Daftar Isi
MAMPU
Empowering Indonesian Women for Poverty Reduction
Liputan Utama - Adakah Jaminan Sosial Bagi Pekerja Rumahan? 2 - SPR Sejahtera Sumut Ajukan Draft Ranperda ke DPRD 3 - Nasib Pekerja Rumahan: Beberapa Catatan 3
GENDER - Tiga Peran Perempuan SADAR - Berbagai Masalah Perempuan Pekerja Rumahan
Pekerja Rumahan Bukan Pekerja Murahan
4 5
CERITA PEKERJA - Bersama Memperluas SPR SEJAHTERA 6 - CU Mempererat Ikatan Kelompok Kami 6 PERLINDUNGAN PEKERJA - Pahamilah K3 Sebelum Bekerja 7
8
Edisi 5 / September - Nopember 2016
permatanet pekerja rumahan mampu dan tangguh
Pemerintah Wajib Lindungi Pekerja Rumahan Sejak Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan disahkan, sistem kontrak dan putting-out system bagai ‘angin segar’ bagi perusahaan-perusahaan, mulai industri berskala kecil sampai perusahaan besar dan multinasional. Di sektor informal, hal ini berdampak pada meningkatnya jumlah perempuan pekerja rumahan di Indonesia. Sayangnya, karena cenderung terisolasi, para pekerja rumahan ini banyak yang tidak mengetahui aturan-aturan tentang ketenagakerjaan. Di lain pihak, tak sedikit pula pengusaha yang melalaikan hak-hak pekerja dan kewajibannya sebagai pemberi kerja dengan alasan sudah membuka peluang kerja bagi perempuan di rumahnya. Pada akhirnya, hal ini juga menyisakan banyak persoalan bagi pekerja rumahan. Misalnya status hukum yang tidak jelas, tidak adanya
perlindungan sosial, kondisi kerja yang buruk, upah rendah tetapi kerja tinggi, dan berbagai persoalan lainnya. Ironisnya, dalam kondisi yang memprihatinkan ini, muncul pula kekuatiran baru ketika masuknya wacana MEA ke Indonesia. Kelompok pekerja rumahan seolah mendapat ancaman baru karena mereka merasa tidak akan bisa bersaing dengan tenaga kerja asing. Adalah kewajiban pemerintah untuk selalu proaktif memotivasi dan melindungi sektor pekerja rumahan ini agar bisa berkembang lebih baik. Apalagi telah dicanangkan bahwa salah satu agenda pembangunan hingga 2030 yang terkait Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ialah menurunkan ketimpangan, yaitu guna mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan.
newsletter
Profil - Semua Butuh Proses
Ke depan, para pekerja rumahan pun perlu meningkatkan kapasitas dirinya, baik secara individu (meningkatkan keahlian atau keterampilan) maupun secara organisasi (membentuk serikat pekerja rumahan). Berikutnya, melalui serikat pekerja tersebut, para pekerja rumahan perlu mendorong pemerintah agar melakukan kerja-kerja kreatif yang dapat meningkatkan partisipasi pekerja rumahan dalam pembangunan. Adapun peran pemerintah antara lain: menyediakan pendidikan berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat, terutama kelompok perempuan; memfasilitasi ketrampilan bagi perempuan dan penyediaan modal untuk usaha kecil (industri rumah tangga) agar dapat bersaing; membuka akes/jaringan perempuan akar rumput kepada investor lokal dan asing. Selain itu, untuk mencapai kesejahteraan pekerja rumahan di setiap daerah, pemerintah daerah harus punya inisiatif untuk membuat Perda tentang perlindungan hak-hak pekerja rumahan di segala bidang. (red)
Edisi 5: September - Nopember 2016
1