatasi hanya sampai dua periode. Dimana satu periode selama lima tahun dan tidak lebih. Akan tetapi, jika pemilu ditunda maka yang terjadi adalah masa jabatan Presiden dan Wapres
18
I/LPMH-UH/XXVI/V/2022
melebihi masa jabatan yang telah ditetapkan. Dengan adanya penundaan pemilu 2024 ini akan memberikan perpanjangan jabatan Presiden dan Wapres bahkan dalam waktu yang tidak terbatas. Pasal 7 Ayat (1) UUD NRI 1945 yang berisi “Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.” Oleh karena itu, apabila penundaan pemilu dengan perpanjangan masa jabatan Presiden dan Wapres benar-benar terjadi, maka hal itu merupakan pelanggaran terhadap konstitusi. Presiden sebagai kepala negara harusnya mampu untuk menjaga nilai-nilai konstitusi.
Sumber: Google
Selanjutnya, jika ingin menunda pemilu maka yang harus dilakukan ialah melakukan amandemen terhadap Undang-Undang. Proses amandemen Undang-Undang tentunya bukan proses yang mudah, harus melalui proses yang panjang dan perlu dikaji lebih dalam. Mengapa juga harus mengamandemen konstitusi yang sudah jelas. Mengubah konstitusi hanya akan mempengaruhi tatanan kehidupan bernegara di Indonesia. Jangan sampai amandemen yang dilakukan akan mengubah beberapa pasal yang lain sehingga hanya ditujukan untuk kepentingan politik dan bukan kepentingan rakyat. Di situasi Pandemi sekarang seharusnya pemerintah fokus pada penanganan pencegahan dan pengurangan Virus Covid-19, utamanya pada kesehatan masyarakat. Bukan dengan sibuk melakukan hal-hal yang tidak perlu dilakukan. Misalnya saja saat ini pemerintah menghebohkan masyarakat dengan isu penundaan pemilu 2024. Apakah pemerintah memang segabut itu hingga ingin membuat perubahan
yang pada dasarnya tidak usah diubah. Proses pemilu sudah diatur sebagaimana dalam perundangundangan dan sudah jelas kapan akan dilaksanakan. Jadi, aturan yang sebagaimana telah dibuat tidak usah diganggu gugat jika memang tidak ada situasi yang mendesak. Pada dasarnya tidak ada ungkapan kejelasan dari pemerintah terkait alasan mengapa pemilu 2024 harus ditunda.
Harga Minyak Goreng Mencekik Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat dalam kebutuhan pangannya. Minyak goreng ini sebagian besar terbuat dari kelapa sawit, dimana di Indonesia sendiri menghasilkan banyak kelapa sawit. Namun, beberapa bulan terakhir harga minyak di Indonesia sangat melebihi harga normalnya. Itu menyebabkan masyarakat mengeluhkan harganya. Bahkan harga per liternya bahkan melebihi Rp 20.000. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, salah satunya karena harga minyak sawit mentah turut meningkat atau Crude Palm Oil (CPO).
Sumber: Google
Masyarakat kelas bawah sangat terdampak akan harga tersebut. Akibat dari harga minyak goreng yang sangat mahal, berimbas pada harga makanan turut meningkat. Utamanya pada pedagang kaki lima yang mengeluhkan stok dan harga minyak. Menindaklanjuti keresahan masyarakat, pemerintah telah membayarkan minyak goreng sebesar 7,6 triliun. Sehingga harga minyak yang harusnya dibayarkan atau beredar dimasyarakat adalah Rp 14.000 per liter. Sebabnya pemerintah melarang produsen ataupun distributor untuk menjual minyak melebihi Rp 14.000. Sehingga masyarakat dengan antusias ke minimarket membeli bahkan
OPINI memborong minyak goreng. Masyarakat seakan serakah melihat harga minyak yang turun itu. Mengakibatkan minyak goreng habis terjual sampai-sampai banyak yang tidak mendapatkannya. Hal ini tentunya menyebabkan kelangkaan dikalangan masyarakat. Adapun yang menyediakan stok minyak goreng tetapi harganya berkali lipat dengan harga normal, yaitu lebih dari Rp 50.000 per dua liter. Ada yang janggal dari kelangkaan minyak goreng ini. Seperti yang diketahui bahwasanya Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Jika demikian apakah lantas dapat menyebabkan Indonesia kelangkaan minyak goreng? Mafia minyak menjadi perundingan besar di Indonesia. Dianggap bahwa ada mafia minyak yang ingin memperoleh keuntungan besar dari keresahan masyarakat. Hal yang sangat disayangkan bahwasanya Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Indrasari Wisnu Wardhana menjadi salah satu tersangka mafia minyak goreng. Sungguh ironis negeri ini, sangat banyak penghianat yang menyengsarakan rakyat Indonesia.
Sumber: Google
Namun, yang terjadi saat ini adalah biaya BBM yang relatif meningkat. Hal ini dikarenakan terjadi ketidakstabilan antara konsumsi dengan produksi BBM yang mengakibatkan harga BBM naik. Hampir seluruh negara sedang mengalami inflasi dikarenakan perekonomian negara-negara mengalami permasalahan. Ini menuntut pemerintah untuk menaikkan harga BBM, dari harga Rp 9.000 menjadi Rp 12.500 hingga Rp 13.000 per liternya. Keterpaksaan pemerintah menaikkannya dikarenakan diyakini bahwasanya inflasi akan terus mengalami peningkatan. Pertamax merupakan jenis BBM yang pembakarannya lebih sempurna dibandingkan jenis BBM lainnya. Hal ini kemudian yang menyebabkan pertamax memiliki nilai harga yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan BBM. Kenaikan biaya BBM saat ini, berimbas kepada biaya pertamax yang ikut baik. Sehingga masyarakat umumnya lebih memilih menggunakan pertalite sebagai bahan bakar transportasinya. Hal ini tentu mengkhawatirkan, karena penggunaan pertalite yang besar akan memicu jenis BBM ini akan langka bahkan habis.
Sumber: Google
BBM Mahal? Masyarakat Menjerit BBM merupakan minyak bumi yang tidak dapat diperbaruhi dan diolah untuk dijadikan kebutuhan sehari-hari, khususnya pada transportasi. Populasi penduduk semakin meningkat, sehingga BBM turut harus dikembangkan untuk menunjang kebutuhan manusia.
Perubahan yang dialami pada masyarakat akan merasakan biaya transportasi serta biaya produksi yang turut mengalami kenaikan biaya. Sehingga hal ini akan memicu terjadinya inflasi dan kenaikan bahan-bahan pokok secara umum. Hal yang menjadi permasalahan utama ialah apabila harga BBM naik, akan tetapi pendapatan masyarakat tidak ikut naik atau tetap, maka hal itu dapat menyebabkan daya beli masyarakat turun. Oleh karena itu, kenaikan biaya BBM harus segera diatasi. Kalaupun biaya BBM tetap dinaikkan, maka pendapatan masyarakat harus turut dinaikkan agar dapat menyeimbangkan antara pengeluaran dan pendapatan. Kenaikan BBM ini harus segera ditanggulangi, karena jika tidak akan menyebabkan kerugian-kerugian diberbagai usaha.
Sumber: Google
Sumber: Google
I/LPMH-UH/XXVI/V/2022
19
CERITA PENDEK
190497
Oleh: Aulia Ayu Permatasari
Sinar mentari terasa begitu menyengat kulitku dan meninggalkan bekas kemerahan di sana. Seiring dengan itu, angin berhembus begitu halus di ruang terbuka pagi ini. Di hadapanku, pagar besi hitam menjulang tinggi dengan gagah, membuatku semakin erat memeluk buket bunga dandelionku takut-takut mereka direbut sang angin. Langkah demi langkah membawaku ke kaveling bagian tengah tempat ini. Sederhana, hanya gundukan tanah bertabur bunga layu dengan nama Adeline Daralis terpahat apik di batuan tegaknya. “Hai, Ma. Kali ini Rangga bawa dandelion lebih banyak dari biasanya... dan Rangga punya sedikit cerita untuk Mama,” salam sapaku pada rumah terindah milik mama. Mulai kutanam tiap-tiap bunga itu ke tanah dengan bertarung pada angin agar tak buru-buru diambilnya. “Hari ini Rangga gagal lagi, Ma. Billu tahu semuanya dan dia mulai jadi manusia yang diam.” Aku duduk bersila dengan tangan yang mulai menggambar tiap detail rumah mama. Ini tradisi. Suatu kewajiban untukku menggambar rumah mama setiap kali aku berkunjung dengan jumlah bunga yang berbeda-beda. Angin sepertinya tak sabaran, ia membabat habis bunga di sana. Tak bersisa. Biarlah itu menjadi urusan mama dan sang angin karena bunga itu sudah menjadi milik mama seutuhnya.
menginterogasiku. Teringat jelas bagaimana saat nenek mengingatkanku perihal diamnya seorang Billu. Tak ada manusia di Bumi yang mampu beradu dialog dengannya. Ini memang salahku yang tak menceritakan semuanya dari awal padahal dia juga manusia paling berhak tahu mengenai statusku. Waktu terus bergulir hingga acara pada televisi sudah berganti empat kali. Aku tak bosan untuk duduk diam di sini. Hingga akhirnya sang puan mulai mendeham samar, tanda ia ingin berbicara. Mama, ini waktunya dan aku sudah siap. “Sejak kapan?” tanyanya membuka obrolan kami di malam yang mulai tenggelam. Tangannya yang lentik bergerak mematikan televisi dan mulai membuka bungkus cemilan yang baru.
“Ma... kemarin nenek juga ikut pulang untuk menyusulmu. Sudah kutitipkan salam rinduku untukmu padanya. Apa sudah sampai? Apa kalian berbicara banyak? Katakan pada nenek bahwa Billu akan baik-baik saja denganku. Aku janji.” Seperti orang tak waras memang, tapi aku tak acuh. Hanya dengan ini aku dapat berbicara. Tak terbungkam.
“Ulang tahunku, tahun 1997.” Singkat saja karena Billu tak suka jawaban bertele-tele di saat kepalanya penuh dengan pertanyaan yang tak sabar ia lontarkan. Di luar tenang, tapi di dalam begitu berkecamuk. Itu Billu.
Waktu semakin siang dan aku tak sadar sudah duduk di sana selama tiga jam. Langit mulai menghitampun aku tak tahu. Hingga akhirnya kilat menyadarkanku bahwa sudah waktunya untuk kembali ke rumah. Rintik hujan yang mulai menyapa bumi, membuatku semakin ugal-ugalan mengayuh sepedaku.
“Untuk apa? Jika semua hal sudah kau ketahui, Billu. Kau pasti hanya membutuhkan validasi atas semuanya. Dan kau sudah mendapatkan itu dengan diamku,” kataku yang tentu tepat. Kami saling memahami satu sama lain yang anehnya dengan bahasa diamlah kami saling mengerti.
* “Billu? Masih tak mau bicara denganku?” Aku mencoba menegur gadis kecil berpipi tembam yang semakin besar saat ia asik mengunyah kue pisang keju. Tak ada respon yang kudapat. Bisingnya kepadatan jalan malam ini mengisi ruang hening di antara kami. Hanya aku dan Billu. Diam juga menjadi opsi terbaikku. Aku tak akan menjelaskan apapun sampai Billu sendiri yang
20
I/LPMH-UH/XXVI/V/2022
“Mengapa menjelaskan?”
diam
tak
“Belum semua, Tuan,” sanggahnya dengan diakhiri kekehan gelinya. “Katakan, Nona.”
CERITA PENDEK “Apa masalahmu dengan Papi?” Aku tercekat dengan pertanyaannya. Tak kusangka satu hal itu bisa terluput dari dugaanku atas semua kemungkinan. Aku lupa bahwa Billu sangat peka dengan hal-hal kecil di sekitarnya. “Rangga, jangan kau pikir bahwa aku sebodoh itu untuk menyadari ketegangan di antara kalian. Sejak aku kecil, Rangga! Bahkan hingga detik ini aku tak pernah menemukan kehangatan di antara kalian. Tak pernah bertegur sapa, barang hanya saling tatap pun tidak. Ada apa Rangga?” Billu mulai tak tenang. Aku masih diam karena gadis itu masih ingin berbicara. “Kau memang tak banyak bicara, Rangga, tapi kau melamun! Tak terhitung sejak Mama meninggalkan kita. Ada apa? Apa kau sudah tak menganggapku adikmu lagi? Kenapa semua kau tanggung sendiri?!” Dia mulai menangis. Namun, tatapanku kembali kosong dan semakin tak ada niatan untuk menjawab pertanyaan ini. Suara pintu terbuka memecah keheningan sesaat di antara kami. Lelaki paruh baya yang masih terlihat gagah dan tampan muncul dari balik pintu. Itu papi, papi Billu. Dengan setelan kantor yang tak lagi klimis, ia mendekati Billu yang masih menangis. Seperti sebuah pertanda bahwa aku harus pergi saat lelaki itu menatapku dengan sinis.
Bintang terlihat samar di atas sana dengan sinar rembulan yang begitu lesu, namun terasa hangat. Sama saat waktu itu mama datang dengan tatapan hangatnya, namun dengan raga yang lesu. Kubuka kembali bundelan kertas di genggamanku dan mulai tenggelam pada setiap kata di sana. Untuk Bocah Kecil, Malam itu aku betul-betul hampir mati. Seluruhnya hancur. Tapi itu adalah hancur yang menyenangkan karena berhasil melangkahkan kakiku menuju panti asuhan di sudut kota. Mempertemukanku dengan bocah kecil yang sibuk dengan lamunan panjangnya pada langit. Tak ada yang menarik di atas sana, hanya bintang samar dan bulan yang lesu. Lucu sekali, sama denganku. Nelangsa matanya membuatku singgah di sampingnya. Menanggung beban seperti apa bocah sekecil dia? Bocah yang kukira bisu itu ternyata bisa berbicara saat dia tiba-tiba menanggapi ocehan dan sumpah serapahku kepada hidup. “Kalau semua mau sempurna, di mana keajaiban Tuhan akan bekerja? Semua orang merasa tak adil, bukankah itu adil? Itu yang kudengar dari orang dewasa.” SIAL! (1997)
“Kau adikku dan selamanya akan begitu. Tidak semuanya bisa kuceritakan. Sampai jumpa besok, Nona. Maafkan aku atas semua air matamu,” sesalku padanya dan dengan lembut kukecup kepalanya sambil mengusap pelan rambut halusnya sebagai salam perpisahan untuk malam itu. Terdengar dari kamarku saat Billu membanting pintu kamarnya sendiri ketika lelaki paruh baya itu memberondong panggilan kepada Billu. Anak kesayangannya menangis, tentu dia akan bersikap seperti itu. Aku abai dengan segala sumpah serapahnya padaku saat ia menggedor pintu yang baru saja kubetulkan tempo hari. Aku mulai memutar lagu dengan volume penuh dan kuambil buku yang mulai menguning. Duduk di samping jendela menikmati angin yang mulai menusuk kulit.
Aku tersenyum samar mengingat malam itu. Usiaku lima tahun kala itu, tentu mama yang orang dewasa akan heran dengan perkataanku. Tapi itu memang kudengar dari orang dewasa yang juga mengeluh akan hidup. Lalu kubuka lembaran lain lagi, Untuk Bocah Tanpa Nama, Sejak malam itu, menjadi candu bagiku untuk datang ke panti asuhan sekedar melihat bocah nelangsa itu. Baru kusadari bahwa kami belum bertukar nama. Anehnya saat aku menanyakan namanya, dia malah bertanya balik, “Kau mau memanggilku siapa, Nyonya?” dan spontan saja kujawab: Rangga. Entah mengapa aku menyukai nama itu. “Oke. Namaku Rangga, Nyonya. Senang bertemu denganmu.” Seketika aku merasa bangga dengan hal itu. Hingga membuatku resmi untuk mengangkatnya sebagai anak. Semua senang dengan keputusanku. Terutama aku dan I/LPMH-UH/XXVI/V/2022
21
CERITA PENDEK Rangga yang paling bahagia. 19-04-97 Rangga resmi menjadi anakku, Adeline Daralis, dan selamanya akan begitu. (1997) Rangga, nama pemberian mama. Aku memiliki nama sebelumnya, tapi aku enggan menggunakannya lagi. Terlalu menyakitkan bila hidup di atas nama yang tak kuinginkan dan penuh dengan harap kematian. Bahkan tanggal kelahiranku pun ditetapkan sesuai dengan tanggal dan bulan di mana aku diadopsi mama, 19 April. Menyenangkan, semua tentang mama. Dalam buku kecil yang penuh catatan mama, tergambar jelas bagaimana aku dalam hidupnya. Dulu kami begitu bahagia. Mama yang selalu mengajarkanku menjadi orang yang hangat dan penuh kasih sayang. Sedangkan, papa selalu melatihku agar berani dan tegas. Mereka perpaduan yang hebat dan berhasil memberiku gambaran nyata orang tua yang begitu didambakan setiap anak. Termasuk aku, aku yang dulu tanpa nama. * “Aku juga mau, Billu,” pintaku pada Billu yang sedang membuat racikan minuman dengan es krim sebagai bahan utama. “Tidak, sampai kau mau menjelaskan semuanya, Rangga.” Aku menghela napas memaklumi. Dia keras kepala seperti papinya. Semua harus terpenuhi seperti maunya. Sejenak aku diam memikirkan bagaimana untuk menjelaskan semuanya. “Buatkan dulu. Nanti kubayar dengan penjelasan,” ujarku bernegosiasi dengannya. “Murahan sekali penjelasanmu. Mampu dibayar dengan minuman.” “Bukan murahan, Nona, karena minuman itu diracik oleh tangan seorang Billu. Tak ada harga yang mampu terpasang di sana.” “Ini, Tuan. Kali ini aku mengalah padamu, tapi aku hanya kasihan karena kau telah menjadi tukang kebun sedari pagi. Jangan lupa untuk bersihkan kamarku juga,” balasnya dengan nada yang begitu ketus, namun terdengar merengek di telingaku. “Kamarmu penuh rumput juga, Billu?” “RANGGA!” Aku terkikik geli dan mulai menyantap minuman segar itu, “Asal kau senang, Nona Billu.” Setelah merampungkan semua pekerjaan rumah, aku mulai bersiap dengan setelan semi formalku. Dengan membawa mainan berbahan kayu yang sudah kurakit sempurna, aku menghampiri Billu yang sudah siap di ruang tamu. Ia
22
I/LPMH-UH/XXVI/V/2022
terlihat seperti bocah lugu karena setelan gaun bercorak bunga yang sederhana bekas kepunyaan mama. “Ayo, Billu.” Sepanjang jalan, Billu diam tak menyuarakan apapun. Dia memang penasaran, tapi dia percaya padaku. Aku yakin itu. Setelah menempuh waktu 31 menit, kami sampai di tanah luas yang penuh dengan rumah-rumah. Aku menggenggam erat tangan Billu untuk memandunya berjalan ke dalam sekaligus menguatkan diriku sendiri setelah sekian lama akhirnya aku kembali bersua kemari. Sampailah kami di salah satu kaveling yang berada di bagian tengah. Tanahnya kering dan penuh dengan rerumputan liar. Tercetak jelas nama pemilik rumah itu di batu tegak, Sebastian Ethan. Aku duduk di sebelah rumah itu. Mulai membersihkan dan menyiram tanahnya. Kuletakkan mainan rakit yang kubawa di atas rumah itu dan mulai mengusap pelan batu tegas di ujung tanah. “Hai, Pa. Rangga datang. Maafkan aku karena tak pernah menengokmu. Aku baru selesai merakit mainan yang dulu kau ajarkan padaku, Pa. Sudah kutaruh di sini. Semoga kau senang dengan keahlianku yang dulu kau ajarkan mati-matian.” Mataku rasanya memanas. Ada Billu di sini dan aku tak bisa menjadi lemah. “Pa, ini Billu. Anak mama dengan lelaki baru setelahmu. Dia anak yang lugu, namun keras kepala. Dia adik kesayanganku, Pa.” Aku menatap Billu sebagai tanda mempersilahkannya untuk berbicara. Billu terdiam. Tangannya gemetar dengan mata yang berkaca, namun dia menahan dan mencoba untuk tegar. Setelah mengambil napas panjang, ia mulai mendekati rumah papaku. Tapi, sejenak ia menatapku dengan tatapan bertanya. Aku paham itu. “Panggil papa saja, Billu.” “Halo, Papa. Aku Billu, gadis yang tadi sempat dikenalkan padamu. Maafkan aku karena tak pernah mengenalmu sebelumnya. Terima kasih karena telah menghadirkan sosok Rangga yang begitu hangat dan penyabar. Tapi, dia enggan jujur, Pa, padaku. Aku harus memaksanya agar mau berbicara. Apakah itu juga yang menjadi bagian dari dirimu, Pa? Tapi, tenang saja, Pa, Rangga
CERITA PENDEK aman bersamaku.” Tawa ringan terlontar dari mulutku saat mendengar ungkapan terakhirnya. Sebenarnya di sini yang melindungi itu siapa, lucu sekali nona manis ini. Langit sudah menunjukkan warnanya bahwa sebentar lagi jubah hitam kelamnya akan terbentang. Aku dan Billu memutuskan untuk pulang sebelum jalan tertelan gelapnya malam. Namun, tiba-tiba Billu memelukku dengan erat. Erat sekali. “Kau juga boleh runtuh, Rangga. Kau terlalu berharga untuk terluka sendirian.” * “Aku menerimanya, Billu, saat mama memutuskan untuk menikah lagi. Apapun yang membuat mama senang, akupun ikut. Tapi dia mulai menyakiti mama saat kau berumur 5 bulan dalam kandungan. Dia senang berkelana mencari kepuasan di luar sana dan pulang ke rumah bak seorang suami pekerja keras yang setia. Mama percaya padanya, hingga akhirnya semua terbongkar,” jelasku yang mencoba untuk membuka memori lama. Kuputuskan untuk menyerahkan buku catatan mama agar tak ada selisih paham. Billu mulai membacanya dengan cermat. Hingga ia sampai di pertengahan buku, Untuk Rangga, Dia Rangga. Bocah polos dengan tatapan nelangsanya. Suka sekali dengan kesendirian, tapi dia tak kesepian dengan itu. Keras kepala dan selalu berkecil hati. Dia ingin menyerah, tapi dia juga menemukan dirinya yang lain di waktu yang sama. Anak lelaki yang begitu indah. Akan kujaga dia bahkan jika lawanku adalah suamiku. (2018) Billu masih diam, tapi dia menangis. Napasnya tak beraturan dengan rahang yang mulai mengetat. Aku tak suka saat Billu harus menahan emosinya padahal ia bisa berekspresi semaunya bila denganku.
Untuk Anakku, Ini semua salahku, terlalu egois. Mengaku kesepian seakan hanya aku manusia di muka bumi ini. Maafkan Mama, Rangga. Mama egois dengan mengikatkan diri pada lelaki biadab itu. Kau terlalu berharga untuk terluka, Sayang. Maafkan Mama atas semua lukamu. (2019) “Rangga ... ” Sudut bibirku tertarik getir. Aku mengangguk lesu, “Iya, Billu. Lelaki itu melakukan semuanya,” bisikku mengadu. Aku beranjak untuk duduk di depannya. Dengan posisi membelakanginya, kuloloskan kaos dari tubuhku. Ringisan pelan keluar dari bibirku yang memucat. Ada luka baru yang masih begitu perih, ditambah ketika luka terbuka itu betubrukan dengan angin malam yang menusuk. “Rangga ... Papi?” tanya Billu yang mulai tak jelas karena ia tersedusedu akan tangisnya. “Iya, Billu.” “Berapa lama?” “Sejak bersama Mama.” Tangis pilu semakin pecah memenuhi ruang malam ini. Aku tertunduk dalam ikut merasakan semua luka itu. Semua beban mulai bebas dari kurungannya ketika tangan lentik yang dingin itu
meraba setiap luka yang ada di sana. Malam ini aku runtuh hingga tak mampu untuk kembali bangkit dan kuat kembali. Tiap-tiap malam yang mampu menjadi penopangku atas segala rasa berantakan, kini tak lagi berguna. Billu, dia pemenangnya. Berhasil membongkarku hanya dengan sentuhan ibanya. Aku menengadah untuk menelisik bentangan langit Tuhan yang begitu gelap. Kunikmati sapuan angin malam yang manyapaku. Kutatap
mendalam adik kecilku yang beranjak dewasa. Ia duduk di hadapanku dan mulai menggenggam dengan hangat tanganku. Matanya masih basah oleh air mata. “Rangga, apalagi ini?” tanya Billu saat tatapannya tertuju pada perutku yang terbalut perban. Darah masih keluar di sana karena aku terlalu banyak bergerak. “Luka minggu lalu, Nona.” Billu kembali menangis, “Kenapa-” “Kau tahu kan, Billu? Aku adalah manusia yang jarang membawa otakku kemanapun aku pergi. Tapi malam itu, aku lupa membawa otakku saat lelaki itu mengatakan bahwa di antara kami akan mulai membaik dan berdamai. Bahkan dia berjanji akan menyayangiku seperti anak kandungnya sendiri,” jelasku terjeda untuk mengusap lembut kepala Billu. Mencoba menenangkannya agar ia tak merasa sesak karena tangisannya yang tak kunjung usai. Tatap sendu kuberikan pada Billu saat kami bersitatap, “Aku senang tentu saja. Kami berpelukan sebagai tanda perjanjian. Sampai sesuatu yang tajam dan dingin menembus perutku. Lalu dia pergi begitu saja, Billu.” “Aku capek, Billu.” Billu beralih mendekapku dengan erat. Aku luruh dalam dekapan hangatnya bersama seluruh luka yang bersarang dalam diri tak bernama dan diri seorang Rangga. Kami melebur dalam tangis pilu yang menyesakkan jiwa. “Rangga, bertahan ya? Takdir masih berutang bahagia padamu, pada kita dan mama.” Bisikan Billu begitu menenangkan hingga rasanya aku ingin tertidur panjang jika saja Billu tak melepas dekapannya. “Billu... pintaku cuma satu. Jangan kau benci papimu karena ini urusanku dengan lelaki itu. Bukan antara kau sang anak dan dia sang papi. Baktimu harus tetap mengalir padanya karena dia betul-betul menyayangimu, Billu.” * I/LPMH-UH/XXVI/V/2022
23
RESENSI
Menilik Wajah Dunia Narkotika Amerika Serikat dan Kejamnya Sistem Kapitalisme Modern Melalui Film “BREAKING BAD” Oleh: Muhammad Abi Dzarr Al Ghiffary
M
enakjubkan. Mungkin itu kata yang bisa terlintas dari saya setelah menyaksikan 5 musim dari "Breaking Bad" sebuah serial dramakriminal yang digadang-gadang sebagai serial terbaik sepanjang masa.
Serial ini bercerita tentang Walter White, seorang Guru kimia SMA yang bekerja paruh waktu sebagai seorang tukang cuci mobil. Di usianya yang menginjak kepala lima, dia dan keluarganya harus menerima kenyataan yang pahit di mana dia di diagnosis mengidap kanker paru-paru stadium 3A. Tak cukup di situ, keadaan ekonomi yang sulit menyebabkan Walt (Walter White) semakin memutar otak karena proses penyembuhan kanker khususnya di negara yang tidak memiliki jaminan kesehatan bersubsidi seperti Amerika Serikat adalah hal yang tidak murah harganya. Suatu waktu, Walt diajak oleh iparnya Hank Schrader, seorang agen Sutradara: Vince Gilligan Drug Enforcement Administration (DEA) (Di Indonesia mungkin kita kenal sebagai Badan Narkotika Nasional) untuk melihat secara langsung proses penyergapan pabrik narkoba berjenis methamphetamine (sabu-sabu). Di mana pada saat penyergapan terjadi, mantan siswa nya yang bernama Jesse Pinkman kabur melalui jendela tetangga tempat pabriknya beroperasi. Di sini ia berpapasan dengan Walt yang sedang menunggu Hank di mobil selagi ia melakukan penyergapan. Jesse menyuruh Walt untuk diam kemudian Jesse pun kabur menggunakan mobilnya yang terparkir di belakang mobil Hank. Di sini hal yang menarik terjadi, Walter yang memiliki latar belakang guru kimia memiliki sebuah ide. Bagaimana apabila dia menggunakan keahliannya tersebut untuk membuat barang haram tersebut? Akhirnya, dengan menggunakan database sekolah tempatnya bekerja, ia pun menemui Jesse untuk mengajaknya sebagai rekan dalam pembuatan barang haram ini. Usulan tersebut awalnya ditertawakan oleh mantan muridnya itu namun lambat laun mereka pun mendapatkan chemistrynya masingmasing di samping konflik yang beberapa kali memisahkan mereka. Walt sendiri menjustifikasi tindakannya dengan dalih bahwa umurnya sudah tidak lama lagi dan ingin memberikan sebuah peninggalan berupa harta kepada keluarganya apabila dia telah tiada nantinya. Namun nahas, seiring episode mereka berdua makin tergiring ke dalam bisnis dunia haram tersebut dan menjadi Kingpin (sebutan bagi bos sindikat narkoba) terbesar di Amerika Serikat. Lantas bagaimana dengan keluarga Walter dan Iparnya yang merupakan seorang agen DEA? Hal ini yang menjadi titik menarik diserial ini, bagaimana kapitalisme memaksa seseorang untuk membenarkan segala cara agar bisa menghidupi keluarga. Bagaimana narkoba dianggap merupakan salah satu alternatif pemenuhan ekonomi karena permintaan dan harga yang tinggi. Di sisi lain bagaimana kesuksesan Walter White ini sangat berimbas kepada keluarganya. Keluarga bahagia yang dia miliki hancur secara perlahan akibat bisnis haram
24
I/LPMH-UH/XXVI/V/2022
ini. Juga sebuah ironi mengingat Hank yang merupakan saudara ipar Walt bergerak di instansi anti narkoba semakin memaksa Walt untuk memiliki 2 kehidupan dan mencoba sekuat tenaga menyembunyikan kehidupan gelap ini di hadapan mereka. Kita juga bisa melihat bagaimana perkembangan tiap karakter di setiap episode, bagaimana Walter yang sebelumnya merupakan seseorang yang empati makin kehilangan rasa empatinya dan berubah menjadi penjahat yang manipulatif. Sedangkan Jesse yang merupakan seorang pecandu dan pengedar narkoba menemukan titik terang dalam hidupnya akibat berbagai trauma selama episode berjalan. Film Breaking Bad menyajikan kritik samar terhadap sistem kapitalisme medis Amerika Serikat yang berorientasi kepada profit semata, di mana sistem ini memaksa Walter White, seorang pasien kanker yang awalnya orang baik menjadi orang yang tidak memiliki kompas moral akibat tekanan ekonomi. Saya juga merasa bahwa serial ini menyajikan sesuatu yang sangat berbeda. Bagaimana seorang protagonis tidak selalu digambarkan sebagai mereka yang berhati mulia namun juga orang yang melakukan berbagai tindakan buruk seperti Walter White. Ditambah dengan cerita yang dinamis membuat serial ini menjadi tontonan yang memang pantas menyandang gelar serial terbaik sepanjang masa.
RESENSI
sumber: google
sumber: google
Ilustrasi pertentangan kelas dalam film “Snowpiercer” Oleh: Muhammad Abi Dzarr Al Ghiffary
B
erlatar di tahun 2031, dunia mengalami global cooling. Antitesis dari global warming di mana dunia mengalami pembekuan secara besarbesaran. Seluruh dunia menjadi tidak layak huni kecuali mereka yang berada dalam kereta yang bernama "Snowpiercer" yang dikendalikan oleh sebuah mesin yang berjalan abadi. Snowpiercer ini dibuat oleh seorang milyuner bernama Mr. Wilford. Kereta ini telah bergerak mengelilingi dunia selama kurang lebih 17 tahun lamanya dan lambat laun orang-orang di dalam kereta tersebut membentuk suatu kelas sosial tersendiri yaitu kaum kelas atas yang tinggal bermewah-mewahan di bagian depan kereta dan kelas bawah yang tinggal di bagian belakang kereta.
Di film ini jelas nampak perbedaan standar kehidupan antara dua kelas tersebut. Kelas atas bisa hidup dengan santai dan menikmati fasilitas dan makanan yang memadai sedangkan kelas bawah untuk makan pun harus berbaris, di mana mereka memakan jelly tak jelas yang disediakan oleh pihak penguasa kereta. Sutradara: Vince Gilligan Selama 17 tahun tersebut, telah terjadi beberapa kali pertikaian antara kedua kelas tersebut. Kelas atas yang memiliki tentara sebagai peliharaan mereka tentu saja selalu menang melawan kaum bawah yang hanya bersenjatakan seadanya. Di sisi lain, anak-anak kelas bawah diambil paksa oleh kelas atas ini ketika tinggi mereka sudah mencapai titik tertentu. Pemimpin kelas bawah, Gilliam, Curtis Everett, dan Edgar merencanakan sebuah plot untuk mencapai bagian depan kereta dalam hal ini untuk menguasai kereta tersebut dari kaum kelas atas. Namun ketika mereka sampai ke depan bagian kereta, apakah yang terjadi? Film ini menyajikan sebuah cerita di mana pembagian kelas merupakan hal yang sudah mendarah daging di dalam sejarah peradaban manusia. Di mana dalam setiap keadaan selalu saja ada dua kelas yang salin bertentangan.Film ini sangat menarik karena kita bisa melihat ketidakadilan yang sebenarnya ada di depan mata kita, di mana revolusi yang sangat terencana pun ternyata dapat menjadi agenda dari manipulasi kaum berkuasa terhadap para kelas bawah untuk tetap menjaga populasi seimbang di dalam suatu masyarakat yang di mana masyarakat ini adalah mereka yang tinggal di dalam kereta tersebut.
Sumber: google
sumber: google I/LPMH-UH/XXVI/V/2022
25
PUISI SI MANJA
PESAING HANDAL
Oleh: Nina
Oleh: Aulia Ayu Purnamasari
Langit yang manja dan Bentala yang menampung tangis. Sang langit berwajah muram
Pukul berapa sekarang? Apakah hari sudah berganti? Apakah tahun mulai berlari?
Tak elok mata memandang Pekatnya, kini mendekati bentala Mengisyaratkan datangnya kepedihan
Masihkah ada waktu di Bumi?
Dia begitu manja Seolah padanya tak ada lagi kekuatan Satu persatu tetesan air berjatuhan Memenuhi bentala, memeluk tiap lekukan yang ada padanya
temukan “Aku” di antara hidup dan mati
Tidakkah dia kasihan pada bentala ini, Menampung tangisan yang terlampau banyak? Sedang padanya jua tertampung banyak air keruh kehidupan Kesemuanya itu berasal dari mahluk yang menjejakkan kaki diatasnya Apa yang diharapkan dari dia? Berhadapan dengannya hanya membuatku sakit Setumpuk masalah dia bebankan pada diri ini Sedang aku sendiri sedang tenggelam dalam pergumulan
Adagium Hukum
1. Dormiunt aliquando legas, nunquam moriuntur Hukum terkadang tidur, tetapi hukum tidak pernah mati 2. Equality before the law Semua orang sama di depan hukum 3. Geen straf zonder schuld Tiada hukum tanpa kesalahan 4. Judex set lex laguens Hakim ialah hukum yang berbicara 5. Lex dura sed ita scripta Hukum adalah keras tetapi harus ditegakkan 6. Lex prospicit, non respicit Hukum melihat kedepan, bukan kebelakang
26
I/LPMH-UH/XXVI/V/2022
Tolong, tolong, Ia sudah lama tersesat Meninggalkan raga tak berpuan di tengah badai harapan Ia ingin bergerak, tapi ia takut Apakah ia akan sampai tepat waktu? Jikalah sampai apa masih ada manusia? Pesaing handal bukan lagi manusia, tapi takdir yang mematikan umur manusia Antara “Aku” dan takdir tak ada jaminan Hanya doa yang melangit, dengan usaha yang membumi Harap-harap “Aku” akan sampai, dan ada Ibu di sana
Dunia
Oleh: Aulia Ayu Purnamasari Dunia memiliki hidupnya Hidup memiliki matinya Sayapun memiliki dunia Dunia yang saya hidup di dalamnya, pun mati dalam kandungannya "Kamu manusia hebat", kata mereka yang babak belur oleh dunianya sendiri "Kamu manusia senang", kata mereka yang berambut panjang Ya, dunia punya hidup dan matinya Yang saya pun ingin jadi manusia, manusia yang sama-sama