Koran Pabelan Edisi 23 Masta PMB 2022

Page 1

Harga Rp 1000

Kamis, 4 Agustus 2022

Tahun 18/ No. 23

Syarat Baru

Ilustrasi: Elsa Ro’is/Koran Pabelan

BAPS Harus Punya SKL, Antisipasi Membeludaknya Jumlah Peserta Reporter: Faris Ghina Purohita

UMS, Koran Pabelan – Terdapat syarat baru untuk calon wisudawan yang ingin mengikuti Baitul Arqam Purna Studi (BAPS). Di mana mereka harus memiliki Surat Keterangan Lulus (SKL) dari universitas terlebih dahulu sebelum mendaftar.

E

m Sutrisna, selaku Wakil Rektor (WR) IV UMS membenarkan bahwa terdapat syarat baru yang harus dipenuhi mahasiswa untuk mengikuti BAPS. Menurutnya, hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi membeludaknya mahasiswa yang akan mengikuti BAPS, mengingat kapasitas Zoom Meeting hanya untuk 100 peserta saja. “Dan saat ini banyak peserta BAPS yang wisudanya di bulan Desember,” tambahnya, Jumat (29/7). Ia mengatakan, aturan menyertakan SKL atau surat yang menyatakan bahwa mahasiswa tersebut akan melakukan wisuda bulan September ini dibuat untuk mahasiswa yang belum mengikuti BAPS, yang berencana mengikuti wisuda bulan September. Menurutnya,

apabila dalam pelaksanaan BAPS bulan Agustus dipenuhi oleh mahasiswa yang akan wisuda pada Desember, maka hal itu akan berimbas pada mahasiswa yang akan diwisuda September mendatang. “Jika tidak ada syarat tersebut maka akan dipenuhi juga oleh mahasiswa yang akan wisuda di bulan Desember,” ujarnya. Dengan adanya ketentuan-ketentuan baru yang harus diikuti mahasiswa, Em berharap mereka dengan tertib dapat mengikutinya. Ia juga mengatakan, bahwa di dalam BAPS ini terdapat penekanan satu karakter sarjana Muhammadiyah, pembekalan prakerja, dan materi mengenai organisasi Muhammadiyah yang penting untuk mahasiswa. “Semoga setelah mengikuti BAPS, mahasiswa

Kembali Buka Layanan Konseling ...

menjadi siap kerja dan memiliki karakter sesuai dengan yang diajarkan dalam BAPS,” harapnya. Muhammad Busyro Al Muqoddas, salah satu mahasiswa Program Studi (Prodi) Hukum Ekonomi Syariah (HES) mengatakan, bahwa dengan adanya syarat tersebut justru akan merumitkan mahasiswa yang ingin mengikuti BAPS. Ia berpendapat agar kegiatan BAPS ini sebaiknya ditiadakan, mengingat sudah banyak kegiatan yang harus diikuti mahasiswa sebelumnya, seperti Baitul Arqam di awal semester, mentoring, dan kegiatan Cinta Subuh. “Dengan adanya kegiatan BAPS ini, menurut saya universitas terlalu ekstrem untuk me-Muhammadiyahkan mahasiswanya,” tambahnya, Senin (1/8). [CNP]

Adakan Forum Diskusi Soal Fasilitas ...

Penuhi Tugas Akhir Mahasiswa ...

Iklan dan Langganan: 085799412172 SMS Suara Pabelanis: 081338853137


2

Kamis, 4 Agustus 2022 Editorial

Syarat Baru, Masalah Baru Redpel Koran: Chesarisa N.P. Redaktur: Nandya Putri Pratiwi, Dwi Pepilia Pita Sari Redaktur Foto: Reporter: Faris, Inas, Hasbi, Nimas, Nova Fotografer: Rafikhansa, Nova Editor: Chesa, Novali, Dwi, Nandya, Dena Ilustrator: Rois, Khairani Desain Artistik/Tata Letak: Ridhwan, Baelqis, Fayi, Kilau, Iqbal, Yusuf, Nova Pemimpin Umum: Muhklis Sirotul M. Sekretaris Umum: Anisa Yuliana P. Pemimpin Redaksi: Novali Panji N. Litbang: Mulyani Adi Astutiatmaja Personalia: Ridhwan Nabawi Medkom: Izzul Khaq Perusahaan: Gardena Dika M. Manajer Logistik: Deny Bayu W. Redpel Online: Aliffia Khoirinnisa Redpel Koran: Chesarisa N.P. Redpel TV: M. Rafikhansa Dzaky Saputra Redpel Majalah: Sarah Dwi A. Manajer Diskusi: Muhammad Iqbal Manajer Data: Vaneza Benedista Manajer Penelitian: Aisyah Fayi I. Manajer Pelatihan: Achmad Yusuf P. Manajer IT & Publikasi: Kilau Aurum Manajer Iklan: Dina Suci Ramadhani Manajer Prodis: Andika Diterbitkan oleh: Lembaga Pers Mahasiswa Pabelan, Universitas Muhammadiyah Surakarta Terbit Sejak: 28 Juni 2005 berdasarkan Surat Keputusan Pemimpin Umum LPM Pabelan No. 02/A-PU/LPM Pabelan/UMS/2005, Tanggal 24 Juni 2005 Alamat Redaksi: Lembaga Pers Mahasiswa Pabelan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Student Center “Griya Mahasiswa” UMS, Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1, Pabelan, Kartasura (0271) 717417 ekt. 164 Surakarta email: lpmpabelanums@gmail.com, http//www.pabelan-online.com

Scan QR Code ini untuk cara mudah mengunjungi

B

aitul Arqam Purna Studi (BAPS) merupakan kebijakan baru yang diterapkan universitas untuk mahasiswa akhir dengan tujuan agar mereka dapat menjadi lulusan yang memahami Muhammadiyah. Mahasiswa dapat mengikuti BAPS saat mereka akan segera melakukan prosesi wisuda, sebab sertifikat BAPS sendiri hanya berlaku selama enam bulan. Pelaksanaan BAPS yang hanya dilakukan sekali dengan jumlah peserta yang terbatas, yaitu hanya 100 peserta saja menjadikan peserta berlomba-lomba untuk mendaftar kegiatan BAPS ini. Dengan permasalahan tersebut ternyata menciptakan permasalahan baru yang mengakibatkan pihak universitas memberikan syarat baru bagi mahasiswa yang ingin mengikuti BAPS. Surat Tanda Kelulusan (SKL) kini menjadi syarat baru yang harus dipenuhi mahasiswa akhir yang ingin mengikuti BAPS. Tujuan universitas menerapkan syarat baru ini

memang benar, sebab banyak mahasiswa yang akan melakukan wisuda di bulan Desember, tetapi mereka mengikuti BAPS pada bulan Agustus, sehingga hal tersebut berimbas pada beberapa mahasiswa yang belum mengikuti BAPS dan akan wisuda di bulan September. Meskipun kebijakan tersebut memang tepat untuk dipilih, tetapi seharusnya pihak universitas juga memikirkan dampak negatifnya untuk mahasiswa. Banyak mahasiswa yang merasa dengan adanya persyaratan ba-ru tersebut malah mempersulit mereka. Dalam hal ini, memang tidak dapat pula untuk menyalahkan mahasiswa yang berpikir demikian, sebab mereka juga ingin segera melengkapi syarat untuk melakukan wisuda. Mungkin pihak universitas dapat memilih cara lain seperti menambah jumlah BAPS setiap bulannya. Semoga ke depannya ada jalan keluar terbaik untuk permasalahan ini, yang dapat diterima oleh mahasiswa pula.

Kembali Buka Layanan Konseling, Bantu Mahasiswa Optimalisasi Diri Kapan lagi bisa konseling dan gratis. Daftar ah...

Prof Ruwet

BAPS Harus Punya SKL, Antisipasi Membeludaknya Jumlah Peserta Rumit, kenapa jumlah pesertanya gak ditambah saja?? Adakan Forum Diskusi Soal Fasilitas, Serap Keluhan Mahasiswa Semoga benar-benar ditanggapi dan segera diperbaiki, ya...

Suara Pabelanis Sampaikan informasi atau keluhan anda sebagai mahasiswa terhadap kebijakanfasilitas kampus tercinta, UMS. Pesan dapat anda sampaikan melalui sms (0815 5689 1989) atau akun sosial media resmi LPM Pabelan. Mari bersama kawal kebijakan kampus bersama Koran Pabelan. Lpm Pabelan

@infopabelan lpmpabelan

+68962982xxxx (Mahasiswa FT) Kongres apa ada kabar? Jadinya kapan?


OPINI

Kamis, 4 Agustus 2022

Haruskah Mahasiswa Beri Kritikan yang Membangun?

D

ewasa ini Indonesia tengah dilanda masalah-masalah pelik yang mengharuskan mahasiswa turun aksi ke jalan. Dari beberapa kasus yang tercatat, sudah beberapa kali mahasiswa turun ke jalan untuk menunjukkan rasa ketidaksepakatan atas beberapa aturan dan kebijakan baru, misalnya saja Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) yang terkesan akan mengembalikan Indonesia pada masa orde baru. Masalah kenaikan bahan pangan, minyak dan gas, serta wacana presiden tiga periode jadi tuntutan yang tidak pernah absen ketika mahasiswa aksi. Mahasiswa sebagai agent of change haruslah memiliki solusi berdasarkan kajian-kajian yang telah dilakukan. Mahasiswa dinilai sudah mampu menganalisis dan meneliti mengenai berbagai permasalahan tersebut. Nantinya output dari analisis tersebut akan menghasilkan sikap dan juga solusi. Sayangnya, hal itu belum sepenuhnya terjadi di kalangan kita saat ini. Banyak kawan-kawan yang belum mampu menggunakan pisau analisis yang ada untuk dipakai sebagai alat eksekusi atas masalah-masalah yang terjadi. Pisaunya terasa tumpul jika dihadapkan dengan masalah-masalah yang makin hari makin pelik tersebut. Hasilnya bisa dilihat dari realitas saat ini yang di mana keperkasaan mahasiswa kian lama kian memudar.

Belum lagi masalah-masalah dapur pergerakan yang tiap hari makin memperlihatkan perpecahannya. Intervensi dari berbagai partai politik telah banyak melalaikan kaum muda, khususnya mahasiswa dari idealismenya sendiri. Pendirian Partai Mahasiswa Indonesia (PMI) juga menjadi salah satu aib bagi pergerakan mahasiswa itu sendiri. Pencomotan kata mahasiswa saya kira telah mencoreng nama baik mahasiswa yang selama ini dikenal sebagai kaum yang tak memihak, baik penguasa maupun golongan tertentu. Keikutsertaan mereka pada Pemiliham Umum (Pemilu) 2024 juga terkesan tergesa-gesa dengan minimnya persiapan dan pengalaman yang ada. Belakangan ini muncul statement bahwa penyampaian kritik harus disertai saran yang membangun. Menanggapi itu masyarakat sendiri terpecah menjadi dua golongan, ada yang setuju dan ada yang tidak. Yang tidak setuju beranggapan bahwa sudah menjadi tugas pemerintah untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. Mereka dibayar memang untuk memikirkan penyelesaian dari masalah tersebut. Tentu saya sangat setuju dengan hal di atas jika disuarakan oleh masyarakat awam, tetapi tidak elok bila hal itu diterapkan pada ranah mahasiswa. Kaum intelektual seperti mahasiswa sudah tidak masanya berhenti pada tataran

3

Oleh Muhammad Iqbal Mahasiswa Fakultas Agama Islam UMS

mengkritik. Ia sudah menjadi orang-orang terpelajar yang juga harus memikirkan solusi, setidaknya melakukan kajian-kajian terkait masalah yang dihadapi. Mahasiswa sebagai cendekiawan muda harusnya memiliki spirit transformatif yang memiliki daya dobrak menuju pada kesejahteraan masyarakat. Berhenti pada tataran mengkritik dan turun ke jalan hanya akan menurunkan marwah dan martabat kita sebagai mahasiswa. Yang ada kita hanya akan menjadi korban represifitas dan tertawaan para penguasa karena dinilai terlalu ceroboh dalam menghadapi permasalahan. Sebelum turun, kita haruslah memahami benar apa masalah yang terjadi, setelah dikaji dari berbagai sudut pandang dan diskusi pelik, akhirnya ditemukanlah tuntutan-tuntutan yang dinilai substansial untuk kemudian disampaikan kepada penguasa lewat aksi-aksi yang dilakukan. Sudah menjadi beban seorang intelektual untuk melakukan perubahan. Inilah yang menjadi pembeda antara kita dan masyarakat. Pendidikan yang kita dapatkan bukan hanya digunakan untuk memenuhi tuntutan keluarga atau sekadar mencari pekerjaan nantinya. Pendidikan yang didapatkan sudah semestinya menjadi ujung tombak perubahan yang membawa kepentingan-kepentingan rakyat.


4

WARTA KAMPUS

Kamis, 4 Agustus 2022 Pesta Komunikasi

Foto: M. Rafikhansa D.S/Koran Pabelan

Penuhi Tugas Akhir Mahasiswa, Communication Feast Sukses Digelar

Pandang - Seorang pengunjung sedang melihat karya fotografi pada acara Communication Feast (Comfeast) 2022. Acara ini berlangsung di Lapangan Psikologi UMS pada tanggal 27-29 Juli, Jumat (29/7).

UMS, Koran Pabelan – Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi (Ilkom) UMS mengadakan acara pesta komunikasi atau Communication Feast (Comfeast) selama tiga hari yang telah berlangsung pada 27 sampai 30 Juli lalu di Lapangan Psikologi UMS. Acara ini merupakan tugas akhir dari mahasiswa Ilkom semester enam yang menampilkan karya-karya terbaik mahasiswanya.

A

inun Navi selaku Panitia Comfeast mengatakan, kegiatan ini merupakan pesta karya mahasiswa Ilkom yang menggabungkan berbagai mata kuliah di Ilkom, seperti kon-

ten media, fotografi, audio radio, sinematografi, dan produksi film. Ia menambahkan, mahasiswa Prodi Ilkom semester enam ikut andil, baik itu sebagai peserta pembuat karya maupun penyelenggara. “Comfeast ini juga sebagai tugas akhir per mata kuliah, termasuk bagian dari praktik Management Event,” ujar Ainun, Kamis (28/7). Lebih lanjut lagi, Ainun mengakui kalau rencana awal kegiatan ini dilakukan di Gedung Olahraga (GOR) Kampus 2 UMS. Akan tetapi, kata Ainun, akibat adanya pembangunan di GOR tersebut akhirnya kegiatan ini dipindah ke Lapangan Psikologi UMS. “Tantangannya adalah dalam pengoordinasian, yaitu menyatukan ide dan saran, karena kegi-

atan ini merupakan praktik dari temanteman mahasiswa Ilkom yang terlibat,” tambahnya. Alin, salah satu mahasiswa dari Prodi Ilkom sekaligus pengunjung berpendapat, bahwa acara ini kreatif dan mampu menambah wawasan bagi mahasiswa Ilkom, seperti mengenai fotografi dan screening film. Agar ke depannya acara ini bisa ramai, ia menyarankan agar lebih banyak dilakukan usaha dalam mengajak para pengunjung. “Semoga lebih meriah, semakin asyik, dan karya-karya serta film-film yang ditampilkan bisa lebih banyak”, harap Alin, Kamis (28/7). [Nimas/NPN]


WARTA KAMPUS

Kamis, 4 Agustus 2022

5

KMTE UMS

UMS, Koran Pabelan - Keluarga Mahasiswa Teknik Elektro (KMTE) UMS adakan forum diskusi sarasehan yang membahas perihal fasilitas yang kurang memadai, di tengah pelaksanaan perkuliahan dan praktikum yang harus tetap dijalani. Forum tersebut berlangsung di Ruang F204 Kampus 2 UMS pada Selasa (2/8).

D

alam forum tersebut, Hasyim Asy'ari salah satu Dosen Program Studi (Prodi) Teknik Elektro menanggapi keluhan mahasiswa terkait renovasi pada Gedung H dan F. Hasyim mengatakan, untuk sementara permintaan renovasi kedua gedung tersebut belum bisa terlaksana karena terdapat rencana kedua gedung itu akan dijadikan satu. “Namun untuk sarana dan prasarananya, seperti toilet dan air conditioner (AC) sudah diperbaiki, dan untuk layar LCD pada ruang perkuliahan akan segera diganti,” tambahnya, Selasa

G

Foto: Nova Surya Pradana/Koran Pabelan

Adakan Forum Diskusi Soal Fasilitas, Serap Keluhan Mahasiswa

Sarasehan - Kepala Program Studi (Kaprodi) dan beberapa Dosen Prodi Teknik Elektro memberikan tanggapan mengenai beberapa keresahan yang dialami mahasiswa saat pembelajaran melalui kegiatan bertajuk “Sarasehan Prodi” yang diadakan oleh Keluarga Mahasiswa Teknik Elektro (KMTE). Kegiatan tersebut berlangsung di Ruang F024 Kampus 2 UMS pada Selasa (2/8).

(2/8). Sementara itu, Heru Supriyono, selaku Kepala Prodi (Kaprodi) Teknik Elektro menanggapi keluhan mahasiswa mengenai pelaksanaan mata kuliah praktikum secara online. Ia mengatakan, untuk mata kuliah praktikum yang tidak perlu menggunakan alat memang masih dilakukan secara online karena masih dalam masa peralihan covid-19. “Untuk praktikum yang memakai alat maka wajib dilaksanakan secara luar jaringan (luring), tetapi untuk ke depannya semuanya akan dilaksanakan secara luring,” jelasnya, Selasa (2/8). Heri Setiawan, salah satu maha-

siswa dari Prodi Teknik Elektro mengatakan, bahwa forum sarasehan ini perlu diadakan setiap tahunnya. Dengan adanya forum tersebut, kata Heri, mahasiswa dapat menyampaikan keluhannya terkait fasilitas maupun sistem perkuliahan yang dirasa masih kurang dan perlu diperbaiki. “Semoga dari pihak prodi bisa mendengar curhatan mahasiswanya dan segera memproses apa yang seharusnya ditingkatkan agar bisa meningkatkan potensi akademik mahasiswa Teknik Elektro,” harapnya, Selasa (2/8). [Nova/NPP]

https://pabelan-online.com

WARTA

KILAS BALIK

SANGGAR FOTO

EDITORIAL

OPINI

RESENSI

INVESTIGASI LIPUTAN KHUSUS

SASTRA

WAWANCARA

SOSOK GAYA HIDUP


KARIKATUR

Kamis, 4 Agustus 2022

Ilustrasi: Khairani Makina/Koran Pabelan

6

issuu.com/lpmpabelan


WARTA KAMPUS

Kamis, 4 Agustus 2022

7

SMHWS UMS

Kembali Buka Layanan Konseling, Bantu Mahasiswa Optimalisasi Diri UMS, Koran Pabelan – Student Mental Health And Well-Being Support (SMHWS) UMS membuka kembali layanan konseling secara luring bagi mahasiswa. Sebelumnya layanan konseling ini hanya terlaksana secara daring akibat pandemi covid-19. Layanan konseling tersebut dapat dilakukan di ruang Biro Kemahasiswaan UMS.

M

ahasri Shohabiyah selaku Kepala Bagian Kaderisasi Dakwah dan Layanan Sosial Mahasiswa UMS menjelaskan, bahwa SMHWS ini sudah ada sejak tahun 2019 yang menyediakan program layanan konseling untuk mahasiswa aktif UMS secara gratis. Ia menambahkan, saat ini SMHWS menyediakan layanan konseling secara luar jaringan (luring) dan dalam jaringan (daring) melalui aplikasi Google Meet. “Tergantung dari mahasiswa, jika mereka berada di sekitar kampus maka bisa

langsung datang ke Kemahasiswaan, tetapi jika tidak bisa, secara daring jadi konseling melalui Google Meet,” ujarnya, Kamis (28/7). Ia menuturkan, bahwa para psikolog yang menangani mahasiswa dalam layanan konseling ini ialah Dosen Psikologi UMS serta alumni UMS yang bersedia untuk menjadi relawan. Untuk sosialisasi terkait adanya SMHWS, Mahasri mengatakan, bahwa sudah dilakukan melalui web Kemahasiswaan serta di acara-acara webinar, mengingat layanan konseling gratis ini hanya dikhususkan untuk mahasiswa aktif UMS saja. “Sebelum melakukan konseling, mahasiswa diwajibkan untuk registrasi dan mengisi jadwal konseling yang dapat diakses melalui website Kemahasiswaan,” jelasnya. Lebih lanjut, Mahasari juga berharap dengan adanya layanan konseling gratis ini mahasiswa dapat memanfaatkannya dengan baik. Di mana, kata

Mahasri, mereka bukan hanya datang di saat ada masalah saja, tetapi juga dapat berkonsultasi mengenai masa depan atau optimalisasi diri. “Jadi apa yang dimiliki bisa berkembang dengan optimal dan bagi yang punya problem bisa diselesaikan dengan baik dan tidak berlarutlarut,” tutupnya. Faizza Layyana, salah satu mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Psikologi mengatakan bahwa jasa layanan konseling ini sangat penting, terlebih untuk mahasiswa yang sedang mengalami quarter life crisis. Namun, terkait sosialisasi yang dilakukan oleh Biro Kemahasiswaan, menurut Faizza masih kurang, sehingga masih banyak mahasiswa yang belum mengetahuinya. “Jadi harapannnya, (SMHWS –red) bisa jadi wadah dan salah satu metode untuk temanteman dapat menyelesaikan masalahnya,” harapnya, Kamis (28/7). [Inas/CNP]

Ingin opininya dimuat di Koran Pabelan? Kirim ke lpmpabelanums@gmail.com


8

WARTA KAMPUS

Kamis, 4 Agustus 2022 BEM FKIP

Tingkatkan Solidaritas dan Sportivitas Mahasiswa Lewat PORSEMA UMS, Koran Pabelan – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMS adakan Pekan Olahraga Seni Mahasiswa (PORSEMA). Kegiatan tersebut dilaksanakan mulai tanggal 1 sampai 9 Agustus dan diikuti oleh delegasi dari masing-masing program studi (Prodi) yang ada di FKIP.

T

aufik Ardhianto, selaku Ketua Panitia PORSEMA BEM FKIP, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan yang bertujuan untuk menyalurkan minat dan bakat serta mengembangkan potensi mahasiswa FKIP, khususnya dalam bidang olahraga dan seni. Dalam PORSEMA sendiri, kata Taufik, terdiri dari enam cabang lomba olahraga dan dua cabang lomba seni. “Cabang lombanya mulai dari voli, futsal, badmin-

ton, game, akustik, dan fotografi,” jelasnya, Senin (1/8). Ia menjelaskan, bahwa sasaran kegiatan PORSEMA ini ialah untuk mahasiswa aktif FKIP semester satu sampai delapan, di mana setiap prodi yang ada harus mengirimkan wakilnya untuk bertanding. Lebih lanjut, ia mengungkapkan jika tiap cabang perlombaan yang ada akan dibagi menjadi dua tim, yaitu tim laki-laki dan tim perempuan. “Untuk sistem pemilihan peserta diatur oleh masing-masing prodi, sehingga peserta tidak dapat mendaftarkan diri langsung dalam lomba, melainkan harus melalui prodi,” kata Taufik. Widhi Guniarti, selaku Panitia PORSEMA menjelaskan, bahwa sistematika kegiatan ini dimulai dari pendaftaran, technical meeting, hingga perlombaan. Ia menuturkan, tempat pelaksanaan cabang lomba olahraga

harus dilakukan di luar kampus mengingat di area sekitar kampus sedang terdapat pembangunan. “Saya harap PORSEMA ini berjalan lancar dan meriah sampai akhir dan tidak ada kericuhan antar mahasiswa,” harapnya, Senin (1/8). Moh Fernando Muiz Ubaidillah, salah satu wakil peserta cabang perlombaan game mobile dari Prodi Pendidikan Matematika mengatakan, bahwa kegiatan PORSEMA ini sangat perlu diadakan untuk meningkatkan solidaritas mahasiswa FKIP. Ia juga berharap untuk ke depannya panitia dapat memberikan jadwal yang pasti di jauhjauh hari supaya peserta tidak kebingungan. “Harapan saya semoga PORSEMA semakin bagus dan dapat meningkatkan sportivitas mahasiswa,” harapnya, Senin (1/8). [Hasbi/DPP]

Ayo Kirimkan Tulisanmu ke lpmpabelanums@gmail.com

Jangan lupa sertakan data diri, foto, dan kontak yang bisa di hubungi


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.