Harga Rp 1.000
Kamis, 7 Juli 2022
Tahun 18/ No.19
LPPIK UMS
Paket dari Universitas, Mahasiswa Non-Muslim Ikuti Perkuliahan Keislaman Reporter: Chesarisa Nugraheni Putri
Ilustrasi: Freepik
Paket pendidikan untuk mahasiswa non muslim
UMS, Koran Pabelan – Lembaga Pengembangan Pondok, Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LPPIK) tetap mengharuskan mahasiswa non-muslim untuk mengambil mata kuliah keislaman, seperti Kemuhammadiyahan. Hal itu dikarenakan mata kuliah terkait sudah menjadi paket dari universitas.
S
aifudin selaku Kepala Bidang Pembelajaran AlIslam Kemuhammadiyahan Mahasiswa dan Kerja sama mengatakan, mahasiswa non-muslim memang harus menempuh mata kuliah dan kegiatan keislaman yang ada, karena memang sudah paket dari universitas. Untuk teknis pelaksanaanya sendiri, Saifudin menjelaskan bahwa aturannya sama dengan mahasiswa yang lain pada umumnya. “Hanya saja untuk mahasiswa non-muslim tidak melaksanakan salat dan baca Alquran,” katanya, Rabu (29/6).
Terkait kebijakan baru dalam mata kuliah Kemuhammadiyahan yang mengharuskan mahasiswa untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ke Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan sejenisnya, ia mengatakan bahwa mahasiswa nonmuslim diminta tetap harus melakukannya. Saat ditanya mengenai keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan mentoring, ia menuturkan bahwa mereka (mahasiswa non-muslim –red) juga mengikutinya. “Akan tetapi untuk lebih pastinya tanyakan ke bagian mentoring saja,” tutupnya.
Sediakan Layanan untuk Olah Data Skripsi Mahasiswa
Hartono selaku Kepala Urusan Mentoring dan Kerja sama Persyarikatan menyampaikan, terdapat kegiatan pengganti mentoring untuk mahasiswa nonmuslim. Ia mengatakan, sebelumnya mahasiswa nonmuslim hanya diminta untuk mengumpulkan sertifikat keaktifan di tempat ibadahnya masingmasing. “Sekarang mahasiswa non-muslim juga harus mengikuti kuliah Islamologi sebagai pengganti baitul arqam,” tambahnya, Selasa (2/7). Widiya Wigunawati, salah satu mahasiswa non-muslim dari
Program Studi (Prodi) Akuntansi UMS mengaku tidak keberatan untuk mengikuti beberapa kegiatan dan mata kuliah keislaman yang ada, mengingat universitas memang berlabel Muhammadiyah. Namun, ia mengatakan bahwa kurang mengetahui sosialisasi terkait kegiatan pengganti Baca Tulis Alquran (BTA) dan mentoring untuk mahasiswa non-muslim. “Padahal sertifikat dari dua kegiatan tersebut menjadi prasyarat untuk menempuh Mata Kuliah Kemuhammadiyahan,” Rabu (29/6). [Chesa/MSM]
Beberapa Dosen Urus Akreditasi, Proses KBM Dialihkan Daring
Salurkan Aspirasi...
Iklan dan Langganan: 085799412172 SMS Suara Pabelanis: 081338853137
2
Kamis, 7 Juli 2022
Editorial
Pilihan Tepat Universitas
Pemimpin Umum: Muhklis Sirotul M. Sekretaris Umum: Anisa Yuliana P. Pemimpin Redaksi: Novali Panji N. Litbang: Mulyani Adi Astutiatmaja Personalia: Ridhwan Nabawi Medkom: Izzul Khaq Perusahaan: Gardena Dika M. Manajer Logistik: Deny Bayu W. Redpel Online: Aliffia Khoirinnisa Redpel Koran: Chesarisa N. P. Redpel TV: Sulkhan Fajar Affani Redpel Majalah: Sarah Dwi A. Manajer Diskusi: Muhammad Iqbal Manajer Data: Vaneza Benedista Manajer Penelitian: Aisyah Fayi I. Manajer Pelatihan: Achmad Yusuf P. Manajer IT & Publikasi: Kilau Aurum Manajer Iklan: Dina Suci Ramadhani Manajer Prodis: Andika Diterbitkan oleh: Lembaga Pers Mahasiswa Pabelan, Universitas Muhammadiyah Surakarta Terbit Sejak: 28 Juni 2005 berdasarkan Surat Keputusan Pemimpin Umum LPM Pabelan No. 02/A-PU/LPM Pabelan/UMS/2005, Tanggal 24 Juni 2005 Alamat Redaksi: Lembaga Pers Mahasiswa Pabelan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Student Center “Griya Mahasiswa” UMS, Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1, Pabelan, Kartasura (0271) 717417 ekt. 164 Surakarta e-mail: lpmpabelanums@gmail.com, http//www.pabelan-online.com Scan QR Code ini untuk cara mudah mengunjungi
S
udah sepatutnya kampus yang berbasis Islam memiliki prioritas lebih terhadap ilmu soal keislaman. Pilihan universitas dalam menerapkan program baru, di mana mahasiswa non-muslim tetap harus mengikuti kegiatan keislaman seperti mentoring memang tepat untuk dilakukan. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa universitas tidak membedakan antara mahasiswa muslim dan nonmuslim. Walaupun dalam pelaksanaannya tentu ada perbedaan. Sebelum program mentoring khusus untuk mahasiswa non-muslim diadakan, mereka hanya diminta untuk mengumpulkan sertifikat keaktifan di tempat ibadah-
nya masing-masing sebagai prasyarat pengambilan mata kuliah Kemuhammadiyahan. Hal tersebut dinilai kurang efektif dan dapat disalahgunakan oleh mahasiswa non-muslim, karena mereka bisa saja meminta sertifikat tersebut secara percuma dan tanpa sepengetahuan dari pihak Lembaga Pengembangan Pondok, Al-Islam, dan Kemuhammadiyahan (LPPIK). Dengan begitu tentunya akan menimbulkan kecemburuan bagi mahasiswa muslim lainnya yang harus mengikuti mentoring satu pekan sekali selama dua semester. Namun program baru yang merupakan pilihan tepat ini menjadi sedikit terkendala akibat pihak pelaksana
kurang melakukan sosialisasi untuk mahasiswa nonmuslim. Hingga akhirnya menimbulkan miskomunikasi terhadap beberapa mahasiswa. Kepada reporter Koran Pabelan, Hartono mengatakan bahwa sudah melakukan sosialisasi melalui beberapa akun sosial media yang dimiliki oleh LPPIK. Namun, sosialisasi tersebut tentunya kurang efektif, karena mungkin banyak mahasiswa yang tidak mengikuti sosial media mereka. Dalam hal ini seharusnya pihak penyelenggara melakukan sosialisasi secara langsung kepada mahasiswa non-muslim supaya mereka dapat mengetahui terkait hal ini.
Beberapa Dosen Urus Akreditasi, Proses KBM Dialihkan Daring Gapapa asal nggak cuma kasih materi terus menghilang…
Percepat Kelulusan Mahasiswa, Adakan Karantina Skripsi Lulus cepat sekarang jadi orientasi. Harus kah?
Sediakan Layanan untuk Olah Data Skripsi Mahasiswa
Prof Ruwet
Kalau bisa dikasih pembelajaran lebih di luar kelas biar bisa olah data sendiri…
Tahukah kamu?
“
Mouse pertama yang dibuat di tahun 1968 adalah dengan sebuah balok kayu dengan roda di bagian bawahnya.
“
Redpel Koran: Chesarisa N. P. Redaktur: Nandya Putri Pratiwi, Dwi Pepilia Pita Sari Redaktur Foto: M. Rafikhansa D. S. Reporter: Chesa, Dwi, Salsabilla, Aulia Azzahra, Rama, Nimas Fotografer: Abiyyu, Rafikhansa Editor: Chesa, Novali, Gardena, Dwi, Anisa Yuliana, Munir Ilustrator: M. Iqbal, Abiyyu Desain Artistik/Tata Letak: Bagas, Ridhwan, Fayi, Mukhlish, Ryan, Yusuf, Nova
Sumber: @google
Suara Pabelanis. Sampaikan informasi atau keluhan anda sebagai mahasiswa terhadap kebijakanfasilitas kampus UMS tercinta. Pesan dapat anda sampaikan melalui (0813-38853137) atau akun media sosial resmi LPM Pabelan. Mari kawal proses dinamika di kampus bersama Koran Pabelan. Lpm Pabelan
QR Code http//www.pabelan-online.com
@infopabelan
+628124623xxxx – (Mahasiswa FIK) Kenapa di UMS tidak ada Prodi Filsafat?
lpmpabelan
OPINI Permasalahan Mahasiswa Kini: Penurunan Moral dan Nalar Kritis Kamis, 7 Juli 2022
2
019 adalah tahun di mana segalanya berubah, yang di mana muncul sebuah penyakit menular dengan sangat mudah melalui kontak fisik yang disebabkan oleh virus yang disebut Covid-19. Dengan bertambahnya pasien yang terjangkit oleh virus ini, hingga kondisi naik ke status pandemi, yang akhirnya pemerintah mengumumkan kebijakan untuk melakukan segala aktivitas di rumah seperti bekerja, belajar, dan lain sebagainya. Kebijakan ini yang akhirnya juga membuat seluruh kampus di Indonesia memutuskan untuk melakukan pembelajaran secara daring. Awalnya efek dari kebijakan ini tak berasa apa-apa hingga akhirnya semua terasa di tahun 2021-2022, tahun di mana semua diperkirakan akan kembali normal. Mahasiswa dahulu dikenal dengan perannya sebagai agent of change, iron stock, dan social control. Mahasiswa merupakan salah satu poros untuk melakukan perubahan dan kemajuan untuk negara, tak hanya pintar dalam akademis, mahasiswa pun harus memiliki skill kehidupan yang sangat dibutuhkan untuk mengikuti perubahan zaman. Semakin berkembang dan majunya zaman, semakin banyak pula tantangan yang harus dihadapi oleh mahasiswa termasuk tantangan dalam penggunaan media dengan benar. Tak dipungkiri lagi, selama pandemi berlangsung, banyak kehidupan dan aktivitas yang hanya berjalan di rumah. Termasuk aktivitas mahasiswa baru yang akan menginjakkan kakinya di dunia perkuliahan, ataupun mahasiswa lama yang lebih dahulu menginjakkan kaki di bangku kuliah. Hal ini sangat berpengaruh terhadap tiap individu yang kini separuh hidupnya pindah dalam dunia maya. Keadaan ini sangat berdampak pada moral dan nalar
tiap individu sebagai mahasiswa. Menurunnya nalar pada mahasiswa untuk bersikap kritis pada suatu permasalahan, bersikap sebagai problem solver untuk permasalahan yang ada, bahkan tanggung jawab dan kepedulian mahasiswa akan sekitar pun ikut menurun. Hal ini dapat terlihat dalam suatu organisasi, kepanitiaan, dan dalam lingkungan kita. Sebagian mahasiswa sekarang cenderung memikirkan diri sendiri, hanya ingin enaknya saja, cenderung tidak ingin berusaha dan tidak dapat berpikir untuk maju. Contohnya dalam sebuah organisasi, anggota dari suatu organisasi jika mendapatkan masalah dalam program kerjanya cenderung lebih menanyakan problem solving pada demisioner atau alumni organisasi daripada berpikir sendiri atau bersama anggota organisasi yang lain, untuk memecahkan sebuah masalah. Mahasiswa sekarang cenderung lebih manja, seperti tidak adanya kesadaran dalam mengambil tanggung jawab bahkan selalu menginginkan yang mudah dan cepat tanpa ingin berusaha terlebih dahulu. Bahkan hilangnya sifat kritis dalam mahasiswa, ketakutan untuk memulai dan mengambil langkah untuk maju, mahasiswa cenderung takut salah dan bergantung kepada orang lain. Jika kita pandang dalam dunia maya, sebagian mahasiswa pun aktif dalam bersosial media, tetapi apakah mereka telah menggunakan media sosial mereka dengan baik dan benar? Sebagian mahasiswa kadang menggunakan media sosial sebagai topeng untuk mengkritisi suatu masalah hanya untuk mendapatkan apresiasi dan terkadang mereka menyerap seluruh informasi yang ada sampai langsung memercayai hal tersebut secara mentah tanpa mencari tahu lebih dalam.
3
Oleh Dzaky Fairuzy Zabadi Mahasiswa Fakultas Farmasi UMS
Permasalahan yang lain, kini dalam mahasiswa muncul istilah circle yang memiliki dampak baik dan buruk. Dampak baiknya adalah ketika mereka dapat berkerja sama dan peduli terhadap sesama dalam lingkup circle itu. Akan tetapi, kadang ada dampak buruknya dalam beberapa circle tertentu, misalnya mereka tidak peduli akan sekitar bahkan tidak ingin bekerja sama selain dari circle mereka sendiri, sampai tidak ingin bersosialisasi jika bukan dalam satu lingkup circle mereka, yang pada akhirnya membuat jarak dan membatasi komunikasi terhadap sesama mahasisawa. Dari permasalahan yang telah disebutkan di atas, kita dapat mengetahui bahwa selain pentingnya akademik, mahasiswa juga perlu menumbuhkembangkan kembali fungsi dan peranan mahasiswa. Diambil dari permasalahan di atas, ada tiga peran dan fungsi yang sangat penting bagi mahasiswa. Pertama, moral dan nalar. Perlunya praktisi tanggung jawab atas apa yang mereka ambil dan perlunya dukungan keberanian untuk dapat menyelesaikan masalah sendiri agar tidak ada kebergantungan terhadap orang lain. Dukungan-dukungan untuk berkreatifitas dalam mengerjakan dan memulai suatu hal serta pembentukan kesadaran diri sendiri untuk lebih bersikap kritis atas apa yang akan mereka hadapi untuk mewujudkan peran agent of change yang kuat. Kedua, penggunaan media. Perlunya pemahaman untuk mahasiswa terhadap pengguna-
an media yang baik dan benar. Seiring perkembangan media, mahasiswa harus mampu untuk memfilter informasi yang diterima sebelum memercayai informasi tersebut. Kehidupan pandemi membuat separuh hidup mereka berada dalam dunia maya atau yang kita kenal sebagai media sosial, tetapi apakah penggunaan media sosial yang selama ini mereka gunakan dapat digunakan dengan bijak? Perlunya dukungan terkiat kajian literasi media sebagai pengembangan kemampuan mereka untuk menggunakan media dengan benar. Ketiga, peranan sosial. Dalam hal ini, perlunya menumbuhkan kepedulian sosial pada diri sendiri, perbuatan, dan keberadaannya dapat memengaruhi dan bermanfaat untuk dirinya sendiri juga orang lain di lingkungan sekitarnya. Tanpa disadari, eksistensi dan moral mahasiswa dari tahun ke tahun semakin terkikis. Hal ini dibuktikan dengan memudarnya eksistensi mahasiswa yang terkenal akan pola pikir yang kritis dan berpikir maju. Bahkan parahnya lagi, menurunnya kepedulian mahasiswa terhadap kehidupan sosial di lingkungannya. Hal ini sangat menjatuhkan nama seorang mahasiswa. Mahasiswa sekarang cenderung tidak peduli terhadap lingkungan sosialnya dan juga tanggung jawabnya. Mahasiswa harus sadar akan peranan dan fungsinya untuk bangsa di masa depan, yang di mana merekalah penerus generasi bangsa.
4
WARTA KAMPUS
Kamis, 7 Juli 2022
Prodi IESP
Beberapa Dosen Urus Akreditasi, Proses KBM Dialihkan Daring UMS, Koran Pabelan- Program Studi (Prodi) Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (IESP) sedang melakukan persiapan proses penilaian akreditasi untuk menjadi Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi, Manajemen Bisnis, dan Akuntansi (LAMEMBA). Hal ini mengakibatkan kegiatan belajar mengajar dialihkan secara daring.
E
ni Setyowati, selaku Kepala Prodi (Kaprodi) IESP membenarkan bahwa saat ini banyak dosen yang terlibat pada persiapan akreditasi yang sedang berfokus pada LAMEMBA. Ia mengatakan kalau tahun ini merupakan kali pertama Prodi IESP melakukan akreditasi
LAMEMBA, sehingga pihak prodi harus menyiapkan sembilan kriteria yang harus dipenuhi. “Menurut saya, selain dengan dilakukan secara daring (kegiatan belajar mengajar –red) maupun pergantian jam, solusi lain yang dapat dilakukan adalah dengan dosen mengajar sebelum atau sesudah LAMEMBA berlangsung,” jelasnya, Senin (4/7). Eni mengatakan bahwa hingga saat ini dirinya belum mendengar keluhan dari mahasiswa perihal kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara daring akibat persiapan proses akreditasi. Untuk beberapa mahasiswa yang mengalami tabrakan kelas atau ada kendala lain, Eni berpendapat kalau mereka dapat mengikuti kelas lain, jadi hal tersebut
bukan suatu permasalahan. “Harapannya, ya, semoga mahasiswa juga turut mendukung, di mana setiap terdapat masalah mahasiswa segera melapor ke prodi, agar prodi bisa membantu,” harapnya. Sitti Retno Faridatussalam, salah satu Dosen Prodi IESP mengatakan, bahwa proses akreditasi ini memerlukan peran dosen untuk menyiapkan dokumendokumen yang dibutuhkan. Ia mengungkapkan, saat perkuliahan luring berlangsung dirinya sudah menyampaikan kepada mahasiswa terkait hal ini. “Karena dari awal kami sudah menyampaikan bahwa ini adalah tanggung jawab kami. Jadi saya pikir ini tidak masalah, karena mungkin juga sudah terbiasa de-
ngan daring,” tutur Farida. Rifki Ananta, salah satu mahasiswa Prodi IESP mengatakan bahwa akreditasi sangat penting untuk mengetahui kualitas dan mutu dari prodi, di sisi lain sebagai mahasiswa harus menyesuaikan dengan hal seperti ini walaupun kegiatan kuliah lebih nyaman dilakukan secara luring. Menurutnya, pelaksanaan perkuliahan secara daring ini tidak memberatkan, karena beberapa saat lalu perkuliahan dilakukan secara daring. “Semoga akreditasi cepat terselesaikan dan pembelajaran dapat dilakukan secara efektif kembali,” harapnya, Rabu (29/6). [Dwi/GDM]
Foto: M. Abiyyu R/Koran Pabelan
FOTO
Belajar - Salah seorang mahasiswa sedang mengerjakan tugas di Perpustakaan UMS yang berada di kampus dua. Perpustakaan UMS memang tidak hanya menyediakan fasilitas buku untuk menunjang mahasiswa, tetapi menyediakan tempat untuk belajar dan membaca, Selasa (5/7).
WARTA KAMPUS
Kamis, 7Juli 2022
5
FKIP UMS
Salurkan Aspirasi, BEM FKIP Gelar Dialog Fakultas UMS, Koran Pabelan – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMS adakan Dialog Fakultas dengan tema “Salurkan Aspirasi Guna Mewujudkan Mahasiswa yang Berprestasi dan Berintegritas melalui Dialog Fakultas 2022”. Dalam kegiatan ini turut mengundang seluruh Petinggi FKIP mulai dari Dekan hingga Wakil Dekan I, II, III, dan IV.
K
usno Haryoko, selaku Ketua Panitia menyampaikan, kegiatan ini dilakukan untuk menanggapi beberapa keluhan mahasiswa yang telah dikirimkan pada link angket yang sebelumnya sudah disediakan oleh BEM. Menurutnya dengan
kegiatan ini sama saja dengan memberikan kebebasan mahasiswa untuk menyuarakan aspirasinya agar pimpinan mengetahui apa yang sedang terjadi di lingkungan fakultas. “Dekan, kaprodi, dan dosen hanya memiliki dua mata dan dua tangan, sehingga mereka membutuhkan kita (mahasiswa –red) untuk mengetahui bagiamana keadaan fakultas saat ini,” jelasnya, Senin (4/7). Ia menyampaikan bahwa aspirasi yang telah disampaikan oleh beberapa mahasiswa ini tidak berhenti sampai pelaksanaan kegiatan ini saja. Untuk tindak lanjut dari aspirasi mahasiswa yang telah disampaikan, Kusno mengatakan kalau nantinya BEM dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) akan me-
ngawalnya hingga pimpinan fakultas memperbaiki semua hal yang dikeluhkan oleh mahasiswa. “Saya berharap FKIP sistemnya semakin bagus dan prasarana semakin baik sehingga membuat masyarakat di luar sana mau untuk menitipkan anaknya untuk belajar di sini,” harapnya. Sutama, selaku Dekan FKIP menanggapi beberapa aspirasi mahasiswa yang telah dikirimkan mulai dari permasalahan pada organisasi mahasiswa (Ormawa), sistem pembelajaran, hingga sarana dan prasarana yang ada pada FKIP sendiri. Ia menuturkan, banyak mahasiswa yang mengeluhkan terkait kendala pembelajaran luring akibat adanya pembangunan griya mahasiswa. “Ada juga yang menga-
takan bahwa sistem pembelajaran online belum efektif,” katanya, Senin (4/7). Try Bowo Surya Pamungkas, salah satu mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) sekaligus peserta dalam kegiatan ini berpendapat, bahwa antusiasme mahasiswa dalam kegiatan ini masih kurang. Padahal dalam kegiatan ini, katanya, suara dan antusiasme mahasiswa sangat diperlukan untuk kebaikan fakultas ke depannya. “Harapan saya semoga ke depannya antusiasme mahasiswa meningkat dan pihak fakultas mendengarkan dan merealisasikan aspirasi yang telah disampaikan mahasiswa,” harapnya, Senin (4/6). [Hasbi/DPP]
UMS Mart UMS Mart merupakan minimarket milik UMS yang berada di kampus satu seberang Alfamart Garuda Mas UMS. Seperti minimarket pada umumnya, UMS Mart menyediakan berbagai macam sembako, camilan, dan minuman yang dibutuhkan pembeli. Bangunan yang telah dibuka sejak awal tahun 2022 ini buka setiap hari, sehingga dapat memudahkan mahasiswa ataupun masyarakat sekitar yang ingin membeli berbagai keperluan sehari-hari. Sumber: Dokumen Pribadi Foto: M.Rafikhansa D.S/Koran Pabelan
issuu.com/lpmpabelan
KARIKATUR
Kamis, 7 Juli 2022
Ilustrasi: Muhammad Iqbal/Koran Pabelan
6
WARTA KAMPUS PPE FEB
Sediakan Layanan untuk Olah Data Skripsi Mahasiswa UMS, Koran Pabelan – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMS sediakan lembaga layanan problem solving untuk mahasiswa. Lembaga ini dinamakan Pusat Pengembangan Ekonomi (PPE) yang terletak di lantai satu Gedung FEB UMS.
Y
uni Prihadi Utomo, selaku Ketua PPE mengatakan bahwa PPE merupakan salah satu pusat studi di FEB UMS yang saat ini dikelola oleh Program Studi (Prodi) Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (IESP). Ia mengungkapkan, fungsi dari lembaga ini ialah sebagai pengamat persoalan ekonomi di
masyarakat, memberi tambahan skill yang tidak ada di mata kuliah, serta memberi layanan problem solving terhadap proses studi mahasiswa. “Untuk layanan problem solving sendiri saat ini baru ada olah data ekonometrika saja,” katanya, Jumat (1/7). Ia menjelaskan, layanan olah data tersebut berguna untuk mahasiswa yang tidak percaya diri untuk melakukan olah data sendiri pada skripsinya. Apabila data mahasiswa diolahdatakan di luar kampus, Yuni menilai akan tetap terdapat banyak kesalahan analisis karena data yang tidak terverifikasi secara baik atau karena salah dalam pemilihan alat estimasi. “Untuk sosialisasi me-
Jangan lupa buka :
mang PPE tidak penah melakukannya secara langsung kepada mahasiswa, mengingat layanan ini tidak wajib dan berbayar,” jelasnya. Yuni mengungkapkan, bahwa PPE hampir tidak pernah melakukan training incedental karena banyak materi dari pelatihan tersebut sudah diintegrasikan pada beberapa mata kuliah yang ditempuh mahasiswa. Namun, katanya, terdapat satu training yang dilakukan oleh PPE, di mana dalam pelaksanaannya PPE bekerja sama dengan Biro Skripsi Prodi IESP sebagai pelaksananya. “Training yang satu tahun ini rutin dilakukan adalah refreshing penulisan skripsi,” ujar Yuni.
Rizal Adi Nugraha, salah satu mahasiswa Prodi IESP mengaku bahwa dirinya tidak mengetahui dan belum pernah menggunakan layanan (olah data –red) yang disediakan oleh PPE. Setelah dijelaskan oleh Reporter Koran Pabelan mengenai PPE, ia berpendapat bahwa layanan yang disediakan PPE sangat penting untuk mahasiswa karena dapat membantu dalam pengolahan data skripsi. “Sayangnya tidak ada sosialisasi yang jelas terkait PPE ini sehingga tidak banyak mahasiswa yang mengetahuinya,” terangnya, Jumat (1/7). [Rama/CNP]
WARTA KAMPUS
Kamis, 7 Juli 2022
7
HES UMS
Ilustrasi: Muhammad Abiyyu R/Koran Pabelan
Percepat Kelulusan Mahasiswa, Adakan Karantina Skripsi
UMS, Koran Pabelan – Program Studi (Prodi) Hukum Ekonomi Syariah (HES) UMS adakan kegiatan karantina skripsi bagi mahasiswa aktif yang sedang menempuh skripsi. Kegiatan ini akan dilakukan sebanyak tiga sesi mulai tanggal 11 sampai 29 Juli 2022.
L
ukmanul Hakim selaku Sekretaris Program Studi (Sekprodi) HES UMS mengatakan, tujuan dari diadakannya kegiatan karantina skripsi ini untuk membangun semangat mahasiswa dalam menyelesai-
kan skripsi dengan tepat waktu. Menurutnya, yang menjadi alasan mahasiswa tidak dapat menyelesaikan skripsinya ialah tidak adanya teman (kelompok belajar –red). “Karena teman itu dapat memberikan aura positif dan memberi semangat saat menyelesaikan skripsi,” ujarnya, Kamis (30/6). Alasan kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan waktu Ujian Akhir Semester (UAS), kata Lukmanul, sebab mahasiswa yang aktif mengikuti skripsi ini rata-rata telah menyelesaikan seluruh mata kuliah. Namun, terkait tempat pelaksanaannya hingga saat
ini masih menjadi kendala tersendiri. “Karena saat itu banyak ruangan digunakan untuk UAS, sehingga harus koordinasi dahulu dengan bagian Tata Usaha,” jelas Lukmanul. Lebih lanjut, Lukmanul menjelaskan bahwa pihak prodi sudah melakukan sosialisasi terkait kegiatan ini. Ia mengatakan, mahasiswa dapat mengetahui informasi ini pada grup pusat informasi HES atau dari masing-masing dosen pembimbing mereka. “Semoga mahasiswa bisa mendapatkan kembali semangatnya dan dapat menyelesaikan skripsinya,” harapnya.
Kunjungi sosial media terbaru kami di TikTok
Salah satu mahasiswa dari Prodi HES yang tidak ingin disebutkan namanya berpendapat, bahwa kegiatan ini dapat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan skripsinya dengan tepat waktu. Namun, ia mengaku belum mengetahui bagaimana gambaran kegiatan karantina skripsi ini nantinya, sehingga tidak bisa menyimpulkan tingkat keefektifan dari kegiatan ini. “Kegiatan ini begitu membantu mahasiswa HES dalam menyelesaikan skripsinya,” katanya, Kamis (30/6). [Nimas/CNP]
@lpmpabelan
8
WARTA KAMPUS
Kamis, 7 Juli 2022
Lahan Parkir
Masih Berstatus Sewa Hingga 2 Tahun ke Depan UMS, Koran Pabelan – Kepala Bagian Pemeliharaan Sarana dan Prasarana (Kabag Sarpras) menyatakan lahan parkir belakang gedung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) masih berstatus sewa hingga Oktober 2024. Mahasiswa berharap lahan parkir bisa secepatnya menjadi milik kampus, karena hal tersebut merupakan fasilitas yang harus dimiliki oleh pihak kampus.
P
ada tahun 2019, Hasyim Asy'ari selaku Kabag Sarpras sempat mengatakan ada sebuah rencana pembangunan lahan parkir di selatan
Gedung Farmasi UMS. Namun, karena lahan sewa dapat diperpanjang, maka sampai saat ini belum ada informasi mengenai hal tersebut. “Dahulu ada rencana, tetapi karena lahan sewa bisa diperpanjang, jadi sampai saat ini belum ada informasi terkait pembangunan lahan parkir tersebut,” katanya, Kamis (30/6). Ia juga menjelaskan, biaya sewa lahan tersebut senilai 96 juta rupiah per tahun, sedangkan biaya perawatannya sendiri berasal dari universitas karena sewa tanah bukan sewa parkir. Untuk ke depannya, ia mengatakan kalau belum dapat dipastikan apakah akan tetap menyewa atau tidak, mengingat hal tersebut tergantung pada kedua belah pihak,
yaitu universitas dan penyewa tanah. “Belum tahu, bisa diperpanjang atau tidak, tergantung kedua belah pihak yang punya tanah dan UMS,” tambahnya. Pada kesempatan yang sama, ia menyatakan bahwa pihak universitas tidak dapat membeli tanah tersebut. Ia berharap dengan adanya keadaan ini dapat tersedia lahan parkir yang cukup. “Semoga saja bisa tersedia lahan parkir yang cukup,” harapnya. Hayyu Annaafi, salah satu mahasiswi UMS menyatakan kalau dirinya belum mengetahui perihal lahan parkir tersebut yang masih berstatus sewa. Menurutnya, hal itu dinilai kurang baik, karena masa sewa dapat berakhir kapan saja dan dapat terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan ke depannya. “Berbeda halnya jika sudah menjadi hak milik, biaya yang dikeluarkan mungkin cukup banyak tetapi untuk seterusnya tidak,”ujarnya, Sabtu (2/7). Ia juga mengungkapkan, pihak universitas sebaiknya mengurus lahan parkir tersebut menjadi hak milik. Ia berharap, lahan parkir bisa secepatnya menjadi milik kampus karena hal tersebut merupakan fasilitas yang harus dimiliki oleh pihak kampus. “Harapan saya lahan parkir bisa secepatnya menjadi hak milik kampus bukan lagi sewa, karena bagaimanapun itu sudah termasuk fasilitas yang harus dimiliki oleh pihak kampus,” harapnya. [Aulia Azzahra/AYP]
Gedung Ramayana
Jadi Tempat Sementara Sekretariat UKM, Fasilitas Belum Diperbarui UMS, Koran Pabelan – Aset universitas berupa bangunan yang terdapat di Gedung Ramayana kini digunakan sebagai tempat penyimpanan barang-barang beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), imbas pembangunan Griya Mahasiswa. Hingga saat ini, terkait dengan pembaruan fasilitas di dalamnya dan status bangunan ini belum ada tindak lanjut dari pihak Biro Aset Universitas (BAU).
E
ko Liana selaku Kepala Bagian Rumah Tangga UMS mengungkapkan, kalau Ramayana memang sempat digunakan sebagai ruangan
untuk Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UMS. Saat ini, kata Eko, masih terdapat beberapa aset yang masih tercatat dan sebagiannya lagi sudah dipindahkan ke Gedung FKG yang baru. “Karena ruangannnya sudah ada dan untuk praktik saat ini sudah pindah ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Soelastri UMS,” terangnya. Ia juga mengatakan bahwa proses pembangunan Griya Mahasiswa menghabiskan waktu selama sepuluh bulan. Eko enggan memberi tanggapan perihal apakah gedung yang ada di Ramayana akan direnovasi untuk ke depannya. “Untuk hal itu sudah menjadi ranah Badan Pengu-
rus Harian (BPH) dan Wakil Rektor (WR) yang terkait,” tuturnya, Jumat (30/6). Di kesempatan yang berbeda, Reporter Koran Pabelan sudah mencoba menghubungi Muhammad Da'i selaku WR II yang membawahi Bidang Keuangan, Aset, dan Administrasi UMS. Namun, hingga koran ini diterbitkan, ia hanya membaca ajakan wawancara yang dikirimkan. Reporter Koran Pabelan juga sudah mencoba untuk menemuinya di kantor pada Sabtu, 2 Juli 2022, tetapi ia tidak ada di dalam ruangan. Muhammad Al Fatich, selaku Ketua Kafilah Putra Hizbul Wathan (HW) UMS menyampai-
kan, perihal kondisi beberapa ruangan di Ramayana memang ada beberapa yang sudah tidak layak huni. Di mana awal saat akan menempati Ramayana sebagai sekretariat sementara, Fatich mengaku harus membenarkan pompa air, menyambungkan kabel untuk menyalurkan listrik, membersihkan serta menata ruang yang kotor dan terbengkalai. “Kami sudah menanyakan kepada BAU, tetapi belum ada tindak lanjut. Semoga pihak kampus menanggapi permohonan mahasiswa,” harapnya, Senin (4/6). [Salsabilla/NPN]