Bandar Udara dalam penyelenggaraan penerbangan merupakan tempat untuk pelayanan jasa angkutan udara. Selain itu, keberadaan bandar udara yang tecantum dalam sebuah rencana induk berarti mempengaruhi wilayah sekitarnya, terutama perencanaan fasilitas antarmoda yaitu dari sisi darat dan udara. Dengan demikian sektor transportasi udara dituntut terhadap penyediaan fasilitas dan peningkatan pelayanan (level of service) yang harus diupayakan secara optimal.
TUJUAN 1.Mengetahui karakteristik kawasan Bandara Internasional Husein Sastranegara dan sekitarnya 2.Mengidentifikasi permasalahan transportasi sebagai dampak keberadaan kawasan tersebut 3.Merumuskan solusi awal untuk permasalahan tersebut
Bandar Udara Husein Sastranegara adalah bandara internasional yang berlokasi di Kota Bandung, Jawa Barat. Bandara seluas 145 hektar ini terletak di daerah Maleber dan Pajajaran. Jarak bandara dari pusat Kota Bandung sekita 5 km. Panjang landasan yang dimiliki adalah 2500 meter dengan lebar 45 meter. Bandara ini tidak hanya dimanfaatkan untuk melayani masyarakat tapi juga menjadi pangkalan udara TNI. Pengelolaan Bandara Husein dilakukan oleh PT Angkasa Pura II yg berkantor pusat di Tangerang. Kapasitas penumpang tidak cukup sehingga dibangun terminal baru pada September 2014.
SASARAN 1.Identifikasi kegiatan utama kebandarudaraan (sisi udara) baik dari cakupan makro maupun mikro 2.Identifikasi kegiatan penunjang yang berkaitan dengan kegiatan utama (sisi darat) 3.Identifikasi pergerakan disekitar kawasan menggunakan analisis model Trip Rate
HUSEIN SASTRANEGARA Name WICC/BDO Identification Code 109.48 – 288.48 Azimuth 2.500 x 45 meter Runway Dimension 23.00 – 11.00 UTC Aerodrome Operating Hour
1400 1200 1000 800 600 400 200 0 4
6
8 10 12 14 16 18 20 22 24 Production
Attraction
Jam puncak penumpang pagi hari bangkitan 657 orang atau 328 satuan mobil penumpang dan tarikan 531 orang atau 265 satuan mobil penumpang, sore hari bangkitan 588 orang atau 294 satuan mobil penumpang dan tarikan 873 orang atau 436 satuan mobil penumpang.
Kondisi eksisting terdapat 130 unit taksi beroperasi, luas parkir 5914m2, lebar jalan terusan Pajajaran (jalan utama menuju Bandara) adalah 10m, dengan waktu jam puncak pagi 8-10 am dan jam puncak sore 3-5 pm dengan rentang 848-1331 penumpang/jam. Ini yang akan diselidiki permasalahannya dan dirumuskan rekomendasi awalnya bagaimana agar permasalahan sisi darat dapat diselesaikan.
NSW PDG PLM PKU BDJ BTH PNK JHB JOG KNO SUB SIN KUL DPS
B738
B737
B733
C2088
ATR72
4 1 1 11
8
42
4
40 1
1
20 1 1 2
42
22 30
18
5 4 5
Total parkir kendaraan tertinggi sebesar 731 kendaraan membutuhkan lahan parker 13.706,25 m2, jika dibandingkan luasan tersedia 5914 m2, kekurangan 7792,25 m2. Kapasitas eksisting jalan utama masuk bandara 2640 kendaraan, volume kendaraan puncak siang 3750 kendaraan dan puncak pagi 6579 kendaraan. Taksi kekurangan 601 unit beroperasi pada puncak siang dan 463 unit pada puncak pagi.
Perumahan bangkitan 128 smp (pagi), 64 smp (sore), tarikan 60 smp (pagi), 84 smp (sore) Komersil bangkitan 32 smp (pagi), 41 smp (sore), tarikan 71 smp (pagi), 61 smp (sore) Pendidikan bangkitan 942 smp (pagi), 188 smp (sore), tarikan 2428 smp (pagi) 255 smp (sore) Industri tarikan 2321 smp (pagi) dan bangkitan 2321 (sore)
A320
6
6 4
5 AIR ASIA EXPRESS AIR LION AIR SUSI AIR
CITILINK GARUDA INDONESIA SILK AIR TIGER AIRWAYS
Bandara Internasional Husein Sastranegara masih memiliki berbagai kendala terutama dalam penyediaan infrastruktur transportasi penunjangnya, seperti lahan parker, kapasitas jalan dan layanan transportasi pendukung eksisting yakni taksi. Adapun rekomendasi dari kami adalah mengintegrasikan sistem transportasi utama Bandar udara dengan moda transportasi massal seperti Kereta Api melalui revitalisasi Stasiun Andir sebagai Airport Station atau Stasiun Utama Kereta Api Bandara