K
BULETIN
KONTEMPORER EDISI #11 | APRIL 2017
“TENAGA PENGAJAR” tampak mata Fenomena Dosen Terbang di ISI Yogyakarta 3 | pent ing Satu Dosen untuk 1-5 Mata Kuliah PerSemester 6 | inter upsi Dosenku Teladanku 8 | sikat Antara Mahasiswa, Dosen, dan Kekerasan Verbal 10 | jujur Dosen Terbang 13 | isu Pungutan Blanko KRS? Untuk Apa? 15 | kirimanmu “Catatan Sederhana Tentang Dosen” 16 | ironi 18;21 | gerombolan seni “Sastraroepa: Ketika Mahasiswa Seni Rupa Juga Hobi Nyastra” 19 | event kampus ‘JASMERAH’ Ajang Nostalgia Perupa ISI Yogyakarta 22 | komik 24
K
2
KON T E M P OR E R
GORESAN PENA Salam Redaksi!
Selalu menyenangkan mendapati banyak mahasiswa
Selain tentang dosen, spesial di edisi ini kami
yang peduli pada isu-isu di lingkungan kampus
persembahkan satu rubrik tambahan, yakni “ISU”
Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Apalagi, jika
yang khusus membahas pungutan Kartu Rencana
kepedulian tersebut dituangkan ke dalam bentuk yang
Studi (KRS) yang terjadi di Fakultas Seni Media Rekam
konkret, seperti Buletin Kontemporer #11 ini, misalnya.
(FSMR). Klarifikasi dari pihak terkait diharapkan
Buletin ini—yang sedang anda pegang dan (semoga)
dapan menjawab kebingungan mahasiswa yang harus
baca adalah hasil karya rekan-rekan Pressisi angkatan
membayar untuk mengurus KRS sebesar Rp. 10.000,-.
6, sebagai syarat kelulusan dari status anggota magang. Bagaimanapun, sudah merupakan tugas kami sebagai Kami secara sadar memilih tema “Tenaga Pengajar”
pers di lingkungan kampus ISI Yogyakarta untuk
untuk merespon banyaknya keluhan mahasiswa
menyampaikan informasi kepada setiap insan kampus.
seputar dosen yang jarang masuk kelas, jarang
Harapan kami—yang tidak pernah berhenti berharap—
mengganti waktu kuliah yang tidak terpakai, tidak
agar institusi ini dapat membenahi diri dari waktu ke
obyektif dalam memberikan nilai, hingga melakukan
waktu, sehingga urutan ke-24 fakultas terbaik sedunia
kekerasan verbal terhadap mahasiswa. Keresahan-
tidak hanya milik Fakultas Seni Pertunjukan saja, tapi
keresahan ini kami rangkum dengan cara yang
seluruh fakultas yang ada, bahkan satu institusi. Amin.
jenaka—lebih ke satir sebenarnya—lihat saja ilustrasi dan foto di dalamnya yang cukup menggelitik.
Redaksi.
PUNGGAWA KONTEMPORER E ka A rief S et yawan / TV
P e lindung :
dan
F ilm 2015
K hoiru l A nam / Tatakelola S en i 2014
R yan i Palj e D isi S ilaban / L u kis 2015
D rs A n usapat i MFA
A di A rdi yansyah / G r afis 2012
R e porte r :
P embina : I G ede A rya S ucit ra , S.S n , M.A.
L ayout :
K an toko S at mo N ugroho / S en dr atasik 2015 K arina D ev i S ar aswat i / D e sain P rodu k 2016 Fahmi S irma P elu/ Teat er 2016
P impinan U mum : A r ami K asih / TV 2014
dan
A n in dr a Yu dha U tami / F oto gr afi 2013
L u ’ lu Farhat u l A man i yah / D e sain P rodu k 2016
F ilm 2016
M. Z iauddin R osyad A rroyhan / TV
B e ndahara :
A de Yo ga Fahru r R o chman / K ri ya 2016 R eva Visi B ang sa / D e sain P rodu k 2016
A de Yo ga Fahru r R o chman / K ri ya 2016 N aufal H aidar / TV
S erena G abrielle / DI 2014
dan
F ilm
2016
K ontributor : A lfin R izal / L u kis 2013
K hoiru l A nam / Tatakelola S en i 2014 R eva Visi B ang sa / D e sain P rodu k 2016
S e kretari s : N u rfat imah / F oto gr afi 2013
Yu n i R at na S ari D ew i / D e sain P rodu k 2016 L u ’ lu Farhat u l A man i yah / D e sain P rodu k 2016 I nsan S holeh N ugroho / DKV 2015
P impinan R e daksi : F it riana / F oto gtafi 2014
Yu n i R at na S ari D ew i / D e sain P rodu k 2016
M if tach u l A rifin / TV 2015
R eva Visi B ang sa / D e sain P rodu k 2016 K an toko S at mo N ugroho / S en dr atasik 2015
E ditor : A r ami K asih / TV
UKM P ers M ahasiswa P re s sisi G edu ng S t u den t C en t er I nst it u t S en i I n d on e sia Yo gyakarta Jalan Par angt rit is K m . 6,5 S ewon , B an t u l ,
Fotog rafe r : R e daktur P e laksana :
A lamat :
Yo gyakarta 55188, I n d on e sia K on tak : Web : P re s sisi . isi . ac . id Faceb o ok : LPM P re s sisi E- mail :
dan
F ilm 2014
F it riana / F oto gr afi 2014
I lustrator : K arina D ev i S ar aswat i / D e sain P rodu k 2016 A de Yo ga Fahru r R o chman / K ri ya 2016
lpmpre s sisi @ isi . ac . id
I nstagr am : @ lpmpre s sisi L in e @: @ u px 2529 y
3
B U L E T I N KON T E M P OR E R
TAMPAK MATA
Fenomena Dosen Terbang di ISI Yogyakarta Teks: Kantoko Satmo Nugroho/ Sendratasik 2015 Karina Devi Saraswati/ Desain Produk 2016 Ilustrasi: Khoirul Anam/ Tata Kelola Seni 2014
Menjadi seorang dosen tidaklah hanya bergelar sarjana. Tenaga pengajar di perguruan tinggi harus memiliki grade yang tinggi pula dibandingkan menjadi tenaga pengajar di sekolah menengah. Salah satu di antaranya seorang dosen harus berlatar belakang pendidikan dengan minimal lulusan magister di bidangnya (S2).
Biasanya seorang dosen tidak hanya menjadi seorang
Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta oleh mahasiswa-
pengampu di satu perguruan tinggi saja. Satu dosen
mahasiswanya mengenai dosen terbang yang tak
mampu mengampu di tiga perguruan tinggi sekaligus
berbalas, yang lama kelamaan surut dan tidak ada
bahkan lebih, hanya saja di salah satu perguruan tinggi
gaungnya lagi. Banyak faktor dosen terbang di tengah-
tersebut bisa saja menjadi dosen tetap dan sisanya
tengah kampus ISI Yogyakarta yang menimbulkan
menjadi dosen terbang. Tentang dosen terbang, masih
banyak fenomena yang tentunya berdampak terhadap
banyak mahasiswa yang belum tahu istilah ini, tapi
proses belajar mahasiswa. Dampak tersebut di
tidak sedikit pula yang mengetahuinya. Bahkan
antaranya sering munculnya keluhan dari mahasiswa
mungkin ada yang mempersonifikasikan dosen terbang
dikarenakan ada beberapa dosen terbang yang
adalah dosen yang bisa terbang, seperti mitos di
jam mata kuliahnya kosong. Sebagaimana yang
universitas swasta beberapa waktu yang lalu tentang
dituturkan oleh beberapa mahasiswa dari fakultas seni
dosen yang “benar-benar� terbang. Jika dosen tetap
pertunjukan, salah satunya Susi Trianasari Jurusan
adalah seseorang yang diangkat dan didaulat untuk
Sendratasik (Seni Drama Tari dan Musik) angkatan
menjadi tenaga pengajar tetap dalam suatu perguruan
2016. Menerangkan bahwa, mereka merasa ada
tinggi, berbeda halnya dengan dosen terbang yang
beberapa dosen yang mengampu mata kuliah umum
hanya diminta untuk menjadi tenaga pengajar
sering kali mengosongkannya dikarenakan ada suatu
sementara di perguruan tinggi tersebut.
kepentingan yang sebagian besar adalah menghadiri suatu rapat.
Bicara mengenai dosen terbang, mungkin akan terlintas pikiran negatif di benak mahasiswa, meski
Umumnya tugas utama dosen adalah mengajar
ada pula yang tidak. Sempat muncul demo pada 2015
mahasiswa. Pada dasarnya, dosen mempunyai tugas
lalu di Jurusan Desain, Fakultas Seni Rupa, Institut
Tri Dharma yang meliputi pendidikan akademik,
4
B U L E T I N KON T E M P OR E R
penelitian, dan pengabdian masyarakat. Tri Dharma
sedikit.. Dari semua itu, I Wayan Dana menanggapi
memiliki penunjang sebagai yang keempat. Dosen
bahwasannya menghadirkan dosen terbang yang
terbang, dosen kontrak, maupun dosen tetap harus
berdampak jam kosong kepada mahasiswanya, berarti
menjalankan Tri Dharma ini. Mengenai Beban Kerja
si pengundang tidak menyiapkan jadwal yang sesuai
Dosen (BKD), pendidikan yang diajarkan oleh dosen
dengan kebutuhan. Jadi, letak kesalahan bukan pada
terbang memiliki setidak-tidaknya 12 – 16 SKS dari
dosen itu sendiri. “Kita yang butuh keahlian dia.
seminggu atau sebulan mengajar dan harus memenuhi
Jangan sampai sudah diundang tapi tidak banyak
persyaratan. Untuk persyaratan dosen terbang
manfaatnya dan tidak jelas skejulnya,” ujar pria
tentunya memiliki pengalaman, dimana dosen itu
kelahiran Simbang Gede, Bali ini.
sendiri memang ahli di bidang yang dibutuhkan. Sejak 2016, kampus ISI Yogyakarta sendiri mengirim
I Wayan Dana menuturkan kembali bahwa sistem
dosen terbang ke luar domisili sebanyak delapan
kerja dosen terbang itu nantinya akan didampingi
orang. Salah satunya ke Kalimantan Timur supaya
oleh dosen pengganti yang lain. Dosen pengganti akan
nantinya menjadi rintisan Institut Seni dan Budaya
menyerap ilmu yang diajarkan oleh dosen terbang bersama dengan mahasiswanya. Ketika dosen terbang pergi, dosen pengganti bertanggung jawab mengajar
“Kita yang butuh keahlian dia. Jangan sampai sudah diundang tapi tidak banyak manfaatnya dan tidak jelas skejulnya,” - I Wayan Dana
selama satu semester. Itulah manfaatnya dosen terbang. Bicara mengenai dosen terbang dan dosen pengganti yang berada dalam satu ruang perkuliahan, kerap kali mahasiswa mendapati perbedaan pendapat antar keduanya meski itu bukan dengan dosen terbang sekalipun. Di samping itu semua, sebagian dari kita berpikir tentang bagaimana nasib satu mata kuliah yang diampu lebih dari satu dosen. Masalahnya, hal
Indonesia (ISBI). Lalu bagaimana dengan dosen terbang
itu memungkinkan timbulnya perbedaan pendapat
dari luar yang mengajar di Kampus ISI Yogyakarta? I
antar sesama dosen. Mereka perlu koordinasi dan
Wayan Dana selaku pembantu rektor 1 menjelaskan,
tidak menjadikan mahasiswa sebagai korban apalagi
“Tergantung masing-masing prodinya. Misal jurusan
berkaitan dengan penilaiannya. “Yang harus disiapkan
musik membutuhkan dosen dari luar negeri seperti
adalah Rencana Pembelajaran Semester (RPS). Di sana
Malaysia, biasanya berkaitan dengan Memorandum of
tercantum deskripsi makul supaya timbul capaian
Understanding (MoU) alias nota kesepahaman.”
pembelajaran makul. Sehingga, capaian pembelajaran makul mendukung capaian pembelajaran prodi.
Sudah pasti untuk kita sebagai yang membutuhkan jasa dosen terbang harus memiliki MoU atau sudah ada
Mereka (dosen) harus saling mengisi,” terang I Wayan Dana.
kerja sama sesama Perguruan Tinggi Negeri dengan negeri atau negeri dengan swasta, atau sebaliknya
I Wayan Dana mengatakan dirinya seorang dosen
yang terdapat status seni sekelas ISI Yogyakarta.
namun juga seorang yang diberi tugas tambahan
Seorang dosen terbang pun harus dijadwal penuh oleh
sebagai pembantu rektor, memiliki jam mengajar yang
pihak yang mengundang. Walaupun tentu ada jam-
terus berlanjut. Istilah dosen diberi tugas tambahan
jam refreshing-nya yang sudah dijadwalkan baik ke
mengartikan bahwa dosen yang tugas utamanya
Borobudur, Prambanan, atau Kraton. Sehingga persepsi
adalah mengajar namun diberi mandat menjabat
mahasiswa terhadap dosen terbang yang meninggalkan
sebagai yang lain. Dosen yang diberi tugas tambahan
jam-jam mengajarnya hanya sekedar untuk “dolan”
ini menjelaskan bahwasanya tidak boleh berhenti
mungkin sedikit terbantahkan. Apalagi biaya untuk
mengajar meskipun ada tanggung jawab lainnya.
menghadirkan dosen terbang bisa dibilang tidak
Konsekuensi berhenti mengajar akan dipotong
5
B U L E T I N KON T E M P OR E R
tunjangan atau sertifikasinya, karena memang
Yogyakarta, beliau menjelaskan, “Dosen terbang
harus mengejar 12 SKS. Berbeda dengan I Wayan
merupakan fungsi Tri Dharma dari pengabdian
Dana yang hanya mengajar 6 – 8 SKS. Namun, dosen
masyarakat di luar tugas utama sebagai dosen tetap.”
diberi tugas tambahan tidak dibayar fungsionalnya ketika mengajar. Pun pula rektor, pembantu rektor,
Seperti yang telah dikatakan Triyono dalam
dekan, dan pembantu dekan yang tidak dibayar lagi
perspektif dosen terbang yang masih dalam lingkup
fungsionalnya, tetapi tunjangan struktural. Berbeda
kota Jogja, pada dasarnya menjadi dosen terbang
dengan dosen lainnya yang punya fungsi karena
itu tidak mudah karena banyak sekali yang harus
memang tugasnya mengajar dan bersertifikasi.
dipenuhi. Di luar dari pembicaraan mengenai jadwal dosen terbang, jika memang ada suatu fenomena dosen
Fenomena dosen terbang juga ditanggapi oleh
terbang yang jarang masuk, berarti kembali pada dosen
Triyono sebagai salah satu dosen terbang jurusan
yang bersangkutan bagaimana dosen tersebut dalam
Pendidikan Sendratasik. Beliau merupakan dosen
mengatur jadwalnya. “Saya mencocokkan dengan
tetap di Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa
jadwal saya mengajar di UST. Jika jadwal mengajar
yang sengaja diminta untuk mengajar di Pendidikan
saya di UST penuh, ya tawaran untuk mengajar sebagai
Sendratasik dengan mengampu mata kuliah Kurikulum
dosen terbang saya tolak, supaya nantinya tidak malah
dan Pembelajaran. Saat ditemui di kediaman beliau
berdampak pada mahasiswanya,” imbuhnya. [k]
di Dusun Monggang sebelah barat Kampus ISI
6
K
KON T E M P OR E R
PENTING
Satu Dosen
untuk 1 hingga 5 Mata Kuliah perSemester? Teks: Fahmi Sirma Pelu/ Teater 2016 Ade Yoga Fahrur Rochman/ Kriya 2016 Ilustrasi: Ade Yoga Fahrur Rochman/ Kriya 2016
Pergantian tahun akan membawa harapan-harapan baru bagi setiap orang. Perihal masalah-masalah yang tak tuntas diharapkan akan segera diselesaikan. Lingkungan Institut Seni Indonesia Yogyakarta tidak terlepas dari harapan tahun baru ini. Usaha-usaha dan proseskreatif di kampus seni diharapkan dapat menemui hasil dan tujuan yang diinginkan. Dalam menjalani usaha dan proses kreatif, tentu saja, mahasiswa akan menemui kendala demi kendala. Salah satunya adalah proses pengajaran di kampus yang kadang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
7
B U L E T I N KON T E M P OR E R
Hampir di setiap jurusan pasti ada dosen yang
Beliau berpendapat bahwa efektifitas pembelajaran
mengampu lebih dari satu mata kuliah dalam satu
akan bergantung pada dosen yang mengajar.
semester. Terkadang, jika dosen mengampu lebih dari
Bagaimana metode dosen mengajar dan bagaimana
satu mata kuliah maka dosen akan mengorbankan
dosen dapat merekayasa jadwal yang padat sedemikian
mata kuliah lainnya untuk menangani mata kuliah
rupa agar tidak bertabrakan satu sama lain. Beliau
yang satunya. Tentu saja kekosongan mata kuliah tidak
menambahkan bahwa dosen seni memiliki tanggung
menjadi apa yang diharapkan mahasiswa, apalagi bagi
jawab yang lebih berat ketimbang dosen-dosen di
mereka yang merasa penting sekali mendapat pelajaran
jurusan lain, di luar jurusan seni. Di lain sisi memiliki
dari mata kuliah tertentu.
tanggung jawab untuk mengajar sedangkan di sisi lain harus tetap berkarya sebagai seorang seniman belum
Hanya saja, perihal dosen yang mengampu lebih dari satu mata kuliah ini, harus diketahui, adalah
lagi harus naik pangkat dan tentu saja memenuhi Tri Dharma perguruan tinggi.
peraturan dari institusi. Menurut Pembantu Dekan I Fakultas Seni Rupa, Wiwik Sri Wulandari, satu dosen
Fenomena dosen yang tidak masuk ini memang
harus mengampu 12 Satuan Kredit Semester atau SKS
menimbulkan pertanyaan di kalangan mahasiswa,
dalam satu semester. Beliau menambahkan bahwa
khususnya apa yang terjadi di kampus ISI Yogyakarta.
fenomena dosen yang dalam satu semester menangangi
Namun, yang perlu diketahui adalah dosen pasti akan
mata kuliah dan tidak lebih dari 12 SKS maka akan
mengampulebih dari satu mata kuliah tiap semesternya
didiskusikan dengan tim dosen agar dapat memenuhi
melihat standar minimum SKS yang diberikan kampus
12 SKS.
kepada dosen adalah 12 SKS. Kemudian, yang akan menjadi masalah adalah jika dosen yang mengampu
Beliau juga mengatakan bahwa ada beberapa dosen di Fakultas Seni Rupa (FSR) ISI Yogyakarta yang
lebih dari 12 SKS per semester, artinya sudah melampaui ketentuan standar dari institut.
mengampu lebih dari 12 SKS, artinya melebihi standar dan peraturan yang dibuat oleh institusi kampus.
Efektifitas pembelajaranlah yang dipertanyakan.
Dan yang menjadi masalah dosen tidak hadir dan
Ini akan dikembalikan kepada institut, dosen dan
lain sebagainya dikarenakan dosen yang mengampu
tentu saja mahasiswa. Sebagai dosen, harus dapat
mata kuliah melebihi jumlah 12 SKS. Masalah
menentukan metode efektif untuk pembelajaran yang
ketidakhadiran dosen dan kelebihan tanggung jawab
padat, juga institut harus dapat mengatasi masalah
dosen dalam mengampu mata kuliah dalam satu
dosen-dosen yag mengampu lebih dari ketentuan
semester ini juga mengindikasikan kekurangan tenaga
standar SKS per semester, salah satunya dengan
pengajar di institut.
menambah dosen. Mahasiswa juga bertanggung jawab untuk menjawab pertanyaan perihal efektifitas
Wiwik Sri Wulandari juga menambahkan perihal
pembelajaran ini, mahasiswa harus dapat mengganti
indikasi kekurangan dosen di fakultas adalah benar
jam-jam kosong di salah satu mata kuliah yang
adanya. Sebab, beliau mengatakan bahwa banyak
dosennya tidak hadir dengan meminta dosennya
dosen-dosen yang pensiun dan solusinya adalah
untuk bertemu di luar jam mata kuliah atau dapat
dengan mencari dosen baru juga dengan menambah
bertanya kepada mahasiswa lain yang sudah lebih dulu
jumlah sks dalam satu semester untuk beberapa dosen
mendapatkan mata kuliah itu. [k]
di fakultas. Yang menjadi kecemasan kita semua adalah efektifitas pembelajaran jika dosen telah mengampu lebih dari standar yang ditetapkan yaitu 12 SKS.
K
8
KON T E M P OR E R
INTERUPSI
Dosenku Teladanku Teks: Naufal Haidar/ TV 2016 M. Ziauddin Rosyad Arroyhan/ TV 2016 Ilustrasi: Karina Devi Saraswati/ Desain Produk 2016
Dosen adalah salah satu pondasi dari kegiatan belajar-mengajar di universitas karena dosen berperan sebagai salah satu sumber ilmu bagi mahasiswa. Artinya, dosen juga memengaruhi baik atau buruknya sumber daya manusia yang dihasilkan. Dengan kata lain, baik buruknya universitas salah satunya ditentukan oleh seberapa baik tenaga pengajarnya. Pekerjaan sebagai dosen cukup banyak diminati oleh beberapa orang, namun bekerja sebagai dosen banyak menyita waktu, tenaga, dan pikiran seseorang.
Institut Seni Indonesia memiliki banyak tenaga
Bapak mengajar mata kuliah apa saja di FSMR ISI?
pengajar, namun beberapa di antaranya juga merangkap mengajar di universitas atau perguruan
“Dulu sebelum kurikulum berubah saya mengajar
tinggi lain. Hal ini dapat menjadi masalah dan
Sejarah Seni Media, Penyutradaan, Pengarah Acara,
mengganggu kinerja dari para pengajar itu sendiri,
nah sekarang di semester ini dengan kurikulum
apabila manajemen waktu dan kedisiplinan kurang
baru Pengarahan Acara, Dasar Pengarahan Acara,
baik. Hal itu juga dapat menyebabkan hak-hak dari
Penyutradaraan Program Fiksi yang sekarang dasar
mahasiswa menjadi tidak terpenuhi sehingga kegiatan
penyutradaraan. Sedangkan di animasi Penceritaan
belajar mengajar menjadi terganggu.
dan Penyutradaraan.”
Untuk mengetahui mengapa bisa demikian, mari simak liputan dengan Drs. Mt Suparwoto M.Sn berikut.
Selain menjadi pengajar apa bapak memegang jabatan lain di ISI?
Apa latar belakang pendidikan bapak?
“Oh ndak”
“Saya mendapat gelar “Dokterandes (Drs.)” ketika
Selain mengajar di ISI apa bapak punya kesibukan
dulu belajar di sekolah tinggi seni rupa sebelum ISI dulu
lain di luar?
periklanan jurusannya reklame, kemudian sekolah tinggi itu berubah jadi ISI setelah itu saya mengambil
“Mengajar di beberapa kampus yang lain Sekolah
“Magister Seni (M.Sn)” di pascasarjana ISI tahun 2000.
Tinggi Multi Media Kementrian Komunikasi dan
Sedangkan saya lulus di sekolah tinggi itu tahun 1983.”
Informatika (MNTC), Universitas Ahmd Dahlan (UAD),
9
B U L E T I N KON T E M P OR E R
Akdemi Komunikasi Radya Binatama (AKRB) dan salah
TVRI karena dulu saya pernah menjadi pegawai
satu kampus di Surabaya.”
TVRI Jogja dan Semarang. Ketika masuk di dunia pendidikan karya saya yang paling besar itu adalah
Bapak mulai kapan mulai mengajar di sini dan di berbagai tempat?
mahasiswa. Jadi kalau ada mahasiswa yang sudah jadi sutradara, saya pernah ikut mengukir dia. Saya pernah memberika bekal dia. Entah dia merasa atau tidak.”
“Oh saya sudah mulai dari tahun 1995.” Adakah pesan untuk mahasiswa? Bagaimana cara bapak membagi waktu? “Ini saya ya, kalau saya bekerja itu atas dasar “Ya dibagi waktunya sesuai dengan porsinya jangan
komitmen kalau iya, iya. kalau tidak-tidak kan gitu,
sampai ada overlaping, kadang jarak dari kampus ini ke
kalo sudah mengatakan sanggup, sanggup, kalo itu
kampus yang satunya itu selisihnya hanya setengah
sudah menjadi pilihan ya ayo dijalanin. Misalnya
jam perjalan pindah kampus. Komitmen dengan
anda milih jurusan TV kenapa kamu milih jurusan
waktu saja, kembali pada tanggung jawab ketika kita
TV jangan kemudian di belakang kecewa tapi anda
mengatakan kesanggupan ya oke, jangan sampai iya tapi lalu banyak bolos itu nggak bener. Seperti kuliah juga kuliah masuk jam sekian, kalo kalian tidak komitmen dengan jam kuliah ya kamu terlambat, bolos.” Apa yang membuat bapak melakukan kegiatan mengajar di tempat lain selain di ISI? “Saya senang berbagi, sharing, saya senang dengan kehidupan sosial berkomunikasi dengan banyak orang aktivitas berbagi saya senang berbagi, berbagi pengalaman apapun saya senang berbagi dan tidak merasa pintar. Contoh begini, mungkin ada yang lebih pintar dari saya tapi dia, tapi dia tidak punya niat untuk berbagi tujuannya apa duit. Buat saya itu nomor seratus nomor satu bukan uang tapi bagaimana saya mampu berkomunikasi bagaimana saya mampu berbagi. Bukan persoalan duit, malahan sering kali kita nombok untuk tranpostasi dll. Terkadang hujan lebat tetap harus datang, saat sampai kampus
pahami betul dunia TV itu seperti ini lho. Di dunia TV
hanya satu mahasiswa yang datang. Ya, satu saya
itu komitmen waktu paling dipegang nggak ada siaran
ajar. Jangan karena yang datang cuma satu lalu
langsung ditunda kalo tidak ada musibah apa-apa.
dibiarkan tidak boleh begitu. Mahasiswa itu bayarnya
Kalian menjadi pekerja tv tidak boleh mohon maaf
tidak rombongan tapi sendiri dia punya hak untuk
nih ya terlambat menunda pekerjaan itu tidak boleh
menerima. Itu komitmen terhadap kecintaan terhadap
selalu dituntut cepat tapi tidak meninggalkan kualitas.
profesi dan kesanggupan.”
Saya digembleng di situ, bekerja di TV itu memberikan pembelajaran buat saya untuk menghargai waktu
Apa saja karya yang telah bapak buat?
tapi atas dasar kecintaan, kecintaan pada pekerjaan itu, jangan menjadikan pekerjaan itu beban, bekerja
“Gini dulu karya saya yang paling banyak itu kan di TVRI, pengalaman paling banyak berkaya itu di
itu rekreasi begitu juga kuliah karena sudah menjadi pilihan, jangan dijadikan beban, melainkan sebuah
10
B U L E T I N KON T E M P OR E R
rekreasi yang bisa dinikmati. Kuliah itukan bisa
memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaannya dan
diatur lama bukan berarti bodoh semampu mu, tapi
tidak hanya berpikir tentang uang semata. Dosen juga
pasti ada implikasinya kalo saya berlama-lama ya
diharapkan memiliki komitmen yang kuat agar tidak
berdampak pada pembiayaan. Kurangi mengeluh lebih
terjadi lagi pelalaian hak-hak mahasiswa .
banyak bersukur karena tidak semua orang mendapat kesempatan kuliah.�
Dosen merupakan pekerjaan dimana seseorang dituntut untuk professional dalam bekerja sehingga
Komitmen dan kesenangan dalam melakukan
dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
pekerjaan lah yang mendorong Suparwoto melakukan
berkualitas. Sumber daya manusia itu pula yang akan
pekerjaannya. Dosen tidak hanya harus memiliki
menjadi tulang punggung suatu negara kelak. [k]
pengetahuan yang tinggi,namun juga diharapkan
SIKAT
Antara Mahasiswa, Dosen dan
Kekerasan Verbal Teks: Khoirul Anam/ Tatakelola Seni 2014 Foto: Kantoko Satmo Nugroho/ Sendratasik 2016
Peran sivitas akademika bukan hanya sebagai
I. Praptomo Baryadi, M.Hum dari harianbernas.com
sumber ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai penyedia
dalam artikel “Membongkar Kekerasan Verbal dan
tempat yang aman dan tentram bagi mahasiswa
Menggagas Komunikasi yang Humanis� membagi
untuk memperkaya wawasan, serta menjadikannya
empat jenis kekerasan verbal. Pertama, tindak tutur
sebagai panutan. Sangat disayangkan ketika di dunia
kekerasan tidak langsung berupa kekerasan verbal
pendidikan justru terjadi tindak kekerasaan. Seperti
yang tidak seketika itu juga mengenai korban, tetapi
yang belakangan ini terjadi di salah satu perguruan
melalui media atau proses berantai, contohnya
tinggi di Yogyakarta. Kejadian tersebut bahkan sempat
fitnah. Kedua, tindak tutur kekerasan langsung atau
menewaskan mahasiswa.
tindak tutur kekerasan yang langsung menimpa korban pada saat komunikasi berlangsung, seperti
Selain kekerasan yang menyerang fisik, ada
membentak. Ketiga, tindak tutur kekerasan represif
kekerasan lain yang tidak kalah berbahaya yakni
yaitu tindak tutur yang menekan atau mengintimidasi
kekerasan verbal yang menyerang psikis. Prof. Dr.
korban, contohnya memaksa. Keempat, tindak tutur
11
B U L E T I N KON T E M P OR E R
KEKERASAN VERBAL : Menurut Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum (57) salah satu bentuk kekerasan verbal adalah pengucilan dan mendiamkan seseorang dalam komunitasnya, foto diatas merupakan ilustrasi dari bentuk kekerasan verbal dalam hal pengucilan yang diambil di gedung rektorat lama ISI Yogyakarta jumat (3/3). Kekerasan verbal dalam bentuk ini biasanya dilakukan secara berkelompok. Foto/Kantoko Satmo .
kekerasan alienatif atau tindak tutur yang bermaksud
dengan jurusan dan dosen-dosen lain. Awalnya aku
menjauhkan, mengasingkan, bahkan melenyapkan
tidak mau, tetapi sampe akhirnya dia ngasih tangan
korban dari komunitasnya, misalnya mendiamkan atau
nunjuk ke pintu ngusir aku, barulah aku keluar kelas.�
mengucilkan. Tidak hanya itu, mahasiswa ini juga menceritakan Salah seorang mahasiswa jurusan Etnomusikologi Institut Seni Indonesia Yogyakarta yang namanya
bahwa yang mengalami tindak intimidasi tidak hanya dirinya tetapi juga teman-temanya.
dirahasiakan, mengaku pernah mengalami tindak kekerasan verbal. Dia menceritakan bahwa kekerasan
“Aku disidang 1 banding 11 dosen, dan di situ banyak
verbal yang dilakukan oleh tenaga pengajar terjadi
represi secara verbal, mungkin kata-kata kasar tidak,
di jurusannya. Kejadian ini bermula dari perbedaan
tapi menurutku mengintimidasi, iya. Contohnya
paham keilmuan etnomusikologi antara dirinya dengan
aku dibilang mahasiswa tidak tahu diuntung, lalu
tenaga pengajar jurusan. Selang beberapa waktu
diancam secara terang-terangan akan dipersulit proses
kemudian terjadi pengusiran pada saat perkuliahan
kuliahnya. Yang direpresi langsung sekitar 15 orang,
dengan alasan mahasiwa masih bermasalah dengan
itu pun jadinya lintas angkatan, intinya yang dianggap
jurusan.
kritis pasti direpresi,� kata dia.
“Aku disuruh keluar kelas dulu, karena tidak bisa ikut mata kuliahnya. Katanya aku masih bermasalah
Pihak Ketua Jurusan Etnomusikologi, Supriyadi, membantah dugaan tindak kekerasan verbal tersebut.
12
B U L E T I N KON T E M P OR E R
“Jelas tidak diperbolehkan, kecuali untuk dagelan atau komikel di dalam performance, tetapi di dalam kelas jangan sampai ngomong (melakukan) kekerasan verbal itu, ketika tadi itu sudah ada dalam kode etik, walaupun dosen diberikan kebebasan mimbar, tetapi dia juga, memiliki koridor-koridor, jadi mana bahasa yang dipake untuk mentransformasikan keilmuannya, kan gitu. aturan normatifnya memang sudah ada dari kementerian, kita breakdown sesuai dengan etika dan proses pembelajaran yang ada di kampus.�
“ Ooo, tidak tahu itu, tidak ada, siapa yang maksa?
kelas jangan sampai ngomong (melakukan) kekerasan
Apa lagi ancaman. Terkait dengan visi kami adalah
verbal itu, ketika tadi itu sudah ada dalam kode etik,
etnik nusantara, jika anda meliti tentang yang tidak
walaupun dosen diberikan kebebasan mimbar, tetapi
sejalan dengan visi kami, kira-kira betul tidak?
dia juga, memiliki koridor-koridor, jadi mana bahasa
Jadi ketidaklolosan tugas akhir peserta itu karena
yang dipake untuk mentransformasikan keilmuannya,
melenceng dari misi visi etnomusikologi, acuan kami
kan gitu. aturan normatifnya memang sudah ada dari
visi, kita semua tunduk pada visi. Kalau mahasiswa
kementerian, kita breakdown sesuai dengan etika dan
merasa dipersulit, ya kenapa dia meneliti yang bukan
proses pembelajaran yang ada di kampus.�
etnik nusantara? ketidaklolosan ya karena itu. Hanya kebetulan topik proposal TA-nya itu tidak sejalan
Menanggapi tentang kekerasan verbal di kampus
dengan visi. Mereka tidak mau kerjasama dengan yang
ISI Yogyakarta, I Wayan Dana juga menegaskan,
lain, karena tidak mau bekerjasama dengan yang lain,
bahwa pelaku kekerasan verbal yang terjadi di dunia
mereka merasa dirinya terkucilkan, padahal kami tidak
pendidikan harus ditindak tegas supaya tidak semakin
mengucilkan, kami itu pendidik ya, berusaha untuk
banyak terjadi.
mengatasi senakal apapun mahasiwa itu, justru itu kami merasa prihatin untuk kegagalan itu,� jelasnya.
“Kalau itu memang ada pelaporan dari mahasiswa dan siapa saja, kita akan proses. Karena kita perlu delik
Pembantu Rektor I, I Wayan Dana, menjelaskan
laporan. Biasanya untuk pelaku kekerasaan verbal,
bahwa kekerasan verbal maupun kekerasan fisik tidak
ada peringatan satu yaitu peringatan ringan dulu,
dibenarkan dan tidak diperbolehkan dalam dunia
seperti apa laporan dari mahasiswa atau laporan dari
pendidikan, diatur dalam kode etik peraturan senat
yang lainnya. Lanjut peringatan kedua kalau orangnya
kampus ISI Yogyakarta maupun pemerintah.
sama, tetapi sampai detik ini dari bidang satu belum ada peringatan yang kami keluarkan untuk para dosen
“Jelas tidak diperbolehkan, kecuali untuk dagelan atau komikel di dalam performance, tetapi di dalam
yang melakukan kekerasan verbal,� tegasnya. [k]
13
B U L E T I N KON T E M P OR E R
JUJUR
DOSEN TERBANG Oleh : Reva Visi Bangsa/ Desain Produk 2016
Pertanyaan : “Bagaimana kriteria dosen impian yang selama ini anda inginkan saat proses pembelajaran di kampus?”
Cicilia Vinny Anggi (Seni Tari 2013) “Sebagai mahasiswa ISI jurusan seni tari, saya dan mahasiswa lainnya pasti menginginkan proses belajar
Yuan Stiawan (DKV 2012) “Kalau aku sih ini ya yang penting dosennya fokus sama mata kuliah yang diampu. Itu aja sih.”
mengajar yang tertib, menginginkan sosok seorang dosen yang mampu menjadi contoh yang baik, yang
Hafshoh Musfiroh (Desain Produk 2015)
tidak hanya memberi tahu mahasiswanya, tetapi dosen juga harus menerapkannya.Seorang dosen
“Jadi menurut saya, dosen yang baik dan
juga mampu memberi solusi apabila mahasiswanya
menyenangkan itu dia disiplin tapi asik, jadi saat
mengalami kesusahan, mau dikritik, kemudian antara
menerangkan itu tidak membuat kita spaneng, ada
dosen dan mahasiswa saling memberi dan menerima.
bercanda-bercandanya, cuma dia bercandanya masih
Selain itu, dosen mau mendengarkan kendala apa
di lingkup yang ada hubungan dengan mata kuliah
saja yang mahasiswa alami, seorang dosen juga harus
yang diampu. Jadi kalau di kelas disiplin, tapi kalau
menyesuaikan dimana ia berada, atau mampu berbaur
sudah diluar bisa jadi temen tapi kita tetap menghargai
dan peka terhadap situasi, benar-benar melihat apa saja
dia sebagai dosen.
yang dilakukan mahasiswa, jika ia salah ditegur, dan tidak pilih kasih.”
Dosen juga harus menguasai materi, misalnya praktek nih, mahasiswa yang suruh mraktekin bukan
Febriani Eka Putri (Kriya 2015)
dosen, malah dosennya enggak menguasai materi. Terus harus konsisten, jadi misal ada deadline dia
“Menurut saya, harusnya dosen selalu hadir soalnya
membiasakan siswanya untuk tepat waktu, enggak
kan kebetulan saat mata kuliah praktekku dosennya
yang misalnya dia dah ngasih deadline tapi waktu
jarang banget ada. Kalau aku sih sayang banget, kita
sudah deadine belum ngumpul tapi dia enggak ngasih
tuh kuliah bayar tapi dosen jarang masuk, kan sini
hukuman. Ya emang sih enggak suka dikasih hukuman
yang cari ilmu apalagi praktek jadi enggak nyampe
tapi kalau seperti itu nanti seterusnya kita bakalan
ke mahasiswa. Soalnya kan aku dah semester III,
santai-santai, kita enggak tepat waktu. Satu lagi, dosen
ngerasain mata kuliah praktek yang SKS-nya banyak,
itu kalau bisa kehadirannya ya hadir tapi enggak
sayang banget kalau kosong. Terus nanti di akhir
cuma duduk tapi harus njelasin apa yang kita kerjain.
dosennya ngasih nilai seenaknya, padahal gak tahu
Misalnya praktek cuma njelasin dikit tapi enggak
keseharian kita kayak gimana. ”
menjelaskan prosesnya, cuma ngasih tugas, deadline, dan ditinggal. ”
14
Resmiyati (Kriya 2012) “Kalau aku sih santai-santai aja yang penting beliau
B U L E T I N KON T E M P OR E R
ilmu atau bahkan cuma ngasih tugas dan selesai, gitu.” Mukhammad Alwi Assagaf (Seni Murni 2013)
ngasih info yang bagus, yang niat ngajarnya, dan nggak pilih kasih sama mahasiswa.” Diajeng Aulia Niza (Animasi 2015)
“Kriteria dosen impian saya : Mampu menjadi contoh baik dalam ucapan maupun tindakan.
“Sebenarnya kalau sebagai mahasiswa enggak bisa dimanjain juga, dosen dateng ngasih penjelasan, toh kita bukan siswa SMA lagi, sistem pembelajarannya
Mempunyai tesis atau riset yang berguna bagi masyarakat.
emang beda. Jadi enggak harus dosen yang terlalu aktif banget, tapi enggak juga yang kehadirannya jarang-jarang. Kalau bisa kehadiran dosen 80% gitu.
Menguasai bidang yang diampu secara teori maupun prakteknya.
Pengennya tuh beliau dateng, ngawasin, ngasih tugas gapapa tapi setidaknya ngelihat perkembangan
Menjalankan Tri Darmanya (Pendidikan dan
mahasiswa kayak gimana, dan pastikan mereka
pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta
menguasai semuanya, kalau enggak tahu ya dibahas,
pengabdian kepada masyarakat).
jadi dosen yang ngasih solusi. Aku sih lebih suka dosen yang dia ngasih banyak referensi pengalaman.”
Tepat waktu.
Mohammad Rasyid Ridho (Tata Kelola Seni 2015)
Aktif berkesenian.
“Jadi dosen ideal menurut saya, pertama kontrak
Mampu memahami dan mengarahkan pemikiran
perkuliahannya jelas, dari awal sampai keluar nilai.
mahasiswa sesuai kapasitas mahasiswa.
Kedua, dosen yang mengajar itu dosen yang sudah pernah turun ke lapangan bidangnya masing-masing,
Dekat dengan mahasiswa secara personal.
jadi yang dibicarakan tidak hanya materinya saja tapi juga ada ilmu prakteknya. Ketiga, dosen yang
Mau menerima pendapat mahasiswa.”
punya wibawa tetapi juga tidak malu buat srawung kemahasiswa. ” Filis Sa’idah (DKV 2012)
Ulfah Purnama Sari (Teater 2016) “Kalau aku pengennya dosen yang mampu membimbing mahasiswanya dengan baik, memberi
“Pengennya dosen itu enggak cuma transfer ilmu
contoh yang benar kepada mahasiswanya, dan
tok gitu lho, tapi apa sih tugasnya dosen itu harus
mampu bekerjasama dengan baik antara dosen dan
terlaksana sepenuhnya, enggak cuma sekedar transfer
mahasiswa.” [k]
15
B U L E T I N KON T E M P OR E R
ISU
Pungutan Blangko KRS? Untuk Apa? Teks: Insan Sholeh Nugroho (DKV – 2015)
BANTUL, Kontemporer - Pada hari Senin tanggal 30 Januari 2017, kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta mulai melaksanakan pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) hingga lima hari. Namun di balik itu, ternyata ada suatu pungutan yang harus dipenuhi oleh para mahasiswa yakni di Fakultas Seni Media Rekam (FSMR) bersamaan saat akan mengambil formulir KRS. Sebagian mahasiswa pun kemudian mempertanyakan aliran dana dari pungutan yang diwajibkan kepada mereka. Kemudian isu beredar jika pungutan tersebut diberlakukan karena susahnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) turun ke Kelompok Kegiatan Mahasiswa (KKM) di fakultas tiga jurusan tersebut.
“Sebenarnya sih agak keberatan, tapi itu sudah
ikut membantu dan meramaikan kegiatan-kegiatan
aturan. Demi kelancaran KRS kan harus menaati itu.
seperti Babad Alas, AFTA, Rocksi (Rock Siang Bolong).
Demi kelancaran saat itu ya ikhlas,” kata seorang
Karena ketika ditarik sebelum hari pelaksanaan acara
mahasiswa jurusan Televisi dan Film yang tidak ingin
dana yang terkumpul tidak maksimal, maka kami
disebutkan namanya, menjelaskan keluhannya, Sabtu
melakukan penarikan iuran di awal masa perkuliahan
(21/02/2017).
(masa KRS). Dana yang kami terima akan kami share secara terbuka total dengan bukti kertas kuitansi yang
“Saya awalnya sih setuju, karena itu persyaratan
mereka isi. Lalu dibagi rata pada BEM, HMJ (Himpunan
KRS. Katanya uang UKT untuk organisasi itu susah
Mahasiswa Jurusan), KKM, dan UKM (Unit Kegiatan
turun ke KKM fakultas, dengar-dengar sih begitu,”
Mahasiswa) Fakultas,” katanya saat ditemui redaksi
keluh mahasiswa jurusan Televisi dan Film yang lain.
Kontemporer.
Dio Nanda Baskara, Ketua Badan Eksekutif
Dia juga membantah bila mahasiswa yang tidak
Mahasiswa (BEM) FSMR mengonfirmasi hal tersebut.
membayar dana tersebut diancam tidak dapat
Menurutnya benar bahwa pungutan tersebut
melakukan kegiatan KRS. ”Kurang benar. Ada beberapa
diperuntukkan kegiatan mahasiswa. Namun, Dio
mahasiswa yang tidak membayar tetapi juga masih
menegaskan bila tindakan tersebut bukanlah
bisa melakukan kegiatan KRS,” katanya lagi.
pungutan. Anusapati selaku Pembantu Rektor 3 menjelaskan ”Itu bukan pungutan, bukan juga suruhan dari
perlu adanya persetujuan dari pemerintah pusat bila
pihak Dekanat FSMR. Di beberapa kegiatan kami,
institut meminta pungutan untuk biaya pendidikan.
dari dulu ada yang mewajibkan warga fakultas untuk
16
B U L E T I N KON T E M P OR E R
”Kita sebagai perguruan tinggi negeri ‘satker’ (satuan kerja) tidak mempunyai wewenang untuk mengelola dana sendiri. Kalau institut meminta pungutan untuk biaya pendidikan, maka harus disetujui oleh pemerintah pusat, baik jumlahnya maupun keberadaanya.”Anusapati Beliau juga menjelaskan bila dana UKT itu salah
Mengenai pungutan yang diadakan oleh BEM
satunya juga digunakan untuk kegiatan mahasiswa
FSMR, beliau menjawab tidak tahu kejelasannya.
dalam bidang ekstrakulikuler. ”Pembayaran UKT itu
“Saya tidak tahu dasarnya (pungutan itu) ada atau
untuk biaya proses pendidikan mahasiswa, termasuk
tidak, karena kalau kegiatan yang resmi itu sudah ada
kegiatan mahasiswa dalam bidang akademik maupun
dananya dan sudah diperhitungkan. Institut maupun
ekstrakulikuler, ada kegiatan-kegiatan yang sifatnya
fakultas tidak dibenarkan melakukan pungutan atau
kegiatan institut dan fakultas. Untuk dana-dana
menarik dana lagi terhadap mahasiswa, kalau itu
yang sifatnya institut seperti UKM atau BEMI (Badan
memang kesepakatan BEM dan mahasiswa, itu di luar
Eksekutif Mahasiswa Institut), UKM yang resmi sudah
wewenang institut,” katanya. [k]
dianggarkan dana-nya setiap tahun. Begitu juga dengan BEMI,” jelasnya lagi.
KIRIMANMU
“CATATAN SEDERHANA TENTANG DOSEN” Oleh: Alfin Rizal/Lukis 2013
Saya jadi ingat apa yang
istilah itu hanya ungkapan gothak-
Dosen sama saja dengan guru.
diungkapkan almarhum kakek
gathik-gathuk dari kakek saya yang
Istilah dosen ini diambil dari
saya tentang dosen sambil tertawa
entah beliau dapat darimana,
bahasa Jerman yakni dozent yang
dengan gigi yang hanya tinggal
tetapi memang ada benarnya juga
artinya penceramah. Sedangkan
satu waktu itu. Kata beliau, dosen
menurut beberapa dosen yang
di Indonesia, dosen adalah profesi
itu singkatan dari “bukune sak
pernah curhat ke saya. Pekerjaan
mengajar pada tingkat perguruan
DOS, duite sak SEN” (bukunya satu
dosen dianggap pekerjaan mulia
tinggi. Dengan pengertian itu, maka
dus, uangnya satu sen). Meskipun
yang tidak membuat kaya (harta).
saya memiliki seorang guru yang
17
B U L E T I N KON T E M P OR E R
TOKOH
disebut dosen sejak 2013 dong? Saat
sepakat bahwa pengkhianat yang
Namun di samping itu, mahasiswa
saya resmi menjadi mahasiswa seni
dimaksudkan dalam pertanyaan itu
juga tidak boleh pasif begitu saja.
murni.
adalah kaitannya dengan profesi. Di antara dosen yang bertanggung
Dosen yang tidak memiliki
jawab terhadap profesinya,
tanggung jawab adalah mereka
kuliah di kampus seni), persepsi
mungkin tetap ada yang tidak
yang lalai dengan Tri Dharma
saya tentang dosen di kampus
bertanggung jawab atau tidak
perguruan tinggi. Para dosen
terkadang menjadi lebih, “wah!”
profesional? Saya kira, hal tersebut
harus selalu menjunjung tinggi Tri
Banyak orang yang saya temui
berlaku dalam segala profesi sebab
Dharma perguruan tinggi, yang
juga berpandangan seperti itu,
setiap orang memiliki sifat dan
meliputi pendidikan, penelitian,
“wah!” Dosen seni pasti berbeda!
karakter yang berbeda satu sama
dan pengabdian terhadap
Punya nilai seni sendiri dalam
lain.
masyarakat. Dosen tidak boleh
Sebagai mahasiswa seni (karena
penampilan, cara mengajar bahkan seni menilai mahasiswanya.
hanya sekadar datang ke kampus Kemudian, seperti apa dosen yang
tanpa memberi materi baru kepada
Namun, pentingkah pandangan
tidak bertanggung jawab itu? Tidak
mahasiswa. Pendidikan yang
semacam itu? Menurut saya tidak!
jarang saya temui keluhan beberapa
dimiliki para dosen menjadi sumber
Maka saya tidak akan membahas
kawan mahasiswa tentang dosen
ilmu untuk melakukan penelitian
soal itu lebih jauh dalam tulisan ini.
yang tidak bertanggung jawab.
dan kemudian diaplikasikan
Beberapa di antaranya soal waktu
terhadap masyarakat. Sebab,
dan kehadiran. Saya terkadang
berbagai penelitian yang dihasilkan
seni? Jelas ini akan tergantung
mendapati sikap dosen yang tidak
baik jurnal maupun buku, ujungnya
bagaimana cara kita memandang.
tepat waktu dalam mengajar atau
dapat meningkatkan karier dan
Jika ketiga kata itu ditambahkan
memasuki kelas sesuai dengan
kesejahteraan dosen.
menjadi: ilmu mengajar, teknik
perjanjian yang pernah disepakati.
mengajar atau seni mengajar,
Yang lebih parah adalah ketika
saya kira ketiganya memiliki
dosen tidak hadir, tetapi tidak
juga berusaha untuk bertanggung
nilai rasa yang bisa dirumuskan
memberi konfirmasi sebelumnya.
jawab dan menjunjung nilai
bahkan dengan pemahaman
Akhirnya, kelas kosong. Bagi
Tri Dharma mahasiswa, sudah
dhaif kita. Yang pasti, tugas
beberapa mahasiswa (malas),
sepantasnya dosen memberi
pengajar adalah mengajari anak
memang kadang menguntungkan
pengertian dan contoh nyata
didiknya, membagikan ilmu
dan menjadi kesenangan sendiri
kepada kami perihal tugas dan
juga mengembangkan suasana
jika kelas kosong. Namun, jika
tanggung jawabnya. Tulisan
pendidikan yang nyaman untuk
mengingat hak dan tanggung
ini hanyalah catatan sederhana
urusan transaksi ilmu ini.
jawab, seharusnya kita sebagai
saya tentang dosen. Tidak untuk
Jangan sampai suasana kelas
mahasiswa dan mereka sebagai
pembaca gunakan sebagai
dalam kegiatan belajar mengajar
dosen bisa berfikir dua kali tentang
pedoman. Hahaha
dibebankan kepada peserta didik.
kesenangan itu.
Mengajar: ilmu, teknik, atau
Sebab, metode belajar dalam sebuah
Saya sebagai mahasiswa tentu
Terakhir, saya kutipkan lagu Keluhan lain adalah suasana
parodi dari opening Dragon Ball Z
kelas yang membosankan. Dalam
yang liriknya ditulis oleh Mochai
kasus ini, tentu dua-duanya harus
dan dinyanyikan Kodok Merana
sepaham. Jika ingin suasana kelas
dengan penuh penghayatan. Lagu
anak didik ini disebut sebagai
yang asyik, dosen bertanggung
tersebut berisi tentang curhatan
sebuah perjuangan, relevankah
jawab membuat metode yang
mahasiswa yang tiap hari sibuk
kalimat “setiap perjuangan, selalu
menyegarkan dan membuat
tugas perkuliahan yang berjibun
ada pengkhianatan”? Sebelum
penasaran akan ilmu baru yang
dan dosen-dosen yang tak kenal
buru-buru menjawab, mari kita
akan didapatkan mahasiswa.
ampun killer-nya.
perkuliahan adalah bagian dari tanggung jawab pengajar. Jika profesi dosen dalam mengajar
18
B U L E T I N KON T E M P OR E R
Dosen pun datang dan tugas kembali… Lima paper menjadi satu Mengulang matkul yang kedua… Akankah jadi lebih mudah? Siapakah yang dapat cumlaude duluan? Hanya dosen yang mampu… meluluskannya~~ Tugas dari dosen perlahan MENGGILAKAN… Satu hari presentasi bisa DUA Bahan UAS… dari mana datangnyaaaa~~~ Jawabnya ada di tangan DOSEN! Kita ke sana dengan seorang anak… anak yang cerdas, dan juga IP tinggi~~~ BERTARUNGLAH MAHASISWA! DENGAN SEGALA TUGAS DOSEN YANG ADA… BILA KEMBALI UAS LAGI, SEMOGA NILAINYA… JADI LEBIH BAIK!! Tugas yang berat dilaksanakan… Berjuang agar lulus matkul Siapa yang dapat melaksanakannya dan berusaha mewujudkan… SEMUA ITU DEMI IP YANG BAIK HANYA DOSEN YANG MAMPU MELULUSKANNYA~~~
Sewon, 24 Februari 2017 ~Alfin Rizal~ Lukis 2013
IRONI
Ilustrasi: Adi Ardiyansyah/ Seni Grafis 2012
19
B U L E T I N KON T E M P OR E R
GEROMBOL AN SENI
“Sastraroepa
: Ketika Mahasiswa Seni Rupa juga
Hobi Nyastra” Teks: Yuni Ratna Sari Dewi / Desain Produk 2016 Foto: Dokumen Pribadi (Alfin Rizal / Lukis 2013)
Bicara mengenai sastra apalagi di dalam lingkup
digagas teman-teman Sasenitala yang merupakan
Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta sendiri,
salah satu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) pecinta
merupakan bagian dari seni dimana banyak para
alam di kampus ISI Yogyakarta, “Visualisasi Sastra”
penggiatnya khususnya mahasiswa yang memilih
oleh mahasiswa murni, hingga “Kriya Bersastra” oleh
sastra sebagai pengisi kekosongan dalam berkesenian
mahasiswa jurusan kriya seni. Sastraroepa tidak untuk
seperti seni rupa lukis, grafis maupun desain.
dimaknai sendiri-sendiri, itu sebabnya penulisannya pun digabung.
Dimulai dari keresahan kedua mahasiswa seni rupa yang sangat menggemari bidang tersebut, yaitu Alfin Rizal dan Alwi Atsagaf dimana keduanya sering tampil
“Mengapa Sastraroepa? Ya kami ini anak seni rupa
membacakan puisi di acara-acara berskala kecil yang
yang punya ketertarikan di bidang sastra. Sejujurnya
dibuat bersama teman-temannya, mereka pelan-pelan
itu hanya penggabungan dua elemen seni rupa dan
menamai dirinya sebagai sebuah kelompok Sastraroepa.
sastra saja. Sastra juga bagian dari seni, kan? Seni
“Kebetulan, kami-kami saja yang sering diundang.
berkata-kata. Kami, khususnya saya sendiri juga
Hehe,” canda Alfin Rizal ketika menjelaskan apa dan
tidak terlalu ngerti sastra karena tidak mendalami.
siapa Sastraroepa.
Jadilah ini dipakai juga sebagai doa dan identitas saja.” ujar Alfin Rizal salah satu penggerak kelompok saat
Kemudian pada Bulan Desember 2015 terbentuklah Sastraroepa dengan turut bergabungnya anggota lain
ditemui di kantin Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Seni Rupa Kampus ISI Yogyakarta.
seperti Anugrah, Rival, dan Pupud Bagus Saputra tepatnya pada saat performance art di perhelatan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY), dari situlah muncul gagasan dari lima orang tersebut untuk memperjuangkan kelompok sastra yang diberi nama Sastraroepa. Nama itu sebenarnya sudah menggaung sejak lama. Penggabungan dari kata sastra dan seni rupa ini pelanpelan disebut dalam beberapan event sastra di kampus seni ini. Seperti “Malam Puisi” di Student Center yang
“Berkarya itu untuk mengembangkan atau mengeksplorasi skill atau kemampuan kita, juga untuk mengasah kepekaan kita terhadap lingkungan sekitar.”
20
B U L E T I N KON T E M P OR E R
MAIYAH BADAR - Rival Sukamta, mahasiswa jurusan Tata Kelola Seni angkatan 2014 merupakan salah satu anggota Sastraroepa yang sedang membacakan puisi karya Gus Mus dalam acara Maiyah Badar yang diselenggarakan di UPT ISI Yogyakarta Senin, 20 Juni 3016. Maiyah Badar merupakan acara Kerjasama dengan alumni ISI, dalam rangka perdamaian kebudayaan.
Sastraroepa juga aktif dengan kegiatan-kegiatan
dari menulis, berpuisi, maupun diskusi bersama. Sama
performance art sastra lainnya berupa pembacaan puisi,
seperti hobi-hobi di bidang lain yang dimiliki oleh
teatrikal, maupun musikalisasi puisi dengan kolaborasi
beberapa mahasiswa seni rupa seperti musik misalnya
musik dan perform yang unik, sehingga Sastraroepa
membentuk grup musik indie, hal-hal semacam itu
seringkali diminta untuk turut tampil dalam acara-
selain bisa menghidupkan suasana kampus juga
acara sastra seperti “Andong Buku”, “Tasyakuran Seni”
mampu untuk mempererat tali persaudaraan antar
bahkan dalam beberapa acara bedah buku. Lalu pada
mahasiswa.
tanggal 25 November 2016 Sastraroepa resmi membuat produk pertamanya berupa buku kumpulan puisi yang
“Jika ada orang yang memiliki hobi yang sama
launching bersama buku-buku lain di “Andong Buku
dalam bidang tertentu, berkumpulah dan berkaryalah.
#2” dan digelar di Bentara Budaya Yogyakarta. Buku
Jika tak bisa sendiri, berkelompoklah. Berkarya itu
tersebut berjudul “Sebelum Pagi Tiba” yang ditulis
untuk mengembangkan atau mengeksplorasi skill atau
oleh lima penggerak Sastraroepa serta ditambah dua
kemampuan kita, juga untuk mengasah kepekaan kita
mahasiswa seni rupa yaitu Rachma Aprillian Kusuma
terhadap lingkungan sekitar. Terus eksplorasi dalam
dari Tata Kelola Seni 2015 dan Yuni Ratna dari Desain
berkarya untuk perkembangan, bukan kesempurnaan.
Produk 2016.
Sebab bahkan Tuhan Yang Maha Sempurna saja sering kita tuduh tidak baik dalam menjalankan tugasnya,
Sastraroepa sebagai salah satu contoh kelompok yang tercipta sebagai wadah berekspresi mahasiwa seni rupa untuk mengeksplorasi hobi bersastra mulai
kan? Ingat! Bukan tentang kesempurnaan, tapi tentang perkembangan.” tutur Alfin Rizal. [k]
B U L E T I N KON T E M P OR E R
21
IRONI
Ilustrasi: Adi Ardiyansyah/Seni Grafis 2012
K
22
KON T E M P OR E R
EVENT KAMPUS
‘JASMERAH’ AJANG NOSTALGIA PERUPA ISI YOGYAKARTA Teks : Lu’lu’ Farhatul Amaniyah/Desain Produk 2016 Foto : Dokumentasi Pribadi
“Jasmerah”, begitulah tema yang diusung dalam pameran yang digelar untuk memperingati hari lahir Akademi Seni Rupa Indonesia(ASRI) ke67 tahun. Kata “Jasmerah” yang merupakan akronim dari “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah”ini dijadikan sebagai momen untuk melihat kembali sejarah berkembangnya perguruan tinggi di bidang kesenian, dimulai dari ASRI yang resmi lahir pada 15 Januari 1950 hingga menjadi Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Pameran ini digelar mulai dari tanggal 16 Februari hingga 21 Februari 2017dan dibuka bersamaan dengan peresmian Galeri Fadjar Sidikdi FSR (Fakultas Seni Rupa) yang dilakukan langsung oleh Wakil Gubernur DIY, Paku Alam X. Dalam pameran tersebut ada 350 karya dari seluruh
panitia ketika menjelaskan salah satu latar belakang
program studi FSR ISI Yogyakartabaik dari karya
diadakannya pameran tersebut. “Bukan hanya
para alumni, dosen pensiun dan dosen aktif, karya
memupuk rasa bangga doang, oke! Kalau masa lalu
mahasiswa yang telah diseleksi,serta beberapa karya
sudah sampai segini, nantinya aku harus ngapain?
koleksi. Selain itu, dalam pameran tersebut dilakukan
Sebagai stepping stone buat teman-teman menentukan
pula peluncuran buku ASRI Yogyakarta: Lini Baru
arah selanjutnya,” lanjut Arinta saat ditemui usai
Pendidikan Seni Rupa Indonesia.
pameran resmi dibuka.
“Saya miris dengan mahasiswa yang tidak tahu sejarah,” ungkap Arinta Agustina selaku ketua
Pameran yang memanfaatkan hampir seluruh ruang di setiap program studi FSR ISI Yogyakarta
23
B U L E T I N KON T E M P OR E R
HARLAH ASRI - (dari kiri ke kanan) Agus Burhan, M.Hum selaku rektor ISI Yogyakarta, KGPAA Paku Alam X selaku Wakil Gubernur DIY, dan Dr. Suastiwi Triatmodjo, M.Des selaku dekan FSR ISI Yogyakarta melaksanakan sesi pemotongan pita sebagai tanda peresmian Galeri Fadjar Sidik di Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta, Kamis (16/2). Acara ini dilaksanakan dalam rangka memperingati hari lahir ASRI ke-67 tahun dengan tema “Jasmerah” yang merupakan akronim dari “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah”. Foto : Dokumen Pribadi (Septian Dio/ Tata Kelola Seni’14).
dianalogikan sebagai open studio. “Sehingga khalayak
ini perlu dilakukan secara periodik, sehingga kita bisa
dapat melihat secara langsung dapur dari Fakultas
memetakan perjalanan kita itu sejauh mana, dan juga
Seni Rupa ISI Yogyakarta. Serta tahu bahwa FSR yang
bisa kita evaluasi,” papar Agus Burhan saat ditemui usai
berawal dari ASRI memiliki pengaruh besar pada
mendampingi Wakil Gubernur DIY melihat karya yang
perkembangan seni di Indonesia dan memiliki sejarah
berada di Galeri Fadjar Sidik.
panjang serta kisah sukses di dalamnya.” Seperti yang dijelaskan oleh Suwarno, salah seorang kurator dalam
Sejalan dengan hal tersebut, Arinta selaku ketua
pameran tersebut. Selain itu, Suwarno menjelaskan
panitia berharap kedepannya acara seperti ini dapat
bahwa sejarah itu penting, karena dengan sejarah
berjalan lebih baik lagi dan mahasiswa bukan hanya
kita mempunyai dasar pijakan, dasar pemikiran, dasar
ikut dalam sejarah, tetapi juga dapat menjadi pencipta
dalam melakukan sebuah pekerjaan, serta dengan
sejarah dan menentukan arah sejarah tersebut. [k]
sejarah, maka kita akan memiliki tingkat orientasi. “Saya sebagai pimpinan ISI Yogyakarta juga dosen di FSR mempunyai harapan bahwa pameran seperti
24
KOMIK
B U L E T I N KON T E M P OR E R
Baca dari kiri ke kanan ya...