Majalah KETIK Edisi 8

Page 1

8 / IX / 2019

EDISI KE-

VIII

Media Komunikasi & Inspirasi Berita Utama

HOT

Penerimaan Mahasiswa Membludak, Prestasi atau Masalah Baru?

majalahketik.com

Info PoliMedia

Resensi

Fasilitas Baru: Videotron dan Taman untuk Siapa?

Adu Rayu: Mantan atau Orang Baru

MUSIK

 September 2019



SALAM

EDISI KE-VIII

(September 2019)

REDAKSI

Cover: Irsyad Ahnaf Baca e-book: majalahketik.com/ magazine

H

alo PoliMedian! kali ini LPM KETIK kembali menerbitkan majalah edisi ke-8 lho! tentunya masih terus bersuara dan berani untuk menyampaikan fakta. Hampir setahun yang lalu masih terasa pilu mengingat edisi ini belum terlaksana untuk diterbitkan. Namun, berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, di bulan september ini, LPM KETIK menerbitkan edisi ke-8 dengan wajah baru. Dalam majalah KETIK edisi ke-8, banyak informasi mengenai perubahan-perubahan yang terjadi didalam lingkungan kampus PoliMedia selama setahun terakhir. Hingga saat ini bertambahnya jumlah penerimaan mahasiswa baru menjadi polemik, salah satunya adalah perubahan fasilitas penunjang mahasiswa yang dapat mempengaruhi prestasi mahasiswa. Saya ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung semua kegiatan LPM KETIK. Semoga LPM KETIK akan terus menjadi Lembaga Pers Mahasiswa yang semakin baik dan lebih kreatif di setiap terbitannya. Dan kami jajaran redaksi LPM KETIK meminta maaf apabila masih ada kekurangan dalam pembuatan majalah KETIK. Saran dan kritik dari pembaca sangat ditunggu kehadirannya. Semoga, kehadiran majalah KETIK dapat menambah wawasan dan informasi bagi para pembaca. Hidup Pers Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!

majalahketik.com majalahketik @viv9474f LPM KETIK mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi pada edisi ini. Majalah KETIK juga dapat diakses melalui situs di: majalahketik.com/magazine. Dilarang mengutip, menyadur, menyalahgunakan isi dan gambar tanpa seizin LPM KETIK.

Susunan Redaksi Pimpinan Redaksi Naufal Rahman A Sekretaris Setyawati Riski Setiawan Bendahara Puan Annisa Mutia Azura Humas & Publikasi Masrikah Kusumawardani Sekar Ajeng Gitta Callista M Raka Febrianto Aprianti Vernanda Utami Jurnalis |  Putri Disa Kiftiani [RED.] Dhaniar Wahyu Sharfina Andika Pratama Yuni Puspita Dewi Windu Wulan M Thoifur Fairus Nima Hayati Editor |  Eka Kurnia Chandra Dewi [RED.] Destri Rahayu Viona Rizkia Ananda Rifdah Jihan Layouter Rudi Chandra [RED.] Farhan Maulana Bunga Ruth Imjke M S Ersa Meidiyana Yusuf Sutan Jihad Azmi Zaeni Fotografer Harits Fajari [RED.] M Jalaluddin Akbar M Haikal Mulki M Rinaldy Ilhamsyah Kontributor |  Nadia Asy Syaffa



Majalah KETIK | Edisi ke-VIII

3

DAFTAR

ISI

Berita Utama

4

Resensi

Penerimaan Mahasiswa Membludak, Prestasi atau Masalah Baru?

28

Adu Rayu: Mantan atau Orang Baru?

Info PoliMedia

30

6

Wisma PoliMedia Resmi Berganti Nama Jadi D’PoliMedia Hotel

Buku Novel: Membaca 100 Tahun Kesunyian

31

9

Fasilitas Baru: Videotron dan Taman untuk Siapa?

Serial Televisi: Stranger Things Season 3

11

FKMPI: Komunitasnya Mahasiswa Politeknik Indonesia

13

Yuk Kenalan dengan Keluarga Baru di PoliMedia, Game Tech

15

Balukuwana: UKM Pecinta Alam PoliMedia

Event

16

Tim PoliMedia dalam Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia Expo

18

Tim Flexiplane Berhasil Tembus Asia Lewat Ajang Kompetisi ARA 2018

20

Student Exchange Permata 2018

Cerpen

22

Badrun: Orang Miskin Terakhir di Kota

Puisi

24 25 26

Enigma Dalam Semesta Manusia Sudah Jatuh Tertimpa Luka

Teka-Teki Silang


4

Majalah KETIK | Edisi ke-VIII

Berita Utama

Penerimaan Mahasiswa Baru Membludak,

P

PRESTASI atau

MASALAH BARU?

enerimaan mahasiswa baru tahun ajaran 2019/2020 mencapai 1460 mahasiswa yang melalui lima jalur penerimaan yaitu: PMDK, UMPN Nasional, UMPN Mandiri Gelombang I, UMPN Mandiri Gelombang II, dan UMPN Gelombang III. Mahasiswa baru yang diterima ditempatkan di 12 Program Studi lama dan dua Program Studi baru. Dua Program Studi baru meliputi Pengelolaan Perhotelan dan Seni Kuliner yang masuk ke dalam jurusan Pariwisata. Purnomo Ananto selaku Direktur PoliMedia menjelaskan alasan mengapa menambah penerimaan mahasiswa baru pada tahun ini adalah untuk memenuhinya perintah dari pemerintah. “Pemerintah memerintahkan semua perguruan tinggi negeri untuk melipatgandakan mahasiswa dari tahun sebelumnya, agar meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) dari 34% menjadi 50%.” Ujarnya saat ditemui beberapa waktu lalu. Lalu, dengan bertambahnya mahasiswa pada tahun ini apakah dapat dibilang sebagai pencapaian atau prestasi tersendiri bagi PoliMedia? Benget Simamora selaku Wakil Direktur I bidang akademik mengatakan bahwa tentu saja dengan adanya peningkatan penerimaan mahasiswa baru pada tahun ini sudah memperlihatkan adanya peningkatan prestasi dari sebelumnya, walaupun belum dibilang bagus. “Sudah pasti, karena kemampuan kita dari segi sdm artinya ada peningkatan dari sebelum-sebelumnya.” Tuturnya saat


Berita Utama

5

ditemui di ruangannya. Namun, dengan jumlah mahasiswa yang bertambah banyak apakah fasilitas yang diberikan kampus sudah sebanding?

solusinya sekarang adalah moving class. Mudah-mudahan moving class ini hanya sementara.” Ujarnya saat ditanyai mengenai soal kelas.

“Kalau bicara sudah sebanding mungkin belum sebanding, namun kita tetap berusaha memenuhi dan menambah fasilitas seperti lab dan lainnya.” Jelasnya. Wakil Direktur I Bidang Akademik juga sudah memastikan untuk dosen sebagai tenaga pengajar tahun ini dijamin cukup dan kompeten. “Untuk dosen sudah pasti sesuai dan kompeten pada bidangnya masing-masing. Sudah tercukupkan semua, terdapat 65 dosen baru juga yang CPNS yang diterima di tahun 2018 akhir.” Ucapnya.

Lalu untuk parkiran, basement dua dapat digunakan untuk parkir motor agar basement satu tidak penuh dan semrawut. “Basement dua bisa digunakan, walaupun sekarang masih ada masalah di pipa yang membuat adanya genangan air di basement dua.” Jelasnya. Sementara itu, masjid sampai sekarang masih tetap pada posisinya dan sementara belum ada tanggapan lebih lanjut mengenainya. “Kita sudah memikirkan untuk memindah masjid tapi karena belum ada anggaran jadi belum.” Tuturnya di akhir percakapan.

Kasubbag PoliMedia Cahyo Tri memberi penjelasan mengenai tata letak kelas untuk tahun ini “Kami bagian umum menyediakan sekitar 81 kelas untuk tahun ini dan masalah moving class kami serahkan kepada jurusan masingmasing.” Jawabnya saat wawancara singkat di ruangannya.

FOTO: DOKUMEN PRIBADI

Kasubbag sendiri mengaku telah menggusur beberapa ruangan seperti halnya pusgiwa (pusat kegiatan mahasiswa) yang sekarang ini dijadikan ruang kelas karena tidak adanya lagi space yang bisa dijadikan kelas. “Kalau untuk kelas yang di sini (pusgiwa) bersifat sementara sambil menunggu pembangunan lantai 9 & 10 selesai. Kami membutuhkan sekitar 100 lebih ruangan untuk kelas yang stay dan

Aden Rohim salah satu mahasiswa Teknik Grafika (TG) yang menanggapi hal ini berkata bahwasanya apabila semakin banyak mahasiswa seharusnya juga fasilitas harus diperhatikan agar memadai, contohnya seperti ruang kelas yang paling dasar. “Saran saya, perhatikan terlebih dahulu sarana maupun prasarana yang ada, sudah memadai atau belum. Penambahan mahasiswa sebanyak itupun tidak akan menjadi masalah jika sarana dan prasarananya sudah memadai.” Jelas Aden mahasiswa semester 5 TG. J: PUTRI DISA KIFTIANI E: EKA KURNIA CHANDRA DEWI


6

Majalah KETIK | Edisi ke-VIII

Info PoliMedia

Wisma PoliMedia Resmi Berganti Nama Jadi

D’PoliMedia Hotel

P

enyebutan wisma dirasa kurang menjual. D’PoliMedia Hotel yang sebelumnya bernama Wisma PoliMedia telah diresmikan pada tanggal 10 November 2018. Perubahan nama ini berkaitan dengan perencanaan Program Studi baru Perhotelan tingkat D4 pada tahun 2019 ini. D’PoliMedia Hotel tidak hanya berfungsi sebagai penginapan, namun juga berfungsi untuk training, meeting, rapat, dan sebagainya. D’PoliMedia Hotel juga dibuka untuk umum, bahkan tersedia untuk acara resepsi pernikahan dengan tarif sekitar Rp75 juta untuk kapasitas tamu sekitar 300 orang dengan fasilitas full service, sudah termasuk Organ Tunggal, Tata Rias, panggung dan bonus kamar.Untuk menunjang acara resepsi pernikahan, pengelola Hotel D’PoliMedia menyiapkan Hall PoliMedia sebagai tempat acaranya. “Sekarang kita lagi membuat program, rencana kerja, dan sebagainya. Mungkin nanti kalau sudah jalan kita bisa bekerjasama dengan mahasiswa, dan mahasiswa bisa langsung turun, misalnya untuk foto-foto nya dari Prodi Fotografi, Desain Mode-nya untuk acara wedding” Ujar Syamsyuri selaku pengurus D’PoliMedia Hotel . Kini D’PoliMedia Hotel memiliki jumlah 35 ruang kamar. Untuk biaya penginapan, masih seperti harga sebelumnya yaitu Rp300.000/malam. Tersedia juga paket seharga Rp350.000/orang untuk 1 hari dengan konsumsi 3x makan pokok dan 2x snack. D’PoliMedia Hotel juga melayani catering, baik di dalam PoliMedia itu sendiri maupun di luar PoliMedia. Fasilitas yang disediakan tiap kamar berupa Wi-Fi, TV, air panas dan setiap kamarnya berisi 2 kasur. Pihak pengelola D’PoliMedia Hotel berencana dapat membuat golongan pada tiap kamarnya, seperti penggolongan


7 Info PoliMedia

FOTO: LPMKETIK/HARITSFAJARI


Majalah KETIK | Edisi ke-VIII

kamar VIP dan lain-lain. Saat ini D’PoliMedia Hotel memiliki karyawan yang berjumlah 14 orang termasuk pengelola dan managemen dan dengan kepengurusan yang baru diharap dapat meningkatkan kualitas D’PoliMedia Hotel itu sendiri. D’Polimedia Hotel juga berkerjasama dengan Dinas Pariwisata dan sedang progress melakukan promosipromosi yang lebih diutamakan untuk wedding. D’PoliMedia Hotel merupakan salah satu program kerja atau kebijakan direktur. Selain PoliMart, Percetakan dan lain-lain. Walaupun sedikit terhambat masalah anggaran yang lambat turun dari pemerintah, namun Polimedia Hotel terus ingin meningkatkan kualitasnya agar mampu bersaing dengan hotel-hotel lain. “Perubahan nama itu mencerminkan fungsi dan tujuan yang pasti beda dari sebelumnya serta juga cara kerjanya. Tanggepan gue sih kalo nama diubah seharusnya ada perubahan-perubahan yang lebih baik, kalo berubah nama doang gaada perubahan sama aja bohong.” Ujar salah satu mahasiswa PoliMedia saat ditanya tentang perubahan nama Wisma menjadi hotel D’PoliMedia.

J: YUNI PUSPITA DEWI E: VIONA RIZKIA ANANDA

FOTO: LPMKETIK/HAIKALMULKI

8


Info PoliMedia

Info PoliMedia

Fasilitas Baru: Videotron dan Taman, Untuk Siapa?

B FOTO: LPMKETIK/HAIKALMULKI

elakangan ini PoliMedia sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan. Kampus yang tergolong masih berusia muda ini perlahan mulai memperbaiki dan menambah fasilitas yang semestinya dapat menunjang mahasiswa untuk lebih aktif, produktif, maupun kreatif. Ada yang terlihat berbeda di depan kampus PoliMedia. Saat ini terpasang sebuah videotron berukuran kurang lebih 3x4 m. Videotron tersebut menggantikan tempat yang biasa digunakan untuk

memasang banner atau baliho. “Videotron ini memang kita pasang sebagai sarana publikasi kampus dan supaya kita lebih modern.� Ujar Cahyo Tri Wijanarko selaku Kasubbag PoliMedia saat diwawancarai. Menurut Beliau, videotron ini juga dapat digunakan mahasiswa untuk menampilkan karya. Seperti UKM, kegiatan prodi, dan lain sebagainya. Kemudian untuk durasi video serta prosedur penggunaan, nantinya akan diadakan sosialisasi lebih lanjut.

9


Majalah KETIK | Edisi ke-VIII

“Untuk menggunakan videotron ini bisa memberikan file ke bagian humas kampus, karena mereka yang memegang password dan lain-lainnya.” Tambah Cahyo Tri Wijanarko. Selain itu, Beliau menegaskan bahwa dipasangnya videotron ini tidak ada unsur komersil apapun, murni untuk mahasiswa dan PoliMedia. M. Rifki Legiantono mahasiswa tingkat akhir juga menanggapi tentang ini, dimana menurutnya konten yang ditampilkan kurang up to date.

Setelah kami konfirmasi ke Kasubbag PoliMedia, pihaknya menyatakan bahwa mengenai audio di videotron memang tidak dipasang karena nantinya akan menambah banyak biaya yang cukup mahal. Lain videotron, lain juga dengan taman. Sekarang terdapat sebuah taman di dekat sekretariat MPM dan BEM. Taman tersebut dibangun menggantikan tempat parkir yang biasa digunakan oleh Dosen atau Karyawan PoliMedia.

“Agak norak kalo menurut gue, itu konten-konten lama yang ditampilin. Ketua-ketua Hima PoliMedia angkatan kedua masih ada di situ (videotron). Malah yang marak dan lagi bagus gak ditampilin.” Ujar mantan Ketua Hima Periklanan tersebut. Namun menurutnya, videotron ini dapat sangat bermanfaat nantinya ketika akan ada acara yang diselenggarakan oleh kampus.

“Taman ini dibangun di situ karena memang sudah tidak ada spot lagi. Lagipula kalau taman ada di belakang, siapa yang mau lihat?” Jelas Cahyo Tri Wijanarko saat ditanya mengenai taman tersebut. Beliau berharap taman yang tidak terlalu besar ini dapat menjadi iconic PoliMedia. “Ya, pelan-pelan kita bangun semuanya, taman ini memang belum maksimal, niatnya akan dipasang wi-fi di taman.” Ujarnya menjelaskan.

Selaras dengan Rifki, Syarif Ramadhan selaku mahasiswa Prodi Animasi juga merasa videotron masih belum maksimal penggunaannya. “Videotron belum maksimal karena gaadanya audio, sebenernya bisa diakalin pake subtitle. Seharusnya kalau bangun videotron kayak gitu udah harus disiapin semua aspek penunjangnya, salah satunya audio.” Tuturnya.

Menurut Rifki mahasiswa semester akhir itu, taman pun memiliki potensi yang bagus. Hanya saja sekarang belum maksimal karena masih terlihat gersang. “Perlahan kita perbaiki fasilitas kampus ini, saya mau di masa kepemimpinan Pak Direktur sekarang ada jejak yang dapat ditinggalkan, tidak seperti sebelumnya, kampus kita tidak ada apa-apa.” Jelas Cahyo Tri Wijanarko diakhir pembicaraan. J: ANDIKA PRATAMA PUTRA E: RIFDAH JIHAN

FOTO: LPMKETIK/HAIKALMULKI

10


Info PoliMedia

FKMPI:

11

Komunitasnya Mahasiswa Politeknik Indonesia

M

enjadi mahasiswa identik dengan fase mengeksplorasi kemampuan dan minat diri. Organisasi menjadi salah satu pilihan untuk bereksplorasi dan berkembang. Di perguruan tinggi, khususnya PoliMedia tersedia banyak wadah di mana mahasiswa bisa memilih untuk bergabung di organisasi yang sesuai dengan minatnya. Mulai dari Ormawa seperti MPM, BEM, dan Hima, hingga UKM. Selain mengikuti komunitas internal kampus, di PoliMedia juga terdapat sebuah organisasi eksternal. Organisasi ini bernama FKMPI (Forum Komunikasi Mahasiswa Politeknik Indonesia), di mana melalaui organisasi ini mahasiswa bisa menjalin komunitas bersama mahasiswa lain yang berasal dari berbagai Politeknik. FKMPI terbagi dalam beberapa wilayah koordinasi daerah, dan PoliMedia termasuk ke dalam wilayah koordinasi

daerah Jakarta Raya Banten atau disingkat Jakban. Saat ini, Koorda atau Koordinator daerah yang menjabat juga berasal dari PoliMedia, yakni M. Aufa AlGhifary. Mahasiswa dari Prodi Periklanan semester 4 ini menuturkan pendapatnya mengenai FKMPI, “FKMPI itu forum komunikasi mahasiswa Politeknik yang mencakup seluruh Indonesia. Di mana pergerakannya ada vertikal dan horizontal, dan dampak dari pergerakan itu dapat dirasakan sendiri oleh mahasiswa Politeknik dan masyarakat Indonesia.� FKMPI telah berdiri sejak 12 September 1998 di Semarang, dan PoliMedia mulai bergabung dengan FKMPI pada 2012. Awalnya keanggotaan FKMPI hanya dapat diikuti oleh delegasi BEM dan MPM kampus. Namun, sejak 2016, mahasiswa di luar Organisasi Mahasiswa juga dapat bergabung di FKMPI.


Majalah KETIK | Edisi ke-VIII

Menurut M. Taufan yang merupakan anggota aktif FKMPI PoliMedia mengatakan bahwa banyak hal yang didapat dengan bergabungnya ia ke FKMPI. “Dari FKMPI, gue bisa dapat banyak kenalan dari Politeknik lain. Belajar kerja sama dengan orang baru, dan jadi tahu kampus-kampus Politeknik yang ada di Jakarta dan luar Jakarta.” Tuturnya. Kegiatan FKMPI didominasi oleh kegiatan eksternal, namun tidak memungkiri jika ke depannya Koorpus atau Koordinator Kampus FKMPI PoliMedia ingin mengadakan kegiatan internal dengan mengundang mahasiswa dari Politeknik lain. Kegiatankegiatan FKMPI Jakban sendiri cukup banyak, diantaranya FUN MP yang merupakan kegiatan awal kaderisasi. Kemudian ada Donor Darah, Polytechnic Gathering, Desa Binaan, Sahabat Politeknik, hingga Musda (Musyawarah Daerah) yang menjadi kegiatan pergantian kepengurusan FKMPI Jakban.

P: NADIA ASY SYAFFA E: RIFDAH JIHAN

FOTO: FKMPI POLIMEDIA

12


Info PoliMedia

13

YUK

KENALAN DENGAN KELUARGA BARU DI POLIMEDIA,

GAME TECH!

D

i tahun 2018, PoliMedia atau Politeknik Negeri Media Kreatif memiliki keluarga baru lho, yaitu Program Studi D4 Game Technology (Game Tech). Program studi Game Tech ini masuk ke dalam jurusan desain. Di tahun yang sama, PoliMedia juga membuka beberapa program studi dengan jenjang Diploma 4 (D4), antara lain Program Studi D4 Animasi, Program Studi D4 Fashion Design, dan yang paling terbaru adalah Program studi D4 Game Technology. Apa saja yang akan dipelajari di program studi Game Tech? Tentu saja banyak! Di program studi terbaru ini, mahasiswa akan mempelajari keterampilan teknis yang berhubungan dengan game. Bagi yang memiliki cita-cita menjadi pembuat game, akan cocok sekali untuk masuk dan belajar di program studi ini. Belum banyak perguruan tinggi yang memiliki program studi yang mempelajari game. Beberapa materi yang akan dipelajari oleh mahasiswa program studi Game Tech antara lain yaitu kemampuan desain komponen dalam game, kemampuan menerjemahkan karakter dan konten

lokal ke dalam muatan game yang akan dibuat, serta kemampuan berwirausaha. Prospek kerja dari program studi ini juga cukup luas, lulusannya dapat bekerja sebagai game developer, game programmer, game entrepreneur, dan konsultan bisnis berbasis game. Bagaimana? Keren bukan keluarga baru PoliMedia ini? Menurut Fernando Chandra, salah satu mahasiswa program studi Game Tech, “Program studi ini bakalan maju dan bagus kalau semua dosen pengajarnya kompeten. Khususnnya di mata kuliah produktif, karena yang sekarang gue jalanin itu belum ada. Mungkin karena ini masih di semester satu, ngga tau kedepannya.�. Saat ditanya bagaimana ia mengetahui program studi baru ini ada di PoliMedia, Fernando mengakui bahwa ia baru mengetahui kalau program studi ini tergolong baru dari temannya saat PSP2. “Kesan gue masuk di program studi D4 ini sih biasa saja, dan untuk pesannya gue pengen ke depanya ada dosen berkompeten di mata kuliah produktif yang bener-bener paham tentang program studi ini.� tambah Fernando Chandra. Lain Fernando, lain pula dengan


14

Majalah KETIK | Edisi ke-VIII

Tryanisha. Meskipun sama-sama berasal dari program studi Game Tech, pendapat mereka tentang program studi baru ini agak berbeda. Terlebih penghuni kelas program studi Game Tech ini didominasi oleh laki-laki. Bahkan, Tryanisha menjadi satu-satunya perempuan di kelas yang berisi 28 orang itu.

“Karena awalnya pengen masuk program studi Desain

Grafis, terus katanya udah penuh. Akhirnya lihat ada program studi Game Tech, tadinya cuma iseng saja gak tahu mau program studi apa lagi. Pas daftar juga milih dua jurusan, yaitu Multimedia dan Game Tech. Eh yang keterima di Game Tech” Ujar Tryanisha. Selama menjalani satu semester ini, Tryanisha menyampaikan kesannya belajar di program studi Game Tech “Mungkin masih belum terlalu kayak gimana ya. Soalnya masih semester satu yang kayak seru-seruan gitu lah dan harus beradaptasi dengan teman-teman baru. Apa lagi cowo semua hehe”. “Kalau untuk dosen pengajar di Game Tech ini, menurutku masih kurang gimana gitu. Soalnya ada yang jarang masuk atau ya mungkin lagi sibuk. Ada juga yang udah jarang masuk terus enggak ngasih materi apaapa. Tapi kalo dari segi mata kuliah di semester satu ini menurutku masih oke-oke aja sih” tutupnya. J: FAIRUS NIMA HAYATI E: RIFDAH JIHAN


Info PoliMedia

15

BALUKUWANA UKM PECINTA ALAM POLIMEDIA

U

FOTO: UKM BALUKUWANA

mumnya di setiap kampus pasti ada komunitas mahasiswa pecinta alam. Di mana kegiatan dalam komunitas tersebut tidak jauh dari aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan alam. Salah satunya dengan dengan melakukan pendakian dan berkemah di alam bebas. Di PoliMedia juga ada komunitas tersebut, namanya Balukuwana.

penyuluhan pengolahan limbah (reuse, reduce, recycle) kepada masyarakat. Selain itu, bertempat di kampus yang berbasis kreatif, Balukuwana sering menerapkan ilmu kreatif yang salah satunya melalui kegiatan teknik ikat celup untuk membuat sapu tangan dengan anak-anak yang berada di kaki gunung saat sedang melakukan kegiatan.

Balukuwana memiliki markasnya tersendiri yang bersebelahan dengan lokasi Kantin Baru. Organisasi ini sudah berdiri selama 6 tahun, dan menjadi wadah bagi mahasiswa/ mahasiswi PoliMedia yang memiliki ketertarikan akan kegiatan di alam bebas, seperti pendakian gunung. Selain melakukan pendakian, Balukuwana juga sering melakukan kegiatan forum diskusi mengenai tanggap bencana, permasalahan lingkungan, dan kegiatan bakti sosial.

Awal mula terbentuknya Balukuwana terjadi di sebuah desa kaki Gunung Salak pada 8 Desember 2013. Organisasi ini berawal dari ketidaksengajaan sekelompok orang yang memiliki hobi yang sama, yakni berkegiatan di alam bebas. Seiring dengan seringnya dilakukan pertemuan, sharing¸ dan pendakian bersama yang akhirnya terbentuklah sebuah Organisasi Pecinta Alam Balukuwana. Nama Balukuwana sendiri dibentuk dari kata Baluku yang artinya beruang dan Wana adalah hutan. Lambang Balukuwana memiliki banyak makna dan filosofi seperti mata angin di tengah-tengah, yang menandakan bahwa Balukuwana dapat menjadi organisasi yang terarah.

Di Balukuwana, terdapat lima janji Balukuwana yang salah satunya berbunyi “Menjaga dan Melestarikan Alam Sekitar”. Janji ini telah direalisasikan melalui kegiatan bakti sosial mengenai

J: REZA APRINIA E: NADIA ASY SYAFFA


16

Majalah KETIK | Edisi ke-VIII

Event

Tim PoliMedia dalam

Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia Expo

“

Perasaan senang karena mampu menambah pengalaman dan relasi untuk membuka usaha. Semoga banyak pribadi yang semangat untuk mau ikutan kompetisi wirausaha ini.

Dinda Ayu Wardhany Peserta KMI Expo Program Studi Periklanan

K

MI Expo merupakan event besar bagi wirausahawan mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia, yang bercikal-bakal dari program PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) dan KBMI (Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia). Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo diselenggarakan selama tiga hari, yakni 9-11 November 2018, bertempat di Institut Pertanian Bogor (IPB). Ada ratusan peserta yang mengikuti KMI Expo, masingmasing perguruan tinggi diperbolehkan mengirimkan timnya sebanyak maksimal 5 kelompok. Tim yang dikirim adalah tim yang sudah melewati tahap seleksi proposal yang diajukan. Dalam KMI Expo 2018, PoliMedia mengirim dua tim yang diikutsertakan, yaitu tim Whatever dan Kimono Handuk. Tim Whatever merupakan tim yang terbentuk dari Program Kewirausahaan Mahasiswa (PMW) dengan produk unggulan mereka berbasis sablon seperti kaos hingga notesbook custom. Beranggotakan Yoga, Yossa, Vanya, dan Angel yang berasal dari Program Studi Teknik Grafika. Tim Kimono Handuk terbentuk dari KBMI 2018 dengan produk unggulan berbasis handuk seperti handuk kimono hingga handuk untuk souvenir dan sebagainya. Beranggotakan Rifaldy, Dinda, Tirta, dan Wisnu yang berasal dari Program Studi Periklanan.


Event

Kedua tim dari PoliMedia ini melakukan persiapan yang cukup rumit sebelum mengikuti KMI Expo. Pasalnya, pemberitahuan untuk mengikuti KMI Expo dari pihak manajemen bisa dibilang mendadak, dan pemberitahuan dari pihak KMI Expo pada manajemen kampus PoliMedia juga serba mendadak. Alhasil, tim Whatever dan tim Kimono Handuk harus mempersiapkan semuanya dengan maksimal meski hari menuju KMI Expo semakin mendekat di depan mata. Kedua tim dari PoliMedia mempersiapkan keperluan yang akan mereka bawa dalam KMI Expo, juga mempersiapkan diri untuk menghadapi presentasi di hadapan para juri demi mendapatkan hasil yang baik.

FOTO: DOKUMEN PRIBADI

Ada dua hal yang diperlombakan dalam KMI Expo. Pertama, desain booth yang paling menarik. Di mana masingmasing perguruan tinggi disediakan sebuah booth untuk di-display dan diperlombakan. Kedua, hasil presentasi dari produk yang dibawa oleh peserta. Dalam kategori booth, tim PoliMedia belum berkesempatan memboyong piala kemenangan. Sedangkan, dalam kategori presentasi produk, tim dari Kimono Handuk berhasil menyabet juara dua di

17

kategori jasa dan perdagangan. Ada lima kategori yang diperlombakan sesuai dengan jenis produk yang dibawa oleh masing-masing tim yang mengikuti KMI Expo. Yaitu, 1. Jasa dan Perdagangan 2. Industri Kreatif 3. Makanan dan Minuman 4. Budidaya dan Pengembangan 5. Teknologi Dari kelima kategori di atas, juara dua yang diraih oleh tim Kimono handuk dari PoliMedia masuk ke dalam kategori jasa dan perdagangan. Perolehan ini merupakan hasil dari masing-masing kategori yang dibagi menjadi dua kelas yaitu A dan B. Barulah dari masingmasing kelas dapat ditentukan juara satu, dua, dan tiga dalam kelompok kelas masing-masing. Begitupun dengan kategori lainnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari kelima kategori yang ada, masing-masing kategori memiliki enam pemenang yang dibagi dari dua kelas yang berbeda. Dengan begitu, tim yang dikirim oleh PoliMedia membawa pulang piala juara dua yang diperoleh oleh tim Kimono Handuk. ď‚ŁJ: AYU NINGRUM ď‚ŁE: DHEA APRILYANI


18

Majalah KETIK | Edisi ke-VIII

Event

Tim Flexiplane

Berhasil Tembus Asia Lewat Ajang Kompetisi

ARA 2018


Event

A

RA (Asiagraph Reallision Award) adalah serangkaian acara dari film animasi yang merupakan ajang kompetisi membuat short animation berdurasi 3-5 menit dalam waktu 48 jam non-stop. Ajang ini berlangsung pada 22-24 agustus 2018, bertempat di Yuaz Ze University, Taiwan. Bertemakan “Painting”, seluruh tim diberikan tantangan untuk dapat menginterprestasikan sebuah lukisan dengan berbagai macam sudut pandang. Kompetisi ini diikuti oleh peserta dari berbagai negara, yaitu Amerika Serikat, Jepang, China, Malaysia, Taiwan, dan Indonesia. Pada ajang ARA ini, tim The Flexiplane dari prodi Animasi, Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta berhasil lolos sampai final round. Sebelum memasuki final round terdapat tiga tahapan yaitu prakualifikasi, Indonesia local round, dan final round. Tim ini terdiri dari tiga orang yaitu Akbar Onisty Wijaya, Raden Givari Alfarisi, dan Muhammad Waladun Sabiq yang semuanya merupakan prodi Animasi semester 4. Persiapan yang dilakukan sebelum final round kurang lebih dua bulan, dalam kurun waktu tersebut tim The Flexiplane melakukan pelatihan intens bersama Bapak R. Ae Widiargo. Pembekalan materi mengenai pembuatan konsep cerita yang kuat menjadi fokus utama persiapanya, dengan tema “Painting” ini seluruh tim diberikan tantangan untuk dapat menginterprestasikan sebuah lukisan dari berbagai macam sudut pandang. Peserta dapat mengambil sisi artistik, psikologis, filosofi, atau bahkan sejarah dari lukisan tersebut. Ada tiga lukisan yang menjadi konsep tema ini yaitu

19

Son of Man (Rene Magritte 1964), The Persistence Of Memory (Salvador Dali 1931) , dan The Scream (Edvard Munch 1839). Setiap tim diwajibkan memilih salah satu diantara tiga lukisan tersebut dan membuatnya menjadi video short movie animasi. Tim FlexiPlane mendapakatkan tema yaitu The Scream yang berjudul Archipelago. Akbar salah satu anggota tim Flexiplane menjelaskan mengapa mengambil tema The Scream “Alasan saya mengambil tema itu karena mempunyai latar belakang langit merah yang menjadi inspirasi Edvard Munch pada lukisan The Scream, nah The Scream ini tuh berasal dari langit senja Eropa yang berubah menjadi merah yang disebabkan ledakan gunung krakatau pada tahun 1983. Di sini, kami dan tim mengambil sisi sejarahnya yang menjadi inpirasi pelukis. Setelah itu saya dan tim mulai proses berpikir untuk storyboard sebagai patokan adwegan yang akan kami tampilkan dalam karya video tim Flexiplane” ujarnya. Poin penting yang wajib diperhatikan adalah environment, mood, dan atmosfer. Kerja keras Flexiplane pun terbayarkan dengan memperoleh hasil yang memuaskan dengan meraih sebuah penghargaan sebagai Best Creative Award mewakili Politeknik Negeri Media Kreatif dan Indonesia. “Jangan melewatkan kesempatan yang ada, komitmen dengan pilihan kita, kerja cerdas dibarengi kerja keras, dan be humble serta doa. Mungkin kedengaranya klise tapi ketika kita udah ambil satu langkah dan terus berjalan ke tujuan kita, kalian barus sadar itu yang selama ini kita coba lakukan ternyata.” ujar Akbar.

J: M. THOIFUR E: NADIA ASY SYAFFA


20

Majalah KETIK | Edisi ke-VIII

Event

Student P Exchange Permata

2018

ermata (Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara) adalah program pemerintah yang bertujuan meningkatkan wawasan kebangsaan antar mahasiswa se-Indonesia, melalui pembelajaran antar budaya. Yaitu dengan mempersiapkan pemimpin bangsa yang berwawasan kebangsaan, serta memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk merasakan pendidikan dan suasana akademik di perguruan tinggi yang berbeda, dan memperkecil kesenjangan mutu pendidikan antar perguruan tinggi. Kegiatan ini berlangsung selama enam bulan belajar di perguruan tinggi lain. Dimulai dari September 2018 hingga Februari 2019, mahasiswa Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta melakukan pembelajaran di Politeknik Negeri Samarinda. Peserta yang mengikuti pertukaran mahasiswa ini adalah Amir Alkatiri dan Ines Zahra Pradipta dari prodi Teknik Grafika dan Teknik Kemasan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan kebangsaan, integritas, solidaritas, dan mempererat kebangsaan antar


Event

budaya. Pengembangan kemampuan kepemimpinan dan kemampuan mahasiswa agar siap bergaul secara kooperatif dan kompetitif dengan bangsa-bangsa lain. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diberi kesempatan untuk memperkuat keunggulan karakter dan kemampuannya dengan melakukan perbandingan pembelajaran dari masingmasing perguruan tinggi. Amir dan Ines ditempatkan di Politeknik Negeri Samarinda. “Ketika berada di sana mereka ikut aktif dalam perkuliahan, mahasiswa Politeknik Negeri Samarinda sangat ramah dan mereka sangat aktif dalam kegiatan akademik maupun nonakademik.” papar Amir. Ia melakukan kegiatan perkuliahan pada jurusan Teknik Produsen Kemasan selama berada di Politeknik tersebut. FOTO: DOKUMEN PRIBADI

Selain Politeknik Negeri Media Kreatif, ada empat Politeknik lain dari berbagai daerah di Indonesia yang juga mengikuti program tersebut yaitu Politeknik Negeri Bali, Politeknik Negeri Semarang, Politeknik Manufaktur Bangka Belitung,

21

dan Politeknik Sriwijaya Palembang. Dengan diadakannya Permata, sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang ikut serta dalam program ini, terutama karena banyaknya pengalaman yang didapat. “Selain belajar, kita juga bertukar budaya di sini. Jadi menambah ilmu tentang budaya. Ditambah sharing-sharing dan itu juga nambah sosialisasi kita terhadap sesama,” ujar Amir Alkatiri. Rasa bangga dan bahagia pasti dirasakan Amir dan Ines karena terpilih mewakili Politeknik Negeri Media Kreatif dalam program Permata tersebut. Tetapi ada hal yang disayangkan oleh mereka, yakni kurangnya perhatian pihak kampus dengan tidak mengantar dan melepas kepergian mereka ke Samarinda. Saat mereka kembali pun, pihak kampus tidak menyambut kepulangan mereka di Jakarta.“Kita enggak perlu dihormati atau dibangga-banggakan, tapi kita hanya perlu diapresiasi karena kita kan membawa nama baik kampus.” ujar Amir Alkatiri.

J: WINDU WULAN E: HANA AFIFAH


22

Majalah KETIK | Edisi ke-VIII

Cerpen

Badrun

orang miskin terakhir di kota Karya: Andika pratama putra

A

pakah Tuhan suka bermain dadu? Atau jangan-jangan Tuhan menentukan nasib manusia dengan dadu? Begitulah, pikir Badrun. Ia dan adiknya adalah orang miskin terakhir yang ada di kota ini. Di antara ratusan orang yang hidup, hanya Badrun dan adiknya yang miskin. Tidak ada seorang pun tahu mengapa hanya Badrun dan adiknya yang miskin di kota ini. Tidak ada alasan pasti, tidak ada asal-usul jelas pula. Kadang, Tuhan memang suka bercanda. Kota ini dipenuhi gedung-gedung tinggi menjulang, lalu-lalang manusia dengan pakaian rapi lengkap dengan jas dan rambut klimis, aroma parfum menyengat, klakson kendaraan serta manusia yang saling memaki di jalanan, dan keruwetan lainnya. Aku tahu kau bisa membayangkannya. Persis seperti kota metropolitan. Tapi, ada dua orang yang tidak tergabung dalam keruwetan tersebut, yaitu Badrun dan adiknya. Tidak sulit mencari Badrun dan adiknya. Penampilan mereka paling mencolok dengan pakaian compangcamping, tubuh kotor, wajah kumal, bau ketiak yang tidak enak, gigi kuning tidak terawat, rambut kusut, kulit penuh koreng, dan kadang ingus mereka bergelayutan antara hidung dan mulut. Aku yakin mereka orang miskin paling jelek di muka bumi. “Bang, bagaimana rasanya makan setiap hari?” Adik Badrun membuka percakapan saat mereka duduk di taman kota. “Bagaimana, ya? Aku pun sudah lupa. Bukankah kita memang tidak pernah makan setiap hari?” Begitulah Badrun dan adiknya. Sebagai orang miskin di tengah kota, mereka kesulitan menjalani hidup. Mereka juga sudah lupa bagaimana rasanya nasi yang baru tanak. Bertahun-tahun hidup dalam kesengsaraan membuat mereka bisa dan biasa tidak makan dua sampai tiga

hari. Pemerintah kota pun sepertinya tidak peduli kalau hanya satu atau dua orang yang miskin. Tidak ada yang mengurusi Badrun dan adiknya. Bahkan mungkin orang-orang kota berdoa agar mereka cepat mati. Sayangnya, Tuhan selalu berkata lain. Mereka tetap hidup dengan makanan seadanya. Mereka tetap hidup meskipun saban hari bergelut dengan panas atau dingin. Dan, mereka tetap hidup walaupun tidak ada lagi orang dermawan di kota ini. “Aku ingin makan di sana, Bang!” Adik Badrun menunjuk ke salah satu restoran di seberang taman. Restoran itu tidak jauh dari taman. Restoran mewah khas borjuis. Badrun dan adiknya sudah sering lewat di depan restoran itu. Sekadar celingak-celinguk dan hanya mencium aroma makanan yang keluar dari dalam restoran. Aroma yang menggugah selera makan. Mendengar perkataan adiknya tadi, Badrun hanya diam, memperhatikan daun-daun gugur, melihat adiknya berlari-lari mengejar daun-daun itu. Desir angin mengacak-acak rambut Badrun, sekarang rambut badrun sama berantakannya dengan pikiran Badrun. Lagi-lagi dalam hatinya bertanya, apakah Tuhan menentukan nasib manusia dari kocokan dadu? Badrun tidak ingat seperti apa wajah kedua orang tuanya. Yang dia ingat hanya ada dia dan adiknya di kota ini. Hanya ada mereka, orang miskin yang makan tiga hari sekali. Orang miskin yang bermimpi bisa makan di restoran mewah. Orang miskin yang penasaran bagaimana rasanya nasi yang baru tanak. Matahari mulai jauh dari pandangan, satu per satu bayangan mulai hilang, temaram adalah yang dilihat Badrun sekarang. Orang-orang di kota itu masih sibuk berlalu-lalang, ada yang menuju pertokoan, ada yang pulang ke rumah, ada yang tertawa di jalanan, semua tampak bahagia. Dan, mereka semua, orang-orang kota adalah manusia paling menyebalkan di bumi.


Cerpen

Badrun heran, mengapa hanya Badrun dan adiknya yang miskin dan kelaparan? Entahlah, mungkin Tuhan memang menentukan nasib mereka dengan kocokan dadu, lalu keluarlah angka satu, angka paling kecil, yang berarti mereka harus hidup menjadi orang paling kecil pula. “Bang, ayo pulang!” Adik badrun berteriak sambil menarik-narik tangan Badrun. “Pulang ke mana? Memangnya kita punya rumah?” “Ke sana!” Lagi-lagi adik Badrun menunjuk restoran di seberang taman. “Itu bukan rumah kita,” kata Badrun dengan senyum tipis. Sangat tipis. Ia paham, adiknya lapar. Untuk kali ini, sudah empat hari mereka tidak makan. Sisasisa makanan di tong sampah semakin sulit didapat. “Tapi, aku mau ke sana! Aku mau makan di restoran itu, sudah bertahun-tahun kita hanya lewat di depan restoran itu. Sekali-sekali ayo kita makan di sana!” Adik Badrun terus saja membujuk Badrun. Badrun hanya diam dan mengikuti adiknya berjalan ke arah restoran itu. Badrun dan adiknya mengintip malu-malu di depan restoran. Orang-orang yang melihat Badrun dan adiknya dari dalam restoran langsung memalingkan muka. Tatapan mereka penuh dengan tatapan jijik. Padahal, orang-orang kota itulah yang menjijikkan. Apatis dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar. “Bang, aku lapar.” “Kita memang selalu kelaparan.” “Ayo, masuk!” “Duit saja tak punya, bagaimana mau masuk? Kita ini miskin, Dik.” Cukup lama Badrun dan adiknya terdiam di depan restoran. Aroma masakan menyengat hidung mereka lalu masuk ke kerongkongan dan sampai ke perut. Cacing serta bakteri di perut mereka terbangun karena ikut mencium aroma masakan itu. Semua cacing dan bakteri jadi anarkis. Teriak dan berdemo. Mampus sudah perut Badrun dan adiknya digerogoti lapar! “Mau sampai kapan kita diam di depan sini?” Ujar adik Badrun dengan wajah memelas. Petir mulai bersahutan, pertanda hujan akan segera turun. Jalanjalan di kota mulai lengang. “Tentu sampai mereka kasihan pada kita, dan kita diberi makan,” kata Badrun dengan tawa ringan dan terdengar nada-nada putus asa. “Abang mulai gila, ya? Mereka tidak punya belas kasihan. Aku lapar. Aku mau makan. Tubuhku rasanya tidak kuat lagi menahan lapar,” gerutu adik Badrun. Perut adiknya sudah tidak bisa diajak kompromi, benar-benar sudah mampus digerogoti lapar.

23

Suara gemercik hujan mulai terdengar. Petir-petir mulai menggelegar. Angin kencangnya bukan main. Langit semakin gelap. Hujan semakin deras. Badrun dan adiknya berteduh di bawah kanopi halaman restoran. Perut mereka digerogoti lapar, sekarang tambah pula tubuh mereka dilahap dingin. “Sudah kubilang, tidak akan ada yang mengasihani orang seperti kita. Jangankan memberi makan, bahkan menatap kita pun tak akan ada yang mau,” kata adik Badrun. Suaranya makin pelan. Giginya bergemertak. Menggigil. Sunyi dan senyap menelan suara mereka. Waktu berlalu, mereka duduk di depan restoran tanpa ada yang mengusir. Orang-orang kota memang tidak pernah peduli dengan orang miskin. Mengemis di lampu merah, jembatan penyeberangan, bahkan dari rumah ke rumah pun tak ada artinya di kota ini. Acuh tak acuh adalah Tuhan bagi orang-orang kota. Badrun dan adiknya pun tertidur sambil diiringi Requiem: Lacrimosa, gubahan Wolfgang Amadeus Mozart, yang entah dari mana sumber suaranya. Gubahan itu pula yang mengantar mereka ke dunia mimpi di mana mereka bisa makan di restoran. Mimpi abadi, sepanjang usia Tuhan. Malam berlalu begitu cepat. Mimpi dan alunan musik adalah perpaduan yang indah. Badrun terbangun dengan seorang gadis kecil tergolek kaku di sebelahnya. Tidak ada bekas luka apapun di tubuh gadis itu, hanya ada bekas rasa lapar dan harapan. Restoran benar-benar menjadi rumah terakhir bagi adik Badrun. Dan, Badrun benar-benar menjadi orang miskin terakhir di kota. Jadi, apakah Tuhan juga bermain-main dengan dadu untuk menentukan kematian dan rasa lapar? Atau jangan-jangan Tuhan sudah mati dan orang-orang kotalah yang menentukan nasib Badrun dan adiknya? *Penamaan Badrun diambil dari #NovelBadrun Riyadi Joko Prastiyo


24

Majalah KETIK | Edisi ke-VIII

Enigma Dalam Semesta Cipt: Kirana Rachmananti Harsono

Semesta, aku rindu Rindu akan semua keindahan yang kau pancarkan Ketika senja dengan indahnya membentang Membuat seisi dunia iri akan keindahanmu Dan ketika langit menjadi candu saat jenuh melanda Membuat siapa saja yang melihatnya merasa ada yang mengertiku Walaupun dunia memandang ku berbeda Dan terkadang, langit terlihat seperti lembaran kosong Padahal sebenarnya tidak Karena bintang akan tetap disana Menyembunyikan keindahannya Dan dirimu, adalah Semestaku Yang berjalan dalam keindahan Bagai senja yang membenamkan matahari Dan bagai malam tak berawan dan penuh bintang


Puisi

Manusia. Cipt: Camelia Nuraini

Rupa jelek dibully Rupa cantik diomongi Kalau bertindak dikira berontak Kalau bungkam dikira tak ada otak Yang diam dibilang pasif Yang bicara dibilang subversif Bekerja sendiri dibilang tak peduli Bekerja sama dibilang tak mandiri Menjadi langit ketinggian Menjadi tanah kerendahan Menulis dibilang sok puitis Berimajinasi dibilang tak realistis Hidup seperti tak ada lagi kebebasan Karena menjadi manusia selalu disalahkan Apa hidup harus di dikte? Apa hidup harus sesama sekte? Apa itu artinya peduli? Atau hanya ingin membully? Atau bahkan mereka iri? tidakkah mereka urus diri sendiri? Bukankah nasib semua orang berbeda beda? Seperti zona waktu yang di beberapa wilayah berbeda Kenapa manusia seakan memukul rata? Padahal tak ada manusia yang jalan hidupnya sempurna Semoga aku dan kamu terus belajar untuk menjadi manusia yang dapat memanusiakan manusia.

25


26

Majalah KETIK | Edisi ke-VIII

Sudah Jatuh Tertimpa Luka Cipt: Adeline Kinanti

Berbekal harap dengan rapal doa, seorang perempuan menunggangi kesepian. Berharap kekasihnya baik-baik saja dan mau pulang, meski jejaknya lambat laun pudar. Digenggam tangannya terdapat tambang, bila sewaktu-waktu kekasihnya dusta, ia bisa menggantung cinta. Seorang laki-laki hilang ingatan dan mengukir kenangan bersama seorang perempuan. Barangkali ia kabur sebab tak pernah ada cinta dengan kekasihnya. Tak ada kekuatan dalam dirinya untuk bertahan sekali saja. Ia terlalu kaku bahkan tak bisa memilih kata-kata untuk menyampaikan sebuah kabar duka. Dihadapannya, kesepian dan kehilangan berjabat tangan. Terpental jauh bekal harapan dan doa miliknya, bersama sebuah mufakat menyakitkan. Dengan dendam kesumat, ia mengumpat: dasar sial, sudah jatuh tertimpa luka.


27 Resensi

“IBU, ENGKAU TERTIDUR BERSAMA ANAKMU DI TENGAH KEKAYAAN MU YANG BERLIMPAH DENGAN TANGAN PENUH TIPU PENUH DUSTA.”

Rahardian Ady Fernanda Program Studi Desain Grafis (5B)


28

Majalah KETIK | Edisi ke-VIII

ADU RAYU:

MANTAN ATAU ORANG BARU?

Sobat KETIK, sudah tahu kan lagu hasil kolaborasi Tulus, Glenn Fredly, dan Yovie Widianto yang bertajuk Adu Rayu? Video klip resmi lagu ini telah ditonton sebanyak 6,4 juta kali. Selain karena menghadirkan sekaligus tiga musisi ternama Indonesia, lagu ini mendapat banyak perhatian karena sentuhan lirik Tulus dan Glenn Fredly serta komposisi nada yang asyik khas Yovie Widianto. Kali ini, KETIK akan me-review penggalan lirik dari lagu tersebut. Kira-kira apa sebenarnya maksud dari liriknya?

Lagu ini menceritakan dua orang lelaki yang merayu dan memperebutkan satu wanita. Glenn Fredly diinterpretasikan sebagai mantan si wanita yang mengaku telah berubah dan Tulus sebagai orang baru yang menjanjikan kebahagiaan si wanita. Dalam beberapa lirik, Tulus dan Glenn seakan ‘berkejar-kejaran’, saling menyahut satu sama lain demi menarik hati si wanita. Kita simak, yuk makna dibalik setiap liriknya.


Resensi

TULUS

GLENN

Maukah lagi kau mengulang ragu Dan sendu yang lama Dia yang dulu pernah bersamamu Memahat kecewa Atau kau inginkan yang baru Sungguh menyayangimu

Separuh jalan pernah dilewati Meski ada kecewa Aku yang dulu tak begitu lagi Tak kan kuulangi Jangan dulu engkau berpaling Beri ku kesempatan

Pada lirik pertama, Tulus mengingatkan si wanita pada lelaki yang pernah bersamanya dulu dan memastikan si wanita tidak mengulangi segala kekecewaan tersebut.

TULUS Aku ingin dirimu Yang menjadi milikku Bersamaku mulai hari ini Hilang ruang untuk cinta yang lain Lalu, Tulus seakan menyampaikan bahwa ia ingin menjadi kekasihnya dan selamanya bersama si wanita sehingga tidak ada tempat lagi bagi hati yang lain.

29

Lalu, pada lirik yang selanjutnya giliran Glenn yang ‘berbicara’. Ia mengingatkan si wanita bahwa mereka telah melewati hari-hari bersama, meski di dalamnya terdapat beberapa luka. Glenn juga meyakinkan si wanita bahwa ia tidak akan mengulanginya lagi. Ia memohon untuk kesempatan kedua.

TULUS & GLENN Layak untuk cantikmu itu aku Ini menandakan bahwa, kecantikan wanita tersebut pantas untuk mereka berdua, baik itu untuk mantan kekasih maupun lelaki yang baru. Tinggal bagaimana si wanita menentukan pilihannya. J: DHANIAR W E: VIONA RIZKIA ANANDA

Jadi, bagaimana sobat KETIK? Ngena banget kan liriknya? Semoga review ini bermanfaat bagi kalian, ya!


30

Majalah KETIK | Edisi ke-VIII

Resensi “Bertahun-tahun kemudian, saat menghadapi regu tembak yang akan mengeksekusinya, Kolonel Aureliano Buendia jadi teringat suatu sore, dulu sekali, ketika diajak ayahnya melihat es.” “Riuh rendah pipa dan drum panci yang berisik mengiringi kedatangan rombongan Gipsi ke Macondo, desa yang baru didirikan, tempat Jose Arcadio Buendia dan istrinya yang keras kepala, Ursula, memulai hidup baru mereka.“

Pembaca yang membayangkan novel ini sebagai kisah revolusi nan patriotik karena paragraf pertamanya, mungkin kecewa karena itu bukan porsi yang mendominasi keseluruhan cerita. Seratus Tahun Kesunyian yang terbit pada 1967, dengan detail yang mengagumkan, menuntun pembaca sejak ketika Jose Arcadio Buendia berserta istri dan sejumlah kawannya menyebrangi barisan pegunungan, lalu mendirikan desa dekat rawa-rawa. Beranak Aureliano Buendia, Jose Arcadio dan Amaranta kemudian anak-anaknya beranak pinak lagi kecuali Amaranta. Seratus Tahun Kesunyian harus diakui bukan buku yang mudah untuk dibaca meski banyak humor bernuansa getir di mana-mana. Ada

Judul:

One Hundred Years of Solitude (Seratus Tahun Kesunyian) Penulis: Gabriel Garcia Mārquez Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit: 1967 (Edisi Pertama) Jumlah Halaman: 488

BUKU NOVEL

Seperti itulah penggalan novel karya Gabriel Garcia Marquez yang berhasil disumbangkan Kolombia pada dunia, One Hundred Years of Solitude. Kita akan melihat banyak ungkapan kilas balik semacam ini dalam buku yang edisi Bahasa Indonesia nya berjudul Seratus Tahun Kesunyian tersebut. Ini karena, penulisnya memang membentangkan alur cerita keluarga Buendia selama tujuh generasi atau lebih dari 100 tahun. Bersama itu pula perkembangan Macondo, kota imajiner si penulis yang sedikit banyak menggambarkan sejarah Kolombia atau Amerika Latin pada umumnya.

banyak sekali nama tokoh yang mirip bahkan diulang pada tokoh lain, membuat bingung saat membacaya. Belum lagi, terkadang kita harus berhenti sejenak pada bagian tertentu untuk memeriksa konteks sejarahnya agar lebih paham. Novel ini dapat dikatakan sebagai interpretasi Marquez mengenai sejarah Kolombia melalui mitos yang dibangun di keluarga Buendia. Perang yang tak berkesudahan, bencana, kolonialisme, ketidaktoran dan kekerasan politik merupakan bagian dari sejarah Amerika Latin yang terekam dalam novel Seratus Tahun Kesunyian.


Resensi

Stranger Things (Season 3) Jaringan TV: Pemeran: Winona Ryder David Harbour Finn Wolfhard Millie Bobby Brown Tanggal Rilis: 4 Juli 2019

Gaten Matarazzo Calen McLaughlin Noah Schnapp Sadie Sink

SERIAL TELEVISI

Judul:

Bagi kamu pecinta film, pasti udah nggak asing lagi mendengar judul serial TV Original Netflix ini, Stranger Things! Serial TV yang terinspirasi dari karya sastra dan juga film-film tahun 1980an ini, dirilis pada 2016 dan telah memiliki dua musim. Sebentar lagi, tepatnya pada 4 Juli 2019 mendatang, Stranger Things musim ketiga akan segera tayang, lho! Sudah siap menonton Eleven dan kawan-kawan?

31

Stranger Things Season 1 - Serial Horror Netflix Bernuansa 80-an! Stranger Things berkisah tentang anak-anak di sebuah kota kecil bernama Hawkins pada 1983, dimana dilakukan pencarian seorang anak bernama Will yang hilang secara misterius. Hilangnya Will dan proses pencariannya sangat berpengaruh pada berbagai karakter yang ada, mulai dari ketiga sahabat karib Will, ibunya, kakaknya, dan seorang polisi lokal. Semuanya seakan terlihat berhubungan sejak hilangnya Will dengan munculnya kejadian-kejadian aneh. Dimulai dengan kemunculan seorang gadis berkekuatan super yang bernama Eleven, laboratorium nasional Hawkins yang tampak aneh, hingga kemunculan makhluk supranatural di beberapa tempat. Stranger Things Season 2 - Berlanjutnya Serangan Monster Upside Down yang Dibumbui Oleh Percintaan Anak-anak Setelah kembalinya Will, tampaknya ia belum sepenuhnya pulih kembali. Ia kerap mengalami kejadian misterius yang berulang, melalui mimpi buruknya mengenai Upside Down. Gejala ini disadari oleh dirinya dan sahabat karibnya, bahwa makhluk supranatural yang berada di Upside Down memilki rencana dan ancaman yang lebih besar. Pada musim kedua ini, tiga anak yang menjadi tokoh utama mengalami perkembangan karakter melalui masa pubertas mereka. Mulai dari kisah percintaan Mike dan Eleven, lalu munculnya tokoh baru yaitu Max, menjadi pelengkap dalam masa-masa pubertas yang di mana Max diperebutkan oleh Dustin dan Lucas. Serta, Billy (Saudara Max) yang menambah permasalahan dalam kisah cinta mereka. Selain itu, ada Bob, tokoh baru yang berperan sebagai kekasih Joyce menambah keseruan serial ini. Itu dia ulasan singkat dari Stranger Things musim pertama dan kedua. Alur cerita yang seru dan pemain yang lovable membuat kelanjutan serial ini wajib untuk ditonton. Yuk, lanjut nonton musim ketiganya!


32

Majalah KETIK | Edisi ke-VIII

Teka-Teki

Silang

EDISI KE #001 1

2

2 3

3

4 4

5 6 7

6

5

7

8

8

10

9 9

10

11 11

12

12 13 13

14

15

16

14


Mendatar 1. Jurusan terbaru di PoliMedia 2. Pengumuman nilai kelulusan mahasiswa 3. Mencari dan membuat berita 4. Mapala PoliMedia 5. Organisasi eksekutif mahasiswa 6. Wadah aspirasi mahasiswa 7. Sumbangan pengembangan instansi 8. Sistem pergantian kelas dalam perkuliahan 9. Lantai dasar 10. Lembaga pers mahasiswa di PoliMedia 11. Panggung pentas mahasiswa baru 12. Pameran fotografi 13. Ruang perkuliahan 14. Pengajar di perguruan tinggi 15. Lapangan olahraga mahasiswa PoliMedia 16. Seni memilih dan/atau menata huruf

Menurun 1. Pusat kegiatan mahasiswa 2. Ibu mahasiswa PoliMedia 3. Tempat organisasi mahasiswa 4. Tempat kendaraan bermotor 5. Gelar diploma tiga 6. Original 7. PKKMB di PoliMedia 8. Masjid PoliMedia 9. Uang Kuliah Tunggal 10. Acara mural terbesar di PoliMedia 11. Mahasiswa doyan rapat organisasi 12. Lokasi PoliMedia 13. Hasil kerja atau karya terdahulu 14. Satuan berat

EDISI KE #001 Yuk, temukan kata-kata untuk melengkapi kolom horizontal dan vertikal!


“Ketika seseorang menghina Anda, itu adalah sebuah pujian bahwa selama ini mereka menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan Anda, bahkan ketika Anda tidak memikirkan mereka.� B. J. Habibie

Š Lembaga Pers Mahasiswa Politeknik Negeri Media Kreatif

majalahketik.com majalahketik @viv9474f


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.