EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
MEDIA KOMUNIKASI & INSPIRASI Polimedia Menanti Kepemimpinan Baru
Sarasehan 2017: Pemahaman dan Jalinan Rasa PoliMedia dengan Mahasiswa
Kerja Sama Bekraf dan PoliMedia dalam Industri Kreatif
harapan baru untuk pemimpin polimedia
Salam Pemimpin Redaksi
Halo
Polimedian! Kini, LPM KETIK hadir kembali menerbitkan majalah edisi ke-7 yang tentunya masih terus bersuara dan berani mengabarkan fakta. Pers bukan saja sebuah organisasi yang berorientasi keuntungan materi, tetapi tempat bersuara untuk sesuatu yang masih menjadi tanda tanya. Tahun ini, PoliMedia sedang giat dengan pemilihan direktur baru. Siapa pun pemimpin yang terpilih, semoga dapat lebih mendukung dan memerhatikan civitas akademik, khususnya LPM KETIK dan organisasi mahasiswa lainnya. Untuk yang ingin tahu seperti apa sistematika dan gambaran calon-calon direktur di PoliMedia, jangan lewatkan Majalah KETIK edisi ke-7, ya!
Pemimpin Redaksi
Redaktur Bahasa
Tyhan Ladarizka Dewanti
Indi Vidyafi Kausart Bena
Redaktur Pelaksana
Redaktur Layout
Viviani Adriel
Setio Aji Prapanca
Sekretaris Redaksi
Redaktur Fotografi
Utami Lestari
Josephine Priscilla
Christhalia Rizky Agatha
Bendahara Redaksi
Humas dan Publikasi
Deandra Alifiana Anggani
Silvianati
Fakhri Muhammad Luthfi
Olivia Azhara
Redaktur Jurnalistik
Redaktur Produksi
Vika Widya Alfianti
Uus Yunus
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
Kami, redaksi KETIK, mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa dan semua pihak yang turut terlibat dalam pembuatan Majalah KETIK edisi ke-7 ini. KETIK menjadi satusatunya Lembaga Pers Mahasiswa di PoliMedia. Kami sadar bahwa KETIK belum ternilai sempurna. Semoga KETIK akan terus menjadi Lembaga Pers Mahasiswa yang tetap hidup di hati PoliMedia. Hidup Pers Mahasiswa!
KETIK
1
Update berita terbaru melalui LINE Official Account KETIK di smartphone kamu
2
KETIK
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
DAFTAR ISI BERITA UTAMA
4 6
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
Mahasiswa Bicara Soal Pemilihan Direktur PoliMedia Periode 2017–2021
MEDIA KOMUNIKASI & INSPIRASI Tahapan Pemilihan Direktur PoliMedia 2017 -2021
Sarasehan 2017 : Jawaban Keresahan-Keresahan Mahasiswa PoliMedia
Bekraf dan Bidang Pendidikan PoliMedia
PoliMedia Menanti Kepemimpinan Baru
INFO POLIMEDIA
7
Sarasehan 2017: Pemahaman dan Jalinan Rasa PoliMedia dengan Mahasiswa
10
Hi Polimedian! Si Pintar, Teman Mahasiswa Baru
12
Pilmapres: Fokus, Tekun, dan Bersikap Positif
14
Palang Pintu Parkir Rusak: Bukan Prioritas
16
48 Jam Buat Film Animasi 3D di Asiagraph Reallusion Award 2017
19
Pencurian Motor Tertangkap CCTV
20
Kegiatan Pengenalan Kampus Diganti Menjadi Program Bela Negara
22
Ketua MPR RI: Anak Muda Indonesia, Harus Bangga Bela Negara
24
Berkarya Lewat Daerah Aliran Sungai
26
Musyawarah Keluarga Besar
27
PEMILIHAN
DIREKTUR POLIMEDIA Periode 2017-2021
UMUM
Alumni PoliMedia Nomina Choir PoliMedia Raih Medali Perak
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
TIPS & TRIK
28
Kerja Sama Bekraf dan PoliMedia dalam Industri Kreatif
46
Udah Telat, tapi Masih Ngantuk? Ikuti 5 Tips Ini!
32
Munas APMPI: Jadikan Pers Mahasiswa Bebas Bersuara
48
Yuk, Bikin Palet Sendiri! Mudah, Murah, dan Meriah
34
Jakarta Creative Hub Wujudkan Impian Pengusaha Muda
SASTRA
50
EVENT
36
Big Bad Wolf Jakarta 2017 Lebih Mega dan Megah
38
Membina Desa, Membangun Bangsa
40 41 42
KOMUNITAS Aksi Bedah Ciliwung Depok Punya Bridge Jump Converse Head Indonesia Bukan Sekadar Penggila Converse
52 54
Tahukah Kalian, Terdapat Kosakata Baru Masuk ke dalam KBBI?
CERPEN Love in Blue Bertumpu Pada Satu Pihak
SOSOK
58 60
Idrus Umadi Mahasiswa Kreatif, Kaya Pengalaman
KOMIK Komik by Ink King
KETIK
3
BERITA UTAMA
MAHASISWA
BICARA Soal Pemilihan
Direktur PoliMedia Periode 2017–2021 Jurnalis: Reza Aprinia | Editor: Arshida Rafah Ilustrasi: Setio Aji Prapanca
Panitia Pemilihan Direktur mulai mensosialisasikan dan memasang spanduk di beberapa sudut kampus PoliMedia Jakarta. Pendaftaran calon direktur untuk periode 2017–2021 telah dibuka. Pendaftaran dimulai sejak 25 April 2017 hingga 22 Agustus 2017. Hal ini dikarenakan masa jabatan Direktur PoliMedia yaitu Sarmada, S.Sos., M.Si. akan segera berakhir pada 1 Oktober 2017 mendatang.
S
udah hampir tiga minggu pemilihan Direktur PoliMedia disosialisasikan. Lalu, bagaimana tanggapan mahasiswa/i PoliMedia tentang pemilihan direktur tahun ini?
“Menurut saya nih, saya sih enggak setuju kalau tiba-tiba ada pemilihan direktur, karena sebelumnya saya pribadi pun belum tau siapa calon-calonnya,” ucap Indra Pangestu mahasiswa prodi Multimedia. “Kalau menurut saya, mahasiswa harus nentuin pilihan siapa yang berhak mimpin ke depannya. Kurang demokratis aja menurut saya, kalau dalam pemilihan direktur mahasiswa enggak ikut ambil bagian,” tambahnya.
4
KETIK
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
Pemilihan direktur kali ini terdapat tiga tahap dan beberapa syarat untuk calon direktur. Irwan Maulana Siregar atau biasa dipanggil Iwang mengaku sudah jarang sekali ke kampus sehingga tidak mengetahui siapa saja calon Direktur PoliMedia periode 2017-2021 beserta sistem pemilihannya. “Tapi saya sangat setuju (dengan pemilihan direktur), namanya struktur harus ada periodenya atau pergantiannya, memilih yang terbaik dari yang terbaik,” tambahnya. “Enggak masalah siapa yang terpilih, selagi dia pro ke mahasiswa, ya saya dukung dia. Selagi dia menguntungkan saya, ya saya menguntungkan dia,” tutup Ketua UKM Balukuwana itu. Semenjak serba-serbi tentang pemilihan Direktur PoliMedia mulai terdengar dan terlihat, sempat ditemui dua poster propaganda yang mengkritik tentang pemilihan Direktur PoliMedia, ditulis tanpa identitas dan juga tanpa izin pemasangan dari pihak yang bersangkutan. Poster itu pun memuat tulisan seperti ini, “Mencalonkan Direktur? Sudah kenal Mahasiswa? Kami tak mengenal Anda! Anda siapa? Sadar gak sih?! Ada banyak hal yang menjadi tanda tanya di kampus ini???” begitulah isi poster propoganda tersebut. “Balik lagi ke kita, saya enggak tahu itu tujuan sensasi atau apa, karena kita enggak tahu siapa yang nulis, siapa tahu bukan mahasiswa,” terang mahasiswa prodi Animasi, Irwan Maulana Siregar. “Menurut saya, karya (poster propaganda) tanpa ada nama pembuatnya itu sia-sia. Kembali ke diri masing-masing aja,” jelasnya. Poster tersebut dipasang di sudut kampus yang sering dilewati mahasiswa. “Kalau saya pribadi setuju sih, soalnya kan saya juga enggak tahu direktur yang bakal nyalonin siapa, saya harus tahu direktur saya kayak apa nih, dan bisa dibawa ke mana,” jawab Veny Fresha mahasiswi prodi Periklanan. “Ya, mungkin itu kan kayak aksinya mahasiswa. Sekarang kan lagi ada pemilihan direktur, sudah sewajarnya mahasiswa dan semua warga PoliMedia tahu siapa yang bakal menjadi direktur. Maksudnya, sebelum menjadi direktur mereka harus tahu seluk beluk PoliMedia, mahasiwa-mahasiswanya seperti apa, dan kita pun kenal sama dia,” tambahnya. Itulah beberapa pendapat mahasiswa/i mengenai pemilihan Direktur PoliMedia periode 2017–2021. Siapa pun nanti yang terpilih menjadi direktur, kita berharap ia dapat membawa PoliMedia menjadi lebih baik dan maju. Mari sukseskan!
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
KETIK
5
BERITA UTAMA
PoliMedia Menanti Kepemimpinan Baru
T
erpilihnya direktur PoliMedia untuk periode 2017–2021 harus melalui beberapa tahapan yang cukup panjang. Tahapan diawali dengan penyaringan calon direktur, yang terdiri dari pengumuman persyaratan bakal calon direktur, sosialisasi panduan pemilihan calon direktur, pendaftaran, seleksi administrasi. Selain itu, ada juga pengumuman calon direktur yang memenuhi syarat administrasi, penetapan bakal calon direktur yang lolos ke tahap penyaringan (minimal empat orang) oleh senat. Setelah tahap penyaringan selesai, akan dilanjutkan dengan penyaringan calon. Tahapan tersebut akan dihadiri oleh pejabat Kemenristekdikti atau yang lainnya sebagai perwakilan. Tahapan penyaringan calon direktur terdiri dari berbagai rangkaian proses, seperti penyampaian visi dan misi, serta program kerja dalam rapat senat terbuka yang juga akan mengundang para mahasiswa. Selain itu, akan ada penilaian dan penetapan tiga calon direktur, pengumuman dan penyampaian tiga calon direktur hasil dari penyaringan kepada Kemeristekdikti. Menteri atau pejabat Kemenristekdikti tetap hadir hingga proses akhir, yaitu tahap pemilihan calon direktur. Pada tahapan
6
KETIK
tersebut, akan dilakukan penyampaian visi dan misi, serta program kerja dalam rapat senat tertutup. Kemudian, akan dilanjutkan dengan pemilihan calon direktur dengan pemungutan suara sebesar 35% hak suara yang dimiliki oleh Menristekdikti dan 65% hak suara dari Senat PoliMedia. Lantas, penetapan calon direktur terpilih dengan suara terbanyak, dan terakhir penyampaian nama calon direktur terpilih kepada Kemenristekdikti. “Kalian (mahasiswa), tetap diikutkan dalam proses pada saat penyampaian visi dan misi,” ujar Drs. Jimmy Paat, selaku panitia Pemilihan Direktur PoliMedia 2017–2021 ketika membahas mengenai keikutsertaan mahasiswa dengan pemilihan direktur PoliMedia. Mahasiswa sendiri memang tidak memiliki hak suara dalam pemilihan direktur, karena sudah menjadi peraturan dari Kemenristekdikti. Drs. Jimmy Paat sebagai panitia yang independen berharap, pemilihan direktur kali ini berjalan dengan lancar meskipun hingga saat ini profil calon direktur masih belum dipublikasikan. Jurnalis: Indi Vidyafi | Editor: Findi Daraningtyas Ilustrasi: Setio Aji Prapanca
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
INFO POLIMEDIA
Sarasehan 2017: Pemahaman dan Jalinan Rasa PoliMedia dengan Mahasiswa
S
arasehan 2017 berlangsung di Aula PoliMedia pada hari Rabu (2/8/2017). Acara tanya-jawab antara ormawa dengan manajemen kampus Politeknik Negeri Media Kreatif ini berisi pertanyaan-pertanyaan dan keresahan-keresahan mahasiswa yang telah dikumpulkan oleh ormawa PoliMedia. Perwakilan ormawa (MPM, BEM, dan HIMA), Ketua Senat, Wakil Direktur I Bidang Akademik, Wakil Direktur III Bidang Kemahasiswaan, Kepala BAUK, Kasubbag Umum, Kasubbag Keuangan, serta Kepala Jurusan Teknik Grafika Kemasan turut hadir pada acara Sarasehan 2017 ini. Namun, ada beberapa undangan yang tidak dapat hadir di antaranya, Direktur PoliMedia serta beberapa wakil direktur dan ketua jurusan.
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
KETIK
7
Para tamu undangan dari pihak manajemen kampus yang hadir dalam Sarasehan 2017
Sarasehan 2017 dibuka dengan sambutan dari Ketua Umum MPM, Richy Adi Putra Pratama. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Wakil Direktur III, Drs. Mukhyidin Djaiz, M.Si. Sebelumnya, moderator telah memberikan peraturan dan mekanisme Sarasehan. Berikut lima pertanyaan utama yang berhasil terjawab, yaitu:
1. Uang Kuliah Tunggal (UKT) Pertanyaan pertama diberikan oleh M. Nugraha Prayogi (Delegasi BEM): “Bagaimana manajemen kampus dalam menyikapi mahasiswa yang belum mampu membayar UKT dalam tenggang waktu yang ditentukan oleh pihak manajemen kampus itu sendiri?” Mulyanuddin, S.Sos., M.M. selaku Wadir I mengatakan sebetulnya setiap pelaksanaan UTS dan UAS, manajamen kampus telah melakukan pemberitahuan agar mahasiswa bisa menyelesaikan administrasi keuangan melalui pembayaran atau verifikasi. Ada kebijakan yang memang bisa dilakukan, yaitu perjanjian untuk menunda pembayaran. Drs. Sudrajat, M.M. selaku Kepala BAUK menambahkan UKT PoliMedia dibagi menjadi empat kelompok, yakni kelompok I sekitar 0-500.000 (berdasarkan Kemenristek 5% per kelas/ prodi), kelompok II sekitar 1.000.000-2000.000 (5%
8
KETIK
per kelas/prodi), Kelompok III dan IV 3.000.0004.500.000 (Tidak ada Persentase). Ketua Umum BEM PoliMedia, Dhany Lukito, memberikan saran bahwa penggolongan UKT sebaiknya sudah diterapkan sejak awal verifikasi. Mulyanuddin, S.Sos., M.M. pun menyanggah, “Memang dalam rapat PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru), kami sebagai penanggung jawab pelaksana penerimaan mahasiswa selalu mengingatkan kepada ketua panitia untuk segera melakukan penerapan UKT di semester I. Namun, saya secara pribadi dan panitia memohon maaf belum bisa bertanggung jawab. Tapi, pada satu kesepakatan, kami akan mengajukan diri pada semester II. Kendalanya untuk kami harus melakukan visitasi. Jadi, visitasi itu sama yang dilakukan oleh calon penerima Beasiswa Bidikmisi. Mudah-mudahan tahun depan kami akan melaksanakan,” jelas Wadir I tersebut. Wakil Direktur III menambahkan bahwa pihak manajemen kampus akan bekerja sama dengan BEM dan MPM pada saat mahasiswa memasuki semester II. “Kemudian tolong dibantu oleh ormawa ada validasi kemampuan ekonomi orang tuanya. Kalau bisa bantu, Insya Allah bisa kita terapkan di UKT semester depan,” harapnya. Kesimpulan dari pertanyaan yang berhasil dijawab tersebut adalah penggolongan UKT mulai diberlakukan semester selanjutnya dan tahun depan mulai diberlakukan dari awal verifikasi Penerimaan Mahasiswa Baru.
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
2. Standardisasi Kompetensi dan Perekrutan Dosen “Bagaimana cara menentukan standarisasi kompetensi dosen yang sesuai dengan bidang yang diajarkannya?” tanya M. Bisma Al Fath, perwakilan dari HIMA Multimedia. Wadir I menjawab, bahwa yang menentukan sebetulnya adalah kaprodi sebagai kepala sekolah, lalu dikoordinasi oleh ketua jurusan. “Kami menjalin kerja sama dengan industri, dan langkah-langkah lain tentunya juga mengadakan workshop-workshop baik workshop yang bekerja sama dengan dosen-dosen maupun yang pernah melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi di luar negeri,” ujar Kajur Teknik Grafika Kemasan. “Jika sudah mengikuti workshop, dan lainlain, bagaimana jika dosen tetap tidak sesuai? Apakah tetap dibiarkan atau dievaluasi? Saya dan teman-teman saya sudah mengajukan EDO (Evaluasi Dosen) di setiap semester, mengajukan petisi. Enggak ada hasilnya?” sanggah Bisma. Wadir III menjawab bahwa pihak kampus akan mendorong dosen tersebut untuk magang di industri sesuai tuntutan dari kurikulum di prodi yang diajarnya. “Tiap semester betul ada EDO dan EDO tersebut akan diserahkan ke jurusan. Namun, jurusan akan melangkah dari EDO tersebut. Dosen tersebut dipanggil oleh kajur dan dibina bahwa berdasarkan hasil evaluasi mahasiswa, anda dapat nilai C misalnya. Ingin memperbaiki nilai evaluasi dosennya atau tidak, itu terserah kepada dosen yang bersangkutan. Diharapkan evaluasi tersebut bisa disampaikan kepada yang bersangkutan. Lalu, dosen tersebut akan meningkatkan kehadiran, materi, dan sebagainya,” jelas Ketua Senat.
3. Transparansi Keuangan “Transparansi dana dari Dikti ke PoliMedia gamblang-nya dapat berapa anggarannya? Kalo per kepala, per kepalanya itu berapa?” tanya Nadiyah Sakinah, Delegasi BEM. Kasubbag Keuangan menjelaskan, “Wadir 1 maksimal 12 miliar karena Wadir I banyak untuk honor dosen, Wadir II maksimal 8 miliar, Wadir III sekitar 900 juta, dan Wadir IV sekitar 1,3 miliar. Itu semua berdasarkan program kerja masing-masing.” Berdasarkan tanya jawab tersebut, Dhany Lukito menyimpulkan bahwa HIMA dapat mengajukan dana yang bersifat akademik melalui Kaprodi lalu ke Wadir I dan di luar akademik melalui Wadir III.
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
4. Sistem Kurikulum “Bicara soal kurikulum, ada mekanisme atau aturan perubahan kurikulum. Kurikulum bisa dilakukan perubahan, kita punya namanya P3I,” jawab Wadir I. Ia memaparkan bahwa tugas P3I yang diketuai oleh Dr. Tipri Rose Kartika, M.M. adalah melakukan pemantauan dan evaluasi tentang kurikulum. Apakah kurikulum ini telah sesuai dengan industri yang disebut dengan Standar Kompetensi Industri. Dalam evaluasi tersebut melibatkan kaprodi, kajur dan dosen. Evaluasi kurikulum dilaksanakan minimal dua tahun dengan mengundang pihak dari industri. “Apakah kurikulum bisa diubah?” tanya perwakilan dari HIMA Teknik Grafika Kemasan. “Bisa diubah, tetapi butuh waktu lama,” jawab Wadir I. Kepala BAUK kembali menambahkan, “Perubahan Kurikulum dilakukan empat tahun sekali atau setelah meluluskan dan pengembangan sarana dengan teknologi sekarang ini bersifat pengayaan yang dilakukan setiap tahun.”
5. Sekretariat Ormawa atau Pusgiwa Sekretariat Ormawa atau Pusgiwa (Pusat Kegiatan Mahasiswa) telah disetujui. “Kalau dari kami, sih, sebenarnya wacana tahun lalu kita ingin buat Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa). Nanti, tuh, ada BEM, MPM, HIMA itu ada di dalam gedung yang sama. Kami mengajukan Pusgiwa ini di deretan Desain Mode lantai dua,” jelas Dhany Lukito, Delegasi BEM. “Pokoknya begitu kalian siap, kita siap,” tutup Ketua Senat. Melansir dari akun Instagram BEM PoliMedia Jakarta (@bempolimediajkt), tindak lanjutnya, ormawa PoliMedia akan membuat MoU (Memorandum of Understanding) atau Nota Kesepahaman yang akan ditandatangani oleh seluruh ketua ormawa dan pihak direktorat terkait, agar hasil dari Sarasehan ini bukan hanya ada pada lisan tetapi ada keabsahan yang disepakati bersama baik ormawa maupun Direktorat PoliMedia. Jurnalis: Reza Aprinia | Editor: Shara Nurachma Foto: Ridwan Al Halim
KETIK
9
INFO POLIMEDIA
Hi Polimedian! Si Pintar, Hi Teman Mahasiswa Baru
Polimedian! diluncurkan oleh panitia PSP2 tahun lalu, tepatnya pada 1 Agustus 2016. Aplikasi berbasis Android tersebut digunakan sebagai media informasi seputar PoliMedia untuk mahasiswa baru. Namun, setelah rangkaian acara PSP2 selesai, aplikasi tersebut seakan sudah tidak aktif lagi. Menurut Adinata, pencetus aplikasi Hi Polimedian!, hal tersebut terjadi karena terdapat beberapa kendala teknis dan nonteknis sejak beberapa bulan lalu. “Kendala teknisnya itu, database aplikasi ini enggak sengaja kehapus dan harus dibikin ulang, server yang harus off karena belum ada support dari dalam atau luar. Sedangkan, kendala nonteknis yaitu kesibukan administrator yang sedang fokus dengan tugas akhir,” jelas Adinata kepada Majalah Ketik, Sabtu (8/7).
10
KETIK
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
Menurut Aldi, mahasiswa program studi Teknik Kemasan, aplikasi Hi Polimedian! sebenarnya cukup bermanfaat, tetapi kontennya kurang bervariasi. “Menurut gue, itu bagus, sih. Aplikasi buat anak PoliMedia, ada image positif. Wah, kampusnya punya aplikasi. Tapi beritanya lebih banyak diupdate aja karena tujuannya buat memberi informasi. Terus, kalo bisa, ada tanya jawabnya. Jadi, mahasiswa baru yang nanya, adminnya langsung jawab dan di-share di situ, biar mahasiswa baru enggak banyak ngulang pertanyaan yang sama,” ungkapnya.
Bertepatan dengan PSP2 2017 yang akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2017, aplikasi ini pun akan diaktifkan kembali. “Kemarin, panitia PSP2 udah nanya-nanya tentang aplikasi ini, Insya Allah udah aktif lagi awal Agustus nanti,” ungkap Adinata. Tidak hanya difungsikan sebagai media informasi saat PSP2, aplikasi ini juga diharapkan dapat terus digunakan sebagai sumber informasi seputar PoliMedia yang kontennya berupa newsfeed/artikel, jadwal akademik, dan jadwal ormawa. Selain itu, Adinata juga menginginkan aplikasi Hi Polimedian! ini tidak hanya digunakan oleh
Penggunaan aplikasi Hi Polimedian!
mahasiswa baru saja, tetapi oleh seluruh mahasiswa PoliMedia. Seluruh mahasiswa dapat mengakses aplikasi ini tanpa harus melakukan log in terlebih dahulu karena konsep awal Hi Polimedian! sebagai media informasi. Jadi, aplikasi Hi Polimedian! dapat diakses oleh siapa pun walau bukan termasuk mahasiswa PoliMedia. Aplikasi Hi Polimedian! dapat diunduh di Play Store Android. Meski saat ini aplikasi Hi Polimedian! belum tersedia untuk pengguna iOS, Adinata selaku pencetus aplikasi Hi Polimedian! merencanakan agar Hi Polimedian! dapat diunduh via App Store.
Hi Polimedian! juga dijadikan sebagai tugas akhir oleh Adinata. Setelah tugas akhir selesai, aplikasi ini akan dihibahkan kepada HIMA Multimedia yang dipercaya untuk mengelolanya. “Harapannya, dengan adanya aplikasi ini kita bisa mendapatkan informasi seputar PoliMedia dengan cepat dan up to date, nama kampus PoliMedia bisa semakin dikenal masyarakat dan menjadi pendorong kita sebagai mahasiswa PoliMedia untuk selalu berinovasi secara kreatif dalam membuat sesuatu yang baru dan bermanfaat untuk khalayak umum,” tutup Adinata. Jurnalis : Indah Permatasari | Editor : Shara Nurachma Foto: Naufal Aries
Tampilan aplikasi Hi Polimedian! pada smartphone dengan sistem operasi Android. Aplikasi ini dapat diunduh gratis di Play Store.
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
KETIK
11
INFO POLIMEDIA
Pilmapres: Fokus, Tekun, dan Bersikap Positif
T
ahun ini merupakan Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) pertama yang diikuti oleh Politeknik Negeri Media Kreatif. Pilmapres sendiri juga diikuti oleh universitas dan politeknik dari seluruh Indonesia yang pastinya kegiatan tersebut akan dibiayai oleh Dikti. Pilmapres yang dulunya dikenal sebagai Mawapres (mahasiswa berprestasi) merupakan ajang apresiasi untuk mahasiswa berprestasi yang mampu peduli dengan lingkungan kampus dan bidang itu sendiri yang juga diadakan setiap tahunnya.
“Saya berharap mahasiswa lebih tertarik lagi dengan kegiatan kampus. Khususnya tahun depan saat Pilmapres diadakan lagi,” – Suratni, SS., M.Hum.
12
KETIK
Kali ini PoliMedia memiliki tiga kandidat yang diseleksi kembali menjadi satu orang untuk mengikuti Pilmapres. Pilmapres akan melalui dua tahapan. Tahapan pertama adalah seleksi karya tulis yang dinilai oleh tim juri yang terdiri dari sepuluh dosen yang ahli di bidangnya. Lalu, tahap kedua seleksi persentasi yang dinilai oleh Diah Amelia, S.Hum., M.Si. sebagai dosen Penulisan dari prodi Penerbitan; Suratni, SS., M.Hum. selaku Kaprodi Penerbitan; Tipri Rose Kartika, MM., Dr. sebagai
dosen Kewirausahaan; Pingki Indrianti, S.Ds., M.Ds. selaku Kaprodi Desain Mode; dan Sakim yang merupakan Staf Ahli Wadir Kemahasiswaan. Tiga kandidat Pilmapres yang berasal dari prodi Penerbitan dan Teknik Grafika yaitu Regina Natalia dari Prodi Teknik Grafika, Viviani Adriel dari Prodi Penerbitan, dan Romi Setiawan dari Teknik Grafika. Tiga orang yang terpilih tersebut akan mendapatkan penghargaan berupa trofi, sertifikat, dan uang tunai. EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
Viviani Adriel memberikan waktunya kepada Majalah KETIK untuk bercerita serta berbagi pengalamannya sebagai juara pertama dalam Pilmapres karena kemampuan penulisannya yang rapi dan presentasinya yang memukau penilaian juri itu. Majalah KETIK berkesempatan menanyakan hal-hal berikut ke perempuan yang akrab disapa Vivi ini.
3. Apa harapannya untuk Pilmapres selanjutnya?
1. Apakah saingan di Pilmapres sulit?
Membuat video untuk seleksi nasional. Setelah video itu dinilai, pengumuman sepuluh besar nasional.
Untuk level internal dalam kampus sebenarnya cukup berat karena kita berbeda-beda jurusan. Topik yang mereka angkat juga sesuai dengan jurusan mereka. Persaingannya begitu ketat.
2. Tantangan apa saja yang dialami selama Pilmapres? Awalnya saya mengikuti seleksi atas permintaan dosen untuk menjadi perwakilan prodi, kesulitannya adalah ketidaktahuan saya. Sementara juga deadline untuk Pilmapres sendiri itu tiga minggu. Saya butuh menulis, butuh riset, dan membuat produk itu sendiri dalam waktu lima hari.
Sosialisasinya lebih ditingkatkan, apresiasi untuk mahasiswanya juga ditingkatkan, dan untuk mahasiswa lainnya jangan takut untuk ikut Pilmapres tahun depan.
4. Setelah menjadi juara 1, lalu apa tahap selanjutnya?
5. Pengaruh apa saja yang kamu dapat dari Pilmapres? Saya jadi sering dipanggil ‘Mahasiswa berprestasi Polimedia’. Saya jadi tahu cara membuat karya ilmiah dan riset-riset di bidang yang saya tekuni, jadinya membantu saya juga dalam membuat proposal TA (Tugas Akhir).
6. Pelajaran apa yang kamu dapat dari Pilmapres? Kita harus fokus, tekun, dan bersikap positif. Dengan ketiga sikap itu, dapat membuat saya berhasil dalam ajang Pilmapres.
Jurnalis : Christhalia Agatha | Editor: Indi Vidyafi Foto : Dok. Viviani Adriel
Pemenang Pilmapres PoliMedia tahun 2017.
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
KETIK
13
INFO POLIMEDIA
Palang Pintu Parkir RUSAK: P Bukan Prioritas
alang pintu parkir sistem otomatis saat ini sudah banyak digunakan di berbagai tempat, mulai dari mall, kantor bahkan perguruan tinggi. Di Politeknik Negeri Media Kreatif (PoliMedia), sudah terpasang palang pintu parkir otomatis. Palang pintu tersebut sudah dibangun sejak PoliMedia berdiri—pada 2008 silam. Fungsi palang pintu parkir otomatis seharusnya ialah sebagai tanda diperbolehkannya kendaraan masuk atau keluar area parkir, sehingga dapat membantu keamanan di area tersebut. Namun, pada kenyataannya, palang pintu parkir otomatis di PoliMedia tidak berfungsi secara maksimal alias masih digunakan secara manual. Berdasarkan keterangan dari Ahmad Bastari Burhanudin, S.Sos., selaku Kepala Subag umum PoliMedia atau yang akrab disapa Pak Bastari, hal tersebut terjadi karena kontrak pembangunan yang tidak tuntas. “Saya juga kurang paham karena waktu itu saya belum ada di sini,” ungkap Pak Bastari. “Sekarang kalau saya mau ngebenahin itu masih banyak prioritas lain yang lebih penting,” sambungnya. Juga yang dianggap lebih penting demi berlangsungnya proses belajar mengajar. “Kita sudah minta anggarannya ke pemerintah, tapi yang minta anggaran kan bukan cuma kita.”
14
KETIK
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
Papan penunjuk jalan yang tidak memadai.
Salah satu fasilitas yang rusak di PoliMedia.
Menurutnya, total biaya keseluruhan yang dibutuhkan oleh perguruan tinggi negeri kurang lebih Rp13 triliun. Sedangkan, kenyataannya pemerintah hanya mampu memenuhi sekitar Rp2 triliun saja. Hal tersebut juga disebut menghambat proses perbaikan palang pintu. “Saya mau pasang CCTV aja anggarannya susah, saya pengen di setiap titik ada CCTV biar kita juga bisa mantau,” ungkapnya. Sebagian mahasiswa juga mengungkapkan tanggapan mereka terhadap palang pintu yang rusak. “Demi keamanan dan kenyamanan, saya rasa perlu untuk diberlakukan seperti di pusat keramaian. Jadi, setiap yang membawa kendaraan ke kampus menggunakan karcis dan saat pulang juga harus disetor dan bayar di akhir. Hal ini juga dapat meminimalisir terjadinya pencurian kendaraan,” ungkap Dhany Lukito, selaku ketua BEM PoliMedia. Menurut Dhany, walaupun ada prioritas yang lebih penting, jangan melupakan juga fasilitas yang lain.
Walaupun saat ini palang pintu parkir masih digunakan secara manual, seluruh mahasiswa PoliMedia berharap agar palang pintu parkir dapat segera diperbaiki dan dapat digunakan secara maksimal. Selain kemanan lebih terjamin, satpam PoliMedia pun tak perlu lagi bekerja lebih keras membuka dan menutup palang pintu parkir di saat pagi dan malam hari. Jurnalis: Indah Permatasari | Editor: Nurul Izzati Foto : Rifaldi
Foto Atas kiri: Papan penunjuk arah yang pecah. Atas kanan: Lampu taman tidak maati dan tidak dilengkapi dengan pelindung. Bawah : Keadaan palang pintu rusak yang belum diperbaiki.
Palang pintu otomatis yang tidak berfungsi.
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
KETIK
15
INFO POLIMEDIA
48 JAM Buat Film Animasi 3D
di Asiagraph Reallusion Award 2017
D
ua belas mahasiswa/i Politeknik Negeri Media Kreatif (PoliMedia) program studi Desain Grafis konsentrasi Animasi, berhasil representasi Polusi dalam ajang kualifikasi Perlombaan Asiagraph Reallusion Award 2017 di Universitas Tarumanegara. Pihak penyelenggara perlombaan tersebut merupakan perusahaan perangkat lunak ternama dari Silicon Valey, Amerika Serikat melalui Reallusion. Perlombaan yang isinya pesertanya membuat film animasi tiga dimensi berdurasi 3-5 menit dengan tema “Persatuan dalam Keanekaragaman” dalam waktu 48 jam ini, mulai sejak pukul 10.00 pagi pada 8 Mei 2017. Perlombaan ini berakhir pada tanggal 10 Mei 2017.
RAE Widiargo selaku dosen Animasi sedang membimbing mahasiswa dalam penyelesaian video animasi yang sedang dibuat.
16
KETIK
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
Adam Ramdhan dari Prodi Animasi 6A, salah satu perwakilan dari Animasi yang ikut bertanding dalam ajang Asiagraph Reallusions Award 2017.
Sebelumnya, ada tujuh tim dari PoliMedia yang turut andil dalam babak pra-kualifikasi. Namun, hanya empat tim yang lolos ke babak kualifikasi ini. Empat tim yang bersangkutan adalah mahasiswa/i PoliMedia prodi Desain Grafis konsentrasi Animasi semester 4 dan semester 6. Setiap tim yang ikut dalam babak kualifikasi ini akan mendapatkan hadiah uang sebesar 20 juta rupiah dan bagi tim yang lolos akan mengikuti perlombaan selanjutnya di Taiwan. Membuat sebuah film animasi tiga dimensi berdurasi 3-5 menit dalam waktu sesingkat itu merupakan sebuah pengalaman baru bagi para peserta perwakilan PoliMedia yang terdiri dari empat tim ini. Sebelumnya, mereka tidak pernah bisa membuat film animasi dengan waktu sesingkat itu. Terlebih ini adalah animasi tiga dimensi yang pengerjaannya lebih kompleks dibandingkan animasi dua dimensi.
“
Empat puluh delapan jam bikin animasi itu, sesuatu yang kita gak pernah kepikiran. Kita mau bikin TA (tugas akhir) aja musiman,
”
kata Prita Dinda, salah satu peserta yang merupakan mahasiswi prodi Desain Grafis konsentrasi Animasi PoliMedia.
Peserta lomba yang terdiri dari tiga orang di masing-masing tim ini, harus pandai-pandai membagi waktunya agar bisa menyelesaikan tantangan tersebut. Seperti yang dikatakan oleh salah satu peserta dari salah satu tim perwakilan PoliMedia yaitu Rifa Rosyadiah Budhianti. “Empat puluh delapan jam itu waktu lombanya, jadi kita harus bisa bagi-bagi waktu buat makan, buat tidur. Mau gak tidur juga ya, gak apa-apa,“ ujar Rifa. Mereka menyadari setiap detiknya mereka selama dua hari berlangsungnya perlombaan menjadi sangat berharga. Para peserta tidak hanya dituntut untuk dapat membuat konten dengan visual yang menarik. Namun, peserta juga dituntut untuk dapat mengelola waktu dan kerja sama tim dengan baik. Banyak banyak dari peserta yang rela untuk tidak tidur karena takut dengan tugasnya yang tidak bisa tepat waktu. Kalau pun mereka tidur, biasanya karena tertidur saat sedang mengerjakan tugas tersebut.
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
KETIK
17
Kemenangan Tim Cube Rabu, 10 Mei 2017 adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh para peserta lomba Asiagraph Reallusion Award 2017, terutama peserta perwakilan PoliMedia yang terdiri dari empat tim. Sebelumnya, mereka sudah menyelesaikan tantangan membuat film Animasi 3D berdurasi 3-5 menit dengan tema “Persatuan dan Keanekaragaman” dalam waktu 48 jam. Perlombaan ini dimulai pukul 10.00 pada 8 Mei 2017—10 Mei 2017. Asiagraph Reallusion Award 2017 merupakan kompetisi pembuatan film animasi berdurasi 3-5 menit dalam waktu 48 jam non-stop menggunakan software animasi 3D iClone. Lomba ini diadakan setiap tahunnya. Tahun ini selain diadakan di Indonesia, akan diadakan pula di beberapa negara seperti China, Jepang, Malaysia, dan Thailand. Di Indonesia sendiri, peserta yang ikut andil dalam perlombaan ini sekitar 20 tim dari 12 kampus. Rasa lelah, kantuk, dan penat, semua telah terbayarkan dengan peringkat 3 yang diraih oleh satu perwakilan PoliMedia yaitu Tim Cube. Tim Cube terdiri dari tiga mahasiswa prodi Animasi semester 6 bernama Zata Zakira, Prita Dinda Yovieta, dan Fajar Taufik.
RAE Widiargo—selaku dosen program studi Animasi yang telah merekomendasikan dan membimbing tim-tim dari PoliMedia. Usahanya berbuah manis, karena Tim Cube dapat meraih peringkat 3 dalam ajang Asiagraph Reallusion Award 2017 yang tentunya mengharumkan nama PoliMedia.
“
Sempat gak percaya
dapat peringkat tiga, soalnya peserta lain juga tangguhtangguh.
“Sempat gak percaya dapat peringkat tiga, soalnya peserta lain juga tangguh-tangguh,” ungkap Zata Zakira. Semua ini berkat kerja keras, disiplin, dan pantang menyerah dari peserta Tim Cube. Tidak lupa juga usaha
“
Jurnalis: Suci Cahyani, Nia Andini | Editor: Findi Daraningtyas Foto :Josephine Priscilla
Tim Cube salah satu kelompok perwakilan dari Prodi Animasi semester 6.
18
KETIK
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
INFO POLIMEDIA
Pencurian
Sepeda Motor Tertangkap CCTV
J
umat, 21 April 2017, Honda Beat berwarna biru-putih dengan pelat nomor kendaraan B 6631 ZJR milik mahasiswa program studi Animasi 2B, Dhani R. Zafran, hilang di area parkir tamu Politeknik Negeri Media Kreatif. Setelah mengetahui bahwa kendaraan milik Dhani telah hilang, M. Nugraha Prayoga, mahasiswa program studi Periklanan, selaku kawan Dhani, membantu mencari di area basement atau tempat parkir motor mahasiswa. Namun, karena tak kunjung ditemukan, Dhani pun melapor ke petugas keamanan, lalu dan diia melihat aksi pencurian motornya yang terekam oleh CCTV yang berada di sekitar tempat area tersebut. Menurut keterangan Dhani, dari CCTV tersebut terlihat dua orang masuk ke wilayah kampus EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
dengan satu motor. Namun, saat meninggalkan area kampus, kedua orang tersebut terlihat mengendarai kendaraan masing-masing, dimana salah satunya adalah motor milik Dhani.
Beliau berpesan bahwa setiap kendaraan yang ada di kampus bukan hanya menjadi tanggung jawab penuh petugas keamanan melainkan pemilik kendaraan pun harus waspada dan bisa menjaga kendaraannya.
Mengetahui hal tersebut, Dhani sebagai korban mencoba untuk melapor ke Ahmad Bastari Burhanudin, S.,Sos. selaku Kasubbag Umum PoliMedia. Beliau pun memberi tanggapan tentang kejadian tersebut, “Kita juga mencoba untuk antisipasi dengan keterbatasan hal tersebut, dan kita juga kekurangan dana. Kita juga sudah memasang CCTV di sekitar kejadian,” ujar beliau. “Kita tidak bisa membantu secara finansial.
Dhani juga sudah melaporkan kasus pencurian tersebut kepada pihak Kepolisian Srengseng Sawah dan pihak asuransi. Perusahaan asuransi, PT Federal International Finance (FIF), meminta surat tanda kehilangan untuk memproses kasus pencurian motor tersebut dalam jangka waktu sekitar tiga bulan. Jurnalis: Keduari Rahmatana | Editor: Shara Nurachma Ilustrasi : Eka Lestari Ayu Ningsih
Pokoknya kita membantu dan mensupport si korban sampai masalahnya selesai,” lanjutnya.
KETIK
19
INFO POLIMEDIA
Kegiatan Pengenalan Kampus Diganti Menjadi Program Bela Negara
K
egiatan Pengenalan Sistem Pendidikan Politeknik (PSP2) akan segera diadakan untuk menyambut penerimaan mahasiswa baru PoliMedia angkatan ke10. PSP2 ini telah dilaksanakan pada 15-17 Agustus 2017. Kurang lebih rangkaian acaranya tidak jauh berbeda dengan PSP2 tahun lalu, yaitu akan ada seminar, talkshow, UKM Expo, dan tour kampus. Akan tetapi, yang menjadi perbedaan adalah kegiatan PSP2 2017 akan lebih diisi oleh pembicara-pembicara yang berlatar belakang dari creativepreneur. Kalau tahun lalu ada The Popo, pelukis mural yang terkenal dengan kritikan sosial, maka salah satu pembicara yang rencananya akan mengisi kegiatan PSP2 tahun ini adalah Wahyu Aditya, seorang animator sekaligus founder dari Hellomotion.
20
KETIK
Belakangan ini terdengar kabar bahwa pemerintah berpendapat kegiatan orientasi mahasiswa baru di perguruan tinggi kurang bermanfaat. Mereka berencana untuk mengganti kegiatan pengenalan kampus atau sejenisnya menjadi program bela negara, program ini berlangsung di lapangan dan kelas. Kegiatan lapangan seperti latihan barisberbaris, hormat bendera dan pengetahuan tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). Sementara program di kelas seperti menjelaskan ideologi negara yaitu Pancasila, pemahaman akan sikap dan tindakan melawan korupsi serta pengetahuan deradikalisasi. Dengan adanya program bela negara ditujukan untuk mengaderkan jiwa nasionalisme kepada mahasiswa.
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
Ketika disinggung soal ini, Gultor Azhar selaku ketua pelaksana PSAK FISIP UI merasa sangat tidak setuju dengan adanya program bela negara untuk mengganti sistem pengenalan kampus. Menurutnya program bela negara memiliki kecenderungan militer untuk melakukan propaganda, dan ia juga tidak setuju jika pemerintah menganggap orientasi yang dilakukan perguruan tinggi saat penerimaan mahasiswa baru kurang bermanfaat. “Pertama, datanya kalau nggak bermanfaat itu nggak ada. Kedua, indikator bermanfaatnya itu apa, sih? Lagian orientasi kan tujuan utamanya untuk mengenalkan (kehidupan kampus), ya berarti emang sampai situ aja,” sanggah Gultor. Berbeda dengan Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) yang sudah menerapkan program bela negara dalam kegiatan orientasi penerimaan mahasiswa barunya yang berlangsung selama empat hari di Rindam, Condet, Jakarta Timur. Walaupun program ini masih sebatas konten acara, Andy Setya selaku ketua BEM PNJ mengaku sangat setuju dan mendukung adanya program bela negara. Selain karena program ini kedepannya akan menjadi ketentuan umum dan banyak politeknik yang sudah menerapkannya, menurut Andy, program bela negara sangatlah penting karena banyak mahasiswa yang sudah luntur nilai nasionalisme dan nilai kebangsaannya sehingga perlu dibangkitkan kembali terlepas adanya stigma propaganda atau apa pun. “Sekiranya banyak hal positif yang bisa diambil dari program bela negara, maka fine-fine aja,” ucap Andy.
Nadiyah Sakinah selaku Ketua Pelaksana PSP2 2017 pun angkat bicara mengenai hal ini. Menurutnya, bela negara memang penting karena sejatinya mahasiswa adalah sebagai agen perubahan bangsa. Namun, ia tidak setuju jika kegiatan pengenalan kampus di PoliMedia diganti menjadi program bela negara. Pasalnya PoliMedia adalah satu-satunya politeknik yang mengusung industri kreatif dan mahasiswanya harus memiliki pola pikir kreatif. Tentu saja pengenalan kampus di PoliMedia memiliki rangkaian acaranya sendiri dan berbeda dari perguruan tinggi lainnya. “Kalaupun harus ada, ya paling dimasukkan jadi konten acara bukan sebagai tema besar. Lagi pula, ketika nanti kita bisa jadi creativepreneur buat diri sendiri dan orang lain, itu juga bermanfaat buat bangsa,” kata Nadiyah. Harapan untuk output dari kegiatan PSP2 ini adalah agar para mahasiswa baru sadar dan bangga bisa menjadi mahasiswa di PoliMedia. Meskipun terbilang baru, tapi mahasiswa PoliMedia mempunyai masa depan yang menjanjikan. Selain itu, diharapkan juga agar para mahasiwa baru nantinya bisa aktif di kegiatan organisasi kampus, dan mereka juga memiliki rasa empati dan responsif terhadap apa pun. Jurnalis: Josephine Priscilla | Editor: Dinda Ayu Foto : Rifaldi, Dok. PSAK FISIP UI 2017
Kegiatan pengenalan kampus di FISIP Universitas Indonesia
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
KETIK
21
Ketua MPR RI :
Anak Muda Indonesia, Harus Bangga Bela Negara 22
KETIK
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
T
ahun ajaran baru sudah dimulai. Tiap awal tahun ajaran baru, Politeknik Negeri Media Kreatif (PoliMedia) mengadakan kegiatan Pengenalan Sistem Pendidikan Politeknik (PSP2). PSP2 diadakan untuk menyambut para mahasiswa baru, atau yang biasa disebut Kreator Muda. Sama seperti tahun sebelumnya, PSP2 berlangsung selama tiga hari dan dengan konten acara yang hampir sama pula. Tahun ini, PSP2 dilangsungkan pada 15-17 Agustus 2017. Namun, ada satu hal yang membuat PSP2 2017 berbeda, yakni hadirnya Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan.
PoliMedia mengundang Zulkifli Hasan untuk menjadi salah satu pembicara di PSP2 2017, tepatnya pada orasi ilmiah Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara. “Tahun 2017 adalah tahun ke-15 era reformasi. Saya melihat anak muda setelah reformasi rasa nasionalismenya semakin berkurang, sudah mulai memudarkan rasa membela negaranya. Banyak permasalahan setelah reformasi 1998, yaitu perlindungan dan tumpah darah. Masyarakat Indonesia masih banyak yang tidak mendapatkan perlindungan dari aparat hukum, pemerintah dan masyarakat sendiri. Saya sangat berharap kepada anak muda di era sekarang ini untuk tetap teguh terhadap rasa nasionalismenya terhadap negara,” tutur Zulkifli Hasan dalam orasi ilmiahnya. Zulkifli Hasan juga menyampaikan empat tujuan didirikannya Negara Indonesia yaitu melindungi, memajukan, mencerdaskan, dan ikut serta. Sebagaimana yang diharapkan beliau, anak muda harus cerdas dalam setiap langkah yang ia ambil, cerdas dalam mengambil keputusan, cerdas juga dalam melindungi hal-hal yang benar. Selain itu, beliau juga menyampaikan tiga syarat negara, yaitu masyarakat yang berilmu, kasih sayang dan gotong royong, serta nila-nilai pancasila. Zulkifli Hasan juga menekankan anak muda harus teguh pada isi UUD, karena UUD berlandaskan Demokrasi Pancasila. Beberapa tanggapan disampaikan oleh mahasiswa dan panitia PSP2 2017, “Saya selaku mahasiswa sekaligus panitia PSP2 2017 PoliMedia sangat bangga, Bapak Zulkifli Hasan sangat membangun mental kita anak muda untuk selalu bertetangga dan saling melindungi sesama masyarakat,” ujar Raka Abdul Aziz selaku Panitia PSP2 2017 dari prodi Teknik Grafika. Begitu pula yang dirasakan oleh Aldi Reza Setiawan mahasiswa dari prodi Multimedia, “Saya bangga pastinya PoliMedia bisa didatangi ketua MPR, kapan lagi ada momen kaya gini. Apalagi tadi pidato dari Ketua MPR itu sangat memotivasi banget buat saya,” tutupnya.
Jurnalis: Tania Meita Putri | Editor: Dinda Ayu Foto : Rifaldi
Foto bersama ketua MPR RI(kiri) ketua pelaksana PSP2 2017 (tengah) dan Ketua MPM Polimedia.
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
KETIK
23
INFO POLIMEDIA
Berkarya P Lewat Daerah Aliran Sungai
resentasi dan diskusi karya sepuluh Peserta Workshop Storytelling dalam progam Suara Tirtha Emerging Photographers (STEP) yang diluncurkan oleh AQUA Grup (05/04/2017) berlangsung secara kondusif. Program yang bertemakan “CARE” ini merupakan suatu tantangan bagi para fotografer muda Indonesia untuk berpikir kritis pada suatu hal dan dapat menginterpretasikan tema itu sendiri. Program ini diselenggarakan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 26–30 Januari 2017, tepatnya di kawasan Ciherang yang merupakan salah satu penyangga konservasi Jakarta. Dalam presentasi tersebut terdapat sepuluh peserta yang berhasil diseleksi dari 57 peserta se-Indonesia. Risma Afifah, salah satu mahasiswi program studi Fotografi angkatan 4 PoliMedia Jakarta berhasil mewakili untuk ikut serta dalam program STEP dengan berbekal proyek photo story yang mengusung tema tentang DAS atau Daerah Aliran Sungai. Ia memilih projek tersebut karena Daerah Aliran Sungai memiliki banyak sekali manfaat untuk warga sekitar. “Menarik juga nih kalo saya ngambil tentang air, karena kalau enggak ada air kita bisa apa? Saya ngambil Daerah Aliran Sungai karena menariknya di sini pas saat saya lihat ada orang nyuci motor, mandi, anak kecil renang, dan sebagainya,” papar Risma Afifah.
24
KETIK
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
“Lalu saya bertanya sama warga sekitar pada waktu itu. Bu, emang itu airnya bersih? Kok bisa sih buat gosok gigi, nyuci, dan yang lainnya? Emang belum ada aliran kimia yang menyebar?” ungkap Risma saat memberikan pertanyaan kepada warga sekitar.
Risma Afifah sedang mempresentasikan karyanya.
Ternyata daerah hilir merupakan daerah yang belum ada aliran kimianya karena langsung dari air pegunungan sehingga airnya masih bersih, tetapi kalau daerah ke hulu merupakan daerah yang sudah tercemar karena melewati pasar yang kumuh.
“Di situ tambah menarik lagi, akhirnya saya jalan dari hulu ke hilir buat memotret di spot yang berbeda, tidak hanya satu tempat saja. Ternyata air yang kotor itu punya manfaat buat sawah, binatang, dan pemancingan. Jadi, manfaatnya banyak sekali tentang DAS ini,” tambah Risma. Wanita kelahiran Jakarta ini sempat memiliki kendala yaitu kesulitan saat melakukan pemotretan. Ia mengatakan bahwa sempat mengalami kesulitan ketika ingin mengambil foto karena harus bertemakan photo story, serta adaptasi dengan orang-orang di sana. “Saat memotret, sudah deadline H-1, terus ternyata pas saat memotret, kamera saya agak sedikit kena air, karena udara di sana panas dan hujan terus jadi berembun, jadi saya terpaksa harus
memotret ulang kan, akhirnya udah enggak, sih,” tambah Risma lagi. Selain mengikuti program Suara Tirtha Emerging Photographers (STEP), Risma juga pernah menjadi juara favorit tingkat mahasiswa di Workshop Fotografi se-Indonesia, Budi Luhur dalam Lensa Kamera 2016. “Saya berharap banget bisa selalu produktif untuk berkarya, terus banyak manfaatnya dan bisa dilihat orang, sih. Dan yang pasti, karya-karya saya bisa diterima orang-orang banyak. Aamiin.” harapnya.
Jurnalis: Reza Aprinia | Editor: Dinda Ayu Foto : Dok. Risma A Yuandrus
memotret juga. Untungnya masih berfungsi untuk motret,” ujar Risma. “Saat memotret kurang hati-hati, jadi mentor langsung bilang rendam di beras, akhirnya besok pagi disuruh EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
KETIK
25
INFO POLIMEDIA
Musyawarah Keluarga Besar Alumni PoliMedia
Selain sebagai jembatan untuk silaturahmi seluruh alumni PoliMedia, KBLP pun diharapkan mampu menjadi media untuk menjembatani relasi antara mahasiswa dengan dunia kerja.
P
oliteknik Negeri Media Kreatif telah berdiri sejak tahun 2008. Sudah hampir sepuluh tahun PoliMedia berdiri menjadi politeknik yang bergerak dalam industri kreatif. Dengan usia yang hampir menginjak satu dekade ini, PoliMedia membuktikan bahwa sudah meluluskan para kreator muda. Hal inilah yang mendorong para lulusan PoliMedia untuk tetap menjalin silaturahmi satu sama lain dengan membentuk Keluarga Besar Alumni PoliMedia atau yang biasa disingkat KBLP.
Hasil dari musyawarah tersebut adalah terpilihnya Youngest Arsyani Akmad yang merupakan lulusan PoliMedia 2013 sebagai Ketua KBLP. “Dalam pengambilan keabsahan pengambilan keputusan, kami selalu mengikutsertakan pihak kampus untuk mengetahui apa saja yang sudah kita lakukan,” ujar Youngest, selaku Ketua KBLP.
KBLP merupakan organisasi yang dibentuk untuk mewadahi dan menaungi seluruh alumni PoliMedia. Pada 29 Juli 2017, KBLP mengadakan
Saat ini, jumlah anggota dari KBLP memang belum bisa dipastikan. Namun, pada 12 Agustus 2017 akan diadakan sidang pembahasan AD ART yang akan dipimpin oleh Komisi KBLP. Komisi KBLP sendiri adalah tim yang dibuat untuk merealisasikan KBLP untuk sementara waktu, mengingat kepengurusan KBLP
musyawarah besar. Musyawarah tersebut memiliki agenda utama untuk Pemilihan Ketua KBLP periode 2017 dan menjalin silaturahmi.
yang belum lengkap. Pelaksanaan Sidang AD ART ditujukan sebagai pemenuhan syarat berdirinya sebuah organisasi.
26
KETIK
“Semoga KBLP bisa tetap solid rasa kekeluargaannya di semua lini dan mampu membantu PoliMedia untuk lebih maju,” ujar Youngest yang mengharapkan kepengurusan KBLP berjalan lancar meskipun belum lengkap dan masih dalam proses. Selain sebagai jembatan silaturahmi seluruh alumni PoliMedia, KBLP pun diharapkan mampu menjadi media untuk menjembatani relasi antara mahasiswa dengan dunia kerja. Oleh karena itu, KBLP terus bekerja sama dengan Manajemen PoliMedia. Dengan dibentuknya KBLP ini, diharapkan PoliMedia semakin berkembang dan bisa dengan mudah meningkatkan akreditasi kampus. Jurnalis: Emeralda Saodor Rumondang Bulan | Editor: Findi Daraningtyas Foto : Dok. K eluarga Besar Alumni PoliMedia
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
INFO POLIMEDIA
Nomina Choir PoliMedia Raih Medali Perak
P
“Kita itu mahasiswa yang adalah ujung tombak dari kampus, kita yang mewujudkan visi PoliMedia menjadi politeknik yang unggul dalam industri kreatif, dan musik adalah salah satunya,” Adnan
oliteknik Negeri Media Kreatif kembali dibanggakan dengan prestasi non-akademik yang telah diraih oleh UKM Nomina PoliMedia. Lewat kompetisi Penabur Internasional Choir Festival, Nomina memenangkan medali silver dengan kategori Mixed Youth Choir. Rangkaian acara festival dimulai sejak 4 - 9 September 2017, dan Nomina sendiri memiliki jadwal penampilan pada 4 September yang bertempat di Penabur International Kelapa Gading.
Sejak awal Mei 2017, Nomina sudah memulai rangkaian pelatihan, mulai dari latihan suara, teknik vokal dan pelafalan lirik. Pada kompetisi kali ini Nomina harus menjalani proses perizinan komposer untuk menyanyikan dua lagu, di antaranya “O Magnum Mysterium” composed by Javier dan “Janger” arranged by Gicelia Dias P. yang merupakan lagu asal Bali.
Setelah hampir lima tahun berdiri, Nomina kembali mengikuti kompetisi paduan suara dengan skala internasional yang juga diikuti oleh hampir 100 peserta. Begitu panjang proses yang harus dijalani Nomina untuk menjadi salah satu peserta, seperti halnya Adnan yang merupakan ketua Nomina harus registrasi ke Bandung. Setelah melakukan registrasi, Nomina harus melalui tahap seleksi melalui pengiriman audio.
Sementara, untuk acara puncak yaitu Awarding Ceremony jatuh pada 9 September, pada acara ini lah penetapan pemenang dari setiap kategori. Selain dari pengumuman, pemenang pada Awarding Ceremony setiap choir berkesempatan untuk melihat hasil penilaian para juri. “Jadi lewat festival ini, anak-anak Nomina bukan cuma dapet sekedar penghargaan aja, tapi bisa belajar dari penilaian yang juri kasih,” tambah Adnan.
Jurnalis: Emeralda Saodor Rumondang Bulan | Editor: Indi Vidyafi Foto : Dok. PSM NOMINA PoliMedia
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
KETIK
27
UMUM
Badan Ekonomi Kreatif Indonesia
B
ekraf atau Badan Ekonomi Kreatif didirikan pada tahun 2015 dan menaungi 16 subsektor industri kreatif. Badan ini bertanggung jawab terhadap perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Badan Ekonomi Kreatif mempunyai tugas membantu Presiden dalam merumuskan, menetapkan, mengoordinasikan, dan sinkronisasi kebijakan ekonomi kreatif di bidang: 1. Aplikasi dan game 8. developer 9. 2. Arsitektur 10. 3. Desain interior 11. 4. Desain komunikasi 12. visual 13. 5. Desain produk 14. 6. Fashion 15. 7. Film, animasi, dan video 16.
28
KETIK
Fotografi Kriya Kuliner Musik Penerbitan Periklanan Seni pertunjukan Seni rupa Televisi dan radio
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
Kerja Sama Bekraf dan PoliMedia dalam Industri Kreatif PoliMedia adalah institusi pendidikan yang berfokus di bidang industri kreatif. Hampir seluruh program studi yang ada di PoliMedia termasuk dalam 16 subsektor ekonomi kreatif dalam Bekraf. Contohnya seperti prodi Desain Grafis, Animasi, Multimedia, Periklanan, Desain Mode, Penerbitan, Fotografi, dan Broadcast. Dengan adanya Bekraf, apakah program pendidikan di PoliMedia terkena dampak positif dari penggiatan kegiatan ekonomi kreatif ini? Mari simak pembahasannya. Program pendidikan dalam Bekraf masuk dalam Program Unggulan Deputi I atau Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan. Deputi I merancang berbagai program yang menjadi prioritas utama, di antaranya: Memfasilitasi pelatihan Coding Mom: program edukasi pemrograman ibu rumah tangga; 2. Memfasilitasi penyusunan database subsektor musik; 3. Penyusunan narasi cerita rakyat (folklor) untuk PIXAR Animation Studio; 4. Memfasilitasi pendukungan kurasi Indonesia Dance Festival; 5. Memfasilitasi pendirian Akademi Inkubasi Aplikasi; 6. Live in Designer: keterlibatan para desainer grafis untuk membantu edukasi pelaku ekonomi kreatif di daerah; 7. Mengadakan Indonesian Graphic Design Awards; 8. Mastering Class: Script Writing; 9. Pembuatan aplikasi survei; 10. Mengadakan pelatihan tentang packaging untuk
Bidang Desain Grafis Dari program unggulan di atas, dapat dilihat bahwa poin 6 dan 7 berkaitan langsung dengan program studi Desain Grafis di PoliMedia. Untuk itu, Ketua Prodi Desain Grafis PoliMedia Sulistiyo Wibowo, M.Sn. memberikan tanggapannya. Ia mengatakan bahwa strategi Bekraf dalam meningkatkan industri kreatif di Indonesia, yang sudah dirasakan langsung adalah undangan seminarseminar. Namun, ia berharap ke depannya undangan seminar tersebut lebih spesifik dan sesuai kompetensi pengajaran, juga narasumber diharapkan lebih beragam, misalnya dari praktisi, pengusaha maupun pemerintah. “Kalau bisa gathering juga ke kampus-kampus, bikin workshop bareng mahasiswa dan juga dosennya (kuliah umum),” usulnya. Berkaitan dengan dunia desain dalam industri, beliau yakin bahwa adanya Bekraf memberikan dampak. Namun mengenai seberapa besar dampaknya, beliau enggan memberi komentar karena hal tersebut di luar kapasitasnya sebagai konsultan desainer grafis dan bukan dari segi industri. “Kalau untuk agency (biro iklan) besar, saya rasa enggak terlalu besar pengaruhnya Bekraf. Karena mereka [biro iklan] biasanya berhubungan dengan agency luar dan perusahaan besar juga. Bekraf seharusnya meningkatkan UKM kecil yang berhubungan dengan desain. Misalnya percetakan kecil, sablon, kerajinan, dan lain-lain,” ujar Ketua Prodi Desain Grafis yang akrab disapa Pak Sulis tersebut.
1.
subsektor kuliner; 11. Mengadakan pelatihan bisnis dan terhadap pelaku ekonomi kreatif.
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
Berkaitan dengan perkembangan ekonomi kreatif terutama di bidang desain grafis selama satu dekade terakhir, Pak Sulis mengungkapkan bahwa kebutuhan akan lulusan Desain Grafis meningkat pesat. “Desain Grafis berkembang tidak hanya dari gaya visual tapi juga konsep. Bukan cuma bagus, tapi juga ada maknanya. Desain grafis lebih condong kepada keilmuan terapan dibandingkan seni murni,” demikian tanggapan beliau saat ditanya mengenai kebutuhan lulusan ekonomi kreatif terutama desain grafis. “Lulusan Penerbitan, Desain Grafis, dan yang lainnya harus lulusan yang ‘plus’ – dalam artian memiliki kompetensi lebih, jika mau bersaing dalam industri,” lanjutnya.
manajemen
KETIK
29
Bidang Penerbitan Program studi Penerbitan juga masuk dalam salah satu subsektor ekonomi kreatif. Misalnya, terkait dengan poin 8 dalam program unggulan Deputi I Bekraf mengenai pelatihan script writing, Penerbitan sedang digiatkan dalam peningkatan mutu SDM dan fasilitas pendukung lainnya. Berkaitan dengan itu, ketua jurusan Penerbitan PoliMedia yang menaungi tiga program studi, yakni: Penerbitan, Fotografi, dan Broadcast, Drs. Benget Simamora, MM. berharap bahwa Bekraf akan dapat bekerja sama dengan PoliMedia dalam bidang industri kreatif. Beliau pun berharap, Bekraf dapat membuka kerjasama yang jelas dalam bidang penerbitan. Selain itu, Dr. Erlan Saefuddin, S.S., M. Hum. juga memberikan tanggapannya mengenai Bekraf dan kaitannya dengan dunia Penerbitan. Beliau positif bahwa adanya Bekraf dapat meningkatkan kontribusi dalam dunia Penerbitan. “Yang saya lihat, kebijakan Bekraf terhadap bidang Penebitan sudah ada, seperti telah dibuatnya roadmap penerbitan Indonesia dan adanya kerja sama dengan IKAPI. Namun, kebijakan itu belum dirasakan betul ke sektor hulunya, seperti dunia pendidikan dan di
sektor hilir seperti ke para pekerja di industri penerbitan. Tentu, kebijakan untuk Penerbitan yang lebih efektif dan aplikatif harus terus dikembangkan Bekraf ke depannya. Misalnya, lebih banyak diadakan workshop editorial untuk mahasiswa dan perkerja penerbitan,” ungkap Pak Erlan. Beliau berharap Bekraf ke depannya dapat berkontribusi untuk kemajuan penerbitan baik dari sektor hulu maupun hilir. “Dengan memperkuat program yang lebih banyak dirasakan masyarakat luas, terutama di sektor hulu ke insan pendidikan dan di sektor hilir ke pelaku industri. Di sektor hulu, bisa dalam bentuk penguatan pendanaan riset dasar dan terapan yang melibatkan dosen-dosen dan mahasiswa-mahasiswa Penerbitan. Di sektor hilir, bisa dalam bentuk diperbanyaknya workshop untuk pekerja di industri penerbitan,” cetus beliau.
Tentang Bekraf Badan Ekonomi Kreatif atau Bekraf adalah lembaga pemerintah non-kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Pariwisata. Lembaga ini pertama kali dibentuk oleh Presiden Joko Widodo melalui Peraturan Presiden No. 6 tahun 2015. Perpres tersebut juga menjelaskan bahwa Bekraf dinahkodai oleh kepala badan yang dibantu seorang wakil, sekretaris utama, dan para deputi. Bekraf mempunyai enam deputi. Mereka adalah Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan; Deputi Akses Permodalan; Deputi Infrastruktur; Deputi Pemasaran; Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi; dan Deputi Hubungan antar-Lembaga dan Wilayah. Bekraf bertanggung jawab terhadap perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Terbentuknya Bekraf merupakan optimisme pemerintah bahwa ekonomi kreatif akan menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Inilah awal tonggak baru ekonomi kreatif Indonesia. Saat ini Kepala Badan Ekonomi Kreatif dijabat oleh Triawan Munaf.
30
KETIK
Badan Ekonomi Kreatif bertugas membantu presiden dalam merumuskan, menetapkan, mengoordinasikan, dan sinkronisasi kebijakan di bidang ekonomi kreatif. Dalam menjalankan tugas tersebut, Bekraf menyelenggarakan beberapa fungsi, sebagai berikut: •
• •
•
•
Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang ekonomi kreatif; Perancangan dan pelaksanaan program di bidang ekonomi kreatif; Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dan pelaksanaan kebijakan dan program di bidang ekonomi kreatif; Pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan kebijakan dan program di bidang ekonomi kreatif; Pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan kepada semua pemangku kepentingan di bidang ekonomi kreatif;
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
Bidang Kerjasama dan Periklanan Wakil Direktur IV PoliMedia, Bidang Kerjasama Industri, Dr. Misbah Fikrianto, MM., M.Si. sekaligus staf pengajar prodi Periklanan juga membagikan pendapatnya berkaitan dengan hubungan antara-Bekraf dan PoliMedia terutama dalam bidang periklanan. “Secara umum, kehadiran Badan Ekonomi Kreatif akan berdampak positif untuk kemajuan sektor ekonomi kreatif. Berdasarkan Peraturan Presiden 72 tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif yang memuat bagian ekonomi kreatif termasuk di dalamnya periklanan, merupakan sesuatu yang saling mendukung. Secara perlahan dan bertahap akan memberikan dampak bagi pelaku ekonomi kreatif, Lembaga pendidikan termasuk PoliMedia yang memberikan layanan program studi bidang ekonomi kreatif. PoliMedia dengan Badan Ekonomi Kreatif harus melakukan kerja sama yang produktif untuk menyiapkan sumber daya manusia bidang Ekonomi Kreatif,” jelas beliau.
untuk meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional bidang ekonomi kreatif sudah ada, namun harus disinergikan dengan pihak terkait. “Bekraf harus bekerja sama dengan beberapa pihak, termasuk dengan lembaga pendidikan.” Wadir yang akrab disapa Pak Misbah ini juga memberikan tanggapannya berkaitan dengan cara untuk memajukan ekonomi kreatif. Misalnya dengan mempersiapkan SDM kreatif, “Menyiapkan SDM kreatif dengan cara pendidikan, pelatihan, workshop, dan lainnya, termasuk memberikan layanan pengembangan komunitas kreatif, dan banyak lagi,” usulnya.
Saat ditanya mengenai strategi atau kebijakan dari Bekraf untuk meningkatkan industri kreatif di bidang periklanan, beliau menjawab bahwa strategi
•
•
Pelaksanaan komunikasi dan koordinasi dengan Lembaga Negara, Kementerian, Lembaga Pemerintah Non-Kementerian, Pemerintah Daerah, dan pihak lain yang terkait; Pelaksanaan fungsi lain yang ditugaskan Presiden yang terkait dengan ekonomi kreatif.
Bekraf mempunyai visi membangun Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia dalam ekonomi kreatif pada tahun 2030 nanti. Untuk mencapai visi tersebut, Bekraf merancang enam misi besar, yaitu: 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Mendorong inovasi di bidang kreatif yang memiliki nilai tambah dan daya saing di dunia internasional; Membuka wawasan dan apresiasi masyarakat terhadap segala aspek yang berhubungan dengan ekonomi kreatif; Membangun kesadaran dan apresiasi terhadap hak kekayaan intelektual, termasuk perlindungan hukum terhadap hak cipta; Merancang dan melaksanakan strategi yang spesifik untuk menempatkan Indonesia dalam peta ekonomi kreatif dunia.
Jurnalis: Viviani Adriel | Editor: Nadia Asy Syaffa Logo: Bekraf
Menyatukan seluruh aset dan potensi kreatif Indonesia untuk mencapai ekonomi kreatif yang mandiri; Menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan industri kreatif;
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
KETIK
31
UMUM
Munas APMPI 2017:
Jadikan Pers Mahasiswa Bebas Bersuara
M
unas X dan Pelatnas VII diikuti oleh 14 Lembaga Pers Mahasiswa Politeknik se-Indonesia, di antaranya adalah PoliMedia Jakarta, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Piksi Ganesha Bandung, Politeknik Kesehatan Malang, Politeknik Negeri Madiun, Politeknik Negeri Sriwijaya, Politeknik Negeri Medan, Politeknik Negeri Balikpapan, Politeknik Negeri Tanah Laut, dan Politeknik Negeri Lampung. Masing-masing Politeknik mengirimkan sebanyak dua sampai tiga delegasi yang didominasi oleh Pimpinan Umum atau Pemimpin Redaksi, sehingga total peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 26 orang.
Kegiatan yang berlangsung selama empat hari tiga malam ini memiliki beberapa agenda penting, di antaranya berbagi pengalaman antar-LPM, musyawarah mengenai Program Kerja APMPI, AD/ART APMPI, dan Tata Tertib MUNAS APMPI. Kemudian, dilengkapi dengan pelatihan mengenai dunia jurnalistik dan penentuan pemimpin serta pengurus baru APMPI periode 2016-2017. Hasil musyawarah memutuskan KETIK sebagai Wakil Pimpinan Wilayah 3 dan Koordinator Editor. Kemudian, para peserta sepakat memilih Riza Azmi dari UKM PERS SUKMA Politeknik Negeri Lampung sebagai Pimpinan Umum APMPI Periode 2016-2017. “Kesan yang pertama tentunya bangga karena kan ini organisasi nasional atau Indonesia, kalau saya pribadi juga sebenarnya ingin meningkatkan belajar berorganisasi dan memecahkan masalahmasalah yang ada di dalamnya,” ucap Riza Azmi. “Munas ke-X di LPM Gema Suara Bandung memberikan pengalaman tersendiri, khususnya untuk saya yang pertama kali ikut andil dalam forum nasional ini. Menambah pengalaman, teman dan wawasan sudah pasti merupakan feedback dari kegiatan ini, mulai dari panitia pelaksana yang ramah dan sangat membantu peserta Munas serta materi yang diberikan oleh narasumber Pelatnas yang mampu
32
KETIK
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
“Menjadikan Pers Mahasiswa yang Bebas Bersuara Berlandaskan Hukum”. Kutipan tersebut merupakan tema dari kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) X dan Pelatihan Nasional (Pelatnas) VII Aliansi Pers Mahasiswa Politeknik Se-Indonesia (APMPI) di Bandung, pada 27-30 April 2017.
menambah wawasan para jurnalis muda seperti kami dan tak lupa pula teman-teman delegasi setiap LPM yang pada kesempatan ini saling sharing baik mengenai masalah maupun usulan demi jurnalis yang lebih baik kedepannya. Hal-hal tersebut membuat Munas APMPI ke-X ini cukup sulit dilupakan,” ujar salah satu peserta Amalia Febrina, Pemimpin Redaksi UKM WPS, Politeknik Negeri Sriwijaya.
PoliMedia menjadi tuan rumah MUNAS APMPI 2018 Setelah melewati musyawarah yang panjang untuk menentukan siapa yang akan menjadi tuan rumah Munas APMPI 2018. PoliMedia pun dipilih dan dipercaya untuk menjadi tuan rumah Munas APMPI 2018 atas kesepakatan seluruh peserta Munas. “Harapan ke depannya organisasi ini bisa berjalan dengan yang seharusnya dan menciptakan orang-orang yang nantinya bisa benar-benar diandalkan,” tutup Riza Azmi. Jurnalis : Tyhan Ladarizka Dewanti | Editor: Nurul Izzati Foto : Dok. APMPI
Suasana Musyawarah Nasional APMPI 2017 yang dihadiri oleh delegasi pers mahasiswa politeknik seIndonesia
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
KETIK
33
UMUM
Jakarta Creative Hub
P
Wujudkan Impian Pengusaha Muda
Ruang makerspace dibagi menjadi tiga area, yaitu good working area, textile area, dan digital area. Setiap area makerspace memiliki fasilitas yang berbeda-beda, seperti di textile area yang menyediakan mesin jahit, mesin potong besar, mesin gerber (mesin potong kain meja), mesin untuk kulit, kayu, logam, dan lain-lain. Ruang co-office berukuran 3m x 6m dan terdapat area taman. Berbeda dengan ruangan
ada 1 Maret 2017 lalu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau lebih dikenal Ahok meresmikan Jakarta Creative Hub (JCH) yang berlokasi di lantai 1 Gedung Graha Niaga Thamrin, Jakarta Pusat. JCH merupakan salah satu program Pemprov DKI yang dibuat khusus sebagai ruang pelatihan, bengkel kerja, perpustakaan, laboratorium komputer, dan ruang belajar. Program ini ditujukan bagi masyarakat DKI Jakarta khususnya pengusaha muda yang memiliki suatu karya dalam industri kreatif. Pemprov DKI mengatakan bahwa JCH terbagi dalam tiga konsep, yaitu makerspace (ruang produksi), co-office (ruang kerja bersama), dan co-working (ruang pelatihan).
yang lain, ruang co-working terdapat fasilitas coffee shop, library, dan meeting room. Bangunan seluas 1500 meter persegi ini didominasi hitam, putih, dan abu-abu yang didesain minimalis. Berbagai fasilitas lengkap telah disediakan layaknya perkantoran. Mulai April 2017, setiap fasilitas dapat digunakan untuk pelaku UKM yang ingin menyewa ruangan sesuai dengan syarat yang
diajukan Pemprov DKI. Alat-alat yang disediakan Pemprov DKI pun dapat digunakan secara cuma-cuma. Tak hanya mesin-mesin produksi semata, melainkan lengkap dengan instruktur untuk menerangkan cara penggunaan mesin yang baik kepada pelaku usaha.
Suasana ruangan yang ada di Jakarta Creative HUB
34
KETIK
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
Suasana pameran batik di Jakarta Creative HUB
Pada pembukaan kali ini, ada beberapa karya yang ditampilkan, yaitu mural karya dari Lala Bohang, batik karya Mbak Citra dan IbuIbu Rusun Pesakah, serta buku-buku di library dipersembahkan oleh Toko Buku Kinokuniya. Setiap karya yang menarik akan ditampilkan di JCH dan karya tersebut memiliki kesempatan untuk mendapatkan investor karena pihak Pemprov DKI akan mengundang investor ternama untuk mempromosikan karya tersebut. ”Bukan hanya fasilitas dan karya yang disediakan, tetapi Pemprov DKI Jakarta juga menyediakan program dan pelatihan entrepreunership dan craftsmanship dengan pakar-pakar industri kreatif sebagai pengajar, pendamping, dan kuratornya,” ujar Alfin salah satu pemandu acara.
biasanya anak muda mendapati keresahan yang mereka alami, namun saat ini hal itu tidak perlu dikhawatirkan karena sekarang JCH adalah solusi yang ditawarkan oleh Pemprov DKI. JCH diharapkan mampu menarik minat masyarakat DKI Jakarta dalam bidang industri kreatif dan membangkitkan semangat para kreator muda untuk mengembangkan ide mereka menjadi sesuatu yang dapat menghasilkan jasa atau produk dan mampu bersaing dengan pelaku UKM yang lain. Selain itu, diharapkan program ini secara tidak langsung dapat menurunkan angka pengangguran. Tidak ada salahnya jika kalian dapat mengikuti program Pemprov DKI yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar dan merasa bangga terhadap diri sendiri atas pencapaian yang telah dilakukan.
Ketika ingin membuat sebuah usaha, Jurnalis: Emeralda Saodor Rumondang Bulan | Editor: Arshida Rafah Foto : Naufal Aries
Sesi touring di Jakarta Creative HUB
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
KETIK
35
EVENT
Big Bad Wolf Jakarta 2017 dimulai sejak 21 April 2017 pukul 09.00 WIB dan dibuka 24 jam non-stop hingga ditutup pada 2 Mei 2017 pukul 23.59 WIB
Big Bad Wolf Jakarta 2017 Lebih Mega dan Megah
B
azar buku terbesar se-Asia, Big Bad Wolf. Kini mampir lagi ke Jakarta untuk kedua kalinya. Big Bad Wolf Jakarta 2017 dimulai sejak 21 April 2017 pukul 09.00 WIB dan dibuka 24 jam nonstop hingga ditutup pada 2 Mei 2017 pukul 23.59 WIB. Bazar buku murah ini menawarkan ribuan judul buku impor dari berbagai genre. Menyusul kesuksesan Big Bad Wolf di tahun sebelumnya, tahun ini penyelenggara mempersiapkan Big Bad Wolf Jakarta dengan susunan yang sedikit berbeda dan pastinya, lebih baik. 36
KETIK
Bazar yang diadakan di Indonesian Convention Exhibition (ICE) BSD mengambil lokasi di hall 7 hingga 10 dan mampu menampung hingga ribuan pengunjung. Lahan seluas 20.000 meter persegi tersebut memuat 4 juta buku dari berbagai genre fiksi maupun nonfiksi seperti buku anak, fantasi, misteri, romance, komik, desain, geografi, fotografi, musik, resep, interior, mode, dan masih banyak lagi. Peningkatan jenis dan varian buku dirasakan oleh Kembang Dini, Safii Akbar, dan Fitri Afrilyani – pengunjung Big Bad Wolf sejak tahun 2016. “Jenis bukunya lebih banyak dan banyak jenis buku dengan genre yang menarik,” ungkap mereka. Bukan hanya menjual buku dengan diskon 60%80%, Big Bad Wolf 2017 juga menawarkan berbagai menu makanan yang dapat dibeli di dalam venue bazar. Makanan-makanan tersebut dijual di sebuah area khusus dengan menggunakan food truck sehingga memberi tempat istirahat bagi para pengunjung yang kelelahan. EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
Segi pelayanan dari para staf Big Bad Wolf 2017 juga ditingkatkan dibanding tahun lalu. Kasir yang diperbanyak dengan sistem pembayaran yang cepat membuat antrean tak mengular dan memudahkan pengunjung. “Sistem antrean pembayaran sekarang lebih cepat karena kasir lebih banyak dan disertai tanda on atau off,” ungkap Safii Akbar, pengunjung Big Bad Wolf 2016. Namun, pelayanan dari staf dirasa masih kurang oleh Kembang Dini, ia merasa bahwa para staf hanya fokus untuk merapikan buku ketimbang membantu pengunjung mencari buku, “Kayaknya harus ada petugas khusus yang bertugas sebagai information center untuk membantu pengunjung,” tukasnya.
Big Bad Wolf 2017 juga bekerja sama dengan sebuah layanan transportasi online – Grab untuk memudahkan pengunjung yang datang dan pergi. Beberapa pengunjung pun berharap Big Bad Wolf tahun mendatang lebih banyak memiliki ragam buku yang lebih variatif lagi, “Buku-buku spesifik, seperti hobi dan sejarah kurang banyak, lebih umum buku-buku populer saja, semoga tahun depan buku seperti science dan sejarah bisa ditambah,” ungkap Ratna Esyhka dan Saskia Amanda, pengunjung Big Bad Wolf pada 30 April 2017. Banyak pengunjung membeli buku di Big Bad Wolf bukan hanya untuk koleksi pribadi melainkan juga untuk urusan bisnis, menambah koleksi buku sekolah, dan masih banyak lagi.
Buku anak dominan terjual dan dicari pengunjung pameran buku ‘Big Bad Wolf’.
Satu hari sebelum pameran buku ‘Big Bad Wolf’ berakhir pengunjung semakin ramai berdatangan.
The Big Bad Wolf Books Sale pertama kali diadakan pada 2009. Tepatnya, di kota Kuala Lumpur, Malaysia. Berawal dari sebuah event obral cuci gudang, dari berbagai jenis buku yang paling laku, buku anak-anak dan buku yang langka. Big Bad Wolf Books menjadi pameran buku dengan diskon 60%-80% dari harga eceran kebanyakan. Sampai tahun ini, jutaan pembaca yang haus informasi merasakan kesenangan yang luar biasa karena harga buku-buku yang sangat terjangkau.
Pengunjung antusias berfoto di depan hiasan yang disediakan penyelenggara pameran di depan pintu masuk.
Jurnalis: Viviani Adriel | Editor: Arshida Rafah Foto : Ridwan Al Halim
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
KETIK
37
EVENT
Membina Desa, Membangun Bangsa Minggu, 7 Mei 2017, telah dilaksanakan program Desa Binaan oleh FKMPI (Forum Komunikasi Mahasiswa Politeknik seIndonesia) di Balai RW 02, Jalan Kali Anyar, Tambora, Jakarta Barat. Desa Binaan adalah kegiatan ke-6 dari rangkaian delapan acara FKMPI tahun 2017. Desa Binaan merupakan program rutin tahunan FKMPI untuk menjadikan masyarakat lebih baik lagi. Kalangan masyarakat sendiri menyambut dengan baik adanya kegiatan Desa Binaan dari FKMPI, dari anak-anak hingga lansia antusias mengikuti rangkaian kegiatan yang disusun. 38
KETIK
Vikra Maulana, selaku Ketua Pelaksana kegiatan Desa Binaan dari Politeknik Manufaktur Astra jurusan Teknik Otomotif, menjelaskan bahwa ada lima aspek yang ditargetkan dalam Desa Binaan yaitu Kesehatan, Kebudayaan, Pendidikan, Ekonomi, dan Infrastruktur. “Di lingkungan itu kita lihat dulu, kurangnya tenaga pengajar untuk anak-anak, juga kurang mengenal akan budaya Indonesia di kalangan anakanak, kondisi kesehatan lingkungan bagi warga yang kurang baik. Dari situ kita beri penyuluhan kebersihan lingkungan, agar warga sadar diri,” ujarnya. EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
Kegiatan Desa Binaan diawali dengan pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang diikuti oleh anakanak dari TK sampai SD di Balai RW 02, dan dilanjutkan dengan kegiatan pengecekan kesehatan gratis untuk warga sekitar. Modul pembelajaran dibuat oleh FKMPI sendiri dan alat-alat medis berasal dari mahasiswa/i Poltekkes Jakarta. Secara keseluruhan, kegiatan ini terwujud secara swadaya dari mahasiswa anggota FKMPI. Ibu Sugiyati (54), yang sudah tinggal selama 30 tahun di daerah tersebut merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan Desa Binaan, “Terima kasihlah dengan adanya pengecekan kesehatan ini, biar kita tahu kesehatan diri. Kalau ke dokter kan hawanya suka malas kadang-kadang, duitnya juga. Deket lagi (kalau di Desa Binaan), enggak keluar ongkos. Pengennya sih acara ini diadakan terus, kan warga di sini kebanyakan warga kurang mampu,� ujar Ibu Sugiyati yang berprofesi sebagai pedagang nasi warteg. Selama kegiatan berlangsung, banyak kendaraan bermotor lalu-lalang di depan Balai RW 02, sedangkan kegiatannya sendiri
Foto Atas: Warga melakukan tes pengukuran kadar gula darah. Bawah : Warga yang sedang melakukan tes tensi darah.
terpusat di dalam dan di depan bangunan. Tetapi warga sekitar dengan senang hati membantu mahasiswa/i melaksanakan kegiatan mereka dengan mengarahkan kendaraan bermotor agar tidak terlalu lama ketika melintas dan menyebabkan lokasi sekitar menjadi padat. Anak-anak pun turut meramaikan kegiatan pengecekan kesehatan setelah mereka belajar, menambah suasana senang di sekitar lokasi kegiatan. Jurnalis: M. Rafi Hanif | Editor: Indi Vidyafi Foto : Josephine Priscilla
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
KETIK
39
KOMUNITAS
AKSI Bedah Ciliwung
P
ada 21 Februari 2017 Komunitas Ciliwung Depok memperingati ‘Hari Sampah Nasional’. Komunitas Ciliwung Depok melakukan aksi bersihbersih Ciliwung di Jeram Kebojerang, Kemirimuka, Beji, Depok.
Di bawah binaan Bapak Taufik aksi bersih-bersih Ciliwung ini dilakukan dari pukul 08:00-16:00 WIB. Alasan Komunitas Ciliwung Depok memilih Jeram Kebojerang sebagai tempat bersih-bersih karena kalinya yang menarik dan eksotis. Namun disayangkan, akses menuju jeram tersebut sudah tertutup oleh pemukiman warga. Tahun sebelumnya, Komunitas Ciliwung Depok juga membersihkan kali di bawah jembatan Tol Cijago, Cinere. Alasan Komunitas Ciliwung Depok memilih membersihkan Ciliwung karena letaknya tidak terlalu jauh dari wilayah Depok, dan Ciliwung memiliki daerah aliran sungai (das) sendiri di antara kali-kali lainnya seperti Kali Cikumpa dan Kali Sugutamu. Selama acara “Bebenah Kali Ciliwung”, Komunitas Ciliwung Depok berhasil mengumpulkan sampah kira-kira 70 karung. Satu karungnya diukur rata-rata 20 kilogram, jadi sampah yang dihasilkan 140-150 kilogram selama berlangsungnya acara bebenah ini. Acara “Bebenah Ciliwung” ini sudah berjalan sejak tahun 2014 yang dimulai dari membersihkan jembatan kota Kembang. Harapan para relawan Komunitas Ciliwung Depok dengan adanya kegiatan ini agar timbul pesan dan kesan kepada masyarakat agar lebih peduli lagi terhadap lingkungan terutama Kali Ciliwung. Dampak dari adanya acara ini ialah berkurangnya sampah yang dibuang ke kali Ciliwung. Komunitas Ciliwung Depok akan langsung menegur warga jika ketahuan masih membuang sampah sembarangan.
Foto : Atas : Pengangkutan sampah yang sudah terkumpul dari sungai Bawah : Hasil sampah yang telah terkumpul dari bebenah Ciliwung
40
KETIK
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
Depok Punya
Bridge Jump
Di awal bulan Juni, Komunitas Ciliwung Depok kembali menghadirkan sesuatu yang menjadi daya tarik masyarakat umum. Pada 3 dan 4 Juni 2017, Komunitas Ciliwung Depok membuka Bridge Jump atau bisa disebut juga wisata lompat tali dari atas jembatan dan dijatuhkan ke kali.
Alasan dibukanya Bridge Jump ini untuk dijadikan objek wisata di kawasan Depok terutama Ciliwung. Awal pembukaan Bridge Jump Depok ini tidak dipungut biaya sama sekali,tapi untuk saat ini jika ada masyarakat umum yang ingin mencoba tantangan ini bisa membayar Rp25.000 untuk ketinggian sepuluh meter dan Rp35.000 untuk ketingggian 15 meter. Sejak Bridge Jump dibuka, pengunjung yang sudah mencoba mencapai 90 orang, peminatnya cukup banyak dan sangat cepat. Bedanya Bridge Jump Depok dengan tempat lain adalah dari segi sistematis dan ketinggian. Sistem di Ciliwung Depok ketika sesudah melompat akan ditarik dari bawah jembatan, tidak lagi ditarik kembali ke atas. Dari segi ketinggian, Bridge Jump mempunyai dua tahap ketinggian, yakni sepuluh meter (di bawah jembatan) dan 15 meter (di atas jembatan). Adapun syarat-syarat untuk mengikuti Bridge Jump di antaranya ialah umur di atas 16 tahun, tidak memiliki penyakit berat terutama penyakit jantung, tinggi minimal 155 sentimeter dan yang paling penting adalah mempunyai niat dan keberanian untuk mencobanya. Bagi kalian pecinta wahana ekstrem, silakan mencoba!
Keseruan bridge jump ketinggian 15 meter dari atas jembatan
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
Jurnalis: Tania Meita Putri | Editor: Nurul Izzati Foto : Iis Aisah, Dok. Komunitas Ciliwung Depok
KETIK
41
KOMUNITAS
Converse Head Indonesia Bukan Sekadar PENGGILA CONVERSE
S
iapa sih, yang enggak tahu soal brand Converse? Brand yang eksis karena sepatu Chuck Taylor-nya yang digandrungi hampir segala usia di dunia ini, ternyata ada komunitasnya loh, di Indonesia. Komunitas ini bernama Converse Head Indonesia. Seperti apa sih komunitas ini? Apa saja, ya kegiatannya? Kumpulnya di mana? Gimana cara gabungnya? Yuk, baca selengkapnya!
Kecintaan akan sepatu Converse telah menyatukan mereka, Converse Head Indonesia atau biasa disingkat CHI. Komunitas ini berawal dari forum online terbesar di Indonesia, yaitu Kaskus dengan nama awal ‘We Love Converse’. Menurut Tito, yang sekarang menjabat sebagai ketua CHI, CHI merupakan perkumpulan dari penyuka, penggemar, pemakai, dan penikmat brand Converse, utamanya sepatu. Tetapi, tidak hanya sepatu. Banyak dari mereka yang juga mengoleksi tas, t-shirt, topi, jam tangan, kaos kaki, dan jaket dari brand Converse ini. Tujuan komunitas ini, agar teman-teman pemakai dan penggemar brand Converse mempunyai tempat untuk berbagi pengalaman mereka mengenai Converse di jejaring media sosial, khususnya Facebook. Tito mengaku, jumlah anggota aktif CHI saat ini berjumlah 27.265 orang. Menurut salah seorang Founder CHI, yaitu Andry Fernandus Wiharja, CHI terbentuk di Kaskus pada tanggal 23 Agustus 2009, tetapi diresmikan pada 8 Desember 2013.
42
KETIK
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
Kemudian menurut Rizal Oktavian, founder CHI Bogor, CHI ini terbentuk karena ada kesamaan hobi dan tujuan, yaitu menebarkan ‘racun-racun’ Converse original dan menghilangkan mindset ‘Converse ori itu mahal’.
Atas: Berbagai jenis sepatu Converse.
Di CHI ini, selain menambah relasi, ternyata kita juga bisa mendapat berbagai info mengenai sepatu Converse yang ternyata banyak jenisnya. Selain itu juga, kita akan mendapat informasi mengenai bagaimana membedakan sepatu original dan palsu, cara-cara merawat sepatu Converse sesuai materialnya, dan yang terakhir, kita dapat mengetahui link-link penjual sepatu Converse yang basic maupun yang limited. Kegiatan lain dari CHI sendiri, selain sharing seputar sneakers, juga terdapat acara bakti sosial atau baksos, undangan partisipasi event, undangan talkshow radio & televisi, serta majalah. Selain itu, ada acara gathering, photoshoot, jual-beli, dan tukar barang. Membuat event sneaker di daerah, hingga kegiatan futsal dan piknik bersama pun, juga tidak luput dari komunitas ini.
Komunitas ini sangat menjunjung tinggi keorisinilan barang dan sangat mengharamkan barang-barang palsu. Menurut mereka, hanya ada satu jenis barang yaitu original, tidak ada barang premium, grade B atau C, atau bahkan replika. Karena menurut mereka, ‘enggak banget’ jika harus beli barang palsu. Padahal yang original-nya saja hanya selisih sebesar Rp50.000,00.
Setiap event sneaker diadakan, CHI selalu ikut andil. Seperti event sneaker pada awal tahun 2017 ini, yang bertempat di Jakarta, yang sempat membuat heboh, yaitu Jakarta Sneaker Day. CHI ikut andil dalam acara dengan men-display sepatu-sepatu kerennya. Pada event lainnya, seperti Sole Fest, Sneaker Peak Kemang, Jogja Sneaker Market, dan beberapa event sneaker lainnya, CHI ini juga turut andil. Pada event-event tersebut, tidak hanya pamer sepatu, CHI juga ikut sharing seputar Converse. “Jumlah regional ada 17 regional, enggak ada list resmi, antara 2015 sampai 2016 (kalau ada) aku minta list anggota beserta logo all regional CHI,” ungkap Tito. Untuk setiap regional, dikepalai oleh satu orang, yaitu PIC
Converse Head Indonesia Regional Jakarta di acara hari jadi ke-2 CHI Bogor.
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
KETIK
43
(Person In Charge). PIC tersebut bertugas menghubungkan regional dengan CHI pusat. CHI regional, mempunyai hak untuk mengadakan kegiatannya sendiri. Rencananya, Converse Head Indonesia akan menggelar acara anniversary yang ke-3 di Yogyakarta. “Kenapa harus Converse? Pertanyaannya sama seperti kenapa harus makan mi instan merk Indomie? Sebenarnya banyak pilihan, tapi karena sudah jatuh hati, jadi susah pindah ke lain hati. Mungkin bila dirincikan, Converse itu eye catching, timeless, quite cheap, mudah perawatan, dan kalau udah worn, enggak khawatir tidak bisa dipakai lagi. Karena Converse itu kalau sudah worn malah lebih bagus,” jelas Rizal ketika ditanya mengapa harus Converse. Selanjutnya, menurut mahasiswa asal Yogyakarta, Ersa, bergabung dengan CHI membuat relasi dan pertemanannya bertambah. CHI saat ini sudah memiliki banyak regional di Indonesia, sehingga banyak yang bisa berkenalan dari berbagai daerah. Lalu menurut Ersa, Converse merupakan sneaker yang tidak kenal waktu dan masuk untuk style apa pun. “CHI itu asyik. Bisa tahu paling friendly, juga komunitas yang Converse lebih jauh, aku juga bisa penuh dengan cerita. nambah temen dari berbagai kota. Pokoknya keren lah,” ujar salah “Kesan gue tentang CHI, gue jadi seorang anggota aktif CHI Regional lebih tahu tentang Converse itu sendiri Surabaya, Egin Pradana, di mana dan gue juga bisa tahu bagaimana dia juga mencari rezeki dari brand hidup bersosial. Gue perlahan bisa Converse tersebut. bedain fake atau legitnya sepatu, material, kelebihannya, dan collabs Kemudian, menurut calon sepatu tersebut. Di samping tentang mahasiswa mesin bernama Iyan juga sepatu, ketika lo udah lama di CHI, lo mempunyai tanggapan bahwa CHI bakal ngerasain gimana benefit hidup adalah tempat penyalur hobi yang bersosial dari CHI dan dari CHI Bogor
44
KETIK
Founder CHI Bogor, Rizal Oktavian berfoto di acara hari jadi ke-2 Converse Head Indonesia.
khusus, gue bisa belajar arti friend and family,” ungkap Iyan. “CHI terbuka untuk umum, tidak ada spesifikasi khusus seperti umur, gender, kalangan, selama orang tersebut mencintai dan menggunakan Converse original, silakan bergabung,” ujar Andry. Jurnalis: Chybill Ratu Anjani | Editor: Findi Daraningtyas Foto : Dok. Converse Head Indonesia
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
KETIK
45
TIPS & TRIK
Udah Telat, tapi
Zz z
MASIH NGANTUK? Ikuti 5 Tips Ini! Oleh: Vika Widya Alfianti | Editor: Keduari Rahmatana K Ilustrasi: Magfira Meutia
Aduh! Polimedian, udah jam berapa, nih? Kamu kok masih ngantuk aja, sih. Nggak pengen kan telat berangkat ke kampus cuma gara-gara ngantuk yang nggak hilang? Yuk, ikuti tips-tips dari KETIK berikut ini! 1. Cuci Muka Selain bisa bikin kamu terlambat kuliah, ngantuk juga bisa bikin kamu malas belajar, lho. Kalau malas, bagaimana nasib tugas-tugas yang sudah menumpuk itu? Meskipun waktu mandi kamu udah cuci muka, kamu perlu cuci muka lagi biar enggak ngantuk. Air dingin yang membasuh mukamu bisa bikin kamu lebih rileks dan melek. Efek segarnya bisa bikin kamu lebih semangat dan enggak ngantuk lagi.
2. Tarik Napas Dalam-Dalam Menarik napas dalam-dalam bisa meningkatkan kadar oksigen dalam darahmu, sehingga kamu pun bisa lebih segar dan kembali fokus ke aktivitas yang sedang kamu lakukan. Karena ngantuk bisa terjadi jika oksigen yang mengalir ke otak jumlahnya sedikit. Kamu bisa menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya lewat mulut sebanyak tiga kali, dijamin ngantukmu bisa hilang!
46
KETIK
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
3. Makan Permen Mint Cobalah untuk mengunyah permen mint sepanjang perjalanan ke kampus. Rasa mint ini bisa memberikan aroma segar dari mulut dan bikin mood kamu jadi lebih baik. Jadi, ngantuk yang semula menyerang bisa hilang gitu aja. Gimana, kamu mau coba?
4. Pijat Bagian Kepala Sebenarnya ngantuk di pagi hari sering dirasakan oleh kebanyakan orang. Tapi, rasa ngantuk justru bisa bikin bad day ever. Kamu bisa enggak fokus buat ngelakuin aktivitasmu. Kalau udah gini, coba deh pijat bagian pelipis mata secara searah dengan alis mata. Tekan secara perlahan dan ulangi berkali-kali. Pijatan ini juga bisa meningkatkan stamina, lho!
5. Cari Pemandangan Indah Mungkin ini adalah jurus terjitu buat mengatasi ngantuk waktu di kampus. Kamu bisa “mencuci mata” sambil lihat-lihat pemandangan indah di sekitarmu. Buat yang sudah senior, bisa liatin dedek-dedek gemesnya, buat yang mahasiswa baru (maba) bisa liat kating-kating (kakak tingkat) yang kece abis! Eits, tapi yang paling pas sih, lihat karya-karya tanpa batas mahasiswa PoliMedia aja, ya.
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
KETIK
47
TIPS & TRIK
Yuk,
Bikin Palet Sendiri! Mudah, Murah, dan Meriah By: Maula Adel Firly
Kalian mau melukis, tapi enggak punya paletnya? Bikin palet sendiri, yuk! Bahan-bahan yang digunakan mudah dicari dan pastinya ada di rumah kalian. Penasaran? Ikuti langkahlangkah berikut ini, ya!
Hal pertama yang harus kalian lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan untuk membuat palet, yaitu: 1. Kaleng bekas
4. Spidol
Kaleng bekas yang dapat digunakan yaitu kaleng bekas biskuit atau jenis kaleng lainnya yang berukuran tidak terlalu tinggi. Jangan gunakan kaleng bekas biskuit seperti merek Khong Guan ya, karena kaleng yang tinggi akan menyulitkan kalian ketika proses melukis nanti.
Spidol digunakan untuk membentuk pola lingkaran kaleng di atas kulit sintetis agar memudahkan kalian saat tahap pengguntingan pola lingkaran kaleng pada kulit sintetis.
2. Tutup botol bekas
Tentunya untuk menggunting pola lingkaran kaleng pada kulit sintetis agar dapat dibentuk sesuai selera masingmasing.
Tutup botol bekas ini akan menjadi tempat untuk cat di palet tersebut. Kalian juga bisa menggunakan berbagai ukuran tutup botol, baik yang kecil maupun besar. 3. Kulit sintetis
5. Gunting
6. Lem tembak Lem tembak digunakan untuk menempelkan lapisan kulit sintetis dan tutup botol ke kaleng.
Tampilan palet akan lebih cantik dengan tambahan kulit sintetis. Kalian bebas memilih warna yang disukai untuk kulit sintetis ini. 48
KETIK
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
1.A
Setelah alat-alatnya terkumpul, kalian bisa mulai membuat palet. Berikut caranya:
1.B
Step 1
1.C
Pertama, gambarlah pola lingkaran kaleng di atas kulit sintetis. Lanjutkan dengan memotong pola dan tempel di bagian atas (tutup kaleng) dan bawah kaleng. Setelah bagian atas dan bawah kaleng tertutup dengan kulit sintetis, kalian bisa mulai membuat bagian-bagian palet
1.D
Step 2 Tempelkan tutup botol dengan lem tembak di bagian dalam kaleng secara berurutan, urutan bisa ditentukan sendiri
Step 3
2.A
Setelah tutup botol tertempel, tadaaaa… palet buatan kalian pun sudah selesai. Kalian juga bisa menambahkan hiasan di atas tutup kaleng yang sudah dilapisi kulit sintetis, seperti manik-manik dan lain sebagainya. Bagaimana? Mudah, kan? Membuat palet dengan kreativitas sendiri dapat melatih kesabaran kalian saat memasang lem dengan baik dan benar. Selain itu, kalian juga berperan dalam melestarikan lingkungan dengan menggunakan kembali barang yang tidak terpakai. Karya ini juga bisa kalian jual, lho! Selamat mencoba, ya!
2.B
3
Jurnalis: Ulfah Nurzaakiah | Editor: Shara Nurachma Foto : Dok. Maula Adel Firly
“You can’t use up creativity. The more you use, the more you have” - Maya Angelou
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
KETIK
49
SASTRA
Tahukah Kalian
Terdapat Kosakata Baru Masuk ke dalam KBBI?
50
KETIK
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
Tahukah Kalian
Terdapat Kosakata Baru Masuk ke dalam KBBI?
D
alam kehidupan sehari-hari, manusia senantiasa akan berinteraksi dengan manusia lainnya dalam rangka untuk saling memenuhi kebutuhan hidup. Hal tersebut dilakukan karena adanya hubungan saling ketergantungan dan saling membutuhkan antarmanusia. Oleh karena itu, kedudukan manusia dalam kehidupan sehari-hari, selain sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia akan bergaul atau berinteraksi dengan orang lain. Dengan kata lain, manusia senantiasa akan berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Proses komunikasi antarmanusia tersebut memerlukan sarana berupa bahasa. Sebelum ditemukan bahasa, manusia berkomunikasi melalui alat atau sarana berupa gerak-gerik, seperti anggukan kepala, kedipan mata, gerakan tangan, dan bersiul. Seiring adanya perkembangan zaman, manusia menciptakan bahasa berupa bunyi-bunyi tertentu yang keluar dari mulut dan melambangkan bunyi suara tertentu yang memiliki arti serta makna tertentu. Bahasa adalah
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (sumber: Kamus Besar Bahasa Indonesia). Perkembangan zaman yang ter ja d i berd a m p a k p u l a p a d a perkembangan bahasa, terutama pada bahasa Indonesia. Terutama bagi mereka yang menggunakan bahasa yang keinggris-inggrisan. Hesty Nurhayati, dosen mata kuliah Penulisan di PoliMedia pun mengatakan bahwa bahasa merupakan sarana komunikasi yang terbaik dan pasti akan terus berkembang. Kemudian lain dari itu Bayu Dwi Nurwicaksono, M.Pd dosen bidang Bahasa Indonesia di PoliMedia mengatakan bahwa teknik penyerapan kosakata asing ke dalam bahasa Indonesia ada dua cara yaitu penerjemahan dan penyesuaian. Penerjemahan berarti langsung diartikan dari bahasa aslinya, dan penyesuaian disesuaikan konsep katanya kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia, sehingga dapat dilihat bahwa banyak kosakata asing yang masuk ke dalam bahasa
Indonesia. Misalnya, online menjadi daring atau dalam jaringan, download menjadi unduh, babysitter menjadi pramusiwi, mouse menjadi tetikus, dan masih banyak lagi. “Menurutku, ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya ialah dapat membantu membuat karya tulis ilmiah. Kekurangannya ialah ada beberapa kosakata baru yang penyerapannya kurang pas dan aneh sehingga membuat kita ragu menggunakannya,” ucap Fathiyyah Nur Rahimah mahasiswa program studi Teknik Kemasan. Namun, siapa sangka, banyak pula orang awam yang belum mengetahui adanya pembaruan kosakata ini. Misalnya M. Bisma Al Fath, mahasiswa program studi Multimedia yang tidak mengetahui dengan penuh adanya kosakata asing baru yang diserap ke dalam bahasa Indoesia. “Agar dapat diakses oleh masyarakat umum, sebaiknya sumber informasi mengenai kosa kata lebih dibenahi lagi,” ujar Bisma. Penulis : Nurul Izzati | Editor: Keduari Rahmatana Ilustrasi : Fenny Gustiara
KETIK
51
CERPEN
Ilustrasi : Magfira Meutia
Love in Blue Oleh: Christalia Agatha
52
KETIK
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
R
enata adalah wanita yang jatuh cinta dengan segala sesuatu yang berwarna biru. Seperti langit, awan, bintang dan semuanya yang berwarna biru. Tak ada lagi yang semenarik warna biru untuknya. Dia memiliki dua sahabat laki-laki bernama Alvin dan Dewa yang dipertemukan saat mereka SMP. Walau mereka harus pisah sekolah, mereka selalu menyempatkan waktu untuk bertemu di ulang tahun Renata sesibuk apa pun mereka. Karena Renata sangat spesial untuk Alvin dan Dewa. Malam ini adalah ulang tahun Renata –20 September— sekaligus merayakan delapan tahun persahabatan mereka. Sudah waktunya mereka bertemu kembali. Dewa membawa sebuket mawar merah dan Alvin membawa hadiah sepatu kets biru. Alvin sangat tahu ukuran sepatu Renata, size 39.
rambut Renata yang cokelat tergerai dan senyuman lebar miliknya. Alvin tersenyum dan membuat harapan lalu meniup lilin itu. Alvin memandangi langit biru itu dengan membawa kotak sepatu dan meletakkan sepasang sepatu itu di bawah bangku seberangnya. “Kamu tampak nyata sayang...” “Apa kamu sekarang di sini?” Alvin menatap seberangnya yang kosong dan menyesap cokelat panas itu perlahan-lahan. Alvin berbincang layaknya Renata itu ada di depannya. “Kamu masih ada, kan? Kamu itu nyata!” ** Flashback **
Alvin datang hari ini mengenakan kaus polo biru muda dengan rambut cepaknya yang ditata rapi. Hari ini dia sangat tampan! Rahangnya terlihat jelas, sedangkan Dewa datang mengenakan kemeja biru yang dikancing rapi dengan satu buket mawar merah di tangannya. Salah satu sudut meja di sebuah kafe yang bertema ‘enjoyable’ sudah dipesan Renata. Tertulis jelas dengan papan putih di atas meja ‘Reserved by Renata Adiguta’. Alvin tahu spot kafe ini menjadi favorit Renata karena pemandangannya yang indah menghadap ke langit. Sempurna ketika di malam hari maupun pagi hari. Pengunjung akan menemukan taburan bintang atau cahaya sinar matahari yang masuk dari celah jendela. Tempat yang cocok untuk menulis, merenung dan mendengarkan musik. Dewa datang dengan sebuket mawar merah. Tatapannya sendu juga ragu. Ia berlutut di sebuah nisan yang menuliskan nama ‘Renata Adiguta’, ia membersihkan pusara itu dan meletakkan bunga kesukaan Renata yang baru ia beli tadi. “Sudah dua tahun semenjak kepergian kamu, Renata. Selamat ulang tahun, sayang.” Tak terasa air mata jatuh di wajah Dewa. “Renata, cinta begitu menyakitkan saat cinta itu sudah tiada...” ***
Dua tahun silam pukul tujuh malam, Renata sudah rapi dengan dress biru dan sepatu kets Adidas-nya. Dia bukan tipe wanita feminin yang menyukai high heels. Dia sudah siap bertemu dengan kedua sahabatnya. Rambut panjangnya digerai. Handbag navy blue menambah kecantikannya. Tidak perlu memesan taksi ke kafe tujuannya karena kafe itu bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Dengan senandung cerianya, ia berjalan tidak sabar, langkah kakinya besar-besar, hanya dalam waktu 15 menit berjalan ia sudah sampai ke kafe. Ia melihat Alvin yang sudah sampai terlebih dahulu dengan motor merahnya. Renata tidak sabar lagi ingin segera sampai ke sana dan menyeberang tanpa melihat sekelilingnya. Di sisi lain mobil hitam melaju kencang dan menghantam tubuh Renata. Alvin berlari ke arah kerumunan tersebut. Setelah Alvin mendekatinya ternyata korban kecelakaan itu adalah Renata. Segera Alvin memanggil ambulans dan meminta pertolongan dengan nada panik di wajahnya. Namun, takdir berkata lain, nyawa Renata tidak bisa terselamatkan. Sebelum nafas terakhirnya, Renata sempat mengucapkan satu kata “I-l-o-v-e y-o-u, Vin...” kenyataan tentang perasaan Renata menampar Alvin telak. Tak lama, Dewa datang dan melihat kerumunan itu. Semuanya sudah terlambat. Itu adalah hari terakhir Renata berulang tahun. Tanpa kehadiran Renata di antara persahabatan mereka, semuanya sudah hancur dan terpisah karena perasaan yang saling menyalahkan itu.
Alvin memesan secangkir coklat panas –minuman favorit Renata– ujarnya tersenyum. Alvin juga memesan satu kue ulang tahun kecil lengkap dengan lilin ulang tahun ke-22. Alvin menyalakan lilin menggunakan lighter dan menutup kedua matanya. Membayangkan
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
-TAMAT-
KETIK
53
CERPEN
Bertumpu pada Satu Pihak Oleh: Findi Daraningtyas Ilustrasi : Magfira Meutia
“B
isa gak sih, lo berhenti ngurusin hidup gue??!!! Bisa gak?!!” bentak Aron pada Odel.Odel yang mendengarnya, hanya bisa berdecih dan menatap cowok itu dengan penuh kemuakan. “Apa lo bilang??? Dan lo, bisa gak sekali aja gak bergantung sama gue?? Bisa gak gue tanya??!!!” ketus Odel pada Aron. Terlihat kepalan tangan yang mungkin siap kapan saja melayang, mengenai pipi cowok itu. “Emangnya, kapan gue minta lo buat ngurusin hidup gue??!!!” Tak ada sepatah kata apa pun, yang keluar dari mulut Odel. Air mata yang sukses meluncur di kedua pipinya seolah memberikan respons atas apa yang baru saja didengarnya. Dengan airmata yang terus saja meluncur hebat dari matanya, membuat Odel susah payah mengendalikan emosinya yang siap meluap. Tatapan tajamnya pada Aron pun meluap, tergantikan dengan tatapan yang begitu sendu. Terlihat sesekali raut wajah lelah yang ia tunjukkan pada Aron—cowok yang akhirakhir ini memainkan hebat emosinya.
Lo yang berkali-kali menebar janji, bahwa lo akan berubah. Bahwa lo gak akan pernah bergantung lagi sama gue. Tapi apa?? Sampai sekarang pun, sampai gue lelah sekali pun dengan sikap lo, nyatanya gue gak pernah menuai apaapa dari semua janji lo itu,” tegas Odel dengan wajah yang memerah. “Denger dulu Del!!!” “Nggak!!! Lo yang harusnya dengerin gue!!! Pernah gak, sekali aja lo pikirin masa depan lo? Masa depan lo sendiri. Bukan masa depan gue ataupun orang lain. Pernah gak sih, lo lakuin sesuatu sekali aja dengan serius??? Nggak pernah kan??!!!” tuduh Odel. “Gue cuma… ya gue cuma mau menikmati hidup gue aja. Apa itu salah??? Gue masih muda dan gue gak mau ngabisin waktu gue buat hal-hal serius yang bisa gue lakuin nanti. Bukan sekarang. Lo tau kan, gue masih mau mainmain,” tegas Aron.
“Sekarang gue tanya, dari semua yang udah gue lakuin
“Main-main??? Asal lo tau ya Ron, hidup terlalu indah jika cuma buat lo jadiin main-main. Dan hidup terlalu singkat tanpa pernah lo sadari. Kapan sih, lo bersikap dewasa sedikit aja?? Apa lo yakin, lo bakal bisa sukses nanti jika lo terus kaya gini? Apa lo yakin, lo bakal berumur panjang dan
buat lo, apa pernah sekali aja lo lihat perjuangan gue selama ini? Apa pernah??? Dan… dari semua yang udah gue lakuin buat lo, apa lo lupa bahwa itu semua atas permintaan lo.
berubah seratus delapan puluh derajat begitu aja? Nggak Ron!!! Nggak!!! Semua itu butuh proses, inget itu!!!” tukas Odel.
54
KETIK
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
“Emang apa peduli lo, hidup-hidup gue!!! Gue bebas lakuin apa aja yang gue mau!!!”
sebenarnya bisa kapan saja ia lepaskan, namun selalu saja tak bisa.
“Apa peduli gue?? Lo lupa selama ini siapa yang selalu lo repotin? Siapa orang yang bener-bener ada di samping lo cuma buat dijadiin backup-an? Lo bahkan gak pernah bawa orang itu pada kebahagiaan. Lo cuma jadiin dia sebagai pelarian atas penyesalan hidup lo. Lo bahkan gak pernah tau masalah apa yang dari dulu sampai sekarang orang itu lalui? Lo gak pernah tau kan???!!!” Tangis Odel kembali memecah.
Beberapa saat setelah lama terdiam dan merenung, Odel berlari menuju jalan raya meninggalkan Aron yang terkejut dengan kepergian Odel yang tiba-tiba.
“Lo tuh air buat gue Del. Cuma lo satu-satunya yang bisa merendam semua api yang membara di hidup gue. Cuma lo yang bisa ngatasin masalah gue Del…” lirih Aron. Seringaian Odel menjawab kemuakannya pada Aron yang semakin memuncak. Ia lalu berkata, “Denger ya Ron, gak selamanya air itu bisa madamin api begitu aja. Dan gak selamanya air itu bisa menang dari api yang terus aja membesar, seperti api yang ada di diri lo,” lirih Odel. Ia tidak tahu harus berkomentar apa lagi atas apa yang selama ini sudah ia lakukan untuk sesosok Aron yang sudah menjadi beban tersendiri untuknya. Ia akui adalah kesalahannya membiarkan rasa itu semakin meluap tanpa arah. Adalah kesalahannya membiarkan cowok itu memanfaatkan rasa peduli dan sayangnya berulang kali. Adalah kesalahannya juga, membuat api dalam diri Aron yang semakin membara. Dan… adalah kesalahannya membuat hatinya terluka. Ia semakin menyadari, bahwa Aron selama ini tidak pernah menganggapnya lebih dari apa yang ia harapkan. Sebuah backup-an yang begitu melekat pada diri Odel, membuatnya terlihat kuat di luar, namun begitu rapuh di dalam.
Odel berlari secepat kilat menyebrangi jalan raya yang saat itu terlihat lengang. Hingga beberapa saat kemudian, sebuah mobil melaju dengan cepatnya menabrak sosok Odel yang terus saja berlari. Tubuh Odel terlempar jauh setelah beberapa detik yang lalu, mobil itu menabraknya. Aron yang berusaha mengejar Odel pun, terhuyung lemas begitu melihat tubuh Odel tergeletak bersimbah darah di tengah jalan. Matanya tertutup dengan posisi tubuh telentang. Beberapa orang beserta pengemudi mobil pun, mengerubungi tubuh Odel yang mengeluarkan banyak darah. Beberapa di antara mereka mencoba menelpon ambulance atau mungkin polisi. Aron melangkahkan kakinya, mendekati tubuh Odel yang masih terkapar. Selangkah demi selangkah ia lakukan. Diiringi air mata yang meluncur bebas dari matanya yang memerah. Sesekali ia menyekanya dengan lengan kemejanya yang lusuh hingga ia sampai pada tubuh itu. “Apa yang udah gue lakuin??” Tidak ada kalimat lain yang Aron ucapkan selain kalimat itu. Ia sungguh tidak menyangka semua masalah yang juga melibatkan Odel akan menjadi serumit ini. Ia memukuli kepalanya sendiri. Hingga beberapa orang yang menyaksikannya mencoba menenangkan Aron yang terus saja mengamuk. Lebih tepatnya, menghakimi diri sendiri dengan segala penyesalan yang ada.
Ia terjebak dalam sebuah hubungan yang tidak pernah membahagiakannya. Hubungan yang berat sepihak. Hubungan yang tidak pernah memikirkan satu masalah saja dari pihak lainnya. Hubungan dengan pandangan yang sungguh bertolak belakang. Hubugan yang hanya membuat
Bagi Aron, Odel adalah seorang air yang pasti akan meredam api dalam dirinya. Selama ini, hanya Odellah yang berada di sisinya. Tepatnya, di sisi tergelapnya. Di saat ia tidak bisa menyelesaikan masalah dalam hidupnya, Odel selalu datang dan menyelesaikan begitu saja. Tanpa pernah pamrih, tanpa pernah rasa lelah yang selama ini tidak pernah ia ketahui. Ia sendiri bahkan tidak yakin, bahwa hidupnya
rasa cintanya justru semakin merapuh. Hubungan yang
bisa tenang tanpa pelukan hangat Odel. Tanpa solusi yang
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
KETIK
55
Odel berikan. Tanpa kecerdasan dari seorang cewek yang sebenarnya juga sangat ia cintai.
kekasihnya. Sebagai Aron, yang mungkin saja penggagas luka terbesar di hati Odel.
Namun ia baru menyadari, bahwa selama ini pandangan mereka terhadap dunia jauhlah berbeda. Pandangan mereka terhadap hidup jauhlah berbeda. Dan pandangan mereka terhadap cinta… yang juga sangat berbeda.
Seorang wanita paruh baya menghampiri Aron dan mengajaknya keluar ruangan. Ia menjelaskan bahwa Odel mengalami kehilangan sebagian memori yang akhir-akhir ini mengganggu dan membuat ia tertekan, termasuk Aron.
*** Seminggu setelah kejadian nahas tersebut, Odel pun terbangun dari komanya. Aron yang mendengar kabar siuman kekasihnya itu segera berlari menuju rumah sakit. Di tengah perjalanan, Aron menyempatkan diri membeli sebuket mawar putih untuk Odel. Ia memikirkan segala sesuatu yang seharusnya sudah ia pikirkan sejak dulu. Ia akan menepati janjinya pada Odel untuk bisa mandiri dan menjadi seseorang yang bisa Odel andalkan. Namun, takdir berkata lain. Ketika Aron menjenguk Odel di rumah sakit, Odel hanya bisa mengatakan dua kata yang sungguh membuat hati dan pikiran Aron hancur lebur. “Kamu siapa?” Dua kata yang keluar dari mulut Odel tatkala ia melihat wajah Aron, sukses meluluh lantahkan hati Aron. Dengan raut wajah panik, Aron meraih kedua tangan Odel dan berkata lirih, “Ini gue, Del. Aron. Lo gak inget siapa gue??!!!” Odel yang menatapnya bingung, hanya bisa menggelengkan lemah kepalanya dengan wajah datar. Aron yang berharap semua yang ia dengar baru saja hanya mimpi, rupanya memang kenyataan. Kenyataan bahwa Odel tidak lagi bisa mengingatnya sebagai Aron,
56
KETIK
Benturan hebat di kepalanya akibat kecelakaan itu, membuat otak Odel terguncang hingga Odel tidak bisa mengingat apa-apa yang begitu menyakitkan di dalam hidupnya. Dan Aron sangat paham, ia adalah salah satu di antara memori “menyakitkan” itu. Tuhan memang Maha Adil. Melihat Odel yang ditakdirkan seperti itu, memang sudah ketentuan-Nya. Mungkin, kecelakaan itu adalah satu-satunya solusi yang bisa mengubah apa-apa yang seharusnya tidak terjadi, bahkan berulang kali. Dan memperbaiki apa-apa yang “rusak” di masanya dulu. Kini, tidak ada lagi yang bisa Aron lakukan untuk mengembalikan ingatan Odel. Ia tidak mungkin bisa secepat kilat mengembalikan ingatan Odel seperti halnya memutar kembali waktu yang selama ini Odel korbankan untuknya. Ia tidak bisa kembali dan meyakinkan Odel bahwa ia bisa menjadi seorang yang bisa Odel perhitungkan untuk kehidupan berikutnya. Yang kini bisa ia lakukan hanyalah berada di sisi Odel hingga sampai saat itu tiba. Saat di mana Odel melihat bahwa Aron tidak melulu sebagai orang yang hanya memberinya luka. Saat Odel bisa kembali mengingat sosok Aron yang sampai saat itu menemaninya. Sampai ia mengingat kembali masa-masa sulit bersama Aron. Atau… sampai mereka memulai kembali dan menjalani apa yang disebut… cinta. -TAMAT-
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
YUK!
PASANG IKLAN DI MAJALAH KETIK Narahubung : 081219190773 (VIVI)
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
KETIK
57
SOSOK
IDRUS UMADI Mahasiswa Kreatif, Kaya Pengalaman
I
drus Umadi merupakan seorang mahasiswa Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta (PoliMedia) program studi Multimedia. Laki-laki kelahiran 1997 ini sangat menyukai dunia menggambar. Idrus mengatakan bahwa ia suka menggambar sejak kecil, sedangkan baru menyukai dunia desain ketika menjadi mahasiswa.
58
KETIK
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
Beberapa ilustrasi karya Idrus Umadi
“Sebelum gue suka nge-desain, gue udah lebih dulu suka gambar dan gue lebih suka gambar daripada ngedesain,” ucap laki-laki yang menyukai warna biru tua ini. Sejak duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK), Idrus lebih sering meluangkan waktunya untuk menggambar. Ia sering kali dimarahi oleh ibunya karena kegemarannya itu. Lantai ataupun dinding rumah pun bisa menjadi media bagi Idrus untuk menggambar dikala ia sudah kehabisan buku gambarnya. Kesukaannya terhadap menggambar, dibuktikan melalui beberapa karya yang pernah diunggahnya ke sosial media, instagram, @idrus_umadi. Di feeds (koleksi gambar atau video) instagramnya, ia banyak mengunggah gambar-gambar hasil buatannya dan saat ini ia membuat sebuah komik yang berjudul Meet ‘n Greet. Awalnya, komik tersebut hanya berupa sampul yang dijadikan sebagai tugas. Namun, ia ingin menjadikan cerita memiliki kelanjutan. Idrus mengatakan bahwa komik tersebut ia buat berdasarkan pengalaman pribadi. Komik yang mengisahkan tentang seorang laki-laki yang suka pada pandangan pertama kepada perempuan yang ditemui di gerbong kereta hingga mereka berkenalan. Cerita ini memliki penggambaran tokoh yang terinspirasi dari film Song of The Sea. Selain komik, ia juga membuat gambar-gambar ilustrasi lainnya yang diunggah melalui akun instagram miliknya.
“Yang paling seru itu pas jadi Kadiv. Desain, yang mana anggotanya cuma empat orang tapi tugasnya bejibun. Terus begadang dan jarang banget tidur karena ngejar deadline, sampai hari-H acara baru bisa (tidur) nyenyak karena tugas-tugas udah kelar,” ujar Idrus ketika menceritakan pengalamannya menjadi Kadiv di acara Max. Selain menjadi ketua divisi, Idrus beserta temannya pernah mengikuti lomba desain dan berhasil memenangkan juara satu. Karya yang pernah ia unggah di akun instagramnya pun juga pernah di-repost oleh artis Hollywood, Cara Delevigne. Saat ini, Idrus sedang berkontribusi di salah satu program kerja dari HIMA Multimedia yaitu Tumiss dan Pekan Karya PoliMedia. Idrus yang memiliki nickname “Weirdo” berkeinginan menjadi Game UI Designer atau Game Character Designer. “Tapi apa pun itu kesempatannya, selama masih dalam bidang industri kreatif dan sesuai keahlian gue, pasti gue ambil. Let it flow,” ungkap Idrus ketika membahas target ke depan. Jurnalis: Silvianiati | Editor: K eduari Rahmatana Ilustrasi: Idrus Umadi
Tak hanya menjadi seorang mahasiswa biasa, Idrus juga aktif di beberapa kegiatan dan juga menjadi Ketua Divisi Minat dan Bakat di HIMA (Himpunan Mahasiswa) Multimedia dan pernah menjabat sebagai Ketua Divisi Desain pada acara Max, yaitu acara di prodi Multimedia. EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
KETIK
59
KOMIK
60
KETIK
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
KOMIK
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017
KETIK
61
62
KETIK
EDISI 7 • SEPTEMBER • 2017