Harga Rp 1000
Kamis, 28 Juli 2022
Tahun 18/ No. 21
Kurikulum Iqdar
Ilustrasi: M. Iqbal/Koran Pabelan
Mahasantri Baru Shabran Tidak Langsung Berkuliah di Kampus Reporter: Rama Yudhistira
UMS, Koran Pabelan – Pondok Hajjah Nuriyah Shabran UMS berencana akan menerapkan kurikulum baru yang bernama Iqdar. Mahasantri akan difokuskan di pondok selama satu tahun dan belum mengikuti kegiatan perkuliahan di UMS. Rencananya kurikulum baru tersebut akan mulai diberlakukan pada 15 Agustus mendatang.
N
ur Rizqi Febriandika, selaku Direktur Pondok Shabran menjelaskan, nantinya mahasantri akan diberikan persiapan selama satu tahun di Pondok Shabran sebelum masuk menjadi mahasiswa UMS. Nur mengatakan, dalam teknis kebijakan ini, kegiatan di pondok akan dipisahkan dengan kegiatan perkuliahan. “Selanjutnya nanti mahasantri akan dievaluasi, ketika sudah dirasa layak maka di tahun depannya mereka akan didaftarkan di Fakultas Agama Islam (FAI) UMS,” katanya, Jumat (22/7). Menurutnya, apabila mahasantri juga melakukan kegiatan perkuliahan maka hal tersebut akan tidak efektif, karena mahasantri memerlukan fokus da-
lam menghafal. Lebih lanjut, Nur mengatakan kalau tujuan dari program ini sebagai pembekalan mahasantri, khususnya perihal hafalan dan ilmu-ilmu Arab. “Di mana nantinya pembelajarannya menggunakan bahasa Arab penuh dan mahasantri diminta untuk hafalan minimal 10 jus alquran,” tambahnya. Ia mengungkapkan, bahwa kebijakan Iqdar ini sudah disetujui oleh universitas, karena persiapan-persiapan yang dilakukan sudah dirasa matang. Dengan pemberlakuan kurikulum baru ini, Nur berharap agar mahasantri lulusan Pondok Shabran dapat menjadi kader yang lebih mumpuni, lebih bagus, dan siap terjun di segala medan. “Semo-
Beberapa Mata Kuliah di FAI Lakukan UAS...
ga kurikulum baru ini dapat berjalan dengan lancar,” harapnya. Dimas Amril, salah satu mahasantri baru Pondok Shabran mengaku bahwa dirinya kurang puas dengan pemberlakuan kebijakan baru tersebut, karena sebagai remaja dengan latar belakang pondok pesantren ia ingin mencari pengalaman lain di luar. Akan tetapi, apabila ditinjau dari tujuan dan manfaat dari kebijakan Iqdar, ia sangat mendukung. “Semoga dengan pemberlakuan kebijakan ini menjadikan kader-kader di Pondok Shabran menjadi lebih baik lagi,” harapnya, Sabtu (23/7). [CNP]
Melebihi Perkiraan, GO Masta PMB Diikuti...
UMS Sediakan Tiga Pilihan...
Iklan dan Langganan: 085799412172 SMS Suara Pabelanis: 081338853137
2
Kamis, 28 Juli 2022 Editorial
Perlu Pengkajian Mendalam Redpel Koran: Chesarisa N.P. Redaktur: Nandya Putri Pratiwi, Dwi Pepilia Pita Sari Redaktur Foto: M. Rafikhansa D.S. Reporter: : Rama, Umar, Baelqis, Dwi Fotografer: Umar, Abiyyu Editor: Chesa, Novali, Dena, Nandya Ilustrator: Iqbal, Fauzan Desain Artistik/Tata Letak: Yusuf, Ridhwan, Nova, Nadia, Aulia, Kilau, Ryan Pemimpin Umum: Muhklis Sirotul M. Sekretaris Umum: Anisa Yuliana P. Pemimpin Redaksi: Novali Panji N. Litbang: Mulyani Adi Astutiatmaja Personalia: Ridhwan Nabawi Medkom: Izzul Khaq Perusahaan: Gardena Dika M. Manajer Logistik: Deny Bayu W. Redpel Online: Aliffia Khoirinnisa Redpel Koran: Chesarisa N.P. Redpel TV: Sulkhan Fajar Affani Redpel Majalah: Sarah Dwi A. Manajer Diskusi: Muhammad Iqbal Manajer Data: Vaneza Benedista Manajer Penelitian: Aisyah Fayi I. Manajer Pelatihan: Achmad Yusuf P. Manajer IT & Publikasi: Kilau Aurum Manajer Iklan: Dina Suci Ramadhani Manajer Prodis: Andika Diterbitkan oleh: Lembaga Pers Mahasiswa Pabelan, Universitas Muhammadiyah Surakarta Terbit Sejak: 28 Juni 2005 berdasarkan Surat Keputusan Pemimpin Umum LPM Pabelan No. 02/A-PU/LPM Pabelan/UMS/2005, Tanggal 24 Juni 2005 Alamat Redaksi: Lembaga Pers Mahasiswa Pabelan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Student Center “Griya Mahasiswa” UMS, Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1, Pabelan, Kartasura (0271) 717417 ekt. 164 Surakarta email: lpmpabelanums@gmail.com, http//www.pabelan-online.com
P
embaharuan kebijakan terkadang diperlukan agar bisa beradaptasi dengan yang namanya kebutuhan. Apalagi di dunia pendidikan, kebijakan terkait kurikulum perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Sama halnya yang dilakukan oleh Pondok Shabran, yang tahun ini memberlakukan kebijakan kurikulum baru untuk mahasantrinya. Dengan pembaharuan kurikulum tentunya diharapkan dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Sebelum melakukan pembaharuan kurikulum, pastinya membutuhkan waktu lama dalam mempersiapkan segalanya, supaya tujuan dan manfaat yang diinginkan benar-benar terlaksana. Namun, dalam hal ini pemberlakuan kurikulum baru di Pondok Shabran terkesan begitu me-
maksakan dan sedikit terburu-buru, meskipun katanya sudah siap secara teknisnya. Pemberlakuan kurikulum baru yang sangat cepat ini tentunya akan menimbulkan efek untuk mahasantri nantinya. Dengan menunda masa kuliah mahasantri di kampus, tentunya hal tersebut juga dapat menunda kelulusan mereka. Di sisi lain memang tujuan adanya kurikulum baru ini sangat berguna, di mana mahasantri akan lebih cakap perihal ilmu agama. Akan tetapi akademik mereka juga menjadi salah satu faktor yang tidak boleh dilupakan. Sebelum memberlakukan kebijakan kurikulum baru ini, alangkah lebih baiknya dikaji lebih dalam lagi terkait dampak nantinya. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di akhir pelaksanaannya.
Mahasantri Baru Shabran Tidak Langsung Berkuliah di Kampus Lulusnya bakal lebih lama nih… Melebihi Perkiraan, GO Masta PMB Diikuti 4.070 Mahasiswa Baru Untung tempat pelaksanaannya bisa nampung ribuan orang…
Prof Ruwet
UMS Sediakan Tiga Pilihan Jalur Masuk Mahasiswa Baru Ayo dipilah-pilih mau daftar lewat jalur yang mana???
Suara Pabelanis Sampaikan informasi atau keluhan anda sebagai mahasiswa terhadap kebijakanfasilitas kampus tercinta, UMS. Pesan dapat anda sampaikan melalui sms (0815 5689 1989) atau akun sosial media resmi LPM Pabelan. Mari bersama kawal kebijakan kampus bersama Koran Pabelan. Lpm Pabelan
Scan QR Code ini untuk cara mudah mengunjungi
@infopabelan lpmpabelan
+68121862xxxx (Mahasiswa FKIP) Program BAPS mempersulit mahasiswa yang mau wisuda QR Code http//www.pabelan-online.com
OPINI
Kamis, 28 Juli 2022
3
Mahasiswa yang Biasa-Biasa Saja
S
ebenarnya kata biasa-biasa saja memiliki interpretasi yang beragam. Dalam hal ini konteksnya adalah mahasiswa. Bisa jadi biasa yang dimaksud adalah mahasiswa yang kurang menikmati lingkungan berkompetisi dan lebih senang berkembang sebagai individu daripada dalam kelompok. Bisa jadi biasa yang dimaksud adalah mahasiswa yang tidak banyak mengenal dan dikenal dosen atau mahasiswa lainnya. Bisa jadi biasa yang dimaksud adalah mahasiswa yang ingin menjadi dirinya apa adanya, tidak mudah goyah dengan opini di sekitarnya yang menggaungkan kehebatan-kehebatan mahasiswa "luar biasa". Sekali lagi, "biasa-biasa saja" dalam hal ini membawa makna yang tak bisa dijelaskan dengan pasti. Kebanyakan orang menganggap mahasiswa seperti ini adalah mahasiswa yang berkegiatan sebagaimana dalam perkuliahan pada umumnya. Apabila menilik dari telaah secara kuantitatif, tentunya mahasiswa yang menyandang predikat "biasa-biasa saja" ini lebih banyak jumlahnya daripada mereka yang "luar biasa". Dewasa ini, pola pikir di masyarakat yang semakin individualis tampaknya memberi pengaruh terhadap sikap mahasiswa yang menjadi kurang percaya diri, lemah dalam berpraktik, sulit bekerja dalam kelompok, takut bertemu dosen, memiliki daya juang rendah, dan mudah mengeluh pada keadaan. Banyak dari mahasiswa yang kemudian memilih berorganisasi agar bisa lebih mengembangkan dirinya dan mencari sebanyak mungkin
pengalaman saat di bangku kuliah. Bagaimanapun, potret mahasiswa yang "biasa-biasa saja" ini tampak menarik untuk dibahas. Jika pada umumnya orang akan membuat kualifikasi bagi siapa yang pantas disebut mahasiswa berprestasi, maka pada kesempatan ini, akan dibahas apa saja kriteria yang menjadi bahan pengelompokan mahasiswa golongan biasa. Setidaknya mereka yang "biasabiasa saja" ini bisa jadi sejak pada tahapan mendaftar di perguruan tinggi sudah mengambil sikap "manut" dan tidak ingin ribet. Mereka masuk dengan jalur keinginan pribadinya atau paksaan orang tuanya, bukan tidak mungkin jika mereka dulunya adalah siswa yang melihat tebalnya buku persiapan tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) saja sudah menyerah sebelum mengerjakan soal-soalnya. Boleh dikatakan mahasiswa dengan golongan tersebut sudah memiliki pokok dasar dalam berpikir dan bertindak sejak awal, sebut saja prinsip tersebut dengan prinsip "cari aman". Sayangnya tidak sedikit pula yang beranggapan bahwa mahasiswa seperti ini tidak memiliki prinsip, dipandang sebelah mata, dikatai tidak bisa mandiri karena terlalu bergantung pada keputusan orang tuanya, tidak mampu mengambil sikap karena disetir oleh pemikiran orang tuanya, dan tidak pintar dalam mencari solusi jika dihadapkan dalam suatu masalah. Pertanyaannya, apakah mahasiswa seperti ini tidak akan bisa menemukan hal-hal baru dari dalam lingkungannya sendiri, pergaulan-
Oleh Chandie (Nama Pena) Mahasiswa UMS
nya sendiri, belajar dari beban hidupnya yang "katanya" tak seberat mahasiswa aktif pada umumnya. Nyatanya ruang studi mahasiswa memang tak sesempit bangku di kampus. Kiranya, ada banyak sekali peluang belajar yang tak selalu hadir dari lingkungan akademik. Proses dalam membentuk jati diri dengan belajar bekerja sama, manajemen waktu, dan sikap menghargai pendapat khalayak sebetulnya bisa ditempa di mana saja. Bagaimanapun jalannya, asal membawa ke arah yang positif. Kesuksesan itu bersifat personal, setiap orang memiliki ukuran suksesnya tersendiri. Jika melihat lebih dalam, mahasiswa yang "biasa-biasa saja" ini juga memiliki prestasi. Mereka boleh jadi adalah anak yang patuh kepada orang tuanya, kuliah sambil bekerja atau memiliki kesibukan lainnya di luar kegiatan perkuliahan. Boleh jadi mahasiswa yang "biasabiasa saja" ini menjadi "luar biasa" di luar sana. Maka akan lebih bijak sekiranya jika sesama mahasiswa saling menghargai dan tidak mengerdilkan peran mahasiswa satu sama lain. Pencapaian dalam dunia perkuliahan sebenarnya tak melulu tentang ketenaran, kekayaan, kepintaran, dan keunggulan. Ada banyak hal lainnya yang masih perlu dimaknai lebih dalam. Perihal apa pun itu, hidupkanlah rasa menghargai di dalamnya.
Ingin opininya dimuat di Koran Pabelan? Kirim ke lpmpabelanums@gmail.com
4
WARTA KAMPUS
Kamis, 28 Juli 2022 GO Masta PMB
Melebihi Perkiraan, GO Masta PMB Diikuti 4.070 Mahasiswa Baru
Foto: Umar Husain/Koran Pabelan Masta PMB - UMS sedang menyelenggarakan kegiatan Grand Opening Masa Ta'aruf (Masta) Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) secara luar jaringan (luring). Kegiatan tersebut diikuti oleh 4.070 mahasiswa baru angkatan 2022 di Gedung Edutorium Ahmad Dahlan UMS Senin, (25/7).
UMS, Koran Pabelan – Grand Opening (GO) Masa Ta’aruf (Masta) Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) tahun ajaran 2022-2023 gelombang satu telah dilaksanakan pada Senin, 25 Juli kemarin secara luring di Gedung Edutorium Ahmad Dahlan. Pada gelombang pertama ini dihadiri sebanyak 4.070 mahasiswa baru.
A
na Riolina selaku panitia mengatakan, kalau peserta GO Masta PMB yang datang pada gelombang satu ini di luar perkiraan. Ia mengungkapkan, awalnya kuota peserta hanya disediakan untuk 3000 mahasiswa saja. “Namun yang konfirmasi melalui formulir yang telah disebar kepada mahasiswa
mencapai 4.070 mahasiswa baru,” ujarnya, Senin (25/7). Ia mengungkapkan, dalam pelaksanaan kegiatan Masta PMB ini dikonsepkan untuk menghilangkan kesan kegiatan orientasi yang menakutkan menjadi kegiatan orientasi yang menyenangkan. Hal itu dibuktikan, kata Ana, dengan hadirnya rektorat yang turut duduk membaur bersama mahasiswa baru. “Saya harap mahasiswa baru dapat memiliki rasa senang saat menempuh pendidikan di UMS,” harap Ana. Kegiatan ini juga tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai wilayah, melainkan mahasiswa internasional yang telah mendaftarkan dirinya di UMS. Selaku mahasiswa asal Mesir, Amirta Nr-
mala Melati merasa senang sudah memilih UMS. “Senang karena sudah belajar di UMS dan bisa berkumpul dengan mahasiswa baru UMS yang lainnya,” katanya, Senin (25/7). Senada dengan Amirta, Ilham Hafidza selaku mahasiswa baru dari Fakultas Kedokteran (FK) UMS berpendapat kalau dengan adanya kegiatan ini bisa melahirkan semangat yang menggebu. Ia mengatakan, agar segera melaksanakan kegiatan perkuliahan dan melakukan banyak hal lainnya di kampus. “Semoga bisa berpartisipasi dalam memajukan bangsa dan UMS menjadi universitas yang lebih baik lagi,” harap Ilham, Senin (25/7). [Umar/NPN]
WARTA KAMPUS
Kamis, 28 Juli 2022
5
ODS UMS
UMS Sediakan Tiga Pilihan Jalur Masuk Mahasiswa Baru
Foto: M. Abiyyu/Koran Pabelan
Berbincang - Panitia One Day Service (ODS) sedang menjelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peserta ODS untuk mendaftar, Senin (25/7).
UMS, Koran Pabelan – Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) UMS membuka tiga jalur seleksi, yaitu jalur Computer Based Test (CBT) dengan sistem menggunakan sistem One Day Service (ODS), jalur nilai rapor, dan jalur beasiswa. Pendaftaran mahasiswa baru masih dibuka hingga 27 Agustus 2022 mendatang.
I
lham Rochmad Saputra selaku Koordinator Panitia ODS UMS menjelaskan, bahwa dalam pelaksanaan ODS calon mahasiswa harus menyiapkan berkas-berkas terlebih dahulu seperti, scan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan pas foto dengan latar belakang berwarna biru. Untuk jalur rapor, calon mahasiswa harus melengkapi keseluruhan data,
mulai dari data diri, data orang tua, data sekolah, riwayat kesehatan, serta mengunggah nilai rapor Sekolah Menengah Atas (SMA) dari semester satu hingga semester lima. Ia menjelaskan, jalur CBT ini mengharuskan calon mahasiswa untuk membuat akun pada link pendaftaran, melengkapi data diri, dan melakukan pembayaran sebesar 400 ribu rupiah. Sedangkan, kata Ilham, pada jalur beasiswa untuk tahun ajaran sekarang mengharuskan sekolah asal calon mahasiswa melakukan pendaftaran serta melakukan verifikasi data, sehingga calon mahasiswa mendapatkan token agar terdaftar di jalur beasiswa. Ilham menuturkan, untuk jalur seleksi rapor proses penilaiannya perlu pertimbangan dari nilai rapor serta akreditasi sekolah asal. “Hingga saat ini pendaftar kurang lebih
sudah mencapai 20 ribu calon mahasiswa. Sedangkan bagi mahasiswa yang telah melakukan registrasi dan mendapatkan nomor induk mahasiswa (NIM) sudah mencapai 5.600 mahasiswa per 21 Juli 2022,” tuturnya, Kamis (21/7). Dihubungi di kesempatan yang sama, Alya Niarisa Amora, salah satu calon mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Arsitektur mengatakan kalau dirinya mendaftar sebagai calon mahasiswa UMS melalui jalur rapor. Ia berharap agar panitia ODS bisa bekerja lebih baik, termasuk dalam hal pemberian informasi kepada peserta. “Karena pada bulan Desember saya melakukan daftar ulang, almamater belum tersedia dan pihak UMS tidak memberikan informasi,” jelasnya,Kamis (21/7). [Baelqis/GDM]
6
Kamis, 28 Juli 2022
KARIKATUR
Ilustrasi: Fauzan/Koran Pabelan
IKLAN
WARTA KAMPUS
Kamis, 28 Juli 2022
7
Pelaksanaan UAS
Beberapa Mata Kuliah di FAI Lakukan UAS Hybrid UMS, Koran Pabelan – Fakultas Agama Islam (FAI) UMS memperbolehkan pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS) secara hybrid, di mana mahasiswa datang ke kelas tetapi pengerjaan soalnya melalui Schoology ataupun Open Learning. Pelaksanaan UAS dengan sistem hybrid ini hanya dilakukan pada beberapa mata kuliah.
F
auzul Hanif Noor Athief selaku Ketua Panitia UAS mengatakan, keputusan akan sistem UAS secara hybrid ini berdasar pada tingkat fakultas. Akan tetapi, untuk pelaksanaan sistem hybrid ini tergantung pada dosen yang mengampu di masing-masing mata kuliah, karena setiap dosen dianggap memiliki instrumen tersendiri untuk mengukur capaian pembelajaran mahasiswa. “Jadi
tidak semua mata kuliah itu ujiannya dilakukan secara hybrid,” tambahnya, Kamis (21/7). Ia mengatakan, tidak ada keluhan dari mahasiswa terkait sistem pelaksanaan UAS yang dilakukan secara hybrid ini. Hanya saja, kata Fauzul, terdapat beberapa mahasiswa yang merasa kebingungan terkait bagaimana teknis pelaksanaannya. “Selain itu, keluhan pertama mahasiswa adalah dari yang awalnya bisa melakukan kecurangan menjadi tidak bisa melakukannya lagi,” ungkapnya. Lebih lanjut, Fauzul mengatakan bahwa terdapat kendala yang dialami oleh banyak pengawas saat hari pertama ujian. Hal tersebut dikarenakan adanya mahasiswa yang melakukan kecurangan saat mengerjakan ujian, tetapi hal tersebut dapat teratasi dengan cara melakukan evaluasi. “Di mana saat maha-
siswa izin keluar dari ruangan akan dilakukan pengecekan apakah mahasiswa tersebut sudah submit jawaban atau belum,” jelasnya. Eva Meilawati, salah satu mahasiswa Program Studi (Prodi) Hukum Ekonomi Syariah (HES) berpendapat kalau pelaksanaan UAS dengan sistem hybrid ini efisien, karena adanya pengawasan yang ketat terhadap mahasiswa. Namun, ia menyayangkan dalam pelaksanaan UAS ini mahasiswa diminta untuk menggunakan paket data pribadi, karena koneksi internet di sekitar kampus yang tidak mendukung. “Ya kalau ada hal positifnya dari sistem ini, mungkin bisa diteruskan selagi hal tersebut dapat memberikan dampak yang baik,” tutupnya, Kamis (21/7). [Dwi/NPP]
Ayo Kirimkan Tulisanmu ke lpmpabelanums@gmail.com
Jangan lupa sertakan data diri, foto, dan kontak yang bisa di hubungi
8
Kamis, 28 Juli 2022
INFOGRAFIK