Harga Rp 1000
Sabtu, 25 Agustus 2018
Tahun 14/ No. 27
Foto: Setya Adhy Wicaksana/Koran Pabelan Nyanyikan Yel – Yel: Sebanyak 240 mahasiswa baru Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) menyanyikan yel –yel pada acara Masta IMM di depan hall FIK, kampus satu, UMS, Jumat (24/8).
Fakultaria FH
Gugah Kepedulian Maba Lewat Baksos Reporter: Endang Kartikasari
UMS, Koran Pabelan - Fakultaria Fakultas Hukum (FH) ajak mahasiswa baru (maba) untuk peduli sesama melalui program bakti sosial (baksos). Setiap kelompok maba perkelas dibebankan untuk membawa kebutuhan pokok yang telah ditentukan oleh panitia.
S
elaku Ketua Panitia Fakultaria FH, Rahmatullah Indrasari, menjelaskan bahwa baksos tersebut akan
dibagikan kepada tukang sapu kampus satu UMS yang belum mendapatkan gaji Upah Minimum Regional (UMR) dan sebagian akan dikirim ke Lombok. "Pada hari pertama yang dikumpulkan beras 25 kilogram perkelas, kemudian hari kedua 5 kilogram minyak , dan pada hari terakhir 2 boks mie instan," tuturnya, Jumat (24/8). Lebih lanjut Rahmatullah Indrasari, yang akrab disapa Lala ini meBersambung pada halaman 7 ...
Iklan dan Langganan: 082313070077 SMS Suara Pabelanis: 081328329938
2
Sabtu, 25 Agustus 2018 Editorial
Tingkatkan Kepedulian Mahasiswa Pemimpin Redaksi: Aprilia Indra S. Redaktur Pelaksana: M. Sukma Aji Redaktur: Lia Lesmawari Redaktur Foto: Selma Julietta Reporter: April, Kartika, Sukma Fotografer: Adhy Editor: April, Lia Desain Artistik/Tata Letak: Ratih, Aji Tirto, Adhy, Dwika Pemimpin Umum: Indra Hartanto Sekretaris Umum: Livia Purwati Pemred Online: Afitasari Mulyafi Pemred Koran: Aprilia Indra Setya P. Pemred Tabloid: Dian Aulia Citra K. Pemred Majalah: Ummu Azka A. Litbang: Darlin Rizki Personalia: Cici Birohmatika Perusahaan: Hanifah Indrianti Manajer IT & Logistik: Nadya Vicky Putri Pribadi Manajer Humas: Setya Adhy W. Manajer Diskusi: Feriyanto Setiawan Manajer Data: Tias Nur Aini Manajer Penelitian: Kurnia Siti Mahaniyah Manajer Pelatihan: Yusuf Apriyanto Manajer Iklan: Anggia Mujianti Manajer Prodis: Ari Susanto Diterbitkan oleh: Lembaga Pers Mahasiswa Pabelan, Universitas Muhammadiyah Surakarta Terbit Sejak: 28 Juni 2005 berdasarkan Surat Keputusan Pemimpin Umum LPM Pabelan No. 02/A-PU/LPM Pabelan/UMS/2005, Tanggal 24 Juni 2005 Alamat Redaksi: Lembaga Pers Mahasiswa Pabelan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Student Center “Griya Mahasiswa” UMS, Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1, Pabelan, Kartasura (0271) 717417 ekt. 164 Surakarta e-mail: koran@pabelanonline.com, http//www.pabelanonline.com
S
erangkaian penyambutan mahasiswa baru hingga sekarang masih berjalan melalui fakultraia-fakultaria yang digelar di fakultas masing-masing. Selain mengenalkan lingkup fakultas kepada mahasiswa baru, kegiatan tersebut juga mengusung konsep yang memiliki ciri khas tersendiri di masing-masing fakultasnya. Seperti peribahasa sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, kegiatan fakultaria khususnya di Fakultas Hukum (FH) mengajak mahasiswa baru untuk lebih meningkatkan rasa kepedulian melalui bakti sosial. Dalam kegiatan tersebut mahasiswa baru diberikan syarat untuk membawa sembako di masing-masing kelompok. Bukan tanpa sebab, hal tersebut untuk didonasikan ke orang yang lebih membutuhkan baik di lingkungan
UMS sendiri maupun donasi gempa bumi Lombok. Fakultaria yang diselipkan aksi sosial tersebut haruslah dipertahankan di setiap tahunnya. Mengapa? Mengajak mahasiswa untuk peduli merupakan hal yang sangat mulia, apalagi sebagai mahasiswa yang dikatakan agen of change dapat memberikan arah perubahan terhadap lingkungan sekitar dalam masyarakat. Kegiatan positif tersebut selain memberikan manfaat terhadap oranglain juga memberikan manfaat kepada diri mahasiswa itu sendiri. Asalkan dalam kegiatan fakultaria, pihak panitia tidak menekankan syarat yang cukup berat untuk mahasiswa baru, sehingga mahasiswa baru tidak merasa berat dengan syarat yang telah ditentukan. Dan maksud baik tersebut dapat terealisasikan dengan sikap yang ikhlas melalui bakti sosial yang diusung.
Gugah Kepedulian Maba Lewat Baksos Mahasiswa dituntut peduli Solidaritas Antar Maba FKI Jadi Pokok Utama Tingkatkannnn!
Prof Ruwet
Pengabdian adalah Dorongan Hati Mahasiswa tergelitik untuk mengabdi..
Suara Pabelanis Sampaikan informasi atau keluhan anda sebagai mahasiswa terhadap kebijakanfasilitas kampus tercinta, UMS. Pesan dapat anda sampaikan melalui sms (081328329938) atau akun sosial media resmi LPM Pabelan. Mari bersama kawal kebijakan kampus bersama Koran Pabelan. Lpm Pabelan
@infopabelan lpmpabelan
OPINI
Sabtu, 25 Agustus 2018
3
Kemerdekaan dan Pendidikan Oleh: Ubaidillah Rosyid Mahasiswa Fakultas Geografi
M
omentum kemerdekaan telah berlalu seiring dengan usainya segala kemeriahan “pesta” 17an. Tanggal 17 Agustus datang untuk kita rayakan, layaknya menyambut hari ulang tahun, kita isi dengan hiburan, makan besar, dan acara-acara seremonial lainnya. Padahal Soekarno berpesan, bahwa kemerdekaan bukanlah tujuan akhir dari sebuah perjuangan, namun hanya alat atau ia sebut sebagai “jembatan emas” yang menghantarkan pada sebuah tujuan. Jadi, jangan berbangga dulu. Inilah yang harus kita refleksikan sekarang bagaimana kondisi bangsa kita setelah melewati jembatan emas itu, apakah menuju dunia sama rata-sama rasa (kesejahteraan) ataukah sama ratap-sama tangis (keseng-saraan). Dalam hal ini, pendidikan menjadi salah satu kebutuhan fundamental bagi tercapainya arah perubahan dan kesejahteraan bangsa. Jika tidak demikian, tidak mungkin bagaimana pendidikan di Indonesia akan dijalankan tercantum dalam preambule konstitusi tertinggi. Konstitusi lahir dalam momentum kemerdekaan bangsa, jadi dapat dikatakan tujuan pendidikan yang dilakukan oleh institusi pendidikan manapun di Negara ini harus memerdekakan rakyat, khu-susnya subjek didik itu sendiri. Universitas sebagai salah satu institusi pendidikan memiliki peranan untuk “mencerdaskan kehidupan
bangsa”, sesuai dengan amanat di pembukaan UUD 1945 kita. Secara tidak langsung, konstitusi dasar kita telah memberikan kepercayaan terhadap seluruh elemen pendidikan termasuk Universitas sebagai konsekuensi logis untuk turut membawa arah perubahan dan kesejahteraan terhadap bangsa ini. Barangsiapa ada institusi pendidikan yang tidak mendidik, mencerdaskan, memberikan kekebasan dalam berpikir, serta memerdekakan maka telah tidak amanah terhadap konstitusi kita.
masalah. Dia menganggap model pendidikan hadap-masalah lebih liberatif, partisipatif, dan humaniter (memanusiakan manusia) karena bagi Freire pendidikan yang memerdekakan adalah menumbuhkan kesadaran kritistransitif. Untuk mencapai makna kemerdekaan diperlukan sebuah upaya memahami realitas sebagai sesuatu yang harus ditundukkan dan dikuasai dengan kehendak yang kita miliki, layaknya Freire ketika itu. Merdeka merupakan kondisi terbebas dari suatu belenggu yang meMenyoal Kemerdekaan rugikan bagi subjektivitas kita. Maka dari itu, “terjajah” atau tidak nya Kemerdekaan dalam konotasi kekitergantung kita sebagai pelaku realitas nian sering diartikan sebagai kekuyang merasakan. Rocky Gerung measaan untuk menentukan diri sendiri, nyebutnya pikiran yang otonom lah seuntuk berbuat atau tidak berbuat. Di bagai modal untuk menghadapi apapun mana subjek yang merdeka harus kondisi zaman-nya. punya kekuasaan untuk menguasai Maka, seharusnya pendidikan tidiri sendiri dan perbuatannya. dak lagi berperan selaku “mesin” penPaulo Freire, dalam bukunya cetak sarjana yang siap dipasarkan di yang berjudul “Pendidikan Kaum dunia kerja. Jika masih demikian, maka Tertindas” pernah melakukan kritik ta- apa beda nya dengan orientasi saat jam terhadap sistem pendidikan nepra-kemerdekaan dimana pendidikan garanya (Brazil). Freire menolak mo- masih menjadi bagian dari politik etis. del pendidikan “gaya bank”, dimana Yakni mencetak orang-orang dengan pendidikan yang diberikan cenderung kemampuan yang dibutuhkan, semata anti-dialogis dan miskin daya cipta. untuk kepentingan Belanda. Relasi guru-murid hanya dipahami seManusia bukanlah subjek yang bagai subjek-objek, murid dianggap terjebak segala sistem mekanistis, sersebagai objek pasif. ba menyiapkan zona nyaman dan keBerangkat dari kritik tersebut, mapanan semu berupa meteri, tapi memuncullah gagasan mengenai pendi- rekalah kaum terdidik yang benar-benar dikan alternatif yakni hadapmerdeka.
4
KARIKA TUR
Sabtu, 25 Agustus 2018
MAHASISWA NIAT MAU UJIAN
SUDAH BELAJAR DENGAN MATANG
ISI DALAM TAS (BUKU, LAPTOP , KALKULATOR ,FOTOCOPY TUGAS , ALAT TULIS)
PERCAYA DIRI BISA KERJAKAN SOAL UJIAN)
ISINYA BERKAS TUGAS KARENA TIDAK MUAT DIDALAM TAS
MAHASISWA UJIAN APA ADANYA YANG DIA PIKIRKAN CUMA 1 (KERJAKAN DAN LUPAKAN) SANTAI DAN TANPA PERSIAPAN
BUKA BUKU KALAU SUDAH MASUK RUANG UJIAN
ISI DALAM TAS HP.BUKU NOVEL,POWER BANK (ALAT TULIS MINJEM)
Illustrator: Dwika Dewantara/Koran Pabelan
SELALU BAWA BUKU KEMANA - MANA
Sabtu, 25 Agustus 2018
PROFIL
5
Pengabdian Masyarakat
Pengabdian adalah Dorongan Hati UMS, Koran Pabelan – Mahasiswi Fakultas Psikologi (FP) UMS berhasil lolos seleksi dalam pengabdian masyarakat untuk mengajar anak-anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berada di Malaysia pada tanggal 15-18 Agustus 2018 lalu. Nama : Indra Kusumawati Tempat/Tanggal Lahir: Temanggung 17 Mei 1996 Riwayat Pendidikan: SD N 1 Parakan SMP N 1 Parakan SMA N 1 Parakan Fakultas: Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Moto: Don’t think, just do it and do your best
Tak pernah terbayangkan oleh Indra Kusumawati bahwa dirinya terpilih sebagai salah satu delegasi Indonesia menjadi relawan mengajar di sekolah anak-anak TKI di Malaysia. Indra berhasil menduduki peringkat 17 dari 35 delegasi yang lolos untuk dikirim ke Malaysia. Kebanggaan dan semangat menyelimuti hati Indra Sukmawati. Ini adalah kali pertama dirinya berada di luar negeri dan mengabdi untuk anak-anak TKI di negeri Jiran tersebut. Pengalaman Berharga Pengalaman berharga ia dapatkan setibanya di Malaysia yang disambut penuh suka cita oleh anak-anak TKI di sana. Tak hanya itu, Indra merasa haru melihat kondisi anak-anak TKI Malaysia yang cukup memprihatinkan lantaran kurangnya perhatian yang mereka dapat dari orangtuanya. Sehingga kehadiran relawan bagaikan angin segar yang begitu ditunggu-tunggu oleh anak-anak TKI. ”Bedanya anak-anak TKI di sana dengan yang sekolah di Indonesia itu mereka lebih aktif dan lebih
harus diperhatikan agar mau bergabung dengan kita karena notebene orangtua mereka bekerja sehingga perhatiannya kurang,” ujar Sukma sapaan akrabnya, Kamis (23/8). Pengabdian menurut Indra adalah pengalaman berharga yang tidak hanya berpikir begaimana memperbaiki keadaan tapi turun langsung untuk memberikan harapan dan kebahagiaan. Kedua poin itu tak tampak namun terasa dan menjadi sebuah dorongan hati untuk melakukan yang terbaik untuk sesama. “Saya belum pernah menemui murid yang benar-benar senang ketika guru datang dan sedih ketika guru pergi,” tuturnya. ‘Kebahagiaan saya datang dari cikgu dan kepedihan saya melihat cikgu pulang’ kata-kata tersebut keluar dari mulut anak-anak TKI yang diajarnya. Anak-anak tersebut merasa bahwa saat relawan datang mereka dapat bermain dan merasa senang akan kehadiran relawan dari Indonesia.
Tanamkan Patriotisme dan Nasionalisme Meskipun anak-anak TKI tersebut lahir dan tumbuh di Malaysia tetapi darah mereka adalah darah Indonesia, untuk itu Indra dan relawan yang berada di sana menanamkan materi mengenai patriotisme dan nasionalisme. Diungkapkan Indra, terdapat empat pos materi yang berisikan sejarah Indonesia, permainan tradisional, lagu kebangsaan dan pengenalan pahlawan Indonesia. Kegiatan tersebut sebagai upaya untuk mengenalkan anak-anak TKI terhadap negara Indonesia. Berlatar belakang mahasiswi Psikologi bagai peribahasa sambil menyelam minum air, Indra menerapkan konseling terhadap anak-anak dan ibu-ibu di sana. “Mengabdilah sengan sepenuh hati karena mengabdi tak butuh imbalan senyum dari mereka sudah cukup membalas pengabdian kita,” pesan Indra. [April/LL]
6
Sabtu, 25 Agustus 2018
WARTA KAMPUS
Foto: Setya Adhi W./Koran Pabelan
Dengarkan materi: Ratusan mahasiswa baru Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FKIP) mendengarkan materi pada acara Masa Ta’aruf IMM di Auditorium Moh.Djazman.
Fakultaria FKI
Solidaritas Antar Maba FKI Jadi Pokok Utama UMS, Koran Pabelan – Fakultaria Fakultas Komunikasi dan Informatika (FKI) diselenggarakan selama dua hari pada tanggal 29 dan 30 Agustus. Kegiatan ini memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan solidaritas antar mahasiswa baru (maba) FKI agar lebih baik dari tahun sebelumnya.
dapat terwujud setelah mengikuti serangkaian kegiatan nanti. Untuk meningkatkan solidaritas antar mahasiswa di hari kedua fakultaria bakal diadakan outbond mulai dari pagi hingga selesai acara di sore hari. “Di hari kedua nanti kita sehariaan full di luar ruangan, jadi kita lebih meningkatkan rasa solidaritas nanti lewat permainan-permainan lapangan,” jelasnya, elaku Ketua Panita, Dika Satria Jumat (24/8). Utama, menjelaskan bahwa Lebih lanjut Dika mengungkapmelihat dari tahun-tahun sebekan bahwa lebih dari 520 mahasiswa lumnya solidaritas antar mahasiswa F- baru yang diterima di FKI, sudah 495 KI kurang berjalan dengan baik. Dengan maba melakukan registrasi fakultaria. diadakannya fakultaria ini ia mengiIa juga berujar untuk beberapa nginkan solidaritas antar mahasiswa mahasiswa yang belum melakukan re-
S
gistrasi per 15 Agustus akan diikutsertakan fakultaria tahun depan. Selain itu bagi mahasiswa yang sudah melakukan registrasi diwajibkan untuk menghadiri pertemuan teknis pada tanggal 26 Agustus di halaman Gedung Induk Siti Walidah. “Nanti waktu TM (Technical meeting-red) di lapangan kecil Gedung Siti W alidah, buat formasi tulisan FKI 2018,” sambungnya. Mahasiswi FKI, Sinta, berharap penyelenggaraan fakultaria di FKI dapat berjalan dengan lancar dan seperti yang diharapkan panitia. “Semoga lancar tak ada kendala,” ujarnya, Jumat (24/8). [Sukma Aji/AISP]
Sabtu, 25 Agustus 2018
WARTA KAMPUS
7
Foto: Setya Adhy W./Koran Pabelan Ucapan Selamat: Seorang mahasiswa melewati spanduk ucapan selamat pelantikan guru besar di depan gedung C, kampus satu , UMS , Jumat (24/8).
U
Jangan diam,kirim opinimu ke Lpmpabelanums@gmail.com Kalaunantisuaramu terbungkam, pastiberat Kamunggakakankuat, Bro!
Sambungan berita halaman 1 Gugah Kepedulian Maba...
ngungkapkan bahwa rencana baksos tersebut sudah mendapatkan persetujuan dari pihak fakultas. Biaya yang dihabiskan permahasiswa dalam tiga hari tersebut untuk baksos kurang lebih hanya Rp. 15.000,- sehingga tidak membebani maba. "Selain itu, kami juga akan menggalang dana untuk bencana Lombok dengan panitia door to door ke kelas-kelas," pungkasnya. Selaku Maba FH, Dewati Candraningtiyastuti, mengungkapkan bahwa mereka baru diberi tahu untuk hari
pertama membawa beras 25 Kg perkelas. "Dari pihak maba tidak ada yang protes, karna kami berďŹ kir mungkin untuk donasi, mengingat ini kan ada bencana di Lombok," ungkapnya saat temui di gedung I FH UMS yang sedang mempersiapkan perlengkapan Fakultaria, Jumat (24/ 8). Selanjutnya Dewati Candraningtiyastuti, yang akrab disapa Candra ini, mengungkapkan bahwa pihak panitia baik dari pemberi pengu-
muman maupun Pemandu Materi Kelas (PMK) tidak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai tujuan dari membawa barang tersebut. Jika diberi keterangan lebih lanjut, kami akan lebih paham maksud dan tujuannya baik maka kami bisa ikhlas melakukannya. "Kedepannya kami berharap, ini jadi koreksi bagi panitia agar menyampaikan secara lebih detail supaya tidak ada kata-kata kurang mengenakkan di belakang," pungkasnya.[AISP]
8
Sabtu, 25 Agustus 2018
OPEN RECRUITMENT Hai, buat kamu yang ingin belajar tentang jurnalistik, menulis, fotografi, desain, dan belajar organisasi. Let’s Join Us.
SYARAT DAN KETENTUAN (1) Mahasiswa UMS aktif maks. semester 5 (D3/S1) (2) Mengisi formulir pendaftaran di http://l.ead.me/bavmn7 atau langsung datang ke kantor LPM Pabelan (Griya Mahasiswa Kampus 1) (3) Menyertakan fotokopi KTM dan pas foto 3x4 (4) Biaya pendaftaran Rp 20.000
MASA PENDAFTARAN
6 Agustus - 9 September 2018
LETS JOIN US!!!!!
CP:0895351464460(Ahlan) 082195182708(Cici)