Kemuhammadiyahan Perlu Evaluasi
UMS, Koran Pabelan – Praktek
Kerja Lapangan (PKL) mata kuliah Kemuhammadiyahan masih dikeluhkan oleh beberapa mahasiswa karena dianggap masih banyak kekurangan. Program yang dicetus oleh Lembaga Pengembangan Pondok, AlIslam, dan Kemuhammadiyahan (LPPIK) tersebut sudah mulai diterapkan dari tahun lalu.
Saifudin, selaku Kepala
Bidang (Kabid) pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) Mahasiswa & Kerjasama LPPIK mengungkapkan, bahwa tujuan dari diadakannya PKL ini tidak lain agar para mahasiswa bisa mengenal
lebih jauh Ranting Muhammadiyah sehingga mahasiswa tidak hanya mempelajari teorinya saja. Dengan diterjunkannya mahasiswa secara langsung, diharapkan dapat membantu kegiatan ranting terkait. “Diharapkan para mahasiswa bisa membantu atau memberi solusi kepada ranting (Muhammadiyah -red), misal ranting belum ada papan nama,” jelasnya, Rabu (31/5).
Ia juga menjelaskan, bahwa tahun ini telah diadakan sosialisasi program PKL dengan mengundang Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) seSolo Raya sebelum memasuki semester genap, untuk lebih menertibkan pemerataan mahasis-
wanya. Untuk mengetahui target dari program PKL tersebut tercapai atau tidak, ia mengatakan bahwa itu dapat diketahui dari hasil laporan mahasiswa. “Lebih
dari itu, diharapkan mahasiswa nantinya menjadi kader Muhammadiyah dan Aisyiyah,” harapnya.
Sementara itu, Atun Yogi Astuti, mahasiswa Program Studi (Prodi) Hukum Ekonomi Syariah (HES) mengungkapkan, bahwa program PKL yang baru diterapkan di prodinya tahun ini masih perlu banyak evaluasi. Kurangnya sosialisasi dan arahan dari dosen pengampu sempat menjadi masalah tersendiri sehingga ketika di lapangan dirinya bingung dengan kegiatan yang harus dilakukan. “Awal mulai sama
sekali enggak ada arahan dari dosen pengampu. Jadi, mau mulai dari mana juga bingung,” ungkapnya, Kamis (1/6).
Ia menambahkan, ranting setempat pun dibuat bingung ketika disampaikan bahwa kedatangannya dalam rangka program PKL mata kuliah Kemuhammadiyahan. Dari ranting yang dituju sendiri pun ternyata belum mengetahui bahwa ada kerjasama antara pihak ranting se-Solo Raya dengan LPPIK UMS dalam bentuk program PKL. “Setidaknya PKL ini kan sama seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN), seharusnya diadakan sosialisasi, diberi arahan dulu, dan terus paling tidak mereka punya akses ke desa terkait,” tutupnya. [AT]
Redpel Koran:AuliaAzzahra
Redaktur: Alfin Nur Ridwan,
Adhelia Zahrotu Kurniawati
Redaktur Foto: Syifana PutriY. P
Reporter: Alfin, Viona,Titan, Nizam
Fotografer: Ivana, Syifana, Fadhil
Editor: AshariT,AuliaA,Adhelia, Izzul, Alfin
Ilustrator: Bagas
DesainArtistik/Tata Letak: Bagas, Nizam, Nova, Lukman, Karima,Afnan, Rafikhansa, Ridhwan
Pemimpin Umum: Muhammad Iqbal
Sekretaris Umum: Ridhwan Nabawi
Pemimpin Redaksi: Aliffia Khoirinnisa
Litbang:Aisyah Fayi Ivana
Personalia: M. Rafikhansa Dzaky S.
Medkom: Bagas Pangestu
Perusahaan: Widyawati Dian Putri U.
Manajer Logistik: Moh. LukmanA.
Redpel Online: Shafy Garneta M.
Redpel Koran: AuliaAzzahra
Redpel TV: Fadhil Kamal
Redpel Majalah: Anisa Fitri Rahmawati
Manajer Diskusi: Hasbiatullah
Manajer Dapus: Viona Riana Sari
Manajer Penelitian:AshariThahira
Manajer Pelatihan: N.Assa’adah
Manajer PKK: Ivana SarahAzaria
Manajer Iklan: LilisApriliyani
Manajer Prodis: Fesardha Putra
Diterbitkan oleh: Lembaga Pers
Mahasiswa Pabelan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Terbit Sejak: 28 Juni 2005
berdasarkan Surat Keputusan
Pemimpin Umum LPM Pabelan No.
02/A-PU/LPM Pabelan/UMS/2005, Tanggal 24 Juni 2005
Alamat Redaksi: Lembaga Pers
Mahasiswa Pabelan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Student Center “Griya Mahasiswa” UMS, Jl.
AhmadYaniTromol Pos 1, Pabelan, Kartasura (0271) 717417 ekt. 164
Surakarta e-mail: lpmpabelanums@gmail.com, https://www.pabelan-online.com
Praktek Kerja Lapa-
ngan (PKL) Kemuhammadiyahan yang dilakukan oleh mahasiswa semester empat menimbulkan pro dan kontra. Sosialisasi yang tidak diberikan dengan baik, membuat sejumlah kesalahan terjadi. Seperti halnya, dalam pemetaan lokasi yang tidak sesuai. Banyak mahasiswa mengeluhkan akan tidak sesuainya lokasi yang ada dalam surat.
Tidak adanya kerjasama antara pihak kampus dengan lokasi PKL menjadi miskomunikasi antara mahasis-
ProfRuwet
Editorial
Perlu Kaji Ulang
wa dengan pihak Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM). Banyak kejadian dimana mahasiswa tidak disambut dengan baik karena adanya miskomunikasi pada surat yang menyatakan jika lokasi tidak berada di wilayah tersebut. Sehingga banyak pula mahasiswa yang kebingungan akan hal ini. Ketika bertanya pada pihak kampus pun, jawabannya akan berbeda-beda.
Seharusnya sebelum diadakannya kegiatan ini, dosen pembimbing saling berkomunikasi satu sama
lain dan diadakannya forum bagi pembimbing. Sehingga tidak lagi ditemukan sejumlah kesalahan-kesalahan yang fatal. Sosialisasi kepada mahasiswa juga harus lebih diperbaiki lagi, karena pada dasarnya mahasiswa melaksanakan kegiatan tersebut karena keharusan dari pihak kampus, sehingga dosen tidak perlu mempersulit mahasiswa. Tidak hanya sosialisasi kepada mahasiswa, namun juga kepada dosen pembimbing agar tidak terjadi miskomunikasi lagi.
Pemasangan TV Tiap Fakultas, Permintaan Masing-masing Digunakan dengan baik dong, jangan dianggurin...
Raih Juara Umum Pesta Olahraga Semangat terus buat ukir prestasinyaa...
Gelar Expo, Langkah Awal Mahasiswa Berani Berwirausaha
Wih satu cara yang bagus buat mahasiswa berkreasi dan mencoba nih...
Tahukah kamu?
Th k hK ?
8 Juni merupakan Hari Laut Sedunia yang dikonferensikan pada tahun 1992 di Rio de Janeiro. Peringatan ini memiliki tujuan agar manusia dapat menjaga kehidupan yang ada di laut.
Sumber: @google
SuaraPabelanis.
Sampaikan informasi atau keluhan anda sebagai mahasiswa terhadap kebijakanfasilitas kampus UMS tercinta. Pesan dapat anda sampaikan melalui (0822-20351062) atau akun media sosial resmi LPM Pabelan. Mari kawal proses dinamika di kampus bersama Koran Pabelan.
Lpm Pabelan @infopabelan lpmpabelan
+628534529xxxx (Mahasiswa FAI)
Di PHP-in dosen, udah sampai kelas ternyata enggak jadi kuliah, dan funfactnya dosennya lagi diluar kota....
+628957781xxxx (Mahasiswa FKIP)
Kabel proyektor kelas enggak ada yang bener, minta digoyang-goyangin dulu baru bisa bener
Organisasi Bukan Tempat yang Layak
bagi Mahasiswa
Organisasi menjadi salah
satu wadah membentuk dan mengembangkan karakter mahasiswa didalam lingkup universitas. Hal ini karena proses keorganisasian membutuhkan waktu yang lama, terhitung minimal satu periode. Organisasi juga memberikan banyak nilai plus bagi mahasiswa.
Lantas apakah mahasiswa yang tergabung dalam sebuah organisasi benar-benar mendapatkan sisi positif bagi individu mereka? Apakah mereka menyadari bahwa selama minimal satu periode kepengurusan di organisasi, para mahasiswa mendapatkan perkembangan baik disisi softskill maupun pengembangan karakter?
Mahasiswa saat ini banyak yang kurang menyadari hal tersebut, karena terkadang hanya ikut-ikutan tanpa tahu tujuan serta esensi tugas yang mereka kerjakan. Dari problematika ketidaktahuan tersebut, apakah masih pantas organisasi sebagai wadah yang efektif bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri?
Mari kita tinjau terlebih dahulu kondisi organisasi mahasiswa saat ini. Selepas pandemi mulai menurun, ternyata value dan eksistensi organisasi mahasiswa juga mulai menurun.
Hal tersebut disebabkan oleh program-program Kampus Merdeka, program lulus tanpa skripsi, program exchange yang lebih
memberikan poin tambahan bagi mahasiswa dan program-program lainnya. Hal ini menjadikan organisasi sudah tidak banyak dilirik mahasiswa lagi, mereka lebih memandang untuk berfokus kedalam aspek lainnya yang lebih memberikan nilai tambahan bagi individu mahasiswa.
Turunnya angka Sumber Daya Manusia (SDM) dalam organisasi yang juga memberikan dampak kepada atmosfer organisasi. Ditakutkan hal ini dapat menghambat perkembangan organisasi mahasiswa karena tidak adanya penyumbang ide untuk perkembangan dan inovasi organisasi.
Lalu bagaimana bagi para mahasiswa yang sangat minat bergabung dalam suatu organisasi? Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi tidak akan pernah rugi ketika dapat memahami esensi tugas individu dalam organisasi meskipun kondisi saat ini sangat fluktuatif ditengah goncangan banyak hal yang menurunkan value organisasi.
Akan tetapi perlu diingat bahwa sebesar apapun ombak dilautan, jangan pernah melompat dari kapal. Hal ini sangat cocok untuk menjadi pecutan bagi mahasiswa organisasi, karena problematika yang mereka alami akan terbayar dengan proses keorganisasian yang mereka jalani. Mahasiswa yang telah berproses dalam organisasi hendaknya ti-
dak langsung memutuskan untuk keluar dari organisasi karena berbagai goncangan yang ada. Apabila tidak ada mahasiswa yang ingin bergabung ke dalam organisasi, baiknya jadilah salah satu yang berminat mengembangkannya.
Organisasi tidak akan pernah pantas untuk menjadi wadah pengembangan diri mahasiswa, apabila para mahasiswa tidak pernah memahami apa yang pernah Socrates katakan, bahwa "Cobalah dulu baru cerita, pahamilah dulu baru menjawab, pikirlah dulu baru berkata, dengarkanlah dulu baru beri penilaian, dan bekerjalah dulu baru berharap".
Saat ini atmosfer organisasi sudah sangat fluktuatif, para pengurus organisasi harus lebih mempersiapkan proses berupa plan A maupun B bahkan hingga exit plan untuk mengembangkan organisasi.
Kerugian terbesar bagi mahasiswa diorganiasi adalah mereka tidak memahami esensi keberadaannya dalam organisasi Maka mereka hanya akan men-
dapatkan banyak hal yang siasia. Hal ini sejalan dengan istilah “Mahasiswa diorganisasi selain menjadi ujung tombak, juga menjadi ujung tombok (terpaksa menambahi uang -red)”. Akibatnya mereka hanya akan memahami bahwa bergabung dalam organisasi hanya akan mendapatkan rasa lelah, membuang waktu, dan uang saja.
Padahal pada hakikatnya pembentukan karakter membutuhkan elemen yang terintegrasi satu sama lain. Apabila organisasi telah melakukan perannya dengan memberikan program kerja yang berbobot dan berkembang, berarti komponen lain yang dibutuhkan hanyalah pola pikir mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa harus mampu mengintegrasikan antar elemen tersebut untuk memperoleh manfaaatnya. Apabila mahasiswa dapat mengintegrasikan antara peran organisasi dengan peran individu, maka organisasi masih layak untuk menjadi wadah pembentukan dan pengembangan karakter mahasiswa.
Tapak Suci
Raih Juara Umum Ajang Pesta Olahraga
UMS, Koran Pabelan - Tim
Atlet Tapak Suci UMS peroleh
Juara II dengan perolehan
empat emas dan tiga
perunggu dalam Pesta
Olahraga Antar Perguruan
Tinggi se-Indonesia. Pesta
olahraga ini berlangsung pada
17 hingga 29 Mei 2023 di Jakarta.
Arjun Kristio Sambodo, se-
laku juara satu kelas G mengatakan, jika kejuaraan yang didapatkan kali ini merupakan salah satu batu loncatan yang digunakannya untuk mempersiapkan target utama yaitu Pekan Olahraga Mahasiswa Provinsi (POMProv) dan Pekan
Olahraga Mahasiswa Nasional
(POMNas). Dalam mempersiapkan pertandingan ini, Arjun mengatakan, jika ia berlatih secara rutin selama berbulan-bulan hingga kerap kali merasakan cedera selepas berlatih. “Yang saya siapkan itu fisik dan mental serta kemudahan dalam bertanding,” ungkapnya, Jumat (2/6).
Terkait dengan teknis pertandingan, Arjun menjelaskan, bahwa terdapat tiga babak yang masing-masing berdurasi dua menit dengan menggunakan peraturan terbaru dari Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Dengan demikian Arjun harus mengalahkan peserta lain agar dapat memenangkan perlombaan sekaligus mendapatkan medali emas dalam pertandi-
ngan ini. “Lawan yang sulit itu dari perwakilan Universitas Warmadewa Bali,” tambahnya.
Ia juga menuturkan, bagi setiap mahasiswa yang mendapatkan juara atau mahasiswa berprestasi dapat mengajukan insentif atau subsidi ke sistem SiPRESMA atau link untuk mahasiswa berprestasi. Sehingga mahasiswa yang mempunyai bakat bisa memperoleh perhatian khusus dari pihak universitas. “Semoga UKM olahraga yang mewakili UMS bisa membawa nama baik universitas, dan fasilitas semua cabang olahraga khususnya pencak silat bisa lebih difasilitasi oleh kampus,” tutupnya.
Wildan Hanif Amri, selaku pembina Tapak Suci, turut ber-
bangga atas kemenangan tim Tapak Suci sebagai juara umum. Dibalik itu ia mengungkapkan, jika terdapat peran kolaborasi antara pelatih, pembina, dan biro kemahasiswaan yang memiliki program terstruktur terkait jadwal berlatih para peserta sebagai tempat untuk memberikan fasilitas kepada tim Tapak Suci dalam berprestasi. “Semoga teman-teman tetap bisa konsisten dalam artian konsisten berlatih, konsisten dalam mengikuti perlombaan dan senantiasa adanya sinergi dari semua pihak kemahasiswaan, pengurus UKM, dan para pelatih,” harapnya, Rabu (31/5). [Nizam/AZK]
Manajemen
Gelar Expo, Langkah Awal
Mahasiswa Berani Berwirausaha
UMS, Koran PabelanMahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB)
memamerkan produk
kewirausahaannya dalam
Expo Kewirausahaan
Manajemen pada 5 hingga 10 Juni. Event ini merupakan rangkaian penerapan dan penilaian dari mata kuliah
Kewirausahaan Ekonomi Kreatif.
Maliyna Nur Wijaya, se-
laku dosen praktisi dari
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Solo yang mengampu mata kuliah Kewirausahaan (KWU) turut hadir dalam kegiatan Expo Kewirausahaan
Manajemen sekaligus memberi
sambutan pada acara pembuka. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan pendamping atau evaluasi penilaian mahasiswa. “Expo ini ditujukan kepada mahasiswa untuk mengasah kreativitasnya, juga untuk penilaian mata kuliah,” ujarnya, Rabu (7/6).
Kegiatan expo tersebut ditujukan untuk mahasiswa Program Studi (Prodi) Manajemen semester empat dan yang belum mengambil atau mengulang mata kuliah Kewirausahaan. Produk dengan kreativitas dan inovasi yang akan dijual dipresentasikan kepada asisten dosen serta dengan memberikan proposal produk. “Ada 89 kelompok mahasiswa yang akan mengikuti expo
ini, pada waktu mata kuliah mereka mempresentasikan produk makanan tersebut, kalau disetujui berarti mereka boleh menjualnya,” lanjutnya.
Nur Achmad, selaku Kepala Laboratorium Prodi Manajemen turut mewadahi para mahasiswa yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Semua fasilitas yang diberikan, mulai dari tempat diharapkannya dapat membantu memfasilitasi mahasiswa dan memberikan wadah untuk berwirausaha. “Ya, saya berharap dengan adanya expo ini mahasiswa bisa mendapat pengalaman, walaupun cuma di lingkup kampus, mereka nanti jadi berani mengambil langkah untuk berwirausaha,” harapnya.
Poppy Tensa, selaku mahasiswa Prodi Manajemen menyampaikan, bahwa ia merasa sangat antusias terhadap adanya kegiatan expo tersebut karena dapat mencurahkan ide-ide yang sudah dimilikinya. Ia juga ikut berpartisipasi dengan produk yang dijual yaitu Creamy Fruit Patisserie, yang mana produk tersebut modifikasi dari Puff Pastry dipadukan dengan Whipped Cream dan buah segar. “Saya sangat senang ada expo kampus ini, ide yang saya pikirkan bisa terealisasikan berkat expo ini,” ungkapnya, Selasa (6/6). [Titan/ANR]
Pemasangan TV Tiap Fakultas, Permintaan Masing-masing
UMS, Koran Pabelan –Beberapa gedung fakultas menyediakan fasilitas televisi (TV) yang dipasang di hall. Pengadaan tersebut dilakukan sejak tahun 2015 sesuai dengan permintaan masingmasing fakultas.
Hasyim Asy'ari, selaku Ke-
pala bagian (Kabag) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana (Sarpras) menerangkan, bahwa adanya TV di be-
berapa fakultas adalah permintaan fakultas. Pemasangan TV tidak merata pada seluruh fakultas sebab pihaknya hanya memberikan pada fakultas yang mengajukan saja. “Yang masih digunakan milik Bagmawa (Bagian Kemahasiswaan –red), Psikologi dan Teknik kelihatannya sudah tidak,” jelasnya, Rabu (31/5).
Hasyim menerangkan bahwa keberadaan TV dulunya dihidupkan setiap hari dan digunakan untuk menyiarkan informasi-
https://pabelan-online.com
informasi update terkait kampus dan kebijakan fakultas. Namun seiring berjalannya waktu televisi tidak lagi digunakan. “Semakin banyak informasi yang dibagikan ke pengguna fakultas dengan adanya sistem itu mampu terjadwal,” tutupnya.
Fadilah Syafira Ilmi, salah satu mahasiswa Psikologi mengatakan, ia mengetahui keberadaan TV di gedung fakultasnya. Ia juga menambahkan pernah melihat penayangannya namun tidak pernah menggunakan TV terse-
but “Seingat saya, dulu tayangannya mengenai fakultas Psikologi,” terangnya, Rabu (7/6).
Ia menambahkan, bahwa ia merasa bingung karena akhirakhir ini TV di fakultasnya jarang menyala dan jarang digunakan. Ia berharap TV di fakultas dapat menayangkan mengenai kemahasiswaan di UMS. “Bisa ditayangkan mengenai program di Psikologi atau di Pascasarjana yang ada juga di gedung Fakultas Psikologi,” harapnya. [Viona/AA]