TERAP Vol.007 - Buletin Bulanan Pengabdian Masyarakat ITB

Page 1

Volume 007

Juli 2021

Pada

umur

melampaui mewarnai

kampus

100

tahun,

kemajuan

Ganesha beribu

yang

karya

bangsa

sudah

ipteks

dan

telah

masyarakat.

TERAP: ITB untuk Masyarakat

Buletin Bulanan Pengabdian Masyarakat LPPM ITB

Volume 007 / Juli 2021

Karya-karya tepat guna ini dimanfaatkan, dirawat, dan

diandalkan

oleh

penerbitan

TERAP,

Masyarakat

LPPM

akademisi

yang

masyarakat.

Buletin ITB,

Bulanan

cerita

para

mengabdikan

Melalui

Diterbitkan oleh LPPM-ITB

Pengabdian ilmuwan

ilmunya

dan bagi

masyarakat dituangkan dalam narasi populer agar terus

terhubung

dengan

masyarakat

lebih

luas,

untuk makin membuka pintu lebar-lebar, membumi, menjejak di masyarakat. Selamat membaca!

Deny Willy Junaidy, Ph.D.

Sekretaris Bidang Pengabdian Masyarakat

LPPM ITB

lppm_itb

LPPM ITB


007 Buletin TERAP

Juli 2021

Astronomi, Kegembiraan Mengenali Semesta

Astronomi bukan soal rumus rumit dan istilah sulit. Astronomi adalah kegembiraan mengenali alam semesta. Oleh karena itu, diperlukan guru-guru dengan kompetensi baik untuk menumbuhkan minat siswa menggeluti bidang astronomi. Lewat Network for Astronomy School Education (NASE), astronom ITB mengembangkan metode pengajaran yang sederhana, murah, tetapi menarik bagi guru-guru yang mengampu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Sejak 2006, astronomi menjadi bidang ilmu yang dilombakan dalam Olimpiade Sains Nasional. Meski begitu, astronomi tidak juga masuk dalam kurikulum. Di lain sisi, kemajuan teknologi dan informasi berkembang dengan pesat, wawasan astronomi pelajar pun ikut bertumbuh. Banyak siswa yang menekuni astronomi meski tak diajarkan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah.

"Ini memberi tekanan bagi pendidikan dasar dan menengah supaya anak-anak ini bisa menyalurkan minatnya di bidang keantariksaan. Jadi ada ketimpangan. Di kurikulum sekolah astronomi tidak eksis, tetapi di olimpiade mereka mendapat medali," kata Dr. Hakim L. Malasan, M.Sc. dari Kelompok Keahlian Astronomi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung saat diwawancara Selasa, 6 Juli 2021. 1


Bagi pelajar yang tinggal di kota besar, mereka diuntungkan dengan keberadaan klub-klub astronomi yang kini mulai menjamur. Prestasi mereka pun makin bagus dengan metode pembimbing yang juga maju. Sayangnya, kemampuan ini belum bisa ditampung oleh sekolah. "Kita tahu astronomi ini satu bidang yang menarik bagi siswa pendidikan dasar dan menengah, tetapi mereka desperate karena tidak menemukan pembimbing yang pas," kata Dr. Hakim.

Inilah yang melatarbelakangi Dr. Hakim bersama timnya menyelenggarakan NASE, sebuah program workshop untuk guru-guru IPA dan komunitas astronomi pada 21-23 Agustus 2020. NASE terakhir ini merupakan workshop astronomi pertama yang digelar secara daring di Indonesia. Workshop ini digelar secara daring mengingat kondisi pandemi COVID-19 yang belum juga mereda. Meski tidak ideal, kegiatan daring justru mampu mengajak lebih banyak peserta.

Secara keseluruhan, NASE 2020 diikuti oleh 74 peserta, yang terdiri atas guru, dosen, mahasiswa, pelajar, juga komunitas astronomi. Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan pendaftar. Keterbatasan alat dan bahan membuat tidak semua pendaftar bisa mengikuti kegiatan ini. Peserta berasal dari Pulau Jawa dan luar Jawa seperti Bangka Belitung, Lampung, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.

Sekolah sebagai ujung tombak kekurangan guru-guru yang mumpuni mengajarkan astronomi. Mereka kesulitan mengembangkan metode belajar yang menyenangkan sebab bukan kewajiban mereka seperti yang digariskan kurikulum. "Kami sering eksperimen di kurikulum, memasukkan astronomi di pelajaran fisika. Tetapi, tidak muncul. Di kurikulum berbasis kompetensi, astronomi justru masuk di sosial sehingga guru-guru ini tidak memiliki keterampilan yang baik," tuturnya. Situasi Menurut Dr. Hakim, kegiatan seperti ini sebelumnya seperti ini bukan persoalan khas Indonesia. sudah pernah digelar, misalnya pada 2016 di Negara-negara lain pun mengalami hal serupa.

Universitas Ma Chung, Malang. Lalu pada 2018 di Institut Teknologi Sumatera saat menjadi tuan Dr. Hakim menjelaskan, astronomi merupakan rumah South East Asia Astronomy Network yang bagian dari sains murni. Isinya perpaduan antara menggelar pelatihan bagi guru-guru. Namun, matematika dan fisika. Bermanfaat untuk kegiatan tersebut belum bisa menjadi ajang rutin mempelajari alam semesta. Turunannya bisa setiap tahun. Lewat NASE ini, workshop untuk guru diaplikasikan di teknologi seperti penerbangan, diharapkan bisa digalakkan kembali sehingga satelit, dan sebagainya. "Guru harus bisa proses menciptakan instruktur-instruktur bidang mengajarkan. Selama ini guru punya stereotipe astronomi bisa berjalan terus. Guru yang sudah kalau belajar astronomi harus punya teropong dilatih akan menjadi pelatih bagi peserta bintang. Padahal, alat peraga astronomi bisa dibuat selanjutnya, demikian seterusnya.

sendiri dengan biaya murah. Alat ini tidak hanya untuk praktik siswa, tetapi juga untuk guru kalau "Tantangannya kali ini karena pandemi jadi harus mau melakukan riset kecil," ucap Dr. Hakim. daring, biasanya luring," ujarnya. Bagaimanapun sss 2


pengamatan langsung ke lapangan tidak akan tergantikan. Apalagi saat menggali aspek etnoastronomi (yang berkaitan dengan kearifan lokal) dan arkeoastronomi (berkaitan dengan artefak astronomi) yang kental sebagai praktik lapangan atau science on the field.

Meski demikian, dengan daya dukung ITB yang besar, workshop astronomi daring bisa digelar dengan sangat baik. Rangkaian kegiatan berupa kuliah umum, workshop, dan observasi atau pengamatan langit semua bisa dilakukan secara daring. "Observasi ini yang paling menantang. Kami mengatur pengamatan yang memungkinkan di-stream sehingga guru-guru bisa mengoperasikan teropong dari jarak jauh," katanya. Dengan bantuan dosen-dosen informatika ITB, NASE bisa digelar dengan membuat sistem pengamatan jarak jauh.

"Kami kembangkan interface-nya, teleskop dipasang di Lampung karena di Bandung hujan dan di Lampung kering. Jadi ada pengamat yang memasang teleskop di sana sekaligus kamera dan dilengkapi internet yang bagus. Ini menjadi klimaksnya. Peserta puas dengan cara seperti ini meskipun paling ideal mengamati di bawah langit," tuturnya.

cara ini lebih melekat ke mereka. Mereka jadi lebih mengerti. Tidak cuma dijejali pengetahuan, tetapi know how-nya yang paling penting," ujar Dr. Hakim.

Di bagian akhir, setiap peserta diberi kesempatan untuk saling bertukar pikiran menggali kekayaan etnoastronomi dan arkeoastronomi di daerah masing-masing. Meski tak bisa dilakukan langsung ke lapangan, berdiskusi secara daring tetap bisa berlangsung efektif. Bagian ini menjadi penting sebab budaya Indonesia banyak yang dituturkan dari generasi ke generasi, tidak tercatat dengan baik dalam sebuah dokumen tertulis sehingga, forum semacam ini harus tetap dilakukan.

"Sekaligus meluruskan persepsi yang salah tentang astronomi. Banyak yang mengaitkan astronomi dengan astrologi. Kita sebenarnya menggali makna sains dari praktik pertanian, perikanan, dan lainnya," tutur Dr. Hakim.

Para peserta juga diajak untuk bisa membuat metode pengajaran yang menyenangkan bagi siswa. Tidak hanya mengajarkan rumus rumit dengan istilah-istilah yang sulit. "Kami mencoba dengan membuat stimulan sehingga siswa bisa mengapresiasi langit dan mempelajari geraknya. Rupanya, NASE 2020 ini menjadi pijakan penting Kalau sudah begitu, mereka bisa kasmaran dengan dalam menggelar workshop astronomi secara astronomi," katanya.

daring. Model workshop NASE ini kemudian diadaptasi oleh berbagai negara, utamanya yang Panitia terlebih dahulu mengirim bahan peralatan mempunyai ciri geografis seperti Indonesia. untuk membuat alat peraga dari bahan bekas lewat Instruktur NASE diundang untuk melakukan pos. Karena keterbatasan yang ada, kit tersebut workshop serupa di Rusia dan Bulgaria. Tahun ini, hanya dikirim kepada 25 guru. Dari peralatan itu workshop astronomi seperti ini akan kembali mereka bisa membuat jam matahari, spektroskop digelar di Universitas Ahmad Dahlan. "Instrukturnya kecil, dan lain-lain. Ada sekitar 10 alat peraga yang dari ITB. Karena modelnya daring, banyak guest diajarkan. Panitia membuat video-video tutorial lecture yang bisa diundang," ujarnya.***

pembuatan yang diunggah ke Youtube. Peserta bisa memutar ulang saat merakitnya. Saat workshop dilakukan, peserta dan instruktur sama-sama menilai hasil kerja mereka. "Ternyata ee 3


007 Buletin TERAP

Juli 2021

Game Super Aritmatika

Matematika Tak Lagi Menakutkan

Matematika sering menjadi momok bagi anak-anak. Bagi sebagian anak, belajar matematika jadi terasa menyiksa. Peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang sebuah game edukasi yang diberi nama Super Aritmatika. Tidak hanya bermain, lewat game ini anak-anak diajak memahami konsep matematika dengan cara yang mudah dipahami dan menyenangkan. Riset pengembangan game ini merupakan kolaborasi antara Kelompok Keahlian Aljabar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan Kelompok Keahlian Komunikasi Visual dan Multimedia Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. Game ini dibangun tidak hanya menampilkan konsep matematika, tetapi juga didesain dengan apik sesuai dengan selera anak-anak.

Ketua tim penelitian Dr. Muchtadi Intan Detiena, S.Si., M.Si. dari Kelompok Keahlian Aljabar menuturkan, matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit. Akhirnya banyak siswa yang tidak suka dengan matematika. Di lain sisi, perkembangan teknologi mendorong berkembangnya game sebagai metode belajar.

Sayangnya, game edukasi yang sesuai dengan kurikulum matematika belum banyak hadir di Indonesia. "Kebanyakan permainan berhitung begitu saja, satu tambah dua sama dengan tiga. ddddd

4


Kalaupun game petualangan, ya petualangan saja,"

dan

kata Dr. Intan saat diwawancara Kamis, 8 Juli 2021.

dengan menggunakan game seperti ini anak-anak

perkalian

4x1=4. Dr.

Intan

mengatakan,

bisa belajar sambil bermain. Tekanan yang besar yang biasanya muncul saat belajar matematika jadi hilang. terus

Anak-anak mengulang

diharapkan

punya game

kecenderungan yang

mempunyai

untuk

dimainkan.

feeling

"Dia

matematika,"

ujarnya.

Super Aritmatika cocok digunakan untuk anak-anak yang duduk di bangku kelas II dan III SD atau yang mulai

belajar

Rahayu,

perkalian.

M.Ds.

Asisten

mengatakan,

peneliti

Yuniarti

sebelumnya

Super

Aritmatika ini pernah dicobakan kepada siswa kelas II di sebuah SD di Kota Bandung. Siswa antusias mencoba game ini karena tidak merasa tertekan saat belajar matematika. Dengan audio visual yang menarik membuat siswa terdorong untuk menggali lebih

jauh

saat

matematika.

berhadapan

"Kalau

tidak

dengan

bisa,

tidak

soal

pesimistis.

Mereka jadi terdorong untuk mencari jawabannya," kata perempuan yang biasa disapa Ayu ini.

Memang belum ada pembuktian apakah game ini berhasil

meningkatkan

Tetapi,

saat

uji

nilai

coba,

matematika

murid

dengan

siswa. nilai

matematika rendah bisa menyelesaikan game ini Kalaupun game petualangan, ya petualangan saja,"

dengan baik. "Ternyata dia bukan tidak paham, dia

kata Dr. Intan saat diwawancara Kamis, 8 Juli 2021.

bisa menjawab dengan baik, hanya perlu stimulus yang lebih menyenangkan," kata Yuniarti Rahayu,

Super

Aritmatika

pembelajaran belajar

dan

menggabungkan petualangan.

penjumlahan

dan

antara

Anak-anak

mengenal

M.Ds.

bisa

perkalian.

Mengubah

pembelajaran

konvensional

menjadi

Setelah menerima masukan dari berbagai pihak,

versi digital memberi tantangan tersendiri. Seperti

akhirnya game ini dibuat dengan tema astronomi.

memindahkan

Anak seolah menjadi astronot yang menjelajahi tata

Dalam pembelajaran konvensional, ada guru yang

surya.

berperan sebagai fasilitator. Ketika diubah menjadi

Setiap

planet

menjadi

level

permainan.

suasana

Semakin jauh jaraknya dari matahari, semakin tinggi

game,

level permainannya.

fitur-fitur yang memadai.

Di

level

Merkurius

menyelesaikan alien.

Pada

misalnya,

pengguna

dengan

menembaki

misi

setiap

alien

tertera

angka

diminta semua

tertentu.

peran

"Sebagai

guru

fasilitator,

kelas

ini

ke

mesti

jika

dalam

diubah

ada

game.

menjadi

kesulitan

atau

pertanyaan tidak boleh langsung memberi jawaban. Akhirnya

hint

atau

yang tertera. Misalnya angka 4, maka pengguna

masih anak-anak, perlu dipertimbangkan kognitif

harus mengeluarkan 4 buah peluru. Jika jumlah

anak-anak.

peluru

memaksimalkan

peluru

bisa

ditembakkan

dengan

tepat. Di layar akan tertulis formula matematikanya,

target

dalam

bentuk

Sejauh

Karena

diubah

Pemain harus mengeluarkan peluru sejumlah angka

tepat,

pertanyaan.

petunjuknya

mana

pemahaman

penggunanya

mereka konten

bisa

abstrak

di

dalamnya," tuturnya.

berupa formula penjumlahan berulang 1+1+1+1=4 5


Kalaupun game petualangan, ya petualangan saja," kata Dr. Intan saat diwawancara Kamis, 8 Juli 2021.

Game juga semestinya tidak membuat anak terlalu diarahkan sehingga mereka mempunyai ruang eksplorasi yang luas. Oleh karena itu, tutorial atau petunjuk dioptimalkan. Harapannya anak bisa mengeksplorasi permainan ini dengan lebih mandiri. Anak-anak diharapkan bisa menemukan jawaban sendiri.

Super Aritmatika kemudian diujicobakan di Kampung Areng, Kabupaten Bandung Barat. Kampung Areng sudah memiliki tradisi edukasi sains yang baik. Kampung ini kerap membuat kegiatan sains untuk anak, salah satunya lewat peneropongan bintang. Tema antariksa di Super Aritmatika juga merupakan usulan dari Kampung Areng. Sementara ini, Super Aritmatika bisa diunduh melalui situs web bit.ly/superaritmatikabeta. Sudah tersedia versi beta 1.5.

Uji coba di Kampung Areng ini melengkapi uji coba yang sama sebelumnya. Namun, evaluasi uji coba di Kampung Areng masih terkendala pandemi COVID-19. Dr. Intan berharap, Super Aritmatika bisa menjadi teman bagi anak-anak yang saat ini harus belajar di rumah. Orangtua bisa menjadikan game ini sebagai ajang anak bermain sekaligus belajar. Ia juga berharap game ini bisa dikembangkan untuk mempelajari materi matematika lainnya.***

6


Buletin TERAP

007 Juli 2021

Augmented Reality

Pengalaman Baru Membaca Buku Sains

Mengajak anak untuk membaca buku adalah tantangan tersendiri. Apalagi untuk materi sains, seperti fisika. Perlu ada sesuatu yang baru dan menarik agar anak tertarik membaca buku fisika. Peneliti dari Kelompok Keahlian Fisika Nuklir dan Biofisika menghadirkan pengalaman baru bagi anak belajar sains melalui buku fisika dengan teknologi Augmented Reality (AR).

Ketertarikan anak-anak Indonesia membaca buku, terutama sains, tergolong rendah. Menurut Programme for International Student Assessment (PISA) yang dirilis OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development) pada 2013, literasi sains Indonesia berada di urutan ke-64 dari 65 negara. Indonesia berada di bawah negara tetangga di Asia Tenggara. Setelah teknologi berkembang pesat, anak-anak justru lebih asyik dengan ponselnya. Buku jadi harus bersaing dengan game dan Youtube.

Dengan situasi seperti ini, menghadirkan suasana yang menyenangkan dalam mempelajari sains dirasa perlu. Anak-anak perlu diberi rangsangan agar mau belajar, bukan dipaksa. Tim peneliti yang dipimpin oleh Fauzia Puspa Lestari, S.Si., M.Si. dari Kelompok Keahlian Fisika Nuklir dan Biofisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITB, memilih augmented reality (AR) sebagai alat dd

7


Kalaupun game petualangan, ya petualangan saja," kata Dr. Intan saat diwawancara Kamis, 8 Juli 2021.

untuk

menghadirkan

suasana

belajar

sains

baru

Terdapat 14 animasi AR pada buku ini, antara lain

yang lebih seru. Teknologi ini membuat video atau

matahari,

Merkurius,

gambar maya bisa ditampilkan pada situasi nyata.

Saturnus, Uranus, Neptunus, bulan, satelit buatan,

Permainan Pokemon-Go yang sangat populer pada

tata

2015 merupakan salah satu game yang berbasis

bumi-bulan-matahari.

surya,

gerak

Venus,

bumi

Bumi,

dan

Mars,

bulan,

Jupiter,

juga

gerak

AR.

Sebagai

wujud

pembelajaran. Menggandeng penerbit buku lokal

Kabupaten

CV Gulali Edukasi Indonesia, Fauzia M.Si bersama

perpustakaan agar bisa digunakan oleh para siswa.

timnya mengembangkan buku edukasi untuk anak

"Terima

dengan menerapkan teknologi AR. "Mereka merasa

animasi yang bisa bergerak. Sangat menarik untuk

konsep

siswa," kata Kepala Sekolah SDN Sukaakur.

kami

yang

untuk

Bandung.

kasih

atas

SD

masyarakat,

buku

menarik,

diserahkan

kepada

Teknologi ini juga bisa dimanfaatkan sebagai model

bukunya

ini

pengabdian

Negeri

Buku

bukunya.

Sukaakur,

disimpan

Bagus

sekali,

di

ada

mengembangkan AR-nya. Dari situlah kerja sama ini bermula dengan didanai juga dari LPPM (Lembaga

Kerja

Penelitian

penerbit buku. "Gulalibooks belajar banyak untuk

ITB,"

kata

dan

Pengabdian

Fauzia,

M.Si.

kepada

saat

Masyarakat)

diwawancara

pada

Kamis, 8 Juli 2021.

sama

ini

pembuatan

juga

buku

Mudah-mudahan

menguntungkan

dengan

bagi

teknologi

selanjutnya

AR

kami

mitra

ini. bisa

memproduksi buku AR lainnya dan bisa diterima masyarakat,"

kata

Dani

selaku

pimpinan

Gulalibooks.

Buku

ini

nantinya

akan

disebarluaskan

lewat

jaringan Gulalibooks. Fauzia, M.Si. berharap buku ini bisa memicu anak-anak belajar sains. Sejatinya saat

anak-anak

disodorkan,

mereka

akan

Angkasa.

menerimanya dan membacanya dengan antusias.

Buku ini mengajak anak untuk mengenali lebih jauh

"Dengan buku seperti ini anak-anak bisa jadi suka

benda-benda

baca buku dan mendapatkan informasi yang lebih

Maka,

terbitlah

buku

berjudul

angkasa.

Buku

Jelajah

ini

menampilkan

binatang langka Indonesia sebagai astronot yang memandu menikmati

penjelajahan AR

di

angkasa

buku

ini,

ini.

Untuk

pengguna

lengkap," katanya.***

bisa

terlebih

dahulu perlu mengunduh aplikasi Gulalibooks AR di Playstore. Dengan aplikasi tersebut, pengguna bisa memindai

QRcode

yang

tersedia

di

halaman

buku.Gambar-gambar maya pun hadir secara nyata di hadapan pembaca. dd 8


007 Buletin TERAP

Juli 2021

Buku Sampah Harian

Sampahku Ternyata Sampai

ke Laut

Semua sudah mafhum, membuang sampah akan berdampak buruk pada lingkungan. Tetapi, nyatanya tidak mudah mengubah perilaku orang untuk lebih bertanggung jawab atas sampahnya. Peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) menjadikan buku harian sebagai cara untuk mengubah perilaku anak-anak dalam menghadapi persoalan sampah.

Ketua tim penelitian Lidia Mayangsari, M.S.M., M.Eng., dari Kelompok Keahlian Pengambilan Keputusan SBM ITB menjelaskan, perilaku seseorang merupakan cerminan dari apa yang dilakukan dalam keseharian. Melakukan kegiatan yang baik dan bisa diterima oleh sekitar secara berulang-ulang akan membentuk kebiasaan dan menempel menjadi perilaku. Proses belajar menjadi faktor penting dalam membentuk kebiasaan itu.

Dengan kata lain, jika ingin mengubah perilaku masyarakat dalam mengelola sampah tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. "Ketika kita mau mengubah itu, tidak bisa instan. Perlu waktu juga," ujarnya saat diwawancara, Jumat, 9 Juli 2021.

Lidia dan tim berargumen, lebih mudah mengubah perilaku anak-anak daripada orang dewasa. Buku 9


Kalaupun game petualangan, ya petualangan saja," kata Dr. Intan saat diwawancara Kamis, 8 Juli 2021.

harian dipilih menjadi intervensi perilaku yang diharapkan mampu mengubah perilaku anak-anak dalam menanggulangi persoalan sampah. Secara teori, refleksi diri yang dilakukan secara mandiri akan signifikan menghasilkan perubahan. Menanamkan nilai sejak dini lebih baik dalam membentuk perilaku pada seseorang.

siswa diperkenalkan dengan buku harian dan bagaimana menggunakannya. Buku harian itu dirancang khusus bersama-sama dengan para ahli, antara lain psikolog, ahli pedagogi, ahli pengambilan keputusan, juga pakar lingkungan. "Kami mendesainnya supaya menarik dan seru untuk anak-anak," ujar Lidia, M.Eng.

Dalam riset ini, sebanyak 200 anak yang duduk di kelas IV SD di Kota Bandung diminta mengisi buku harian yang sudah dirancang khusus oleh peneliti. Pengisian buku harian ini dilakukan selama 21 hari sebagai bentuk intervensi perilaku. Periode waktu itu dinilai cukup untuk mempelajari proses hingga mampu membangun kebiasaan pada responden. Kota Bandung dipilih sebagai lokasi riset ini mengingat penanggulangan sampah yang belum selesai.

Buku harian tersebut dikemas secara komunikatif, informatif, dan menarik secara visual. Buku harian ini berfungsi untuk merekam sampah apa saja yang dihasilkan hari itu, terdapat kolom survei sebagai refleksi harian, juga dilengkapi infografis tentang sampah sebagai bentuk edukasi dan motivasi untuk anak.

Sebelum intervensi dilakukan, terlebih dahulu digelar pertemuan pembukaan. Pada pertemuan ini, anak-anak mendapat wawasan lebih luas tentang siklus sampah, mulai dari pemakaian hingga nasib akhir sampah itu. Siswa diajak untuk melihat siklus sampah, baik yang diolah semestinya maupun sampah yang ditangani sembarangan.

Siklus yang tidak tertangani dengan baik akan merusak lingkungan, bahkan sampai merusak biota samudra yang letaknya jauh dari tempat tinggalnya sehari-hari. “Aku enggak menyangka dari sampah yang enggak sengaja aku buang, bisa membunuh penyu dan ikan,” kata Rakha, salah seorang siswa.

Pada pertemuan pembuka ini, siswa juga diberikan beberapa materi lain terkait sampah, misalnya tentang jenis-jenis sampah. Baru setelah itu, para sss

10


Kalaupun game petualangan, ya petualangan saja," Lidia dan tim, mengatakan, buku harian tersebut kata Dr. Intan saat diwawancara Kamis, 8 Juli 2021.

bisa digunakan untuk anak-anak usia lebih muda, remaja, juga dewasa. Anak-anak yang lebih muda bisa mengisi buku harian ini dengan supervisi dari guru atau orangtua.

Cara mengisi buku harian ini pun seru. Anak-anak diminta menempel stiker pada kolom yang menunjukkan jenis sampah apa yang ia hasilkan pada hari itu. Apakah berupa sampah organik seperti sisa makanan, tisu, kertas, juga kulit buah, atau berupa sampah anorganik seperti botol, sedotan plastik, kantong plastik, kaleng, bahkan styrofoam. Pada bagian lain, anak bisa membaca pernyataan yang sudah tertulis di buku harian, lalu mencoret bagian yang tidak dilakukan atau dialami. Hal ini membuat pengisian buku harian bisa dilakukan dengan mudah oleh anak usia sekolah dasar.

Ia berharap, pola pikir anak tentang sampah bisa berubah setelah mengisi buku harian ini setiap hari. "Mereka memahami bahwa setiap keputusan kita saat ini berdampak jangka panjang. Misalnya membuang sampah sembarangan bisa berakibat banjir, terlalu banyak mengonsumsi sampah plastik berakibat buruk untuk bumi," tuturnya. Ia menekankan perlunya pendampingan orangtua atau guru sehingga anak-anak termotivasi untuk terus mengisi buku hariannya.

Intervensi perilaku ini mulai menunjukkan hasilnya. Lidia mengatakan, jumlah anak-anak yang membawa botol minum dan kotak makan sendiri bertambah. Hal ini diakui oleh guru-guru sekolah, siswa lebih sadar dengan sampah yang ia hasilkan.***

Tepat pada hari kesebelas pelaksanaan penelitian, dilakukan evaluasi cara anak-anak mengisi buku harian. Anak-anak juga diberi motivasi agar terus mengisi buku harian, salah satunya lewat menonton video tentang kontribusi siswa seusia mereka di negara tetangga dalam hal mengurangi konsumsi sampah.

Memberi motivasi semacam itu sangat penting agar performa dan keikutsertaan siswa dalam mengisi buku harian tetap stabil dalam periode pelaksanaan penelitian. “Buku harian sebagai metode intervensi memerlukan level proaktif yang tinggi dari responden untuk menghasilkan efektivitas yang tinggi,” katanya.

Tahap terakhir ialah pertemuan penutup. Pada tahap ini dilakukan evaluasi pengisian buku harian. Selain itu, menjadi ajang apresiasi kepada semua pihak yang mendukung penelitian ini. Tidak hanya siswa, tetapi juga guru dan kepala sekolah yang memainkan peran penting dalam penelitian ini.

Meski dalam riset ini responden merupakan siswa SD, Lidia dan tim, mengatakan, buku harian SD, sss 11


Buletin TERAP

007 Juli 2021

Melihat Reaksi Kimia Melalui Animasi

Kimia sering disalahpahami sebagai mata pelajaran yang sulit, salah satunya karena kimia mempelajari konsep-konsep kimia yang abstrak, yang sulit dibayangkan. Sejatinya, persoalan ini tak lepas dari metode pengajaran yang sering kali hanya berupa penjelasan-penjelasan tanpa dilengkapi dengan alat ajar yang mempermudah pemahaman. Inilah yang menjadi latar belakang tim peneliti ITB untuk membuat materi pembelajaran kimia, utamanya tentang reaksi kimia, menggunakan teknologi informasi.

Pada mata pelajaran kimia, siswa diperkenalkan pada komponen-komponen senyawa kimia. Siswa juga mempelajari berbagai jenis senyawa kimia, terkait komposisinya, juga sifat-sifat kimiawi dan fisiknya. Hal inilah yang membuat kimia terlihat kompleks sehingga tidak mudah dipahami.

Ketua Tim Peneliti Irma Mulyani, Ph.D., serta anggota tim Dr. Atthar Luqman Ivansyah dan Mia Ledyastuti, Ph.D., sering mendapati mahasiswa masih kesulitan memahami reaksi kimia. Tidak hanya mahasiswa semester satu, yang sudah semester tiga pun masih ada yang kesulitan. Hal itu salah satunya disebabkan mereka belum paham betul materi reaksi kimia yang sudah diajarkan sejak di bangku SMA.

12


Kalaupun game petualangan, ya petualangan saja,"

dalam

kata Dr. Intan saat diwawancara Kamis, 8 Juli 2021.

dilengkapi

larutan,

dan

dengan

reaksi

musik

yang

yang

terjadi

membuat

serta

animasi

menjadi semakin menarik.

Ketua Tim menyampaikan sudah tersedia sekitar 20 reaksi

kimia

yang

telah

dibuat

animasinya.

Masing-masing reaksi kimia menjadi video animasi berdurasi

sekitar

menunjukkan mudah "Umumnya

tidak

semua

sekolah

punya

fasilitas

1

ciri

menit.

fisik

membedakan

Video

senyawa mana

animasi

tersebut

yang

ini

juga

sehingga

berupa

cairan,

endapan, juga gas.

laboratorium, baik peralatan maupun bahan kimia. Berangkat

dari

berpikir

Untuk memperkenalkan animasi reaksi kimia ini, tim

mengembangkan

media

peneliti ITB mengundang guru SMA, SMK, juga MA

yang

dalam sebuah pelatihan daring yang digelar pada

saat

24 November 2020 lalu. Kegiatan ini diikuti oleh

tersebut,

bagaimana

bisa

pembelajaran

berbasis

bisa

kami

hal

dimanfaatkan

teknologi

oleh

informasi

guru-guru,"

katanya

120

diwawancara pada Selasa, 13 Juli 2021.

peserta.

memanfaatkan Seiring dengan perkembangan teknologi informasi,

diharapkan

banyak perangkat lunak yang dikembangkan untuk

kimia,

mendukung

hafalan,

pengajaran.

Salah

satunya

yaitu

perangkat yang bisa mengilustrasikan materi-materi ajar

menjadi

berupa

tampilan

animasi.

pengabdian membuat

yang

menarik,

"Sebagai

masyarakat, bahan

ajar

informasi

bisa

memotivasi

siswa

utamanya

reaksi-reaksi

kimia.

tetapi

juga

memahami

dengan

semacam

ini

mempelajari Tidak

hanya

konsepnya

dan

tertarik mempelajarinya lebih dalam.

kegiatan

berupaya

untuk

animasi

yang

berupa

teknologi

pembelajaran

contohnya

sebuah

kami

Metode

menjelaskan tentang reaksi kimia," katanya.

Tim

peneliti

memiliki

bekerja

sama

pengalaman

dengan

dalam

yang juga alumni ITB.

vendor

pembuatan

yang

animasi

Animasi ini dibuat dengan

menggunakan Adobe Illustrator dan Adobe After Effects.

Video

dikembangkan

animasi sebagai

yang

bahan

dihasilkan

ajar

bisa

berbasis

situs

web atau siswa bisa mengaksesnya menggunakan ponsel pintar atau juga komputer.

Cara kerja untuk membuat animasi reaksi kimia ini tergolong sederhana. Pertama, buka situs web yang disediakan,

kemudian

memasukkan

senyawa

satu

dan senyawa 2, lalu pilih: reaksikan. Misalnya saja senyawa satu (NH4)2CO3, kemudian senyawa dua MgCl2.

Setelah

menghasilkan

direaksikan,

endapan

dua

MgCO3

senyawa

berwarna

itu

putih

dalam air. Video animasi atas reaksi tersebut akan ditampilkan di bawahnya, dilengkapi dengan musik membuat

animasi

ini

semakin

menarik.

Video

animasi reaksi kimia dilengkapi dengan keterangan senyawa-senyawa yang terlibat, sifat kimia senyawa ss

13


Kalaupun game petualangan, ya petualangan saja," kata Dr. Intan saat diwawancara Kamis, 8 Juli 2021.

Bukan hanya siswa yang merasakan dampak baiknya, guru pun kapasitasnya bisa meningkat . Sebenarnya bukan sekali ini saja peneliti ITB mengambil peran dalam meningkatkan kapasitas guru. Sebelumnya, mereka juga membuat kit reaksi-reaksi kimia skala mikro yang dapat juga dikenalkan kepada guru-guru kimia SMA/MA yang dapat dimanfaatkan untuk pengajaran di kelas.

Pada prinsipnya, animasi ini diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi reaksi kimia dengan memanfaatkan teknologi informasi. Tim berharap, para guru bisa memanfaatkannya bersama siswa. “Guru-guru sangat antusias mengikuti pelatihan dan banyak bertanya mengenai pembuatan materi animasi tersebut.

Saat ini, beberapa perangkat lunak gratis dapat digunakan untuk pembuatan animasi materi ajar, seperti sebuah blender. “Kegiatan yang dilakukan oleh tim bertujuan untuk memberi inspirasi dan memotivasi guru-guru untuk mengembangan materi ajar kimia dengan memanfatkan teknologi informasi," tuturnya.***

14


Kantor LPPM ITB

Gedung CRCS Lt. 6 - 7

Jl. Ganesha No. 10 Bandung

40132 - Jawa Barat, Indonesia

LPPM ITB

lppm_itb

LPPM ITB

(022) 86010050 / 86010051

lppm_itb lppm@lppm.itb.ac.id

www.lppm.itb.ac.id


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.