Bentuk Kementerian Khusus Guna Tanggulangi Pelecehan Seksual
Reporter: Ivana Sarah Azaria
UMS, Koran Pabelan – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas bentuk wadah guna menyalurkan aspirasi mahasiswa dan media pengaduan kekerasan seksual yang dilakukan oleh Kementerian Pemberdayaan Mahasiswa dan Keperempuanan (PMK) sejak September 2022. Mahasiswa UMS bisa melaporkan tindak kekerasan seksual pada akun Instagram @pmk.ums dengan cara memindai barcode yang tersedia.
Deana Sari selaku Menteri
PMK mengatakan, terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi berdirinya Kementerian PMK ini, salah satunya karena tergerak dari fakultas dan organisasi mahasiswa lain yang membentuk satuan tugas mengacu pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Ia menjelaskan, tujuan dibentuknya Kementerian PMK adalah untuk memberikan proses penyadaran dan pencerdasan, sebagai kritik politik kepada UMS, dan sebagai ruang dialektika. “Kita berusaha memperbaiki mindset dan stigmatisasi mahasiswa UMS, teru-
tama perihal student govern ment,” jelasnya, Rabu (16/11).
Deana juga menjelaskan, manfaat yang sudah terlihat adalah adanya kecerdasan dari mahasiswa perihal ke mana mereka harus melapor, selain itu Kementerian PMK juga bisa menjadi wadah konsultasi terkait kesehatan mental, proses pemulihan, dan memberikan saran lembaga psikolog mana yang bisa dihubungi. Ia menjelaskan, sudah banyak mahasiswa yang melapor, terhitung sejak September 2022. “Ketika mau dilanjutkan ke pidana, kita lanjutkan mengurus surat-surat pemberkasannya, kita dampingi. Baru nanti kita panggil
Tujuan kita memberikan proses penyadaran dan pencerdasan, sebagai kritik politik kepada UMS
MENTERIPMK
kemitraan paralegal,” tambahnya. selesaikan sampai selesai,” pesannya.
Deana sangat senang karena sudah banyak yang tersadarkan jika kekerasan seksual bukanlah hal yang sensitif lagi, tetapi memang hal yang harus diselesaikan. Ia berpesan, agar kita memahami otoritas ketubuhan diri sendiri menggunakan consent fries dan jika menyaksikan kekerasan seksual agar menerapkan metode 5D yaitu dialihkan, dilaporkan, dokumentasikan, ditegur, dan ditenangkan. “Yang penting kita semua sadar sifat kolaboratifnya semua ketika mau menyelesaikan ini, mau menuntaskan semangat ini, ya kita
Firdaus Nurillahi, selaku Presiden UMS menyerahkan wadah pengaduan ini pada Kementerian PMK sesuai sistem BEM-U yang nantinya akan diadvokasikan. Ia berharap, Kementerian PMK dapat menangani korban sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dan mahasiswa tidak takut melaporkan kasus kekerasan seksual. “Kalau di PMK identitas paling utama dan perizinan korban, kalau korban enggak minta dipublik ya enggak bisa, tergantung korban,” harapnya, Senin (21/11). [GDM]
Kamis, 24 November 2022 Tahun 18/ No.39 Harga Rp 1.000 BEM-U
Ilustrasi: Freepik
Pelecehan... Buat Lomba Video Kreatif Lewat... SMS Suara Pabelanis: 081338853137 Iklan dan Langganan: 085799412172
Tiap Prodi Punya Cara untuk Menampung... Bentuk Kementerian Khusus Guna Tanggulangi
Redpel Koran: Chesarisa N. P
Redaktur: Nandya Putri Pratiwi,
Dwi Pepilia Pita Sari
Redaktur Foto: M. Abiyyu Ramadhan
Reporter: Alifa, Salsabilla,Adhelia, Ivana
Fotografer: Kilau
Keren dan Menginspirasi, Jangan Lupa Sosialisasi
Sudah hampir satu pe-
PMK. Di mana tugas salah satu di kementerian ini ialah bergerak pada bidang penanggulangan pelecehan seksual.
DesainArtistik/Tata Letak: Ryan, Munir, Nova, Mukhlis, Fadhil, Bagas
Pemimpin Umum: Muhklis Sirotul M.
Sekretaris Umum:AnisaYuliana P
Pemimpin Redaksi: Novali Panji N.
Litbang: MulyaniAdiAstutiatmaja
Personalia: Ridhwan Nabawi
Editor: Dena, Chesa, Sarah, Munir, Jannah Ilustrator: Elsa Ro’is Medkom: Izzul Khaq
Perusahaan: Gardena Dika M.
Manajer Logistik: Deny Bayu W
Redpel Online:Aliffia Khoirinnisa
Redpel Koran: Chesarisa N. P Redpel TV: M. Rafikhansa D.S. Redpel Majalah: Sarah DwiA.
Manajer Diskusi: Muhammad Iqbal Manajer Data: Vaneza Benedista Manajer Penelitian:Aisyah Fayi I.
Manajer Pelatihan: AchmadYusuf P
Manajer IT & Publikasi: KilauAurum
Manajer Iklan: Dina Suci Ramadhani Manajer Prodis:Andika
Diterbitkan oleh: Lembaga Pers Mahasiswa Pabelan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Terbit Sejak: 28 Juni 2005 berdasarkan Surat Keputusan Pemimpin Umum LPM Pabelan No. 02/A-PU/LPM Pabelan/UMS/2005, Tanggal 24 Juni 2005
Alamat Redaksi: Lembaga Pers Mahasiswa Pabelan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Student Center “Griya Mahasiswa” UMS, Jl. AhmadYaniTromol Pos 1, Pabelan, Kartasura (0271) 717417 ekt. 164 Surakarta e-mail: lpmpabelanums@gmail.com, http//www.pabelan-online.com
riode perjalanan student government, tatanan kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa-Universitas (BEM-U) belum juga legal di mata mahasiswa. Musyawarah dan mufakat yang sempat digelar oleh Tim Taktis juga belum menemukan titik terang hingga saat ini. Meskipun demikian, saat ini BEM-U sudah mulai menjalankan program kerjanya walaupun tidak ada pengawasan atas kinerjanya dari lembaga legislatif mahasiswa. Salah satu kementerian yang ada di BEM-U yang sudah menjalankan tugasnya ialah Kementerian Pemberdayaan Mahasiswa dan Keperempuanan atau bisa disebut dengan Kementerian
Salut kepada teman teman BEM-U yang sudah melek terhadap kasus-kasus kekerasan seksual yang terjadi di kampus. Hal tersebut tercermin dengan adanya kementerian baru tersebut. Semoga teman-teman yang tergabung dalam kementerian tersebut mampu menuntaskan apa yang sudah mereka ciptakan di awal.
Bicara soal pelecehan seksual, kasus ini masif dan terus ada di lingkungan kampus. Banyak korban yang saat ini sudah berani speak up atas apa yang telah terjadi pada dirinya. Dukungan dan
wadah pengaduan pelecehan seksual memang sangat diperlukan. Hingga saat ini tentu masih banyak kejadian pelecehan seksual yang terbungkam. Entah karena korban yang tidak berani speak up ataupun karena kejadian pelecehan seksual sudah dianggap biasa saja. Dengan adanya kementerian baru pada kepengurusan BEM-U saat ini diharapkan kejadiankejadian tersebut tidak terulang dan bisa dituntaskan hingga ke akarnya. Tuntutan besar jelas mengintai kementerian ini. Semoga mereka mampu menyelesaaikan hingga benar benar me nanggulangi peristiwa pelecehan seksual yang terjadi pada lingkungan kampus.
Tiap Prodi Punya Cara untuk Menampung Kontribusi Mahasiswa
Terus surat prodi dari universitas dilupain gitu aja???
Khusus Guna Tanggulangi Pelecehan Seksual Wih keren ya, sosialisasinya digencarkan dong. Jangan bisanya buat aja
Tahukah kamu?
Membungkus kaki kamu dengan kubis dapat meredakan nyeri sendi, artitis (radang sendi), peradangan, dan pembengkakan. Sebab kubis mengandung berbagai bahan yang dibutuhkan kubis, seperti vitamin C, K dan B4. Selain itu, kubis juga mengandung zat besi, magnesium, asam pantotenat protein, dan kalsium.
Sumber: google.com
SuaraPabelanis. Lpm Pabelan @infopabelan lpmpabelan +628137575xxxx (Mahasiswa FAI) Akibat Muktamar, mahasiswa semester akhir susah buat urus pemberkasan Editorial ProfRuwet Buat Lomba Video Kreatif Lewat Media Tiktok Era digitalisasi here we come!!!! Bentuk Kementerian
TahukahKamu?“ “
2 QR Code http//www.pabelan-online.com Scan QR Code ini untuk cara mudah mengunjungi
Kamis, 24 November 2022
Sampaikan informasi atau keluhan anda sebagai mahasiswa terhadap kebijakanfasilitas kampus UMS tercinta. Pesan dapat anda sampaikan melalui (0813-38853137) atau akun media sosial resmi LPM Pabelan. Mari kawal proses dinamika di kampus bersama Koran Pabelan.
Masih Pantaskah Mahasiswa Disebut Sebagai Agen Perubahan ?
Mahasiswa seorang inte
lektual, kaum terdidik, dan golongan yang melek angka. Mahasiswa adalah seorang pelajar yang menuntut pendidikan tingkat lanjut di perguruan tinggi dengan berbagai program jurusan yang ditempuh, mulai dari ekonomi, hukum, teknik, kedokteran, dan masih banyak lagi.Akan tetapi, apakah menjadi seorang mahasiswa hanyalah sekadar identifikasi atas keterdaftarannya di dalam suatu perguruan tinggi? Saya kira tidak, agaknya terlalu sederhana dan amatlah sempit jika kita mengartikan mahasiswa hanya melalui keabsahan administratifnya.
Mahasiswa terdiri dari dua suku kata ‘maha’ yang artinya ter, paling, tinggi dan ‘siswa’ yang artinya pelajar, murid yang menempuh pendidikan. Lalu apa maksud dari keutuhan dua suku kata yang membentuk nama mahasiswa itu tadi? Nampaknya di sini kita akan sedikit memerlukan perenungan yang agak filosofis, daripada hanya sekadar pemaknaan secara harfiah. Mungkin dengan skema yang sama, ketika orang tua kita, ayah dan ibu saling berunding untuk memberikan nama yang tidak hanya indah tetapi juga memiliki makna yang inheren dengan ekspektasi akan masa depan anaknya, kiranya begitu pulalah yang dimaksudkan oleh siapapun itu di luar sana orang pertama sekaligus si pencetus ungkapan “mahasiswa” yang kini digunakan secara universal. Pastinya di dalam kandungan nama tersebut terdapat doa, harapan, citacita, angan, dan berbagai keinginan besar dalam pengunaan nama tersebut.
Dan lalu, mari kita beralih pandang, masuk sekali lagi ke dalam historical etimologi dari ungkapan mahasiswa yang mungkin saja mampu untuk memberikan kita jawaban dari beban yang disandangkan oleh si pencetus. ‘Maha’ yang diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti sangat besar atau mulia dan ‘siswa’ yang merupakan sebuah kata serapan dari nama seorang dewa dalam trimurti hin-
du, yaitu siwa, sang dewa pelebur dan pemusnah yang tugasnya adalah untuk menghancurkan segala yang telah usang dan tidak berkebaikan lagi. Jadi berangkat dari etimologi tersebut, kiranya kita bisa untuk mengajukan suatu sintesis bahwa si pencetus mengemukakan suatu ungkapan yang mana si penyandangnya kelak akan membawa spirit yang linear berkesinambungan dengan makna akan segala harap yang diinginkannya, yaitu seseorang yang besar dengan kemuliaan intelektualitas yang dimilikinya demi membawa perubahan untuk melebur dan memusnahkan yang telah usang dan menggantinya dengan yang baru dan lebih baik.
Hal-hal tersebut, pada akhirnya termanifestasikan dalam perjuangan mahasiswa yang secara spesifik dinyatakan sebagai agent of change yang berarti seorang agen perubahan. Dengan kecakapan yang dimiliki seorang mahasiswa pada bidang yang ditekuninya, ia diharapkan mampu menjadi seorang yang tidak hanya mendalami perihal teori, tetapi lebih dari itu mampu mempraktikkan atau mengaplikasikannya demi penghidupan yang sejahtera kian merata dan penumpasan kesenjangan antar kalangan massa.
Terlalu remeh agaknya jika seorang mahasiswa hanya memberi perhatiannya pada Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), perutnya sendiri, dan dompet pribadinya, karena jika kita sandingkan dengan kenyataan para birokrat di jajaran kampus dan bahkan negara, mereka semua adalah orang yang berpendidikan tinggi dan berkecukupan. Namun perihal kinerja, apakah kita semua sepakat bahwa mereka sudah mem’berikan yang terbaik untuk memenuhi tuntutan kesejahteraan? Kurasa tidak. Menurut saya, anugerah terbesar mahasiswa tidaklah berupa ia berhasil masuk ke dalam perguruan tinggi bergengsi atau selalu memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan oleh kurikulum, melainkan pada privilese berupa kebebasan dan dengan mengatasdasarkan-
nya pada kepentingan komunal, maka kebebasan itu akan menjadi sebuah senjata yang amatlah ampuh demi penghancuran kecacatan sistem pada kampus-kampus dan tanah air. Mahasiswa sebagai kaum yang ditakuti oleh sistem, yang selalu diidam-idamkan kemunduran sumber dayanya oleh rezim, yang selalu berdiri di garda terdepan memperjuangkan kaum-kaum lemah, buruh-tani, dan rakyat jelata. Hal ini tidak sertamerta kuafirmasi secara sepihak, karena sejarahlah yang telah menun’tut bukti, bahwa perjuangan mahasiswa telah berhasil mengisi catatan penting perlawanan dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara dan tervalidasi atasnya. Dengan faktafakta demikian, betapa gagah dan heroiknya seorang mahasiswa di mata kalangan awam, mahasiswa yang sebagai pembebas kedunguan akut, seorang pembela kaum lemah, petarung yang dipersenjatai intelektualitas, dan pembawa perubahan demi pencerahan yang kian merekah, ranum, dan merona. Dan pertanyaannya sekarang adalah: Apa kabar mahasiswa kini? Di mana semangat juang yang mengalir pada sel darah mahasiswa itu? Seberapa lama lagi kalian memilih tidur, menutup mata, dan telinga dari dera yang diderita tanah ibu pertiwi ini? Apakah kini perjuangan mahasiswa hanyalah sebatas mimpi atau hanya sekadar anekdot yang ruah diceritakan pada dahan maya? Saya harap tidak. Saya rasa mahasiswa hanya terlampau pulas dalam tidurnya, hanya terlupa untuk sementara waktu, dan setelahnya ketika ia sadar dan terbangun, ia akan kembali dengan titah spirit perjuangannya lagi. Yang luhur itu, yang mulia itu, yang agung itu, yang selalu dibangga-banggakan pada setiap periode lintas masa. Saya harap begitu, meski agak pesimis.
Kadang kala terasa begitu memalukan, atau bahkan seringkali kiranya menerima ketetapan sebagai seorang mahasiswa dengan kepantasan yang seolah dikhianati, betapa
tidak? Cobalah tengok apa yang kini menjadi fokus perhatian kita. Kita masih terjebak dalam ilusi standar hidup ideal yang diciptakan oleh media, yang dengan sengaja ditujukan demi kepentingan komersial, di mana posisi kita diletakan sebagai komoditas. Mahasiswa terjerumus atau mungkin sengaja dijerumuskan ke dalam budaya hidup yang glamor, yang mana dalam kasus ini, media sangatlah berperan aktif.
Mahasiswa, para kaum intelektual yang merupakan salah satu bagian dari golongan terdidik negeri ini, nahasnya tidak semua dari kita yang menyandang gelar sebagai mahasiswa mampu merepresentasikan standar-standar ideal yang seharusnya dimiliki oleh mahasiswa itu sendiri. Ironis, ketika kita mangetahui fakta tentang keadaan atau kondisi yang terjadi sekarang, ini mungkin semacam sebuah pengkhianatan bagi keagungan dari gelar mahasiswa yang kini kita sandang. Sepertinya ada baiknya jika kita mengambil sedikit waktu, beberapa detik saja untuk kita berkhawatir Khawatir akan tanggung jawab yang merupakan beban dari afiliasi kita. Agent of change begitu yang kita sebut, lalu bagaimana dengan kepantasannya, apakah ketetapan itu sudah tepat dengan kita semua.Ambil napas panjang lalu hembuskan perlahan, sebentar saja, sebentar waktu untuk kita berpesimis akan peran kita sebagai seorang mahasiswa, sebelum kita kembali menata diri, merapikan kerah baju, atau meniup ujung menara hijab agar siap kembali berjuang di medan perang, memperjuangkan nilai-nilai intelektualitas dan moralitas yang luhur, yang seharusnya dimiliki oleh mahasiswa.
3 OPINI Kamis, 24 November 2022
Oleh Teguh Jairyanu A. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
4 FOTO Kamis, 24 November 2022
Kontribusi - Beberapa mahasiswa UMS yang tergabung menjadi talent pada penampilan Tapak Suci dan Marching Band turut serta dalam memeriahkan pembukaan Muktamar MuhammadiyahAisyiyah ke-48. Kegiatan tersebut berlangsung di Stadion Manahan, Sabtu (19/11).
Foto:Kilau Aurum A./Koran Pabelan
Foto:Kilau
Aurum A./Koran Pabelan
5 Kamis, 24 November 2022
FOTO
Foto:Kilau Aurum A./Koran Pabelan
Kepanitiaan - Keikutsertaan mahasiswa UMS dalam berkontribusi pada rangkaian acara Muktamar Muhammadiyah Aisyiyah ke-48. Terlihat beberapa mahasiswa UMS yang menjadi panitia tengah berfoto pada Muktamar MuhammadiyahAisyiyah ke48, Minggu (20/11).
Semarak Muktamar - Beberapa mahasiswa UMS tergabung dalam Tim Paduan Suara dalam pembukaan Muktamar Muhammadiyah Aisyiyah ke-48 di Stadion Manahan. Tim Paduan Suara tersebut terdiri dari beberapa mahasiswa Universitas Muhammadiyah lain yang turut serta, Sabtu (19/11).
Foto:Kilau Aurum A./Koran Pabelan
Adakan Volunter Media untuk Mahasiswa Guna Meriahkan Muktamar
UMS, Koran Pabelan – Dalam rangka perhelatan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48, Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi UMS mengadakan volunter Media Publikasi dan Dokumentasi Muktamar. Pendaftaran sudah dibuka sejak Oktober lalu dan akan selesai masa tugasnya seminggu setelah Muktamar.
Sidiq Setyawan selaku
Koordinator Volunter Ilmu Komunikasi mengatakan, adanya volunter media ini karena Prodi Ilmu Komunikasi diminta secara khusus oleh Sie Media Publikasi dan Dokumentasi
Muktamar untuk meng handle hal-hal terkait dokumentasi. Ia menungkapkan, bahwa 70 peserta sudah diterima yang terbagi ke dalam berbagai divisi. “Selama dua minggu itu volunter dapat pelatihan dan penugasan sesuai bidangnya. Yang terpenting mereka mau kerja keras,” tambahnya, Sabtu (19/11).
Ia menambahkan, bahwa volunter media ini sudah bertugas sejak acara Gowes Muktamar, dan akan selesai masa tugasnya seminggu setelah Muktamar digelar Terkait publikasi, Sidiq menjabarkan ada beberapa kanal yang digunakan untuk mengunggah isu hasil kegiatan Muktamar,
antara lain Instagram dan YouTube Prodi Ilmu Komunikasi. “Ada juga rilis media ke wartawan dan jurnalis Muktamar Pusat. Selain itu, ada produk tabloid digital, yang sudah terbit sejak 17 November,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sidiq mengatakan jika para volunter ini mendapatkan benefit, seperti nilai magang, sertifikat, hingga pengalaman. Ia merasa bangga karena para volunter dapat memenuhi limit isu. “Semoga produk-produk ini menjadi luaran yang bisa menjadi hak cipta dan mereka bisa menghidupkan laboratorium kita,” harapnya.
Ditemui pada kesempatan
yang sama, Naufal Fawwaz Assalam, salah satu volunter yang terdaftar berpendapat, kalau kegiatan ini baik bagi mahasiswa yang notabene suka dengan event-event besar dan senang bertemu dengan orang baru. Salah satu alasan ia mengikuti volunter, kata Naufal, yaitu untuk menyalurkan skill dan hobi selama libur Muktamar. “Setelah mengikuti volunter ini saya dan teman teman berharap bisa mendapat kepercayaan dosen, dan bisa dipanggil pada kepanitiaan yang lain,” harapnya, Sabtu (19/11). [Salsabilla/SDA]
Buat Lomba Video Kreatif Lewat Media TikTok
UMS, Koran Pabelan - Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Muktamar Muhammadiyah ke-48 meriahkan rangkaian Muktamar dengan membuat Muktamar-48 Creative (Muktative). Kegiatan ini berupa TikTok Challenge berupa lomba video kreatif.
Bagas Tri Alifian Nugroho
selaku Ketua Pelaksana menyampaikan, bahwa kegiatan ini merupakan salah satu kerja sama berkelanjutan antara UMS dengan panitia Muktamar Kegiatan Muktative ini, kata Bagas, tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan engagement di platform TikTok, tetapi juga sebagai bentuk syiar
Muktamar kepada masyarakat umum dan mahasiswa. “Acara ini untuk universal, tidak hanya untuk satu golongan tertentu yang bisa mengikuti, semua bisa ikut,” ujarnya, Minggu (20/11).
Bagas menambahkan, jika peserta yang sudah memahami syarat dan ketentuannya dapat memilih tiga tema yang disediakan, kemudian langsung mengunggah video TikTok mereka. Selain itu, ia menambahkan jika penilaian dilakukan bersama tim penilai untuk memilih peme nangnya. “Benefit yang diterima peserta itu berupa uang yang didapat sesuai dengan yang tertera di pamflet,” imbuhnya.
Ia mengatakan, tiga tema yang dipilih kemarin bisa membuat para peserta dapat merasa-
kan keikutsertaan dalam Muktamar, meskipun bukan dari lembaga atau institusi Muhammadiyah “Harapannya agar en gagement dari panitia tentang Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah itu dapat tersampaikan kepada masyarakat umum,” pungkasnya.
Selaku Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Komunikasi dan Informatika (FKI) UMS, Syafi Rakha Muwaffaqia menyampaikan bahwa BEM FKI juga turut mendukung adanya kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya sebagai penyemarak Muktamar, tetapi juga membantu mengembangkan kreativitas mahasiswa dengan memanfaatkan media sosial dengan baik.
“Kami melihat kegiatan ini dapat mendukung untuk pengemba ngan kreativitas mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Informatika,” sambungnya, Minggu (20/11).
Dihubungi pada kesempatan yang berbeda, Toyib Alwi Arahmad mahasiswa semester tujuh Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi turut menyampai kan pendapatnya atas kegiatan ini. Ia mengatakan agar kegiatan keagamaan seperti ini dapat menarik banyak perhatian kalangan pemuda Indonesia “Mungkin karena banyak hadiah yang aku dengar dengar, ya, mungkin bisa sih tertarik, siapa tahu bisa menambah kreativitas juga,” jelasnya, Sabtu (19/11).
[Adhelia/MSM]
6 Kamis, 24 November 2022
WARTA KAMPUS
Ilmu Komunikasi UMS
Meriahkan Muktamar
issuu.com/lpmpabelan
Penugasan Muktamar
Tiap Prodi Punya Cara untuk Menampung Kontribusi Mahasiswa
UMS, Koran Pabelan – Wakil Rektor (WR) I UMS mengeluarkan Surat Edaran (SE) berupa penugasan sebagai pengganti kegiatan belajar mengajar mahasiswa selama pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah Aisyiyah ke-48 kemarin. Namun, untuk teknis pelaksanaannya dikembalikan kepada masing-masing program studi (Prodi).
Andria Luhur Praksono
selaku Kepala Program
Studi (Kaprodi) Ilmu Hukum menuturkan, bahwa di Prodi Hukum penugasan diwajibkan untuk seluruh mahasiswanya. Tujuan dari adanya penugasan tersebut, katanya sebagai wadah partisipan mahasiswa dalam ke-
giatan Muktamar yang merupakan momentum besar Perserikatan Muhammadiyah. “Mahasiswa perlu berpartisipasi, setidaknya menceritakan, penekanan kami adalah ini bagian dari kita," ujarnya, Selasa (22/11).
Ia juga menyampaikan, bahwa penugasan tersebut nantinya akan menjadi salah satu syarat untuk mahasiswa dapat mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS), dengan pertimbangan seluruh mahasiswa mampu mengerjakannya. Andria juga berpesan agar mahasiswa, khususnya mahasiswa Prodi Ilmu Hukum dapat berkontribusi melalui penugasan yang sudah diberikan. “Kita (civitas academica –red) ikut menyambut, kontribusi sekecil apa pun akan bermanfaat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Andria mengaku
bahwa terkait prosedur pengerjaan tugas sudah disampaikan kepada mahasiswa sebelum kegiatan Muktamar diadakan. Di mana, katanya mahasiswa cukup membuat satu konten tulisan mengenai Muktamar yang berisi 1500 kata dengan tenggang waktu pengerjaan selama dua minggu. “Untuk tempat pengumpulannya di Learning Management System (LMS) yang sudah disiapkan pihak prodi,” kataAndria.
Berbeda dengan kebijakan yang berlaku di Fakultas Hukum, Kepala Prodi (Kaprodi) Ilmu Komunikasi, Sidiq Setyawan mengatakan bahwa tidak ada penugasan secara khusus untuk mahasiswa Ilmu Komunikasi. Akan tetapi, lanjut Sidiq, terdapat program kolaborasi bersama dosen praktikum untuk melakukan prak-
tik reportase penyiaran, fotografi terapan, public speaking, dan lain sebagainya. “Seiring berjalannya praktikum kita berdiskusi untuk membuat luaran mata kuliah praktikum yang dapat diaplikasikan pada muktamar,” ungkapnya, Minggu (20/11).
Ia menyampaikan, bahwa tujuan adanya penugasan tersebut selain untuk memeriahkan Muktamar juga sebagai pemanfaatan momen Muktamar sebagai wadah pengaplikasian tugas perkuliahan. Sidiq cukup senang melihat komitmen dan semangat yang ada dalam diri mahasiswanya. “Pesan saya semua harus dijalani, saat ini yang bisa dilakukan prodi ya memfasilitasi itu,” tutup Sidiq. [Alifa/CNP]
7 WARTA KAMPUS Kamis, 24 November 2022
Ilustrasi: Elsa Ro'is/Koran Pabelan
8 Kamis, 24 November 2022