K
BULETIN
KONTEMPORER EDISI #12 | JUNI 2017
DIES NATALIES #33 tampak mata Dies Natalies ke 33 Lebih Merakyat? 3 | inter upsi Konsep Paralel Event, Gebrakan 33 Tahun ISI Yogyakarta 5 | pent ing BEMI Baru: Titik Cerah Keberlangsungan Hidup Badan Eksekutif Mahasiswa 7 | sikat SKTM untuk Beasiswa Murni Prestasi 10 | kirimanmu Sudah Waktunya Ber-evolusi Sembari Mawas Diri 12 | jujur Aksi Tolak HTI Jilid 2 13 | ironi 14 | event Sepatu Menari, Menari di Ulang Tahun ISI Yogyakarta 15 | tokoh Heri Pemad, Jembatan Bagi Kesenian Indonesia 17 | komik 20
K
2
KON T E M P OR E R
GORESAN PENA
Salam Persma! Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada
Tahun ini Institut Seni Indonesia Yogyakarta merayakan hari jadinya yang ke-33. Dengan berbagai
semua pihak yang ikut berpartisipasi hingga
macam peristiwa suka-duka yang telah terjadi,
selesainya buletin ini. Kami ucapkan pula selamat, atas
bertambahnya usia seakan menjadi suatu pertanda atas
bertambahnya usia ISI Yogyakarta, semoga semakin
meningkatnya pengalaman serta kematangan lembaga
sukses kedepannya! Amin.
tersebut dalam berkarya. Redaksi. Seperti tahun sebelumnya, kami kembali menyuguhkan topik seputar Dies Natalis yang dalam Kontemporer Edisi #12 ini mengangkat tema
Ralat Ilustrasi Kontemporer #11 .
“Seni Sebagai Ekspresi Pluralitas dan Perdamaian”.
Atas Nama Pressisi, kami meminta maaf atas ketidaksempurnaan cetak ilustrasi pada Rubrik Ironi.
Adapun pada buletin ini akan dibahas mengenai topik seputar Dies Natalis, berupa kegiatan-kegiatan yang
Penjelasan Ilustrasi Cover Kontemporer #12
diselenggarakan, seputar beasiswa, beberapa tulisan
Seperti yang digambarkan pada ilustrasi tersebut, terlihat karakter rambut maupun tengkorak tersebut tetap muda, seakan ingin menyampaikan bahwa, SENI TAK ADA MATINYA. Berapapun usia pelaku seni, kesenian akan tetap bergejolak. Semoga kampus seni kita tercinta tetap muda dan me-refresh terus generasi dan keseniannya.
serta ilustrasi lainnya. Kami suguhkan pula aspirasi dari beberapa mahasiswa pada Rubrik Kirimanmu dan Rubrik Jujur.
PUNGGAWA KONTEMPORER
P e lindung :
E ditor :
D rs . A nusapati , MFA.
E ka A rie f S etyawan / TV
L ayoute r : dan
F ilm 2015
A de Yo ga Fahrur R o chman / K riya 2016
K hoirul A nam / Tatake lola S e ni 2014
L u ’ lu Farhatul A maniyah / D e sain P roduk 2016
P e mbina :
M iftachul A rifin /TV
F ilm 2015
R eva Vi si B ang sa / D e sain P roduk 2016
I G e de A rya S ucitra , S.S n , M.A.
R yani Palje D i si S ilaban / L uki s 2015
S e re na G abrie lle /D e sain I nte rior 2014
P e mimpin U mum :
R e porte r :
K ontributor :
A de Yo ga Fahrur R o chman / K riya 2016
P.A/ M usik 2015
M iftachul A rifin /TV
dan
F ilm 2015
dan
A dinda L i sa I rmanti / D e sain I nte rior 2014 B e ndahara :
E ka A rie f S etyawan / TV
A dinda L i sa I rmanti / D e sain I nte rior 2014
M iftachul A rifin /TV
dan
dan
F ilm 2015
F ilm 2015
A lamat : UKM P e rs M ahasi swa P re s si si
K hoirul A nam / Tatake lola S e ni 2014
G e dung S tude nt C e nte r
S e kretari s :
K antoko S atmo N ug roho / S e ndratasik 2015
I nstitut S e ni I nd one sia Yo gyakarta
S andra Wahyu N ingtyas / Foto g rafi 2014
K arina D evi S araswati / D e sain P roduk 2016
Jalan Parangtriti s K m . 6,5 S ewon , B antul ,
L u ’ lu Farhatul A maniyah / D e sain P roduk 2016
Yo gyakarta 55188, I nd one sia
P impinan R e daksi :
N urrul W.R N e lwan / TV
K ontak :
R yani Palje D i si S ilaban / L uki s 2015
R eva Vi si B ang sa / D e sain P roduk 2016
We b : P re s si si . i si . ac . id
R yani Palje D i si S ilaban / L uki s 2015
Face b o ok : LPM P re s si si
dan
F ilm 2015
R e daktur P e laksana : N urrul W.R N e lwan / TV
E- mail : dan
F ilm 2015
lpmpre s si si @ i si . ac . id
I lustrator :
I nstag ram : @ lpmpre s si si
A di A rdiyansyah / G rafi s 2012
L ine @: @ upx 2529 y
K e pala D ivi si Foto g rafi :
Yuni R atna S ari D ewi / D e sain P roduk 2016
S andra Wahyuningtyas / Foto g rafi 2014
S oni H ars ono /D e sain I nte rior 2014
K e pala D ivi si I lustrasi :
Foto g rafe r :
R yani Palje D i si S ilaban / L uki s 2015
N aufal H aidar / TV
dan
F ilm 2016
3
B U L E T I N KON T E M P OR E R
TAMPAK MATA
Dies Natalis ke-33
Lebih Merakyat ? Teks: Khoirul Anam/TKS 2014 dan Adinda Lisa Inrmanti/DI 2014 Ilustrasi: Iwang Yudita/DI 2014
Memasuki usia ke-33 Institut Seni Indonesia Yogyakarta bertujuan meningkatkan eksistensi dan meningkatkan potensi yang dimilikinya. ISI Yogyakarta juga memantapkan diri sebagai sebuah perguruan tinggi negeri seni yang berkualitas. Program tahunan ini merupakan salah satu agenda rutin yang diadakan setiap tahunnya oleh ISI Yogyakarta. Dies Natalis XXXIII ISI Yogyakarta kali ini bertema “Seni Sebagai Ekspresi Pluralitas dan Perdamaian”.
Pamungkas Wahyu Setiyo, Ketua Acara Dies
orang seni rupa, karena banyaknya kegiatan
Natalis ke-33 mengatakan bahwa pengangkatan
seni rupa yang dilaksanakan bertepatan dengan
tema ini berdasarkan peristiwa-peristiwa yang
acara ART|JOG, salah satu event pameran seni
hampir setiap waktu dan tempat terjadi perselisihan
rupa terbesar di Indonesia. Jadi kampus merasa
di semua negara di dunia tidak terkecuali Indonesia.
termotivasi dan mendukung dalam hal itu. Selain
Dilihat dari media cetak maupun elektronik, dunia
ini sebagai bentuk pemanasan karena planning-nya
sekarang mengalami krisis toleransi. Peristiwa
pada tahun depan akan ada kegiatan di luar” tutur
intoleransi seakan memperlihatkan betapa
Pamungkas.
manusia lebih mengedepankan ego pribadi maupun kelompoknya dibanding dengan kebersamaan
Selain itu, pemajuan perayaan acara Dies Natalies
dan perdamaian manusia yang lingkupnya lebih
juga dikarenakan bertambahnya acara-acara yang
besar. “Karena dirasa pluralitas dan perdamaian
diselenggarakan oleh panitia. Rektor ISI Yogyakarta,
mengalami keragaman baik di Indonesia maupun
Agus Burhan, berpendapat selain kegiatan yang
dunia, jadi berharapnya ada jawaban dan dampak
rutin diadakan setiap tahun pada acara Dies Natalies
positif dari pluralisme dan perdamaian dalam
yang bertempat di kampus ISI Yogyakarta, sudah
berseni,” tegasnya.
seharusnya ada kegiatan yang menguatkan berupa paralel event (kegiatan akademik tiap fakultas)
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali
yang disatukan jadwalnya di awal bulan Mei dan
ini acara Dies Natalis mempunyai kejutan dengan
bertempat di beberapa kota Yogyakarta, untuk
jadwal perayaan yang dimajukan di awal bulan
mengangkat dan meramaikan kegiatan Dies Natalies.
Mei, yang biasanya dilaksanakan pada akhir bulan tersebut bertepatan dengan hari lahir ISI
Rangkaian kegiatan paralel event dimulai pada
Yogyakarta. Mengapa di awal bulan Mei? “Karena
tanggal 3-31 Mei 2017, kegiatan tersebut seperti;
di bulan ini adalah bodonya (lebarannya) bagi
Pameran dan Penayangan Media Rekam pada 3-6
4
B U L E T I N KON T E M P OR E R
Mei di Jogja Galeri, Pameran Seni Rupa pada 10-14
tidak dibiayai panitia (tidak masuk anggaran).
Mei di TBY (Taman Budaya Yogyakarta), Pagelaran
Seperti alumni Fakultas Seni Pertunjukan dari
Seni Pertunjukan pada 31 Mei di Concert Hall TBY,
Jurusan Musik yang mengadakan pertunjukan
Seminar Nasional dan masih banyak lagi kegiatan
musik di Universitas Sanata Dharma, juga akan
yang dapat dilihat di situs isi.ac.id. Dilanjutkan
diselenggarakannya “Festival 1000 Mural”.
dengan Pameran Seni Rupa dan Seni Media Rekam pada 28 Mei-4 Juni 2017 di Galeri RJ Katamsi ISI
Dari semua acara perayaan Dies Natalis yang
Yogyakarta. Juga adapula Sidang Senat sebagai acara
melibatkan mahasiswa dan dosen, juga mengundang
puncak acara Dies Natalies pada 30 Mei 2017.
tamu dari berbagai proram studi, tampaknya lebih terbuka dan melibatkan masyarakat di
Selain itu, potensi binaan kampus juga
luar akademisi dengan adanya kegiatan paralel
dimasukan dalam kegiatan dies yaitu LPPM
event yang diadakan di luar kampus. Rektor
(Lembaga Pengabdian Penelitian Masyarakat) yang
menyampaikan bahwa ISI Yogyakarta tidak boleh
melaksanakan kegiatan expo craft dan lain-lain pada
menjadi “menara gading” artinya hanya mampu
17–19 Mei di Gedung Serba Guna ISI Yogyakarta dan
berbuat di dalam kampus saja dan menjadi sakral,
Bazaar Stand dan Gelar Produk PMW-PPKK (Program
tetapi juga harus menunjukan bahwa kegiatan
Mahasiswa Wirausaha - Program Pembinaan
parallel event ini dalam wujud pengabdian kepada
Kewirausahaan Karier) pada 29–30 Mei di Halaman
masyarakat sebagai pendidikan tinggi milik
Gedung Serba Guna ISI Yogyakarta.
pemerintah yang menggunakan anggaran dari masyarakat. Dengan acara Dies Natalis kali ini,
Menurut kacamata panitia pusat dengan adanya kegiatan paralel kali ini, acara Dies Natalies banyak didukung dengan kejutan kegiatan yang
Apakah Dies Natalis ISI Yogyakarta ke- 33 kali ini lebih merakyat?[k]
5
B U L E T I N KON T E M P OR E R
INTERUPSI
Konsep Paralel Event ,
Gebrakan 33 Tahun ISI Yogyakarta Teks: Miftachul Arifin/TV 2015 Reva Visi Bangsa/ Despro 2016
Sama halnya dengan manusia yang merayakan hari kelahirannya setiap satu tahun sekali, tahun ini Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta merayakan Dies Natalis XXXIII. Perayaan dimulai dari tanggal 3 sampai dengan 31 Mei 2017 dengan tema “Seni Sebagai Ekspresi Pluralitas dan Perdamaian” Berbagai macam acara dari ketiga fakultas
parallel event. Jadi, kegiatan-kegiatan akademik yang
(Fakultas Seni Rupa, Fakultas Seni Media Rekam,
berada di tingkatan fakultas, kemudian diminta
dan Fakultas Seni Pertunjukan) ikut meramaikan
untuk membuat kegiatannya di bulan Mei dan
Dies Natalis ke-33. Namun, beberapa acara yang
diselenggarakannya di Jogja. Jadi, bukan kemudian
normalnya memiliki jadwal rutin pada bulan
ditarik maju semua untuk menjadi bagian dari
September kemudian dilaksanakan pada bulan Mei,
parallel event.”
dua di antaranya adalah Sepatu Menari dan JMMK (Jalan Menuju Media Kreatif) #9.
Mengapa dalam rangkaian kegiatan dies, lokasi pelaksanaannya dibagi menjadi dua tempat?
Wawancara dengan Pamungkas Wahyu Setyanto, M.Sn., Ketua Umum Panitia Dies Natalis ISI Yogyakarta ke-33 tahun 2017
“Tentunya ini juga sudah dirapatkan di tingkat pimpinan, kita coba kegiatan-kegiatan parallel event ini berada di luar juga sebagai satu
Terdapat beberapa rangkaian acara yang jadwal
pertanggungjawaban kepada masyarakat. Itu
pelaksanaannya tidak sama dengan tahun-tahun
kemudian nanti akan kita evaluasi dan akan kita
sebelumnya. Apa alasan yang mendasarinya?
rekomendasikan kepada institut. Kalau akan membuat kegiatan di waktu yang sama dengan
“Itu prosesnya kan begini, kegiatan dies itu kan
tempat yang berbeda itu harus ada formula-formula
berada di bulan Mei. Nah, di kegiatan rutinnya
yang harus dijalankan. Karena kalau nanti kita
dies itu biasanya ada kegiatan seminar, pergelaran,
tidak membuat rekomendasi-rekomendasi itu nanti,
pameran, penayangan, kan begitu. Kemudian dari
apabila hanya kemudian pandangan mata, oh, lancar
pak rektor itu menyampaikan, bahwa di samping
kemarin enggak ada permasalahan, kita adakan nih,
itu ada kegiatan-kegiatan untuk menguatkan,
yang repot kan tim teknisnya. Di luar buat, di dalam
kalau secara nge-Pop itu sering kita menyebutnya
ada, pusing.”
6
B U L E T I N KON T E M P OR E R
Kalau dosen, apakah juga terlibat di kepanitiaan seminar? “Iya, yang menangani itu dosen dan teknisi,
Bagaimana sistematika pemilihan tema pada dies tahun ini? “Kalau kemarin, pemilihan tema itu kan atas
perlengkapan. Karena kemarin kalau dari bidang
keputusan dari institut, ya. Jadi kegiatan dies ini
seminar itu kalau mau melibatkan mahasiswa malah
kan panitia itu sebagai pekerja, dalam artian kita
kasihan. Kasihannya itu secara interaksi susah.
menjalankan itu bukan kemudian diberi mandat
Sehingga itu bisa tidak harus dengan mahasiswa itu
full. Jadi mengenai semua regulasinya itu sudah
jadi panitia sebenarnya. Nanti ikut di proses diskusi
diputuskan di tingkat institut yang itu diawali
dengan pembicaranya sudah cukup.
Rapim dan mungkin Sidang Senat juga. Sehingga kemudian dari Rapim itu turun ke teknis pelaksana
Harapan dari penyelenggaraan dies tahun ini apa?
itu dari Pembantu Rektor I, kemudian membentuk kepanitiaan. Nah, dari institut itu kemudian menyampaikan tema ‘Seni Sebagai Ekspresi
“Harapannya itu tentunya ini berjalan sukses
Pluralitas dan Perdamaian’.”
dan lancar. Kemudian harapannya lagi dari tema yang dibawa kita itu cukup membawa satu wacana, satu pencerahan kepada masyarakat umum, untuk
Terkait dengan adanya Paralel Event, apakah dananya juga ikut dana dies atau bagaimana?
mengingatkan kembali bahwa kita itu berada di dunia yang plural dan damai harusnya. Tentunya
“Enggak. Anggarannya masing-masing fakultas.
harapannya ke sana. Kemudian untuk ke dalam
Jadi, memang menggunakan anggaran masing-
ya kerukunan terjadi, terjaga. Sekarang kan sudah
masing.”
rukun-rukun, nah, itu tetap terjaga rukunnya. Harapannya itu sih.”
Nominal pembagian untuk dies kegiatan dan ceremony itu berapa?
Wawancara dengan Drs. Anusapati, M.F.A., Pembantu Rektor III ISI Yogyakarta
“Kalau enggak salah sih, total sekitar 400-an juta, dan belum dipotong pajak. Dan itu ketika mau
Mengapa tema yang diangkat “Seni Sebagai
digunakan benar, kurang untuk kegiatan dies.”
Ekspresi Pluralitas dan Perdamaian?” Lalu solusinya bagaimana? “Memang temanya itu mengangkat isu yang sedang aktual sekarang, yaitu pluralitas dan jiwa
“Ya, akhirnya solusinya kalau bagi kita, karena ISI
perdamaian. Aktual, yang kira-kira bisa dikaitkan
itu kan masih Satker (Satuan Kerja) murni, sehingga
dengan ranah kita sebagai perguruan tinggi seni.
kita tidak bisa untuk menggali dana tambahan.
Jadi, kita berharap seni itu bisa berperan dalam
Ya, yang ada adalah dari plot yang ada itu kita
membangun kebudayaan bangsa seperti yang kita
kerjakan. Maksudnya kita harus pintar-pintar untuk
harapkan bersama, yaitu pluralitas dan perdamaian.
menyesuaikan anggaran yang ada.”
Karena persoalan tersebut sekarang memang sedang menjadi perhatian.”
Peran atau keterlibatan dari mahasiswa dalam pelaksanaan dies tahun ini apa saja?
Siapa yang menentukan tema dan panitianya sendiri dari pihak mana?
“Banyak. Di pameran, di pertunjukan, di pameran penayangan, semua teman-teman terlibat. Kayaknya
“Untuk tema yang menentukan adalah Pimpinan
yang teman-teman mahasiswa tidak terlibat di
ISI, begitu pula dengan panitianya yang dibentuk
kepanitiaan hanya di seminar. Sepertinya lho, ya.
oleh Rektor ISI. Panitianya adalah dosen, mereka
Tapi ya, hampir semua keterlibatan mahasiswa ada.”
7
B U L E T I N KON T E M P OR E R
yang melaksanakan rangkaian pembentukan acara
misalnya ada konser, pertandingan basket, dan
untuk Dies Natalis, untuk ketua berganti-ganti
sebagainya.
setiap tahun.” Harapan dan keinginan yang ingin dicapai dalam Peran mahasiswa untuk Dies Natalis tahun ini?
perayaan Dies Natalis XXXIII?
“Ya, kalau setahu saya perayaan ini memang
“Saya kira ya, itu tadi, bahwa penyelenggaraan
ada yang diselenggarakan sebagai program Dies
dies ini meskipun dengan segala keterbatasan bisa
Natalis, tapi kemudian ada juga kegiatan lain
didasarkan oleh semua sivitas akademika, juga
yang disinergikan dalam itu. Begitu juga beberapa
bisa ke masyarakat luar bahwa ISI sudah berusia
kegiatan kemahasiswaan bisa diselenggarakan di
sekian tahun dan harapannya bisa meriah dalam
bulan Mei ini untuk memeriahkan Dies Natalis,
pelaksanaan kegiatannya.”[k]
PENTING
BEMI BARU:
TITIK CERAH BAGI KEBERLANGSUNGAN HIDUP BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA Teks: Lulu Farhatul Amaniyah/Despro 2016 Eka Arief Setyawan/TV 2015
Badan Eksekutif Mahasiswa Tingkat Institut atau yang lebih dikenal sebagai BEMI di ISI Yogyakarta merupakan badan eksekutif kampus yang pada dasarnya memiliki tugas sebagai pelaksana berbagai kegiatan dan menjadi kepanjangan tangan dari mahasiswa. BEMI sebagai perwakilan mahasiswa pun mengusung ‘transparansi’ dan ‘koordinasi’ pasca pembentukan kepengurusannya yang baru pada tahun 2017 ini.
8
B U L E T I N KON T E M P OR E R
sana saya bertanya mengenai
Rektor 3. Kita gak bisa hanya
oleh Ketua BEMI ISI Yogyakarta
wawancara pemilihan BEMI,
nunggu gitu kan? Kalo kita hanya
terpilih, Bimbi W. Mentari, yang
ternyata Pak Catur belum tau
nunggu kita gak akan maju dan
berasal dari Jurusan Musik.
masalah itu, dan Aku bingung
bergerak.”
“Harus transparan, jujur dan
juga. Ternyata gak ada seleksi itu,
apa adanya kepada mahasiswa
langsung tes tertulis, gak pake
maupun birokrasi, sesuai
wawancara.”
Hal tersebut diutarakan
tersebut juga menginginkan untuk segera bekerja pasca
kenyataan dan lebih bisa berbaur. Kita itu ada karena mereka, fungsi
Mahasiswi angkatan 2014
Kemudian, dari tes tertulis yang
dilantik nantinya, karena
kita itu membantu mahasiswa,
materinya seputar organisasi dan
mengingat pekerjaan rumah BEMI
dan harus lebih bermasyarakat
pengetahuan tentang birokrasi
pun cukup banyak yang harus
mendengarkan keluh kesah
serta kemahasiswaan tersebut,
dibenahi. “Pengen secepatya bikin
mereka. Aku gak terlalu muluk-
Bimbi pun mendapat kabar jika
proker (program kerja), ngejalanin
muluk ingin ini itu, mulailah dari
perempuan yang juga aktif di
apa gitu, karena dari kemarin
hal yang kecil.”
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
banyak yang ngajuin untuk
Pecinta Alam Sasenitala itu pun
berbagai acara.”
Proses penyaringan calon
berhasil lolos masuk ke 3 besar Kemudian berbicara mengenai
Ketua BEMI yang telah dilakukan
bersama mahasiswi jurusan
sejak bulan April itu pun
Kriya dan dari jurusan Teater,
program pertama yang akan
melewati beberapa tes serta telah
dan setelah itu mereka diundang
dikerjakan, Bimbi pun ingin
diikuti oleh 8 pendaftar dari tiga
diskusi bersama para anggota
mengadakan semacam seminar
fakultas, salah satunya adalah
senat yang beranggotakan para
dan sosialisasi mengenai
Bimbi yang juga saat itu mewakili
Ketua BEM Fakultas dan HMJ.
keorganisasian. “Hal yang ingin
Fakultas Seni Pertunjukan.
Dari situlah langsung diadakan
dilakukan pertama kali itu
pemilihan yang diwakili oleh
mengadakan seminar tentang
suara senat hingga Bimbi
keorganisasian agar kita tahu
mengungguli dua calon lainnya.
fungsi kita. Dari sisi kinerja - itu
“Itu sebenarnya ada 3
tahap seleksinya. Wawancara
pintar-pintar kita menjabatani,
Pembantu Dekan III di salah satu fakultas, kemudian oleh
Hingga pada pertengahan
karena banyak hal yang harusnya
Pembantu Rektor III, dan baru
Mei (17/5) atau satu bulan setelah
mahasiswa tahu dari birokrasi
setelah itu diskusi.”
pemilihan, Ketua BEMI terpilih
tetapi tidak sampai (kepada
pun tengah menunggu turunnya
mahasiswa).”
Bimbi pun mengakui bahwa
Surat Keputusan Rektor yang Di sisi lain, Ketua BEMI periode
pada bagian penyaringan saat itu
telah dijanjikan oleh pihak
terdapat suatu ‘miskomunikasi’
Rektorat selaku induk dari badan
sebelumnya yakni Arok pun
sehingga tes wawancara pun
tersebut. “Proses pemilihan sudah
juga ikut berpendapat mengenai
kemudian dihilangkan. “Pada
dilakukan dari sekitar bulan
harapan BEMI kedepannya.
tanggal itu harusnya Aku
kemarin. Mungkin seharusnya
“Jarang bertemu dan kurang
wawancara dengan Pembantu
bisa dipercepat untuk masalah
koordinasi itu yang harus
Dekan III Fakultas Seni
pelantikan, karena juga masih
dibenahi, agar kesannya terbuka.”
Pertunjukan (Joanes Catur
banyak yang harus diselesaikan
Wibono, S.Sn., M.Sn.), kebetulan
jadi Aku juga bingung mau
memang juga ada urusan dengan
geraknya kemana. Kemarin
saat ditemui pada Senin (8/5),
Pak Catur mengenai AD/ART
pun Aku baru tahu ternyata SK
pembentukan kepengurusan
(Anggaran Dasar / Anggaran
(Surat Keputusan dari Rektor)
BEMI kali ini menggunakan
Rumah Tangga) Himpunan
sudah turun karena sebelumnya
sistem koordinasi, dan
Mahasiswa Jurusan Musik. Di
langsung ngobrol sama Pembantu
pemilihannya melalui senat yang
Mengutip dari penjelasannya
9
B U L E T I N KON T E M P OR E R
merupakan gabungan antara
kali ini berjalan terbuka dan
ketua HMJ dan juga BEM dari
transparan serta menggunakan
Rektor III, Drs. Anusapati,
tiga fakultas. Senat itu sendiri
sistem koordinasi yang rapi.
M.F.A., juga berpendapat bahwa
merupakan badan legislatif
Selain itu, agar pengurus BEMI
sebenarnya masa periode BEMI
kampus yang memiliki fungsi
periode sekarang mampu
di bawah kepemimpinan Arok
pengawasan terhadap badan
mempertahankan apa yang telah
sudah selesai pada tahun 2016,
eksekutif dimana BEMI termasuk
dicapai oleh pengurus yang
namun kemudian diperpanjang
di dalamnya, sehingga kinerja
sebelumnya dan tidak mengulangi
kembali. “BEMI sebenarnya sudah
dari BEMI, BEM dan HMJ diawasi
kesalahan yang terkesan kurang
terlambat karena telah berakhir
oleh mereka sendiri.
transparan dan eksklusif.
dari tahun 2016, dan diperpanjang
Sementara itu, Pembantu
hingga awal 2017.” “Ketua senat itu ketua BEMI,
Hal lain yang ditekankan Arok
di satu sisi dia sebagai senat atau
dalam pesannya ialah himbauan
badan legislatif dan di sisi lain dia
untuk tidak membiasakan adanya
menjabarkan mengenai proses
sebagai badan eksekutif, dari itu
kekosangan pada struktur
pemilihan calon ketua BEMI
semua koordinasinya kuat.” Jelas
kepengurusan dalam sebuah
baru, dimulai dari pembentukan
Arok.
organisasi. Untuk mengantisipasi
Komite Pemilihan Pengurus BEMI
kekosongan kekuasaan, bila
yang diinisiasikan oleh pengurus
Regenerasi kepengurusan
Lalu beliau juga sedikit
terdapat aggota atau pengurus
BEMI lama dan berasal dari unsur
BEMI seakan menjadi titik
yang mangkir dari tanggung
mahasiswa dari seluruh fakultas.
terang dari keabu-abuan kabar
jawabnya, maka dapat dibentuk
badan eksekutif tingkat institusi
plt atau Pelaksana Tugas sehingga
ini, dengan memulai kembali
seluruh bagian dari struktur
BEMI kedepan, beliau pun
menjalankan aktifitas serta
keorganisasian tetap berjalan dan
optimistis jika kepengurusan
mengemban tugas dengan masa
terurus.
BEMI yang baru dapat
Kemudian mengenai langkah
jabatan selama 2 tahun, dimana
menampung semua aspirasi dari
pada tahun pertama akan
mahasiswa seluruh fakultas.
difokuskan untuk menjalani
“Saya kira mudah-mudahan
program kerja dan satu tahun terakhir untuk menjalankan program kerja dan kaderisasi. “Awalnya hanya satu tahun, tetapi setengah tahun program
BEMI yang baru ini dapat
“Pertahankan dan t ingkatkan yang sudah bag us, evaluasi yang belum bag us.” Arok
kerja lalu setengah tahunnya
mengakomodasi aspirasi dari semua mahasiswa di semua fakultas dan jurusan, kemudian dapat membuat institut menjadi lebih ‘besar’, dan semoga semua aspirasinya bisa tertampung.”
lagi kaderisasi itu gak mungkin, terlalu singkat. Maka periode kali
Selain itu, beliau juga berpesan
ini masa jabatannya dua tahun,”
kepada kepengurusan BEMI
Mahasiswa Fakultas Seni Rupa itu pun menerangkan bahwa masa
yang baru. “Harapan saya “Biasakan untuk membentuk
BEMI yang baru mempunyai
jabatan dua tahun ini sendiri
plt, agar tidak terjadi kekosongan
program-program yang jelas dan
sudah dimulai sejak periode yang
kekuasaan, kita di sini memang
manfaatnya bisa dirasakan oleh
ia pimpin.
masih awam pada istilah plt ini.
semua mahasiswa.”
Maka untuk pengurus BEMI kali Sebagai Ketua BEMI periode sebelumnya, Arok mengharapkan kerja pengurus BEMI pada periode
ini harus dibiasakan dengan itu,” ungkapnya di akhir perbincangan.
K
10
KON T E M P OR E R
SIKAT
SKTM Untuk Beasiswa
Murni Prestasi? Teks: Kantoko Satmo Nugroho/Sendratasik 2015 Karina Devi S/Despro 2016
Mahasiswa Institut Seni Indonesia Yogyakarta sempat dibuat bigung mengenai beasiswa Penunjang Prestasi Akademik (PPA), yang akhir-akhir ini melampirkan persyaratan salah satunya berupa Surat Keterangan Tidak Mampu atau SKTM. Sempat menjadi tanda tanya besar di kalangan mahasiswa ketika beasiswa PPA memberi persyaratan tersebut.
Banyak mahasiswa
Kampus ISI Yogyakarta bagi para
minimal 3.00, melampirkan surat
menanyakan hal yang sama,
mahasiswa yang berprestasi.
penghasilan orang tua, Surat
mengenai persoalan beasiswa PPA
Beasiswa tersebut berasal dari
Keterangan Tidak Mampu, dan
yang seharusnya mengutamakan
Pendidikan Tinggi (DIKTI),
bukti prestasi, seperti sertifikat
prestasi justru meminta Surat
Kemitraan Daerah, dan juga
dan surat tanda keanggotaan
Keterangan Tidak Mampu. Hal
yayasan. DIKTI membagi
suatu organisasi baik di kampus
ini menimbulkan surutnya
beasiswanya berdasarkan tiga
maupun di luar kampus. Yang
minat mahasiswa berprestasi
jenis, diantaranya yaitu Bidikmisi,
menjadi problematika di tengah
yang terbilang mampu dari segi
Bantuan Beasiswa Pendidikan–
mahasiswa untuk mengajukan
financial-nya menjadi ragu untuk
Penunjang Prestasi Akademik
beasiswa adalah, mengapa
mengajukan beasiswa ini.
(BBP-PPA), dan Penunjang Prestasi
beasiswa Penunjang Prestasi
Akademik (PPA). Kemudian
Akademik membutuhkan Surat
Kemitraan Daerah yaitu
Keterangan Tidak Mampu?
sendiri telah diatur dalam
Kemitraan Kalimantan Timur
Padahal, Surat Keterangan
Undang-Undang nomor 20
dan Dinas Pendidikan Olahraga
Tidak Mampu terhitung dalam
Tahun 2013 tentang pendidikan
DIY. Sedangkan beasiswa yang
persyaratan beasiswa Bidikmisi,
nasional pasal 12 ayat 1C yang
berasal dari yayasan diantaranya
dikhususkan yang memang
menyatakan, “setiap peserta didik
yaitu Supersemar dan Djarum
bagi mahasiswa berprestasi
pada setiap satuan pendidikan
Foundation. Untuk bisa
yang kurang mampu, bukannya
berhak mendapatkan beasiswa
mendapatkan beasiswa-beasiswa
beasiswa PPA yang murni karena
bagi yang berprestasi yang orang
tersebut, mahasiswa harus
prestasi.
tuanya tidak mampu membiayai
memenuhi persyaratan baik
pendidikannya.�
akademik maupun administrasi.
Peraturan mengenai beasiswa
Akhirnya, pertanyaan ini pun dijawab oleh salah seorang pihak
Sebelum bicara mengenai
Sebagai contoh untuk beasiswa
kemahasiswaan rektorat, Pak
beasiswa PPA, ada perlunya
PPA syarat-syarat yang perlu
Jadun, panggilan akrab anak-
mengerti jenis-jenis program
dipenuhi mahasiswa yaitu
anak kepada pria kelahiran
beasiswa yang dilaksanakan
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
Kebumen ini. Pak Jadun
11
B U L E T I N KON T E M P OR E R
“Dulu beasiswa PPA masih menjadi sat u dengan beasiswa BBP-PPA yang ket ika it u memang dikhususkan unt uk mahasiswa berprestasi yang t idak mampu. Tapi sekarang beasiswa BBP-PPA sudah t idak ada, yang ada hanya PPA dan Bidikmisi. Persyaratan SKTM unt uk beasiswa PPA it u mer upakan kesalahan,” - Pak Jadun.
menglarifikasi bahwasanya
Selain itu pihak kemahasiswaan
dan persyaratannya jangan
ini memang kesalahan karena
rektorat juga berpesan
menunggu sampai deadline
dokumen tersebut berubah.
kepada seluruh mahasiswa ISI
waktu pengumpulannya, supaya
Kedepannya dari pihak rektorat
Yogyakarta, siapapun yang ingin
proses pengelolaan berkas di
akan mengganti berkas di
mendaftar beasiswa dimohon
kemahasiswaan juga mudah.[k]
persyaratannya supaya tidak
jika pengumuman sudah turun
menjadi tanda tanya lagi.
segera menyiapkan berkas-berkas
KIRIMANMU
SUDAH WAKTUNYA
BER-REVOLUSI
SEMBARI MAWAS DIRI Teks: P.A / Musik 2015
“Namun, kenyatannya beberapa orang masih “nyaman terfokus” terhadap masalah yang sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan dan melupakan opsi apa saja yang dapat memajukan kampus ini, dan yang terpenting tujuan mengapa memilih kampus ini.”
12
B U L E T I N KON T E M P OR E R
potensi seni untuk lebih maju.
ini. Untuk itu bukankah sudah jelas
banyak sekali keegoisan antar
Sangat disayangkan masih
Bahkan mungkin membuat kita
kita seharusnya bisa lebih bijak
mahasiswa Institut Seni Indonesia
belum mengerti arti kata “maju”.
dalam menyikapi beberapa masalah
Yogyakarta yang sebenarnya
Kurangnya belajar dan melihat
ini bukan?
hanya membuang-buang waktu,
keadaan di “belakang”, juga belajar
juga memecah-belah. Sehingga
dan melihat keadaan di “luar”
menjadikannya salah satu faktor
dapat menjadi salah satu solusi
baik tentunya akan berdampak
pembentuk lingkungan yang tidak
terhadap hal tersebut, karena hal
baik pula bagi para mahasiswa.
sehat.
itu hanyalah masalah keegoisan
Namun, kenyatannya beberapa
semata. Terlalu sering menutup diri
orang masih “nyaman terfokus”
Misalkan dalam masalah
Karena lingkungan yang
dari dunia luar dan tidak pernah
terhadap masalah yang sebenarnya
kekaryaan. Style pun masih
memikirkan pengaruh dari dalam
tidak perlu dipermasalahkan
sering dipermasalahkan, padahal
diri ke dunia luar menjadikannya
dan melupakan opsi apa saja
pada dasarnya tidak ada batasan
keras dan kasar. Dan sejatinya,
yang dapat memajukan kampus
sama sekali untuk itu. Selain
kontrol tersebut sebenarnya sangat
ini, dan yang terpenting tujuan
itu terkadang beberapa dari kita
tidak penting, karena hanya
mengapa memilih kampus ini.
Beberapa mahasiswa lupa bahwa banyak sekali kemungkinan dan pilihan, tetapi bagaimanapun dari berbagai hal tersebut terbentuklah lingkungan sosial yang baik dan tepat.
juga lupa bahwa adapun batasan
menimbulkan perpecahan dan
Apakah sekadar untuk sarjana?
tersebut hanyalah apa yang
kemunduran, juga mungkin saja
untuk berbakti pada orang tua?
harus dilakukan di “kelas”, bukan
menjadi penjara untuk bersosial.
Atau ternyata memang ada alasan
sebagai apa yang sifatnya “harus” ketika berkarya di luar. Bahkan,
lain yang menjadi tambahan atau Mahasiswa juga terkadang belum
bahkan berdiri sendiri?. Memang
batasan tersebut juga dapat menjadi
sadar terhadap nyatanya sebuah
sudah seharusnya kita menyadari
hal yang bersifat kebutuhan,
pilihan, opsi, dan kemungkinan
bahwa yang tidak seharusnya
berdasarkan apa yang pelakunya
dalam masalah-masalah tersebut.
dipermasalahkan janganlah
butuhkan. Karena kita secara tidak
Selain itu juga kesadaran bahwa
dipermasalahkan, terlebih ini
langsung sudah menjadi seniman di
terdapat aktivitas “dalam” kampus
adalah kampus seni tertua di
lingkup seni, apapun bidangnya.
dan di “luar” kampus. Sering kita
Indonesia yang seharusnya sistem
“merasa” tertuntut pada apa yang
dan sosialnya semakin maju dan
diharuskan oleh kampus dan lupa
terbuka. Ditambah, sekarang
dilakukan beberapa pihak dari
Lalu, masih saja terdapat “kontrol”
apa yang sebaiknya dilakukan
adalah era globalisasi yang semua
mahasiswa terhadap mahasiswa
di luar hal tersebut. Mungkin
tidak bergerak dalam satu arus saja.
lain dalam berkesenian yang
beberapa dari kita sudah sadar akan
Dan akhirnya muncul pertanyaan:
sekiranya membatasi potensi-
bagaimana kondisi lingkungan kita
“sudah dimanakah peran kita?”[k]
13
B U L E T I N KON T E M P OR E R
JUJUR
AKSI TOLAK HTI JILID DUA Teks : Ade Yoga Fahrur Rochman/ Kriya 2016 Insan Sholeh Nugroho /DKV 2015
“Bagaimana pendapat Anda tentang Aksi Pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Institut Seni Indonesia Yogyakarta?”
Zuki ( Seni Murni ’ 16 )
berpikiran negatif namun di luar
Mahasiwa Seluruh Indonesia) juga
kampus menganggapnya itu positif
demo di Istana Negara namun
“Menurutku bagus, ya, tapi
karena berani berbendapat di muka
tidak mendapat tanggapan yang
ini akan percuma atau sia-sia
umum dan harapannya pengenalan
memuaskan. Juga ada Aksi
saja ketika penolakan ini tidak
tentang aliran itu supaya dipertegas
Pancasila oleh satuan BEM DIY
diimbangi dengan kegiatan-
lagi. Bagiku yang terpenting
yang diberitakan hanya dihadiri
kegiatan jangka panjang
solidaritas dan rasa menghormati
maksudnya kita hanya menolak
perbedaan.”
satu hari ini saja tapi tidak membuat kajian atau pengajian
Gozi Afdoli ( Seni Murni ‘ 16 )
yang mendalam sehingga temanteman HTI tidak membuat kegiatan
“Menurutku sih, tentang aksi
di sini. Aksi ini keren tapi semoga
kemarin itu tidak menyelesaikan
saja tidak seperti sikap tahun
masalah tentang konflik HTI dan
kemarin. Tahun kemarin itu kita
orang-orang Indonesia kebanyakan
cuma menolak satu hari ini saja
karena pokok pemikirannya
tapi tidak ada sikap ke depannya.”
belum berubah. Soalnya walaupun dibubarkan atau dimusnahkan
Sohibi ( Fotografi ‘ 15)
kalau pemikirannya belum dibenarkan ya bakalan lahir dan
“Menurut pendapatku, ini
lahir terus tanpa penyelesaian...”
acara bagus dan menurutku mahasiswanya juga berani karena
Alwi ( lukis ’ 13 )
di kampus lain nggak ada yang seberani ini untuk mengeluarkan
“Jika kita lihat event aksi yang
aspirasi mereka, mengeluarkan
terjadi hampir bersamaan dengan
pendapat mereka di muka umum.
Abu Nawas, aku kira aksi di ISI
Di sisi lain juga ternyata ada
(Institut Seni Indonesia) paling
beberapa mahasiswa yang berpikir
efektif. Karena di hari yang sama
aksi seperti ini tidak penting atau
ada BEM SI (Badan Eksekutif
“...makanya solusi terbaiknya adalah ketika kita sebagai masyarakat yang berpikiran terbuka harus menjelaskan kepada mereka bahwa berpikiran sempit itu bukan sesuatu yang masih pantas dilakukan pada zaman sekarang yang batasan-batasan sudah mulai kabur.” - Gozi Afdoli
14
B U L E T I N KON T E M P OR E R
“Hanya ISI yang berani secara lantang menolak HTI.” Alwi Lukis ‘13
puluhan orang. Kita patut bangga
ISI Yogyakarta Larang HTI Masuk
demonstran ini belum ber-tabayyun
pada saat aksi di ISI ratusan orang
Kampusnya’) Itu kan hal yang
soal isu (anti-Pancasila) yang
yang hadir. Jarang sekali BEM
tidak masuk akal bagi saya, dalam
dituduhkan HTI itu benar atau
dan HMJ (Himpunan Mahasiswa
arti mereka dipecat hanya karena
tidak. Ada baiknya teman-teman
Jurusan) bisa naik di satu
ormas itu. Padahal mereka sama
itu membuktikan sendiri lewat
panggung. Menurutku ini sebuah
sekali tidak melanggar hukum
forum-forum HTI dan cross-check
kekompakan yang tidak main-
yang ada di kampus. Ada juga
rujukan-rujukannya.”
main. Lebih-lebih aksi kemarin juga
hal yang menurut saya agak
didukung oleh elemen masyarakat
menggelitik. Terkait bapak rektor
seperti FKUB (Forum Kerukunan
dan dosen-dosen ikut turun dalam
Umat Beragama), Gerak Pancasila,
demo. Kenapa sih, oknum yang
dan alumni.
bersangkutan (HTI) tidak dipanggil
Tentu mahasiswa masih ingat UU
D.F. (Aktivis Dakwah HTI, Mahasiswa DKV, ‘12) “Sebenarnya saya tidak habis
saja untuk musyawarah? Kalau
pikir bagaimana menanggapi
misalnya ada teman-teman yang
pola pikir mereka. Maksudnya,
NKK BKK yang melarang aktivitas
merasa, ‘Wah, saya tidak setuju
mengapa mereka melakukan hal
politik di kampus, baik itu berupa
dengan argumen dia, opini dia, atau
itu (berdemonstrasi). Padahal
pengkaderan, atau penyebaran
ideologi dia.’ Dipanggil saja. Diajak
setahu saya, teman-teman yang
buletin. Maka dari itu, sebuah
berdiskusi. Jadi nanti jelas mana hal
punya koneksi dengan HTI, mereka
kewajiban bagi mahasiswa untuk
yang diperbolehkan dan hal yang
tidak memermasalahkan batasan-
bersama menjaga kemurnian
tidak diperbolehkan dalam hukum
batasan dalam agama. Sering saya
kampus. Memang Negara belum
yang dipegang kampus. Saya rasa
mendengar dari demonstran itu
secara resmi membubarkan HTI,
orang-orang HTI itu juga punya
mengatakan banyak sekali hal-hal
tapi bukan berarti hak otonomi
landasan (hukum) mengapa mereka
yang bertentangan dengan nilai
kampus sebagai laboratorium
berhak di kampus.”
Pancasila. Padahal setahu saya
terbuka bisa diinjak-injak kepentingan ormas dong.”
sampai sekarang tidak ada hujah A.J. (Aktivis Dakwah HTI, Mahasiswa Musik FSP, ‘13)
M.I. (Mahasiswa FSMR ‘16)
membenarkan tuduhan mereka sendiri. Teman-teman HTI juga
“Untuk teman-teman yang “Jujur saya sedih ketika mereka
dari para demonstran yang dapat
sudah bersedia dan membuka
Muslim. Kita sepatutnya
diri seluas-luasnya untuk diskusi.
meminta agar mahasiswa atau
menggunakan tolak ukur ber-
Tapi faktanya mereka tidak
dosen yang berafiliasi dengan
tabayyun (mengoreksi fakta).
mengindahkan apa yang sudah
organisasi HTI untuk dipecat.
Jangan asal dengar ‘katanya siapa’.
ditawarkan oleh teman-teman
(detik.com, 22 Mei 2017. ‘Rektor
Menurut saya, kebanyakan dari
HTI.”[k]
15
B U L E T I N KON T E M P OR E R
IRONI
Ilustrasi: Yuni Ratna Sari Dewi/Despro 2016
EVENT
Sepatu Menari, Menari di Ulang Tahun ISI Yogyakarta Teks: Adi Ardiyansyah / Seni Grafis 2012 Foto: Naufal Haidar/ Televisi 2016
Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta sekarang sudah memasuki tahun yang ke-33, dan banyak acaraacara yang dibuat untuk menyambut Dies Natalis ISI yang ke-33.
16
B U L E T I N KON T E M P OR E R
Kerincing manis mementaskan kesenian jathilan oleh mahasiswa jurusan seni tari Institut Seni Indonesia Yogyakarta pada acara Sepatu Menari yang diselenggarakan di depan gedung rektorat lama Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Sabtu (20/05). Acara sepatu menari ini merupakan rangkaian acara dari Dies Natalis Institut Seni Indonesia Yogyakarta XXXIII.
Salah satunya adalah acara
Kebetulan di bulan Mei,
Sepatu Menari, yang mempunyai
bertepatan dengan acara Dies
kepanjangan dari Setiap Empat
Natalis ISI Yogyakarta, maka dari
Sabtu Menari yang terbentuk
itu Sepatu Menari berpatisipasi
dari tahun 2007 oleh UKM
untuk memeriahkan acara tersebut.
(Unit Kegiatan Mahasiswa) HMJ
Sepatu Menari juga menampilkan
(Himpunan Mahasiswa Jurusan)
sebuah kelompok yaitu Kerincing
Seni Tari. Sepatu Menari dibentuk
Manis yang masih bagian dari
untuk menampung aspirasi
Sepatu Menari. Kelompok ini
mahasiswa yang ingin berkarya
terbentuk sejak tahun 2012.
ketika mahasiswa bingung
Kerincing Manis terinspirasi dari
bagaimana cara menampilkan
Kesenian Rampak Buto yang
karya, dengan semua aliran tari
merupakan Kesenian Jathilan
termasuk Tari Tradisonal juga Tari
dan kerincing, identik dengan
Kontemporer. Sepatu Menari tidak
kerincing-kerincing yang dipakai
hanya beranggotakan mahasiswa
oleh Rampak Buto. Sementara
ISI saja, tetapi juga untuk orang lain
manis, di mana semua anggota
dari luar lingkungan kampus.
Kerincing Manis mayoritas adalah wanita. Namun, anggota Kerincing
Kegiatan Sepatu Menari ini merupakan kegiatan rutin setiap sebulan sekali dan acara tahunannya yaitu Sepatu Menari Spektakuler
17
B U L E T I N KON T E M P OR E R
Manis tidak semua mahasiswa dari
maka menarik masyarakat yang
Jurusan Seni Tari, melainkan ada
berlalu-lalang untuk melihat
Tarian Jathilan yang merupakan
juga yang dari luar kampus ISI,
pertunjukan tersebut. Banyak
seni dari Yogyakarta, untuk ikut
Kerincing Manis tidak membuat
masyarakat sangat senang dengan
berpartisipasi, mereka hanya
batasan untuk berkarya di dalam
pertunjukan yang diadakan oleh
berlatih tiga hari saja, tapi ketika
kelompok ini.
sepatu menari, ketika penulis
pada saat tampil, pertunjukan
mewawancarai salah satu orang
mereka bagus menurut penonton.[k]
Pertunjukan Kerincing Manis
Kerincing manis menampilkan
yang sedang menonton, dia sangat
bertempat di depan lapangan
antusias dan senang karena sudah
Rektorat Lama ISI Yogyakarta,
ada pertunjukan ini.
Dengan tampil di luar ruangan,
TOKOH
HERI PEMAD,
JEMBATAN BAGI KESENIAN INDONESIA Teks: Ryani Silaban/Lukis 2015 Foto: Nurrul Nelwan/TV dan Film 2015
Menjadi jembatan yang menghubungkan antar seniman dan masyarakat, merupakan salah satu hal yang dilakukan oleh Heri Pemad, tokoh utama terselenggaranya ART|JOG yang terkenal hingga ke berbagai belahan dunia. ART|JOG merupakan acara tahunan seni kontemporer, yang kali pertama digelar dengan nama Jogja Art Fair pada tahun 2008.
resmi menjadi mahasiswa di Institut
nama asli Herianto tersebut
kesenian, Heri Pemad yang
Seni Indonesia Yogyakarta. Semasa
memutuskan berhenti kuliah untuk
awalnya bukan berasal dari
kuliah ia belajar memanajemen
memulai karirnya. “Yang memicu
latar belakang seni sempat ingin
diri sendiri dan teman-teman,
kenapa saya harus lebih berat
menempuh pendidikan di Jurusan
seperti menjadi panitia dalam
ke Manajemen Seni itu, karena
Arsitektur. Namun, kemudian ia
kegiatan pameran seni. Meskipun
melihat kondisi pada saat itu kan
lebih memilih mendalami Seni
ketika berada di semester akhir
memang, ya, itu tadi, pameran yang
Murni. Sehingga pada tahun 1996 ia
perkuliahan, pria yang memiliki
mengurus seniman, yang mencari
Sebelum bergerak di bidang
18
B U L E T I N KON T E M P OR E R
dana seniman, yang mendisplai
seni. Sehingga beliau mengerti
untuk menyediakan ruang serta
seniman, yang memromosikan
kebutuhan, kelemahan, juga apa
membantu seniman memenuhi
seniman, bahkan yang mengangkut
yang bisa dikelola. Itu karena ia
kebutuhan dalam berkesenian.
sampai teman-teman seniman
mengerti bidang itu seperti apa,
Lalu diselenggarakan lah ART|JOG
sendiri. Ada EO (Event Organizer)
sampai kebiasaan seniman bisa
pertama yang kemudian konsisten
tapi yang dijual itu-itu aja,� ujar
dirasakan. Sebagai manajemen seni,
diadakan setahun sekali sejak
beliau ketika ditanya apa alasan
beliau menempatkan diri sebagai
tahun 2008, hingga ART|JOG
memilih karir di bidang Manajemen
orang yang paling dekat dengan
kesembilan yang diselenggarakan
Seni. Ia kemudian menambahkan,
seniman. Menjadi jembatan yang
pada tanggal 19 Mei 2017 di Jogja
kalau semua orang ingin jadi
menghubungkan antara seniman
Nasional Museum.
seniman, yang memanajemen
dengan seniman, seniman dengan
seniman tidak ada, hanya galeri
kurator, seniman dengan galeri,
dan kurator. Padahal, semua bidang
seniman dengan kolektor, dan
beliau sempat menjadi kurir
pekerjaan memerlukan manajemen.
hubungan lainnya. Walaupun
undangan, seseorang yang
Kalau seseorang mau menguasai
pada awalnya beliau tidak terlalu
mengantar undangan pameran dari
dan mengerti manajemen, maka
mengerti bidang manajemen, ia
satu pintu rumah ke pintu rumah
ia harus menguasai bidang
kemudian belajar dari pengalaman
lainnya. Karena hal tersebut,
pekerjaan itu terlebih dahulu.
dan teman-teman yang lain. Dari
beliau kemudian memiliki alasan
Dengan latar belakang beliau yang
pengalaman tersebut, ia beserta
untuk datang dan berkenalan lebih
pernah belajar di bidang seni, ia
beberapa teman seperjuangannya
dekat, dengan undangan sebagai
kemudian membuat manajemen
kemudian fokus untuk merintis
mediatornya. Ia mengatakan ingin
yang masih dalam lingkup
Art Management, yang ditujukan
lebih mengenal para seniman.
Sebelum menjadi Art Management
“Kalau menjadi seniman jangan hanya fokus dalam satu bidang, harus pelajari semua. Walaupun nanti akan dipilih mana yang disenangi dan tidak. Total. Total menjadi apa yang dia inginkan. Total itu bukan harus memelajari satu bidang saja. Semua harus dipelajari, karena dapat menopang dan mendukung bidang yang ia inginkan.� Tidak hanya sekadar mengenal
Sehingga bisa menggali informasi
saja. Namun, ia dianggap sebagai
wajah dan bagaimana bentuk
lebih banyak. Ia juga pernah
seorang teman, dijamu dengan luar
visual karya si seniman, tetapi
mencari kediaman bahkan studio
biasa hangat karena sama-sama
juga mengetahui rumah, kondisi
seniman sampai ke pelosok kota, hal
mengondisikan perasaan seperti
studio, pola pikir sang seniman
tersebut dikarenakan kebanyakan
teman akrab, mengobrol semakin
serta visi yang dimiliki mereka.
seniman tidak punya alamat yang
banyak dan mendapatkan lebih
Pada saat beliau masih menjadi
jelas. Sehingga seniman yang jarang
banyak ilmu. Dari pengalaman
kurir, beliau mengaku bahwa
mendapatkan undangan menjadi
tersebut ia mendapat sesuatu
ia sering menyusun strategi
senang karenanya. Salah satu hal
yang luar biasa, mengenal banyak
untuk bisa mengobrol dengan
paling berkesan yang ia ingat ketika
seniman dan ia jadi mengetahui
beberapa seniman, seperti sering
mengantar undangan, yaitu pada
kebutuhan mereka. Itu aset
berpura-pura berteduh, lalu
saat beliau bukan hanya dianggap
yang baik, istilahnya seperti
memertanyakan berbagai hal.
sebagai seorang kurir undangan
seorang makelar yang mengerti
19
B U L E T I N KON T E M P OR E R
TOKOH
Kamis, (08/06/2017) Heri Pemad ket ika ditemui di Pameran ART|JOG 10.
dan memahami karya seni dan
memegang kuas, alat foto, maupun
yang melakukan hal seperti itu.
senimannya, untuk itu beliau
berbagai peralatan lainnya. Setiap
Beliau menambahkan pula, kalau
berinisiatif ingin mendidik kualitas
seniman memiliki cara yang
seseorang tidak boleh memandang
seniman maupun pembeli melalui
berbeda dalam peran di bidang
orang lain dengan sebelah mata.
Art Management yang dikelola oleh
kesenian. Meskipun jam terbang
Seseorang tidak mengetahui ada
beliau dan timnya.
beliau di bidang manajemen seni
banyak hal yang sesungguhnya
cukup padat, beliau juga masih
berbeda. Setiap orang memiliki sisi
menyempatkan diri untuk melukis.
yang lain. Kuncinya adalah bergaul.
Beberapa tahun setelah penyelenggaraan ART|JOG pertama, pada tahun 2015 beliau
Bergaul jangan hanya dalam Saat-saat yang paling
kalangannya saja, akan tetapi
menyediakan sebuah tempat untuk
menyakitkan dalam hidup beliau,
dengan orang lain dengan bidang
memenuhi kebutuhan seniman,
yaitu ketika memiliki masalah
berbeda.
khususnya bagi perupa. Tempat
dengan teman sendiri. Pada waktu
itu diberi nama Potentiarte, yang
tertentu beliau ingin melakukan
menyediakan peralatan dan
hal yang positif, tetapi ada beberapa
menjadi seniman jangan hanya
perlengkapan dalam seni rupa
pihak yang menunjukkan perasaan
fokus dalam satu bidang, harus
dengan harga yang lebih murah
tidak senang, hingga menolak
pelajari semua. Walaupun nanti
dibanding beberapa toko lainnya.
dengan keras pendapat beliau.
akan dipilih mana yang disenangi
Meskipun di dalam hati beliau ingin
dan tidak. Total. Total menjadi apa
membuat banyak orang senang,
yang dia inginkan. Total itu bukan
melaksanakan pekerjaan beliau
seringkali ada banyak pihak
harus memelajari satu bidang saja.
dengan yakin menyatakan bahwa
yang tidak senang. Seringkali hal
Semua harus dipelajari, karena
dirinya adalah seorang seniman.
tersebut sempat membuat beliau
dapat menopang dan mendukung
Menurut pendapatnya, menjadi
kecewa, tetapi beliau harus siap
bidang yang ia inginkan.� [k]
seniman itu tidak harus melulu
mental menghadapi siapapun
Hingga saat ini, dalam
“Pesan saya cuma satu. Kalau
20
TOPENG INDONESIA DAN
KEBERAGAMAN
Ilustrasi: Adi Ardiansyah/Seni Grafis 2012
K
KON T E M P OR E R
KOMIK