Majalah Pabelan Edisi September 2016

Page 1




DAFTAR ISI

2

| Edisi Agustus 2016


EDITORIAL

Opini Opini

| Edisi Agustus 2016

3


KARTUN

Wah, Solo keren pak, Raih penghargaan peduli cagar budaya

Iya An, Solo terkenal dengan kota budaya cagar budayanya juga banyak

Aku pengen lihat juga Pak Bel...

..

. s.

u

hu

W

Ayok An....

Ini An, Pabrik es Saripetojo. Pabrik es peninggalan Hindia Belanda. Budaya minum es dulu tercipta dari sini..

Sayang sekali, Pabrik hindia belanda yang seharusnya dilestarikan malah jadi bangunan modern seperti ini Loh kenapa jadi gini? Pusat perbelanjaan ini Pak Bel?

4

Gimana kita bisa tau sejarah kalau bukti sejarahnya saja sudah hilang

| Edisi Agustus 2016


PABELAN DOELOE

Majalah Pabelan edisi ke 5/LPM/Th.XXV/2001, rubik Laporan Khusus yang membahas soal keadaan Musuem Radya Pustaka pada 2001.

Sumber: Dokumentasi LPM Pabelan / Manajer Data dan Penelitain LPM Pabelan 2016

Pabelan Doeloe


PABELAN DOELOE

Pada 16 oktober 2000 Museum Radya Pustaka kehilangan salah satu arcanya yaitu Arca Agastya, dan kembali terulang pada awal tahun 2001 tepatnya pada tanggal 20 Januari yaitu hilangnya Arca Nadiswara.

Dipersembahkan oleh:

6

| Edisi Agustus 2016



ARTIKEL PENDUKUNG

Cagar Budaya Kota Solo

Balada Cagar Budaya di Kota Budaya Reporter: Aisyah Arminia

Sore itu sepanjang Jalan Slamet Riyadi di Kota Solo tampak ramai lancar. Di sepanjang trotoar jalan itu menyuguhkan berbagai macam hal menarik, mulai dari kuliner, pernak-pernik khas Kota Solo, sampai tempat nongkrong yang difasilitasi wifi gratis. Baru-baru ini, tepatnya Mei lalu, koran lokal Solo pun membahas salah satu tempat bersejarah yang kebetulan berada di jalan itu. Sebuah museum yang disebut-sebut sebagai museum tertua di Indonesia. Pabelan pun menyempatkan diri untuk mampir ke museum itu.


ARTIKEL PENDUKUNG

Kawasan kompleks Sriwedari yang terdapat benda cagar budaya. Foto: Hammam Nur Bagaskara/Majalah Pabelan.


ARTIKEL PENDUKUNG

10

| Edisi Agustus 2016


ARTIKEL PENDUKUNG

Kota Solo malah mendapatkan penghargaan sebagai pe-merintah daerah terbaik dalam pelestarian cagar budaya tahun 2015 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

| Edisi Agustus 2016

11


FOKUS UTAMA

Grafis/Layout: Tim Majalah Pabelan


FOKUS UTAMA

Foto: Widy Setyawan/Majalah Pabelan.


FOKUS UTAMA

Hal serupa terjadi di tempat yang dijuluki “Negeri Atas Awan�, Dieng. Karena pendapatan dari Dieng begitu menggiurkan, maka Dieng pun menjadi barang rebutan dua kabupa-ten, yaitu antara Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo. Sementara keduanya saling berebut, BCB di Dieng pun terbengkalai.

Referensi : Jaringan Pelestarian Pusaka )ndonesia, . Draft Piagam Pelestarian Pusaka )ndonesia Little, Barbara J. . Archaeology as a shared vision, dalam Barbara J. Little ed Public benefits of Archaeology. Gainnerville. University Press of Florida. (lm. Lowenthal, D. . Conclusion : dilemmas of preservation, dalam D. Lowental dan M. Binney eds , Our past before us, why do we save it ?, London, Tample Smith. (lm. Mayer-Oakes, Willian J.

14

. Science, service, and

stewardship : a basis for the ideal Archaeology of the future, dalam (enry F. Cleree ed . Tanudirjo, D.A. . Theorecal trend in indonesia Archaeology, dalam P.Ucko ed , Theory in Archaeology, a world perspective. London: Routledge, (lm Tanudirjo, D.A. . Arkeologi pasca-modernisme untuk direnungkan. Makalah disampaikan dalam pertemuan )lmiah Arkelogi V)) di Cipanas, Tanudirjo, D.A. . CRM sebagai manajemen konflik. Artefak no. Februari Tanudirjo, D.A. . Reposisi arkeologi dalam era

global. Buletin cagar budaya, vol. no, , Juli suplemen . (lm. Tanudirjo, D.A. . Wisata Arkeologi antara )lmu dan (iburan, dalam M.). Mahfud ed , Memediasi masa lalu, spektrum arkeologi dan pariwisata, Makassar :Balai Arkeologi Makassar dan Lephas. (lm. Tanudirjo, D.A. . Gagasan untuk Nominasi Benda Cagar Budaya di )ndonesia. Makalah disusun dalam rangka Lokakarya Penyusunan Piagam Pelestarian Pusaka untuk )ndonesia di Lakiurang, September- Oktober .

| Edisi Agustus 2016


FOKUS UTAMA

Cagar Benda Budaya CagardiBudaya Indonesia

Solo Rindu Cagar Budaya

Cagar budaya di kota Solo, beteng Vastenburg. Foto: Widy Setyawan/Majalah Pabelan.


FOKUS UTAMA

Mereka beranggapan bahwa pemberian status world heritage justru akan mempersulit mereka di masa mendatang. Kesulitan yang dimaksud lebih kepada ketakutan untuk tidak mempunyai akses lagi terhadap pengelolaan pura mereka sendiri,

16

| Edisi Agustus 2016


FOKUS UTAMA

Cagar budaya di kota Solo, gedung Bank Indonesia lawas. Foto: Widy Setyawan/Majalah Pabelan.

*Daftar refrensi dapat dilihat di halaman 14

| Edisi Agustus 2016

17


18

| Edisi Agustus 2016


| Edisi Agustus 2016

19


FOKUS UTAMA

Pada halaman depan Museum terdapat patung seorang punjangga Keraton Surakarta, Ronggowarsito (1802-1874), yang diresmikan langsung oleh Presiden Soekarno pada 11 November 1953. Foto Hammam Nur Bagaskara / Majalah Pabelan

20

| Edisi Agustus 2016


FOKUS UTAMA

Museum Radya Pustaka

Museum dari Tujuh Masa Pengelola

Data dari Musuem Radya Pustaka, koleksi patung Budha perunggu yang berada satu ruang Museum Radya Pustaka. Koleksi dari patung Budha perunggu, alat ibadah agama Budha, dan gamelan pencon tersimpan 249 buah. Foto Verlandy Donny / Majalah Pabelan.

Reporter: Verlandy Donny Fermansah & Mydia Inggit Prahastiwi

“Radya Pustaka bagaikan surga yang tidak diperhatikan, surga dimana tempat ilmu pengetahuan, budaya Jawa, Indonesia kuno, pariwisata, tapi pemerintah kota abai disana,�

| Edisi Agustus 2016

21


FOKUS UTAMA

Info Grafis

Pembentukan UPTD masih perlu dikaji terlebih dahulu yang lebih mendalam dan jelas terkait status kepemilikan dari bendabenda cagar budaya yang ada di Radya Pustaka,

RTH Djojodiningrat (hingga 1905)

1

RTH Djojodiningrat sebagai perintis museum. Namanya diabadikan sebagai nama salah satu bangunan (dulu menjadi ruang baca) di Museum Radyapustaka yaitu gedung Walidyasana, yang diambil dari nama kecilnya, yakni Walidi. Ia memimpin Radya Pustaka hingga tahun 1905

RTH Djojonagoro (1905-1914)

2

RTH Djojonagoro memimpin sejak tahun 1905 hingga 1914. Pasa masanya inilah Radya Pustaka pindah dari Kepatihan ke lokasi baru di Loji Kadipolo Sriwedari 1 Januari 1913.

RT Wurjoningrat (1914-1926)

3

Pada masa kepemimpinan RT Wurjoningrat, museum membuka berbagai kursus seni budaya dan lembaga ilmu pengetahuan. Pembelajaran ejaan aksara Jawa yang dipelajari di museum kini menjadi pedoman penulisan huruf Jawa, dikenal sebagai Ejaan Sriwedari.

GPH Hadiwidjojo (1930-1975)

4

Pada masa GPH Hadiwidjojo mengembangkan kursus-kursus seni budaya, ceramah kebudayaan. Selain menjadi pengelola museum, ia juga berperan sebagai kurator, banyak koleksi museum merupakan hasil kurasinya.

5

Mepemimpinan KRT Hardjonagoro ditandai dengan renovasi bangunan museum. Radya Pustaka masa ini memulai partisipasi pameran internasional. Pembuatan mikrofilm untuk sejumlah naskah kuno bekerjasama dengan Nancy K. Florida. Pada masa ini museum melewati peringatan satu abad usia musuem.

6

KRT Darmodipuro menjadi Ketua Pelaksana Harian Museum sejak tahun 1990 menggantikan KRT Hardjonagoro yang mengundurkan diri. Di masa kepemimpinannya, Museum Radyapustaka membuka jasa konsultasi pawukon (astrologi Jawa). Namun kepemimpinanya memiliki catatan mencuatnya perkara pencurian dan pemalsuan koleksi museum pada tahun 2007.

7

Pada masa ini pengelola dari pendiri yayasan Paheman Radya Pustaka terputus. Melalui surat keputusan Pemkot komite khusus dibentuk untuk mengelola museum. Pada 2016 komite diwacanakan berganti UPTD. Kini Komite Radya Pustaka memiliki program digitalisasi naskah kuno untuk menghadapi era digita.

KRT Hardjonagoro (1975-1990) KRT Darmodipuro (1990-2008)

Komite Radya Pustaka (2008-sekarang)

Sumber Data: Museumradyapustaka.com | Foto Tokoh: museumradyapustaka.com | Grfais: Verlandy Donny / Majalah Pabelan

22

| Edisi Agustus 2016


FOKUS UTAMA

Data dari Museum Radya Pustaka, museum milik pribumi tertua di Indonesia ini menyimpan sekitar 10.000 jenis koleksi museum, termasuk 173 arca batu dan perunggu. Foto Verlandy Donny / Majalah Pabelan

| Edisi Agustus 2016

23


FOKUS UTAMA

24

| Edisi Agustus 2016


FOKUS UTAMA

Pabrik Es Saripetojo

Reporter: Dwi Astuti & Wisnu Dwi Prasetyo

| Edisi Agustus 2016

25


FOKUS UTAMA

Grafis / Layout: Tim Grafis Majalah Pabelan

Pabrik Es Saripetojo

Saripetojo Tinggal Nama Reporter: Dwi Astuti dan Wisnu Dwi Prasetyo

Sekarang, orang-orang tak lagi mengenalnya sebagai Pabrik Es Saripetojo. Sejak 27 Mei lalu, setelah diresmikannya Hotel Swiss-Bellin dan Robinson Department Store, bangunan itu tak lagi dikenal sebagai salah satu bangunan yang masuk kriteria cagar budaya. Bangunan itu bernama Swiss-Bellin, sebuah bangunan megah sebelas lantai dilengkapi dengan pusat perbelanjaan bernama Robinson Department Store. Tak ada lagi sisa bangunan pabrik es yang telah ada di zaman Hindia Belanda itu, yang tersisa hanyalah sebuah bangunan tua yang merupakan rumah dinas pabrik es saripetojo yang kini tertutup hingar bingar kemewahan Hotel Swiss-Bellin.

26

| Edisi Agustus 2016


FOKUS UTAMA

Tampak dari depan gedung pabrik Es Saripetojo sebelum dipugar. Sumber foto : Solopos / 2011

Penetapan Benda Cagar Budaya Saripetojo yang hanya menjadikan rumah dinasnya saja sebagai benda yang harus dilestarikan oleh peme-rintah memicu kekecewaan rakyat terutama yang singgah di sekitar pa-brik tersebut. Beberapa protes dila-kukan masyarakat dilakukan warga, namun ibarat sebuah perumpamaan ‘nasi telah menjadi bubur’, pabrik tersebut akhirnya dirubuhkan

| Edisi Agustus 2016

27


FOKUS UTAMA

Gedung pabrik Es Saripetojo sebelum dipugar. Sumber foto : Solopos / 2011

Pada waktu itu kami (Tim Ahli Bangunan Gedung) tidak pernah mau merekomendasikan kawasan tersebut menjadi pusat perbelanjaan.

28

| Edisi Agustus 2016


FOKUS UTAMA

Info Grafis

Jejak Jejak Eks Saripetojo Reporter: Dwi Astuti & Wisnu Dwi Prasetyo

29 | Edisi | Edisi Agustus Agustus 20162016

29



PESONA

Sruti Respati

Masa, Rasa Sinden Jawa Reporter: Depi Endang & Dwi Astuti

Penampilan Sruti Respati saat memeriahkan Festival Keroncong 2016 di Benteng Vastenburg Solo, Minggu (15/5). Foto Hammam Nur Bagaskara / Majalah Pabelan

| Edisi Agustus 2016

31


PESONA

Biodata Sruti Respati Nama : Sruti Respati TTL : Surakarta, 26 September 1980 Pendidikan : Lulusan Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret tahun 2007 Prestasi : Ÿ Ikon Event Pariwisata kota Surakarta ‘SIPA 2010’ Solo International Performing Art Ÿ Duta Indonesia dalam ASEAN-Korean Traditional Music Orchestra dua tahun berturut-turut 2009-2010 di SeoulJeju Island-GwangJu, Sumber: Wawancara | Info Grafis: Verlandy Donny / Majalah Pabelan

32

| Edisi Agustus 2016


PESONA

Dengan pesona yang Sruti Respati miliki, ia dipercaya untuk menjadi ikon event budaya terbesar di kota budaya, Solo International Performing Art (SIPA), pada 2010 dan 2011 Foto Hammam Nur Bagaskara / Majalah Pabelan

타 타

Kepopuleran yang saya dapatkan adalah bentuk dari kepasrahan dan ketulusan saya dalam menjalani profesi yang seringkali dipandang remeh orang-orang,

Musisi vocal Drama Wayang Swargaloka di bawah bimbingan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, Pengisi suara solist TVC Wonderful Indonesia untuk promosi Pariwisata Indonesia, News Anchor berbahasa Jawa TrangSandykala, Kabar Awan dan Kabar Wengi TATV, Surakarta, pengisi acara Bandung World Jazz bersama akordeon band, Kandidat penerima penghargaan JCI TOYP (Junior Chamber International, en Outstanding Young Person) 2012, dan masih banyak lagi.

| Edisi Agustus 2016

33


PESONA

Sruti Respati adalah satu dari sekian seniman yang memperjuangkan eksistensi kesenian daerah dalam menghadapi modernisasi. Foto Hammam Nur Bagaskara / Majalah Pabelan

Sruti, Tradisi, dan Modernisasi Reporter: Depi Endang & Dwi Astuti

“Berubah itu harus, kita harus berdamai dengan masa kini. Janganlah kita kehilangan jati diri, jangan kehilangan esensi. Jadilah orang Jawa yang mempunyai esensi Jawa,�

34

| Edisi Agustus 2016


POTRET

Melawan Zaman

Fotografer: Widy Setyawan

| Edisi Agustus 2016

35


POTRET

36

| Edisi Agustus 2016


POTRET

Foto pilihan “Cagar Budaya Menawan� karya Widy Setyan, fotografer Majalah Pabelan

| Edisi Agustus 2016

37


POTRET

Fotografer: Hammam Nur Bagaskara

38

| Edisi Agustus 2016


SASTRA

| Edisi Agustus 2016

39


WAWANCARA

40

| Edisi Agustus 2016


WAWANCARA Titis Srimuda Pitana saat diwawancarai Pabelan di Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta, 14 Juni 2016. Foto Hammam Nur Bagaskara/ Majalah Pabelan.

Koordinator Tim Ahli Cagar Budaya , Titis Srimuda Pitana :

Solo, Kota Pertama yang Miliki Tim Ahli Reporter: Hammam Nur Bagaskara

| Edisi Agustus 2016

41


PESONA

Tim Ahli Bangunan Gedung tidak pernah mau merekomendasikan kawasan tersebut menjadi pusat perbelanjaan. Jadi kalau kita membaca berita terkait masalah yang ditimbulkan oleh Robinson, seperti melanggar peraturan daerah yang terjadi maka silakan rakyat bersuara, saya dukung.

****** Sebenarnya apa yang mendasari tujuan dibentuknya TACB? Sebelum adanya Tim Ahli Cagar Budaya TACB , sudah ada tim ahli yang disebut Tim Cagar Budaya. (anya saja menurut Undang-Undang yang bisa disebut tim ahli harus memiliki sertifikat sebagai ahli cagar budaya. Kalau dulu yang sudah dibentuk oleh Pemkot Solo tidak bisa dikatakan tim ahli yang sah menurut Undang-Undang. Akhirnya Pemkot Solo mengirim beberapa perwakilannya untuk mengikuti assessment untuk memperoleh sertifikat dari Badan Sertifikat Nasional BSN . Dan akhirnya Kota Solo menjadi salah satu kabupaten kota pertama kali yang memiliki Tim Ahli Cagar Budaya TACB . Seperti di perundangan, TACB mengkaji, dan menilai yang dijadikan pemerintah kota atau kabupaten yang dapat dijadikan acuan atau dasar penetapan benda cagar budaya atau bukan. Apakah dibentuknya TACB merupakan salah satu solusi pemkot atas beberapa persoalan terkait BCB yang terjadi di solo? Ya, bukan solusi tapi langkah tepat yang diambil pemerintah dalam pelestarian BCB.

42

Apakah sama jobdesk-nya dengan tim yang pernah dibentuk pemkot beberapa tahun lalu dan sempat vakum? Memang dulu sudah ada tim ahli yang dibentuk pemkot yang berada di dibawah naungan DTRK, namun menurut Undang-Undang itu bukan tim ahli. Dan itu belum punya kewenangan untuk merekomendasikan untuk menetapkan. Tim yang berhak menetapkan adalah tim ahli yang sudah memiliki sertifikat dari Badan Sertifikat Nasional BSN . Sehingga upaya pemkot Solo sekarang adalah mengkaji ulang SK yang dulu sudah ditetapkan oleh walikota untuk ditetapkan kembali. M e m i l i k i k e w e - n a n g a n ya n g berbeda, kaitan nya denga perundang-undangan. Kalau TACB kewengannya mengkaji objek-objek yang didaftarkan sebagai benda cagar budaya. TACB juga berhak merekomendasikan melalui hasil pengkajian. Seberapa besar wewenang TACB dalam pelestarian BCB, adakah batasan-batasan? Atau sekadar memegang fungsi pengkajian dan pengawasan? Wewenang utama TACB adalah merekomendasikan benda cagar

budaya sedangkan labelisasi itu ada di tangan pemerintah. Jadi wewenang dan batasan seperti apa TACB harus melakukan tugasnya, itu sudah diatur dalam Undang-Undang Langkah awal yang TACB kerjakan setelah pelantikan? Banyak pekerjaan rumah TACB setelah dilantik, mengkaji ulang nilai sejarah, arkeologis, arsitektural, usia, serta ilmu pengetahuan dari bangunan dan kawasan cagar budaya di Kota Bengawan. Kemudian, tim akan melakukan reinventarisasi ulang labelisasi bangunan maupun kawasan cagar budaya. Karena satu objek cagar budaya saja, kita harus melakukan tiga kali sidang dalam penetapannya. Sampai sejauh ini bagaimana perkembangan cagar budaya dengan dibentuknya TACB? Ketika rekomendasi terhadap cagar budaya sudah disahkan pemerintah, dan objek yang diduga cagar budaya tersebut sudah ditetapkan sebagai benda cagar budaya minimal PBB Pajak Bumi dan Bangunan nya dapat keringanan. Contohnya seperti ini, rumah Pak (adi diduga bangunan cagar budaya karena memenuhi keempat aspek | Edisi Agustus 2016


PESONA

yang telah disebutkan dalam UU, ternyata memang setelah dikaji bangunan tersebut merupakan cagar budaya, secara otomatis kan mendapat keringanan PBB. Jadi perkembangannya bertahap, sebagai bentuk penyelamatan BCB, sekarang kita lakukan pelabelan BCB. Baru nanti memberikan perawatan. Pembenahan apa yang sudah dilakukan terkait pelestarian BCB Solo? Dengan adanya pengkajian ulang, dan merekomendasikan yang ini lho objek cagar budaya yang masuk dalam kategori BCB, setelah itu kan ditetapkan apakah objek tersebut masuk kategori. Barulah pemkot bisa melakukan tahap selanjutnya yaitu dengan pelestarian atau perawatan objek oleh pemerintah. Karena itu sudah wewenang pemerintah dalam melestarikan. Terkait pembenahan itu memang TACB terbatas pada rekomendasi, untuk langkah selanjutnya sudah masuk pemerintah kota dalam kewenangan DTRK. Oktober lalu, Solo mendapat penghargaan peduli cagar budaya. Menurut Bapak penghargaan tersebut sudah tepat disematkan bagi Solo, melihat masih banyak pembenahan BCB? Menurut saya layak. Kalau dibandingkan, kenapa bukan di tempattempat lain. Penghargaan-nya itu pada peduli. Pembentukan TACB, itu sudah salah satu langkah peduli. Orang-orang hanya terpaku pada stigma mereka, ketika mereka bilang penghargaan itu tidak patut diberikan pada Kota Solo. Layak, ketika Solo menerima penghargaan itu. Banyaknya tantangan di Solo dan kita mampu terus berusaha dan mampu menyelamatkan. )tulah nilai positifnya. Kalaupun memang ada pihak yang tidak setuju penghargaan tersebut diberikan pada Kota Solo, berarti mereka belum tahu indikator apa saja yang mendasari Solo meraih penghargaan tersebut. Mengingat kejadian lalu, apakah kasus pabrik es Saripetojo menjadi tamparan keras bagi pemkot atas | Edisi Agustus 2016

hilangnya salah satu BCB Solo? Terkadang orang-orang salah memahami penetapan benda cagar budaya itu sendiri. Memang, Saripetojo itu masuk Benda Cagar Budaya, tapi yang perlu digarisbawahi bahwa hanya itu rumah dinasnya yang sekarang difungsikan sebagai resto, pabriknya belum. Kadangkadang orang tidak memahami bagaimana penetapan objek cagar budaya. Bagi pemerintah terpenting yang dilindungi undang-undang nya yang terselamatkan. Ketika warga protes bahwa pabrik itu masuk kawasan cagar budaya, tapi benar tidak kalau itu sudah memenuhi aspek yang ditetapkan. Apakah bapak merasakan kekecewaan terhadap kasus saripetojo yang tanggal mei lalu telah diresmikan menjadi pusat perbelanjaan dan mall Robinson? Kebetulan saya juga bagian dari TABG Tim Ahli Bangunan Gedung . Pada waktu itu kami Tim Ahli Bangunan Gedung tidak pernah mau merekomendasikan kawasan tersebut menjadi pusat perbelanjaan. Sehingga pada waktu itu sempat ramai antara walikota dan gubernur. Dan mereka sudah kita minta untuk membuat surat pernyataan bermaterai bahwa tidak akan pernah memasukan retail untuk pasar modern. Kalau sekarang akan masuk Robinson dan Ramayana, ber-arti mereka melanggar. Saya mendu-kung kalau rakyat ingin protes atau demo karena itu sudah menyalahi pernyataan sendiri. Jadi kalau kita membaca berita terkait masalah yang ditimbulkan oleh Robinson, seperti melanggar peraturan daerah yang terjadi maka silakan rakyat bersuara, saya dukung. Bagaimanakah TACB menanggapi persoalan yang hangat terjadi antara pemkot dan ahli waris sriwedari yang menuntut tanah sriwedari menjadi hak ahli waris? Sekarang yang menyengketakan siapa? Ahli waris yang mana? Siapa

yang pernah ngomong dia ahli waris? Kan mereka yang mengaku ahli waris yang menyengketakan, dari pihak pemkot itu tidak ada yang menyengketakan. )tu bebotohbebotoh yang sudah pasang uang muka kalau nanti bisa menang kalau nanti bisa mengelola. Siapa ahli waris sebenarnya? Langkah sigap apakah yang TACB ambil dalam persoalan sriwedari yang tidak kunjung usai? Kita kunci dari regulasi. Kajian kita sudah menetapkan untuk merekomendasikan bahwa Sriwedari merupakan satu kawasan cagar budaya. jadi kalau ahli waris itu menuntut ya silahkan, itu hak. Tapi perlu diingat bahwa Sriwedari itu dilindungi Undang-Undang karena itu merupakan kawasan cagar budaya. Selama beberapa bulan berjalan, adakah kendala dalam pengelolaan BCB ? Pendanaan hehehe. Karena memang selama ini masih diperjuangkan untuk pendanaannya di tingkat pemkot. Tapi ya tidak masalah, insyaallah jalan (arapan apa yang bapak inginkan terhadap pelestarian BCB di Solo? (arapannya sih yang benarbenar sudah teridentifikasi apalagi yang sudah ditetapkan sebagai objek Benda Cagar budaya. benda, bangunan atau situs terselamatkan. (arus terselamatkan.

Nama Titis Srimuda Pitana Tempat tanggal Lahir Malang, 20 Januari 1963 Pendidikan S-1 Teknik Pengairan Universitas Brawijaya, Malang(1986), S-2 Teknik Sipil Kekhususan Sumber Daya Air, University of Leeds, UK(1994), S-3 Kajian Budaya Universitas Brawijaya, Malang (2009)

43


PESONA

Tim Ahli Bangunan Gedung tidak pernah mau merekomendasikan kawasan tersebut menjadi pusat perbelanjaan. Jadi kalau kita membaca berita terkait masalah yang ditimbulkan oleh Robinson, seperti melanggar peraturan daerah yang terjadi maka silakan rakyat bersuara, saya dukung.

****** Sebenarnya apa yang mendasari tujuan dibentuknya TACB? Sebelum adanya Tim Ahli Cagar Budaya TACB , sudah ada tim ahli yang disebut Tim Cagar Budaya. (anya saja menurut Undang-Undang yang bisa disebut tim ahli harus memiliki sertifikat sebagai ahli cagar budaya. Kalau dulu yang sudah dibentuk oleh Pemkot Solo tidak bisa dikatakan tim ahli yang sah menurut Undang-Undang. Akhirnya Pemkot Solo mengirim beberapa perwakilannya untuk mengikuti assessment untuk memperoleh sertifikat dari Badan Sertifikat Nasional BSN . Dan akhirnya Kota Solo menjadi salah satu kabupaten kota pertama kali yang memiliki Tim Ahli Cagar Budaya TACB . Seperti di perundangan, TACB mengkaji, dan menilai yang dijadikan pemerintah kota atau kabupaten yang dapat dijadikan acuan atau dasar penetapan benda cagar budaya atau bukan. Apakah dibentuknya TACB merupakan salah satu solusi pemkot atas beberapa persoalan terkait BCB yang terjadi di solo? Ya, bukan solusi tapi langkah tepat yang diambil pemerintah dalam pelestarian BCB.

42

Apakah sama jobdesk-nya dengan tim yang pernah dibentuk pemkot beberapa tahun lalu dan sempat vakum? Memang dulu sudah ada tim ahli yang dibentuk pemkot yang berada di dibawah naungan DTRK, namun menurut Undang-Undang itu bukan tim ahli. Dan itu belum punya kewenangan untuk merekomendasikan untuk menetapkan. Tim yang berhak menetapkan adalah tim ahli yang sudah memiliki sertifikat dari Badan Sertifikat Nasional BSN . Sehingga upaya pemkot Solo sekarang adalah mengkaji ulang SK yang dulu sudah ditetapkan oleh walikota untuk ditetapkan kembali. M e m i l i k i k e w e - n a n g a n ya n g berbeda, kaitan nya denga perundang-undangan. Kalau TACB kewengannya mengkaji objek-objek yang didaftarkan sebagai benda cagar budaya. TACB juga berhak merekomendasikan melalui hasil pengkajian. Seberapa besar wewenang TACB dalam pelestarian BCB, adakah batasan-batasan? Atau sekadar memegang fungsi pengkajian dan pengawasan? Wewenang utama TACB adalah merekomendasikan benda cagar

budaya sedangkan labelisasi itu ada di tangan pemerintah. Jadi wewe-nang dan batasan seperti apa TACB harus melakukan tugasnya, itu su-dah diatur dalam UndangUndang Langkah awal yang TACB kerjakan setelah pelantikan? Banyak pekerjaan rumah TACB setelah dilantik, mengkaji ulang nilai sejarah, arkeologis, arsitektural, usia, serta ilmu pengetahuan dari bangunan dan kawasan cagar budaya di Kota Bengawan. Kemudian, tim akan melakukan reinventarisasi ulang labelisasi bangunan maupun kawasan cagar budaya. Karena satu objek cagar budaya saja, kita harus melakukan tiga kali sidang dalam penetapannya. Sampai sejauh ini bagaimana perkembangan cagar budaya dengan dibentuknya TACB? Ketika rekomendasi terhadap cagar budaya sudah disahkan pemerintah, dan objek yang diduga cagar budaya tersebut sudah ditetapkan sebagai benda cagar budaya minimal PBB Pajak Bumi dan Bangunan nya dapat keringanan. Contohnya seperti ini, rumah Pak (adi diduga bangunan cagar budaya | Edisi Agustus 2016


PESONA

yang telah disebutkan dalam UU, ternyata memang setelah dikaji bangunan tersebut merupakan cagar budaya, secara otomatis kan mendapat keringanan PBB. Jadi perkembangannya bertahap, sebagai bentuk penyelamatan BCB, sekarang kita lakukan pelabelan BCB. Baru nanti memberikan perawatan. Pembenahan apa yang sudah dilakukan terkait pelestarian BCB Solo? Dengan adanya pengkajian ulang, dan merekomendasikan yang ini lho objek cagar budaya yang masuk dalam kategori BCB, setelah itu kan ditetapkan apakah objek tersebut masuk kategori. Barulah pemkot bisa melakukan tahap selanjutnya yaitu dengan pelestarian atau perawatan objek oleh pemerintah. Karena itu sudah wewenang pemerintah dalam melestarikan. Terkait pembenahan itu memang TACB terbatas pada rekomendasi, untuk langkah selanjutnya sudah masuk pemerintah kota dalam kewenangan DTRK. Oktober lalu, Solo mendapat penghargaan peduli cagar budaya. Menurut Bapak penghargaan tersebut sudah tepat disematkan bagi Solo, melihat masih banyak pembenahan BCB? Menurut saya layak. Kalau dibandingkan, kenapa bukan di tempattempat lain. Penghargaan-nya itu pada peduli. Pembentukan TACB, itu sudah salah satu langkah peduli. Orang-orang hanya terpaku pada stigma mereka, ketika mereka bilang penghargaan itu tidak patut diberikan pada Kota Solo. Layak, ketika Solo menerima penghargaan itu. Banyaknya tantangan di Solo dan kita mampu terus berusaha dan mampu menyelamatkan. )tulah nilai positifnya. Kalaupun memang ada pihak yang tidak setuju penghargaan tersebut diberikan pada Kota Solo, berarti mereka belum tahu indikator apa saja yang mendasari Solo meraih penghargaan tersebut. Mengingat kejadian lalu, apakah kasus pabrik es Saripetojo menjadi tamparan keras bagi pemkot atas | Edisi Agustus 2016

hilangnya salah satu BCB Solo? Terkadang orang-orang salah memahami penetapan benda cagar budaya itu sendiri. Memang, Saripetojo itu masuk Benda Cagar Budaya, tapi yang perlu digarisbawahi bahwa hanya itu rumah dinasnya yang sekarang difungsikan sebagai resto, pabriknya belum. Kadangkadang orang tidak memahami bagaimana penetapan objek cagar budaya. Bagi pemerintah terpenting yang dilindungi undang-undang nya yang terselamatkan. Ketika warga protes bahwa pabrik itu masuk kawasan cagar budaya, tapi benar tidak kalau itu sudah memenuhi aspek yang ditetapkan. Apakah bapak merasakan kekecewaan terhadap kasus saripetojo yang tanggal mei lalu telah diresmikan menjadi pusat perbelanjaan dan mall Robinson? Kebetulan saya juga bagian dari TABG Tim Ahli Bangunan Gedung . Pada waktu itu kami Tim Ahli Bangunan Gedung tidak pernah mau merekomendasikan kawasan tersebut menjadi pusat perbelanjaan. Sehingga pada waktu itu sempat ramai antara walikota dan gubernur. Dan mereka sudah kita minta untuk membuat surat pernyataan bermaterai bahwa tidak akan pernah memasukan retail untuk pasar modern. Kalau sekarang akan masuk Robinson dan Ramayana, ber-arti mereka melanggar. Saya mendu-kung kalau rakyat ingin protes atau demo karena itu sudah menyalahi pernyataan sendiri. Jadi kalau kita membaca berita terkait masalah yang ditimbulkan oleh Robinson, seperti melanggar peraturan daerah yang terjadi maka silakan rakyat bersuara, saya dukung. Bagaimanakah TACB menanggapi persoalan yang hangat terjadi antara pemkot dan ahli waris sriwedari yang menuntut tanah sriwedari menjadi hak ahli waris? Sekarang yang menyengketakan siapa? Ahli waris yang mana? Siapa

yang pernah ngomong dia ahli waris? Kan mereka yang mengaku ahli waris yang menyengketakan, dari pihak pemkot itu tidak ada yang menyengketakan. )tu bebotohbebotoh yang sudah pasang uang muka kalau nanti bisa menang kalau nanti bisa mengelola. Siapa ahli waris sebenarnya? Langkah sigap apakah yang TACB ambil dalam persoalan sriwedari yang tidak kunjung usai? Kita kunci dari regulasi. Kajian kita sudah menetapkan untuk merekomendasikan bahwa Sriwedari merupakan satu kawasan cagar budaya. jadi kalau ahli waris itu menuntut ya silahkan, itu hak. Tapi perlu diingat bahwa Sriwedari itu dilindungi Undang-Undang karena itu merupakan kawasan cagar budaya. Selama beberapa bulan berjalan, adakah kendala dalam pengelolaan BCB ? Pendanaan hehehe. Karena memang selama ini masih diperjuangkan untuk pendanaannya di tingkat pemkot. Tapi ya tidak masalah, insyaallah jalan (arapan apa yang bapak inginkan terhadap pelestarian BCB di Solo? (arapannya sih yang benarbenar sudah teridentifikasi apalagi yang sudah ditetapkan sebagai objek Benda Cagar budaya. benda, bangunan atau situs terselamatkan. (arus terselamatkan.

Nama Titis Srimuda Pitana Tempat tanggal Lahir Malang, 20 Januari 1963 Pendidikan S-1 Teknik Pengairan Universitas Brawijaya, Malang(1986), S-2 Teknik Sipil Kekhususan Sumber Daya Air, University of Leeds, UK(1994), S-3 Kajian Budaya Universitas Brawijaya, Malang (2009)

43


KOMUNITAS

Komunitas

Menelisik Budaya Solo Bersama Laku Lampah Reporter: Tia Rahayu dan Sella Mauliana

Budaya merupakan identitas sutau daerah yang harus dilestarikan dan dijaga. Jika identitas tersebut hilang, maka tak ada lagi cerita yang akan terus dikenang dalam masyarakat tersebut. Tak kan ada lagi sejarah yang akan lestari di generasi anak cucu kita nanti.

Kegiatan komunitas Laku Lampah umumnya jelajah dan edukasi tempat bersejarah di kota Solo. Sumber Foto: Facebook Laku Lampah/14 Maret 2016

44

| Edisi Agustus 2016


KOMUNITAS

| Edisi Agustus 2016

45


KOMUNITAS

46

| Edisi Agustus 2016


KOMUNITAS

Terkadang miris kalau melihat bangunan-banguan kuno telah diubah atau dihancurkan, padahal bangunan tersebut merupakan identitas bagi kampung tersebut yang harus di lestarikan, yang perlu diketahui masyarakat luas sekarang adalah cerita yang terkubur di kota Surakarta

Komunitas Laku Lampah ingin melebarkan jangkauan jelajah hingga se-Jawa Tengah setelah sejak 2012 konsisten menelisik sejarah dan budaya di kota Solo. Sumber Foto: Facebook JPI / Tag. Laku Lampah

| Edisi Agustus 2016

47


OPINI

Harapan Cagar Budaya Lestari di Tangan Pemerintah Sebuah kehidupan, sistem, tatanan kota tidak akan berlangsung tanpa peran sejarah masa lampau yang menggiringnya kepada hari ini. Barangkali juga nilai-nilai telah tertanam sejak zaman dahulu, yang tidak kita sadari hal-hal tersebut bisa membawa kita kepada kehidupan sekarang ini. Saya adalah salah satu diantara sekian ribu orang yang suka akan hal-hal sejarah, khususnya sejarah kota. Saat ini saya bersama enam rekan saya sedang giat-giatnya mempelajari sejarah Kota Malang dan saya pun mendirikan kegiatan A Day to Walk; mengelilingi kota Malang untuk mengenal sejarah kota juga berwisata urban dengan cara berjalan kaki.

Sindy Ridho Asta Penulis aktif di gerakan cinta benda cagar budaya “A Day to Walk� Malang.

48

| Edisi Agustus 2016


OPINI

Pelestarian cagar budaya sangatlah penting, penting sekali, karena kami yakin dengan adanya kawasan atau benda-benda cagar budaya yang dikelola dengan baik di sebuah kota, hal itu akan menjadi daya tarik sendiri bagi kota tersebut

| Edisi Agustus 2016

49


Dok. Isrimewa

OPINI

50

| Edisi Agustus 2016


RISET

Kawasan Cagar Budaya di Yogyakarta:

Citra, Identitas, dan Branding Ruang Beberapa kawasan cagar budaya (Surat Keputusan Gubernur No.186/2011) di Yogyakarta terus mengalami ancaman serius untuk mengalami perubahan frontal. Terutama di Kawasan Malioboro, Kotagede, Keraton, Pakualaman, dan Kotabaru. Kawasan strategis nasional seperti Prambanan yang merupakan objek vital nasional, juga tak luput dari perkembangan pesat kondisi lingkungannya. Perubahan dan perkembangan akibat dampak perencanaan pembangunan akan memunculkan benturan kepentingankhususnya dalam hal pemanfaatan ruang.

Tata ruang pada kawasan Malioboro, Yogyakarta. Foto Dendy Pratama / Majalah Pabelan

| Edisi Agustus 2016

51


RISET

E

ka (adiyanta dalam penelitiannya merumuskan salah satu permasalahan sejauh mana keberadaan kawasan cagar budaya dapat menjadikan citra, identitas, dan branding ruang yang spesifik bagi Yogyakarta. (al itu dapat menjadi nilai positif yang potensial bagi arah pembangunan suatu daerah yang mengedepankan nilai-nilai budaya. Terlebih bagi Yogyakarta yang berdasarkan UU R) No. Tahun merupakan daerah istimewa, yang mempunyai lima kewenangan. Dua diantaranya kewenangan khusus di bidang kebudayaan dan tata ruang. Oleh karena itu, modal cultural, identitas, dan karakter suatu wilayah dapat menjadi support yang signifikan bagi arah pembangunan yang dapat menyejahterakan masyarakat luas.

Citra Ruang Berbagai kawasan di Yogyakarta menjadi bagian penting karena nilai ruang kota. Nilai-nilai itu dapat memberikan citra atau gambaran Yogyakarta mempunyai karakteristik yang dibangun atas dasar pengalaman dari peristiwa kesejarahan, cultural, dan dimensi simbolis maupun filosofis. Lima elemen menentukan citra: Ÿ Jejalur untuk ruang sirkulasi dalam melakukan aksesibilitas jalan. Ÿ Tepian atau batas yang dipersepsikan sebagai pembatas ataupun pemutus ruang linear. Ÿ Distrik yaitu bagian dari suatu kota dengan identitas interior/eksterior khas yang memiliki tempat relatif luas. Ÿ Simpul yaitu persimpangan jalan yang strategis dimana aktivitas dapat bertemu dan dapat diubah ke arah titik fokus aktivitas lainnya. Ÿ Tengeran yaitu elemen menonjol dari suatu kota yang mempunyai keunikan tertentu.

52

dasar pengalaman dari peristiwa kesejarahan, nilai-nilai cultural baik dalam dimensi simbolis maupun filosofis. Suatu contoh jejalur sumbu filosofis antara Tugu-Keraton-Panggung Krapyak merupakan citra Kota Yogyakarta yang unik. Ada lima elemen yang menentukan citra. Pertama, jejalur yang digunakan untuk ruang sirkulasi dalam melakukan dinamika berupa fasilitas untuk aksesibilitas jalan. Kedua, tepian atau batas yang dipersepsikan sebagai pembatas ataupun pemutus ruang linear misalnya dinding, gedung, topografi, dan bentang alam ataupun garis sempadan pantai. Ketiga, distrik yaitu bagian yang relatif luas dari suatu kota. Ditandai dengan identitas atau karakter khas tertentu baik interior atau eksterior.

Semangat menjaga eksistensi identitas ruang harus menjadi wawasan segenap pengelola perencanaan kawasan di perkotaan yang mempunyai potensi kawasan cagar budaya.

Citra Ruang Keberadaan kawasan cagar budaya mempunyai arti penting bagi Daerah )stimewa Yogyakarta D)Y umumnya dan Kota Yogyakarta khususnya. Berbagai kawasan di kota itu menjadi bagian penting dan nilai atau signifikansi ruang kota maupun wilayah tertentu. Nilai-nilai itu dapat diketahui dan dipahami dengan melihat corak yang dapat memberikan citra atau gambaran yang mempunyai karakteristik tertentu. Asosiasi tentang objek yang dibangun antara satu tempat atau kota dengan lainnya akan menghasilkan ekspresi yang berbeda. Akar historis dan cultural yang lahir dari pengalaman kesejarahan D)Y sebagai kota budaya memiliki citra yang berbeda dengan kota metropolitan bahkan megapolitan. Mengingat D)Y memiliki ruang khas yang dibangun atas

Keempat, simpul yaitu persimpangan jalan atau titik fokus yang strategis di lokasi tertentu. Semua aktivitas dapat bertemu dan dapat diubah ke arah titik fokus aktivitas lainnya. Terakhir, tengeran yaitu elemen penting atau menonjol dari suatu kota yang mempunyai keunikan tertentu. Karakteristik ruang spasial di D)Y pada dasarnya mempunyai keberagaman jenis dan dimensi temporal yang berbeda. Dalam hal ini karakteristik ruang spasial berkoherensi dengan warisan budaya periode pra sejarah yang dominan di wilayah Kabupaten Gunungkidul; budaya masa klasik (indu dan Budha yang dominan di wilayah Kabupaten Sleman; budaya masa )slam yang dikonfigurasikan dengan eksistensi Kerajaan Mataram di Kotagede, Plered, Keraton Ngayogyakarta (adiningrat, Puro Pakualam. | Edisi Agustus 2016


RISET

Eksistensi ruang dengan berbagai momentum historis, artefak, dan kondisi lingkungan yang dihadirkan mampu membangun memori tentang nilai-nilai tertentu, pengalaman proses kehidupan, corak fisik, dan berbagai momentum kesejarahan yang penting

Identitas Ruang )dentitas ruang yang autentik dapat menjadi dasar banding. Dengan itu kota tetap mempunyai corak khas, jiwa, makna, keragaman, dan kedalaman budaya. Proses ini mampu membangun memori tentang nilai-nilai tertentu, pengalaman proses berkehidupan, corak fisik, dan momentum kesejarahan penting. )dentitas ruang di Yogyakarta: Ÿ Kotagede dan Keraton Yogyakarta dengan identitas ruang: corak ruang spasial dominan arsitektur rumah tradisional jawa. Ÿ Pura Pakualaman dengan identitas ruang: corak dominan ruang spasial arsitektur tradisional Jawa. Ÿ Tugu-Malioboro dengan identitas ruang: corak ruang spasial yang beragam yaitu arsitektur indis-pecinan-jawa. Ÿ Kotabaru dengan identitas ruang: dengan corak ruang spasial dominan arsitektur indis. Ÿ Imagiri dengan identitas ruang: corak ruang spasial dominan arsitektur tradisional Jawa.tertentu.

| Edisi Agustus 2016

Akan tetapi sampai tahun , ada enam kawasan di D)Y yang ditetapkan berdasarkan SK Gubernur Kotagede, Keraton, Malioboro, Pakualaman, Kotabaru, dan )magiri . Kondisi masing-masing ruang di kawasan cagar budaya tersebut saat ini sudah mengalami berbagai perubahan, baik pergeseran fungsi maupun pemaknaannya. Pada dasarnya kawasan itu masih memersepsikan citra yang bermakna dari ruang tertentu. Dalam hal ini, identitas terefleksikan di dalam citra ruang dan berbagai tinggalan yang ada. Aspek pelestarian dinamis menjadi urgensi yang substantif untuk me-ngawal identitas ruang agar tetap eksis dan dapat melewati ruang dan waktu. Identitas Ruang )dentitas ruang yang autentik dapat menjadi dasar untuk menentukan bahwa antara ruang satu dengan lainnya mempunyai perbedaan corak. (al itu menjadi dasar untuk menentukan proses branding. Semangat menjaga eksistensi identitas ruang harus menjadi wawasan segenap pengelola perencanaan kawasan di perkotaan yang mempunyai potensi kawasan cagar budaya. Kondisi itu akan menjadikan kota tetap mempunyai corak khas, jiwa, makna, keragaman, dan kedalaman periode waktu tinggalan budayanya. )dentitas ruang di kawasan cagar budaya harus jelas dan diperkuat, sehingga dapat mencitrakan ruang yang bermakna. Kotagede dan Keraton Yogyakarta mempunyai identitas sebagai kawasan dengan corak ruang spasial dominan arsitektur rumah tradisional jawa. Kawasan Pura Pakualaman mempunyai identitas sebagai kawasan dengan corak dominan ruang spasial arsitektur tradisional Jawa.

Kawasan Tugu-Malioboro mempunyai identitas sebagai kawasan dengan corak ruang spasial yang beragam yaitu arsitektur indis-pecinan-jawa. Kawasan Kotabaru mempunyai identitas sebagai kawasan denga corak ruang spasial dominan arsitektur indis. Kawasan )magiri mempunyai identitas sebagai kawasan dengan corak ruang spasial dominan arsitektur tradisional Jawa. Eksistensi ruang dengan berbagai momentum historis, artefak, dan kondisi lingkungan yang dihadirkan mampu membangun memori tentang nilai-nilai tertentu, pengalaman proses kehidupan, corak fisik, dan berbagai momentum kesejarahan yang penting. Pemaknaan ruang terkait dengan upaya membangun kebersamaan, interaksi, dan berbagai momen yang menjadi bagian memori antar warga. Branding Ruang Ruang kota atau kawasan tertentu yang mempunyai citra tidak hanya sebatas sebagai hasil dari proses dan produk yang sekedar untuk diambil fungsi objeknya saja. Suatu contoh kawasan di sumbu filosofis Yogyakarta Gedong Panggung Krapyak-Keraton-Tugu tidak hanya sekedar terdiri dari jejalur, simpul, batas, distrik, dan tengeran yang berfungsi untuk mewadahi aktivitas orang-orang yang berada di kawasan itu pada zamannya dan saat sekarang saja. Akan tetapi, di kawasan itu juga mempunyai beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, simbol-simbol budaya yang mempunyai makna dan nilai tertentu yang harus dikomunikasikan atau disosialisasikan kepada masyarakat. (al itu merupakan upaya untuk membangun proses internalisasi atau pemahaman untuk

53


RISET

Eksistensi ruang dengan berbagai momentum historis, artefak, dan kondisi lingkungan yang dihadirkan mampu membangun memori tentang nilai-nilai tertentu, pengalaman proses kehidupan, corak fisik, dan berbagai momentum kesejarahan yang penting memengaruhi pandangan, sikap, dan pola perilaku yang ada. Langkah dan upaya itu merupakan realisasi proses mereproduksi pemahaman nilainilai budaya yang ada pada masyarakat. Kedua, keunikan dan karakteristik ruang yang merupakan identitas sebuah kota tentu tidak dapat begitu saja ditiru oleh orang, daerah, atau pihak-pihak lain. Pada dasarnya aspek fisik bisa ditiru oleh daerah lain, siapapun dan dimanapun. Corak fisik pada prinsipnya menjadi trend yang mudah ditiru tetapi cepat ketinggalan zaman. Citra dan identitas ruang tidak mudah diduplikasi. Misalnya ruang di sumbu filosofis, keberadaannya mempunyai corak, keunikan, dan nilai-nilai filosofis yang menjadi penanda, simbol, bahkan jiwa kota. Kondisi itu tidak terikat atau terbatas oleh waktu, sehing-ga sifatnya melampaui waktu dan selalu aktual. Artinya, tengeran ruang yang ada di jejalur, pemaknaan simbolsimbolnya dapat diaktuali-sasikan untuk pewarisan nilai antar generasi sepanjang zaman. Mengi-ngat bahwa konfigurasi ruang di sumbu filosofis inheren dengan sejarah Keraton Yogyakarta masa pemerintahan Sri Sultan (amengku Buwana ) sampai sekarang dan mengukuhkan eksistensi nilai-nilai dalam tata rakit keraton sebagai warisan adiluhung dinasti (amengku Buwana. Unsur utama keberadaan ruang itu sebagai embrio terbentuknya tata ruang Kota Yogyakarta. Terintegrasinya branding ruang dengan aspek identitas dan citra ruang dapat menopang eksistensi kawasan. Nilai pentingnya antara lain menjadi magnet yang menarik untuk dikunjungi, terutama berbagai aspek terkait dengan monumenmonumen peradaban masa lalu,

54

serta beberapa event tradisional, fasilitas penunjang seni, dan permuseuman. Membangun dan menambah pengalaman bagi masyarakat yang mengapresiasikannya dan menjadi nilai tambah bagi pembangunan daerah yang dapat menyejahterakan masyarakat. *** Pada prinsipnya, berbagai peraturan yang ada harus secara integrasi diterapkan, ditegakkan, dan terus dilakukan review serta penyesuaian untuk dapat menghadapi tantangan pemanfaatan ruang yang semakin kompleks. Permasalahan itu terkait beberapa hal yang memerlukan perhatian. Kawasan cagar budaya masih mempunyai kerancuan dalam penentuan batas-batas deliniasi, terutama dalam penentuan zonasi inti dan penyangga masih belum dilakukan dengan cermat. )mplementasi kebijakan publik dalam perizinan pemanfaatan ruang, teru-tama di wilayah perbatasan antara kota sampai kabupaten pun belum terintegrasi dengan baik. Selain itu perlunya pengukuhan legalitas formal dengan menetapkan kawasan-kawasan cagar budaya serta berbagai potensi budaya yang ada di dalamnya. (al itu dilakukan sepanjang masih ada beberapa kawasan yang mempunyai karakteristik dan identitas tertentu, tetapi belum mendapatkan ketetapan hukum. Sehingga perlu adanya tindak lanjut pengaturan ruang dengan berbagai ketentuan dan pedoman upaya perlindungan, adaptasi dan pemanfaatan yang implementif, sehingga ruang kawasan cagar budaya dapat tetap lestari, visible, dan dinamis.

Branding Ruang Ruang kota atau kawasan tertentu yang mempunyai citra tidak hanya sebatas sebagai hasil dari proses dan produk yang sekedar untuk diambil fungsi objeknya saja. Beberapa hal terkait banding ruang yaitu sebagai berikut: Ÿ Simbol budaya yang mempunyai makna dan nilai tertentu yang harus dikomunikasikan kepada masyarakat. Tengeran ruang yang ada di jejalur, pemaknaan simbolsimbolnya dapat diaktualisasikan untuk pewarisan nilai antar generasi sepanjang zaman. Ÿ Keunikan dan karakteristik ruang yang merupakan identitas sebuah kota Tujuan Branding Ruang: Ÿ Terintegrasinya branding ruang dengan aspek identitas dan citra ruang dapat menopang eksistensi kawasan. Ÿ Sebagai magnet yang menarik pariwisata Ÿ Membangun dan menambah pengalaman bagi masyarakat Ÿ Apresiasi dan menjadi nilai tambah bagi pembangunan daerah yang dapat menyejahterakan masyarakat.

| Edisi Agustus 2016


INVESTIGASI

Investigasi

Bisnis Remang-Remang di Tanah Cagar Budaya Reporter: Muhammad Taufik dan Pradhita Wisnu D. R.

| Edisi Agustus 2016

55


INVESTIGASI

Investigasi

Bisnis Remang-Remang di Tanah Cagar Budaya Reporter: Muhammad Taufik dan Pradhita Wisnu D. R.

Malam di kompleks Sriwedari kala itu kian larut kian pekat. Detak-detak kehidupan masih bergeliat. Beberapa penjual batu akik dan angkringan tampak masih berniaga di selatan kompleks. Di Barat daya tempat para penjual batu akik berkumpul, berdiri sebuah bangunan yang mencolok. Bangunan kecil yang bergambar siluet lekuk tubuh wanita di bagian depan. Bercat merah dengan lampu nan temaram, diiringi setelan musik di dalam tempat yang bertuliskan “Kedai Mbak SAR� di bagian depannya.

56

| Edisi Agustus 2016


INVESTIGASI

Kawasan kompleks Sriwedari yang terdapat benda cagar budaya. Foto: Hammam Nur Bagaskara/Majalah Pabelan.

Dalam konteks perihal ijin usaha di cagar budaya. Karaokekaraoke ini menurut Nasrulloh tidak dapat ditarik retribusi karena lahan Sriwedari sedang dalam status quo. Di sisi lain karena tidak membayar maka mereka tidak memiliki izin dan mengambang.

| Edisi Agustus 2016

57


INVESTIGASI

Pemerintah juga berpikir ini adalah investasi real meski skalanya kecil, kalau ingin tegas ya tinggal diciduk beres. Tapi kan mempertimbangkan penghasilan mereka. Pemerintah juga berpikir kalau mereka digusur mau dikemanakan? Kalau pedagang kaki lima kan sudah ada setter relokasinya,�

58

| Edisi Agustus 2016


INVESTIGASI

| Edisi Agustus 2016

59



RESENSI BUKU

Sebuah Cerita di Balik Sebuah Nama Oleh : Ratih Kartika

S

etiap kota memiliki sejarah yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan, mulai dari asal-usul nama, hingga terbentuknya sebuah daerah. Adalah sebuah toponimi, yang menyajikan sebuah cerita asal-usul nama tempat, arti, penggunaan, dan tipologinya serta sejarahnya. Seperti halnya Kota Solo, kota yang kaya akan khazanah tempatnya ini memiliki toponimi, sejarah yang beberapa bagiannya dinamakan dengan nama kampung, simbol, bangunan ataupun kelurahannya.

| Edisi Agustus 2016

61


RESENSI BUKU

Nama dan kisah kampung itu barangkali sudah dilupakan oleh generasi. Bila generasi ke depan tak mendapati cerita tentang riwayat kampung halamannya sendiri, kepada siapa mereka bertanya?

62

| Edisi Agustus 2016


RESENSI FILM

Loyalitas, Pengkhianatan, dan Persembahan Darah Pribumi bagi Bangsanya Sendiri Oleh: Daryanti

Judul Film : NOVEMBER Sutradara : Teguh Karya Pemain : Slamet Rahardjo, Maruli Sitompul, Jenny Rachman, )wan Wahab, Sir Johhnai, Rendi Kastari, Bastian (utapea, Coek Wardoyo Penata Skrip : Firmansyah Menit Durasi :

| Edisi Agustus 2016

63


RESENSI FILM

Kisah perjuangan ini juga menggambarkan tentang sikap persatuan dan gotong royong yang sengaja dibingkai secara baik,

64

| Edisi Agustus 2016


SASTRA

| Edisi Agustus 2016

65


SASTRA

Dan percayalah, tak ada yang lebih melelahkan dibandingkan berteman dengan seorang gadis impulsif yang tiap pagi mendobrak jendela kamarmu, menyodorkan ensiklopedia astronomi yang tebalnya tidak manusiawi, lalu menceramahimu tentang fakta planet Venus,

66

| Edisi Agustus 2016


SASTRA

Yang alasannya tak lain adalah karena gadis itu belum cukup puas menga-mati keindahan Pleiades, sebuah klaster di konstelasi Taurus dengan tujuh bintangnya yang sangat terang.

| Edisi Agustus 2016

67


SASTRA

Jadi, jika ada seseorang yang mengatakan bahwa pekerjaanku sebagai peneliti NASA ini adalah alasan mengapa aku tak kunjung menikah, mereka salah besar. Bukankah Entitas Yang Maha Agung menciptakan manusia di dunia ini berpasang-pasangan? Itu sudah jelas.

68

| Edisi Agustus 2016


Wisnu Dwi P. / Majalah Pabelan / ILM

| Edisi Agustus 2016

69




KITA RASA

Tim Majalah

“ Dwi Astuti

70

Kurnia Siti Mahania

Verlandy Donny Fermansah

Daryanti

Depi Endang Sulastri

Wisnu Dwi Prasetyo

Hammam Nur Bagaskara

Ratih Kartika

Ritmika Serenady

Praditha Wisnu Dwi Rahmawan

Hajar Rif’at

Mayaningtyas Esya Utami

Putri Mutmainah

Widy Setyawan

Aisyah Arminia

Tia Rahayu

Syarifudin Aji Pamungkas

Mydia Inggit Prahastiwi

Sella Mauliana

Muhammad Taufik

Nur Hanifah

| Edisi Agustus 2016



Up load foto kamu dengan majalah Pabelan di Instagram dengan tanda tagar #MajalahPabelan #lpmpabelan #persma


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.